Professional Documents
Culture Documents
Kegiatan Belajar 1
Warga Negara yang Demokratis
Masyarakat demokratis dapat terwujud apabila masyarakat dalam suatu negara memiliki tingkat
pendidikan yang layak, cerdas, memiliki tingkat penghidupan yang cukup, dan mereka punya
keinginan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak
langsung (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut "luber dan jurdil". Dalam sistem pemerintahan
demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Demokrasi sesungguhnya bukan hanya seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan,
tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.
Dalam masyarakat demokratis terdapat lima sistem tata kehidupan bernegara sebagai berikut: (1)
Sistem personal adalah suatu sistem yang merujuk pada orang-orang yang menjadi subyek dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas pemerintah' dan 'yang diperintah'; (2)
Sistem kelembagaan menunjuk kepada lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga
pemerintahan menurut Konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (3) sistem
normatif adalah sistem hukum dan perundang-undangan yang mengatur tata hubungan negara
dan warganegara; (4) sistem kewilayahan menunjuk kepada seluruh wilayah teritorial yang
termasuk ke dalam yurisdiksi negara Indonesia; dan (5) sistem ideologis merujuk kepada ide-ide
dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
PKn dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-
komponen pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional
bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam
masyarakat di era global.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga negara (1)
merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang berpemerintahan sendiri
dan (2) diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung jawab. Warga negara hendaknya mengerti
bahwa dengan keterlibatannya dalam kehidupan politik dan dalam masyarakat demokratis,
mereka dapat membantu meningkatkan kualitas hidup di lingkungan tetangga, masyarakat, dan
bangsanya.
Ketrampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas,
efektif, dan bertanggung jawab, antara lain adalah ketrampilan berpikir kritis, yang meliputi
ketrampilan mengidentifikasi dan mendeskripsikan; menjelaskan dan menganalisis; mengevaluasi,
menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat berkenaan dengan persoalan-persoalan
publik.
Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran PKn untuk Warga Negara Demokratis
Untuk mencapai tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model pembelajaran
yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn yakni mengembangkan kecerdasan warga negara
(civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan sosial, mengembangkan
tanggung jawab warga negara (civic responsibility), serta mengembangkan anak didik
berpartisipasi sebagi warga negara (civic participation) guna menopang tumbuh dan
berkembangnya warga negara yang baik.
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan
intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas
dalam berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian guru atau calon
guru dalam mempersiapkan pembelajaran PKn di kelas, yakni bekal pengetahuan materi
pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
Materi PKn dengan paradigma baru dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang
pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Ada empat isi pokok
pendidikan kewarganegaraan, yakni: (1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan
sebagai sasaran pembentukan; (2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum
dan pembelajaran; (3) Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian
kemampuan; dan (4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para
guru.
PKn dengan paradigma baru bertumpu pada kemampuan dasar kewarganegaraan (civic
competence) untuk semua jenjang. Sedangkan pembelajaran partisipatif yang berbasis portofolio
(Portfolio-based learning) merupakan alternatif utama guna mencapai tujuan PKn tersebut.
Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang
diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio dalam pembelajaran PKn
merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas
siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka,
baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan. hal-hal yang telah dipelajari siswa
berkenaan dengan suatu masalah yang telah mereka pilih.
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik
mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik.
Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa terhadap
kewarganegaraannya dan pemerintahannya.
MODUL 2
MATERI DAN PEMBELAJARAN INDIVIDU SEBAGAI INSAN TUHAN YANG MAHA
ESA, MAKHLUK SOSIAL DAN WARGA NEGARA INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Individu Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa
Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa, difokuskan
kepada individu sebagai warga negara yang menganut agama. Setiap ajaran agama menuntut
untuk berperilaku baik yang diaplikasikan dalam kehidupan secara horizontal, disamping mengabdi
dalam bentuk ibadat ritual vertikal sesuai dengan keyakinannya.
Masing-masing agama memiliki kewajiban ibadat yang ritual yang bersifat vertikal yaitu untuk
mengabdi kepada Tuhan sebagai pencipta misalnya umat islam melaksanakan ibadat ritualnya di
Mesjid, umat katolik dan protestan beribadat di Gereja, umat Hindu beribadat di Kelenteng dan
umat Budha beribadat di Pura. Ketika umat Hindu melaksanakan kewajiban ibadatnya di
Kelenteng, tentu umat beragama yang lainnya harus bersikap toleran dan menghormatinya. Jika
sikap ini dimiliki oleh setiap umat beragama, tentu kehidupan rukun antar umat beragama akan
terjalin.
Agama Islam mengajar bahwa belum sempurna iman seseorang, kalau kasih sayang kepada orang
belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya. Bahkan agama Islam mengajarkan salah satu
ciri orang yang beriman adalah orang itu mencintai negaranya.
Agama Kristen Katholik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan manusia untuk
kebahagiaan manusia, dosa menhancurkan kebahagiaan manusia, dan Yesus Kristus pembebas
manusia dari dosa.
Dalam agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam Sloka Moksartham jagat hitaca iti
dharma artinya tujuan agama (dharma) ialah tercapainya kesejahteraan dunia (jagat hita) dan
kebahagiaan spritual (moksa). Selanjutnya dirinci menjadi empat yaitun yang disebut Catur
Purusa Artha yaitu empat tujuan hidup manusia yaitu Dharma, Artha, Kama dan Moksa.
Dalam agama Budha dikenal dengan ajaran Catur Paramita yaitu empat sifat luhur di dalam hati
nurani manusia yaitu, Metta atau Maitri, Karuna, Mudita, dan Upekha.
Kegiatan Belajar 2
Individu Sebagai Makhluk Sosial
Tuhan menciptakan manusia tidak secara langsung, akan tetapi melalui proses jalinan cinta kasih
dua orang manusia yaitu Ibu dan Ayah, maka lahirlah seorang anak manusia. Hanya dengan
pertolongan dan jasa pemeliharaan orang tua, kita menjadi besar dan hingga menjadi dewasa
sekarang ini. Dari proses itu kita dapat mengatakan bahwa manusia dengan ketidak berdayaan
ketika lahir, hingga sekarang menjadi dewasa secara naluriah manusia tidak dapat hidup
menyendiri, sehingga memerlukan bantuan orang lain.
Sehingga dapat dikatakan bahwa berkeluarga merupakan kebutuhan manusia, dalam hal ini
esensinya manusia memerlukan orang lain atau berkelompok. Untuk menjalin hubungan satu
sama lain memerlukan aktivitas komunikasi. Karena kecenderungan manusia berkeinginan untuk
hidup serasi sebagai timbal balik satu sama lain karena manusia mempunyai dua hasrat yaitu
berkeinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya, dan berkeinginan untuk
menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya, (Soerjono Soekanto, 1990).
Menurut Soerjono Soekanto untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua
lingkungan tersebut di atas, manusia mempergunakan pikiran, perasaan dan kehendaknya. Dalam
menghadapi alam sekelilingnya seperti udara yang dingin, alam yang kejam, maka manusia
membuat rumah, dan pakaian. Manusia harus makan agar badannya tetap sehat, mereka
mengambil makanan sebagai hasil alam sekitarnya. Dengan menggunakan akalnya. Dari dampak
kondisi dan situasi lingkungan alam, merupakan faktor motivasi untuk bekerjasama dengan orang
lain. Secara modern dorongan tersebut menimbulkan kelompok sosial dalam kehidupan manusia
ini, karena manusia tak mungkin hidup sendiri. Kelompok sosial tersebut merupakan himpunan
atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Dalam kehidupan berkelompok dan dalam
hubungannya dengan manusia yang lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan beberapa
nilai. Harold Lasswell memerinci ada delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat yaitu:
a. kekuasaan
b. pendidikan/penerangan (enlightenment)
c. kekayaan (wealth)
d. kesehatan (well-being)
e. keterampilan (skill)
f. kasih sayang (affection)
g. kejujuran (rectitude) dan keadilan (rechtschapenheid)
h. keseganan, respek (respect).
Dengan adanya nilai-nilai ini, dan manusia menginginkan untuk terpenuhinya kebutuhan tersebut,
maka manusia (individu) menjadi anggota dalam beberapa kelompok. Sehingga masyarakatlah
yang mencakup semua hubungan dan dalam kelompok di dalam sesuatu wilayah. Apa yang
disebut dengan masyarakat? Menurut Robert Mac Iver adalah Society means a system of ordered
relations, maksudnya adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditertibkan.
Sedangkan menurut Harold J. Laski, A society is a group of human beings living together anf
working together for the satisfaction of their mutual wants. Maksudnya, masyarakat adalah
sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya
keinginan-keinginan mereka bersama. Maksud dari definisi ini, bahwa jika manusia dibiarkan
mengejar kepentingan masing-masing dan bersaing tanpa batas, maka akan timbul keadaan yang
penuh pertentangan yang dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan. Dalam hidup
kerjasama sebetulnya terdapat nilai atau norma yang perlu disepakati secara kolektif, yang
berfungsi untuk menghindarkan terjadinya pertentangan yang tidak saling menguntungkan. Dalam
kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu norma agama, kesusilaan,
kesopanan, dan hukum. Bangsa Indonesia yang terkenal dengan kemajemukannya baik suku
bangsa, suku bahasa, budaya dan agama. Dalam kondisi seperti ini diperlukan nation character
building agar perbedaan itu bukan merupakan faktor pemisah, akan tetapi merupakan kekayaan
bangsa serta serta dipupuk rasa kebersamaan dan persatuan yang semakin kokoh
Kegiatan Belajar 3
Individu Sebagai Warga Negara Indonesia
Ada beberapa pengertian negara, pertama, negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah
yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan yang ditaati oleh rakyatnya. Kedua, negara
adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama, atas nama masyarakat. Ketiga, negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih
agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu. Keempat,
negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik
secara sah dalam suatu wilayah. Kelima, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan
memaksa.
UUD'45 yang berhubungan dengan hak dan kewajiban warga negara adalah pasal 26, 27, 28, 29,
30, 31 dan 34.
Menurut Cogan, (1998), mengelompokkan warga negara kedalam 5 kategori, yaitu: a sense of
identify, the enjoyment of certain rights, the fulfilment of corresponding obligations, a degree of
interest and involvement in public affairs, and an acceptance of basic societal values. Maksudnya
adalah warga negara harus memiliki identitas atau jati diri, warga negara memiliki hak-hak
tertentu, warga negara memiliki kewajiban-kewajiban yang menjadi keharusan, sehingga selalu
menjaga keseimbangan antara kepentingan privat dengan kepentingan publik serta memiliki sikap
tanggung jawab, warga negara memiliki sikap tanggung jawab untuk berpartisipasi demi
kepentingan umum, sehingga merasa terpanggil untuk ikutserta dalam kegiatan-kegiatan yang
bersifat kepentingan umum, warga negara memiliki sikap menerima nilai-nilai dasar
kemasyarakatan, sehingga mampu menjalin dan membina kerjasama, kejujuran dan kedamaian
serta rasa cinta dan kebersamaan.
Dalam menghadapi kehidupan abad 21, warga negara perlu memiliki karakteristik, keterampilan
dan kompetensi tertentu agar dapat mengahadapi dan mengatasi kecenderungan yang tidak
diinginkan serta dapat menumbuh kembangkan kecenderungan-kecenderungan yang diinginkan.
Cogan (1998) mengidentifikasi 8 karakteristik yang perlu dimiliki warga negara yaitu sebagai
berikut: ability to look at and approach problems as a member of a global society, ability to work
with others in a cooperative way and to take responsibility for one's roles/duties within society,
ability to understandi, accept, and tolerance cultural differences, capacity ti think in a critical and
systematic way, willingness to resolve conflict in a non-violent manner, willingness to change one's
lifestyle and consumption habits to protect the environment, ability to be sensitive towards and to
defend human rights (eg., rights of women, ethnic minorities, etc), willingness and ability to
participate in politics at local, national, and internasional levels. Maksudnya adalah agar warga
negara memiliki kemampuan: Pertama, mendekati masalah atau tantangan sebagai anggota
masyarakat global. Kedua, memiliki kehendak dan kemampuan untuk bekerjasama dengan orang
lain dan memikul tanggung jawab atas peran dan kewajibannya dalam masyarakat. Ketiga,
mampu memahami, menerima dan toleran terhadap perbedaan budaya. Keempat, mampu berpikir
kritis dan sistimatis. Kelima, mampu untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Keenam, peka
terhadap hak azasi manusia. Ketujuh, mampu untuk merubah gaya hidup dan kebiasaan
konsumtif guna melindungi lingkungan. Kedelapan, berpatisipasi dalam politik pada tingkat lokal,
nasional dan internasional.
Kegiatan Belajar 4
Pembelajaran Individu Sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga Negara
Indonesia
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga negara,
tentunya tidak bisa lepas dari strategi, metode, media dan evaluasi. Salah satu pembaharuan
dalam PPKn 1999/PKn baru ialah strategi pembelajarannya siswa tidak hanya mempelajari materi
pelajaran, tetapi mempelajari materi dan sekaligus praktek, berlatih dan mampu membakukan diri
bersikap dan berperilaku sebagai materi yang dipelajari. Kosasih Djahiri (1999) memberikan
penjelasan dalam sebuah seminar CICED (Center for Indonesian Civic Education) bahwa strategi
yang harus digelar guru hendaknya sebagai berikut: membina dan menciptakan keteladan, baik
fisik dan materiil (tata dan asesoris kelas/sekolah), kondisional (suasana proses KBM) maupun
personal (guru, pimpinan sekolah dan tokoh unggulan), membiasakan/membakukan atau
mempraktekan apa yang diajarkan mulai di kelas-sekolah-rumah dan lingkungan belajar, dan
memotivasi minat/gairah untuk terlibat dalam proses belajar, untuk kaji lanjutan dan mencobakan
serta membiasakannya.
Ketiga strategi di atas dapat dioperasionalkan melalui berbagai metoda yang sering digunakan
oleh guru dalam ceramah bervariasi tanya jawab, diskusi, problem solving, percontohan, permain
peran, VCT, kerja lapangan, karya wisata, observasi reportasi dan dramatisasi.
Pendekatan yang perlu diterapkan agar mencapai sasaran, maka kelas PKn dan sekolah harus
dijadikan sebagai laboratorium masyarakat, bangsa dan negara. Tentu dalam proses pembelajaran
memerlukan media, fungsinya adalah untuk memberi kemudahan kepada siswa dalam memahami
materi yang diajarkan. Yang dimaksud dengan media, Kosasih Djahiri (1999) mengatakan adalah
sesuatu yang bersifat materiil-imateriil ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana
kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil belajar. MacLuhan menyatakan bahwa The
medium is the message yaitu media mewakili isi pesannya. Jika demikian berarti guru PKn adalah
salah satu media pembelajaran harus menampilkan figur sebagaimana pesan Pendidikan
Kewarganegaraan. Artinya dia harus menjadi igur teladan bagi siswanya yaitu sebagai warga
negara yang baik, jujur, demokratis, taat beragama dan sebagainya. Media dalam PKn yaitu: yang
bersifat materiil, misalnya, buku, model pakaian, bendera, lambang, Yang bersifat imateriil,
misalnya contoh kasus, ceritera, legenda, budaya, Yang bersifat kondisional, misalnya suasana
simulasi yang diciptakan sebelum atau pada saat Proses belajar berlangsung di kelas atau di
tempat kejadian, Yang bersifat personal , misalnya nama atau foto atau gambar tokoh masyarakat
atau pahlawan, gambar atau foto atau nama presiden, raja.
Dalam proses pembelajaran biasanya akan diakhiri dengan evaluasi. Bagaimana evaluasi dalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan? Mungkin sumatif kalau diakhir, pra evaluasi kalau di
awal, formatif jika berada dalam proses diagnostik atau di tengah proses pembelajaran. Kosasih
Djahiri menganjurkan, karena evaluasi merupakan bagian dari proses belajar, maka evaluasi tidak
hanya dilakukan dua kali saja (formatif dan sumatif) tetapi mestinya dilakukan pra dan sepanjang
proses KBM melalui berbagai model alat serta kegiatan secara terarah-terkendali. Pola evaluasi
inilah yang dinamakan evaluasi portofolio atau penilaian yang kontinyu berkesinambungan.
MODUL 3
MATERI DAN PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DAN
SEMANGAT KEBANGSAAN
Kegiatan Belajar 1
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan
Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau dipersatukan oleh adanya persamaan
nasib dan pengalaman di masa lampau dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk
kehidupan di masa depan.
Pengalaman bangsa Indonsia pada masa lampau terutama pada masa penjajahan dengan sistem
tanam paksa yang telah menimbulkan kesengsaraan, penderitaan dan pembodohan telah
menggugah dan menyadarkan para cerdik pandai atau kaum terdidik untuk mengubah nasib
bangsanya.
Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-sama ada
dalam penjajahan ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di Indonesia yang terbagi atas lima
dimensi, yakni: (1) Pergerakan politik; (2) Pergerakan Sarekat Sekerja; (3) Pergerakan
Keagamaan; (4) Pergerakan Wanita; dan (5) Pergerakan Pemuda.
Pergerakan pada masa penjajahan Belanda ini dibagi menurut kurun waktu sebagai berikut: (1)
Pada masa 1908-1920 ditandai oleh munculnya: Organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas
Budi Utomo, Sarekat Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan dan perkumpulan
campuran; (2) Pergerakan politik pada masa 1920-1932 untuk organisasi Indonesia meliputi Partai
Komunis Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, Studieclub-studieclub,
Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, dan golongan berdasarkan
keagamaan; (3) Pergerakan politik pada masa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia,
Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia,
Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii, Penyedar, PII dan PSII ke-2,
perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis
Rakyat Indonesia.
Melalui organisasi politik, perjuangan bangsa Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk
mencapai kemerdekaan dari penjajahan asing karena mereka sadar akan nasibnya yang sedang
dijajah sehingga kondisinya, miskin, bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya
sendiri. Karena itulah, muncul berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk
mempersatukan diri melawan penjajahan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh
semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.
Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan
Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa agar bangsa tersebut dapat
mengambil hikmah (pelajaran) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan peristiwa politik masa kini akan menjadi sejarah pada masa
mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar PKn dapat mengambil makna dari
sejarah perjuangan bangsa untuk dijadikan pelajaran pada masa kini dan esok.
Suatu peradaban (kebudayaan) tidak lahir dengan sendirinya secara tiba-tiba. Untuk membentuk
dan melahirkan suatu peradaban diperlukan waktu dan proses transformasi (pewarisan) yang
inovatif serta proses pengembangan ke arah yang semakin maju. Proses tersebut antara lain
dijalani melalui pendidikan sejarah bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakekatnya adalah membantu siswa meningkatkan
ketrampilan berpikir melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendaknya dapat membantu
peserta didik untuk berpikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa dan kapan, melainkan perlu
mempertanyakan mengapa dan bagaimana.
Pengajaran sejarah yang baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak menjadi peka
(sensitif) bahwa orang tidak akan mengalami peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa
mendatang.
Materi sejarah dalam PKn harus secara aktif melibatkan siswa dalam proses penelitian sejarah
agar mereka dapat mengambil makna sejarah. Para siswa hendaknya belajar bagaimana
memikirkan lagi argumen yang dikemukakan oleh para sejarawan, mempertanyakan interpretasi
sejarawan terhadap suatu fakta dan peristiwa, dan memberikan masukan alternatif tentang
penjelasan peristiwa.
Sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil pengkajian yang teliti terhadap bukti-bukti yang
disesuaikan dengan tingkat usia, perkembangan, dan tingkat kecerdasan siswa. Mereka
hendaknya diperkenalkan pada cara-cara para sejarawan dalam mengidentifikasi dan menilai
bukti, fakta dan data. Ketika sejarawan menilai kebenaran atau validitas suatu dokumen sejarah,
maka ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yakni validitas eksternal dan validitas internal.
MODUL 4
MATERI DAN PEMBELAJARAN KERANGKA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
INDONESIA DAN KEBANGGAAN SEBAGAI BANGSA INDONESIA
Kegiatan Belajar 1
Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Selanjutnya Anda dipersilahkan mempelajari rangkuman materi yang telah diuraikan di atas.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbhinneka dalam segala aspek kehidupan, baik agama,
kebudayaan, bahasa, suku bangsa maupun aspek-aspek lainnya. Kebhinnekaan tersebut terutama
terjadi karena jumlah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia cukup banyak.
Kebhinnekaan yang ada di Indonesia selain merupakan potensi juga merupakan tantangan yang
harus diupayakan penyelesainnya. Tantangan tersebut semakin terasa terutama dalam
menghadapi krisis multidimensional yang telah menjelma menjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Kondisi demikian dirasakan sebagai tantangan, karena akan mudah menyulut
terjadinya berbagai tindakan kekerasan, kecemburuan sosial dan tidak sedikit terjadinya upaya
pengrusakan-pengrusakan terhadap fasilitas umum. Kesemuanya itu dapat menimbulkan
terjadinya disintegrasi bangsa, oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencari
kesamaan isi dan misi dalam membangun masyarakat Indonesia yang aman, sejahtera.
Kegiatan Belajar 2
Kebanggaan Sebagai Bangsa Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar ataupun
pulau kecil yang jumlahnya mencapai 17.508 buah, sehingga mendapat julukan Nusantara.
Indonesia adalah negara yang terletak di posisi silang dan di antara dua buah Samudra dan dua
buah Benua yang menyebabkan Indonesia berada dalam posisi yang strategis.
Sedangkan ikatan yuridis bisa kita simak dari berbagai rumusan yang tertuang dalam berbagai
bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Pembukaan UUD 1945; Batang Tubuh
UUD 1945; Ketetapatn MPR; dan berbagai peraturan perundangan lainnya.
Kebanggaan akan bangsa Indonesia ini semakin lengkap, karena kita mempunyai berbagai
keunggulan yang tidak dimiliki bangsa lain, seperti: jumlah dan potensi penduduk yang sangat
besar; keanekaragaman sosial budaya, keindahan alam dan fauna, konsep wawasan nusantara
dalam pengembangan wilayahnya; semangat Sumpah Pemuda; memiliki tata krama dan
kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain; letak wilayahnya yang sangat strategis dan salah satu
keajaiban dunia ada di Indonesia, yaitu Candi Borobudur. Selain itu kita juga telah dipercaya
menjadi tuan rumah dari berbagai Konferensi Internasional, seperti Konferensi Asia Afrika; KTT
Gerakan Non Blok dan sebagainya.
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Kebanggaan Sebagai
Bangsa Indonesia
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi siswa adalah
model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti yang mampu mengaktifkan berbagai
potensi yang ada dan dimiliki siswa.
Untuk pembelajaran materi Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai Bangsa
Indonesia " ada sejumlah alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas.
Dalam kegiatan belajar 3 di atas dicontohkan 2 model, yaitu model Bermain Peran dan Model
Analisis Kasus. Kedua model ini hanyalah contoh belaka. Oleh karena itu pengembangannya di
kelas sangat tergantung pada kreativitas, kemampuan dan daya dukung sarana dan prasarana
yang ada di sekolah masing-masing.
MODUL 5
MATERI DAN PEMBELAJARAN PANCASILA DAN UUD 1945
Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Fungsi Pancasila
Secara historis, proses perumusan dasar negara Indonesia diawali dengan dibentuknya BPUPKI
yang mulai bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama, pada tanggal 29 Mei - 1 Juni
1945 untuk membicarakan dasar Indonesia Merdeka (philosofische grondslag dari Indonesia
Merdeka), yang kemudian menghasilkan naskah penting yang disebut Piagam Jakarta. Sidang
BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 - 17 Juli 1945. Pada tanggal 14 Juli 1945, Piagam
Jakarta diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-undang Dasar yang
dipersiapkan untuk negara Indonesia merdeka.
Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI yang kemudian setelah diadakan beberapa perubahan
disyahkan sebagai dasar negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945.
Bagi bangsa dan negara Indonesia, hakekat dari Pancasila yaitu sebagai Pandangan Hidup bangsa
dan sebagai Dasar Negara. Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup sering juga
disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup. Pancasila
sebagai Pandangan Hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, setiap sikap dan perilaku manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai-nilai Pancasila. Mengamalkan Pancasila sebagai
Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dan
menggunakannya sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai
dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagai landasan untuk menyelenggarakan
negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam UUD
1945.
Berdasarkan uraian di atas, maka Pancasila mempunyai fungsi pokok sebagai Dasar Negara,
sesuai dengan pembukaan UUD 1945, dan yang pada hakekatnya adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum dalam kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian tersebut merupakan
pengertian Pancasila yang bersifat yuridis-ketatanegaraan.
Dalam hubungannya dengan masalah nilai, dapat dikatakan bahwa nilai-nilai Pancasila mempunyai
sifat obyektif dan subyektif. Sedangkan susunan sila-sila Pancasila itu adalah sistematis-
hierarkhis, yang mengandung arti bahwa kelima sila Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian
urutan-urutan yang bertingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindah-pindahkan
Kegiatan Belajar 2
<
A. Ringkasan Materi
1. Karakteristik Pembelajaran PKn
Pada materi konsep dasar pendidikan kewarganegaraan telah
dikemukakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran
dengan keunikan tersendiri. PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai dan
pendidikan politik demokrasi . Hal ini mengamndung konsekwensi bahwa
dalam hal perancangan pembelajaran PKn perlu mempertahtikan
karakteristik pembelajaran PKn itu sendiri.
Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata
pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
PKn dalam kurikulum perguruan tinggi juga tidak lepas dari nilai-nilai
bangsa yang dijadikan arah pengembangan PKn sebagai mata kuliah.
Kompetensi dasar mata kulaih PKn di PT adalah menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis
berkeadaban; menjadi warga negara yang memiliki daya saing;
berdisiplindan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem nilai Pancasila (S-K Dirjen Dikti No 43/Dikti/2006)
Dalam hal tujuan, PKN persekolahan memiliki tujuan sebagai berikut;
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
8
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
Menyimak hal –hal di atas, dapat dinyatakan bahwa PKn mengemban
misi sebagai pendidikan nilai dalam hal ini adalah nilai-nilai filosofis Pc dan
nilai konstitusional UUD 1945. Di sisi lain adalah pendidikan politik demokrasi
dalam rangka membentuk warganegara yang kritis, partisipatif dan
bertanggung jawab bagi kelangsungan negara bangsa .
Dalam naskah KBK 2004 dinyatakan bahwa Pembelajaran dalam mata
pelajaran Kewarganegaraan merupakan proses dan upaya dengan
menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan
meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter warga negara
Indonesia. Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain
dengan metode-metode: (1) kooperatif, (2) penemuan (discovery), (3) inkuiri
(inquiry) (4) interaktif, (5) eksploratif, (6) berpikir kritis, dan (7) pemecahan
masalah (problem solving). Metode-metode ini merupakan kharakteristik
dalam pembelajaran PKn
2. Model Model Pembelajaran PKn
Model pembelajaran PKn bercirikan pada pengembangan sikap
demokratis yang bertanggung jawab sebagai seorng warganegara.
Berkenaan dengan ini. Secara umum Rath dan Kirchenbaun dalam Diknas
2007 mengidentifikasi beberapa model pengembangan sikap demokratis
yang bertanggung jawab yang cukup relevan dengan pendidikan
kewarganegaraan.
Model pembelajaran tersebut antara lain: Pertemuan Kelas Berita Baru
(Good News Class Meeting), Cambuk bersiklus (Circle Whip), Waktu untuk
Penghargan (Appreciation Time), Waktu untuk yang Terhormat (Compliment
Time), Pertemuan Perumusan Tujuan (Goal setting Meeting), Pertemuan
Legislasi ( Rule Setting meeting), Pertemuan evaluai aturan (rule Evaluating
Meeting) ,Pertemuan perumusan Langkah Kegiatan (Stage Setting Meeting) ,
Pertemuan Evaluasi dan Balikan (Feedback Evaluation), Pertemuan Refleksi
bekajar (Selation on Learning), forum Siswa (Student Presentation),
Pertemuan Pemecahan Masalah ( Problem Solving Meeting), Pertemuan Isu
Akademis ( Academis Issues), Pertemuan Perbaikan Kelas ( Classroom
improvment Meeting), Pertemuan Tindak Lanjut (Folow UP Meeting),
Pertemuan Perencanaan (Planing meeting), Pertemuan Pengembangan
9
konsep( Concept Meeting ), Pembahasan situasi Pelik (Stiky Situation), kotak
saran ( Suggestion box/ Class Box), Pertemuan dalam Pertemuan (And
Meeting on Meeting).
Karakteristik pokok untuk masing-masing strategi tersebut secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pertemuan Kelas Berita Baru merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertangguingjawab melalui pertemuan kelas, guna
membahas berita aktua yang ada di media massa seperti surat kabar,
televisis, radiao atau internet.. contohnya : berita tentang demonstrasi
yang berujung dengan perusakan. Dengan membahas berita aktual siswa
akan selalu punya raa ingin tahu dan peka terhadap masalah aktual yang
terjadi di lingkungannya.
b. Cambuk Bersiklus merupakan strategi pemgembangan sikap demokratis
dan bertanggungjawab melalui pertemuan saling bertanya dan menjawab
secara bergiliran. Setiap orang harus mendengarkan pertanyaan siswa
lain dan menyiapkan pertanyaan untuk siswa lainbukan pemberi
pertanyaan sebelumnya . Contohnya , siswa A bertanya kepada siswa B “
Mengapa terjadi tawuran di sekolah?” . Siswa B menjawab pertanyaan itu,
kemidian mengajukan pertanyaan lain terkait pertanyaan pertama,
:Bagaimana cara menjaga kerukunan antar siswa dan mencegah
terjadinya tawuran lagi?”. Dengan cara ini siswa akan terlatih untuk selalu
peka dan tanggap terhadap orang lain.
c. Waktu untuk Penghargaan, merupakan startegi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan untuk memberikan
penghargaan atau penghormatan terhadap orang lain, misalnya:
menghadiri acara duka cita karena ada orang yang meninggal atau kena
musibah. Dengan cara ini siswa akan terasah nuraninya untuk selalu
menghormati orang lain karena mengakui prestasi yang dicapainya atau
dedikasi yang diberikannya kepada kepentingan umum/ orang lain.
d. Waktu untuk Yang Terhormat, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melelui acara yabf secara khusus
diadakan atas inisiatif siswa untuk emeberikan penghargaan kepada
orang yang sangat dihormati. Misalnya: acara yang diadakan pada saat
ada seorang guru senior atau kepala sekolah akan memasuki purna tugas
atau pensiun. Dengan cara ini siswa akan selalu memiliki empati
sebagain bagian dari tanggungjawab sosial.
e. Pertemuan Perumusan Tujuan, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan yang sengaja
diadakan atas inisiatif guru dan/ atau siswa untuk merumuskan visis atau
tujuan sekolah. Misalnya :simulasi rapat sekolah untuk merumuskan
rencana pemugaran sekolah. Dengan cara itu siswa akan meliki rasa
memiliki sekolahnya dan pada gilirannya akan menumbuhkan kecintaan
dan tanggungjawab terhadap sekolahnya tanpa harus diminta.
10
f. Pertemuan legislasi, merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggungjawab melalui pertemuan untuk merumuskan atau
menyususn norma atai aturan yang akan berlaku di sekolah. Misalnya:
kapan siswa bolah tidak memakai pakaian seragam sekolah satu hari
dalam seminggu kemudian menuangkannya secara konsensus menjadi
salah satu butir aturan dalam tatatertib sekolah. Dengan cara ini siswa
akan mampu berpikir normatif.
g. Pertemuan Evaluasi Aturan, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan norma atau aturan yang telah disepakati dan
berlaku di sekolah. Misalnya: simulasi rapat tentang peraturan tentang
hari bebas berpakaian satu hari dalam seminggu kemudian secara
konsensus menyempurnakan butir aturan dalam tatatertib sekolah itu
agar lebih adil. Dengan cara ini siswa akan mampu berpikir normatif –
evaluatif.
h. Pertemuan Perumusan Langkah kegiatan merupakan strategi
pengembangan sikap demokratis dan bertanggungjawab melalui
pertemuan untuk menetapkan prioritas atau tahapan kegiatan yang akan
dilakukan oleh siswa di bawah supervisis sekolah . misalnya ;simulasi
rapat penentuan prioritas kegiatan kesiswaan untuk satu tahun
mendatang. Dengan cara itu siswa akan mengerti dan terbiasa
menentukan prioritas dikaitkan dengan ketersediaan waktu atau dana.
i. Pertemuan Evaluasi dan Balikan merupakan strategi pengembnagan
sikap demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan untuk
memberikan masukan terhadap pelaksanaan kebijakan sekolah atas
dasar hasil monitoring kelompok siswa dan / atau guru yang sengaja
ditugasi untuk itu. Contohnya: simulasi dengar pendapat sekolah untuk
mendapatkan masukan pelaksanaan kebijakan larangan merokok di
sekolah. Dengan cara ini siswa akan selalu berpikir reflektif dan evaluatif.
j. Pertemuan Refleksi Belajar merupakan staretgi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melelui pertemuan pengendapan dan
evaluasi terhadap proses dan atau hasil belajar setelah selesai satu atau
beberapa pertemuan. Contohnya: pertemuan untuk meminta siswa
meniali kemajuan belajarnya dalam satu semester. Dari pertemuan ini
guru akan memperoleh masukan dari siswa tentang hal-hal yang perlu
diperbaiki dalam pembelajaran, dan siswa akan mendapatkan masukan
tentang pencapaian kompetensi yang dipersyaratkan dan tindak lanjut
peningkatan intensitas belajar lebih lanjut.
k. Forum siswa, merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggungjawab melalui pertemuan untuk memberi kesempatan siswa
secara individual atau kelompok menyajikan pendapatnya hasil
pemahaman terhadap sumber informasi atau projek belajar yang
dilakukan atas tugas guru atau atas inisiatif sendiri. Misalnya, curah
pendapat (brainstorming) tentang pelanggaran tatatertib lalu lintas .
11
Dengan cara ini siswa akan terbiasa bertanggungjawab atas pendapatnya
dan mau mendengarkan pendapat orang lain dan jika ternyata salah mau
mengakui kekurangannya itu.
l. Pertemuan Pemecahan Masalah, merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan terencana
untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar atau
lingkungan daerah atau nasional yang menyangkut kehidupan siswa,
seperti pemecahan masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.
Dengan cara ini siswa akan terlatih memecahakan masalah melalui
langkah berpikir kritis dan kreatif.
m. Pertemuan Isu Akademis, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan terencana untuk
membahas masalah akademis. Misalnya , pembahasan isu tentang gizi,
cara hidup sehat, perubahan cuaca, dan korupsi yang terkait lingkungan
daerah atau nasional yang tidak secara langsung menyangkutn
kehidupan siswa, seperti pemecahan masalah busung lapar, flu burung,
pemogokan buruh. Dengan cara ini siswa akan terlatih memecahkan
masalah akademis secara populer melalui langkah berpikir ilmiah secara
kritis dan kreatif.
n. Pertemuan Perbaikan Kelas, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan kelas untuk
membahas atau memecahkan masalah yang menyangkut kehidupan
siswa di kelasnya atau di lingkungan sekolahnya, seperti pemecahan
masalah bolos, tata tertib sekolah. Contohnya, diskusi tentang upaya
memperbaiki situasi sekolah. Dengan cara ini siswa akan terlatih
memecahkan masalah yang aeda di kelasnya melalui langkah yang
demokratis.
o. Pertemuan Tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan terencana untuk
membahas tindak lanjut dari suatu kegiatan berseri di lingkungan sekolah.
Dengan cara ini siswa akan terlatih memecahkan masalah yang ada di
kelasnya melalui langkah yang demokratis.
p. Pertemuan Perencanaan, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan terencana untuk
menyusun rencana bersama. Misalnya, merencanakan piknik akhir tahun
, pentas seni tahunan, pemilihan pengurus kelas atau OSIS . dengan cara
ini siswa akan terlatih menyususn rencana yang layak melalui
kesepakatan.
q. Pertemuan pemgembangan Konsep, merupakan strategi pengembangan
sikap demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan terencana
untuk menyususn suatu gagasan baru yang dimaksudkan untuk
mendapatkan bantuan, atau menyarankan pemecahan atasmasalah
yang cukup pelik. Contohnya, diskusi kelonpok untuk menyusun gagasan
Desa Sejahtera , Sekolah Teladan , Sekolah Unggulan, dan
12
sebagainya.Dengan cara ini siswa akan terlatih membangun kerangka
konseptual dan mengajukan pemecahan secara konseptual untuk
memecahkan masalah.
r. Pemecahan situasi Pelik, merupakan strategi pemgembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melaui pertemuan untuk
memecahkan masalah yang terkait pada keadaan yang pelik atau
dilematik. Seperti: penetapan pilihan membolehkan atau melarang siswa
untuk melakukan pendakian gunung atau kegiatan yang mengandung
resiko. Dengan cara ini siswa akan terlatih mempertimbangkan resiko dari
stiap keputusan melalui lantgkah berpikir kritis dan aspiratif.
s. Kotak Saran, merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggungjawab melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan
rahasia untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekolah atau
lingkungan sekitar.misalnya, masukan ke dalam kotak ini pendapat anda
tentang cara meningkatkan kegiatan sekolah kita. Dengan cara ini siswa
akan terlatih menyampaiakan pendapat dan menghormati privacy atau
hak pribadi orang lain.
t. Pertemuan dalam Pertemuan, merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggungjawab melalui pertemuan kelompok kecil
dalam konteks pertemuan klasikal atau pertemuan besar. Dengan cara ini
siswa akan terlatih dan selalu berusaha untuk memelihara .
Memahami Materi dan Mampu
Mempelajarkan Hukum
Dan Penegakan Hukum.
07AGU2010Tinggalkan sebuah Komentar
by rimancolection in Uncategorized
HUKUM DAN PENEGAK HUKUM
Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingan nya
masing-masing. kehendak dan kepentingan setiap individu mungkin sejalan atau
mungkin berbeda bahkan bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu
lainnya. Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya
pemenuhan kepentingan para individu itu sendiri.kebutuhan inilah yang menjadi cikal-
bakal terbentuknya tata kehidupan bersama yang di kenal dengan tata kehidupan
bermasarakat.
Pergaulan kehidupan manusia dalam masarakat di atur oleh berbagai macam kaedah
atau norma, yang hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang
tertib dan tentram.di dalam pergaulan hidup tersebut manusia mendapat pengalaman-
pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup ,baik
kebutuhan pokok maupun kebutuhan-kebutuhan bersifat sekunder atau
tersier.pengalaman-pengalam antentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini
menghasilkan nilai-nilai fositif maupun negatif sehinga manusia mempunyai konsepsi-
konsepsi abtrak mengenai apa yang baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan
harus di hindari .sistem nilai tersebut sangatperpengaruh terhadap pola-pola pikiran
manusia ,yang merupakan suatu pedoman mental baginya.
Berkenaan dengan hukuman pidana, terdapat dua jenis hukuman, yaitu hukuman pokok
dan hukuman tambahan. Pasal 10 KUHP menyebutkan “Hukuman-hukuman itu adalah
berikut ini.
1. Hukuman-hukuman pokok
a) Hukuman mati.
b) Hukuman penjara.
c) Hukuman kurungan.
d) Hukuman denda.
2. Hukuman-hukuman tambahan
a) Pencabutan dari hak-hak tertentu, b) Penyitaan dari benda-benda tertentu, c)
Pengumuman dari putusan hakim.
Untuk memahami lebih lanjut tentang norma dan sanksi, perhatikanlah kutipan pasal-
pasal dari peraturan hukum berikut.
Konsep hukum berikutnya adalah “delik”. Dalam hukum pidana istilah delik
atau“strafbaar feit” lazim diterjemahkan sebagai tindak pidana, yaltu suatu
perbuatan yang bersifat melawan hukum (wederrechtelijk atau on
rechtmatige)Dalam hukum perdata istilah delik tidak lazim digunakan. Untuk
menyebut seseorang melakukan delik, biasanya digunakan istilah seseorang telah
melakukan wanprestasi. Namun demikian. Delik-baik dalam lapangan hukum pidana
maupun hukum perdata, dapat didefmisikan sebagai perbuatan seseorang terhadap
siapa sanksi sebagai konsekuensi dari perbuatannya itu diancamkan.fakta tentang delik
bukan hanya terletak pada suatu perbuatan tertentu saja, melainkanjuga pada akibat-
akibat dari perbuatan tersebut.Di dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, dikenal
beberapa macam jenis delik (Lamintang, 1984), antara lain dapat dikemukakan sebagai
berikut.
1. Delik formal
Delik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan dilakukannya suatu perbuatan
yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang. Contohnya, Pasal
209, 210, 242, 362 KUHP.
2. Delik material
3. Delik komisi
4. Delik omisi
Delik yang berupa pelanggaran terhadap keharusan (gebod) menurut
5. Delik kesengajaan
KUHP.
6. Delik kelalaian
7. Delik aduan
Delik yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang dirugikan.
Contoh Pasal 72 – 75, 284 ayat (2), 287 ayat (2) KUHP.
8. Delik biasa
9. Delik umum
Hal-hal yang berkaitan erat dengan konsep delik ialah konsep kewajiban hukum. Konsep
kewajiban hukum merupakan pasangan dari konsep norma hukum. Konsep kewajiban
hukum menunjuk hanya kepada individu terhadap siapa sanksi ditujukan dalam hal dia
melakukan delik. Menurut hukum dia diwajibkan menghindari delik jika delik itu
berupa tindakan positif maka dia.diwajibkan untuk tidak melakukan tindakan tersebut
jika delik itu berupa kelainan untuk melakukan suatu tindakan tertentu (delik
omisi) maka di diwajibkan untuk melakukan tindakan tersebut.dengan demikian
,kewajiban hukum adalah kewajiban untuk menghindari delik adalah kewajiban si
subjek untuk “untuk mengetaui` norma hukum.satu konsep yang di hubungkan
dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tangung jawab hukum .berati di
bertangung jawab atas suatu saksi dalam hal melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan.
Perlu untuk membedakan istilah kewajiban hukum dari tanggung jawab hukum tatkala
sanksi tidak atau tidak hanya ditujukan kepada pelaku delik langsung, melainkan juga
kepada para individu lain yang menurut hukum mempunyai hubungan dengan pelaku
langsung. Dalam hukum masyarakat beradab, individu yang diwajibkan kepada
perbuatan tertentu, dalam keadaan normal adalah juga orang yang bertanggung jawab
atas perbuatan tersebut. Biasanya orang bertanggung jawab hanya terhadap
perbuatannya sendiri, bertanggung jawab terhadap delik yang dilakukannya sendiri.
Tetapi ada kasus-kasus kekecualian di mana seseorang menjadi bertanggung jawab
terhadap perbuatan yang merupakan kewajiban dari seseorang lainnya, menjadi
bertanggung jawab terhadap suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung
jawab dan juga kewajiban menunjuk kepada delik itu juga, tetapi kewajiban selalu
menunjuk kepada delik dari pelaku itu sendiri, sementara tanggung jawab seseorang
dapat menunjuk kepada suatu delik yang dilakukan oleh orang lain.
Konsep kewajiban biasanya dibedakan dari konsep hak .kita hanya berkepentingan
dengan istilah hak hukum. Orang lazim membuat perbedaan antara 2 hak macam hak
yaitu:
Keberadaan atau ketidak hak masarakat suatu norma umum yang mengatur perbuatan
manusia.oleh sebap itu jika ada suatu pernyataan tentang hak hukum maka suatu
peraturan hukum harus di saratkan .tidak tidak mungkin ada hak hukum sebelum ada
hukum itu sendiri .selama suatu hak tidak“dijamin“oleh peraturan hukum maka hak itu
belum merupakan hak hukum Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh
jaminan dan peraturan hukum. Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan
dengan hak tersebut.
Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakter
yang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan hak dan kewajiban
relatif di pihak lainnya. Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorang
relatif terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalah
kewajiban yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadap
semua individu lainya. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya maka
dibentuk lembag Penegakan hukum (law enforcers) , antara lain Kepolisian, yang
berpungsi utama sebagai lembaga penyidik; Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut;
Kehakiman, yang berfunsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga
Penasihat atau bantuan hukum.
A.KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum acara
Pidana, Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik. Menurut Pasal 4
UU nomor 8 tahun 198 tentang undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP),
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.
Pidana;
2. mencari keterangan dan barang bukti;
penyitaan;
2. pemeriksaan dan penyitaan surat;
2. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
B. KEJAKSAAN
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai
(4) melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
C. KEHAKIMAN
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Sedangkan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk mengadili. Menurut Pasal 1 UU nomor 8/1981 mengadili adalah
serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana
berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut.
Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat.
oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus dan
laju perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilan
dan kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secara
manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan dan
menyempurnakan pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diri
dengan keadaan yang berubah-ubah maka metode pembelajaran harus mampu
mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,
dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan tingkat
kemampuan berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan
berpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yang
sederhana/mudah kepada yang kompleks/rumit.
Perlu di tegaskan lagi bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa belajar
,terutama mendorong siswa berpikir adalah model pelajaran inkuri .mengapa ingkuri?
model ini sangat ampuh merangsang siswa berpikir ( kritis ,kreatif ,induktif,
dedukif) inkuiri pada hakekatnya adalah bertanya atau mempertanyakan .terhadap
banyak ragam model pelajaran inkuiri dari mulai yang sederhana hinga yang kompleks.
MATERI DAN PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN
MATERI DAN PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DAN SEMANGAT
KEBANGSAAN
Bangsa adalah sekelompok masarakat yang bersatu atau dipersatukan adanya persamaan nasip dan
pengelaman di masa lampau mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa
depan.
Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai kemerdekaan di Negara-negara
asia yang pernah mengalami prosess penjajahan,pada umumnya mencapai puncak pada pertengahan
abad ke 20 yakin melalui proses dekolonisasi antara tahun1945-1955 negara-negara yang merdeka
dalam priode tersebut selain Indonesia adalah libanon dan srilangka (21 juni 1945),yordania (22Maret
1946),pilipina (4 juli 1946),India dan Pakistan (15 agustus 1947) ,burma atau miyanmar(4 januari
1948),srilangka(4 febuari 1948),Vietnam(20 juli 1954),dan masih banyak lagi Negara-negara lain yang
merdeka yang utama setelah diadakan nya konfrensi asia – afrika di bandung pada tahun 1955.
Perjuangan untuk melepaskan diri kungkungan penjajah telah dilakukan di berbagai daerah di
nusantara jauh sebelum abad ke 20.hanya perjuangan nya belum bersifat nasional atau kebangsaan
untuk membentuk suatu Negara bangsa.perjuangan dilakukan sejumlah kerajaan untuk mengusir
penjajah dari daerah atau kerajaan tentu secara local sehinga sering di buat perjuangan kedaerah atau
lokasi.
Hamper semua orang yang ada di wilayah ini pernah merasa bagai mana merasakan sakit dan
penderitaan selama selama dalam penjajahan misalnya,pengelaman penderitaan selama di
terapkannya peraturan tanam paksa(cultuur stesel)oleh van den bosch tahun 1828.seorang gubenur
jendral kepercayaan ratu Wilhelm 1dalam pemerintah hindi belanda .sistem tanam paksa mewajibkan
rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau ladangnya dengan tanaman yang di tentukan oleh
pemerintah dan hasilnya di serahkan kepada pemerintah .adapun pokok-pokok peraturan tanaman
paksa itu sebagai berikut,
1. petani wajib menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan di tanami oleh tanaman wajib ,yang akan di
perdagangkan oleh pemerintah tanaman wajib iut berupa trauma(nila),tebu,tembakau,kopi.
2. hasil tanaman wajib di serahkan kepada pemerintah dengan harga yang telah di tetapkan oleh
pemerintah.
3. tanaman yang di kenakan tanaman wajib di sebabkan dari pajak tanah.
4. tanah yang di peruntukan bagi pemeliharaan tanaman wajib ,tidak tidak boleh melebihi tenaga
kerja demi pengarapan tanah (sawah)
5. mereka yang tidak memiliki tanah ,di kenakan wajib kerja di perkebunan selama 65 hari setahun.
6. kerusakan tanaman wajib di luar kesalahan petani di tangung oleh pemerintah.
Rakyat dip eras bukan hanya tenaga melainkan juga kekayaan nya sehingga mengakibatkan banyak
sekali rakyat yang jatuh miskin .apalagi ketika di berlakukannya system peremi,banyak pelaksanaan
tanam paksa yang berlomba-lomba untuk mencari keuntungan pribadi .di pihak lain ,pemerintah
belanda mendapatkan kekayaan yang berlimpah untuk membangun Negara yang mengantarnya
menjadi Negara industri di eropa.
Tengah-tengah penderitaan rakyatnusantara akibat praktis cultuur stelsel ,sedangkan di negeri
belanda sendiri menjadi proses pembangunan besar-besaran hasil keringat rakyat di nusantara yang
mengalami pembodohan proses pembodohan dan kemiskinan ,muncul pula suara –suara yang ingin
membela rakyat jajahan di perlemen belanda yangterutama dari partai liberal yang memenangkan
pemilu saat itu.orang yang menaruh simpati atas penderitaan rakyat di nusantara itu adalah berikut
ini.
1.baraon Van houvell,seorang pendeta berkerja bertahun-tahun di wilayah nusantara sehinga tahu
kondisi rakyat di tanah air saat ini.ketika kembali kenegara belanda ,ia menjadi anggota parlemen dan
membeberkan tentang kesengsaraan rakyat di Indonesia.
2.Eduard douwes dekker,terkenal dengan nama samaran multatuli,berkas asisten residen lebak yang
minta berhenti karena tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat lebak akibat penjajah belanda .dalam
bukunya ‘Max Heventer’yang di tulis tahun 1960 mengambarkan bagaimana gambaran penderitaan
rakyat benteng akibat penjajah belanda.
3.Mr.Van Deventer,yang gigih membela kepentingan rakyat Indonesia dan berpendapat bahwa
belanda mempunyai hutang budi kepada rakyat Indonesia.hutang ini harus di bayar oleh belanda dan
ia mengusulkan agar belanda menerapkan Etische politic,yaitu politik balas bidi yang terdiri dari tiga
program:edukasi,tranmigrasi,dan irigasi .semua program ini hendaknyadi laksanakan semata-mata
hanya untuk memabantu rakyat Indonesia namun,kenyataan jauh dari harapan rakyat nusantara.
Terbukti setelah adanya politik balas budi ,ada rakyat Indonesia ada rakyat Indonesia yang mulai
sadar atas nasipnya ,dimana banyak kepincangan social ,kebodohan dan kemiskinan yang
merajalela .mereka mereka yang mengenyam pendidikan dan sadar akan nasip bangsa ini lah yang
selanjutnya menjadi tokoh-tokoh pergerakan dan kebangkitan nasional.
Membagi masa perjuangan kebangsa atas lima demensi yaitu:(1).pergerakan politik(2)pengerakan
serikat perkerja(3)pergerakan keagamaan (4)pergerakan wanita dan(5)pergerakan pemuda.
Lima demensi pergerakan pada masa penjajahan belanda ini di bagi lagi menurut kurun waktu
sebagai berikut:
I .Masa 1908-1920
II .Masa 1920-1930
III.Masa 1930-1942
Ada tiga jenis pergerakan politik pada masa 1908-1920 iakah berikut ini:
1.organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas Budi utomo,sarekat islam,perkumpulan-
perkumpulan berdasarkan kedaerahan.
2.perkumpulan campuran ,yakni bangsa Indonesia da nbukan bangsa Indonesia,seperti
insulinde,national indische partij,De indischepartij-Douwes dekkter,indische social demicratische
Vereeninging-sneevliet,indische social democratische partij.
3.kumpulan campuran yang bertujuan Indonesia tetap dalam ikatan dengan Negara belanda.
Pergerakan politik pada masa 1920-1932 untuk organisasi Indonesia meliputi partai komunis
indonesai,sarekat islam ,budi utomo,penghimpunan Indonesia ,dtudie club-studie club,partai
nasional indonesiaperkumpulan berdasarkan kedaerahan dan golongan berdasarkan keagamaan
,sedangkan perangkat politik pada masa 1930-1942 meliputi pendidikan nasional Indonesia ,partai
Indonesia ,gerindo,partai persatuan Indonesia ,budi utomo ,partai rkayat Indonesia,persatuan bangsa
indonesiapartai, Indonesia raya,,partai Indonesia raya ,PSSI, parii,penyedar,PII,dan PSII ke-2
pekumpulan berdasarkan daerah ,golongan berdasarkan keagamaan ,GAPI,dan mjlis rakyat
Indonesia.
1.budi utomo,di dirikan di Jakarta pada tanggal 20 mei 1908 yang di latar belakangi oleh
propaganda,Dr.wahidin,sudirohusodo untuk melanjutkan bangsa Indonesia di bidang pengajaran.
Pada kongres pertama Budi Utomo ,05 oktober 1908 di yokyakarta ,kongres berhasil menetapkan
tujuan kumpulan ,yaitu berikut ini:
Kemajuan yang selaras (harmonis)buat Negara dan bangsa ,terutama degan memajukan
pengajaran ,pertanian ,perternakan dan dagang,teknik dan industri,kebudayaan (kesenian dan ilmu).
2.sarekat islam,di dirikan di solo tahun 1911 oleh haji samanhudi.semula namanya sarekat dagang
islam (SDI).
a.pandangan bangsa tionghua yang telah banyak menghambat perdangangan Indonesia ,seperti
monopoli bahasa-bahsa batik dan tingkah laku sombong orang tionghua telah terjadinya repolusi di
tionghua.
b.semangkin meningkatnya penyebaran agama Kristen di tanah airdan adanya ucapan sehinga
perlemen belanda tentang tipisnya kepercayaan beragama orang Indonesia.
c.cara adapt istiadat lama yang terus di pakai di daerah-daerah kerajaan yang makin lama makin di
rasakan sebagai penghinaan.
Sampai tahun 1912,sarekat islam tidak mencantumkan tujuan politik dalam angaran dasarnya karena
pada saat itu pemerintah belanda melarang mendirikan partai politik.hal ini di tegaskan dalam
kongres sarekat islam pertama ,26 januari 1913 di Surabaya yang di pimpin oleh Tjokroaminoto
bahwa sarekat islam bukan partai politik dan tidak beraksi melawan pemerintah belanda.
- Bidang Politik
- Bidang Ekonomi
- Bidang Sosial
Upaya kelompok pemuda yang di rintis sejak lama itu mencetuskan cita-citanya dalam suatu kongres
pemuda II di Jakarta pada tanggal 26-28 Oktober 1928 isi pernyataan para pemuda yang berasal dari
seluruh organisasi kepemudaan ini menanamkan suatu cita-cita Indonesia bersatu:
Sumpah pemuda itu berbunyi sebagai berikut.
Kami bangsa Indonesia mengaku ….
1. Bertanah air satu tanah air Indonesia.
2. Bangsa satu bangsa Indonesia.
3. Berbahasa satu bahasa Indonesia.
Perjuangan rakyat Indonesia pada tahun 1930-an sampai tahun 1940-an di tandai oleh semangkin
banyaknya organisasi yang bergerak di bidang politik organisasi-organisasi yang tumbuh dan pada
dasarnya mengerakan tujuan untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah (imoerialisme)tersebut
antara lain berikut ini.
1.Pendidikan nasional Indonesia (PNI Baru).sejak tahun 1932,organisasi ini dipimpin oleh
Moh.Hatta,bertujuan melepaskan diri dari penjajah untuk mencapai kemerdekaan dan menjunjung
tinggi sikap nokoperasi dengan pihak pemerintah belanda.
2.Partai Indonesia (Partindo).organisasi ini di pimpin oleh Mr.sartono dan pada akhirnya merupakan
kelanjutan dari PNI lama hingga tujuan pun sama ialah Indonesia merdeka .secara spesifik,tujuan
partindo ialah:(1)perluasan hak-hak politik da nperteguhan keinginan menuju suatu pemerintah
rakyat berdasarkan demokrasi(2)perbaikan hubungan komunikasi dalam masarakat;dan
(3)perbaikan ekonomi rakyat.
3. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo). Didirikan di Jakarta tahun 1937 oleh mantan anggota
Partindo sehingga tujuannya sama dengan Partindo. Perbedaannya, Gerindo menjunjung asas
koperasi, ialah mau bekerja sama dengan pihak Pemerintah Hindia Belanda. Gerindo berusaha
mencapai bentuk pemerintahan negara berdasarkan kemerdekaan di lapangan politik, ekonomi, dan
sosial.
4. Partai Pcrsatuan Indonesia (Parpindo). Partai ini berusaha mencapai kemajuan ke arah suatu
masyarakat dan bentuk negara yang tersusun menurut keinginan rakyat. Didirikan oleh orang-orang
mantan anggota Gerindo termasuk peran Moh. Yamin dalam organisasi ini sangat besar. Dasar partai
adalah (1) "Sosial-nasionalisme" (nasional bersendi atas persatuan Indonesia dan kedaulatan rakyat)
dan (2) "Sosial-demokrasi".
5. Budi Ltomo (BU). Sejalan dengan hasil kongres tahun 1931, BU tcrbuka untuk semua golongan
bangsa Indonesia. Tujuan BU mengalami perkembangan, ialah berusaha mencapai kemerdekaan
Indonesia. Asas yang dipakai bersilat fleksibel, suatu saat bersikap kooperatit', namun dapat pula
bersikap nonkooperatif.
Organisasi politik lainnya yang tumbuh sejak tahun 1930-an hingga menjclang kemerdekaan yang
mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan antara lain Partai Rakyat Indonesia (PR1),
Pcrsatuan Bangsa Indonesia (PB1), Partai Indonesia Raya (Parindra), PS11, Partai Islam Indonesia
(Parii), Penyedar, Pll, dan PS1I ke-2.
Melalui organisasi politik ,perjuangan bangsa Indonesia pada hakikatnya bertujuan untuk mencapai
kemerdekaan dari penjajah asing karena mereka sadar akan nasibnya yang sedang di jajah sehingga
kondisinya ,miskin,bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasipnya sendiri .oleh karena
itu ,muncul berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk mempersatukan diri melawan
penjajah dengan sebagai taktik perjuangan yang di landasi oleh semangat persatuan dan nasionalisme
yang kuat.
Pertama, validitas eksternal harus menggunakan isu yang otentik. Anggaplah, seorang sejarawan
memperoleh dokumen yang diperkirakan ditulis pada abad ke-15 M. Seorang sejarawan mungkin
akan menganalisis kertas dan tinta yang digunakan dengan alat kimia untuk menguji keaslian dari
dokumen tersebut. Kata yang digunakan dalam dokumen tersebut
dibandingkan dengan kata yang digunakan dalam dokumen lain vang ditulis
pada abad ke-15 M.
Sejarawan harus membuat keputusan yang cermat dan saksama tentang validitas dan reliabilitas
fakta. Sejarah yang baik adalah hasil dari pikir yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan penuh
disiplin untuk menghasilkan sesuatu yang berguna-manfaat bagi generasi yang akan datang.