Professional Documents
Culture Documents
PERSYARATAN TEKNIS
A. PENJELASAN UMUM
1.1. PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah pembangunan Gudang Obat dan Vaksin Kabupaten Bogor
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
1.2. BATASAN/PERATURAN
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.
2. Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang masuk dalam sekop
pekerjaan non standar antara lain :
Sistem Gas Medis
Sistem Tata Suara
Hydrant
Air Conditioning (AC)
Telepon dan PABX
Fasilitas Penyandang Cacat
Dan lain - lain
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 3
Uraian pekerjaan lebih detail seperti di uraikan pada perencanaan dan Bill of Quantity
(BoQ).
f. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 4
a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan
lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan
User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium
Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian
hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan
bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 6
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut
pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
3.1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek adalah pada lahan RSUD Kab. Sumedang. Halaman proyek akan
diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan.
Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan.
Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 7
3.4. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor,
los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan
yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 20 m2
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood
tidak usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : 2 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi
1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 80 x 160 cm,
dan 5 kursi
1 unit meja gambar beserta peralatannya
1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 100 x 30 cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet
yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk
lancarnya pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman
secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan
bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar
bangunan.
Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-
perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 8
dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar
dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam
halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah
selama pekerjaan berlangsung.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 9
B. PEKERJAAN STRUKTUR/SIPIL
1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan
dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Direksi.
1.4. Situasi
Pembangunan akan dilaksanakan di dalam kompleks RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang Jl. A.
Yani No. 169 Magelang.
Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan
tertera pada gambar.
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak lurus
dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran
dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air
hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di
daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
- Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus
bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pembuatan urugan pasir setebal 10 cm dan dipadatkan dan lantai kerja dari beton tumbuk
dengan komposisi adukan 1 : 3 : 5 setebal 5 cm.
Pembuatan semua pondasi telapak (foot plat) sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.
Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa
ukuran dan kedalamannya dan disetujui Pengawas.
- Pondasi telapak beton diletakkan pada tanah keras dengan kedalaman seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air
hujan, maka sebelum pasangan dimuai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang
di daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
3. MUTU BETON
- Agregat beton. Semua agregat beton mengikuti syarat-syarat PBI 1971, termasuk
spesifikasi-spesifikasinya, syarat-syarat bahannya dan lain-lain.
- Campuran beton. PC-Portland Cement, dari pabrik Gresik/Cibinong atau lainnya yang
setaraf, S-Pasir (Sand) yang dimaksud pasir alam yang masuk dalam daerah gradasi
2 atau 3 dari pembagian daerah gradasi 1 sampai 4. ST-Crushed (kerikil) tergantung
dari fungsi dan bentuk beton yang dikehendaki. Campuran beton selalu dibuat untuk
memenuhi syarat-syarat minimum compressive strength dari beton K-250 untuk
pondasi mesin, pondasi sumuan dan pendukungnya.
4. BAJA TULANGAN
- Semua baja tulangan yang didisain sebagai „tulangan praktis‟ dan tidak termasuk pada
gambar, tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini harus diadakan
pelaksanaannya.
- Pemasangan dengan pengikatan dari pekerjaan baja yang tertanam dalam beton
harus dilakukan dalam keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran
beton berlangsung.
- Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar kerja.
- Pemborong harus membuat detail „shop drawing‟ dengan skala dan rencana untuk
seluruh pekerjaan untuk disetujui Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan.
- Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan,
bahan-bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan ikatan antara
beton dan baja.
- Semua baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum
pengecoran tulangan tidak berubah tempat.
- Jumlah luas dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan jika
dipergunakan „besi beton kurus‟, maka jumlah batang-batang harus ditambah
sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus dimintakan
persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
- Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
Benda uji
Selama pengecoran harus dibuat benda-benda uji setiap 5 m3 beton dengan minimum
satu buah benda uji setiap harinya sesuai pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal dan
nomor urut.
Pemeliharaan (Curing)
Selama struktur beton harus dilakukan pemeliharaan (curing) dengan air selama minimal
14 hari.
Lantai Kerja
Lantai kerja semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus
mempunyai lantai kerja beton tumbuk dengan ketebalan minimum 5 cm. Lantai kerja ini
harus kering dan bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran beton bertulang
dilaksanakan. Campuran beton untuk lantai kerja mempunyai perbandingan volume 1 pc :
3 ps : 5 kr.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 13
Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi lubang-
lubang pondasi sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai
elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan tertulis yang ditanda tangani
oleh Pengawas Lapangan.
Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus
bersih setiap saat.
Perbandingan adukan harus sesuai dengan hasil percobaan dan persyaratan yang
diminta dan angka perbandingan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isis
yang dilaksanakan dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat
dengan baik, kuat dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan terlebih
dahulu.
Pengadukan beton tersebut harus sudah terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa
diperpanjang. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara
kontinyu sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pengawas Lapangan.
Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk selama pengecoran harus
digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih
dari 30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh kena langsung
baik pada baja tulangan maupun cetakan.
Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga dapat
menghasilkan bentuk permukaan dan ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan gambar
kerja.
Selama pekerjaan pengecoran beton bertulang harus selalu dibuat benda uji minimal 1
buah setiap 5 m3 beton setiap hari sesuai dengan pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal
dan nomor urut yang menerus. Jika dari hasil pengujian ternyata tidak memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan, maka pekerjaan yang bersangkutan harus dibongkar
dan merupakan tanggung jawab Pemborong.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 14
Persiapan Pengecoran
- Pemborong harus membuat shop drawing
- Pembuatan cetakan harus teliti, datar dan tegak lurus, tidak bocor, sehingga
kedudukannya tidak bergetar atau bergeser pada waktunya. Sebelum pengecoran
dilaksanakan, semua cetakan beton harus bersih dari segala yang dapat mengurangi
mutu dan kekuatan beton. Jika diperlukan cetakan harus dicuci dan dikeringkan
terlebih dahulu.
6. PENYELESAIAN
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap
segala kotoran-kotoran, sampah-sampah berkas adukan-adukan, bobokan-bobokan,
tulangan-tulangan dan lain-lain.
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap
kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pemborong harus menjamin kepadatan beton sehingga tidak terjadi keropos. Hal ini akan
mendapat konfirmasi dari Pengawas Lapangan.
Semua akibat dari tidak terpenuhinya hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung
jawab Pemborong, yaitu Pemborong harus menanggung semua biaya-biaya re-design dan
biaya tambahan volume pekerjaan.
1. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan bahan
untuk semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton telanjang berikut pembuatan
dan pemasangan cetakan bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan
pembetonan sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
4.2. PERSYARATAN
Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan
persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali bila
dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan
cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured finishing dan kualitas secara keseluruhan.
4.3. MUTUBETON
Mutu beton struktur adalah K-225 dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja yang
dipakai adalah BJTD-39 dan BJTP-24. Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat
dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk menjamin
kesamaan mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan readymix concrete dari perusahaan
terkenal yang khusus membuat readymix, terutama untuk pekerjaan struktur dinding beton, kolom,
balok, lantai dan atap beton.
1. Lapisan penutup (protective concrete fill) di atas lapisan kedap air seperti pada lantai toilet
(screed), reservoir dan lain-lain harus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3Ps
dan harus dicor segera setelah lapisan water proofing selesai dipasang.
3. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan,
pengadukan harus rata hingga warna dan kekentalannya sama.
1. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.
2. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk pengujian-
pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi
syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika
pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-
prosedur dalam PBI 1971.
4.5. BAHAN-BAHAN.
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia” untuk
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 16
beton kelas I - Z 475 atau British Standard, nomor : 12-1965. Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan
harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampau1 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
1. Agregate.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari
tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki
(ketentuan-ketentuan) PBI 1971. Bagian 3 dilakukan pengujian butiran.
Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir
dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
2. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan
pengujian air/laboratorium test.
3. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.
4. Baja Tulangan.
a. Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari BJTD-39 dan BJTP-24, bahan tersebut dalam
segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971, standar Jepang kelas SR -
24 atau British Standard Nomor 785 - 1938. Grade yang dipergunakan adalah ST-37
dengan kategori, BJTP 24 yang sesuai dengan tabeì 3.7.1. PBI 1971.
b. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
c. Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat,
lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus
dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada
waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup
beton tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang
telah disetujui Ahli/Pengawas.
d. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI
1971 yaitu yang mempunyai kekuatan leleh minimaì 370° kg/cm2. Jika besi beton
tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan
Syarat-syarat yang tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 17
syarat-syarat itu tidak boleh dipakai dan pemborong harus menyingkirkannya dari
tempat pekerjaan.
e. Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :
1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah
= 3 cm.
2. Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.
3. Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.
5. Cetakan (bekisting).
a. B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing
yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran
vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus
dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau plywood :
Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang tidak
reaktif terhadap beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
b. Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah
padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus
rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji,
potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus
diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak
boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso 5/7
cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang.
d. U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama
disemua tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
e. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun
1971).
f. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup,
pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas,
baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 18
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, pondasi tiang pancang, pile cap (poer), sloof, kolom,
balok, beton pelat lantai basement, pelat, dan tangga beton.
2. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi
ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian harus
seksama dalam -0,3 dan +0,5 cm.
4. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya
pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih
dari 2 m.
6. Pengecoran.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atau persetujuan Direksi/Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 19
sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan
dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum
adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan
tidak boleh terputus tanpa persetujuan Pengawas.
7. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus
dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam
cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya
sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu
bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
8. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai
beton itu mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus
diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.
9. Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang cukup
untuk memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu
ditentukan bahwa tanggung jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak
pada Kontraktor dan perhatian pemborong mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke
PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan. Pemborong harus memberi tahu Pemberi
Tugas/Konsultasi Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan pada
bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan
itu tidak berarti Pemborong lepas dari tanggung jawab.
sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm, pada umur
28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur karakteristik minimal 250 kg/cm2, bahan-
bahan yang dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5
m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan
waktunya. Reference pasaì 4.6. PBI 1971.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah
kubus percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Pengawas.
Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga
Penelitian Bahan Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analisá
kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI
1971, pasaì 46. ayat 1 s/d 5. Biaya pengetesan termasuk dalam penawaran
Pemborong atau tanggung jawab Kontraktor.
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran
yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry
bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki
bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan
bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa
pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
d. Setelah lapisan waterproofing dipasang dengan benar, maka bagian atas ditutup dengan
screeding campuran 1:3 dan kawat kasa setebal 3 cm dengan memperhatikan
kemiringan untuk drainage air hujan.
Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan rangka atap dengan baja ringan
yang meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikan yang
ditunjuk, berikut pengadaan aplikator yang direkomendasi oleh pabrik penghasil :
Sistem rangka atap
Reng dan Kasau
Ikatan angin
Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.
a. STANDAR / RUJUKAN
1. Australian Standard :
AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections
AS 1170 – Loading Code,
Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations
Part 2 : Wind Loads
AS 1538 – Cold Formed Structures Code
AS 1554 – Structural Steel Welding Code
AS 4100 – Steel Structures Code
AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc Coated and Aluminium /
Zinc Coated
AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and Construction Industries
AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous Articles.
AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel.
b. PROSEDUR UMUM
1. Desain.
Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin
harus dilaksanakan oleh perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi
pabrik penghasil yang berpengalaman dalam perancangan sistem rangka
baja ringan.
Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa
agar rangka baja ringan mampu menerima beban rencana yang telah
ditentukan oleh Konsultan Perencana.
Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap harus mampu
menahan beban mati rencana tanpa lendutan yang lebih besar dari 1/300
bentangan untuk lendutan vertikal.
Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian rupa agar dapat
mengakomodasi gerakan bagian rangka tanpa kerusakan atau tekanan
berlebih, kegagalan pelapis, kegagalan sambungan, ketegangan yang
tak semestinya pada alat pengencang dan angkur, atau akibat lainnya
yang merusak ketika mengalami perubahan temperatur sekitar yang maksimal
sekitar 200 C.
Sistem rangka atap harus didesain untuk mengakomodasi pengiriman dan
penanganan, untuk memudahkan dan mempercepat perakitan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 23
2. Penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :
Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.
Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani enjinir profesional
yang dipilih yang bertanggung jawab untuk mempersiapkannya.
Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik pembuat rangka baja ringan
yang menyatakan bahwa produk mereka memenuhi persyaratan, termasuk
ketebalan baja tanpa lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi total
dan ketebalan lapisan pelapis metal.
Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi
pengujian yang terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan
persyaratan – persyaratan.
Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor yang menyatakan
bahwa tukang las memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditetapkan
dalam butir Jaminan Mutu.
3. Jaminan Mutu.
Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan
bahan, desain rangka baja ringan yang sejenis, dan dengan catatan
pengalaman proyek yang berhasil.
Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 atau AS 1554
edisi terakhir.
c. BAHAN - BAHAN
1. Lembaran Metal.
Lembaran metal lapis seng / galvanized harus memenuhi ketentuan SNI 07-
0132-1987 dengan tebal lapisan seng minimal 220 g/m2 sesuai JIS G 3302-
1994, seperti Lokfom, Sarana atau yang setara yang disetujui.
Lembaran metal lapis campuran seng dan alumunium harus memenuhi
ketentuan AS 1397, dengan mutu baja 5500 kg/cm2, dengan ketebalan 7,5
BMT seperti Zincalume buatan Blue Scope Steel Indonesia atau yang setara.
2. Profil Rangka.
Profil rangka yang akan digunakan harus sesuai dengan standar profil rangka
yang dibuat oleh pabrik pembuatan sistem rangka baja ringan.
Spesifikasi Material sbb :
a. Bahan baja yang dipakai untuk kuda – kuda adalah baja high tensile
strength hot dipped galvanized steel G550 sebagai berikut :
Batang utama (chord) memakai hot – dipped Galvanized Steel 95 x 33 Z
08 dan atau Z 10.
Web memakai hot – dipped Galvanized Steel 65 x 26 C 08
b. Bahan baja selain kuda – kuda (reng, ikatan angin, sekur overhang, listplang
dan balok tembok) adalah baja high tensile strength hot dipped galvanized
steel G550 sebagai berikut :
Reng memakai hot – dipped Galvanized Steel 45 x 27 B 50
Murplat / top plate memakai hot – dipped Galvanized Steel 75 x 40 W 10
c. Alat sambung utama untuk kuda – kuda baja ringan adalah sekrup khusus
yaitu self drilling screw STEELFIX berdasarkan ketentuan “Screws – Self
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 24
3. Manufaktur / Fabrikator.
Sesuai dengan ketentuan – ketentuan, manufaktur / fabrikator sistem rangka baja
ringan yang dapat memenuhi, antara lain, tetapi tidak terbatas pada yang tersebut
berikut :
Pryda Indonesia Pty. Ltd. Dengan produk Steelfast
PT Blue Scope Lysaght Indonesia dengan produk Smartruss
PT Jaindo Metal Industries dengan produk Uni-Frame
4. Aksesori Rangka.
Aksesori rangka baja ringan harus dibuat dari bahan dan penyelesaian yang sama
dengan yang digunakan untuk bagian – bagian rangka baja ringan dan sesuai
dengan persyaratan engineer dari pabrik pembuat rangka baja ringan, termasuk :
d. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Fabrikasi.
a. Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan penyusunan / perakitan bagian
sistem rangka baja ringan.
Fabrikasi rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi,
sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang aman
dan kuat dan seperti diuraikan berikut :
Fabrikasi rangka rakitan dalam cetakan / pola.
Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting besar, bukan dengan
api.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 25
Kencangkan bagian rangka baja ringan dengan baut, rivet atau sekrup
sesuai rekomendasi enjinir dari pabrik pembuat. Tidak diijinkan
melakukan pengencangan dengan kawat.
c. Fabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi kesikuan maksimal 3 mm.
2. Pemasangan.
a. Umum.
Harus memenuhi persyaratan fabrikasi seperti disebutkan di atas.
Lengkapi dengan ikatan angin, balok di atas bidang bukaan dinding, siku
– siku penulangan, pengaku, aksesori dan alat pengencang yang sesuai
dengan persyaratan engineer pabrik pembuat.
Pasang rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat
sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan
yang kencang.
Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila
memungkinkan.
Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada tempatnya
sampai rangka baja ringan menjadi stabil secara permanen.
Sambungan muai harus dibuat terpisah dari rangka baja ringan dengan
cara sesuai persyaratan. Do not bridge building expansion and control
joints with cold-formed metal framing. Independently frame both sides of
joints.
Pasang rangka baja ringan dalam batas variasi toleransi maksimal yang
diijinkan dari vertikal, elevasi, dan garis yang telah ditentukan, 3 mm
dalam 300 cmm (1 : 1000).
Bagian rangka baja individual harus ditempatkan maksimal 3 mm dari
lokasi rencana. Kesalahan kumulatif tidak boleh dari persyaratan
pengencangan minimal pelapis, penutup atau bahan penyelesaian
lainnya.
3. Perbaikan Perlindungan.
Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada rangka baja ringan yang
telah difabrikasi dan dipasang dengan cat perbaikan lapisan seng yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik pembuat.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 26
C. PEKERJAAN ARSITEKTUR
BAB I PEMBERSIHAN/PEMBONGKARAN DAN PENGUKURAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar
dan dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.
c. Peil 0.00 Bangunan diambil dari Lantai Dasar Gedung Rawat Darurat.
d. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil 0.00 tersebut.
2.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan bata
ringan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.
2.2. BAHAN
a. Batu bata (bata merah)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 27
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah
setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar dengan
baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata,
tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan
ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak
terlalu menyimpang.
Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.
Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang
tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan.
b. Adukan
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk
tasram
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Nusantara, Gresik,
Tiga Roda atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,
bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh
digunakan kembali.
c. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel atau Jaya Celcon ukuran
tebal 10 cm, 8,8 buah per m2.
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.
Pengawas Lapangan berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-
bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
d. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata
ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk LEMKRA, Cipta Mortar atau setara.
e. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah 1
pc : 2 pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas
dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
2.3. PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
a. Kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : kolom praktis 12 x 12 cm dan 10
x 10 untuk dinding bata ringan, ringbalk dan balok latai 12 x 12 cm dan 10 x 10 untuk
dinding bata ringan Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding
bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 10 cm untuk dinding bata ringan. Bekisting
terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata
dan berkualitas papan baik.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 28
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah
beton mengalami proses pengerasan.
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat
balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-
kusen harus diisi dengan aduk.
Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan diatas kusen harus
dibuat balok latei 10/10. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah
vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk
3.1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata
dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan
plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan
bahan, tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat
tembok, kecuali disebutkan lain.
3.2. BAHAN
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding trasram atau daerah basah dan dinding
luar yang tidak tertutup atap.
b. 1 : 2 dan sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung
Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk seluruh
pekerjaan).
d. Plesteran untuk penutup dinding bata ringan menggunakan Dry-Mortar : 3 kg/m2,
ketebalan 2 mm. Ketebalan dapat diatur sesuai dengan grade : kasar, sedang, halus.
Produk setara : LEMKRA – Plester Mutiara, atau Cipta Mortar
3.3. PELAKSANAAN
a. Plesteran dinding bata
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air,
siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan maksimum 2 cm.
Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja.
Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran
harus mulus dan lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus
diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan bahan pelindung
yang cukup sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7 (tujuh) hari
terus menerus.
b. Plesteran Beton
Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan
rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang
halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan
permukaan seperti yang dimaksud di dalam gambar rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan
pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
Dibasahi dengan air
Disapu air semen (Pc) atau bonding egent
Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara benar-benar
homogen.
Ketebalan plesteran adalah rata-rata 15 mm – 25 mm
Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc)
Untuk beton bertemu dengan dinding, plesteran harus dilapisi kawat wiremesh minimal
30 cm sepanjang pertemuan, khususnya apabila permukaan dinding rata dengan
permukaan beton.
d. Semua pasangan dinding bata harus diplester dan diaci kecuali pasangan dinding bata
yang tertanam didalam tanah atau dibawah lantai dasar cukup diplester dengan
campuran 1 : 3 tanpa acian.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela,
daun pintu dan daun jendela serta pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan profil
alumunium, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
f. Spesifikasi Teknis
Dimensi : 3” x 1 ¾”2
Tebal profil alumunium : 1.20 mm
Ultimate strength : 28.000 pci
Yield strength : 22.000 pci
Shear strength : 17.000 pci
Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18
mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
a. Kriteria Perencanaan
1. Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian alumunium termasuk ketahanan kaca,
memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan angin
yang disyaratkan.
2. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan, kekuatan
atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria perencanaan.
4. Persyaratan Struktur
Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
Beban Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada waktu
perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan penguat
dan angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar 62 kg tanpa
terjadi kerusakan.
5. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m‟
unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.
6. Kebocoran Air
ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior bangunan
sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air
minimum 3,4 L/m2/minimal.
d. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan
lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun
setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
a. Alumunium
1. Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah
dari jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan
ATSM B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan
lapisan clear anodized minimal 18 mikron yang diberi lapisan warna akhir
polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan
kemudian.
Tebal profil minimal 1,2 mm, setara merek YKK type YS-1C, dengan ukuran
3” x 1 ¾”2 dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah
tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
2. Kecuali ditentukan lain, semua kusen pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan arsitrave dan perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
c. Gasket
Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
Bahan : EPDM
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
e. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
f. Joint Sealer
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 33
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat
guna menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran
udara, air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber
a. Fabrikasi
1. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas
Lapangan.
2. Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
b. Pemasangan
1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan
sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja,
swambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian
rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dappat meneruskan beban
dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
3. Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
4. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500 mm.
5. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan
harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
6. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus
dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk
mencegah kerusakan komposisi alumunium.
7. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumunium harus terdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi
elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
8. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
9. Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
10. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela
Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang
dipergunakan dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
11. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
12. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
13. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
14. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih
dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
15. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
brosur serta persyaratan teknis yang benar.
16. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 34
17. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air.
18. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
19. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
20. Daun pintu yang digunakan pada tangga darurat adalah menggunakan daun
pintu tahan api (fire doors) minimal 120 menit produk BOSTINCO atau yang
setara, dengan teknik pemasangan yang sesuai prosedur pabrik dan gambar
rancangan pelaksanaan. Untuk pemasangan fire doors tersebut dilengkapi :
Door Closer
Hinge (engsel)
Handle and back plate
Kunci cylinder.
Handle Anti Panic
5.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan jendela,
jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas
paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.
5.2. BAHAN
5.2.4 Cermin.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 35
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat
dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
5.2.5 Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimensi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca
dan jenis profil alumunium yang digunakan.
5.3. PELAKSANAAN
5.3.1 Umum.
5.3.1.1 Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah
ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan
besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan
ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut
petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
5.3.1.2 Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengawas Lapangan.
6.1. KETERANGAN
Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai.
Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan pemasangan kunci
dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela, meliputi pengadaan bahan, tenaga
dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
PROSEDUR UMUM
a. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang
akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MKuntuk disetujui, sebelum dibawa
kelokasi proyek.
c. Ketidaksesuaian.
Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.2. BAHAN
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 37
a. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan lebih
dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan harus
sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
3. Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu alumunium tipe ayun dengan bukaan
satu arah, harus dari tipe kupu-kupu berukuran 102mm x 76mm x 2mm dengan
ball bearings, seperti tipe 2302 buatan Wilka atau setara.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua
jendela harus dari tipe friction stay 20”, seperti Wilka atau IHS atau setara, dari
ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela.
- Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x 2mm,
seperti tipe 2301 buatan Wilka atau setara.
- Ketentuan Bahan dan finishing engsel adalah dari bahan Nikel Stainless steel
dengan finish stainless steel hair line.
4. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu seperti dari tipe
Gracia 401 Wilka atau setara.
5. Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel atau tipe friction stay seperti tipe
Gracia 119 Wilka atau yang setara.
8. Pull Handle
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 38
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan handle
buka setara produk Wilka type Art TG 9335 SS atau setara.
9. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna stainless steel hair line,
kecuali bila ditentukan lain.
a. Umum.
Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah
engsel type friction stay dan harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat
pengunci/window lock yang memiliki pegangan.
Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel,
Untuk pemasangan engsel ke kusen Alumunium harus diberi closer dari kayu
tebal min 3 cm x panjang kusen yang kuat dan dari kayu bermutu baik (Kamper
atau Jati) yang dipasang di balik atau di dalam kusen Alumunium.
Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
handle/pelat.
Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan
bingkai bawah pemegang pintu kaca.
Lubang untuk pemasangan kunci dan engsel harus dibuat persis dan tidak boleh
longgar. Semua alat kunci harus dipasang dengan sekrup secara lengkap
b. Pemasangan Pintu.
Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan
engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang
engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (handle), pelat
penutup muka dan pelat kunci.
Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot
tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
c. Pemasangan Jendela.
Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction
stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang diinginkan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi
dengan sebuah pengunci.
d. Perlengkapan lain
1. Door closer : eks Dorma atau GEZE
2. Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
Airtight - PEMKO S2/S3
Fireproof - PEMKO S88
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 39
Semua perlengkapan yang akan dipakai harus diberikan contohnya terlebih dahulu kepada
Konsultan MKuntuk disetujui bersama dengan Konsultan Perencana.
7.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti
yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
a. Railing : fasilitas penyandang cacat (Ramp) dan tangga darurat.
Standar / Rujukan:
o American Society for Testing and Materials (ASTM)
o American Welding Society (AWS)
o American Institute of Steel Construction (AISC)
o American National Standard Institute (ANSI)
o Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
7.2. BAHAN
a. Pipa railing untuk tangga darurat menggunakan pipa BSP 2” di cat duco.
b. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36
Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang dipasangkan
dan yang paling cocok untuk maksud yang bersangkutan.
c. Railing tangga entrance, fasilitas penyandang cacat menggunakan pipa stainles steel
2” produk Bakeri atau yang setara.
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.
7.3. PELAKSANAAN
a. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
standar dalam pekerjaan ini.
b. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
c. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja
yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
d. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-
lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 40
e. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-
punch.
f. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus
crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
g. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan
lain.
8.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan
penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan
tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
8.2. BAHAN
a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah gyp-board dan gyp-tile dengan ukuran
sesuai pada gambar perencanaan, produk Jaya Board, Knauf atau Elephant.
Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS 1230
atau ASTM C 36.
b. Rangka plafond menggunakan sistem metal furing dan cross tee main tee terbuat dari
bahan galvalume tebal 0,55 mm sesuai gambar rancangan pelaksanaan produk Janindo
atau setara.
c. Bahan yang digunakan untuk list plafond adalah terbuat dari gypsum ukuran 50 x 50 mm
atau sesuai pada gambar rancangan pelaksanaan.
d. GRC 6 mm untuk plafon teritisan atap bagian luar, produk Jabasemen atau Harflex.
Bahan terpasang harus dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa cacat
lainnya.
8.3. PELAKSANAAN
paku atau sekrup harus ditutup dengan plamir/compound dari bahan gypsum sampai tak
terlihat bekas lubang.
h. Langit-langit tanpa penutup/exposed beton di ruang-ruang yang tidak tertutup harus
dirapikan.
i. Pemasangan GRC
Langit – langit GRC (teritisan) dipaku pada rangka plafond dengan hati – hati,
menggunakan paku baut eternit yang cukup jumlahnya. Letak paku – paku tersebut
harus diatur dan beraturan jaraknya. Permukaan seluruh bidang langit – langit GRC
harus datar air / waterpass tanpa nat. Pertemuan langit – langit dengan dinding tidak
bercelah. Langit – langit GRC dicat tembok dengan warna yang ditetapkan oleh
Konsultan Perencana.
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan
penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan
tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja
serta pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
b. Prosedur Umum
c. Bahan-bahan
Umum
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari
produk yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan
persetujuan Pengawas Lapangan.
Rangka Metal.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 42
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus dibuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum,
atau Krauf sesuai dengan rekomendasi produsen Gypsum yang dipakai.
Papan Gipsum.
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki
ketebalan minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis 09250.
d. Pemasangan.
1. Bahan yang dipakai untuk dinding partisi adalah panel Gypsum tebal 10 mm jenis
standar. Jenis papan Gypsum yang digunakan mempunyai bagian tepi melandai.
2. Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi
jumlah sambungan sebanyak mungkin.
3. Rangka dinding partisi yang digunakan adalah „Metal Stud System‟ sesuai
rekomendasi produsen Gypsum yang dipakai. Rangka terbuat dari bahan metal
galvalume tebal 0,55-0.75 mm dan lebar 92 (CS) produk PT. Jaindo atau yang
setara.
6. Pemasangan paku skrup harus diberi jarak minimal 10 cm dari tepi Gypsum untuk
setiap sambungan.
9. Setiap pertemuan sudut partisi harus dapat menghasilkan hasil akhir yang lurus
dan siku (runcing) dan dipasang wall engle.
10. Sambungan antar panel Gypsum harus ditutup dengan pita perekat dan ditutup
dengan compound serta dihaluskan/diratakan hingga membentuk permukaan
yang rata.
12. Belokan/lekukan pada dinding harus dipasang lipatan sudut yang sesuai pada
bidang sisi papan Gypsum sehingga didapat hasil belokan/lekukan yang benar-
benar lurus dan siku.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 43
9.1. KETERANGAN
9.2. BAHAN
a. Ubin Keramik
Keramik untuk pelapis dinding yang dipakai buatan dalam negeri. Keramik harus dari
kualitas yang baik atau KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi ketentuan
SNI seperti (Roman atau Asia Tile), berukuran 20x25 ditempat-tempat sesuai dengan
gambar perencanaan dan scedule finishing. Bahan yang didatangkan harus dalam
keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat. Keramik yang didatangkan harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
b. Stone Cladding
Batu tempel yang dipakai adalah jenis batu Andesit, Batu Palimanan dengan finishing
permukaan rata dan flamed. Batu yang ditempel harus dalam keadaan utuh, kondisi
baik dan kuat tanpa ada cacat.
Bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, utuh kuat, tanpa cacat rongga
atau porous, asal batu yang dimaksud adalah ex. Lokal. Barang yang didatangkan
harus disetujui oleh Pengawas Lapangan. Warna akan ditentukan kemudian oleh
konsultan perencana dan owner. Ukuran batu yang akan dipasang disesuaikan dengan
gambar perencanaan.
9.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan keramik
Pemasangan keramik dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan dinding yang akan
dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan
mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / dinding yang ada. Pemasangan
keramik dinding dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik dinding agar
direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang
dan rata air. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan
dasar maupun di badan belakang keramik dinding yang terpasang. Perbandingan
adukan dan ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 4, dengan
ketebalan rata – rata 2,0 cm. Lebar nat yang dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm,
dengan campuran pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas
dianjurkan untuk diberi expansion joint. Khusus untuk dinding luar diberi tali air per jarak
tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu
berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik, dapat digunakan
bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu
segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 44
disebabkan proses pembakaran pada temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna
dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan keramik dinding yang akan dipasang
mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
Plesteran dinding dan pasangan keramik harus benar-benar rata/lurus dalam satu
bidang. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan ubin keramik harus
menggunakan alat pemotong khusus. Lebar dan kedalaman siar-siar harus sama
(maksimal 3 mm untuk dinding keramik dan 1 mm untuk dinding granit) dan siar harus
membentuk garis-garis lurus. Siar-siar itu diisi dengan bahan pengisi warna (grout
semen berwarna), sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan. Dinding keramik
maupun granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda/kotoran yang melekat sehingga benar-benar bersih, warnanya tidak kusam.
10.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan terpasang
untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
10.2. BAHAN
a. Ubin penutup lantai yang dipakai ukuran 30 x 30 cm dari jenis Homogeneous Tile,
produk setara Granito dan Esenza serta keramik 10 x 20 cm, 20 x 20, stairnose ukuran
5 x 20. Semua bahan buatan dalam negeri (produk Asia Tile atau Roman atau
Impero).
Corak dan warna ubin kramik akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan
Perencana.
b. Sebelum keramik dan homogeneus tile dibawa ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh dan katalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat
kepada Pengawas untuk memperoleh persetujuan. Semua keramik dan granit tile yang
akan diipakai harus berada dalam kotak aslinya. Ubin-ubin keramik yang akan dipasang
harus mulus dan bebas cacat.
10.3. PELAKSANAAN
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 45
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh tukang yang benar-benar
ahli dan berpengalaman, sesuai dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.
1. Floor hardener dilaksanakan khusus pada lantai ramp menggunakan produk fosroc atau
setara.
2. Sebelum penerapan floor hardener plat dasar beton harus disiapkan sedemikian rupa
hingga memenuhi kondisi sebagai berikut :
Mempunyai kandungan semen 300 kg/m
Rasio kandungan air maksimum 0,55
Slump test 7,5 – 10 cm.
3. Tambahan semen yang disebarkan baris demi baris selebar 10 – 15 cm dan difinish
ratakan dengan trowel besi.
4. Penyebaran bahan floor hardener dilakukan dalam 2 tahap hingga total mencapai
kepadatan 5 kg/m2 atau sesuai petunjuk dari produsen pembuatnya.
5. Pemolesan dilaksanakan dengan trowel sebanyak 3 kali yaitu untuk menghilangkan
perbedaan warna dan setelah permukaan mulai mengeras untuk meratakan permukaan
floor hardener.
11.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat
dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-
tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok
dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini.
STANDAR / RUJUKAN
PUBB 1973 NI-3.
Steel Structures Painting Council (SSPC).
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 46
11.2. BAHAN
a. Umum.
1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama
pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya.
Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan. Konsultan MK
berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang
dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Mowilex,
Dulux atau Levis – Akzo Nobel.
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah dicat
sebelumnya.
d. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setar :
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
- Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis Weathershield
11.3. PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan
polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 47
2. Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
3. Permukaan Kayu.
Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian,
sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai.
c. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung
cat, tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus
telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan berikut.
a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
d. Permukaan Kayu
Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
e. Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
12.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan fixed seperti furniture ditunjukkan dalam gambar,
meja counter, Clading Panel, dll sesuai gambar rencana. Pekerjaan ini, meliputi penyediaan
alat, bahan dan tenaga untuk keperluan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 50
Contoh Bahan.
1. Contoh bahan harus diserahkan kepada Konsultan MKuntuk disetujui terlebih
dahulu sebelum pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan.
2. Semua kayu dan kayu lapis dan papan harus berasal dari pemasok yang dikenal
yang dapat menjamin kualitas dan kadar air yang diminta.
12.4. BAHAN
a. Kayu.
1. Mutu dan Jenis Kayu.
Mutu kayu dan jenis kayu yang ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini harus dari
kualitas terbaik dan kelas awet II dan kelas kuat II, memenuhi ketentukan PKKI
(NI-5,1961) dan untuk semua jenis pekerjaan kayu halus seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja, dan terdiri dari kayu Meranti Merah untuk lis langit – langit
dan dinding.
Kayu harus bebas dari susu, getah, celah, mata kayu besar yang lepas atau mati,
retakan melingkar dan kantung kulit kayu.
Bahan – bahan yang mengandung mata kayu / buhul mati yang besar dan lepas,
dan yang membusuk atau diserang serangga tidak boleh digunakan.
Kayu yang akan menerima lapisan transparan harus bersih dan berkualitas terbai.
Kayu yang akan diberi cat bukan transparan harus memiliki permukaan yang
sesuai untuk penyelesaian cat berkualitas.
2. Kadar Air.
Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, semua kayu untuk pekerjaan
kayu halus harus dalam keadaan kering, di-oven di pabrik, dan ketika
didatangkan ke lokasi kadar air dalam batas – batas 6 – 11%.
Harus diperhatikan agar kadar air dimaksud tidak berubah selama pengangkutan,
penyimpangan, pemasangan.
b. Kayu Lapis.
1. Semua kayu lapis interior untuk penyelesaian transparan harus mempunyai warna
dan serat kayu yang seragam, bebas dari goresan, retakan dan noda – noda dan
kedua permukaannya teramplas rata.
2. Kayu lapis yang telah diawetkan di pabrik, harus memiliki kekuatan rekat yang
tahan terhadap air dan cuaca. Mutu keawetan kayu lapis tidak boleh kurang dari
yang telah ditetapkan. Kayu lapis harus memiliki venir muka dan belakang
berkualitas sama, dari mutu IBB atau IAA standar SNI 01-2704-1999, dan berasal
dari merek dagang yang dikenal baik serta terdiri dari jenis berikut :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 51
c. Alat Pengencang.
Semua alat pengencang yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini, seperti paku, sekrup,
baut, angkur dan lainnya harus dari baja lapis galban / seng dalam ukuran sesuai
petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar yang berlaku.
d. Laminasi.
Laminasi dengan tebal minimum 0.8 mm dengan proses HPL (High Pressure
Laminated) harus tahap terhadap panas dan memiliki warna serta corak yang akan
ditentukan kemudian, seperti buatan Formica, Resopal, Decoform, Supreme Decoluxe
atau yang setara.
e. Perekat.
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis kedap air, seperti produk
neoprene based / synthetic resin based seperti Fox atau yang setara.
12.5. PELAKSANAAN
b. Pengawetan.
Semua jenis kayu dan kayu lapis yang dipasang tetap dalam bangunan atau struktur
harus sudah diberi bahan pengawet.
Bila kayu yang telah diawetkan dipotong, maka bagian permukaan yang dipotong
tersebut harus diulas dengan bahan pengawet yang sama.
c. Pengerjaan.
Pekerjaan kayu yang telah selesai harus diamplas, bebas dari bekas mesin dan alat,
kikisan, serta kayu yang timbul atau cacat lain di permukaan yang terlihat. Sambungan
harus rapat sedemikian rupa untuk mencegah penyusutan. Sambungan pasak harus
disetel dengan lem dan diberi baji dan untuk pekerjaan interior harus disemat.
d. Lapisan Pelindung.
Penyelesaian untuk semua permukaan kayu harus menggunakan cat duko atau
melamic sesuai ketentuan gambar perencanaan. Lapisan pelindung untuk meja (top
Table/counter top) menggunakan pelapisan dengan HPL (High Pressure Laminated)
pemeliharaan berakhir maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diganti hingga Konsultan MKmerasa puas dan pekerjaan – pekerjaan lainnya yang
terganggung akibat pembongkaran tersebut harus dibetulkan atas biaya Kontraktor.
f. Susut (Mengkerut).
Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus sedemikian
rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah manapun tidak akan mengurangi /
mempengaruhi kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi. Juga tidak
menyebabkan rusaknya bahan – bahan yang bersentuhan.
g. Pembersihan.
Semua tatal, puntung kayu dan kayu bekas harus dibersihkan secara teratur dan pada
waktu penyelesaian pekerjaan.
Semua bekas yang sudah tidak dapat digunakan lagi dan sampah – sampah harus
disingkirkan dan dimusnahkan.
13.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan
dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
13.2. BAHAN
a. Water Closet dan Wastafel
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
3. Wastafel
Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO tipe L
521 V1A, L 830 V3 atau American Standard), lengkap dengan keran, siphon
dan perlengkapan lainnya.
Westafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO
tipe L 237 V1B atau American Standard), lengkap dengan keran, siphon
dan perlengkapan lainnya.
4. Urinoir setara TOTO Type Moeslem U57M
5. Sekat Urinoir Toto type A 100
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon
dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
1. Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk Pantry atau yang
setara)
2. Floor Drain (TOTO type square flange TX 1B)
4. Towel Ring (TOTO Tipe TX 702AES atau setara)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 53
c. Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas
bersama dengan Konsultan Perencana.
13.3. PELAKSANAAN
a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak
diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan
sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuat.
c. Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak bagian
luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila ditunjukkan lain dalam
Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
d. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
e. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat ini
berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-anak, atau
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
f. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
g. Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan
pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
14.1. KETERANGAN
1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan penutup atap, meliputi pemasangan penutup
atap berikut inner lanernya, sesuai yang tertera dalam gambar.
14.2. STANDAR / RUJUKAN
Australian Standard AS 1397 – G550 –AZ 150, AS 3566
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-1588-1989
14.3. PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
diserahkan lebih dahulu kepada Konsultan MK untuk diperiksa dan disetujui, sebelum
pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada
Konsultan MK, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran, cara
pemasangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.
Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak
rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.
14.4. BAHAN - BAHAN
Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya
dalam keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Konsultan MK.
Square Ribbed Roof
Penutup atap metal harus terbuat dari bahan alumunium berkualitas tinggi, serta memiliki
karakteristik minimal sebagai berikut :
Panjang maksimum 1.000 mm.
Ketebalan 0,47 mm
0
Konduktivitas termal k = 0,032 W/MK pada suhu 20 C
Berwarna, sesuai dengan kelas pengecatan AZ 150 (rata-rata minimum 150 g / m2)
Fire clasification sesuai standar AS 1530, BS 476
2
Ultimate tensile strenght min. 225 N/mm
2
Modulus of elasticity 70.000 n/mm
Produk Kalzip tipe tapered seri 65/400 produk Corus atau yang setara serta disetujui
Pengawas Lapangan/MK.
Warna penutup atap metal harus sesuai ketentuan Skema Warna yang diterbitkan
terpisah atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.
Asesoris pelengkap harus terdiri dari ahan yang disyaratkn oleh pabrikan yang terdiri
dari bahan ekstrusi alumunium (concealed extruded), clips, A 6061, A1 M91, Si CU dan
masing – masing terintegrasi satu dengan lainnya.
Rangka Atap.
Rangka atap dari baja (space frame) harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
14.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum.
Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda – kuda,
gording, harus sudah terpasang dengan baik .
Penutup atap alumunium sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu disesuaikan
bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
Jarak antar penutup atap alumunium harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat genteng metal yang digunakan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 55
Pemasangan.
Pemasangan penutup atap metal dan kelengkapannya harus dilaksanakan sesuai
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap memperhatikan ketentuan
dalam Gambar Kerja.
Penutup atap metal berikut talang – talang (bila ditunjukkan dalam Gambar Kerja) harus
dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah menuju ke atas sesuai kemiringan
atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Bahan talang harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
Bahan flashing harus memenuhi ketentuan spesifikasi teknis.
14.6. ISOLASI ATAP
14.6.1. STANDAR / RUJUKAN
American Society for Testing and Materials (ASTM)
British Standard (BS)
14.6.2. PROSEDUR UMUM
Contoh Bahan dan Data Teknis.
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan, data
teknis dan detail pemasangan pekerjaan isolasi kepada Konsultan MK untuk
disetujui.
Bila bahan – bahan ditentukan dari suatu produk, bahan lain yang setara dan
dikenal dapat digunakan asal produk – produk tersebut memiliki ketebalan yang
sesuai untuk memastikan efisiensi dibandingkan dengan produk yang ditentukan
dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan isolasi harus dilindungi terhadap pengaruh cuaca selama pelaksanaan dengan
lembaran plastik atau yang setara, sampai penutup atap dipasang.
Ketidaksesuaian.
Konsultan MK berhak menolak setiap pekerjaan yang tidak dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis ini atau standar pemasangan lain yang berlaku.
Semua biaya tambahan yang diakibatkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sebab penolakan dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada kegagalan Kontraktor
memasang ketebalan minimal yang disyaratkan, atau pemasangan yang tidak sesuai
Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis.
14.6.3. BAHAN - BAHAN
Umum.
Semua bahan isolasi harus baru, bebas dari kerusakan dan dari kualitas terbaik, dari
pabrik pembuat atau pemasok yang dikenal.
Glasswool.
Glasswool harus terdiri dari serat – serat kaca dan thermosetting resin yang antara dan
harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
Ringan
0
Nilai penghantar panas maksimal 0.033 W/mK pada 10 C
3
Kepadatan minimal 24 kg/m
Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Seperti tipe PW5024 merek Polyfoil, INS-2450 merek Insfoil atau yang setara.
Isolasi Peredam Suara.
Isolasi peredam suara harus dibuat dari bahan rockwool yang diikat dengan phenolic
resin, dan memiliki karakteristik minimal sebagai berikut :
Ringan
3
Kepadatan minimal 80 kg/m
Ketebalan 50 mm atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Seperti MG Felt Tombo atau yang setara.
Alumunium Foil.
Alumunium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar pabrik pembuatnya, antara
lain sebagai berikut :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 56
Jenis double sided terdiiri dari 5 (lima) lapis laminasi yang terdiri dari 2 (dua)
lapis alumunium foil, 1 (satu) lapis bitumen adhesive, 1 (satu) lapis kertas kraft
dan 1 (satu) lapis bitumen adhesive yang diperkuat dengan pintalan serat kaca.
Daya pantul permukaan aluminium 95%.
Ketahanan terhadap bocor sesuai ASTM D781
2
Berat nomila 200 gr/m
Ketebalan nominal 0.21 mm
Seperti Insfoil 920 atau Harvi Foil 314.
Pita Perekat.
Pita perekat untuk alumunium foil harus memiliki karakteristik sesuai standar dari pabrik
pembuatnya, antara lain sebagai berikut :
Tebal tanpa pelapis 80 mikron
Tebal dengan pelapis 135 mikron
Tingkat ketahanan terhadap api memenuhi ketentuan BS 476 part 7 class 1.
Seperti Paratape eks Australia atau PPC No. 403F eks Selandia Baru atau yang setara.
Roofmesh.
Roofmest untuk menopan alumunium foil pada bagian bawah atap bangunan harus dari
jaring kawat baja las lapis seng / galbani celup panas dengan diameter minimal 1.5 mm
yang diproduksi dengan sistem las titik pada setiap titik pertemuannya sehingga
membentuk spasi 75 mm x 75 mm.
14.6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Umum.
Semua isolasi bangunan harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik
pembuat dan / atau sesuai Gambar Kerja.
Isolasi bangunan, antara lain harus dipasang pada tempat – tempat berikut :
Semua ruang yang dikondisikan dan / atau ruang lain seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.
Di bawah penutup atap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Di ruang diesel / unit pembangkit listrik seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pemasangan.
Isolasi bangunan harus dipasang lengkap dengan semua penyambung untuk
mencegah ruang – ruang kosong.
Isolasi di atas langit – langit harus ditempatkan dalam posisi menyilang rangka langit
– langit dengan bagian tepi – tepinya bertumpuk untuk mencegah masuknya panas.
Kawat lapis seng / galbani diameter 2 mm harus dikaitkan dan ditempatkan secara
diagonal di atas isolasi pada langit – langit dalam modul yang memadai untuk
menjaga isolasi tetap pada tempatnya.
Isolasi bangunan di bawah penutup atap berupa lembaran alumunium foil yang
ditempatkan di atas roofmesh atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Semua tepi dan
sambungan akhir harus diberi lewatan minimal sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuatnya, dan sambungan tersebut kemudian ditutup dengan pita perekat.
Isolasi peredam suara untuk ruang diesel / unit pembangkit listrik harus dipasang
sesuai Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui dengan tetap mengacu pada
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 57
Persyaratan umum dan persyaratan khusus, termasuk instruksi kepada peserta pelelangan,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini.
Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan
dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi dan system.
a. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik (penerangan dan
stop kontak) untuk bangunan ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode EE
serta disiplin lain yang disertakan ataupun sebagai gambar informasi.
2. Gambar-gambar dari disiplin lain yang relevan dengan pekerjaan ini seperti
gambar-gambar arsitektur dan struktur, dan lain-lain dalam dokumen tender ini.
Gambar-gambar disiplin lain tersebut diatas adalah untuk membantu Kontraktor
dalam mendapatkan gambar-gambar yang lebih jelas dari setiap jenis bahan dan
pemasangannya, terutama untuk koordinasi pemasangan serta relasi antar
pekerjaan.
Gambar-gambar atau informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak
disertakan dalam dokumen ini, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk
menanyakan ataupun mencari informasi tersebut untuk kelengkapan dan
kesempurnaan instalasi yang akan dipasangnya.
b. Standard/aturan
Material ataupun pengerjaan instalasi listrik, dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan pokok yang disebutkan pada :
1. PUIL 2000, SPLN
2. Peraturan Keselamatan Kerja
3. Aturan-aturan lain seperti : NFPA/NEC, VDE/DIN, dan IEC juga menjadi pegangan
sesuai persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.
c. Daftar Material
Waktu mengajukan penawaran, Kontraktor harus menyertakan/melampirkan “Daftar
Material” yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini
dan yang sesuai dengan spesifikasi. Dalam Daftar Material ini harus disebut pabrik,
merk, manufacturer, type, lengkap dengan brosur/ katalog.
Daftar Material yang diajukan pada waktu penawaran ini adalah mengikat
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 58
Apabila tidak menyerahkan daftar material tersebut atau mengajukan yang tidak
lengkap maka hal ini selain mempengaruhi penilaian, juga tidak lepas dari kewajiban
untuk menyesuaikan dengan spesifikasi teknis serta untuk itu Direksi Lapangan dapat
dan akan menentukan sendiri kemudian atas resiko Kontraktor.
2. Contoh Bahan
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini, Kontraktor wajib memperlihatkan
contoh bahannya sebelum pemasangan kepada Direksi Lapangan untuk
disetujui.
Apabila dianggap perlu oleh Direksi Lapangan dan hal ini memungkinkan,
maka Kontraktor wajib memperlihatkan contoh material yang lain apabila
diminta.
Penolakan atas contoh-contoh tersebut diatas Kontraktor harus mengganti
dan memperlihatkan yang sesuai spesifikasi dan disetujui.
Kualitas listrik/teknis, merk/pabrik, besar fisik dan kualitas estetika, dari
contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
Pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya kontraktor,
contoh bahan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan tidak lebih dari 30
(tiga puluh) hari kalender setelah penunjukan.
Contoh bahan-bahan yang harus diserahkan adalah :
Untuk instalasi semua panel dan isian panel seperti MCCB, MINI CB,
ELCB
Kabel-kabel, cable gland, stop kontak, saklar, fixtures, lampu, doos,
conduit dan lain-lain.
Apabila Kontraktor sudah menentukan suatu merek dan type dan sudah
mengajukan pada waktu penawaran lelang maka berarti material tersebut
dalam kurun waktu selama proyek ini berjalan sudah pasti dapat diperoleh.
Untuk itu perlu pengecekan terlebih dahulu ke pasar/agen oleh Kontraktor.
5. Pas Instalatir
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang mempunyai Pas Instalatir
PLN Kelas B. Khusus untuk Kontraktor yang mempunyai Pas Instalatir PLN dari
luar Sumedang, maka terlebih dahulu harus memintakan izin secara khusus
sebagai tanda lapor ke PLN Sumedang mengenai keinginannya untuk ikut
melaksanakan instalasi listrik Pemilik/Penanggung jawab pas intalatir haruslah
atas nama perusahaan/Kontraktor tersebut serta orang yang disebut pada Pas
Intalatir ini adalah betul-betul nantinya orang yang bertanggung jawab pada
instalasi yang dipasang. Pas instalatir ini serta surat-surat ijin PLN lainnya yang
ada harus disertakan pada waktu penawaran.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 59
7. Konflik Pelaksanaan
Apabila terhadap konflik teknis pengadaan dan pengerjaan dari pada masing-
masing instalasi, ataupun dengan macam instalasi lain yang tidak
digambarkan/diinformasikan pada gambar Tender dan baru muncul pada waktu
pelaksanaan, maka kewajiban Kontraktor untuk mengajukan jalan keluarnya
ataupun mengerjakan jalan keluar yang disarankan oleh Direksi Lapangan. Untuk
hal inilah maka sebelum penjelasan Tender semua gambar, spesifikasi teknis
dengan segala kaitan serta konsekuensinya harus dipelajari dengan teliti.
8. Perbaikan
Semua akibat dari pekerjaan instalasi listrik, berupa kerusakan atau sisa-sisa
harus dirapihkan kembali. Sisa-sisa bahan atau bekas bongkaran harus dibuang
ketempat yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.
9. Brosur/Katalog
Untuk semua material yang digunakan maka Kontraktor harus melampirkan
brosur/katalog pada waktu penawaran lelang dan hal ini adalah mengikat. Dalam
brosur itu harus dijelaskan type, rating dari pada bahan tersebut.
11. Pengujian
Untuk pekerjaan instalasi ini maka Kontraktor harus melaksanakan :
Pengetesan terhadap instalasi „Keur‟ (instalasi penerangan dan daya)
Keur ini harus dilakukan sesuai aturan dan prosedur PLN atas biaya
Kontraktor dan hasilnya harus diserahkan ke Direksi Lapangan
Trial Run dari seluruh instalasi yang terpasang dimana pelaksanaannya
menjadi tanggungan Kontraktor termasuk penyediaan daya listrik dan sarana
peralatan untuk pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan jalan dibebani
(kalau hal ini dimungkinkan) atau dioperasikan.
a. Lingkup Pekerjaan
Yang diartikan dalam lingkup pekerjaan ini adalah dalam arti yang luas dari pengadaan,
pemasangan, pengujian, percobaan dan pemeliharaan, seluruh sistem instalasi yang
tertulis didalam spesifikasi teknis dan gambar dokumen lelang.
Masuk pula dalam lingkup pekerjaan ini adalah, pengadaan dan pemasangan seluruh
peralatan, serta accessories yang mungkin secara detail tidak tergambarkan/tidak
terspesifikasikan dengan sempurna, namun merupakan komponen dari instalasi ini
sebagai sesuatu sistem, untuk bekerja/ beroperasinya dengan sempurna dan baik.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 60
b. Panel board
1. Konstruksi
Semua panel dibuat dalam ukuran modul dari bahan plat besi. Bagian dalam
panel disesuaikan kebutuhan masing-masing seperti tertera pada gambar.
Semua peralatan diikat/dipasang pada rail di dalam modul panel, yang
disesuaikan dengan kebutuhan jumlah peralatan yang akan dipasang.
Panel harus memenuhi standard IP.31/IP.40 type Plus Mounting atau Wall
Mounting.
2. Tutup/Cover
Dinding
Seluruh panel dalam bentuk modul dilengkapi dengan dinding penutup dari
bahan plat besi. Dinding penutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap
sudut/siku harus benar-benar 90 derajat.
Ventilasi
Pada dinding bagian depan/samping kiri kanan harus dilengkapi lubang-
lubang untuk ventilasi
Pada bagian dalam dinding yang diberi lubang ventilasi ini harus diberi lagi
tambahan dinding yan gdiberi lubang punch pada daerah lubang ventilasi.
Hal ini untuk menjaga barang-barang asing masuk atau ditusukkan ke lubang
ventilasi dan langsung menyentuh bagian-bagian yang bertegangan dari
peralatan panel.
Pintu
Pada bagian depan dari panel disesuaikan dengan gambar, harus ditutup
dengan pintu yang rapi.
Pintu tersebut harus dari pelat besi dengan diberi rangka penguat sedemikian
rupa, sehingga dalam keadaan tertutup ataupun terbuka tetap dapat
dipertahankan bentuk yang kokoh dari pintu tersebut. Rangka khusus untuk
pintu tidak mutlak diharuskan, asal disesuaikan dengan ukuran pintu, maka
pada pinggiran pintu dilakukan penekukan yang memadai.
Kalau panel menggunakan pintu maka semua komponen/aparatus harus
terletak didalam dan ditutup dengan cover plat yang diberi lubang untuk
segel, kecuali lampu indikator pilot lamp harus dapat dibaca sekalipun pintu
dalam keadaan tertutup.
Engsel harus kuat dan tidak menonjol dan harus diusahakan tersembunyi
serta rapi. Kunci dan handle pintu adalah dari bahan yang diberi lapis
„vernikel‟ dan dilengkapi dengan kunci merek YALE atau setaraf.
Cat
Panel seluruhnya harus diberi car dasar/primer coat dan diberi pelapis cat
akhir disesuaikan dengan warna box panel dan finish cat bakar.
c. Rel/Busbar
1. Rel harus dari bahan tembaga dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus
150 % dari arus bahan terpasang yang ukurannya disesuaikan dengan dengan
aturan PUIL. Semua rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator/busbar
support di dalam distribution box.
Pengetanahan/Grounding
Panel harus dilengkapi dengan busbar atau terminal pengetanahan
(grounding) dari bahan tembaga dan diberi cat „kuning-hijau‟ kecuali untuk
tempat-tempat terminal seperti tersebut pada butir diatas. Bagian panel dari
metal harus dihubung secara elektris dengan rel pentanahan dan ditanahkan
melalui elektroda pengetanahan atau cara pengetanahan lainnya.
Rangka pemegang
Panel harus dilengkapi dengan dudukan baik itu berupa rangka besi atau
dudukan lainnya yang sesuai dan disetujui.
Peralatan listrik
Semua peralatan listrik di panel harus dari kelas tegangan rendah (rated
voltage) minimal 600 volt, 50 Hz kecuali disebutkan khusus tertentu.
Moulded Case Circuit Breaker Rated Voltage 500 volt/AC, dilengkapi
dengan magnetic dan terminal tripping device, rated breaking capacity
minimal 10 KA, 50 KA.
Penggunaan Miniature Circuit Breaker (MCB), dari type yang mempunyai
„instantaneous tripping value‟ sebesar 12 (dua belas) kali arus In (model
G breakers), Rated voltage 380 volt AC, 50 Hz dan rated coil 220 volt AC.
Peralatan meter dipasang pada panel cabang seperti yang tertera pada
gambar. Meter-meter adalah dari type “Moving Iron Vane Type” khusus
untuk panel dengan scale sircular, flush/semi flush, dalam kotak tahan
getaran, dengan ukuran 96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian
1,5 %. Posisi selector switch harus ditandai dengan jelas.
Setiap panel harus dipasang lampu indikator (untuk setiap phasa R, S,
T).
Untuk setiap panel harus disediakan MCB/MCCB/ELCB cadangan
sebanyak yang tertera pada gambar dan diberi tanda pengenal.
Jalan kabel
Untuk panel-panel arah kabel incoming dari bawah dan outgoing arahnya dari
atas. Untuk keluarnya kabel-kabel ini dimana kabel-kabel ini akan langsung
masuk disiapkan lubang serta „compressinable gland‟ untuk setiap
kabel/konduitnya. Kabel dari panel langsung naik ke arah plafond/ceiling.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 62
Tanda-tanda / label-label
Untuk setiap CB/switch maka didekatnya secara jelas harus dipasang
tanda/label dimana tertera arah, tujuan keluar atau masuk kabel yang dilayani
oleh CB/switch tersebut. Tanda label ini terbuat dari bahan ebonit hitam
ukuran 60 x 30 x 40 mm atau ukuran lain yang memadai dengan tulisan
berwarna putih yang tertulis secara Punch.
d. Fixture
1. Flourescent Lamp.
Armature
Dari bahan pelat baja ketebalan minimal 0,7 mm. Zinc-coated white paint
sheet steel.Semua komponen listrik berada di dalam (built in)
Armatur,komponen dan lampunya. Harus diproduksi oleh satu pabrikan
(Complite Set Armatur) dan diyatakan dengan Surat Keaslian Matrial dan
Bergaransi.
Armatur set harus lengkap dengan rangka dudukan/gantungan.
Type armature
TL 2 x 36 watt, M6 dilengkapi dengan Louvred miroro reflector of
floresant lighting .Armatur /luminare yang dapat mengontrol cahaya yang
dating dari sumber cahaya dengan bentuk deminsional atau Omni
Directional Luminance Control (3D OLC),dipasang rata plafon
TL 1 x 36 watt,Revlektor (IP20 claas 1 complise IEC598 end F mark)
TL 1 x 36 watt,Opal (IP40) dipasang diatas wastafel
TL 1 x 18 watt,Opal (IP40) dipasang diatas wastafel
Down Light PLC 18 watt,(IP20,class 1,complice with IEC598
Lampu/fluorescent Tube
“TL” standard type fluorescent lamp, untuk lampu-lampu seluruh bangunan.
Fluorescent Tube dengan type warna „white‟ atau No. 84 PHILIPS.
Ballast
Leak proof, temperature kerja rendah, noiseless, ballast dengan rumahan dari
bahan polyster. Rated voltage 220 volt rugi-rugi/losses ballast tidak lebih
besar dari 1 x 36 watt, losses max. 11 watt, 1 x 18 watt loses max. 6 watt dan
TL 1 x 10 watt loses max. 3 watt. Ballast harus dilengkapi dengan Connection
Terminal.
2. Kapasitor
Untuk semua lampu-lampu fluorescent disyaratkan bahwa „power factor‟ harus
mencapai paling kurang 0,85. Cara-cara Power Factor Improvement ataupun
dengan penggunaan kapasitor, rated voltage 220 volt. Sebagai pegangan dapat
disebutkan disini secara kasar sebagai berikut :
1 x 36 watt, kapasitor 5 mikro farad dan 1 x 18 watt, kapasitor 3,5 mikro farad,
menjadi kewajiban Kontraktor/Supplier untuk menambah kapasitas kapasitor
apabila tidak tercapai power factor sebesar 0.85.
Saklar grup/grid saklar inbow lengkap isian saklar tunggal, 10 A, lengkap box
dan accessories
Seluruh stop kontak dilengkapi safety plug.
5. Pendukung fixture
Semua fixture disini telah diartikan lengkap dengan penggantung/pengikat lubang
lampu pada plafond yang harus disupply oleh Kontraktor.
e. Instalasi Umum
1. Instalasi umum menggunakan kabel NYM, NYY, NYFGBY, kecuali disebutkan lain
pada spesifikasi ini.
2. Semua kabel yang masuk / keluar panel mulai dari lantai sampai pada ketinggian
fixtures harus dimasukkan kedalam conduit yang sesuai.
3. Konduit/kabel harus diklem dengan rapih pada plafond setiap jarak 1 (satu) meter
kecuali disebutkan lain pada spesifikasi/gambar.
4. Setiap pipa/konduit dan jalan masuk kabel ke panel/terminal box/doos/fixture dan
lain-lain harus dilengkapi dengan „pengakhiran‟ berupa : „cable gland‟ atau
semacamnya untuk mencegah luka pada isolasi kabel sewaktu-waktu
tertarik/ditarik.
5. Ukuran terkecil kabel listrik adalah penampang tembaga 2,5 mm2.
6. Setiap pencabangan atau sambungan instalasi haruslah dipergunakan lasdop atau
cara tutup lainnya, seperti „connection cap‟ sedemikian rupa sehingga aman cara
instalasinya.
7. Untuk suatu instalasi tiga phasa maka didalam cara instalasinya warna-warna fasa
dari kabel haruslah konsisten dari awal.
8. Instalasi penerangan, stop kontak dan saklar
Didalam bangunan pada umumnya adalah general lighting berupa lampu-
lampu atau armature dipasang recessed mounted pada plafond / ceiling dan
dak beton.
Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk
(inbow) kecuali disebut lain.
Saklar/on-off pada lampu-lampu penerangan dilakukan pada tempat
tersendiri dan dipasang pada ketinggian 120 cm – 150 cm dari permukaan
lantai, khusus untuk daerah lembab harus dari jenis Water Dicht (WD).
Stop kontak dinding dipasang pada ketinggian 30 cm – 90 cm dari permukaan
lantai.
Stop kontak di ruang pasien dipasang sesuai dengan tempat tidur pasien.
Supply listrik untuk penerangan dan stop kontak dilayani secara terpisah dari
sistem daya melalui panel listrik yang segi pelayanannya terbagi dua panel.
Untuk pencabangan kabel-kabel harus menggunakan Duodoos atau Teedoos
dari bahan metal.
9. Sistem Pengetanahan
Instalasi sistem pengetanahan dalam paket ini adalah untuk sistem
pengetanahan pengaman yang dihubungkan ke panel
Elektroda konduktor pengetanahan
Pipa galvanized diameter 1 inchi dengan copper BSC seperti tertera pada
gambar dan tahanan pengetanahan tidak boleh lebih dari 3 (tiga) ohm.
Sambungan sekrup/baut, klem
Kecuali disebutkan lain, semua sambungan harus dengan cara jepitan
dengan baut. Bahan-bahan jepitan / klem / mur-baut harus dari bahan yang
mempunyai konduktivitas arus yang baik dan telah diproses untuk tahan
korosi/oksidasi, tidak akan melar (is not likely to stretch) setelah diberi „cast
bronce‟, brase,‟plain‟ atau melable iron.
Aturan-aturan
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 64
Bila tidak disebutkan lain pada spesifikasi teknik ini ataupun pada gambar
maka hal-hal khusus lainnya mengenai sistem dan cara pengetanahan harus
dilakukan mengikuti aturan PUIL - 1987, NEC atau NFPA.
Sistem pengetanahan untuk arus kuat dan lemah harus dipisah.
Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor wajib mengisi Daftar
Material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan brosur /
katalog yang dilampirkan pada waktu lelang.
Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produk pabrik atau assembling.
Semua pokok-pokok harus diisi terutama merek dan type, apabila ada pokok
dalam tabel ini yang tak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak diisi, namun
perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan.
Daftar material ini wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.
a. Pekerjaan System :
System deteksi kebakaran dan system alarm pada ruangan-ruangan dikontrol oleh
FACP, yang pada prinsipnya apabila terjadi kebakaran akan dideteksi oleh detektor-
detektor dimana dalam hal ini menggunakan „heat detector‟ Ret of Rice Detector dan
Smoke Detector yang terdiri dari zone-zone dan dikontrol oleh FACP.
b. Standar / Rujukan
c. Lingkup Pekerjaan :
2. Kontraktor wajib melampirkan brosur dari setiap material yang akan dipasang dan
memberikan contoh material untuk disetujui oleh pihak Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi dan atau oleh Konsultan Perencana.
3. Merek yang dipakai : Simplex, Honey Well, Cubb, Notifire atau yang setara.
b. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikan hal ini kepada
Pengawas Lapangan untuk pemecahannya.
c. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti se-seksama mungkin. Dalam menyiapkan
Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural, Struktural dan gambar lain yang
berhubungan, serta semua elemen harus diperiksa dimensi dan ruang bebasnya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 66
d. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain
yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua
peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
e. Kabel dari CTB ke sirkuit detektor menggunakan kabel PVC dengan inti penampang
tembaga 1,5 mm2.
f. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel kalau tidak dilakukan pada terminal box
atau panel.
g. Dimana diperlukan pemasangan flexible conduit, maka haruslah dipasang sekalipun
tidak disebutkan dalam gambar.
a. CTB harus terbuat dari bahan besi plat dengan tebal minimum 1,5 mm yang dilengkapi
dengan pintu dan kunci.
b. Semua hubungan dibuat dengan sistem screw connection.
c. Panel.
Panel harus memiliki kapasitas untuk mengakomodasikan modul panel kontrol, modul
masukan dan keluaran, modul sumber daya dan peralatan penting lainnya untuk
melengkapi sistem tanda kebakaran dengan jumlah zona sesuai ketentuan Gambar
Kerja.
d. Sistem.
Sistem akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada peralatan berikut :
Lampu uji di bagian dalam
Suplai AC atau DC tambahan
Tanda peringatan dan tanda bahaya tambahan
e. Panel Kontrol.
Panel kontrol pusat harus terdiri dari modul – modul komponen sepraktis mungkin.
Modul panel harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
2 (dua) buah kawat rangkaian penggerak sinyal
Panel pengamat / annunciator panel, lampu sinyal dan bel peringatan. Sebagai
pemberitahuan, bila lampu sinyal tidak berkedip, bel peringatan akan berhenti.
Buatan Gent, Nohmi, Simplex, Notifire.
a. Alat Pendeteksi.
Umum.
Alat pendeteksi panas untuk bangunan akan beroperasi pada temperatur 4.20C
sampai 450C.
Alat pendeteksi harus dari tipe dua ruangan yang dapat beradaptasi pada berbagai
temperatur, kelembaban dan faktor lainnya. Kepekaan alat pendeteksi harus dapat
diatur.
Setiap alat pendeteksi harus berisi indikator visual integral yang menunjukkan
kondisi siap siaga.
Alat atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian, penyetelan dan kalibrasi
harus disediakan oleh Kontraktor.
Tipe rate of rise. Alat ini didesain untuk mendeteksi kenaikan temperatur yang
cepat atau tidak normal.
Tipe fixed temperature
Alat ini akan bekerja bila temperatur udara dalam ruang mencapai angka tertinggi
yang telah ditentukan.
2.6. PEMASANGAN.
a. Sistem tanda kebakaran harus memberikan pendeteksian api secara otomatis pada
setiap bagian bangunan. Rangkaian penggerak sinyal terdiri dari 2 (dua) buah kawat
yang dihubungkan dengan akhir jalur resistor.
b. Alat pendeteksi panas pada umumnya harus dari jenis pemasangan di langit – langit
dengan sinyal berkedip yang dihubungkan ke panel kontrol yang ditempatkan pada
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
c. Panel kontrol harus dapat diperluas / ditambah sehingga mampu menampung
perlengkapan sinyal pendeteksi api pada tempat – tempat yang ditentukan. Persyaratan
ini harus dikoordinasikan dengan Konsultan MKsebelum pengadaan peralatan. Sumber
daya dan / atau tegangan kerja ke panel kontrol adalah 220V/50Hz/1fase.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 68
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-
lain untuk pemasangan, pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk
seluruh sistem tata suara seperti dipersyaratkan didalam buku ini dan seperti ditunjukkan
didalam Gambar Perencanaan kecuali peralatan utama tidak masuk lingkup pekerjaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalam buku ini tetapi
dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasional sistem tata suara.
a. PROSEDUR UMUM
4. Ketidaksesuaian.
o Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau
dipasang yang tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan / atau
Spesifikasi Teknis.
o Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
o Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau
berbeda dengan yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu
membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan penggantian,
dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
b. BAHAN - BAHAN
1. Umum.
o Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai
dengan surat keterangan keaslian barang (Letter of Origin) dari pabrik
pembuat atau agen utamanya.
o Semua perangkat sistem tata suara harus dalam keadaan baru, dilengkapi
sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta penggunaan dari
pabrik pembuatnya.
o Semua perangkat sistem tata suara adalah dari merek TOA, PHILIPS atau
yang setara.
o Semua perangkat sistem tatasuara harus dilengkapi dengan data-data
berikut :
Dimensi
Dan data lainnya yang diperlukan.
2. Sistem tata suara „Public Address System‟ yaitu untuk tata suara publik, area
sistem tata suara ini terdiri dari :
Horn Speaker harus memiliki kapasitas 15 watt seperti merk TOA atau yang setara.
Instalasi
Yang termasuk ke dalam pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan terminal box tata
suara, wiring tata suara lengkap dengan konduitnya, attenuator serta kelengkapan
lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan kerja sistem tata suara.
Ceiling speaker
Yang termasuk ke dalam pekerjaan ini meliputi speaker lengkap dengan matching
transformer grille dan kelengkapan-kelengkapan lainnya sesuai merek terpilih.
Merek yang dipakai : National, TOA, Philips.
Kontraktor/sub berkewajiban memberikan pelatian/training kepada pihak rumah
sakit mengenai system operasional dan maintenen dari alat yang dipasang.
Untuk paging dan messaging tingkat kuat suara disetiap speaker sama dan tidak
dipengaruhi oleh posisi pengatur tingkat kuat suara yang dipasang disetiap
ruangan. Tingkat kuat suara untuk paging dan messaging dapat diset secara
terpusat dari sentral sistem tata suara.
Hal-hal tersebut diatas berlaku pula untuk keperluan emergency call yang dilakukan
dari Sentral Sistem Pengindera Kebakaran.
Nada-nada yang mengawali paging dan messaging serta emergency call harus
mempunyai nada-nada yang cukup spesifik (berbeda dengan sumber audio
lainnya).
Back ground music dapat diprogram untuk cassete deck, compact disc atau radio
tuner.
a. Ceiling Speaker
Ceilling speaker dan matching transformer ditempatkan didalam suatu box speaker
dipasang recessed ceilling pada plafond dan difinish dengan speaker grille. Bentuk
dan warna ditentukan kemudian oleh Perencana interior.
Data Teknis
Rated power : 3/6 watt dan 90 watt
Impedansi input : 3,3 k ohm
Frequency response : 100 - 16.000 Hz
SPL minimum (1m,1W) : 90 dB
Sisi primer matching transformer mempunyai 3 (tiga) buah tap untuk 100, 70 dan 50
volt.
a. Attentuator dengan transformer, flush mounting mempunyai On-Off plate berbentuk segi
empat yang warnanya ditentukan kemudian oleh Perencana Interior.
b. Data Teknis
Rated Voltage : 100 volt (minimum)
Rated power : 1,6 beban speaker dilayani (minimum)
Ketinggian pemasangan 1,25 m dari lantai, tetapi jika pada ketinggian tersebut ada
jendela, maka ketinggian 0,70 m dari lantai disesuaikan dengan keadaan dimana
attentuator tersebut akan ditempatkan.
3.8. INSTALASI
Spesifikasi seluruh instalasi sistem tata suara untuk bangunan ini menggunakan kabel
yang mempunyai tegangan kerja 500 volt.
Kabel instalasi untuk ke speaker dipergunakan kabel jenis „PVC insulated‟ dengan
jumlah inti dan luas penampang kabel seperti tercantum dalam Gambar Perencanaan.
Kabel yang digunakan untuk attentuator dimasukkan dalam conduit atau sparing dan
setiap pipa hanya boleh diisi dengan satu pasang kabel.
Jika pemasangan kabel ini pararel dengan kabel daya listrik, maka harus mempunyai
jarak minimum 30 cm.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 72
Pada dasarnya pipa untuk kabel sistem tata suara dipasang pada rak kabel atau ditanam
di dalam dinding.
Sistem tata suara di dalam Gambar Perencanaan tidak mengikat dan penambahan alat
diperbolehkan.
Penambahan alat harus disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang ada pada
setiap produk yang dipilih, sehingga pengoperasian dari sistem tata suara tersebut tetap
berada pada kemampuan puncak.
Kontraktor tata suara berkewajiban mencek dan menyesuaikan kabel instalasi agar
berfungsi dan bekerja dengan baik dan sesuai dengan persyaratan teknis dan
rekomendasi dari produk sistem tata suara yang terpilih.
Pipa instalasi tata suara harus dibedakan dengan pipa-pipa untuk keperluan utilitas
lainnya.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan
lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem daya listrik dan
penerangan.
Terminal box sistem tata suara :
Terminal box terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 2 mm. Konstruksi
las, dicat dengan meni tahan karat dan cat finish dengan warna yang akan
ditentukan oleh Perencana Interior.
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.
Terminal box dipasang flush mounting pada dinding
Terminal box dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle
Penyambungan kabel instalasi sistem tata suara didalam terminal box dilakukan
dengan menggunakan terminal penyambungan dari jenis „screw type‟.
Kabel yang digunakan harus sesuai dengan standard SII dan SPLN atau standard-
standard lain yang dilakukan di negara RI serta mendapat rekomendasi dari konsultan
pengawas.
Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis.
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya harus
dipisahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.
Ukuran luas penampang dan jumlah inti kabel yang digunakan minimal harus sesuai
dengan Gambar Perencanaan.
Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merek, jenis, ukuran luas
penampang, rating tegangan kerja dan standard yang digunakan.
Kabel instalasi sistem tata suara menggunakan kabel PVC jenis NYMHY (500 volt).
Kabel instalasi sistem tata suara dipasang didalam pipa sparing/conduit yang diklem
pada rak kabel atau ditanam didalam dinding.
Pipa-pipa pelindung kabel instalasi sistem tata suara harus dibedakan dari pipa-pipa
pelindung kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat
finish berwarna abu-abu.
Pada ujung setiap kabel harus diberi kabel/sling-plate yang terbuat dari plat alumunium
mengenai nama kelompok speaker yang dilayaninya.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan
lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem distribusi listrik dan
penerangan.
Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu
oleh Konsultan MKuntuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran, pengujian dan
uji penampilan.
Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi.
Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji kesinambungan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan,
buku asli pengoperasian / pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam jumlah
tertentu, sesuai persyaratan kontrak.
Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan,
Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem tata suara, dengan jangka waktu masa
garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.
Lingkup pekerjaan ini, meliputi pengadaan dan penginstalasian sistem telepon dan MDF
utama sampai dengan MDF pada bangunan Gedung IRJ dan semua material, peralatan,
tenaga kerja, dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan
pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh sistem telepon seperti disyaratkan dalam buku
ini dan seperti ditunjukkan didalam Gambar Perencanaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci didalam buku ini tapi
dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasional sistem telepon. Lingkup
pekerjaan tersebut al :
o Penarikan kabel dari PABX sentral.
o Kotak distribusi utama dan kotak terminal.
o Kabel telepon termasuk konduit.
o Stop kontak telepon.
o Pesawat telepon.
o Pengujian seluruh sistem komunikasi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 74
Standar PT Telkom.
Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI).
Verband Deutscheur Electrochniker (VDE).
Terminal box telepon terbuat dari plat baja dengan ketebalan minimal 2 mm. Konstruksi
las, dicat dengan meni tahan karat dan dicat finish dengan warna yang akan ditentukan
kemudian oleh Perencana Interior.
Kapasitas terminal box disesuaikan dengan Gambar Perencanaan.
Terminal box telepon dipasang flush mounting pada dinding.
Terminal box telepon dilengkapi dengan pintu, kunci dan handle.
Penyambungan kabel instalasi telepon didalam terminal box dilakukan dengan
menggunakan penyambungan jenis „sambungan jepit‟.
Kabel instalasi telepon menggunakan kabel PVC berukuran 3x0,6 mm2 (STEEL-K-008
dan STEEL-K-002).
Kabel instalasi dipasang didalam sparing / conduit yang diklam pada rak kabel atau
ditanam didalam dinding.
Konduktor kabel instalasi telepon mempunyai inti solid yang terbuat dari bahan tembaga.
Pipa-pipa pelindung kabel instalasi telepon harus dibedakan dari pipa-pipa pelindung
kabel untuk keperluan instalasi yang lain dengan cara menandai dengan cat finish
berwarna hijau.
Persyaratan teknis mengenai instalasi penunjang seperti conduit, sparing, rak kabel dan
lain-lain sama dengan persyaratan penunjang untuk instalasi sistem catu daya listrik dan
penerangan.
Pesawat telepon cabang berupa telepon meja dengan tipe „push button dialler‟.
Pesawat-pesawat yang digunakan adalah :
Pesawat untuk operator
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 75
Kotak distribusi utama harus dari tipe pemasangan di luar atau dalam gedung
dengan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan harus memiliki
karakteristik minimal sebagai berikut :
Rumah dibuat dari reinforced polyester,
Dilengkapi dengan pintu yang dapat dilepas untuk terminasi kabel.
Dilengkapi dengan ventilasi pada bagian atas dan bawah untuk sirkulasi
udara dan mencegah kelembaban,
Kotak Terminal.
Kotak terminal dengan tipe dan kapasitas sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja,
harus memiliki karakteristik minimal sebagai berikut:
Dapat dipasang di dinding,
Mudah di pasang,
Ringan dan Kuat,
Kotak dibuat dari resin daur ulang,
Bagian metal dibuat dari bahan baja anti karat AISI 304,
Dapat dibuka sampai 90°,
Tahan terhadap UV dengan proteksi indeks IP 53/54,
Dapat dikunsi,
Disetujui oleh Telkom,
Konduit.
Pipa conduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 16400.
Diameter pipa conduit harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja atau
disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan didalamnya.
Overvoltage Arresters
Kecuali ditentukan lain, overvoltage arrester untuk system komunikasi harus
diadakan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pelaksanaan Pekerjaan
A. Umum.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 76
B. Pemasangan
1. Unit kotak distribusi utam a(MDF) unit dipasang pada ruang panel listrik arus
lemah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. Setiap kotak terminal harus memiliki cadangan sekurang-kurangnya 20%.
3. Kabel yang akan ditanam di dalam bagian bangunan (di lantai atau di
dinding) harus ditempatkan di dalam konduit jenis High Impact.
4. Untuk ruangan tanpa langit-langit, kabel harus ditempatkan di dalam konduit
atau rak kabel dan diklem ke beton pelat pada setiap jarak 100cm.
5. Seluruh kabel harus diberi tanda dengan tanda kabel.
6. Soket telepon dan data harus ditempatkan pada lokasi yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk dari Pengawas Lapangan.
7. Kabel dengan 5 (lima) warna yang berbeda (misalnya kuning/putih,
putih/hitam, putih/hijau, putih/merah, putih/biru) harus digunakan untuk kode
warna pekerjaan marshalling.
8. UTP Category 5 harus digunakan dan dipasang pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam gambar Kerja, dengan tetap memperhatikan batasan jarak
yang diisyaratkan. Total panjang satu segmen dibatasi sampai 90meter.
9. Kontraktor harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal.
10. Semua kabel komunikasi harus ditempatkan di dalam konduit jenis high
impact.
11. Tinggi maksimal pemasangan kotak terminal sambung ± 160 cm dan tinggi
minimal ± 40 cm.
Yang termasuk lingkup pekerjaan pada paket ini adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi sistem air bersih berikut pemipaan sampai ke
setiap fixture pengeluaran dan faucet.
b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan air kotor, pipa vent, floor drain, air bekas,
sistem drain, grease trap dan bak penampungan / sump pit sampai ke setiap fixtures
pengeluaran.
d. Mengadakan testing commissioning untuk seluruh pekerjaan hingga dapat berfungsi
dengan baik dan memenuhi standard/persyaratan yang telah ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
a. Waktu pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan
dengan jadwal yang telah ditentukan/mengikuti jadwal bangunan.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 77
b. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru bebas
dari cacat defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
Kontraktor.
d. Gambar Perencanaan
Walaupun didalam gambar perencanaan atau spesifikasi tidak tercantum semua pipa-
pipa, fitting-fitting, katup-katup dan fixtures secara terperinci, tetapi bagian-bagian
tersebut merupakan suatu kelengkapan sistem, maka kewajiban Kontraktor untuk
memasang hal tersebut agar sistem beroperasi dengan baik dan sempurna.
e. Gambar-gambar Kerja
Gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site), termasuk
perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagainya.
f. Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar instalasi (Shop Drawing) sebanyak 3 (tiga) rangkap
untuk disetujui oleh Direksi Lapangan, dan harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan
(as built drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan,
detail peralatan dari seluruh instalasi diatas/sebanyak 5 rangkap cetakan dan 1 kalkir.
Pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti
Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
g. Contoh-contoh Barang
Kontraktor waijb mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan, kepada Direksi Lapangan termasuk brosur-brosur dari alat-alat tersebut
untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan, sebelum alat-alat tersebut
dipasang. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak
bisa dipakai oleh Direksi Lapangan, maka Kontraktor harus mengganti bahan-bahan
tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi.
h. Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli dalam
bidangnya (skilled labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang baik dan rapi.
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum) setempat dan surat Rekomendasi lainnya apabila
diperlukan dalam pekerjaan ini.
i. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Kontraktor lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan. Kesalahan pemasangan akibat tiadanya
kerjasama menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
j. Izin
Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana termasuk biayanya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 78
k. Koordinasi
1. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang dilakukan oleh pihak lain maka
Kontraktor Pelaksana harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-
gambar pekerjaan ini bilamana ada pihak yang melaksanakannya.
2. Semua pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada pihak lain yang memerlukannya.
3. Apabila semua penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan
oleh pihak lain. Kontraktor wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang
diperlukan kepada pihak lain yang mengerjakannya.
4. Semua penarikan pemipaan yang dilakukan oleh pihak lain dan tidak tercantum
dalam gambar dan spesifikasi, maka Kontraktor harus berkoordinasi dan
memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lain yang
mengerjakan.
l. Penolakan Instalasi
Kontraktor harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang akan
dipergunakannya kepada Direksi Lapangan atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan
persetujuan tertulis. Dengan mencantumkan secara lengkap merek, type, spesifikasi
dari semua contoh bahan yang akan diajukan.
Kontraktor harus membuat jadwal/schedulle waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi Lapangan, atau pihak yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
n. Petunjuk Operasional
Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Kontraktor harus menyerahkan gambar-
gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari peralatan-
peralatan yang terpasang. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik
sebanyak 3 (tiga) set copy dan 1 (satu) set kalkir.
Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Maintenance Guide, Operating Instruction, Trouble Shooting Instruction dan Brosur-
Brosur.
Kontraktor harus memberikan surat garansi atas peralatan-peralatan utama kepada
Pemberi Tugas.
a. Peraturan-peraturan / Persyaratan
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 79
Pipa.
Untuk distribusi aire panas digunakan pipa PP yang memenuhi ketentuan BS
6920 dan BS 7291 Part 1 & 2 dengan tekanan nominal PN 20, seperti
instaflex dari George Fischer.
Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple,
tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan PP yang sesuai untuk pipa PP
kelas 10kg/cm2, serta berasal dari merek yang sama dengan merek pipa.
Sistem Sambungan
Sistem sambungan terdiri dari compressioan fitting, but-fussion welding,
electrifusion atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat pipa PN. Sistem
sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas Lapangan/Manajemen
Konstruksi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 80
Pipa.
Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987 dengan
kelas tekanan kerja 8kg/cm2. Pipa harus dari jenis sambungan solvent
cement.
Diamter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement
seperti elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan
dan kelas yang sama dengan pipa pVC dan memenuhi standar SNI 06-
0135-1989, dari merek yang sama dengan merek pipa yang disetujui
digunakan.
Perekat.
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.
2. Valve-valve
Katup/Valve.
Katup bertekanan kerja 125psi, dengan jenis katup dan diameter sesuai
Gambar Kerja, harus dibuat dari bahan kuningan dan harus berasal dari
merek yang dikenal seperti Kitz, Toyo atau setara.
Katup harus memiliki tanda tekanan kerja, diameter dan arah aliran yang
diterakan pada badan katup.
Katup dengan diameter sampai dengan 65mm harus memiliki ulir untuk
enyambungan dengan pipa, sedang katup dengan diamter lebih besar dari
65mm harus memiliki flens yang bersatu dengan badan katup.
Flensa.
Flens harus memenuhi standar ANSI B 16.5 kelas 150 jenis raised face.
Flens tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan pipa atau
peralatan yang akan disambung.
Paking.
Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan spiral tebal
minimal 3mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flens yang akan
digunakan.
Jumlah pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang
seharusnya diadakan.
c. Instalasi Pemipaan
1. Sistem Penyambungan Pipa
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 81
e. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dililit dengan karung goni dan dilapisi
dengan ter (torcoated) untuk penahan korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat
(exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan
kemudian oleh Direksi Lapangan.
1. Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
2. Untuk pipa air kotor dipakai warna hijau
3. Untuk pipa air buangan atau drain dipakai warna abu-abu.
4. Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah.
5. Untuk pipa-pipa yang exposed tanda-tanda berupa arah panah dengan warna
disebut diatas, arah panah menunjukkan arah aliran di dalam pipa.
6. Pipa-pipa non exposed diberi tanda di tempat-tempat control/ pemeriksaan.
Pipa Ventilasi
Untuk pipa ventilasi dipasang pada dinding-dinding dengan diameter pipa 1”
- 1.5” dan pipa ventilasi utama pada shaft dengan diameter 1,5” - 2”. Pada
akhir pipa ventilasi utama dalam shaft dipasang filter vent pada lokasi paling
atas (ceiling lantai atas atau diatas bangunan). Instalasi harus rapi, tidak
bocor dan untuk sistem maupun lay out dapat dilihat pada detail Gambar
Rencana.
2. Pekerjaan Hydrant
Fire Hydrant Box Indoor
Box terbuat dari plat dengan tebal 2 mm.
Dimensi box : lihat gambar perencanaan
Tinggi pemasangan dari lantai 20 cm.
Perletakan engsel disesuaikan dengan keadaan setempat sehingga mudah
untuk dibuka.
Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat duco ex Dana Paint dan
diberi tulisan Hydrant dengan warna putih.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 83
Panjang fire hose tidak kurang dari 30 m, mudah dilipat, tahan terhadap
tekanan dan penyambungannya dengan sistem coupling. Nozzle variable
(zet spray) 1 1/2” semua dalam keadaan baru dan fabricated.
ITEM MEREK
Valve : Toyo, Kitz, Hitachi
Pipa PVC : Wavin, Rucika, Pralon, Unilon, Spindo
Pipa GIP : PPI, Bakrie, Spindo
Pipa Black Steel : PPI, Bakrie, Spindo
Pipa Polipropilene : ATP, Toto, Western
Pompa Air Bersih : Ebara, GAE, GRUNFOS
6.1 UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan
bahan-bahan serta peralatan utama, peralatan pembantu, peralatan untuk
instalasi, penyetelan, penyelesian akhir (finishing) seluruh sistem agar lengkap
dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen dan gambar-
gambar yang ada.
2. Untuk gedung ini digunakan instalasi air conditioning dengan sistem lengkap : Split
Wall Type
3. Lingkup pekerjaan instalasi sistem air conditioning ini dapat dilihat pada :
Buku pedoman Pelelangan.
Gambar-gambar rencana, gambar-gambar pelaksanaan dan gambar-
gambar detail.
Lampiran-lampiran atau petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan proyek ini.
4. Secara umum jenis peralatan utama dan tambahan yang dicakup oleh instalasi ini
diataranya ialah :
Out Door Unit
Ducting
Kontrol temperatur
5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Pemborong
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Pemberi Tugas atau pihak yang ditunjuk
untuk ini. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pemborong wajib
bertanggung jawab penuh atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
b. Persyaratan Umum
Semua persyaratan umum dan supplementer yang ada merupakan pula bagian dari
persyaratan sistem instalasi air conditioning ini sejauh yang berlaku bagi pekerjaannya.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum dituliskan kembali dalam bab-bab
spesifikasi ini, berarti meminta perhatian khusus dan hal tersebut tidaklah berarti
menghilangkan hal lainnya dari persyaratan umum dan supplementer yang ada. Bila
ada hal-hal yang dinyatakan lain tersendiri dalam spesifikasi ini, maka hal-hal yang
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 84
tertulis dalam persyaratan umum maupun supplemneter tidak berlaku lagi untuk
instalasi ini.
c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku saat ini dan tidak menyimpang dari
ketentuan-ketentuan dan Badan Keselamatan Kerja.
2. Semua syarat-syarat untuk bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas
pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan standard
ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC dan ASME.
3. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar
kerja) dari seluruh macam pekerjaan baik secara detail maupun umum dan
disahkan Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi/Perencana. Dalam gambar ini
telah tercakup koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan lain.
4. Pemborong wajib mempelajari, meneliti dan memeriksa juga pekerjaan
pelaksanaan Pemborong lain yang berkaitan dengan proyek ini apabila pekerjaan
pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bila sampai
terjadi gangguan, maka Pemborong wajib memberikan saran-saran perbaikan
segenap pihak.
5. Tidak boleh terjadi adanya penyimpangan-penyimpangan dari spesifikasi dan
gambar-gambar yang ada tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/
Manajemen Konstruksi /Perencana.
6. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan di atas harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan
gambar yang ada, atas biaya dan tanggung jawab Pemborong.
e. Izin
1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya
Pemborong.
2. Semua Pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah
dilakukan Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.
3. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan
dari kemungkinan tuntutan ganti rugi/biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Pemborong wajib menyerahkan suatu garansi/referensi mengenai hal ini.
4. Pemborong wajib menyerahkan semua izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwajib yang diperolehnya mengenai instlasi proyek ini kepada Pemberi Tugas/
Manajemen Konstruksi.
f. Korelasi Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjan seperti di bawah ini harus dilakukan Pemborong kecuali yang
dinyatakan sendiri :
Pembuatan lubang-lubang biasa dan lubang-lubang khusus pada dinding, lantai
dan langit-langit serta finishingnya untuk jalan pipa.
Pembuatan peletakan untuk mesin-mesin pembuatan hanger.
Penarikan kabel, dilakukan pihak lain. Pemborong harus memberikan data-data,
ukuran-ukran gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain yang
mengerjakannya.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 85
g. Bahan
1. Pemborong wajib menyerahkan data-data teknis dan mengisi daftar schedule
seluruh mesin-mesin dan peralatan beserta penjelasan jenis, nomor, model, ciri-
ciri, kualitas dan kuantitas finishing, accessories dan sebagainya, lengkap kepada
Pemberi Tugas/ Manajemen Konstruksi /Perencana untuk diperiksa dan
dimintakan persetujuannya.
2. Dalam memilih mesin atau unit-unit Pemborong harus memperhatikan benar-benar
gambar dan spesifikasi terutama untuk bentuk dan ukuran nyata dari unit-unit
mesin guna menghindari kerancuan koordinasi terhadap struktur, arsitektur, dan
lain-lain.
3. Apabila ada data-data serta bahan yang diajukan menyimpang daripada yang
disebutkan alam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka Pemborong harus
menyatakan dengan tegas perbedaanya mengajukan permohonan penggantian
disertai dengan alasan yang cukup kuat dan lengkap untuk diteliti Pemberi
Tugas/CM/ Perencana.
4. Semua bahan yang dipergunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak bercacat sesuai dengan spesifikasi dan gambar, Pemborong harus
bertanggung jawab, melindungi dan menjaga bersih semua bahan-bahan yang
dipergunakan dalam instalasi ini atau sampai pada waktu penyerahan pertama
instalasi ini.
5. Bila ternyata bahan yang dipakai bahan lama, bekas dipergunakan, bercacat atau
rusak sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi dan gambar maka Pemborong
harus mengganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar atas tanggungan sendiri.
h. Penolakan Instalasi
Bila instalasi dari sistem ini seluruhnya atau ada bagiannya yang tercacat, gagal atau
tidak memenuhi persyaratan spesifikasi dan gambar serta ternyata Pemborong gagal
untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang ditentukan CM, maka keseluruhan
atau sebagian dari instalasi ini sebagai mana kenyataannya dapat ditolak dan diganti
oleh Pemberi Tugas atas tanggungan Pemborong.
i. Kebersihan Lapangan
1. Lapangan yang digunakan setiap hari setelah selesai bekerja harus dibersihkan
oleh Pemborong. Pemborong hendaknya menghubungi pihak lain untuk koordinasi
pembersihan lapangan ini.
2. Segera setelah kontrak pelaksanaan pemasangan sistem air conditioning ini
selesai, maka Pemborong harus memindahkan semua sisa-sisa bahan
pekerjaannya dan peralatannya kecuali masih diperlukan selama masa
pemeliharaan, keluar lapangan sesuai petunjuk CM.
1. Dua minggu sebelum penyerahan untuk pertama kalinya sistem ini, Pemborong
harus menyerahkan gambar-gambar, data-data peralatan, petunjuk operasi dan
cara-cara perawatan yang terpasang di bawah kontrak ini berikut as built drawing.
2. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemberi Tugas/CM masing-
masing sebanyak 6 (enam) set.
3. Pemborong wajib memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan kepada Pemberi Tugas dan sebuah hendaknya ditempelkan dalam
ruang yang ditunjuk olah CM.
4. Pemborong wajib memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatanya kepada petugas-petugas teknis yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas
sampai cakap menjalankan tugasnya.
5. Sebelum pelaksanaan, Pemborong harus mengajukan contoh-contoh material
yang akan dipasang kepada Pemberi Tugas/CM/Perencana untuk disetujui.
l. Shop Drawing
Untuk semua macam pekerjaan baik material/komponen maupun pekerjaannya, maka
Pemborong wajib memasukkan “shop drawing” sebelum pemasangan kepada CM untuk
diperiksa bersama Perencana. “Shop Drawing” adalah merupakan penggambaran yang
lebih detail daripada setiap pemasangan serta spesifikasi yang lebih detail daripada
setiap komponen.
2. Kompresor.
Jenis unit kompresor adalah screw dan dilengkapi dengan pengaturan kapasitas,
isolasi vibrasi luar dalam automatically reversible oil pump, peralatan untuk loading
dan unloading silinder kompresor dan dirakit, diisi, dibalancing dan diuji secara
statis maupun dinamis oleh pabrik.
3. K o n t r o l.
Pada unit harus terdapat kontrol pelindung terhadap kelebihan muatan motor
(motor overload protection), perlindungan terhadap suhu terlalu tinggi ataupun
rendah, tekanan tinggi atau rendah dari beban pendingin, alat timer untuk menjaga
kompresor bila terjadi gangguan daya, dilengkapi dengan katup ekspansi
termostatik.
4. C a s i n g.
Unit harus 100 % tahan cuaca di luar dan difinish dengan bahan baja galvanis
dilapis dengan lapisan anti korosi, maupun tahan terhadap udara bergaram.
Casing dan rangka hendaknya dilapisi dengan titik-titik penyangga yang telah
diperkuat secukupnya untuk kedudukan unit dan dilapisi dengan pelindung
pada kedua sisinya. Drain pan hendaknya terletak di bawah cooling coil dan
harus masih cukup besar untuk menampung segenap pengembunan air dari
coil pada kondisi maksimumnya.
Casing unit hendaknya diisolasi dengan neoprane coated fibreglass tebal 5”,
isolasi hendaknya tahan api memenuhi persyaratan NFPA standard 90 A.
Coil
Cooling coils hendaknya dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dilepas.
Coil hendaknya memenuhi standard konstruksi dan testing yang berlaku dari
ASAB T-1971. Rating dari coil hendaknya copper tubing (permukaan utama)
yang direkatkan erat-erat pada pipa tadi dengan metoda yang ditentukan
pabrik.
Coil hendaknya dilengkapi dengan sambungan gravity oil drainage.
Fan
Fan hendaknya dari type centrifugal forward curve. Setelah dipasang dalam
kedudukan yang benar, fan hendaknya ditest dan dibalancing secara dinamis
dan statis. Fan hendaknya dilengkapi dengan pulley yang diatur picthnya
untuk memungkinkan merubah kecepatan fan. Semua unit harusnya
mempunyai fan bearing dengan pelumas grease yang settingnya dapat
dicapai dari luar pelumasan.
Performansi hendaknya menurut API Sandard 430-1966.
Isolasi Geteran
Jenis isolasi rubber in shear type.
c. Pipa Refrigerant
1. Pekerjaan
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar semua pemipaan yang ada.
2. Bahan
Untuk semua pipa refrigerant.
Pipa : Hard Copper, Tubing type K memenuhi spesifikasi B.88 ASTM,
kecuali ditentukan lain oleh pabriknya.
Fitting : Wrought Copper, Wrought Grass atau Tinned Cast Grass memnuhi
ANSI 400 lb.
3. Kekuatan Pipa
Semua pipa dan persyaratannya harus dapat menahan tekanan 20 kg/cm 2 tanpa
terjadi kebocoran.
4. Belokan
Semua belokan harus dari jenis “long radius elbow”, kecuali ruangan tidak
memungkinkan.
5. Sambungan
Untuk seluruh sambungan pipa menggunakan sistem “soldered”.
6. Pemasangan
Pipa hendaknya dipasang minimum sejauh 2” dari tepi dinding, atap, lantai dan
untuk pipa yang menembus lantai, langit-langit dan dinding hendaknya diberi
pelindung dari penyekat/karet dan galvanized steel gauge 16, sesuai dengan
gambar dan spesifikasi.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 88
7. Isolasi Pipa
Semua pipa refrigerant harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar dan
spesifikasi. Isolasi hendaknya dari rubber (armaflex) atau sejenis yang dirapatkan
dengan adhesive tape sampai tidak terjadi pengembunan.
d. Pengecatan
1. Pemborong harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit-unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (prime coating) dan cat akhir sesuai dengan persyaratan
pengecatan yang sesuai untuk bahan masing-masing dan disetujui oleh Pemberi
Tugas/CM/Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dari pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya, tetapi bila cacat akibat pemasangan,
Pemborong wajib mencat kembali khusus ditempat yang cacat tadi dengan warna
yang sesuai dengan aslinya.
3. Untuk peralatan-peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat
akhir dengan warna yang disetujui oleh Pemberi Tugas/CM/ Perencana.
4. Pemborong harus memberikan tanda-tanda huruf atau nomor identifikasi bagi
peralatannya. Sebelumnya Pemborong wajib memberitahukan mengenai tanda-
tanda yang hendaknya dipasang pada peralatan-peralatan itu.
e. Pipa Pengembunan
1. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak, dan tidak mengganggu. Pemborong harus berkoordinasi,
memberikan data, ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain
terutama dengan Pemborong Sipil.
2. Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Polyvinyl Chlorida)
jenis kelas D bilamana tidak dinyatakan lain.
3. Peralatan
Pipa kondensasi harus dilengkapi dengan alat pembersih, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-
kira 2 (dua) meter atau sampai daerah dimana terjadi pengembunan pada bagian
luar pipa. Isolasi harus dari bahan fibreglass, polyurethane atau styrofoam type
D.1 atau yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistance). Bagian luarnya
hendaknya dilapisi dengan “vapour barrier jacket” seperti “sisalation 450” atau
yang sejenis yang direkatkan dengan “adhisive tape 2” serta “surface finish”
sampai tidak terjadi pengembunan pada permukaan luar pipa.
5. Penembusan Dinding
Bila menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain pipa ini harus diberi
lapisan isolasi getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.
f. Pengujian
1. Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian “test” dan “balancing” peralatan
instalasi sistem Air Conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas yang
berkepentingan, Pemberi Tugas/Manajemen Konstruksi/Perencana serta pihak-
pihak lain yang diperlukan kehadirannya. Segala bahan yang diperlukan guna
pengujian tersebut menjadi tanggungan dan beban biaya Pemborong.
2. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan “balancing” dan “adjusting” instalasi ini, secara garis besar
mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 89
Pipa
Pengujian terhadap kebocoran pada pipa “chiller” dengan alat-alat
“helidetorch” atau lainnya yang sejenis.
Lain-lain sistem dengan “pressure gauge” dan alat-alat lainnya yang
diperlukan.
g. Pekerjaan Listrik
1. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud disini ialah semua pelaksanaan instalasi.
Panel kontrol daya mesin-mesin AC dan mesin-mesin ventilasi yang
meliputi wiring starter, swicth, transformator, sekering, alat-alat ukur serta
peralatan-peralatan lainnya yang dipergunakan sebagai sumber daya bagi
mesin-mesin AC yang tercakup dalam proyek ini. Pemborong
menyediakan dan memasang peralatan-peralatan dari panel distribusi ke
panel kontrol AC dan dari panel kontrol AC sampai ke mesin-mesin.
Kontrol untuk sistem pengaturan otomatis suhu, kelembaban, aliran air,
aliran udara, damper-damper, indicator yang ada beserta seluruh
peralatan yang diperlukan pada sistem AC agar sistem peraturan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasinya
harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong.
2. Syarat-syarat
Semua pekerjaan listrik yang harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-
peraturan Pemerintah setempat dan dari Jawatan Keselamatan Kerja. Selain
daripada itu harus pula memenuhi persyaratan standard negara dan pabrik
pembuatannya. Bila ada perbedaaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar.
Hendaknya semua izin, pemeriksaan dan pengujian beserta keterangan resmi yang
mungkin diperlukan dilaksanakan oleh Pemborong.
3. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik, buatan Jerman atau
USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pihak-pihak lain agar sejauh mungkin
dipergunakan peralatan yang seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh
proyek ini.
4. Peralatan
Pada masing-masing unit harus dipasang sistem pengaman yang terpisah.
Untuk setiap phasa pada panel hendaknya diberi lampu indikator
penunjukan atau alat-alat ukur.
Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukur dan yang lain-lain yang ada
harus diberi papan nama yang jelas dan tidak mudah rusak. Bahan terbuat
dari alumunium atau partinax dengan huruf yang dipunch.
Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang
paling sesuai dan dengan ketelitian 2 %.
3. Sekering Cadangan
Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan sebanyak yang ada dan
disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.
4. Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang
ada, diantaranya ialah :
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 90
h. Starter
Kecuali ditentukan lain oleh pabriknya atau dinyatakan lain, maka jenis starter yang
dipergunakan adalah :
Power Input Motor Jenis Starter
Sampai dengan 3,5 kW On/off switch
3,7 kW - 7,5 kW Star delta
7,5 kW - 25 kW Star delta, auto transformer, rotor resistance
25 kW - ke atas Star delta, auto transformer, rotor resistance
7.1 UMUM
Penawar harus menyediakan dan mensuplai “pumping station” dalam keadaan berjalan
sempurna sesuai dengan gambar dan perlengkapannya. Di dalam penawaran, penawar
harus menyertakan paling sedikit hal-hal berikut ini :
a. Gambar secara keseluruhanlengkap, pandangan, suku cadang dan daftar material,
buatan mana dan jenis-jenisnya.
b. Karakteristik pompa selengkapnya, meliputi :
Kurva Q – H
Kurva efisiensi
Kurva NPSH yang diminta/diperlukan
Kurva NPSH yang tersedia
Kedalaman benam minimal dan maksimal (untuk sumbersible pump)
c. Penjelasan mengenai patokan penawar untuk menentukan NPSH yang diperlukan
d. Diagram yang menunjukkan operasi paralel pompa
e. Karakteristik motor listrik yaitu :
Diagram Torsi – putaran
Diagram daya – putaran
Diagram arus listrik – putaran
Efisiensi motor – power factor (Cos Phi)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 91
7.2.2 Motor
a. Jenis :
Motor listrik AC, tiga phasa squiral cage motor dan dapat berfungsi dengan baik
didalam maupun diluar ruangan. Sedangkan temperatur udara maksimum 40 0 C dan
kelembaban udara relatif dapat mencapai 100% (RH 100%).
b. Tingkat proteksi : IP 55 (tropicalized) /IEC 34,5/144.
c. Tingkat isolasi : B atau H (IEC pulb 85).
d. Tegangan : 220/380 Volt, 50 Hz
e. Power Factor : Lebih dari 0,8
f. Efisiensi : Lebih dari 0,9
g. Putaran poros/rotor : Tidak lebih dari 1500 rpm
h. Konstruksi : Sistem pendinginan udara dan pada rotor harus
balans dinamis.
i. Kondisi kerja : Terhenti-henti (intermitent S2)
j. Sistem start : Star Delta (Y) atau menggunakan Auto Transformer.
7.2.3 Material
a. Rumah impeller (pump-casing) : Besi cor mutu tinggi (GG 25)
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 92
b. Impeller : Ni-AL-Bronze
c. Poros pompa : Baja tahan karat (AISI 316 atau AISI 324)
d. Seal poros : Gland packing (grafite asbestos) atau mekanikal
seal (karbon keramik)
e. Motor Casing : Besi cor mutu tinggi atau paduan alumunium.
7.2.4 Perlengkapan Teknik Lain yang Diperlukan pada Sistem Perpompaan Sentrifugal dan Motor
Penggeraknya
a. Di dalam rumah perpompaan pada bagian isap yaitu, katup, saringan, impeller dan
bagian-bagian lain harus bebas dari efek kavitasi.
b. Semua pipa baja, pada bagian isap atau Discharge harus sesuai dengan standar API-5L
Grade B code 17.200 atau ASTM-A 106 Grade B-A 520 atau DIN 50041-3.1.C (XS
ShHed 80).
c. Semua flens yang dipakai harus sesuai dengan standar ASTM-A 105 Grade 1 code
5.201 atau DIN 50044-3.1.b.
d. Long radius elbow, reducer, dan eksentrik reduser harus sesuai dengan standar ASTM-A
234 Grade WPB code 74.321 dan code 76.131 atau DIN 50049-3.1.B.
e. Semua pompa yang disuplai, pada bagian discharge harus dilengkapi tempat untuk
memasang manometer, dan kontraktor harus mensuplai dan memasang manometer
berikut perlengkapannya (katup dan lain-lain sesuai dengan gambar). Sedangkan
mekanisme manometer pada bagian dalam harus terbuat dari: bahan baja tahan karat
AISI 316. Diameter manometer (dial indicator) harus sama atau lebih besar dari 160 mm
dan mempunyai ketelitian kurang dari 1% terhadap skala penuh.
f. Semua rumah impeller (pump casing) harus dapat berfungsi baik pada tekanan nominal
2
diatas/lebih besar dari 10 kg/cm .
g. Semua pompa tidak boleh rusak, jika putaran poros pompa terbalik untuk jangka waktu
yang relatif pendek.singkat.
h. Semua pompa dan unit motor penggeraknya harus disuplai secara integral berikut
landasan (base plate) dan baut-baut angkernya.
i. Semua motor listrik yang disuplai harus sesuai dengan standar IEC
j. Semua bantalan gelinding (roller bearing) harus dapat dilumasi dengan gemuk
k. Daya motor, harus lebih besar 10% atau lebih dari daya maksimum yang diperlukan oleh
pompa pada setiap kondisi kerja.
Minimal suku cadang yang harus disuplai untuk pompa adalah sebagai berikut :
a. Stator winding
b. Upper bearing dan botem bearing assembly
7.4.1. Umum
Semua mesin-mesin berikut perlengkapannya harus diperiksa dan dites di pabrik sebelum
dikirim. Setelah pemasangan mesin-mesin selesai, Kontraktor harus mengetes ulang di
lapangan/di lokasi. Semua tes harus mendapat persetujuan direksi/tenaga ahli Kontraktor
harus bertanggung jawab tentang tes di pabrik atau dilokasi, dan harus dapat
memperlihatkan kefungsian masing-masing peralatan pada direksi/tenaga ahli.
Direksi/tenaga ahli harus diperbolehkan untuk memeriksa semua peralatan/mesin-mesin
pada saat dites. Sertifikat kalibrasi instrumen/alat-alat ukur yang dipakai dalam pengetesan
ini harus mendapat persetujuan dari direksi/tenaga ahli. Jika selama tes di pabrik dan di
lokasi, terdapat cacat maka Kontraktor harus mengganti komponen yang cacat tersebut dan
mengetes ulang. Kontraktor harus menyerahkan hasil tes di pabrik maupun di lokasi (4 copy)
pada direksi/tenaga ahli.
Semua tenaga kerja, peralatan tes dan kalibrasi peralatan/alat ukur yang dipakai pada
pegnetesan (di pabrik/di lokasi) maupun biaya pengetesan merupakan tanggung jawab atau
disediakan oleh Kontraktor.
Semua pompa harus dites sesuai dengan ISO 3555 (pompa sentrifugal, aksial dan semi
aksial – tes penerimaan class B), meliputi kondisi berikut ini:
a. Semua pompa digerakkan oleh motor listrik
b. Prosedur tes harus mendapat persetujuan dari Direksi/tenaga ahli
c. Semua pompa harus dites pada 4 atau lebih kondisi kerja, yaitu:
Kapasitas nol
Kapasitas nominal
Kapasitas maksimal yang diperbolehkan
Kapasitas minimal yang diperbolehkan
d. Karakteristik masing-masing pompa yang harus meliputi :
Kapasitas aliran air
Head
Efisiensi
Daya listrik yang diserap
NPSH
e. Semua motor listrik harus dites sebelum dikirim, sedangkan prosedur tes motor listrik di
pabrik, sesuai dengan standar yang berlaku di negara asal (pembuat motor listrik).
Sertifikat tes pabrik tentang performance dan manual motor listrik harus diserahkan pad
direksi/tenaga ahli. Semua motor listrik yang bekerja atas dasar otomatis harus dites
kefungsiannya. Kontraktor harus melakukan tes tentang tahanan isolasi motor pada
masing-masing phasanya dengan arde (IEC 34).
a. Setelah pompa berikut perlengkapannya dipasang, karakteristik yang sama pada kondisi
kerja yang sama pada saat dites di pabrik harus dites kembali di lokasi.
b. Tes tahanan isolasi pada masing-masing motor listrik antara phase dengan arde (IEC
34), jika harga tahanan isolasi motor listrik jauh di bawah harga tahanan isolasi pada
saat dites di pabrik maka Kontraktor harus memperbaiki motor tersebut dengan cara
pengeringan yang biasa dipakai.
c. Pengetesan lain meliputi, arah rotasi, kelurusan sumber poros pompa dengan sumbu
poros motor, dan setelah pompa bekerja selama 4 jam perlu diperiksa suara maupun
getaran dan juga temperatur yang timbul pada sistem bantalan, dan pemanasan lokal
pada motor winding.
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 94
8.1 PERPIPAAN
a. Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi:
- Pipa
- Sambungan
- Katup
- Stariner
- Penggantungan dan penumpu
- Sliv
- Bak kontrol
- Blok beton
- Galian
- Pengecatan
- Pengakhiran
- Pengujian
- Peralatan bantu
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari pipa dan letak serta arah
dari masing-masing sistem pipa.
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
Semua orang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
d. Persyaratan Pemasang
1. Umum
1.1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
1.2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
1.3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam atau runcing,
serta penghalan lainnya.
2.1. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadle dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak
yang diberikan dalam tabel berikut ini:
2.2. Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut
ini:
- Perubahan-perubahan arah
- Titik percabangan
- Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
2.3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
- Diameter Batang
2.4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
2.5. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang.
3. Pemasangan Katup-Katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini:
3.1. Sambungan masuk dan keluar peralatan
3.2. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
Di ruang mesin:
Ukuran pipa Ukuran katup
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain ukuran katup 20 mm
4. Pemasangan strainer
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 97
Strainer harus disediakan sesuai dengan gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat
berikut ini :
a. Katup-katup pengontrol
b. Katup-katup pengurang tekanan
5. Pemasangan Katup-katup
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang mungkin
timbul kelebihan tekanan.
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber tekanan.
Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana
tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.
7. Penyambungan pipa-pipa
Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 40 mm
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulit
- Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan
campuran minyak
- Semua sambungan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
Sambungan Las
- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
- Kawat las atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas
- Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada direksi
contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan tertulis
- Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk ini
Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
- Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau Caulk.
8. Pembersihan
e. Pengecatan
1. Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa service
- Support pipa dan peralatan
- Konstruksi besi
- Flange
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbaharui
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis Halaman : - 98
2. Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Specifikasi Alat :
- Kapasitas : 30 ltr
- Type : Wall Mounted
- Merk Product : Daalderop, Ariston
c. Pemasangan.
Water Heater dipasang pada ruang dokter jaga dan atau ruang-ruang yang telah
ditentukan dalam gambar perencanaan. Pada gedung Instalasi Rawat Jalan ini
pekerjaan Water Heater meliputi pemasangan mesin Water Heater, penarikan kabel
daya dan pemasangan MCB dan penyambungan pipanya ke mesin. Untuk pemasangan
instalasi pipa air panas dan air dingin serta krannya. Pemasangan harus dilakukan oleh
tenaga yang terampil dam berpengalaman serta mengacu pada petunjuk yang telah
ditetapkan prabrik pembuatnya.
E. LAIN-LAIN
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,
maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya,
maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian.