You are on page 1of 142

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT

INAP RSI SURAKARTA

Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh :
1. Aditya Yudha S NIM: 5150304008
2. Aji Widiatmoko NIM: 5150304017

Program Studi : D3 Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

i
LEMBAR PENGESAHAN

Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung Instalasi

Rawat Inap RSI Surakarta ini telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing, Penguji,

Hanggoro Tri Cahyo S.T., M.T. Drs. Lashari, M.T.


NIP. 132308049 NIP. 131471402

Ketua Jurusan, Ketua Program Studi,

Drs. Lashari, M.T. Drs. Tugino, M.T.


NIP. 131471402 NIP. 131763887

Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
1. Sukses datang dengan kemauan yang keras dan kesabaran.
2. Usaha dan doa adalah kunci keberhasilan hidup.
3. Hidup itu harus memilih. (Hanggoro Tri Cahyo)

PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan proyek akhir ini pada :
1. Ayah,Ibu dan adikku tercinta yang terus mendukung
dalam penyelesain proyek akhir ini.
2. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, ST,.M.T yang telah
mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.
3. Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan
semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
4. Vay yang selalu mendukungku, u are my soul.

iii
KATA PENGANTAR

Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan


menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi
Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Selama proses penyusunan, penulis menyadari banyak hambatan yang
dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak akhirnya
Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang;
2. Bapak Drs. Lashari, M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang;
3. Bapak Drs. Tugino, M.T sebagai Ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang;
4. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, S.T., M.T, selaku pembimbing selama
penyusunan Proyek Akhir ini.
5. Bapak,ibu dan keluarga yang telah memberikan dorongan serta
bimbingan sehingga laporan Proyek Akhir ini dapat diselesaikan; dan
6. Rekan – rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan Proyek Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Oleh kerena itu, kritik dan saran
kearah perbaikan laporan Proyek Akhir ini akan kami pertimbangkan Semoga
laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2007

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Nama Proyek....................................................................................... 1
B. Diskripsi Proyek.................................................................................. 1
1. Latar Belakang Proyek.................................................................. 1
2. Data Proyek Pembangunan ........................................................... 2
3. Maksud dan Tujuan....................................................................... 4
4. Sistematika Penulisan Proyek Akhir............................................. 4
BAB II DASAR PERENCANAAN
A. Kriteria Perencanaan ............................................................................ 5
B. Prosedur Perencanaan .......................................................................... 6
1. Pengumpulan data ......................................................................... 7
2. Perencanaan Proyek ....................................................................... 8
C. Data Perencanaan Struktur.................................................................... 8
1. Perencanaan Plat Lantai ................................................................. 8
2. Perencanaan Balok .......................................................................... 9
3. Perencanaan Kolom ..................................................................... 10
4. Perencanaan Pondasi...................................................................... 10
D. Peraturan Yang Digunakan ................................................................. 11
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
A. Sistem Struktur Atas ............................................................................. 12
1. Perhitungan Struktur Atap.............................................................. 12

v
2. Perhitungan Struktur Plat ............................................................... 14
3. Perhitungan Struktur Tangga ......................................................... 16
4. Perhitungan Struktur Balok............................................................ 18
5. Perhitungan Struktur Kolom .......................................................... 27
6. pembebanan Pada Frame Tiap Lantai ............................................ 28
B. Sistem Pondasi ..................................................................................... 29
C. Sistem Penahan Beban Lateral ............................................................. 31
D. Perhitungan Gempa............................................................................... 31
1. Perhitungan Beban Gempa............................................................. 31
2. Persyaratan Kekakuan Struktur...................................................... 35
3. Arah Pembebanan Gempa.............................................................. 36
4. Kombinasi Pembebanan................................................................. 36
E. Sofware Analisis Dan Desain Struktur ................................................. 38
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA
A. Perhitungan Volume Pekerjaan ............................................................ 42
B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................... 71
C. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya .................................................. 88
D. Kurva S .............................................................................................. 89
BAB V RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
A. Pekerjaan Struktur .............................................................................. 90
B. Pekerjaan Arsitektur ........................................................................... 115
C. Penutup ............................................................................................... 150
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 151
B. Saran ................................................................................................... 152
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta situasi Proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta

Gambar 2. Skema Tangga Type K

Gambar 3 Denah Tangga

Gambar 4. Potongan Tangga

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Input SANSPRO (dalam CD)

2. Perhitungan Analisys SANSPRO

3. Perhitungan Penulangan Struktur SANSPRO (dalam CD)

4. Perhitungan Beban Gempa SANSPRO

5. Gambar Kerja

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Proyek Akhir


“PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT INAP
RSI SURAKARTA”

B. Diskripsi Proyek

1. Latar Belakang Proyek


Rumah Sakit Islam Surakarta adalah salah satu Rumah Sakit Islam
swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Rumah Sakit Islam
Surakarta (YARSIS). RSI Surakarta beralamat di Jl. Ahmad Yani, Pabelan
Surakarta. RSI Surakarta memiliki berbagai fasilitas pelayanan yang
memadai baik pelayanan umum maupun khusus. Saat ini terdapat 5
gedung utama yang telah digunakan, 3 diantaranya adalah gedung yang
digunakan untuk instalasi rawat inap. Instalasi rawat inap tersebut terdiri
dari rawat inap untuk kelas Very Important Person (VIP), kelas I dan
keluarga miskin.
Rumah Sakit Islam Surakarta dalam perkembangannya masih
memerlukan ruangan untuk instalasi rawat inap khususnya kelas VIP
sehingga diperlukan penambahan jumlah instalasi rawat inap, maka dari
itu dilaksanakanlah pembangunan gedung rawat inap RSI Surakarta.
Dalam perencanaannya gedung ini dibuat 6 tingkat. Lantai 1 direncanakan
untuk ruang administrasi dan manajemen, lantai 2 untuk ruang rawat inap
kelas VIP, lantai 3,4,5 untuk ruang rawat inap kelas 1 dan lantai 6 untuk
ruang mesin.
Pembangunan instalasi rawat inap yang baru diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan rumah sakit kepada pasiennya dan menjadikan
Rumah Sakit Islam Surakarta sebagai salah satu Rumah Sakit Islam yang
bonafid serta mengutamakan pelayanan. .Hal itulah yang melatarbelakangi
dibangunnya gedung rawat inap ini.

1
2

2. Data Proyek Pembangunan


Adapun data proyek dari Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI
Surakarta, adalah sebagai berikut :
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Rawat
Inap RSI Surakarta.
Pemilik / Owner : Yayasan RSI Surakarta
Pelakasana : Swakelola RSI Surakarta
Konsultan Perencana : PT. POLA DWIPA
Konsultan Pengawas : PT. POLA DWIPA
Lokasi Proyek : Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta.

D
A
B B F

SUNGAI
JALAN RAYA SOLO

Gambar 1.1 Sketsa Lokasi Proyek.

KETERANGAN :
A : Lokasi Proyek. D : Kompleks UMS.
B : Gedung Rawat Inap Lama. E : Kompleks UMS.
C : Masjid RSI Surakarta. F : Kompleks UMS.
3

3. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Perencanaan Struktur
Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini adalah:
a. Untuk persyaratan mata kuliah Proyek Akhir.
b. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan
selama perkuliahan.
c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang Teknik
Sipil pada khususnya.
d. Merencanakan ulang struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI
Surakarta yang sudah dibangun.
e. Membandingkan hasil antara perencanaan ulang dengan bangunan
sebenarnya yang sudah jadi.
f. Membandingkan anggaran biaya antara perencanaan ulang dengan
bangunan sebenarnya.

4. Sistematika Penulisan Proyek Akhir


Tugas Akhir ini pada garis besarnya disusun dalam tujuh bab, adapun
sistematika dari penyusunan Proyek Akhir ini antara lain terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang Nama Proyek, Diskripsi Proyek, Latar Belakang Proyek,
Maksud dan Tujuan, dan Sistematika Penulisan Proyek Akhir.
BAB II DASAR PERENCANAAN
Berisi tentang Kriteria Perencanaan, Prosedur Perencanaan, Data
Perencanaan dan Peraturan Yang Digunakan.
BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR
Berisi tentang Sistem Struktur Atas, Sistem Pondasi, Sistem Penahan
Beban Lateral, Perhitungan Gempa dan Software Analisys dan Desain
Struktur.
BAB IV PERHITUNGAN RAB
Berisi tentang Uraian Perhitungan Volume Pekerjaan, Rencanan Anggaran
Biaya.
4

BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)


Berisi tentang Syarat Umum, Syarat Administrasi, Syarat Teknis dan
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang Pustaka, buku, referensi yang dipakai.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II

DASAR PERENCANAAN

A. Kriteria Perencanaan
Penjelasan Umum :
Berikut ini adalah penjelasan dari sistem struktur dari Gedung Rawat Inap
RSI Surakarta yang diperuntukkan untuk perawatan inap pasien beserta ruang
kerja RSI Surakarta. Dalam pemilihan sistem struktur yakni struktur bawah
(pondasi) dan struktur atas (struktur portal 6 lantai dan rangka kuda-kuda)
mempertimbangkan beberapa aspek yakni :
• persyaratan kondisi lapangan
• persyaratan terhadap peraturan yang ada
• persyaratan fungsi bangunan
• kemudahan pelaksanaan
• penampilan struktur yang baik
• pertimbangan efisiensi
Material beton bertulang pada gedung ini merupakan material utama yang
penggunaannya berdasarkan pada pertimbangan terhadap kemudahan
pelaksanaan dan mudah didapatnya material tersebut.
Struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta direncanakan dengan
permodelan sebagai struktur frame 3 dimensi. Struktur beton bertulang
direncanakan memiliki tingkat daktalitas terbatas (K=2), dengan pertimbangan
kemudahan pelaksanaan di lapangan karena kerumitan penulangan tidak serumit
struktur yang direncanakan memiliki daktalitas penuh (K=1). Pertimbangan
lainya adalah tidaklah ekonomis untuk merencanakan struktur gedung rumah
sakit sedemikian kuatnya sehingga tetap berperilaku elastis saat dilanda gempa
kuat. Untuk perhitungan struktur bawah, pondasi diharapkan tetap berperilaku
elastis (K=4) dan tidak boleh gagal terlebih dahulu dari struktur atasnya.

5
6

Beban gempa dihitung dengan menggunakan analisis dinamik ragam


spektrum respon. Analisis dinamik ini diperlukan untuk mengevaluasi gaya-gaya
gempa yang bekerja pada struktur secara lebih akurat, dan mengetahui perilaku
struktur akibat pengaruh gempa yang sifatnya berulang. Untuk keperluan analisis
dinamis, kekakuan lantai beton bertulang dapat diasumsikan sebagai lantai
diaphragma kaku arah horisontal yang sejajar dengan bidang x-y atau yang biasa
disebut dengan model bangunan geser dengan sistem massa terpusat (lumped-
mass model). Untuk setiap lantainya, semua titik pada bidang lantai tidak dapat
bergeser relatif terhadap titik yang lain pada bidang x-y. Model tersebut bertujuan
mengurangi jumlah derajat kebebasan yang ada pada struktur.

B. Prosedur Perencanaan
1. Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan sebagai bahan perhitungan dalam penyusunan
Proyek Akhir ini terdiri dari :
a. Data Primer
Data Primer adalah data utama dalam penyusunan Proyek Akhir,
yang didapat melalui wawancara, dokumen foto, pengamatan langsung dan
pengukuran di lapangan. Data primer dimaksud terdiri dari :
1. Lokasi proyek : Jl. A. Yani, Pabelan, Surakarta
2. Topografi : Tanah datar dan rata
3. Elevasi bangunan :
• Tinggi lantai 1 ke lantai 2 = 5,00 meter
• Tinggi lantai 2 ke lantai3 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 3 ke lantai4 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 4 ke lantai5 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 5 ke lantai 6 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 6 ke lantai 7 = 4,00 meter
• Tinggi lantai 7 ke ringbalk = 3,00 meter
• Tinggi total bangunan = 28,00 meter
7

b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung dalam penyusunan
Proyek Akhir ini. Data tersebut diperoleh melalui dokumentasi pustaka
dari perpustakaan dan penelitian terdahulu, meliputi :
1) Literatur penunjang.
Beberapa literatur yang diperlukan dalam perencanaan bangunan.
2) Hasil – hasil perencanaan arsitektur
a. Gambar denah bangunan;
b. Gambar potongan memanjang dan melintang;
c. Gambar rencana pintu dan jendela, beserta gambar detail terkait;
d. Gambar rencana atap, beserta gambar detail terkait.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :
a) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui
peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan.
b) Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab kepada responden dan narasumber.
c) Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data bergambar dari buku panduan manual dan
mendokumentasikan hal–hal penting di lapangan dalam bentuk
foto.
d) Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan landasan teori dan
data sekunder dengan mengambil dari beberapa literatur maupun
standar yang relevan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan
dilakukan melalui perpustakaan institusi dan instansi – instansi
pemerintah terkait.
8

2. Perencanaan Proyek
Perencanaan proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta
adalah sebagai berikut:
a. Penggambaran rencana dan detil.
Gambar rencana yang digambar yaitu denah bangunan, potongan
memanjang dan melintang, rencana pintu dan jendela, beserta gambar
detail terkait.
b. Perhitungan harga satuan pekerjaan
Harga satuan pekerjaan diacu dari harga satuan pekerjaan bahan dan
upah yang dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi
Provinsi Jawa Tengah.
c. Rekapitulasi RAB
Rekapitulasi RAB dilakukan terhadap hasil-hasil perhitungan volume
pekerjaan dan anggaran biaya.
d. Penyusunan Kurva S
Dari kurva S dapat diketahui prosentase bobot pekerjaan yang harus
dicapai pada waktu tertentu.
e. Penyusunan RKS
Membahas tentang syarat – syarat teknis saja.
f. Simpulan dan Saran
Simpulan dan saran ditarik dari hasil perhitungan dan kajian untuk
disampaikan sebagai hasil perencanaan dan rekomendasi kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
C. Data Perencanaan
Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain:
1. Perencanaan plat lantai
Perencanaan plat didasarkan pada peraturan Standar Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002. Untuk
merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya
pembebanan namun juga ukuran dan syarat– syarat tumpuan.
9

Beban tipikal rumah sakit :


Biasa : tp = L/35 tp = 400/35 = 11cm, diasumsikam 12cm.
Flat Slab : tp = L/25
2. Perencanaan Balok
Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan Standar Tata Cara
Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002
yaitu:
a. Ukuran balok
Dalam pra desain, tinggi balok menurut Standar Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 merupakan
fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Bentang balok
maksimal adalah 6 meter. Berdasarkan aturan didapat :
• Balok Induk
H = L/14 – L/12 (tanpa prestress), L/24 (prestress atau joist).
B = H/2
Hmaks = 600/24 = 25cm, diambil H = 60cm (mengingat banyaknya
tingkatan lantai)
B = 60/2 = 30cm, diambil B = 25cm (mengingat H balok sudah cukup
besar).
• Balok Anak
H = L/14 – L/12 (tanpa prestress), L/24 (prestress atau joist).
B = H/2. Hmaks = 400/24 = 17cm, diambil H = 40cm (mengingat
banyaknya tingkatan lantai)
B = 40/2 = 20cm, diambil B = 20cm (mengingat H balok sudah cukup
besar).
Balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung
Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini adalah sebagai berikut :
• B1-25x60 dengan asumsi tulangan ulir D22
• B2-25x40 dengan asumsi tulangan ulir D22
• BA1-20x60 dengan asumsi tulangan ulir D22
• BA2-20x40 dengan asumsi tulangan ulir D22
10

3. Perencanaan Kolom
Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI-03-2847-2002 untuk merencanakan kolom yang diberi beban
lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada
proyek pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini, ukuran
kolom diasumsikan sebagai berikut :
Ac = Ptot /0,33 fc
Ac = Luas penampang kolom beton.
Ptot = Luas Tributari Area x jumlah Lantai x faktor load.
=913.75 x 7 x 0,65 = 3837,75 m2
Ac = 3837,75 / (0,33 x 225) = 51,68 cm diasumsikan 60 cm
Macam ukuran kolom adalah :
• K1-60x60
• K2-50x50
• K3-30x30
• K4A-25x40
• K4C-40x25
• K5-20x40
4. Perencanaan Pondasi
Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi konstruksi
sarang laba-laba.
Sebelum perhitungan mekanika, dilakukan terlebih dahulu harus
dihitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur, antara lain:
a. Beban Gempa Statik
Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu
sendiri.
b. Beban Gempa Dinamik
Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar gedung.
c. Beban Mati
Beban mati adalah beban dari elemen struktur beserta beban lain yang ada
di atasnya.
11

d. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang dapat bergerak atau berpindah dalam
suatu gedung diambil dari Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk
Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F
Pembebanan rencana diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang
direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatan–muatan untuk
perhitungan beban rencana adalah sebagai berikut :
1) Massa jenis beton bertulang (ρ) : 2400 kg/m 3
2) Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2
3) Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2
2
4) Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m
5) Beban hidup untuk gedung Rumah Sakit : 250 kg/m 2
6) Adukan dari semen, per cm tebal : 21 kg/m2
7) Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2
8) tebal plat di asumsi (d) : 12 cm
9) dimensi balok dan kolom diasumsi sebagaimana dimuat dalam table 1
dan table 2.
10) koefesien reduksi bahan untuk perhitungan kuat lentur dan gaya aksial
(Ф) = 0,6
11) harga satuan pekerjaan di acu pada Harga Satuan Pekerjaan Standar
Kota Semarang.

D. PERATURAN YANG DIGUNAKAN


• Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-
03-2847-2002
• Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung,
SNI.1727.1989-F
• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI.03-
1726-2003
BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR

A. SISTEM STRUKTUR
1. Perhitungan Struktur Atap
a. Data Teknis
Atap Type 1
• Bentang kuda- kuda (L) : 16 m
• Kemiringan atap ( α ) : 40°
• Penutup atap : genteng (11kg/m²)
• Jenis kuda-kuda : baja ringan
• Koefisien angin : 25 kg/m²
Atap Type 2
• Bentang kuda- kuda (L) : 14 m
• Kemiringan atap ( α ) : 40°
• Penutup atap : genteng (11kg/m²)
• Jenis kayu : baja ringan
• Koefisien angin : 25 kg/m²
b.Perencanaan Gording
1) Pembebanan gording
• Berat penutup atap metal roof = 8 kg/m2
• Jarak gording (Jgd) = 0,91 m
• Jarak kuda-kuda ( Jk) = 3,00 m
• Berat gording ditaksir = 0,71 kg/m
• Beban gording+ atap asbes = 11+3 = 14 kg/m2
qu = 14 . 0,91 = 12,74 kg/m
qx = qu . cos α
= 12,74 . cos 40°
= 9,75 kg/m

12
13

qy = qu . sin α
= 12,74. sin 40°
= 8,1 kg/m
2) Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg
Px = 100 . cos 40°
= 100 . cos 40°
= 76,6 kg
Py = 100 . sin 40°
= 100 .sin 40°
= 64.27 kg
Mx2= 1/4 . P . cos α . Jk
= 1/4 . 100 . cos 40º . 3
= 57,45 kg m
My2= 1/4 . P . sin α . Jk
= 1/4 . 100 . sin 40º . 3
= 48,18 kg m
3) Beban Angin
Koefisien angin pegunungan (w) = 25 kg/m2
Angin Tekan = (0,02 . α) – 0,4
= (0,02 . 40) – 0,4
= 0,4 kg/m
W tekan = angin tekan . w . Ju
= 0,4. 25. 0,91
= 9,1 kg/m
4) Perhitungan pembebanan atap
• Berat penutup atap metal = g . Jk . Jgd.1
= 8 . 3,00 . 0,91. 1
= 21,84 kg/m
14

• Berat sendiri gording = 0,71 . 3,00


= 2,13 kg/m
• Berat sendiri plafond = gp . Jk . Jp
= 8 . 3,00 . 1
= 24 kg
Beban hidup = 100 kg
Σ P = 147,9 kg
Berat Branching 10 %. = 14,79 kg
Ptot = 162,69 kg
2. Perhitungan Struktur Plat
a. Data teknis :
• Mutu beton (fc) = 18.6 MPa
• Mutu baja (fy) = 390 MPa
• Beban lantai (qLL) = 250 kg/m2
• Beban tangga (qt) = 300 kg/m2
• Selimut beton (p) = 20 mm = 0,02 m
• Berat satuan spesi/ adukan = 21 kg/m2
• Berat keramik = 24 kg/m2
• Berat satuan eternit asbes = 11 kg/m2
• Berat satuan penggantung = 7 kg/m2
• Berat satuan beton bertulang = 2400 kg/m3
- Lx1 : panjang plat efektif arah x - Mlx : momen lapangan arah x
- Ly1 : panjang plat efektif arah y - Mtx : momen tumpuan arah x
- Mly : momen lapangan arah y - Mty : momen tumpuan arah y
b. Perencanaan Plat Lantai
Panjang plat arah x (Ly) = 3 m
Panjang plat arah y (Lx) = 4 m
Plat dihitung dengan program DSLABS32 - Beton Praktis! R 1.3.
Perhitungan secara automatis denga komputer.
15

PROYEK Kode_Slab : S-12


Proyek : YARSIS
Engineer : vay
Tanggal : 8/18/2007
INPUT Lx = 300 cm
Ly = 400 cm
Ly/Lx = 1.33
Selimut beton = 2 cm
Luas Plat Lantai = 12 m2
Beban hidup (LL) = 250 kg/m2
Beban Finishing (FL) = 150 kg/m2
Wu = 1.2 * (2400 * Tebal_plat / 100 + FL) + 1.6 * LL
Mlx = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 42 * 100
Mly = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 18 * 100
Mtx = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 72 * 100
Mty = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 55 * 100
Tebal plat =12 cm, Wu = 925.6 kg/m2
Beban merata sisi Lx, qDL = 438 kg/m, qLL = 250 kg/m, qu = 926 kg/m
Beban merata sisi Ly, qDL = 534 kg/m, qLL = 305 kg/m, qu = 1128 kg/m
f'c (kg/cm2) : 186
fy (kg/cm2) : 2400
Aslx : 10-250 (0.62)
Asly : 10-250 (0.3)
Astx : 10-225 (0.91)
Asty : 10-250 (0.91)
Asbx : 8-250
Asby : 8-250
Total Tulangan (kg/m3) : 63
16

3. Perhitungan Struktur Tangga


Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes
yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:

200 cm

200 cm

278 cm 122 cm

Gambar 1. Skema Tangga Type K

150 cm

150 cm

278 cm 122 cm
Gambar 2. Denah Tangga
a. Data teknis tangga
- Mutu beton (fc) = 22,5 MPa
- Mutu baja (fy) = 400 MPa
- Selisih/ elevasi lantai (Tl) = 500 cm
- Tinggi pijakan (o, optrede) = 18 cm
- Lebar pijakan (a, antrede) = 22 cm
Tl 500
- Jumlah anak tangga = = = 27 buah
optrede 18
17

- Lebar bordes = 122 cm


18
- Kemiringan tangga ( α ) = arc. tg
22
= 39 0
- Tebal selimut beton (p) = 2 cm
Direncanakan - Tebal keramik maks (hk) = 1 cm
- Tebal spesi (hs) = 2 cm
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung, SNI.1727.1989-F
diperoleh:
- Berat sendiri beton = 2400 kg/m3
- Berat sendiri keramik = 24 kg/cm2
- Berat sendiri spesi = 21 kg/cm2
- Beban hidup untuk tangga = 300 kg/cm2
b. Pembebanan tangga
Panjang tangga sisi miring (L)

L
b = 200 cm

a = 178 cm
Gambar 3. Potongan Tangga

L = a 2 + b2

= (178) 2 + (200) 2
= 267,7 cm = 2,67 m
Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm
18

4. Perhitungan Struktur Balok


Penulangan Balok As A
a. Lantai 2 frame 531 B1 25x60
Tutorial Menghitung Beton Bertulang - Ir. Udiyanto
PENAMPANG PERSEGI TULANGAN DOUBLE - Menghitung Luas
Penampang Tulangan
Metode trial and error (looping)
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 )
Jml_baris Tul As_terpasang = 1 Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 0.66 p = As_terpasang /(b*d) = 0.006
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.0019
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))
dan p < pmax maka F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.147413179737178
19

K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 7600 Mu [kg.cm] = 1300000 Vu * d / Mu = 0.321
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,
Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.
VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)
= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
b. Frame 532 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 )
Jml_baris Tul As_terpasang = 1 Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
20

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1


Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 0.66 p = As_terpasang /(b*d) = 0.006
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.0019
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy)) dan p <
pmax maka, F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.147413179737178
K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 11000 Mu [kg.cm] = 1300000 Vu * d / Mu = 0.465
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,
Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.
VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)
= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
c. Frame 385 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
21

Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 4 D 19 ( 11.35 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 0.75 p = As_terpasang /(b*d) = 0.008
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.006
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.002
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.196550914326731
K = F * (1 - F / 2) = 0.177234783365394
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 2131489 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1705191 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1350000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 8300 Mu [kg.cm] = 1350000 Vu * d / Mu = 0.338
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
22

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.


Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070
kgVu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,
Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.
VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)
= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK
d. *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 250 ***
Frame 386 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 c dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
23

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02
K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=360000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 5040 Mu [kg.cm] = 360000 Vu * d / Mu = 0.77
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg
av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2
dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
e. Frame 387 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 h [cm] = 60
Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
24

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm


d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02
K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=560000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 3800 Mu [kg.cm] = 560000 Vu * d / Mu = 0.373
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg
av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2
dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
f. Frame 388 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25
25

h [cm] = 60 Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10


Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004
p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0
B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))
dan p < pmax maka,
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02
K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=800000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 7600 Mu [kg.cm] = 800000 Vu * d / Mu = 0.522
26

Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm


Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser,
Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm.
VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc)
= 14167 kg. VuPenampang > Vu .... OK
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
g. Frame 389 B1 25x60
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25
h [cm] = 60 Selimut beton [cv] = 3 cm dia. SK [mm] = 10
Cara Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85
Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85
Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300)
Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65
Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85
pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157
pmin = 14 / fy = 0.0036
Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm
Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jml_baris Tul As'_terpasang = 1
Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm
Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm
d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 4.95 cm
Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004
p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004
27

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0


B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088
Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax
F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02
K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02
Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm
Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .-
Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=690000 kg.cm) ... OK
Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal
Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05
Vu [kg] = 5600 Mu [kg.cm] = 690000 Vu * d / Mu = 0.446
Vu*d/Mu < 1 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm
Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.
VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg.
Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg.
Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, 0.6*Vc = 6070 kg
Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg
av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88
dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm.
*** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
5. Perhitungan Struktur Kolom
Data-data kolom
- Mutu baja (fy) : 390 MPa
- Mutu beton (fc) : 18.6 Mpa
Kolom dihitung dengan program PCA-COL dengan memasukan data-data
diatas. Kolom aman bila tanda + berada didalam grafik. Gambar penulangan
kolom didapat langsung dari SANSPRO. Yang terlampir berikut ini adalah
lembar pengecekan kekuatan tulangan kolom lantai 1 pada as I dengan
ukuran kolom K 25X40 dan K 60x60.
28

6. Pembebanan Pada Frame Tiap Lantai


a. Beban Lantai 6
1) Beban Mati
Berat Plat ME = 100 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Berat Plat t-10 = 100 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Berat Plat Gondola = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm2
Atap = 6150 kg/cm2 = 6150 kg/cm2
Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2
2) Beban Hidup
Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/c
2
Berat Plat ME = 500 kg/cm = 500 kg/cm2
Berat Plat t-10 = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Berat Plat Gondola = 500 kg/cm2 = 500 kg/cm2
b. Beban Lantai 5
1) Beban Mati
Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm2
Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm2
Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm2
Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2
2) Beban Hidup
Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm
2
Berat Plat = 250 kg/cm = 250 kg/cm2
c. Beban Lantai 4
1) Beban Mati
Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm2
Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm2
29

Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm2


Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2
2) Beban Hidup
Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2
Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2
d. Beban Lantai 3
1) Beban Mati
Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm
Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm
Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm
Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2
2) Beban Hidup
Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2
Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2
e. Beban Lantai 2
1) Beban Mati
Berat Plat = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2
Dinding = 250 kg/cm2 * 4 = 1000 kg/cm
Atap = 7500 kg/cm2 = 7500 kg/cm
Partisi = 4800 kg/cm2 = 4800 kg/cm
Tangga = 20000 kg/cm2 = 20000 kg/cm2
2) Beban Hidup
Tangga = 36000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2
Berat Plat = 250 kg/cm2 = 250 kg/cm2

B. SISTEM PONDASI
Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh PT Selimut
Bumi, Semarang merekomendasikan pondasi berupa Konstruksi Sarang Laba-Laba
(KSLL). Guna meminimalkan resiko beda penurunan pondasi, pondasi didirikan
30

pada lapisan pendukung yang relatif aman dan memberikan kemudahan pelaksanaan
yakni -2.25 meter dengan tegangan ijin tanah = 3 kg/cm2 dan conus resistant qc =
120 kg/cm2. Pada struktur ini digunakan dilatasi untuk mengantisipasi beda
penurunan antara bangunan. Pemilihan struktur pondasi KSLL juga didasarkan pada
lokasi proyek yang berada di area rumah sakit yang memerlukan tingkat kebisingan
penggerjaan rendah.
KSLL dimodelkan sebagai sebuah konstruksi menerus berupa balok rib yang
memiliki kedalam (H) 115 cm dan 225 cm dengan lebar 11 cm. Konstruksi ini
mempunyai rongga-rongga berbentuk segitiga yang nantinya diisi dengan tanah
urug yang memiliki kualitas daya dukung tanah yang baik. Pada lapisan diatas tanah
urug diberi material pasir urug kemudian dicor dengan beton dalam bentuk plat
dengan kedalaman 12 cm.
KSLL merupakan sistem pondasi yang berlisensi, sehingga dalam
perhitunganya tidak boleh dijabarkan secara umum. Penggunaan sistem pondasi
KSLL ini harus mendapat ijin dari penemu.
Namun untuk kepentingan proyek akhir ini, dapat dilakukan perencanaan
sistem pondasi KSLL dengan permodelan sendiri. Sistem pondasi KSLL ini dadpat
demodelkan dengan Sturktur Analysis Program (SAP) dengan versi 8. sistem
pondasi KSLL dalam SAP dimodelkan sebagai sebuah plat dengan sistem joint
spring untuk menahan moment yang besar.
Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Membentuk permodelan konstruksi KSLL dengan kombinasi elemen
frame dan shell.
b. Menentukan joint-joint yang akan diberi beban reaksi tumpuan kolom.
c. Tumpuan pondasi KSLL berupa spring dengan nilai ks (modulus
subgrade rection) diambil 2,5 kg/cm2/cm untuk jenis tanah medium
clay
d. Pengecekan penulangan balok dan plat serta tegangan ijin tanah dibawah
pondasi digunakan program SAP 2000.
31

C. SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL


Surakarta terletak pada wilayah gempa 2, sehingga desain gaya-gaya
yang terjadi diperhitungkan terhadap gempa. Sistem struktur dengan kolom dan
balok dipilih untuk menahan beban lateral yang ada akibat gempa maupun
akibat beban gravitasi.

D. PERHITUNGAN GEMPA

1. Perhitungan Beban Gempa


Besarnya beban Gempa Nominal yang digunakan untuk perencanaan
struktur ditentukan oleh tiga hal, yaitu oleh besarnya Gempa Rencana, oleh
tingkat daktilitas yang dimiliki struktur, dan oleh nilai faktor tahanan lebih yang
terkandung di dalam struktur. Berdasarkan pedoman gempa yang berlaku di
Indonesia yaitu Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan
Gedung (SNI 03-1726-2002), besarnya beban gempa horisontal V yang bekerja
pada struktur bangunan, ditentukan menurut persamaan :
C .I
V = Wt
R
Dimana,
I adalah Faktor Keutamaan Struktur menurut Tabel 1,
Tabel 1. Faktor Keutamaan untuk berbagai kategori gedung dan bangunan

Faktor
Kategori gedung/bangunan
Keutamaan (I)
Gedung umum seperti untuk penghunian,
1,0
perniagaan dan perkantoran.
Monumen dan bangunan monumental 1,6
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit,
instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat
1,4
penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio
dan televisi
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti
1,6
gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun.
Cerobong, tangki di atas menara 1,5
C adalah nilai Faktor Respon Gempa yang didapat dari Respon Spektrum Gempa
Rencana menurut peta wilayah gempa (Gambar 2). Untuk menentukan pengaruh
32

Gempa Rencana pada struktur gedung, yaitu berupa beban geser dasar nominal
statik ekuivalen pada struktur bangunan gedung beraturan, dan gaya geser dasar
nominal sebagai respons dinamik ragam pertama pada struktur bangunan gedung
tidak beraturan, untuk masing-masing Wilayah Gempa ditetapkan Spektrum
Respons Gempa Rencana C-T seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam
gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa yang dinyatakan dalam
percepatan gravitasi, dan T adalah waktu getar alami struktur gedung yang
dinyatakan dalam detik.

Gambar 2. Peta Wilayah Gempa Indonesia


33

Gambar 3. Spektrum Respon Gempa Rencana berdasarkan Zona Peta Wilayah Gempa
34

Wt ditetapkan sebagai jumlah dari beban-beban berikut :


ƒ Beban mati total dari struktur bangunan gedung
ƒ Jika digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai, maka harus
diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 kPa
ƒ Pada gudang-gudang dan tempat penyimpanan barang, maka sekurang-
kurangnya 25% dari beban hidup rencana harus diperhitungkan
ƒ Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung
harus diperhitungkan
R disebut faktor reduksi gempa yang nilainya dapat ditentukan menurut
persamaan :
1,6 ≤ R ≤ Rm
R = 1,6 adalah faktor reduksi gempa untuk struktur gedung yang berperilaku
elastik penuh, sedangkan Rm adalah faktor reduksi gempa maksimum yang dapat
dikerahkan oleh sistem struktur yang bersangkutan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Faktor daktilitas maksimum (μm), faktor reduksi gempa maksimum (Rm ),
faktor kuat lebih struktur (f1)
Sistem dan subsistem Rm
Uraian sistem pemikul beban gempa
struktur gedung
3. Sistem rangka pemikul 1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK)
momen (Sistem struktur yang a. Baja 8,5
pada dasarnya memiliki rangka b. Beton bertulang 8,5
ruang pemikul beban gravitasi 2. Rangka pemikul momen menengah beton 5,5
secara lengkap. Beban lateral (SRPMM)
dipikul rangka pemikul momen 3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB)
terutama melalui mekanisme a. Baja 4,5
lentur) b. Beton bertulang 3,5
4. Rangka batang baja pemikul momen 6,5
khusus (SRBPMK)

Berdasarkan fungsi gedung adalah sebagai hunian maka diambil nilai


keutamaan (I)=1, sedangkan untuk sistem pemikul beban gempa digunakan sistem
SRPMM dengan faktor reduksi gempa (R) =5,5 (daktalitas terbatas). Kota
Surakarta termasuk zona 2 menurut peta wilayah gempa Indonesia seperti pada
35

Gambar 2 sehingga digunakan spektrum respon gempa rencana wilayah 2 seperti


pada Gambar 3 untuk mencari nilai faktor respon gempa (C).
Perhitungan gaya gempa yang bekerja dilakukan dengan analisis dinamik
Ragam Spektrum Respons tiga dimensi dengan menggunakan Respons Dinamik
terbesar dari seluruh mode yang memiliki konstribusi berarti terhadap respon total
struktur (Effective Mass Modal mencapaui sekurang-kurangnya dari 90%).
Respons Modal dari setiap mode dihitung dengan menggunakan koordinat
Spektrum Respons Rencana (C) dari Peraturan Indonesia yang nilainya tergantung
dari periode getar. Semua mode yang dominan dipertimbangkan sehingga paling
sedikit 90% dari massa yang berpartisipasi ikut diperhitungkan pada waktu
menentukan respons dari setiap arah utama gempa.

2. Persyaratan Kekakuan Struktur


Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh Gempa
Rencana, pengaruh keretakan beton pada unsur-unsur struktur dari beton
bertulang, beton pratekan dan baja komposit harus diperhitungkan terhadap
kekakuannya. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat
ditentukan sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan suatu
persentase efektifitas penampang sebagai berikut :
• untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka : 75%
• untuk dinding geser beton bertulang kantilever : 60%
• untuk dinding geser beton bertulang berangkai :
komponen dinding yang mengalami tarikan aksial : 50%
komponen dinding yang mengalami tekanan aksial : 80%
komponen balok perangkai dengan tulangan diagonal : 40%
komponen balok perangkai dengan tulangan memanjang : 20%
Untuk mencegah penggunaan struktur bangunan gedung yang terlalu fleksibel,
nilai waktu getar alami fundamental T1 dari struktur bangunan gedung harus
dibatasi, bergantung pada koefisien ξ untuk Wilayah Gempa dan jenis struktur
bangunan gedung, menurut persamaan :
36

T1 < ξH3/4
Dimana H adalah tinggi total struktur dalam meter dan koefisien ξ ditetapkan
menurut Tabel 4.
Tabel 4. Koefisien ξ yang membatasi waktu getar alami struktur bangunan gedung
Wilayah Gempa dan Jenis Struktur ξ
Sedang & ringan; rangka baja 0,119
Sedang & ringan; rangka beton dan RBE 0,102
Sedang & ringan; bangunan lainnya 0,068
Berat; rangka baja 0,111
Berat; rangka beton dan RBE 0,095
Berat; bangunan lainnya 0,063

Untuk perencanaan struktur Gedung Rawat Inap RSI Surakarta dengan ketinggian
H=28,00 meter, maka getar alami fundamental (T1) < ξH3/4< 0,102.283/4 < 1,24
detik.

3. Arah Pembebanan Gempa


Struktur dianalisis dan dirancang terhadap gempa yang bekerja pada setiap
arah utama gedung, namun persyaratan efek orthogonal harus dipenuhi dengan
cara merencanakan semua elemen terhadap 100% gaya gempa dalam satu arah
dengan 30% arah gempa yang tegak lurusnya.

4. Kombinasi Pembebanan
Desain beton bertulang didasarkan pada metode kekuatan batas.
Kombinasi pembebanan dan faktor reduksi beban hidup didasarkan pada peraturan
Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI-03-
2847-2002)
Disain penulangan dari seluruh elemen struktur didasarkan pada 9
kombinasi pembebanan sebagai berikut :
A. Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L dan juga beban
atap A atau beban ujuan R paling tidak harus sama dengan :
37

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) (1)


B. Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam
perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus
ditinjau untuk menentukan nilai U yang terbesar, yaitu :
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) (2)
C. Kombinasi beban juga harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L
yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya,
yaitu :
U = 0,9 D ± 1,6 W
(3)
Perlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L dan W, kuat perlu U
tidak boleh kurang dari persamaan 2.
D. Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan dalam
perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai :
U = 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E
(4)
atau
U = 0,9 D ± 1,0 E
(5)
dalam hal ini nilai E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F,
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung atau
penggantinya.
E. Bila ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan dalam perencanaan,
maka pada persamaan 2,3 dan 5 ditambahkan 1,6H kecuali bahwa pada
keadaan dimana aksi struktur akibat H mengurangi pengaruh W atau E, maka
beban H tidak perlu ditambahkan pada persamaan 3 dan 5.
38

E. SOFTWARE ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR


Untuk mendesain struktur gedung beton bertulang ini akan digunakan software
SANSPRO Versi 4.7.6 – ESRC Nathan Madutujuh Bandung Indonesia.
Langkah-langkah dalam perencanaan Struktur Gedung Rawat Inap RSI
Surakarta dengan software sanspro:
1. Membuat permodelan struktur gedung.
Langkah awalnya adalah membuka program sanspro. Pada layar akan
tampak panel tombol yang harus di klik untuk mengaktifkannya. Untuk
menmbuat permodelan Strutur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan batas-batas area, dengan mengaktifkan tombol working
coordinate range. Pada tombol tersebut akan tampil Drawing Axis
Name and Location yang berupa sumbu X dan Y yang harus diisi
dengan koordinat kartesian lokasi titik-titik node.
b. Aktifkan tombol Show Gridlines untuk menampilkan node-node
yang telah dibuat.
c. Untuk menambah jumlah node sesuai dengan yang dikehendaki
maka klik tombol XY kemudian klik tombol add dan tempatkan
sesuai dengan koordinat yang diinginkan.
2. Memasukkan jumlah tingkatan/lantai yang dikehendaki.
Sanspro membedakan tinggi antar tingkat menjadi 3 bagian:
a. Tinggi tingkat paling bawah (lowest floor)
b. Tinggi tingkat tipikal (floor to floor height)
c. Tinggi tingkat paling atas.
Cara mengisikan tinggi tingkat adalah dengan mengaktifkan tombol
Building Parameter dengan mengisi :
• Jumlah tingkat/lantai (no. of storey/floor) =7
• Jumlah layout kolom ( no. of Column layout) =7
• Jumlah layout balok ( no. of beam layout) =7
39

• Jenis plat (no. of slab data) =2


Kemudian klik Building>Storey Data. Pada tiap lantai diisikan jarak
ketinggian antar lantai.
Memasukkan data reduksi beban hidup yaitu 0.6.
3. Kombinasi Beban.
Untuk Kombinasi Pembebanan aktifkan tombol Parameter>Load Cases and
Combination Parameters. Pilih pembebanan Self+Dead+Live+EQX,EQZ
Load. Kombinasi pembebanannya adalah:
Self Weight Dead Load Live Load Earthq-X Earthq-Y
1.2 1.2 1.6 0 0
1.2 1.2 1 1 0.3
1.2 1.2 1 1 -0.3
1.2 1.2 1 -1 0.3
1.2 1.2 1 -1 -0.3
1.2 1.2 1 0.3 1
1.2 1.2 1 -0.3 1
1.2 1.2 1 0.3 -1
1.2 1.2 1 -0.3 -1
1.2 1.2 1 0 0

4. Menentukan jumlah dan jenis penampang (section property data).


a. Terlebih dahulu menentukan mutu beton dengan cara klik
Property>Material klik generate pilih mutu beton K-225.
b. Kemudian menentukan jenis penampang untuk kolom dengan
mengaktifkan Property>Section>Add, pilih Biaxial Column
kemudian masukkan jenis kolom.
c. Menentukan jenis penampang untuk balok dengan mengaktifkan
Property>Section>Add, pilih Girder Sloof kemudian masukkan jenis
balok.
40

d. Menetukan jenis dan ukuran plat dengan mengaktifkan Property


>Section>Add>Thickness. Ukuran plat yang dipakai adalah 12 cm.
5. Pembebanan
Beban Frame :
Pada frame akan memikul beban bekerja pada balok dan ringbalk. Beban
tersebut antara lain :
a. Beban setengah bata sebesar 250 kg/m² dikalikan dengan tinggi bata.
b. Beban partisi sebesar 100 kg/m² dikalikan dengan tinggi partisi.
c. Beban lisplank sebesar A x 2400 kg/m² didapat beban sebesar 192
kg/m² dikalikan dengan tinggi.lisplank.
d. Beban tangga, DL sebesar 4200 kg/m’ dan LL sebesar 12280 kg/m’.
e. Beban atap diambil 1000 kg/m’.
Beban Joint :
Pada joint akan memikul beban ME berupa Lift. Untuk Lift dengan kapasitas
9 penumpang pada tiap joint diberi pembebanan sebesar 12400 kg. dan
untuk Bed Lift diberi pembebanan 24000 kg.
Setelah semua data dimasukkan maka dilakukan perhitungan secara otomatis
dengan cara : File>ExportsSans>Analisys Menu>Start Analisys.
Dari hasil analysis akan tampil beberapa data yang telah diproses.
• Data tersebut antara lain:
• Data reaksi tumpuan (support reaction)
• Data nomer joint dan frame.
• Data material balok, kolom, plat yang digunakan.
Setelah analisys selesei dilakukan pembentukan bentuk bangunan (building)
dengan cara : building> start design> concret.
Dari proses tersebut dapat dilihat struktur penulangan dari kolom dan balok.
Untuk lebih mengetahui secara detail bentuk penulangan dari balok dan
kolom dapat dilihat dengan mengaktifkan view rebar x-x, y-y.
41

Gambar penulangan balok dan kolom dapat dilihat semua dan dapat
dipindah (transfer) ke dalam format CAD.
Dari gambar SANSPRO nantinya dapat di jadikan acuan untuk menggambar
lebih lanjut pada format CAD.
Proses memasukkan data-data pada program SANSPRO ada dua pilihan,
yaitu sesuai dengan urutan yang berlaku ataupun secara acak. Pilihan ini
ditampilkan pada awal saat akan melakukan input data.
Selain dapat dipindah dalam format CAD, program SANSPRO juga dapat
melakukan perhitungan biaya struktur secara automatis..
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan program SANSPRO memiliki
sejumlah keunggulan, diantaranya :
• Langkah-langkah dalam memasukkan dta input dapat dilakukan secara
acak atau tidak urut.
• Permodelan strukturnya lebih mudah karena dimodelkan dengan sumbu
kartesian.
• Panel-panel pada layar jelas dan mudah dimengerti bagi pemula.
• Hasil dari perhitungan langsung dapat diketahui.
• Penulangan balok maupun kolom lagsung dapat dilihat bentuknya, jarak
dan jumlah serta ukuran tulanganya.
• Gambar penulangnya bisa di transfer dalam format CAD, sehingga
mudah untuk digambar ulang.
• Dapat menghitung secara tepat volume dan biaya struktur.
• Hasil-hasil dari output langsung dapat di print.
Ada bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan SANSPRO,
yaitu:
• Perlu kejelian dan kecermatan dalam memasukkan data permodelan.
• Perlu kesabaran dalam penggunaan progran ini.
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN


1. Pekerjaan Persiapan
a. Pembersihan Lahan = 1 ls
b. Direksi keet = 1ls
c. Penyediaan air kerja = 1 ls
d. IMB = 1 ls
2. Pekerjaan Bangunan Utama
Pekerjaan beton bertulang lantai 1
a. Pondasi struktur bawah KSLL = 1 ls
b. Beton kolom struktur = 89 m3
c. Beton tangga = 4 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai 2
a. Beton kolom struktur = 53,68 m3
b. Beton balok induk = 54 m3
c. Beton balok anak = 18,39 m3
d. Beton plat lantai = 106,8 m3
e. Beton parapet = 12,6 m3
f. Beton plat dak canopy = 2,7 m3
g. Beton balok dak canopy = 3,66 m3
h. Beton tangga = 4 m3
i. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
j. Water profing dak = 396,5 m3

42
43

Pekerjaan beton bertulang lantai 3


a. Beton kolom struktur = 38,84 m3
b. Beton balok induk = 41,05 m3
c. Beton balok anak = 14,84 m3
d. Beton plat lantai = 64,44 m3
e. Beton parapet = 12,26 m3
f. Beton tangga = 4 m3
g. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai 4
a. Beton kolom struktur = 38,84 m3
b. Beton balok induk = 41,05 m3
c. Beton balok anak = 14,84 m3
d. Beton plat lantai = 64,44 m3
e. Beton parapet = 12,26 m3
f. Beton tangga = 4 m3
g. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai 5
a. Beton kolom struktur = 38,84 m3
b. Beton balok induk = 41,05 m3
c. Beton balok anak = 14,84 m3
d. Beton plat lantai = 64,44 m3
e. Beton parapet = 12,26 m3
f. Beton tangga = 4 m3
44

g. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai 6
a. Beton kolom struktur = 41,63 m3
b. Beton balok induk = 10 m3
c. Beton balok anak = 41,05 m3
d. Beton plat lantai = 13,28 m3
e. Beton parapet = 16,6m3
f. Beton tangga = 4 m3
g. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan beton bertulang lantai ruang mesin
a. Beton kolom struktur = 16,93 m3
b. Beton plat lantai = 13,44 m3
c. Beton balok induk = 27,1 m3
d. Beton balok anak = 14,13 m3
e. Beton plat dak = 6,5 m3
f. Beton balok dak = 3,54 m3
g. Beton ring balk = 8,4 m3
h. Water profing dak =25,2 m2
i. Beton lift
• Beton kolom = 2,52 m3
• Beton balok = 0,85 m3
• Pas. Bata 1 : 5 = 8,49 m3
45

• Plesteran 1 : 5 =84,9 m3
Pekerjaan Atap
a. Kuda-kuda baja ringan = 768,9 m2
b. Atap genteng metal dek = 768,9
c. Bubungan genteng metal = 92 m’
d. Corong talang 3’’ PVC = 560 m’
e. Saringan talang = 20 buah
f. Lisplank = 214 m2

III. Pek. Finshing arsitektur


a. Lantai i
1) Pek. Pondasi batu belah
1 Galian tanah 334.11 m3
2 Urugan kembali 161.22 m3
3 Pondasi batu belah 1:5 102.8 m3
4 Aanstamping 46.73 m3
5 Urug pasir + rolag 27.47 m3
6 Urug peninggian tanah bangunan 380 m3
2) Pek. Pas. Bata/plesteran.
1 Rolag batu bata 1 : 3 12.33 m3
2 Pas. bt. bata 1:3 14.6 m3
3 Plesteran 1:3 243.333 m2
4 Pas. bt. bata 1:5 98.1 m3
5 Plesteran 1:5 1635 m2
6 Plesteran beton 780.78 m2
7 Sponengan sudut 2075.7 m'
8 Beton sloof, kolom, balok latei praktis 7.37 m3
3) Pek. kusen
1 J1 = 32 buah
Kusen aluminium 4" 656 m'
46

Kaca rayband Tebal 5 mm 252.16 m2


Sealant 800 m'
Karet kaca 1824 m'
2 P1 = 1 buah
Kusen aluminium 4" 14.4 m'
Pintu swing (T250 x L187) 2 bh
Handle stainless steel 2 bh
Kunci 5132 2 bh
Engsel 4" 8 bh
Acrilic 8 bh
Kaca rayband T 5mm 11.63 m2
Karet kaca 54.8 m'
Sealant 20.1 m'
3 P2 = 2 buah
Kusen aluminium 4" 19.2 m'
Daun pintu metal 2 unit
Kunci tanam 2 bh
Tatapan pintu 11.8 bh
Kaca rayband T 5mm 2.14 m2
Karet kaca 22.4 m'
Sealant 29.2 m'
4 P3 = 4 buah
Kusen aluminium 4" 37 m'
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 25.5 bh
Kaca rayband T 5mm 2.95 m2
Karet kaca 40 m'
Sealant 65 m'
5 P4 = 6 buah
Kusen aluminium 4" 26 m'
47

Pintu swing (T210 x L90) 6 bh


Handle swing 6 bh
Kunci 51234 6 bh
Engsel 4" 15 bh
Acrilic 15 bh
Mohair 10.5 bh
Kaca rayband T 5mm 7.8 m2
Karet kaca 55 m'
Sealant 52 m'
6 P5 = 2 buah
Kusen aluminium 4" 12.6 m'
Daun pintu metal 2 unit
Kunci tanam 2 bh
Casement (T50 x L90) 5.6 bh
Engsel jungkit 2 bh
Rambuncis 2 bh
Tatapan pintu 10.2 m2
Kaca rayband T 5mm 0.94 m2
Karet kaca 10.4 m'
Sealant 35.6 m'
4. Pek. plafond
1 Plafond kalsiboard 851.64 m2
2 List tepi gypsum 252.24 m'
5. Pek. Pasang lantai dinding
1 Urug pasir bawah lantai 76.18 m3
2 Lantai kerja 1:3:5 bwh lantai 38.09 m3
3 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 21.6 m2
4 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 50.81 m2
5 Dinding granit 236 m2
6 Dinding clading Lt. 2 s/d Lt. 6 65 m2
7 Lt. Granit tile 40/40 cm 740.28 m2
48

8 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.39 m2


6. Pek. sanitair
1 Closet duduk 4 bh
2 Saringan air st.st. 6 bh
3 Kran air 6 bh
4 Urinoir 2 bh
5 Wastafel 2 bh
6 Sekat urinoir 2 bh
7 Kaca cermin 1 bh
8 Meja beton wastafel 1 m'
7. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 850 m2
2 Cat tembok interior 4428 m2
3 Cat plafond 851.64 m2
c. Lantai 2
1. Pek. Pas. Bata/plesteran
1 Pas. bt. bata 1:3 11.4 m3
2 Plesteran 1:3 190 m2
3 Pas. bt. bata 1:5 45.15 m3
4 Plesteran 1:5 752 m2
5 Plesteran beton 511.58 m2
6 Sponengan sudut 1363.54 m'
7 Beton, kolom, balok latei praktis 5.36 m3
2. Pek. kusen
1 Type P1 = 1 buah
Kusen aluminium 4" 14.4 m'
Pintu sliding (T220 x L200) 2 bh
Handle stainless steel 2 bh
Kunci 4123 2 bh
Engsel 4" 8 bh
Kaca rayband Tebal 5 mm 11.63 m2
49

Karet kaca 54.8 m'


Sealant 20.1 m'
Arcilic 8 bh
2 Type J3 = 18 buah
Frame curtain wall 748.98 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 327.42 m2
Sealant tebal 2100.96 m'
3 Type J4 = 2 buah
Frame curtain wall 87.8 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 30.1 m2
Sealant tebal 254 m'
4 Type J5 = 1 buah
Frame curtain wall 381.1 m'
Kaca stopsol green Tebal 8 mm 176.18 m2
Sealant 988 m'
5 Type P2 = 3 buah
Kusen aluminium 4" 28.8 m'
Daun pintu metal 3 unit
Kunci tanam 3 bh
Tatapan pintu 17.7 bh
Kaca rayband T 5mm 3.21 m2
Karet kaca 33.6 m'
Sealant 43.8 m'
6 P3 = 6 buah
Kusen aluminium 4" 44.4 m'
Daun pintu metal 6 unit
Kunci tanam 6 bh
Tatapan pintu 30.6 bh
Kaca rayband T 5mm 3.54 m2
Karet kaca 48 m'
Sealant 78 m'
50

7 P4 = 8 buah
Kusen aluminium 4" 41.6 m'
Pintu swing (T210 x L90) 8 bh
Handle swing 8 bh
Kunci 51234 8 bh
Engsel 4" 24 bh
Acrilic 24 bh
Mohair 16.8 bh
Kaca rayband T 5mm 12.48 m2
Karet kaca 88 m'
Sealant 83.2 m'
8 Type PT1 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 30.2 m2
List partisi bawah 18.6 m'
9 Type PT2 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 35.1 m2
List partisi bawah 21.6 m'
10 Type PT3 = 1 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 17.31 m'
List partisi bawah 10.4 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5 mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
Kusen aluminium 4" 7.2 m'
11 Type PT4 = 3 buah
Kusen aluminium 4" 24 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 22.23 m'
List partisi bawah 12.6 m2
51

Daun pintu metal 3 unit


Kunci tanam 3 bh
Tatapan pintu 16.2 m2
12 Type PT5 = 3 buah
Kusen aluminium 4" 24 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 22.23 m'
List partisi bawah 12.6 m2
Daun pintu metal 3 unit
Kunci tanam 3 bh
Tatapan pintu 16.2 m2
Kaca rayband T 5mm 2.43 m2
Karet kaca 21.6 m'
Sealant 41.4 m'
13 Type PT6 = 4 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 31.2 m'
List partisi bawah 19.2 m2
3. Pek plafond
1 Plafond kalsiboard 519.17 m2
2 List tepi gypsum 296.5 m'
4. Pek. Lantai dinding
1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 34.14 m2
2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 98.81 m2
3 Lantai granit tile 40x40 cm 491.34 m2
4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2
5 Water proofing km/wc 34.14 m2
5. Pek. sanitair
1 Closet duduk 10 bh
2 Saringan air st.st. 12 bh
3 Kran air 12 bh
4 Wastafel 2 bh
5 Kaca cermin 1 bh
52

6 Meja beton wastafel 1 m'


6. Pek cat
1 Cat tembok exterior 505.43 m2
2 Cat tembok interior 758.15 m2
3 Cat plafond 519.17 m2
d. Lantai 3
1. Pek. Pas. Bata/plesteran
1 Pas. bt. bata 1:3 14.8 m3
2 Plesteran 1:3 246.83 m2
3 Pas. bt. bata 1:5 41.53 m3
4 Plesteran 1:5 692.16 m2
5 Plesteran beton 511.24 m2
6 Sponengan sudut 1259.84 m'
7 Beton, kolom, balok latei praktis 6.12 m3
2. Pek. Pas. kusen :
1 Type J5 = 1 buah
Frame curtain wall 381.1 m'
Kaca stopsol green Tebal 8 mm 176.18 m2
Sealant 988 m'
2 Type J7 = 1 buah
Kusen aluminium 4" 11.1 m'
Casement (T50 x L85) 5.4 bh
Casement (T120 x L85) 8.2 bh
Engsel 20" 2 bh
Engsel 10" 2 bh
Rambuncis 4 bh
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 14.8 m'
3 Type P3 = 3 buah
Kusen aluminium 4" 22.2 m'
53

Daun pintu metal 3 unit


Kunci tanam 3 bh
Tatapan pintu 15.3 bh
Kaca rayband T 5mm 1.77 m2
Karet kaca 24 m'
Sealant 39 m'
4 Type P4 = 8 buah
Kusen aluminium 4" 41.6 m'
Pintu swing (T210 x L90) 8 bh
Handle swing 8 bh
Kunci 51234 8 bh
Engsel 4" 24 bh
Acrilic 24 bh
Mohair 16.8 bh
Kaca rayband T 5mm 12.48 m2
Karet kaca 88 m'
Sealant 83.2 m'
5 Type P5 = 10 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63 m'
Daun pintu metal 10 unit
Kunci tanam 10 bh
Casement (T50 x L90) 28 bh
Engsel jungkit 10 bh
Rambuncis 10 bh
Tatapan pintu 51 m2
Kaca rayband T 5mm 4.7 m2
Karet kaca 52 m'
Sealant 178 m'
6 Type PT1 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 30.2 m2
List partisi bawah 18.6 m'
54

7 Type PT7 = 4 buah


Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 21.6 m2
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 55.2 m'
8 Type PT7' = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 2.37 m'
List partisi bawah 1.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
Kaca rayband T 5mm 0.81 m2
Karet kaca 7.2 m'
Sealant 13.8 m'
9 Type PT8 = 4 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 21.6 m2
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 55.2 m'
10 Type PT8' = 1 buah
55

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'


Partisi double kalsiboard 6 mm 1.72 m'
List partisi bawah 0.7 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
Kaca rayband T 5mm 0.81 m2
Karet kaca 7.2 m'
Sealant 13.8 m'
11 Type PT9 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 36.4 m2
List partisi bawah 22.4 m'
12 Type PT10 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 13.66 m2
List partisi bawah 8.4 m'
13 Type PT11 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 11.38 m2
List partisi bawah 7 m'
14 Type PT12 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'
List partisi bawah 4.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
15 Type PT13 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'
56

List partisi bawah 4.1 m2


Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
16 Type PT14 = 4 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2
List partisi bawah 43.2 m'
3. Pek. plafond
1 Plafond kalsiboard 525.25 m2
2 List tepi gypsum 408 m'
4. Pek. Pas. Dinding/lantai
1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 47.54 m2
2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 147.3 m2
3 Lantai granit tile 40x40 cm 456 m2
4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2
5 Water proofing km/wc 47.54 m2
5. Pek. sanitair
1 Closet duduk porselin 14 bh
2 Saringan air st.st. 16 bh
3 Kran air 16 bh
4 Urinoir 4 bh
5 Wastafel 2 bh
6 Sekat urinoir 4 bh
7 Kaca cermin 1 bh
8 Meja beton wastafel 1 m'
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 481.36 m2
2 Cat tembok interior 722.04 m2
57

3 Cat plafond 525.5 m2


e. Lantai 4
1. Pek. Pas. Bata/plester
1 Pas. bt. bata 1:3 14.8 m3
2 Plesteran 1:3 246.83 m2
3 Pas. bt. bata 1:5 41.53 m3
4 Plesteran 1:5 692.16 m2
5 Plesteran beton 511.24 m2
6 Sponengan sudut 1259.84 m'
7 Beton, kolom, balok latei praktis 6.12 m3
2. Pek. Pas. kusen
1 Type P3 = 3 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 22.2 m'
Daun pintu metal 3 unit
Kunci tanam 3 bh
Tatapan pintu 15.3 bh
Kaca rayband T 5mm 1.77 m2
Karet kaca 24 m'
Sealant 39 m'
2 Type P4 = 8 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 41.6 m'
Pintu swing (T210 x L90) 8 bh
Handle swing 8 bh
Kunci 51234 8 bh
Engsel 4" 24 bh
Acrilic 24 bh
Mohair 16.8 bh
Kaca rayband T 5mm 12.48 m2
Karet kaca 88 m'
Sealant 83.2 m'
3 Type P5 = 10 buah
58

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63 m'


Casement (T50 x L90) 28 bh
Engsel jungkit 10 bh
Rambuncis 10 bh
Tatapan pintu 51 m2
Kaca rayband T 5mm 4.7 m2
Karet kaca 52 m'
Sealant 178 m'
4 Type PT1 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 30.2 m2
List partisi bawah 18.6 m'
5 Type PT7 = 4 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 21.6 m2
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 55.2 m'
6 Type PT7' = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 2.37 m'
List partisi bawah 1.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
Kaca rayband T 5mm 0.81 m2
Karet kaca 7.2 m'
Sealant 13.8 m'
59

7 Type PT8 = 4 buah


Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 21.6 m2
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 55.2 m'
8 Type PT8' = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 1.72 m'
List partisi bawah 0.7 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
Kaca rayband T 5mm 0.81 m2
Karet kaca 7.2 m'
Sealant 13.8 m'
9 Type PT9 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 36.4 m2
List partisi bawah 22.4 m'
10 Type PT10 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 13.66 m2
List partisi bawah 8.4 m'
11 Type PT11 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 11.38 m2
List partisi bawah 7 m'
12 Type PT12 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'
60

Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'


List partisi bawah 4.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
13 Type PT13 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'
List partisi bawah 4.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
14 Type PT14 = 4 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2
List partisi bawah 43.2 m'
3. Pek. plafond
1 Plafond gypsum board rangka hollow 525.25 m2
2 List tepi gypsum 408 m'
4. Pek. Pasang lantai/dinding
1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 47.54 m2
2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 147.3 m2
3 Lantai granit tile 40x40 cm 456 m2
4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2
5 Water proofing km/wc 47.54 m2
5. Pek sanitair
61

1 Closet duduk porselin 14 bh


2 Saringan air st.st. 16 bh
3 Kran air 16 bh
4 Urinoir 4 bh
5 Wastafel 2 bh
6 Sekat urinoir 4 bh
7 Kaca cermin 1 bh
8 Meja beton wastafel 1 m'
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 481.36 m2
2 Cat tembok interior 722.04 m2
3 Cat plafond 525.5 m2
f. Lantai 5
1. Pek. Pas. Bata/plester
1 Pas. bt. bata 1:3 14.8 m3
2 Plesteran 1:3 246.83 m2
3 Pas. bt. bata 1:5 41.53 m3
4 Plesteran 1:5 692.16 m2
5 Plesteran beton 511.24 m2
6 Sponengan sudut 1259.84 m'
7 Beton, kolom, balok latei praktis 6.12 m3
2. Pek pas. kusen
1 Type P3 = 3 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 22.2 m'
Daun pintu metal 3 unit
Kunci tanam 3 bh
Tatapan pintu 15.3 bh
Kaca rayband T 5mm 1.77 m2
Karet kaca 24 m'
Sealant 39 m'
2 Type P4 = 8 buah
62

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 41.6 m'


Pintu swing (T210 x L90) 8 bh
Handle swing 8 bh
Kunci 51234 8 bh
Engsel 4" 24 bh
Acrilic 24 bh
Mohair 16.8 bh
Kaca rayband T 5mm 12.48 m2
Karet kaca 88 m'
Sealant 83.2 m'
3 Type P5 = 10 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63 m'
Casement (T50 x L90) 28 bh
Engsel jungkit 10 bh
Rambuncis 10 bh
Tatapan pintu 51 m2
Kaca rayband T 5mm 4.7 m2
Karet kaca 52 m'
Sealant 178 m'
4 Type PT1 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 30.2 m2
List partisi bawah 18.6 m'
5 Type PT7 = 4 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 21.6 m2
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
63

Sealant 55.2 m'


6 Type PT7' = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 2.37 m'
List partisi bawah 1.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
Kaca rayband T 5mm 0.81 m2
Karet kaca 7.2 m'
Sealant 13.8 m'
7 Type PT8 = 4 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 32 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 9.48 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 4 unit
Kunci tanam 4 bh
Tatapan pintu 21.6 m2
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 55.2 m'
8 Type PT8' = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 1.72 m'
List partisi bawah 0.7 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
Kaca rayband T 5mm 0.81 m2
Karet kaca 7.2 m'
Sealant 13.8 m'
64

9 Type PT9 = 2 buah


Partisi double kalsiboard 6 mm 36.4 m2
List partisi bawah 22.4 m'
10 Type PT10 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 13.66 m2
List partisi bawah 8.4 m'
11 Type PT11 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 11.38 m2
List partisi bawah 7 m'
12 Type PT12 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'
List partisi bawah 4.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
13 Type PT13 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 7.07 m'
List partisi bawah 4.1 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5 m2
Kaca rayband T 5mm 0.55 m2
Karet kaca 5.6 m'
Sealant 13 m'
14 Type PT14 = 4 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2
65

List partisi bawah 43.2 m'


3. Pek. plafond
1 Plafond kalsiboard 525.25 m2
2 List tepi gypsum 408 m'
4. Pek. Pas lantai/ dinding
1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 47.54 m2
2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 147.3 m2
3 Lantai granito 60x60 cm 456 m2
4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 12.4 m2
5 Water proofing km/wc 47.54 m2
5. Pek. sanitair
1 Closet duduk porselin 14 bh
2 Saringan air st.st. 16 bh
3 Kran air 16 bh
4 Urinoir 4 bh
5 Wastafel 2 bh
6 Sekat urinoir 4 bh
7 Kaca cermin 1 bh
8 Meja beton wastafel 1 m'
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 481.36 m2
2 Cat tembok interior 722.04 m2
3 Cat plafond 525.5 m2
g. Lantai 6
1. Pek. Pas. Bata/plester
1 Pas. bt. bata 1:3 5.18 m3
2 Plesteran 1:3 96.83 m2
3 Pas. bt. bata 1:5 28.9 m3
4 Plesteran 1:5 481.3 m2
5 Plesteran beton 452.84 m2
6 Sponengan sudut 922.02 m'
66

7 Beton, kolom, balok latei praktis 1.65 m3


2. Pek kusen
1 Type P4 = 6 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 31.2 m'
Pintu swing (T210 x L90) 6 bh
Handle swing 6 bh
Kunci 51234 6 bh
Engsel 4" 18 bh
Acrilic 18 bh
Mohair 12.6 bh
Kaca rayband T 5mm 9.36 m2
Karet kaca 66 m'
Sealant 62.4 m'
2 Type PT4 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 8 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 7.41 m'
List partisi bawah 4.2 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.4 m2
3 Type PT14 = 2 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 35.1 m2
List partisi bawah 21.6 m'
4 Type PT15 = 2 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 16 m'
Partisi double kalsiboard 6 mm 8.32 m'
List partisi bawah 4.4 m2
Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 10.8 m2
Kaca rayband T 5mm 1.62 m2
67

Karet kaca 14.4 m'


Sealant 27.6 m'
5 Type PT16 = 1 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 17.55 m2
List partisi bawah 10.8 m'
6 Type PT17 = 1 buah
Partisi double kalsiboard 6 mm 4.88 m2
List partisi bawah 3 m'
7 Type J4 = 2 buah
Frame curtain wall 87.8 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 30.1 m2
Sealant tebal 254 m'
8 Type J5 = 1 buah
Frame curtain wall 381.1 m'
Kaca stopsol green Tebal 8 mm 176.18 m2
Sealant 988 m'
9 J6 = 32 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 512 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 168 m2
Sealant 627 m'
Karet kaca 1440 m'
10 Type J7 = 3 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 33.3 m'
Casement (T50 x L85) 16.2 bh
Casement (T120 x L85) 24.6 bh
Engsel 20" 6 bh
Engsel 10" 6 bh
Rambuncis 12 bh
Kaca rayband T 5mm 9.72 m2
Karet kaca 86.4 m'
Sealant 44.4 m'
68

3. Pek. plafond
1 Plafond gypsum board rangka hollow 532.64 m2
2 List tepi gypsum 183.4 m'
4. Pek.pas.dinding/lantai
1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 26.64 m2
2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 67.3 m2
3 Lantai granito 60x60 cm 515.5 m2
4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 13.4 m2
5 Water proofing km/wc 26.64 m2
5. Pek. sanitair
1 Closet duduk porselin 4 bh
2 Saringan air st.st. 6 bh
3 Kran air 6 bh
4 Urinoir 4 bh
5 Wastafel 2 bh
6 Sekat urinoir 4 bh
7 Kaca cermin 1 bh
8 Meja beton wastafel 1 m'
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 373.67 m2
2 Cat tembok interior 560.5 m2
3 Cat plafond 532.64 m2
h. Ruang mesin
1. Pek. Pas. Bata/plester
1 Pas. bt. bata 1:5 34 m3
2 Plesteran 1:5 566 m2
3 Plesteran beton 141 m2
4 Sponengan sudut 184.8 m'
5 Beton, kolom, balok latei praktis 0.84 m3
2. Pek. Pas. kusen
1 P3 = 1 buah
69

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.4 m'


Daun pintu metal 1 unit
Kunci tanam 1 bh
Tatapan pintu 5.1 bh
Kaca rayband T 5mm 0.59 m2
Karet kaca 8 m'
Sealant 13 m'
2 Type J7 = 1 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 11.1 m'
Casement (T50 x L85) 5.4 bh
Casement (T120 x L85) 8.2 bh
Engsel 20" 2 bh
Engsel 10" 2 bh
Rambuncis 4 bh
Kaca rayband T 5mm 3.24 m2
Karet kaca 28.8 m'
Sealant 14.8 m'
3 J2 = 2 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 12 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 4.5 m2
Sealant 12 m'
Karet kaca 12 m'
4 BV1 = 32 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 169.6 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 33.6 m2
Sealant 300.8 m'
Karet kaca 332.8 m'
5 BV2 = 2 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 15.8 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 3.3 m2
Karet kaca 33 m'
70

6 BV1 = 4 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 21.2 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 4.2 m2
Sealant 37.6 m'
Karet kaca 41.6 m'
7 BV2 = 8 buah
Kusen aluminium 4" YKK YS 1 63.2 m'
Kaca rayband Tebal 5 mm 13.2 m2
Karet kaca 129.6 m'
3. Pek. plafond
1 Plafond exspose 306 m2
4. Pek. Pas. Dinding/lantai
1 Lantai rabat beton 5.6 m3
6. Pek. cat
1 Cat tembok exterior 280 m2
2 Cat tembok interior 420 m2
3 Cat plafond 306 m2
IV. Pek. Lain-lain
1 Railing tangga stainless steel Lt. 1 ke Lt. 2 10 m'
2 Railing tangga stainless steel Lt. 2 ke Lt. 3 10 m'
3 Railing tangga stainless steel Lt. 3 ke Lt. 4 10 m'
4 Railing tangga stainless steel Lt. 4 ke Lt. 5 10 m'
5 Railing tangga stainless steel Lt. 5 ke Lt. 6 10 m'
Railing tangga stainless steel Lt. 6 ke Lt. R.
6 mesin 10 m'
7 Pekerjaan Lift
a Lift 630 kg/ 9 org ( pengunjung ) 2 unit
b Lift bed 1800 kg ( pasien ) 1 unit
c Pemesanan, testing comissioning, ijin dll 1 ls
Penyambungan pipa tinja ke pipa IPAL ( PVC 4"
8 + accesoris ) 4 unit
71
BAB V
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)

PASAL 1 : PENJELASAN UMUM


(1) Peraturan Umum
Tata cara dalam pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan
peraturan-peraturan sebagai berikut:
i. Undang-Undang No. 9 tahun 1999 tentang Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
ii. Undang-Undang No. 18 tahun 2000 tentang Jasa Konstruksi.
iii. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta
Masyarakat Jasa Konstruksi.
iv. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi.
v. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
vi. Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
vii. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.
332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
viii. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 tahun 2003 tentang Pedoman
Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Propinsi Jawa Tengah.
ix. Peraturan-Peraturan Pemerintah setempat.
(2) Kegiatan
Kegiatan yang dimaksud dalam dokumen lelang ini adalah kegiatan
Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta yang berlokasi di
jalan Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta.

90
91

(3) Pemilik/Pemberi Tugas/Pengguna Anggaran


Yang dimaksud dengan pemberi tugas/pengguna jasa adalah Direktur Utama
RSI Surakarta Selaku Pengguna Anggaran Kegiatan Pembangunan Gedung
Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta bertindak untuk atas nama Yayasan
Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) dengan alamat domisili Jl. jalan
Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta, selanjutnya disebut Pengguna Anggaran.
(4) Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Yang dimaksud dengan Panitia Pengadaan Barang/Jasa adalah sebuah Panitia
yang dibentuk dan ditugasi oleh Pengguna Anggaran untuk melaksanakan
proses pengadaan jasa Pemborongan.
(5) Peserta Lelang
Yang dimaksud dengan peserta lelang adalah pemborong yang telah
mendaftar pada Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk ikut serta dalam
pelelangan Pengadaan Barang/Jasa dan memenuhi persyaratan pelelangan.

PASAL 2 : DOKUMEN LELANG


(1). Satu set dokumen Lelang yang terdiri dari:

1.1 Contoh Surat Penawaran.


1.2 Syarat-Syarat Administrasi Pelelangan.
1.3 Syarat-Syarat Administrasi Pelaksanaan.
1.4 Spesifikasi Teknik dan Gambar.
1.5 Lampiran-Lampiran.
1.6 Catatan Harga.
1.7 Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantity).
1.8 Formulir Isian Kualifikasi.
(2). Lampiran-lampiran Penawaran adalah penjelasan-penjelasan secara tertulis
mengenai keterangan-keterangan tambahan, pembatalan, perbaikan dan
penjelasan dari dokumen lelang, gambar-gambar, spesifikasi dan Risalah
Rapat Penjelasan (Aanwijzing) serta jawaban-jawaban yang tertulis yang
dikeluarkan selama Masa Pelelangan Pekerjaan.
92

Lampiran-lampiran yang telah disahkan oleh Panitia Pengadaan barang/Jasa


itu akan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen
lelang/Kontrak.
(3). Peserta lelang berkewajiban untuk mempelajari dan memahami dengan
seksama seluruh Dokumen Lelang ini.
(4). Peserta lelang dapat mengambil Dokumen Lelang pada alamat dan waktu
seperti tercantum dalam Undangan lelang.

PASAL 3 : PENJELASAN LELANG (AANWIJZING)


(1) Penjelasan lelang (Aanwijzing) diadakan pada waktu dan tempat seperti yang
tercantum didalam surat undangan.
Peserta Lelang diharuskan mempelajari dengan seksama isi Dokumen Lelang
dan bila ada pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis pada saat
acara penjelasan lelang.
(2) Sebelum memasukkan penawaran, peserta lelang harus sudah membaca dan
mempelajari seluruh isi Dokumen Lelang. Jika ditemukan adanya
kekurangan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (spesifikasi
Teknis) dan Gambar-gambar Lelang yang akan memberitahukan ke Panitia
Pengadaan pada saat Aanwijzing. Jika Peserta Lelang tidak memberikan
pemberitahuan mengenai kekurangan-kekurangannya tersebut kepada Panitia
Pengadaan, maka segala akibatnya menjadi tanggung jawab Peserta Lelang.
(3) Berita Acara Penjelasan dan perubahan-perubahan yang harus dilaksanakan
merupakan lampiran mengikat.
(4) Seluruh Peserta Lelang akan menerima Jawaban Pertanyaan dari Peserta
Lelang lainnya. Jawaban Pertanyaan tersebut yang merupakan lampiran
berita acara penjelasan (BA Aanwijzing) dapat diambil sesuai dengan jadual
dan tempat yang ditetapkan pada saat Aanwijzing.

PASAL 4 : PENINJAUAN TEMPAT PEKERJAAN


(1). Peserta lelang harus menghitung Quantity dan setiap Uraian Pekerjaan dari
Bill of Item berdasarkan Gambar, Spesifikasi Teknis dan Catatan Harga yang
dilampirkan dalam Dokumen Lelang.
93

(2). Harga Penawaran yang diajukan Peserta Lelang berdasarkan Gambar Lelang,
Spesifikasi Teknis dan diuraikan pada setiap pokok-pokok (item) yang
tercantum dalam Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantities/BQ) yang
kemudian nilai/jumlahnya dipindahkan dalam Jumlah Total (Rekapitulasi).
(3). Harga satuan dalam BQ Merupakan bagian yang tidak mengikat dari
dokumen lelang. BQ sebagai dasar/pedoman dalam pengajuan penawaran
dan merupakan dasar/pedoman di dalam pembayaran sesuai prosentase
prestasi kemajuan pekerjaan. Total harga Penawaran mengikat sebagai Harga
kontrak untuk pelaksanaan Pekerjaan ini.
(4). Dokumen kontrak, Gambar Pelaksanaan, Spesifikasi Teknis, Addendum,
Jawaban Pertanyaan Tertulis, Risalah Rapat Aanwijzing, Klarifikasi dan
Negosiasi adalah merupakan Pedoman yang mengikat di dalam Pelaksanaan
Pekerjaan ini.
(5). Peserta Lelang diharuskan memerikas dan meneliti seluruh isi Dokumen
Lelang termasuk Bill of Item. Jika didalam waktu Pelaksanaan terdapat
perbedaan Spesifikasi Material, Spesifikasi Teknis, BQ dan Gambar
Kontrak, maka dianggap kualitas dari material yang paling tinggi adalah
yang menentukan untuk digunakan atau dipakai dalam pekerjaan tanpa ada
penambahan biaya di dalam Kontrak.
(6). Jika terdapat Pokok Pekerjaan yang tidak tercantum di dalam Spesifikasi
Teknis, BQ dan Gambar Kontrak, tetapi untuk kesempurnaan pekerjaan dan
untuk pemenuhan terhadap standar kemanan serta dapat
berfungsinya/beroperasinya sistem, atau bagian pekerjaan sebagaimana
mestinya dimana hal ini harus dilaksanakan, maka dianggap bahwa semua
Nilai Pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Lelang termasuk hal
tersebut diatas telah tercantum didalam Perincian Penawaran.
(7). Volume dan Pokok (item) Pekerjaan yang tercantum didalam BQ adalah lump
sum kecuali untuk bagian pekerjaan yang diberi tanda “Provosional”
termasuk pekerjaan tambah/kurang atas instruksi tertulis dari MK yang
disahkan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atau Wakilnya. Penyimpangan
94

Volume terlaksana terhadap Volume dalam Kontrak tidak menyebabkan


penambahan biaya dalam kontrak.
(8). Jika Peserta Lelang tidak mengisi harga pada salah satu pokok (item) atau
terdapat pokok (item) pekerjaan yang tidak tercantum dalam BQ tersebut,
maka dianggap bahwa pokok item tersebut oleh Peserta Lelang telah
dihitung, atau sudah tercantum/dimasukkan kedalam harga dan pokok item
lain.
(9). Peserta Lelang tidak diperkenankan menambah, mencoret, menghapus,
mengganti sebagian atau semua kata-kata yang terdapat dalam kalimat-
kalimat dalam Daftar Urutan Pekerjaan (BQ) maupun Dokumen Lelang.
(10). Harga satuan akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung pekerjaan
tambah dan kurang sekiranya ada instruksi perubahan (variation order/VO).
Setiap Harga Satuan Pekerjaan sudah termasuk harga bahan, upah, hak
patent, biaya perlengkapan, pengangkutan, resiko, bea materai, biaya-biaya
umum, biaya-biaya kewajiban umum kepada Pemerintah yang berkaitan
dengan pekerjaan tersebut (bila ada), PPh, Overhead dan diluar PPN 10%.

PASAL 5 : TATA CARA PEMASUKAN SURAT PENAWARAN


HARGA
(1) Contoh Formulir Surat Penawaran Harga dan lampirannya disediakan oleh
Panitia Pengadaan Barang/Jasa dalam Dokumen Lelang. Peserta Lelang
diwajibkan menggunakan bentuk Contoh Formulir tersebut. Peserta Lelang
juga harus mengisi formulir kualifikasi dan melampirkan dalam penawaran
dilengkapi surat pernyataan di atas materai bahwa informasi dalam isian
formulir tersebut benar. Apabila ditemukan penipuan atau pemalsuan dalam
informasi tersebut perserta lelang akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang
berlaku.
(2) Surat Penawaran terdiri dari : 1 asli lengkap dengan Dokumen yang
bertandatangan asli dan 4 copy Surat Penawaran dengan dilampiri seperti butir
3 dibawah ini dengan ketentuan sebagai nerikut:
95

a. Surat Penawaran Asli harus memakai kertas dengan kepala/kop Surat


Perusahaan, ditandatangani dan bermaterai Rp 6000,- dan diberi tanggal
serta diberi cap Perusahaan.
b. Ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau penerima kuasa dari
direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte
pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik,
atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama.
c. Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu yang
ditetapkan dalam dokumen lelang.
d. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi
jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
e. bermaterai dan bertanggal.
(3) 1 set berkas penawaran asli dan 4 set copy yang dimasukkan dalam amplop
terdiri dari:
a. Surat Penawaran Harga & Lampiran Surat Penawaran.
b. Surat jaminan Penawaran (copy), asli diserahkan panitia.
c. Daftar Uraian dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity).
d. Lampiran A Daftar Harga Satuan.
e. Lampiran B Daftar Upah Tenaga dan sewa Peralatan.
f. Lampiran C Analisa Harga Satuan.
g. Lampiran D (Daftar Rencana Sub Kontraktor/Supplier berikut Surat
Dukungan dari Subkon atau Suplier tersebut).
h. Lampiran E (Metode Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan dan Network
Planning).
i. Lampiran F (Struktur Organisasi Kegiatan dan Personil yang akan
ditugaskan lengkap dengan CV, diutamakan berpengalaman bangunan-
bangunan besar, dilengkapi surat pernyataan Tenaga Ahli yang
bersangkutan).
j. Lampiran G (daftar Peralatan, Mesin-mesin yang akan digunakan).
96

k. Lampiran H (foto copy brosur).


l. Formulir isian kualifikasi disertai surat pernyataan seperti didalam pasal 7
ayat 1.
m. 1 (satu) Disket berisi RAB penawaran (point c, d, e, f).
(4) Semua surat Penawaran dan lampirannya seperti tercantum pada pasal 7 ayat 2
dan 3 harus dimasukkan kedalam sampul penawaran (warna putih tidak
tembus kaca). Pada amplop penawaran tidak diperkenankan memakai tanda
apapun, amplop tersebut harus tertutup dan dilak pada lima tempat. (lihat
contoh surat penawaran).
(5) Semua surat Penawaran, dan lampirannya yang dimasukkan dalam sampul
penawaran, diserahkan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pada alamat
dan pada waktu yang telah ditentukan didalam Undangan lelang. untuk
Jaminan Penawaran asli tidak ikut dimasukkan dalam sampul penawaran.
(6) Suatu penawaran dinyatakan tidak sah apabila:
6.1 Surat-surat yang tidak menggunakan kertas kop perusahaan sesuai
dengan pasal 7 ayat 2.
6.2 Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup.
6.3 Surat Penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB serta surat-surat
lainnya khusus halaman pertama tidak dibuat diatas kertas kop
pemborong yang bersangkutan.
6.4 tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama atau penerima
kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum dalam
akte pendirian atau perubahannya yang diangkat oleh kantor pusat atau
pejabat yang menurut perjanjian kerjasama (associatioan agreement)
adalah yang berhak mewakili asosiasi (pejabat dari perusahaan utama
/lead firm).
6.5 surat penawaran tidak diberi materai Rp 6000,- tidak diberi tanggal dan
tidak terkena tanda tangan penawar, tidak ada cap perusahaan.
6.6 Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka
maupun huruf (buram/sama sekali tidak dapat dibaca).
97

6.7 Terdapat salah satu lampiran surat penawaran yang tidak


ditandatangani oleh penawar dan dan tidak diberi cap dari pemborong
yang tidak diundang.
6.8 Surat penawaran dari pemborong yang tidak diundang.
6.9 Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya.
6.10 Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau mencantumkan
kurun waktu kurang dari yang diminta dalam dokumen lelang.
6.11 Jaminan penawaran tidak dikeluarkan oleh bank Pemerintah atau
Lembaga Keuangan.
6.12 Besaran jaminan kurang dari nominal yang dipersyaratkan dalam
dokumen.
6.13 Masa berlakunaya kurang dari yang dipersyaratkan dalam dokumen
lelang.
6.14 tidak ada daftar kuantitas dan harga (BQ).
CONTOH SURAT PENAWARAN :

KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN


Nomor :
Lamp :
Perihal : Surat Penawaran Kepada
Pekerjaan ……………………..
Jl. ………………….
SEMARANG
Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada
hari….tanggal……
bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : ……………….
Jabatan : ……………….
Alamat : ……………….
Berkedudukan : ……………….
98

Dengan ini menyatakan :


1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan
pekerjaan bangunan-bangunan negara.
2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam
dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang
tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..
3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang
mungkin ada atas dasar bestek.
4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.
5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank
sebesar Rp …………
6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan
kontrak.
7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan
bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :
a. Pekerjaan :
b. Lokasi :
c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)
d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender
e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari
kalender
Semarang, 2004
Hormat Kami,
CV/ PT.
Materai Rp. 6000,-
Cap perusahaan

Nama Terang
Direktur
99

PASAL 6 : HARGA PENAWARAN


(1) Harga penawaran harus dicantumkan dalam surat Penawaran Asli dalam
Rupiah dan jumlahnya dibulatkan ke bawah dalam ribuan.
(2) Harga Penawaran bersifat Lump Sum (fixed Price) yang meliputi Nilai semua
pekerjaan yang tercantum dalam Gambar, Spesifikasi Teknis, Berita Acara
Aanwijzimg, jawaban-jawaban Pertanyaan Tertulis, Addendum dan semua isi
Dokumen Lelang.
(3) Harga penawaran bersifat Lump Sum Fixed Price dan tidak akan berubah
karena kenaikan /fluktuasi harga bahan, material, peralatan, upah, jasa, tarif
listrik, BBM, HPS semen, Pajak-pajak, fluktuasi nilai kurs mata uang Rupiah
terhadap mata uang asing. Kebijakan pemerintah dalam bidang moneter.
(4) Harga penawaran dan segala biaya dan harga lainnya yang dicantumkan
adalah lump sum/jumlah tetap dan tidak berubah. Pada item pekerjaan
tertentu atau perubahan atau tambahan pekerjaan berdasarkan instruksi
tertulis dari MK yang akan dihitung sebagai Pekerjaan Tambah atau kurang
berdasarkan harga satuan dalam Bill of Quantity (BQ).
(5) Harga Penawaran tetap sesuai dengan yang dimaksud dalam dokumen lelang
ini meskipun Peserta lelang telah (ada) menambah, mencoret, atau mengganti
sebagian atau seluruhnya dari kalimat-kalimat yang tertera dalam Dokumen
lelang ini (keterangan tambahan dapat dilihat pada pasal 5 butir (9).
(6) Peserta Lelang diharuskan untuk memberikan harga Penawaran dalam batas-
batas yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan Panitia Pengadaan
barang/jasa mempunyai hak untuk mendiskualifikasi Peserta Lelang, jika
dianggap bahwa Penawaran Harga diajukan diluar batas-batas yang wajar.
(7) Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf
maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf.
Kesalahan Aritmatik tidak akan mengubah peringkat dan akan
diperhitungkan dalam klarifikasi.

PASAL 8 : PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN


(1) Pada akhir batas penyampaian dokumen penawaran , panitia membuka rapat
pembukaan dokumen penawaran, menyatakan dihadapan para peserta
100

pelelangan bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai


waktu yang disepakati, serta menolak dokumen penawaran yang terlambat
dan atau tambahan dokumen penawaran, kemudian membuka dokumen
penawaran yang masuk.
(2) Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos dan diterima terlambat,
panitia membuka sampul luar dokumen penawaran untuk mengetahui alamat
peserta lelang. Panitia segera memberitahukan kepada calon pemborong
(penyedia jasa) yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh
dokumen penawaran. Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan
serah terima.
(3) Panitia akan menunjuk 2 (dua) wakil dari peserta pelelangan yang hadir
sebagai saksi.
(4) Panitia membuka kotak dan sampul dokumen penawaran dihadapan para
peserta lelang. Setelah sampul dokumen penawaran dibuka, Panitia akan
memeriksa, menunjukkan dan membacakan dihadapan para peserta
pelelangan mengenai dokumen penawaran.

PASAL 9 : PENILAIAN PENAWARAN


(1) Semua penawaran yang masuk akan dievaluasi dan diteliti oleh Panitia
Pengadaan Barang/Jasa. Hasil evaluasi dokumen penawaran akan
dilaporakan kepada pemberi Tugas/Pengguna Jasa. Pemberi Tugas/Pengguna
Jasa mempertimbangkan usulan Panitia Pelelangan untuk ditetapkan
pemenangnya.
(2) Penetapan Pemenang didasarkan atas:
2.1 Penawaran memenuhi Syarat-syarat Administrasi dan dinyatakan sah.
2.2 Penawaran secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
2.3 Harga penawaran dapat dipertanggungjawabkan setelah diadakan
proses penilaian dengan ketentuan bahwa penunjukan Pemenang
Lelang terikat pada Penawaran yang terendah.

PASAL 10 : KEPUTUSAN HASIL PELELANGAN


(1) Penetapan Pemenang oleh Pemberi Tugas/Pengguna Jasa
101

Atas penetapan tersebut kepada peserta diberi waktu 5 (lima) hari untuk
mengajukan sanggahan dalam hal prosedur pelelangan menyimpang dari
ketentuan.
(2) Surat keputusan ini berikut penetapan Pemenang Pelelangan, Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Dokumen Pelelangan lainnya
merupakan dasar dari Perjanjian Kontrak.

PASAL 11 : PELELANGAN ULANG/PEMBATALAN LELANG


(1) Pelelangan dinyatakan gagal atau pelelangan diulang apabila:
1.1 Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga).
1.2 Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan.
1.3 Nilai penawaran yang masuk kesemuanya melebihi dana yang tersedia.
1.4 Pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri dan calon pemenang
berikutnya tidak bersedia melaksanakan pekerjaan tersebut.
1.5 Kesalahan prosedur pelelangan yang menyebabkan pelelangan harus
diulang.
1.6 Sanggahan peserta lelang atas kesalahan prosedur atau pengaduan
masyarakat atas terjadinya KKN yang ternyata benar.
1.7 Sehubungan dengan butir-butir tersebut diatas pada pasal ini
disebabkan oleh sesuatu hal Pemberi Tugas/Pengguna jasa terpaksa
membatalkan Pelelangan, maka Peserta Lelang tidak dapat menuntut
ganti rugi kepada Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atas biaya/kerugian
yang telah dikeluarkan oleh peserta lelang.
Pemberi Tugas/Pengguna Jasa berhak untuk mengadakan Pelelangan
Ulang dengan mengikutsertakan Peserta Lelang yang baru, dan berhak
untuk tidak mengikutsertakan Peserta Lelang yang telah diundang
dalam Pelelangan sebelumnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PASAL 12 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
(1) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah Surat Keputusan
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ditandatangani maka Perjanjian
Pemborongan (kontrak) harus sudah ditandatangani.
102

(2) Selambat-lambatnya 14 hari sejak tanggal penandatanganan Perjanjian


Pemborongan (kontrak), maka Pemberi Tugas/Pengguna Jasa akan
menerbitkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
(3) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja) Pemborong harus sudah mulai pekerjaan lapangan.

SPESIFIKASI STRUKTUR
PASAL 1 : PENJELASAN UMUM
1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi
Struktur) ini, dibuat dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang
akan dikerjakan memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang
tertuang dalam gambar danspesifikasi struktur ini serta Berita Acara.
2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar
struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
3. Walaupun ada Direksi/MK dengan tugas pengawasannya, Pemborong
wajib mempunyai Bagian/ Team Quality Control tersendiri yang
khusus mengawasi pekerja-pekerja dan produknya agar sesuai dengan
Spesifikasi dan gambar Struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan.
4. Pemborong berkewajiban memeriksa kesesuaian gambar-gambar
struktur, Arsitektur, Mechanical dan Electrical beserta spesifikasinya
masing-masing dan melaporkan kepada Direksi/MK apabila terdapat
ketidaksesuaian.

PASAL 2 : PEKERJAAN PENDAHULUAN


1. Pekerjaan Stripping
Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 M dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus
dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping.
a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap
semua sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan
tanaman-tanaman kecuali apabila ada beberapa tanaman yang
dipertahankan sesuai gambar dan atau petunjuk Direksi/MK.
103

b. Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai


kedalaman minimum 50 cm dibawah permukaan tanah setelah
Stripping.
2. Pengukuran Tapak Kembali
a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-
batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidakcocokkan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada
Direksi/MK untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan
dengan alat-alat waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
d. Segala pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan
Pemborong.
3. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark)
a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/MK.
b. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-
kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam tanah dengan bagian
yang menonjol diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan
pengukuran selanjutnya.
c. Tugu patokan dasar harus dibuat permanen,
d. Segala pekerjaan pembuatan/pemasangan tugu patokan dasar
menjadi tanggungan Pemborong.
e. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut
tapak (perpindahan) Pemborong wajib membuat Shop Drawing
dahulu sesuai keadaan lapangan.
4. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu
Meranti Merah dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam
104

tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah,


berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti,
dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada
sisi sebelah atasnya (waterpas).
c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar
galian tanah pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak
terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan semua asas bangunan dan peil ±0.00 atau peil reference
lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila
terkena air/air hujan.peil ±0.00 adalah peil lantai dasar bangunan.
e. Setelah selesai pemasangan papan pelaksanaan, Pemborong harus
melapor kepada Direksi/MK.

PASAL 3 : PEKERJAAN GALIAN PONDASI


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatan-
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya
pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi/ basement untuk
pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi/MK, termasuk didalamnya
adalah pada pekerjaan resevoir, pit, saluran-saluran dan pekerjaan-
pekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan galian.
c. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika
ada) terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksesting
dan pekerja.
d. Pembangunan sisa galian yang disetujui Direksi/MK atas biaya
pemborong.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
105

a. Galian tanah untuk Resevoir, saluran air, pondasi dan galian-galian


lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.
b. Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan
bahan pondasi yang sama untuk daerah yang bersangkutan.
c. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis
demi selapis, dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang
disyaratkan pada pasal 04 mengenai “Pekerjaan Urugan dan
Pemadatan”.
d. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan
pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar
yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal
setiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai
dengan spesifikasi struktur pada pasal 04.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun
pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan
kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat
bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada
dasar galian.
PASAL 4 : PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
2. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau
dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Jenis tanah adalah Sandy Clay atau pasir urug.
106

b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas


bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya.
c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
d. Terlabih dahulu diadakan test Kepadatan Maksimum pada kadar air.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
max. tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai
mencapai Kepadatan Maksimum pada kadar Air Optimum, dan
mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan test kepadatan
optimum harus mengikuti ASTM.D-1557-70.
b. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat
saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut
misalnya dengan bantuan pompa air.
c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah
dan sebagainya.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/MK maka
pemadatan pada material urug dari atau Sandy Clay tidak boleh dengan
dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat
pemadat/compactor.
e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali
sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang
dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal
03 mengenai “Pekerjaan Galian Pondasi”.
f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan adalah ± 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/MK.
Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-
patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan
tanaga tersebut.
107

h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang


dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai,
sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan
ketempat tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi/MK atas
biaya Pemborong.

PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah,
dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton
yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, lantai basement, pile cap
dll.
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih,
tajam, dan keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/MK.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5
cm, hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Direksi/MK.

PASAL 6 : PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN


PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
108

dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas
galian, yaitu bekas galian pile Cap, Tie Beam, Septictank dan semua
pekerjaan ynag ditujukkan dalam gambar struktur atau sesuai petunjuk
Direksi/MK.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan
tertinggal pada waktu pengurugan dilaksanakan kecuali jika ada
persetujuan tertulis dari Direksi/MK.
b. Syarat-syarat lain yang harus sesuai dengan yang diuraikan dalam
pasal 04 butir 3 ayat a s/d n.

PASAL 7 : PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton.
2. Persyaratan Bahan
Bahan dalam bentuk: Beton, baja, pasangan bata, yang diplester atau kayu.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan
peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam
gambar stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang
melekat seperti potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan
sebagainya.
g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
109

i. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan


terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap
lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
k. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi
dan pembersihan.
l. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger
besi (scalfolding).
4. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan bila cetakannya dapat memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu
sebagai berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.
- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.
c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati sehingga tidak
menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan.
e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan
dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh
Direksi/MK sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
f. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi/Mk
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat
sebagai berikut :
- Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan
konstruksi.
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang
direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh
gambar.
110

- Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah
direncanakan.
- Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang
memperlemah kekuatan konstruksi.

PASAL 8 : PEKERJAAN LANTAI KERJA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur
pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989.

b. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 dan PB 1989.


c. Krikil/split harus memenuhi PUBI 82 dan Pb 1989.
d. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas,tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi/MK.
b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya
dukung maksimal.
c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1:2:3 atau dapat menggunakan
beton mutu B0 (Tanpa Tulangan).
111

PASAL 9 : PEKERJAAN BETON BERTULANG


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang
tercantum dalam gambar, baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi
maupun Struktur Atas.
2. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
• Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI-03-2847-2002
• Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung,
SNI.03-1726-2003.
• Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung,
SNI.1727.1989-F
3. Keahlian dan Pertukangan
Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi
dan penyelesaian.
Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah,
harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan beton mutu B0
(tanpa tulangan) setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar
pelaksanaan.
4. Persyaratan Bahan
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland setara semen
Holcim.
b. Agregat (Aggregates).
112

Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton bebas dari
tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran-
kotoran lainnya).
Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 38 mm
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah
air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam
alkali), tulangan, minyak atau lemak.
d. Besi Beton (Steel Bar)
Semua besi beton yang digunakan bebas dari kotoran-kotoran, lapisan
minyak/karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan
sebagainya). Jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar
dan bahan, mempunyai penampang yang sama rata.
e. Kualitas Beton
1) Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton
Ready Mix K-225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder
beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari).
2) Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat dengan disahkan oleh direksi/MK dan laporan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton
karakteristiknya.
5. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix :
1. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready mix dilakukan pada
Supplier Beton Ready Mix yang stabilitas mutunya, kontinuitas
penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-material dari
tempat tertentu ynag tetap dan bermutu baik.
2. Direksi/MK akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah
mengeras untuk tidak digunakan dalam pengecoran.
113

3. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan,


walaupun disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap
merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari Pemborong.
b. Adukan Beton Yang Dibuat di tempat (Site Miking)
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat.
- Agregat diukur menurut berat.
- Pasir diukur menurut berat.
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete batching plant).
c. Test Beton (Pengujian Mutu Beton)
1) Untuk benda uji kubus, cetakan harus berbentuk kubus dengan
ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm, sedangkan untuk benda uji
berbentuk silinder.
2) Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan
juringnya harus dibawah pengawasan Direksi/MK.
3) Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang
menunjukkan tanggal pengecoran, bagian struktur yang
bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
d. Pengecoran Beton
1) Pemborong harus mengajukan permohonan izin pengecoran
tertuliskepada Direksi/MK minimal 3 (tiga) hari sebelum
tanggal/hari pengecoran.
2) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan
kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen.
3) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis.
4) Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa
berhenti), adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih
dari 15 menit selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk
dipakai lagi.
114

e. Pemadatan Beton
1) Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran
yang sesuai selama pengecoran berlangsung.
2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb),
yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
3) Pemborong harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk
menjamin pemadatan yang baik. Selama penggetaran, jarum tidak
boleh digerakkan kearah horisontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
4) Saat pengecoran pemborong harus menyediakan paling sedikit 2
(dua) vibrator cadangan.
f. Siar Pelaksanaan dan Urutan/Pola Pelaksanaan
Permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dangan seksama dan
dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat
sampai agregat kasar tampak.
h. Curing Dan Perlindungan Atas Beton
1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan
atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus
selama 14 hari.
3) Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki.
i. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
1) Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat
pada posisi pembengkokan sesuai gambar.
2) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi
penurunannya.
115

3) Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan


gambar detail standard penulangan.
4) Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi
karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi
daya lekat.
5) Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton,
sehingga tidak menonjol kepermukaan beton.
6) Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya
harus sesuai dengan gambar.
7) Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari
semua kotoran-kotoran.

PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN UBIN KERAMIK


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan Ubin Keramik/Ceramik Tile
untuk pekerjaan Finishing Lantai, Dinding dan/atau seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
2. Persyaratan Pelaksanaan
Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir, tebal 2 cm diberi campuran additive
calbond. Pasir yang dipakai mempunyai gradasi 2 mm, harus dicuci dan
disaring. Tidak dibenarkan menyiram Air Semen ke permukaannya.
Pola pemasangan Ubin Keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja / Shop
Drawing atau sesuai dengan petunjuk pabrik.
Toleransi kecekungan adalali 2,5 mm untuk setiap 2 m2.
Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
Lebar siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.

PEKERJAAN DINDING BATU BATA


1. Lingkup Pekerjaan
116

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi / MK.
2. Syarat.-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3
PSR : 10 KPR, kecuali pasangan batu bata semen trasram
b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai
minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding
ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di
bawah permukaan tanah.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga
jernih.
d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam
1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan
pasangan disiram air.
e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24
lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding
batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom
dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan
pokok 4 diameter minimal 10 mm beugel diameter : 6 mm jarak 10 cm,
sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga)
meter.
g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali
tidak diperkenankan.
h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang
117

terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian
yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila
satu dan hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / MK.
i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.
j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. lantai
k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan
adukan 1PC : 4 pasir.

PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Berapen
• Plesteran
• Plesteran kedap air
• Plesteran halus/aci halus
• Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja
Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta
permukaan beton yang terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan
untuk difinish.

2. Persyaratan Bahan
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya
menggunakan mixer selama 3 menit
b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc :
4 Psr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang
tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Psr : 10 Kpr.
d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Psr.
118

f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu
bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapat campuran yang homogen.
Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)
h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran
tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh
dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu
bata dan beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting
kemudian di ketrek/scratched.
k. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup
aduk plesteran.
l. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
m. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin
keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur
garis horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut cacat.
n. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau
sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.
119

o. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke
permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
p. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M.
Sponengan harus rapi dan lurus.
q. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat.
r. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai,
Kontraktor harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali
sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi /
MK.
s. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing pernuikaan plesteran dilakukan
sebelum plesteran beruinur lebih dari 2 minggu.
t. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali
harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan
bata/beton.

PEKERJAAN DINDING KERAMIK


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan dinding keramik meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/MK.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Jenis : Ceramic tile
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini hams sesuai dengan peraturan -
peraturan ASTM, Peraturan keramik Indonesia (Nl-19) dan dari distributor
120

Laticrete harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5


tahun
c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi /
MK.
d. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi/MK.
e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi/MK.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan perekatan seperti contoh di atas,
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan
ditentukan kemudian.
c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari jenis produk yang
berlainan) kepada Direksi/MK dan Perencana untuk memperoleh
persetujuan.
d. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
dari pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi/MK dan Perencana
e. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu ,
sesuai petunjuk pabrik.
f. Pemasangan harus diiakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan keramik.
g. Bidang dinding keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
121

h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi/MK sebelum
pekerjaan pemasangan dimulai.
i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam noda-
noda yang melekat.
j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air
sampai jernih.
k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan
atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada seluruh detail sesuai
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu Jati yang telah dikeringkan dengan oven, dianti
rayap, mutu A, kelas kuat I-II dan kelas awet I.
b. Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun
1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81.
c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
d. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %.
e. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /pelekatan lembaran
panil dan rangka, apabila diperlukan digunakan lem kayu produk dalam
negeri yang bermutu baik, harus yang disetujui Direksi/MK sesuai dengan
contoh yang diajukan Kontraktor.
f. Bahan finishing daun pintu : - cat kayu melamic.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
122

a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh


bahan/material yang digunakan kepada Direksi/MK untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-ganibar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang).
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat
lain, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus dan siku sisi-sisinya
satu sama lain.
f. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak bergelombang, tidak melintir
dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

PEKERJAAN KUSEN KAYU


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kasen kayu meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu Jati yang telah dikeringkan/oven, mutu kelas A,
kelas kuat I-II dan kelas awet 1.
b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat dan peraturan kayu
bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI,
PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458-Sl.
c. Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia (SKI) No. C-M-001 :
1987.
123

Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang


diuraikan dalam tabel I dan 2.
d. Pengawet kayu
Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan "Tanalith CT 116/Diffusol CB
concetrate" atau cara-cara lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh
Kontraktor dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
MK.
e. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. .
f. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dan NI-5, (PKKI
tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81.
g. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata,
bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
h. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu
kosen yang digunakan.
i. Accessories.
- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja
dipakai ketebalan 2 mm.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang) termasuk mempelajari bentuk pola, lay out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai garnbar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut,
angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
124

d. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisi-sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
e. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
f. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan
ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela
g. Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan
type pintu/jendela yang akan terpasang.
h. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku,
sehingga mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
i. Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti Direksi / MK.
j. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker
diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak
dipasang 3 angker dan untuk sisi kosen jendela 2 angker.
k. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

PEKERJAAN CERMIN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan cermin sebagai
pelengkap wastafel.
Ukuran cermin 50 x 60 cm, dipasang pada setiap wastafel.

KERJAAN PINTU DAN JENDELA DAUN KACA


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam ganibar.
125

2. Persyaratan Bahan
a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-
bercak, tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku
di Indonesia.
b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk
kosen. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksnaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja,
persyaratan-persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu
- Dimensi.
- Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm
Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
- Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi.
d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar
kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/MK.
e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus,
sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat
pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang
sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka
pemegang tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan
rangka pemegang harus diberi sealant atau dempul khusus untuk
menutupi celah dengan rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar
kerja.
126

g. Kualitas Pekerjaan
• Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list
maupun skrup.
• Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari
rangka pemegang dan list yang ada.
• Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan
tergores.
• Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
• Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari
kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar
mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung
jawab kontraktor untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai.

PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-
alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail
yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam
dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan. yang telah disetujui
Direksi/MK.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak
kunci dengan cincin nikel.
127

d. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu


e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
f. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur sedemikian
rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi
dengan baik.
g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door
stop, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi /MK dapat meminta untuk mengadakan test-
test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai ke atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
dan pintu semua.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.
f. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat,
misalnya Stainlees steel.

PEKERJAAN PLAFOND ASBES PLAT


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond asbes plat
seperti yang yang ditunjukkan dalam gambar kerja
128

2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak
di atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal,
AC, sound system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan
instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar
Rencana Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar
instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola
Gambar Kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana.

PEKERJAAN CAT EMULSI


1. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
2. Syarat-syarat Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk Mowilex atau setara
Cat dinding luar/exterior.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982
pada pasal 54 dan NI-4.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
129

d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat


dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/MK.
f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan/mengirimknn contoh bahan dari beberapa macam hasil
produk kepada Direksi/MK, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan
warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat
pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraklor
untuk mendapatkan persetujuan Direksi/MK sebelum pekerjaan
dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat
noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya
kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan
dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan,
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja
terampil/berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.

PEKERJAAN PENGECATAN KAYU ACID CURING (MELAMIC)


1. Lingkup Pekerjaan
130

Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang


nampak serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Direksi/MK.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam.
b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Harus masih tersegel baik dalam
kemasannya dan tidak cacat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat
dari produk tersebut diatas mengenai kemurnian cat yang akan digunakan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
ƒ Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
ƒ Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan
amplas besi dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk
dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Direksi/MK.
ƒ Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
ƒ Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta
dalam keadaan kering.
ƒ Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan intensitas
warna untuk setiap bagian interior, furniture harus sama (disesuaikan
colour scheme material).

PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN


SETELAH PEMBANGUNAN
a. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di gambar kerja dan terurai dalam
buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi menjadi tanggung jawab kontraktor.
131

b. Selama pembangunan berlangsung kontraktor harus menjaga keamanan


bahan/material maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
c. Kontraktor harus membuat pengamanan terhadap barang/material yang
terpasang dari kerusakan-kerusakan untuk meminimalkan pekerjaan perbaikan
d. Kontraktor harus membuat pagar pengaman sementara dari kayu ataupun
material lain untuk melindungi atau menghindarkan adanya kecelakaan
akibat adanya lubang shaft, lubang tangga atau bagian bangunan yang belum
selesai yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalamnya.
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
KETENTUAN UMUM
1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau sub pemborong untuk pekerjaan instalasi Mekanikal dan
elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
• Instalasi listrik dan penangkal petir.
SIKA / SPI dari PLN Jateng
• Instalasi Air / Plumbing / Deep Well
TDR dari Jateng
Ijin kerja dari PAM Jateng
Ijin kerja pembuatan sumur bor
b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi
mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
• Ketentuan umum ini
• Uraian dan ketentuan teknis
• Gambar-gambar bestek
• Ketentuan administrasi
• Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan
2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk
pemasangan instalasi adalah :
a. Untuk instalasi listrik :
132

• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987)


• Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978)
• Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024-
PRT/1978)
• Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well :
• Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979)
• Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air
Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Direktorat Teknik Penyehatan).
• Ketentuan dari PAM setempat.
c. Untuk Instalasi Penangkal Petir :
• PUIL 1987
• Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor 28/DP/1978.
• Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC
699.887.2.
d. Untuk Instalasi Telepon :
• Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon
Langganan, PT Telekomunikasi.
• Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel.
• Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel
Perum. Telekomunikasi.
• Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pemuat.
3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan.
Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan.
• Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.
133

• Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang


diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan
Jawatan Keselamatan Kerja.
• Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang
terpasang.
• Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga
mengenai betul seluruh instalasi.
• Penyambungan PLN.
• PAM, telepon penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).
b. Penjelasan Umum Pekerjaan :
• Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong
dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
• Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera
dibicarakan dengan konsultan pengawas.
• Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan
dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada
konsultan pengawas.
c. Syarat Mengenai Bahan :
• Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi
syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
• Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak
memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan
bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
d. Syarat Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja
yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syarat-
134

syarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan /


arus listrik.
e. Serah Terima Pekerjaan.
• Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam
penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh
Konsultan Pengawas.
• Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak pemberi tugas.
f. Gambar Revisi
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi
yang dipasang/as built drawing untuk :
• Arsip pemberi tugas (3 set)
• Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk
testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk
dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
• Sub Panel
• Panel-panel cabang sesuai single line diagram
• Kabel
• Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian
• Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning)
• Pentanahan
b. Testing dan Commisioning.
2. Ellektrode Konduktor Pengetanahan.
135

Pipa Galvanized 2” dengan bar copper electrode ukuran 50 mm2 dan


dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada
gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan
pengetanahan max. 1 ohm.
Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahn
untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator
maupun penangkal petir.
3. Persyaratan teknis system ditribusi listrik tegangan rendah.
Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama
tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line
diagram.
4. Persyaratan Bahan.
a. Panel Listrik
• Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
• Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis
master key.
• Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan
jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse
Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan
Merlin Gerin atau sederajat.
b. Kabel
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
System Jenis kabel
MDP NYFGBY
MDP sub Panel NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
Kabel lampu luar bangunan NYY
136

• Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari


LNK/SPLN.
• Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel
DUCT.
c. Lampu-lampu (lighting fixtures)
Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Lampu TL
• Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat.
• Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat.
• Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum 0,7
mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau
sederajat.
• Lampu holder (FITTING lampu) buatan Philips atau sederajat.
Lampu pijar Philips atau sederajat
Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat
d. Saklar dan kotak kontak :
Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
Konstruksi penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman
dan mudah diperbaiki
Tiap-tiap harus ditanahkan dengan tahanan pertanahan maksimal 5 ohm,
diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 hari
b. Kabel
Kabel utama
• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
• Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
137

• Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan


kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di panel harus
menggunakan kabel schoen dengan system pres dan patri.
• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada bagian
bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter kabel.
Kabel dalam bamgunan.
• Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus
menggunakan conduit PVC/setara.
• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal
exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las
dop 3 m.
• Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada
diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi dengan
lebar 2 x jumlah lebar kabel.
• Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada
lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
• Kapasitas kontak 10 CMP, dan untuk kotak kontak khusus 16 AMP.
• Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6
AMP dan 10 AMP.
• Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala.
• Semua imnstalasi dalam titik ruangan harus merupakan pemasangan
tanah (inbow).
INSTALASI PENANGKAL PETIR
1. Pemasangan :
a. Penangkal petir digunakan system sangkar Faraday dengan 14 splitz dan 2
arde pentanahan, dilaksanakan sesuai gambar dan sampai mendapat
persetujuan dari instansi terkait (Depnaker).
138

b. Rod Electrode.
• Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 ¼”
dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 ¼”
sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 ¼”
sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10
cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang
10 cm.
c. Pengukuran tahanan system :
Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control
dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali
pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm.
2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang
dicantumkan pada Ketentuan Umum.
PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a. Alat-alat Sanitair :
• Closet jongkok
• Meja cuci tangan (washtafel)
• Floor Drain
• Floor Clean out (tipe lantai)
• Janitor, Urinor, Skat Urinor dll
• Kaca cermin
b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci
piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan.
c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar
139

d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke
selokan terdekat.
2. Persyaratan bahan dan peralatan
a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara
ƒ Closet jongkok CE 6
ƒ Washtafel L 511. V3
ƒ Cermin
ƒ Urinior 57 M
ƒ Wash Bak
ƒ Floor drain TOTO
ƒ Kraan
b. Sistem Air Bersih
1) Pompa Penyalur (transfer Pump)
• Merk GAE atau setara
• Type SM 441 – 5,5 HP
• Daya Motor 1,5 KW
• Head 15 meter
• Kapasitas 12 m3/h
• Kecepatan 1.450 rpm
• Pipa D 1,5 “
• Tenaga Listrik 380 volt/660 volt/50 Hz
• Banyaknya 1 (satu) set
Pada pipa isap dilengkapi
ƒ Strainer 1 buah
ƒ Foot Valve 1 buah
ƒ Stop Valve 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi
ƒ Stop Valve 1 buah
ƒ Check valve 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level control :
140

ƒ 4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah
ƒ 2 buah upper level, untuk tangki atas.
2) Booster – pump 350 watt = 1 buah
Sebagai penguat tekanan air
Pempompaan air bersih pipa
ƒ Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das
medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.
ƒ Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron
1560spi, screw type.
ƒ Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 ½ “ dipergunakan bronze 150
spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron
150 spi, flange and ex KITAZAWA.
c. Talang air hujan dan saringan
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
ƒ Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW atau
yang setara
ƒ Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara
Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat
dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.
INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER
1. Sistem Fire Extinguiser
Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam
kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan
pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya.
2. Persyaratan
a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus
ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan
ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap
lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.
141

b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m’ dan alat pemadam portable harus
ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m
dari setiap tempat.
3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs).
• Type General Purpose Dry Chemical
• Agent Multi Purpose Dry Chemical
• Shell Material Iron Steel
• Capacity 4 kg
• Cargerd Weight Approx 8,0 kg
• Tes pressure 250 kg/cm2
PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN
1. Syarat-syarat umum
a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila
ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut
perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan
klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari
syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam
spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada
agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan
mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini
seharusnya dilaksanakan.
c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar
kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari
konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua
minggu sebelum dilaksanakan.
2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar
a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan
peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.
142

b. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan


sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari
badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung
biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain.
Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keterangan-
keterangan resmi tentang instalasi kepada konsultan.
3. Petunjuk Khusus
a. Gambar-gambar teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir.
b. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus
dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga
out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan
4. Lingkup Pekerjaan
a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1,
lantai 2
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan
oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air.
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh
seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan
dalam spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah
berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang
elektrical tata udara.
5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin
Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar senua pemipaan yang ada.
6. Pekerjaan Pipa Pengembunan
a. Pekerjaan.
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin mesin
air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam
saluran yang teresembunyi atau tidak dan tidak mengganggu .
143

Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan


gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain.
b. Bahan.
Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl
Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri.
Pekerjaan Listrik
7. Pekerjaan listrik yang dimaksud ialah instalasi :
a. Syarat-syarat
• Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan
peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan
pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja.
• Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain
dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik
pembuatnya.
b. Bahan
Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan
Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara
tersendiri. Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar
sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang
sama untuk seluruh proyek.
c. Peralatan
• hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang
terpisah.
• Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau
alat ukur lainya.
• Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
• Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi
nama papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
• Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui
dengan ketelitian 2%.
d. Pemyambungan kabel
144

Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan :


• Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung
tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih.
• Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
• Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
• Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.
e. Tarikan kabel
Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu
cable duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan
tarikan vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem
1,5 m.
2. Kipas Angin / Exhaust Fan
a. Pekerjaan
Penborong harus menyediakan dan m,emasang kipas angin dan exhaust fan
sesuai dengan ganbar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%.
b. Bahan
Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji
oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang
digunkan nasianal, KDK atau setara.
c. Peralatan
Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan
membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin
(fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung
“brid screen” dari rangka alumunium atau “galvanized iron ½” mesh”.
Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC.
d. Mutu alat-alat dan bahan
1) Alat – alat dan bahan yang diajukan bermutum tinggi, dimana bagian
alat yang sama fungsinya harus dapat saling ditukar – tukar tanpa
mrnimbulkan kesulitan teknis
145

2) Alat – alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis.
Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari
kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur.
3) Alat – alat dan bahan – bahan instalasi yang diajukan harus dalam
keadaan 100 % baru.
4) Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan
harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya.
5) Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus
memenuhi sandard industri indonesia.
6) Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari
agen tunggal di indonesia .
7) Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf.
e. Penjelasan sistem
1) Listrik
• Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase
unit – unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada.
• Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari
pabriknya.
2) Tenperatur
• Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap
ruang, difuser, griller, fresh air intake “ exhaust” “on” dan “aff koil
pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada.
• Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang
masuk dan keluar setiap alat.
f. Syarat
• Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik
secara kontinue selama 9 jam.
• Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system “balan”
sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
• Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum
dan sesudah digunakan.
146

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI SOUND


SYSTEM
1. Lingkup pekerjaan
Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan
pengabelanya antara lain:
2. Pengujian
• Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan “balancing”
peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas
yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang
diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita
acara.
• Jenis pekerjaan
Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis
besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
a. Pipa
Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak
hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi
dan bebas dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar –
pemaqncar yang baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung
seperti orari, krap dan sejenisnya.
Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat
menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan
volume control yang memiliki peredaran 3 db/ step.
b. System pemanggilan
System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi
yang telah ada pada kantor tersebut.
Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah :
• Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk
selurauh karyawan.
147

• Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana


tidak ada ditempat.
• Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung.
Berita yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian (
intelligibility ) yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal
derau ( s/n rasio + /- 80 db) .
• Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap
dilaksanakan paging, volume control di by pass dan full power loud
speker.
• Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak
menggangu suasana kerja seluruh lantai maka system harus
direncanakan agar dapat paging perlantai dan atau seluruh lantai.
c. Emergency call
• Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung
bertingkat tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan
paging, tetepi juga untuk pemanggialn atau penyampaian berita
darurat.
• Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain
pengerahan karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi
darurat.
• Instruksi – instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.
d. Amplifer Rack ( untuk back ground music )
Amplifer rack antara lainberisi bagian – bagian atau rungsi – rungsi
tersebut:
1) 1 (satu ) set input source, terdiri dari:
• 1 buah cassete deck double players.
• 1 buah table stand microphone.
• 1 buah hand held micropune.
2) 1 ( satu ) set amplification system, terdiri dari
• 1 buah system amplifer .
148

• 1 buah power amplifer 240 watt.


• 1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.
URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini adalah
a. Pengadaan / pemasangan instalasi / telepon termasuk pemasangan
perelatan utama / instalasi pengabelan utama.
b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk
memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan
penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan.
2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung.
a. Umum
Instalasi didalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian :
Kabel pokok, yang menhubungkan kotak pembagi ke tempat MDF
Saluran penaggal, yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak pembagi.
Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk pesawat telepon sesuai
dengan syarat-ayarat instalasi.
b. Instalasi
• Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketemtuan yang dikeluarkan
oleh PERUMTEL.
• Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw.
• Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus ditarik
didalam pipa.
• Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos.
• Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup.
• Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel.
• Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF,
dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh
ada sambungan.
c. Kotak Pembagi
• Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm).
149

• Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci.


• Untuk instalasi Inbouw.
• Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran
kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah
sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring.
• Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding.
• Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi
Pekerjaan.
d. kabel
• Isolasi dan selubung luar dari PVC
• Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang
jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain.
• Screen dari lembar aluminium atau timah putih.
• Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih.
• Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada
direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
e. Pipa dan konduit:
• Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara.
• Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.
PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG DIGUNAKAN
1. Peraturan Umum yang digunakan :
a. A.V. (Algemene Voor Waarden de Uit Voering by Aaneming Van
Openbare Werken in Indonesia) tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961.
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) MI-6 1979.
e. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.
f. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970.
g. Peraturan Cat Indonesia NI-4 1961.
150

h. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.


i. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
j. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan
Indonesia tahun 1981.
k. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964.
l. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan
berdasarkan normalisasi di Indonesia.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang
pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh
Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaaan ditanggung
oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar
detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan
kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercamtum dalam gambar maupun RKS tetapi itu
mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan.
PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih
termasuk lingkup dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus
menyelesaikan sesuai petunjuk, perintah Direksi ataupun Konsultan
Manajemen Konstruksi baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di
lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
dengan dibuatkan berita acara yang disahkan oleh Pemilik Kegiatan/Direksi.
BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan
1. Untuk pembebanan struktur, perhitungannya menggunakan perhitungan
manual dan dengan panduan buku-buku struktur bangunan gedung.
2. Untuk menghitung struktur yang sudah diberi pembebanan dengan
menggunakan program SANSPRO Versi 4.7.6 – ESRC Nathan Madutujuh
Bandung Indonesia.
3. Untuk struktur atap menggunakan metal roof
4. Untuk struktur bawah menggunakan pondasi Konstruksi Sarang Laba-
laba.
5. Untuk plat lantai dan tangga menggunakan tebal plat 0,12 m.
6. Untuk lisplank menggunakan tebal plat 0,10 m.
B. Saran
1. Pelaksanaan projek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat –
syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan
yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan.
2. Pelaksanaan pembangunan proyek diusahakan cepat dan tepat dalam
segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat
dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya
diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam
pembangunan proyek tersebut.
4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan
sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal,
baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama
bangunan yang telah berdiri digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Handy. 2004. Desain rangka dan Pondsi Beton Dengan SANSPRO 4.7.

Bandung: Maxikom

T. Kardiyono. 1998. Bahan Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta.

Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT

UNNES Semarang.

Tri Cahyo, H. 2006. Diktat Kuliah Teknik Fondasi II. Jurusan Teknik Sipil FT

UNNES Semarang.

DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan

Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU.

Direktorat Penelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan

Indonesia Untuk Gedung. Bandung.

You might also like