Professional Documents
Culture Documents
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh :
1. Aditya Yudha S NIM: 5150304008
2. Aji Widiatmoko NIM: 5150304017
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
i
LEMBAR PENGESAHAN
Rawat Inap RSI Surakarta ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing, Penguji,
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. Sukses datang dengan kemauan yang keras dan kesabaran.
2. Usaha dan doa adalah kunci keberhasilan hidup.
3. Hidup itu harus memilih. (Hanggoro Tri Cahyo)
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan proyek akhir ini pada :
1. Ayah,Ibu dan adikku tercinta yang terus mendukung
dalam penyelesain proyek akhir ini.
2. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, ST,.M.T yang telah
mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.
3. Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan
semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
4. Vay yang selalu mendukungku, u are my soul.
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
2. Perhitungan Struktur Plat ............................................................... 14
3. Perhitungan Struktur Tangga ......................................................... 16
4. Perhitungan Struktur Balok............................................................ 18
5. Perhitungan Struktur Kolom .......................................................... 27
6. pembebanan Pada Frame Tiap Lantai ............................................ 28
B. Sistem Pondasi ..................................................................................... 29
C. Sistem Penahan Beban Lateral ............................................................. 31
D. Perhitungan Gempa............................................................................... 31
1. Perhitungan Beban Gempa............................................................. 31
2. Persyaratan Kekakuan Struktur...................................................... 35
3. Arah Pembebanan Gempa.............................................................. 36
4. Kombinasi Pembebanan................................................................. 36
E. Sofware Analisis Dan Desain Struktur ................................................. 38
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Perhitungan Volume Pekerjaan ............................................................ 42
B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................... 71
C. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya .................................................. 88
D. Kurva S .............................................................................................. 89
BAB V RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
A. Pekerjaan Struktur .............................................................................. 90
B. Pekerjaan Arsitektur ........................................................................... 115
C. Penutup ............................................................................................... 150
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 151
B. Saran ................................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta situasi Proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta
vii
DAFTAR LAMPIRAN
5. Gambar Kerja
viii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Diskripsi Proyek
1
2
D
A
B B F
SUNGAI
JALAN RAYA SOLO
KETERANGAN :
A : Lokasi Proyek. D : Kompleks UMS.
B : Gedung Rawat Inap Lama. E : Kompleks UMS.
C : Masjid RSI Surakarta. F : Kompleks UMS.
3
DASAR PERENCANAAN
A. Kriteria Perencanaan
Penjelasan Umum :
Berikut ini adalah penjelasan dari sistem struktur dari Gedung Rawat Inap
RSI Surakarta yang diperuntukkan untuk perawatan inap pasien beserta ruang
kerja RSI Surakarta. Dalam pemilihan sistem struktur yakni struktur bawah
(pondasi) dan struktur atas (struktur portal 6 lantai dan rangka kuda-kuda)
mempertimbangkan beberapa aspek yakni :
• persyaratan kondisi lapangan
• persyaratan terhadap peraturan yang ada
• persyaratan fungsi bangunan
• kemudahan pelaksanaan
• penampilan struktur yang baik
• pertimbangan efisiensi
Material beton bertulang pada gedung ini merupakan material utama yang
penggunaannya berdasarkan pada pertimbangan terhadap kemudahan
pelaksanaan dan mudah didapatnya material tersebut.
Struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta direncanakan dengan
permodelan sebagai struktur frame 3 dimensi. Struktur beton bertulang
direncanakan memiliki tingkat daktalitas terbatas (K=2), dengan pertimbangan
kemudahan pelaksanaan di lapangan karena kerumitan penulangan tidak serumit
struktur yang direncanakan memiliki daktalitas penuh (K=1). Pertimbangan
lainya adalah tidaklah ekonomis untuk merencanakan struktur gedung rumah
sakit sedemikian kuatnya sehingga tetap berperilaku elastis saat dilanda gempa
kuat. Untuk perhitungan struktur bawah, pondasi diharapkan tetap berperilaku
elastis (K=4) dan tidak boleh gagal terlebih dahulu dari struktur atasnya.
5
6
B. Prosedur Perencanaan
1. Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan sebagai bahan perhitungan dalam penyusunan
Proyek Akhir ini terdiri dari :
a. Data Primer
Data Primer adalah data utama dalam penyusunan Proyek Akhir,
yang didapat melalui wawancara, dokumen foto, pengamatan langsung dan
pengukuran di lapangan. Data primer dimaksud terdiri dari :
1. Lokasi proyek : Jl. A. Yani, Pabelan, Surakarta
2. Topografi : Tanah datar dan rata
3. Elevasi bangunan :
• Tinggi lantai 1 ke lantai 2 = 5,00 meter
• Tinggi lantai 2 ke lantai3 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 3 ke lantai4 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 4 ke lantai5 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 5 ke lantai 6 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 6 ke lantai 7 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 7 ke ringbalk = 3,00 meter
• Tinggi total bangunan = 28,00 meter
7
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung dalam penyusunan
Proyek Akhir ini. Data tersebut diperoleh melalui dokumentasi pustaka
dari perpustakaan dan penelitian terdahulu, meliputi :
1) Literatur penunjang.
Beberapa literatur yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.
2) Hasil – hasil perencanaan arsitektur
a. Gambar denah bangunan;
b. Gambar potongan memanjang dan melintang;
c. Gambar rencana pintu dan jendela, beserta gambar detail terkait;
d. Gambar rencana atap, beserta gambar detail terkait.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui
peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan.
b) Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab kepada responden dan narasumber.
c) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data bergambar dari buku panduan manual dan
mendokumentasikan hal–hal penting di lapangan dalam bentuk
foto.
d) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan landasan teori dan
data sekunder dengan mengambil dari beberapa literatur maupun
standar yang relevan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan
dilakukan melalui perpustakaan institusi dan instansi – instansi
pemerintah terkait.
8
2. Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta
adalah sebagai berikut:
a. Penggambaran rencana dan detil.
Gambar rencana yang digambar yaitu denah bangunan, potongan
memanjang dan melintang, rencana pintu dan jendela, beserta gambar
detail terkait.
b. Perhitungan harga satuan pekerjaan
Harga satuan pekerjaan diacu dari harga satuan pekerjaan bahan dan
upah yang dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi
Provinsi Jawa Tengah.
c. Rekapitulasi RAB
Rekapitulasi RAB dilakukan terhadap hasil-hasil perhitungan volume
pekerjaan dan anggaran biaya.
d. Penyusunan Kurva S
Dari kurva S dapat diketahui prosentase bobot pekerjaan yang harus
dicapai pada waktu tertentu.
e. Penyusunan RKS
Membahas tentang syarat – syarat teknis saja.
f. Simpulan dan Saran
Simpulan dan saran ditarik dari hasil perhitungan dan kajian untuk
disampaikan sebagai hasil perencanaan dan rekomendasi kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
C. Data Perencanaan
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain:
1. Perencanaan plat lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan Standar Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002. Untuk
merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya
pembebanan namun juga ukuran dan syarat– syarat tumpuan.
9
3. Perencanaan Kolom
Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI-03-2847-2002 untuk merencanakan kolom yang diberi beban
lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada
proyek pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini, ukuran
kolom diasumsikan sebagai berikut :
Ac = Ptot /0,33 fc
Ac = Luas penampang kolom beton.
Ptot = Luas Tributari Area x jumlah Lantai x faktor load.
=913.75 x 7 x 0,65 = 3837,75 m2
Ac = 3837,75 / (0,33 x 225) = 51,68 cm diasumsikan 60 cm
Macam ukuran kolom adalah :
• K1-60x60
• K2-50x50
• K3-30x30
• K4A-25x40
• K4C-40x25
• K5-20x40
4. Perencanaan Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi konstruksi
sarang laba-laba.
Sebelum perhitungan mekanika, dilakukan terlebih dahulu harus
dihitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur, antara lain:
a. Beban Gempa Statik
Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu
sendiri.
b. Beban Gempa Dinamik
Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar gedung.
c. Beban Mati
Beban mati adalah beban dari elemen struktur beserta beban lain yang ada
di atasnya.
11
d. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang dapat bergerak atau berpindah dalam
suatu gedung diambil dari Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F
Pembebanan rencana diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang
direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatan–muatan untuk
perhitungan beban rencana adalah sebagai berikut :
1) Massa jenis beton bertulang (ρ) : 2400 kg/m 3
2) Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2
3) Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2
2
4) Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m
5) Beban hidup untuk gedung Rumah Sakit : 250 kg/m 2
6) Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2
7) Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2
8) tebal plat di asumsi (d) : 12 cm
9) dimensi balok dan kolom diasumsi sebagaimana dimuat dalam table 1
dan table 2.
10) koefesien reduksi bahan untuk perhitungan kuat lentur dan gaya aksial
(Ф) = 0,6
11) harga satuan pekerjaan di acu pada Harga Satuan Pekerjaan Standar
Kota Semarang.
A. SISTEM STRUKTUR
1. Perhitungan Struktur Atap
a. Data Teknis
Atap Type 1
• Bentang kuda- kuda (L) : 16 m
• Kemiringan atap ( α ) : 40°
• Penutup atap : genteng (11kg/m²)
• Jenis kuda-kuda : baja ringan
• Koefisien angin : 25 kg/m²
Atap Type 2
• Bentang kuda- kuda (L) : 14 m
• Kemiringan atap ( α ) : 40°
• Penutup atap : genteng (11kg/m²)
• Jenis kayu : baja ringan
• Koefisien angin : 25 kg/m²
b.Perencanaan Gording
1) Pembebanan gording
• Berat penutup atap metal roof = 8 kg/m2
• Jarak gording (Jgd) = 0,91 m
• Jarak kuda-kuda ( Jk) = 3,00 m
• Berat gording ditaksir = 0,71 kg/m
• Beban gording+ atap asbes = 11+3 = 14 kg/m2
qu = 14 . 0,91 = 12,74 kg/m
qx = qu . cos α
= 12,74 . cos 40°
= 9,75 kg/m
12
13
qy = qu . sin α
= 12,74. sin 40°
= 8,1 kg/m
2) Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg
Px = 100 . cos 40°
= 100 . cos 40°
= 76,6 kg
Py = 100 . sin 40°
= 100 .sin 40°
= 64.27 kg
Mx2= 1/4 . P . cos α . Jk
= 1/4 . 100 . cos 40º . 3
= 57,45 kg m
My2= 1/4 . P . sin α . Jk
= 1/4 . 100 . sin 40º . 3
= 48,18 kg m
3) Beban Angin
Koefisien angin pegunungan (w) = 25 kg/m2
Angin Tekan = (0,02 . α) – 0,4
= (0,02 . 40) – 0,4
= 0,4 kg/m
W tekan = angin tekan . w . Ju
= 0,4. 25. 0,91
= 9,1 kg/m
4) Perhitungan pembebanan atap
• Berat penutup atap metal = g . Jk . Jgd.1
= 8 . 3,00 . 0,91. 1
= 21,84 kg/m
14
200 cm
200 cm
278 cm 122 cm
150 cm
150 cm
278 cm 122 cm
Gambar 2. Denah Tangga
a. Data teknis tangga
- Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
- Mutu baja (fy) = 400 MPa
- Selisih/ elevasi lantai (Tl) = 500 cm
- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm
- Lebar pijakan (a, antrede) = 22 cm
Tl 500
- Jumlah anak tangga = = = 27 buah
optrede 18
17
L
b = 200 cm
a = 178 cm
Gambar 3. Potongan Tangga
L = a 2 + b2
= (178) 2 + (200) 2
= 267,7 cm = 2,67 m
Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm
18
K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 7600 Mu [kg.cm] = 1300000 Vu * d / Mu = 0.321
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,
Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.
VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)
= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
b. Frame 532 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 )
Jml_baris Tul As_terpasang = 1 Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
20
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 4 D 19 ( 11.35 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 0.75 p = As_terpasang /(b*d) = 0.008
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.006
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.002
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.196550914326731
K = F * (1 - F / 2) = 0.177234783365394
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 2131489 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1705191 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1350000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 8300 Mu [kg.cm] = 1350000 Vu * d / Mu = 0.338
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
22
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02
K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=360000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 5040 Mu [kg.cm] = 360000 Vu * d / Mu = 0.77
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg
av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2
dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
e. Frame 387 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
24
B. SISTEM PONDASI
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh PT Selimut
Bumi, Semarang merekomendasikan pondasi berupa Konstruksi Sarang Laba-Laba
(KSLL). Guna meminimalkan resiko beda penurunan pondasi, pondasi didirikan
30
pada lapisan pendukung yang relatif aman dan memberikan kemudahan pelaksanaan
yakni -2.25 meter dengan tegangan ijin tanah = 3 kg/cm2 dan conus resistant qc =
120 kg/cm2. Pada struktur ini digunakan dilatasi untuk mengantisipasi beda
penurunan antara bangunan. Pemilihan struktur pondasi KSLL juga didasarkan pada
lokasi proyek yang berada di area rumah sakit yang memerlukan tingkat kebisingan
penggerjaan rendah.
KSLL dimodelkan sebagai sebuah konstruksi menerus berupa balok rib yang
memiliki kedalam (H) 115 cm dan 225 cm dengan lebar 11 cm. Konstruksi ini
mempunyai rongga-rongga berbentuk segitiga yang nantinya diisi dengan tanah
urug yang memiliki kualitas daya dukung tanah yang baik. Pada lapisan diatas tanah
urug diberi material pasir urug kemudian dicor dengan beton dalam bentuk plat
dengan kedalaman 12 cm.
KSLL merupakan sistem pondasi yang berlisensi, sehingga dalam
perhitunganya tidak boleh dijabarkan secara umum. Penggunaan sistem pondasi
KSLL ini harus mendapat ijin dari penemu.
Namun untuk kepentingan proyek akhir ini, dapat dilakukan perencanaan
sistem pondasi KSLL dengan permodelan sendiri. Sistem pondasi KSLL ini dadpat
demodelkan dengan Sturktur Analysis Program (SAP) dengan versi 8. sistem
pondasi KSLL dalam SAP dimodelkan sebagai sebuah plat dengan sistem joint
spring untuk menahan moment yang besar.
Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Membentuk permodelan konstruksi KSLL dengan kombinasi elemen
frame dan shell.
b. Menentukan joint-joint yang akan diberi beban reaksi tumpuan kolom.
c. Tumpuan pondasi KSLL berupa spring dengan nilai ks (modulus
subgrade rection) diambil 2,5 kg/cm2/cm untuk jenis tanah medium
clay
d. Pengecekan penulangan balok dan plat serta tegangan ijin tanah dibawah
pondasi digunakan program SAP 2000.
31
D. PERHITUNGAN GEMPA
Faktor
Kategori gedung/bangunan
Keutamaan (I)
Gedung umum seperti untuk penghunian,
1,0
perniagaan dan perkantoran.
Monumen dan bangunan monumental 1,6
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit,
instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat
1,4
penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio
dan televisi
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti
1,6
gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun.
Cerobong, tangki di atas menara 1,5
C adalah nilai Faktor Respon Gempa yang didapat dari Respon Spektrum Gempa
Rencana menurut peta wilayah gempa (Gambar 2). Untuk menentukan pengaruh
32
Gempa Rencana pada struktur gedung, yaitu berupa beban geser dasar nominal
statik ekuivalen pada struktur bangunan gedung beraturan, dan gaya geser dasar
nominal sebagai respons dinamik ragam pertama pada struktur bangunan gedung
tidak beraturan, untuk masing-masing Wilayah Gempa ditetapkan Spektrum
Respons Gempa Rencana C-T seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam
gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa yang dinyatakan dalam
percepatan gravitasi, dan T adalah waktu getar alami struktur gedung yang
dinyatakan dalam detik.
Gambar 3. Spektrum Respon Gempa Rencana berdasarkan Zona Peta Wilayah Gempa
34
T1 < ξH3/4
Dimana H adalah tinggi total struktur dalam meter dan koefisien ξ ditetapkan
menurut Tabel 4.
Tabel 4. Koefisien ξ yang membatasi waktu getar alami struktur bangunan gedung
Wilayah Gempa dan Jenis Struktur ξ
Sedang & ringan; rangka baja 0,119
Sedang & ringan; rangka beton dan RBE 0,102
Sedang & ringan; bangunan lainnya 0,068
Berat; rangka baja 0,111
Berat; rangka beton dan RBE 0,095
Berat; bangunan lainnya 0,063
Untuk perencanaan struktur Gedung Rawat Inap RSI Surakarta dengan ketinggian
H=28,00 meter, maka getar alami fundamental (T1) < ξH3/4< 0,102.283/4 < 1,24
detik.
4. Kombinasi Pembebanan
Desain beton bertulang didasarkan pada metode kekuatan batas.
Kombinasi pembebanan dan faktor reduksi beban hidup didasarkan pada peraturan
Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI-03-
2847-2002)
Disain penulangan dari seluruh elemen struktur didasarkan pada 9
kombinasi pembebanan sebagai berikut :
A. Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L dan juga beban
atap A atau beban ujuan R paling tidak harus sama dengan :
37
Gambar penulangan balok dan kolom dapat dilihat semua dan dapat
dipindah (transfer) ke dalam format CAD.
Dari gambar SANSPRO nantinya dapat di jadikan acuan untuk menggambar
lebih lanjut pada format CAD.
Proses memasukkan data-data pada program SANSPRO ada dua pilihan,
yaitu sesuai dengan urutan yang berlaku ataupun secara acak. Pilihan ini
ditampilkan pada awal saat akan melakukan input data.
Selain dapat dipindah dalam format CAD, program SANSPRO juga dapat
melakukan perhitungan biaya struktur secara automatis..
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan program SANSPRO memiliki
sejumlah keunggulan, diantaranya :
• Langkah-langkah dalam memasukkan dta input dapat dilakukan secara
acak atau tidak urut.
• Permodelan strukturnya lebih mudah karena dimodelkan dengan sumbu
kartesian.
• Panel-panel pada layar jelas dan mudah dimengerti bagi pemula.
• Hasil dari perhitungan langsung dapat diketahui.
• Penulangan balok maupun kolom lagsung dapat dilihat bentuknya, jarak
dan jumlah serta ukuran tulanganya.
• Gambar penulangnya bisa di transfer dalam format CAD, sehingga
mudah untuk digambar ulang.
• Dapat menghitung secara tepat volume dan biaya struktur.
• Hasil-hasil dari output langsung dapat di print.
Ada bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan SANSPRO,
yaitu:
• Perlu kejelian dan kecermatan dalam memasukkan data permodelan.
• Perlu kesabaran dalam penggunaan progran ini.
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA
42
43
g. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai 6
a. Beton kolom struktur = 41,63 m3
b. Beton balok induk = 10 m3
c. Beton balok anak = 41,05 m3
d. Beton plat lantai = 13,28 m3
e. Beton parapet = 16,6m3
f. Beton tangga = 4 m3
g. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai ruang mesin
a. Beton kolom struktur = 16,93 m3
b. Beton plat lantai = 13,44 m3
c. Beton balok induk = 27,1 m3
d. Beton balok anak = 14,13 m3
e. Beton plat dak = 6,5 m3
f. Beton balok dak = 3,54 m3
g. Beton ring balk = 8,4 m3
h. Water profing dak =25,2 m2
i. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
45
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan Atap
a. Kuda-kuda baja ringan = 768,9 m2
b. Atap genteng metal dek = 768,9
c. Bubungan genteng metal = 92 m’
d. Corong talang 3’’ PVC = 560 m’
e. Saringan talang = 20 buah
f. Lisplank = 214 m2
7 P4 = 8 buah
Kusen aluminium 4" 41.6 m'
Pintu swing (T210 x L90) 8 bh
Handle swing 8 bh
Kunci 51234 8 bh
Engsel 4" 24 bh
Acrilic 24 bh
Mohair 16.8 bh
Kaca rayband T 5mm 12.48 m2
Karet kaca 88 m'
Sealant 83.2 m'
8 Type PT1 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 30.2 m2
List partisi bawah 18.6 m'
9 Type PT2 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 35.1 m2
List partisi bawah 21.6 m'
10 Type PT3 = 1 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 17.31 m'
List partisi bawah 10.4 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5 mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
Kusen aluminium 4" 7.2 m'
11 Type PT4 = 3 buah
Kusen aluminium 4" 24 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 22.23 m'
List partisi bawah 12.6 m2
51
3. Pek. plafond
1 Plafond gypsum board rangka hollow 532.64 m2
2 List tepi gypsum 183.4 m'
4. Pek.pas.dinding/lantai
1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 26.64 m2
2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 67.3 m2
3 Lantai granito 60x60 cm 515.5 m2
4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 13.4 m2
5 Water proofing km/wc 26.64 m2
5. Pek. sanitair
1 Closet duduk porselin 4 bh
2 Saringan air st.st. 6 bh
3 Kran air 6 bh
4 Urinoir 4 bh
5 Wastafel 2 bh
6 Sekat urinoir 4 bh
7 Kaca cermin 1 bh
8 Meja beton wastafel 1 m'
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 373.67 m2
2 Cat tembok interior 560.5 m2
3 Cat plafond 532.64 m2
h. Ruang mesin
1. Pek. Pas. Bata/plester
1 Pas. bt. bata 1:5 34 m3
2 Plesteran 1:5 566 m2
3 Plesteran beton 141 m2
4 Sponengan sudut 184.8 m'
5 Beton, kolom, balok latei praktis 0.84 m3
2. Pek. Pas. kusen
1 P3 = 1 buah
69
6 BV1 = 4 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 21.2 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 4.2 m2
Sealant 37.6 m'
Karet kaca 41.6 m'
7 BV2 = 8 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63.2 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 13.2 m2
Karet kaca 129.6 m'
3. Pek. plafond
1 Plafond exspose 306 m2
4. Pek. Pas. Dinding/lantai
1 Lantai rabat beton 5.6 m3
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 280 m2
2 Cat tembok interior 420 m2
3 Cat plafond 306 m2
IV. Pek. Lain-lain
1 Railing tangga stainless steel Lt. 1 ke Lt. 2 10 m'
2 Railing tangga stainless steel Lt. 2 ke Lt. 3 10 m'
3 Railing tangga stainless steel Lt. 3 ke Lt. 4 10 m'
4 Railing tangga stainless steel Lt. 4 ke Lt. 5 10 m'
5 Railing tangga stainless steel Lt. 5 ke Lt. 6 10 m'
Railing tangga stainless steel Lt. 6 ke Lt. R.
6 mesin 10 m'
7 Pekerjaan Lift
a Lift 630 kg/ 9 org ( pengunjung ) 2 unit
b Lift bed 1800 kg ( pasien ) 1 unit
c Pemesanan, testing comissioning, ijin dll 1 ls
Penyambungan pipa tinja ke pipa IPAL ( PVC 4"
8 + accesoris ) 4 unit
71
BAB V
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)
90
91
(2). Harga Penawaran yang diajukan Peserta Lelang berdasarkan Gambar Lelang,
Spesifikasi Teknis dan diuraikan pada setiap pokok-pokok (item) yang
tercantum dalam Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantities/BQ) yang
kemudian nilai/jumlahnya dipindahkan dalam Jumlah Total (Rekapitulasi).
(3). Harga satuan dalam BQ Merupakan bagian yang tidak mengikat dari
dokumen lelang. BQ sebagai dasar/pedoman dalam pengajuan penawaran
dan merupakan dasar/pedoman di dalam pembayaran sesuai prosentase
prestasi kemajuan pekerjaan. Total harga Penawaran mengikat sebagai Harga
kontrak untuk pelaksanaan Pekerjaan ini.
(4). Dokumen kontrak, Gambar Pelaksanaan, Spesifikasi Teknis, Addendum,
Jawaban Pertanyaan Tertulis, Risalah Rapat Aanwijzing, Klarifikasi dan
Negosiasi adalah merupakan Pedoman yang mengikat di dalam Pelaksanaan
Pekerjaan ini.
(5). Peserta Lelang diharuskan memerikas dan meneliti seluruh isi Dokumen
Lelang termasuk Bill of Item. Jika didalam waktu Pelaksanaan terdapat
perbedaan Spesifikasi Material, Spesifikasi Teknis, BQ dan Gambar
Kontrak, maka dianggap kualitas dari material yang paling tinggi adalah
yang menentukan untuk digunakan atau dipakai dalam pekerjaan tanpa ada
penambahan biaya di dalam Kontrak.
(6). Jika terdapat Pokok Pekerjaan yang tidak tercantum di dalam Spesifikasi
Teknis, BQ dan Gambar Kontrak, tetapi untuk kesempurnaan pekerjaan dan
untuk pemenuhan terhadap standar kemanan serta dapat
berfungsinya/beroperasinya sistem, atau bagian pekerjaan sebagaimana
mestinya dimana hal ini harus dilaksanakan, maka dianggap bahwa semua
Nilai Pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Lelang termasuk hal
tersebut diatas telah tercantum didalam Perincian Penawaran.
(7). Volume dan Pokok (item) Pekerjaan yang tercantum didalam BQ adalah lump
sum kecuali untuk bagian pekerjaan yang diberi tanda “Provosional”
termasuk pekerjaan tambah/kurang atas instruksi tertulis dari MK yang
disahkan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atau Wakilnya. Penyimpangan
94
Nama Terang
Direktur
99
Atas penetapan tersebut kepada peserta diberi waktu 5 (lima) hari untuk
mengajukan sanggahan dalam hal prosedur pelelangan menyimpang dari
ketentuan.
(2) Surat keputusan ini berikut penetapan Pemenang Pelelangan, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Dokumen Pelelangan lainnya
merupakan dasar dari Perjanjian Kontrak.
SPESIFIKASI STRUKTUR
PASAL 1 : PENJELASAN UMUM
1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi
Struktur) ini, dibuat dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang
akan dikerjakan memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang
tertuang dalam gambar danspesifikasi struktur ini serta Berita Acara.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar
struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
3. Walaupun ada Direksi/MK dengan tugas pengawasannya, Pemborong
wajib mempunyai Bagian/ Team Quality Control tersendiri yang
khusus mengawasi pekerja-pekerja dan produknya agar sesuai dengan
Spesifikasi dan gambar Struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
4. Pemborong berkewajiban memeriksa kesesuaian gambar-gambar
struktur, Arsitektur, Mechanical dan Electrical beserta spesifikasinya
masing-masing dan melaporkan kepada Direksi/MK apabila terdapat
ketidaksesuaian.
dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas
galian, yaitu bekas galian pile Cap, Tie Beam, Septictank dan semua
pekerjaan ynag ditujukkan dalam gambar struktur atau sesuai petunjuk
Direksi/MK.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan
tertinggal pada waktu pengurugan dilaksanakan kecuali jika ada
persetujuan tertulis dari Direksi/MK.
b. Syarat-syarat lain yang harus sesuai dengan yang diuraikan dalam
pasal 04 butir 3 ayat a s/d n.
- Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah
direncanakan.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang
memperlemah kekuatan konstruksi.
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton bebas dari
tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya).
Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 38 mm
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah
air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam
alkali), tulangan, minyak atau lemak.
d. Besi Beton (Steel Bar)
Semua besi beton yang digunakan bebas dari kotoran-kotoran, lapisan
minyak/karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya). Jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar
dan bahan, mempunyai penampang yang sama rata.
e. Kualitas Beton
1) Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton
Ready Mix K-225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder
beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).
2) Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat dengan disahkan oleh direksi/MK dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton
karakteristiknya.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix :
1. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready mix dilakukan pada
Supplier Beton Ready Mix yang stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-material dari
tempat tertentu ynag tetap dan bermutu baik.
2. Direksi/MK akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah
mengeras untuk tidak digunakan dalam pengecoran.
113
e. Pemadatan Beton
1) Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran
yang sesuai selama pengecoran berlangsung.
2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb),
yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
3) Pemborong harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk
menjamin pemadatan yang baik. Selama penggetaran, jarum tidak
boleh digerakkan kearah horisontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
4) Saat pengecoran pemborong harus menyediakan paling sedikit 2
(dua) vibrator cadangan.
f. Siar Pelaksanaan dan Urutan/Pola Pelaksanaan
Permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dangan seksama dan
dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat
sampai agregat kasar tampak.
h. Curing Dan Perlindungan Atas Beton
1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan
atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus
selama 14 hari.
3) Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki.
i. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
1) Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat
pada posisi pembengkokan sesuai gambar.
2) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi
penurunannya.
115
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi / MK.
2. Syarat.-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3
PSR : 10 KPR, kecuali pasangan batu bata semen trasram
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai
minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding
ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di
bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga
jernih.
d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam
1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan
pasangan disiram air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24
lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding
batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom
dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan
pokok 4 diameter minimal 10 mm beugel diameter : 6 mm jarak 10 cm,
sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga)
meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali
tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
117
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila
satu dan hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / MK.
i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. lantai
k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 4 pasir.
2. Persyaratan Bahan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit
b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc :
4 Psr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang
tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Psr : 10 Kpr.
d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Psr.
118
f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu
bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.
Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)
h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran
tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh
dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu
bata dan beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting
kemudian di ketrek/scratched.
k. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup
aduk plesteran.
l. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
m. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur
garis horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut cacat.
n. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau
sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.
119
o. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
p. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M.
Sponengan harus rapi dan lurus.
q. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat.
r. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai,
Kontraktor harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali
sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi /
MK.
s. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing pernuikaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran beruinur lebih dari 2 minggu.
t. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali
harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan
bata/beton.
h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi/MK sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda-
noda yang melekat.
j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jernih.
k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisi-sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan
ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela
g. Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan
type pintu/jendela yang akan terpasang.
h. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
i. Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti Direksi / MK.
j. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker
diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak
dipasang 3 angker dan untuk sisi kosen jendela 2 angker.
k. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
PEKERJAAN CERMIN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan cermin sebagai
pelengkap wastafel.
Ukuran cermin 50 x 60 cm, dipasang pada setiap wastafel.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak, tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku
di Indonesia.
b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk
kosen. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksnaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan-persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu
- Dimensi.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm
Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar
kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/MK.
e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus,
sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat
pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang
sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka
pemegang tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan
rangka pemegang harus diberi sealant atau dempul khusus untuk
menutupi celah dengan rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar
kerja.
126
g. Kualitas Pekerjaan
• Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list
maupun skrup.
• Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari
rangka pemegang dan list yang ada.
• Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan
tergores.
• Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
• Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari
kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar
mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung
jawab kontraktor untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak
di atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal,
AC, sound system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan
instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar
Rencana Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar
instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola
Gambar Kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana.
b. Rod Electrode.
• Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 ¼”
dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 ¼”
sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 ¼”
sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10
cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang
10 cm.
c. Pengukuran tahanan system :
Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control
dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali
pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm.
2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang
dicantumkan pada Ketentuan Umum.
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a. Alat-alat Sanitair :
• Closet jongkok
• Meja cuci tangan (washtafel)
• Floor Drain
• Floor Clean out (tipe lantai)
• Janitor, Urinor, Skat Urinor dll
• Kaca cermin
b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci
piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.
c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar
139
d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke
selokan terdekat.
2. Persyaratan bahan dan peralatan
a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara
Closet jongkok CE 6
Washtafel L 511. V3
Cermin
Urinior 57 M
Wash Bak
Floor drain TOTO
Kraan
b. Sistem Air Bersih
1) Pompa Penyalur (transfer Pump)
• Merk GAE atau setara
• Type SM 441 – 5,5 HP
• Daya Motor 1,5 KW
• Head 15 meter
• Kapasitas 12 m3/h
• Kecepatan 1.450 rpm
• Pipa D 1,5 “
• Tenaga Listrik 380 volt/660 volt/50 Hz
• Banyaknya 1 (satu) set
Pada pipa isap dilengkapi
Strainer 1 buah
Foot Valve 1 buah
Stop Valve 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi
Stop Valve 1 buah
Check valve 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level control :
140
4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah
2 buah upper level, untuk tangki atas.
2) Booster – pump 350 watt = 1 buah
Sebagai penguat tekanan air
Pempompaan air bersih pipa
Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das
medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.
Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron
1560spi, screw type.
Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 ½ “ dipergunakan bronze 150
spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron
150 spi, flange and ex KITAZAWA.
c. Talang air hujan dan saringan
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW atau
yang setara
Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara
Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat
dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.
INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER
1. Sistem Fire Extinguiser
Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam
kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan
pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya.
2. Persyaratan
a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus
ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan
ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap
lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.
141
b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m’ dan alat pemadam portable harus
ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m
dari setiap tempat.
3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs).
• Type General Purpose Dry Chemical
• Agent Multi Purpose Dry Chemical
• Shell Material Iron Steel
• Capacity 4 kg
• Cargerd Weight Approx 8,0 kg
• Tes pressure 250 kg/cm2
PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN
1. Syarat-syarat umum
a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila
ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut
perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan
klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari
syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam
spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada
agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan
mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini
seharusnya dilaksanakan.
c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar
kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua
minggu sebelum dilaksanakan.
2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar
a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.
142
2) Alat – alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis.
Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari
kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur.
3) Alat – alat dan bahan – bahan instalasi yang diajukan harus dalam
keadaan 100 % baru.
4) Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan
harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya.
5) Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus
memenuhi sandard industri indonesia.
6) Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari
agen tunggal di indonesia .
7) Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf.
e. Penjelasan sistem
1) Listrik
• Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase
unit – unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada.
• Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.
2) Tenperatur
• Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap
ruang, difuser, griller, fresh air intake “ exhaust” “on” dan “aff koil
pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada.
• Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang
masuk dan keluar setiap alat.
f. Syarat
• Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik
secara kontinue selama 9 jam.
• Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system “balan”
sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
• Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum
dan sesudah digunakan.
146
PENUTUP
A. Simpulan
1. Untuk pembebanan struktur, perhitungannya menggunakan perhitungan
manual dan dengan panduan buku-buku struktur bangunan gedung.
2. Untuk menghitung struktur yang sudah diberi pembebanan dengan
menggunakan program SANSPRO Versi 4.7.6 – ESRC Nathan Madutujuh
Bandung Indonesia.
3. Untuk struktur atap menggunakan metal roof
4. Untuk struktur bawah menggunakan pondasi Konstruksi Sarang Laba-
laba.
5. Untuk plat lantai dan tangga menggunakan tebal plat 0,12 m.
6. Untuk lisplank menggunakan tebal plat 0,10 m.
B. Saran
1. Pelaksanaan projek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –
syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan
yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2. Pelaksanaan pembangunan proyek diusahakan cepat dan tepat dalam
segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat
dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya
diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan
sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,
baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama
bangunan yang telah berdiri digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, Handy. 2004. Desain rangka dan Pondsi Beton Dengan SANSPRO 4.7.
Bandung: Maxikom
Mada, Yogyakarta.
Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.
Tri Cahyo, H. 2006. Diktat Kuliah Teknik Fondasi II. Jurusan Teknik Sipil FT
UNNES Semarang.