You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Manusia dengan berbagai kemampuanya akal atau budinya, telah
mengembangkan berbagai macam sistem tidakan demi keperluan hidupnya
sehingga menjadi mahluk yang paling berkuasa di muka bumi ini. Namun
demikian, berbagai macam sistem tidakan tadi harus dilandasi dengan belajar
sejak lahir sampai saat ia mati. Hal itu karena kemampuan untuk melaksanakan
semua sistem tindakan itu tidak terkandung dalam gennya, jadi tidak dibawahnya
saat ia lahir. Oleh sebab itu, manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan
untuk menjadi masyarakat dan berkumpul dengan penduduk, yakni: (bahasa,
sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi,
sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian).
Untuk itu, unsur-unsur kebudayaan tindakan manusia yang universal sudah
tentu juga menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan terurai di atas, yaitu
wujunya berupa sistem budaya, berupa sistem sosial, dan berupa unsur-unsur
kebudayaan fisik.
Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat diuraikan dengan cara
tepat menempatkanya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun,
subrumpun, keluarga, dan sekeluarga bahasanya yang wajar, dengan beberapa
contoh fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik, yang diambil dari bahasa ucapan
sehari-hari. Bahan keterangan mengenai sistem pengetahuan dalam kebudayaan
suku bangsa biasanya meliputi pengetahuan mengenai teknologi, yang
terorganisasi yang melipiti kesatuan sosial yang paling dekat dan mesra dengan
kesatuan kekerabatanya, yaitu keluarga inti yang dekat dengan kaum kerabat lain.
Oleh sebab itu unsur-unsur kebudayaan meliputi berbagai macam kehidupan
masyarakat sehari-hari seperti: bahasa, sistem pengetahuan, organisasi social,
sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi,
dan kesinian. Yang semuanya memiliki hubungan dan atau tidak terlepas dari
kehidupan masyarakat budaya suku bangsa.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat di ambil oleh penulis adalah untuk mengetahui
Unsur-unsur kebudayaan dan manfaat dalam masyarakat yang di dalamnya
terkandung bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup
dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diambil oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Bahasa?
2. Mengetahui Bagaimana sistem pengetahuan dan teknologi (iptek)?
3. Mengetahui Organisasi sosial?
4. Mengetahui Sistem Peralatan hidup dan teknologi?
5. Mengetahui sistem pencarian hidup?
6. Mengetahui sistem religi?
7. Kesenian?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahasa
Bahasa merupakan sistem perlambangan manusia yang lisan maupun
tertulis untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, dalam suatu karangan
etnografi, memberi ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku
bangsa yang bersangkutan, seperti susunan sistem fonetik, fonologi, sintaksis, dan
semantik. Sesuatu bahasa akan menghasilkan susunan suatu buku khusus, yaitu
suatu buku tata bahasa tentang bahasa yang bersangkutan, sedangkan deskripsi
akan menghasilkan suatu daftar leksikografi (vocabulary) atau disebut juga kamus
besar maupun kecil.
Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsanya dapat diuraikan dengan cara
tepat menempatkanya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun,
subrumpun, keluarga, dan sekeluarga bahasanya yang wajar, dengan beberapa
contoh fonetik, fonologi, sintaksis, dan semantik, yang diambil dari bahasa ucapan
sehari-hari. Ada baiknya bila peneliti dapat melengkapi bab mengenai bahasa
dalam etnografinya dengan sebuah lampiran yang berisi daftar kata-kata dasar dari
suku bangsanya. Daftar kata-katanya terdiri dari 200 kata mengenai anggota
badan (kepala, mata, hidung, mulut, tangan, kaki dan sebagainya) gejala dari
badan-badan alam (angin, hujan, panas, dingin, matahari, bulan, awan, langit dan
sebagainya), warna, bilangan, kata kerja pokok (makan, tidur, jalan, duduk,
berdiri dan sebagainya)
Menentukan luas batas penyebaran suatu bahasa memang tadak mudah, dan
hal ini disebabkan karena didaerah perbatasan antara daerah tempat tinggal dua
suku bangsa, hubungan antara individu warga masing-masing suku bangsa tadi
sering kali sangat intensif sehingga ada proses saling pengaruh-mempengaruhi
antara unsure-unsur bahasa dari kedua belah pihak. Perhatikan saja betapa
sukarnya untuk menentukan daerah batas antara bahasa jawa dan sunda.
Kecuali itu bahasa dari suatu suku bangsa, terutama suatu suku bangsa yang besar,
yang terdiri dari berjuta-juta penduduk selalu menunjukan suatu variasi yang

3
ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografi maupun oleh lapisan serta
lingkungan social dalam masyarakat suku bangsa tadi. Perbedaan bahsa khusus
seperti itu oleh para ahli bahasa disebut perbedaan logat atau dialek (dialect).
Perbedaan bahasa jawa yang ditentukan oleh lapisan-lapisan social dalam
masyarakat jawa juga mencolok sekali.

2.2 Sistem Pengetahuan dan teknologi (iptek)


Ilmu pengetahuan merupakan suatu pernyataan suatu objek ynag
merupakan kesatuan sitematik,lengkap dan terperinci.ilmu pengetahuan memiliki
sifat:
Rasional,artinya masuk akal,dan biasa diterima oleh orang lain.
Empiris,artinya kesimpulan yan diambil dapat dites dengan pancaindra
dan fakta,serta tidak dapat di sangkal kebenaranya,
Akumulatif,artinya ilmu pengetahuan tidak sekaligus jadi,tetapi ilmu di
bentuk dengan dasar teori,kemudia disempurnakan.
Menurut konetjaraningrat (1990),sistem penetahuan dalam suatu kebudayaan
merupakan cabang-cabang pengetahuan,biasanya dimiliki oleh setiap suku
bangsa,diantaranya terdiri dari pengetahuan:
1) Alat sekitarnya,
2) Alam folora didaerah tempat tinggalnya,
3) Alam fauna didaerah tempat tinggalnya,
4) Bahan menta dan benda-benda balam ligkunganya,
5) Tubuh manusia,
6) Sifat-sifat dan tingkah lakusemua manusia,
7) Ruang dan waktu

Contoh dari cabang-cagang pengetahuan adalah:


1) Pengetahuan alam berhubungan dengan:musim,sifat gejala
alam(gerhana bulan,gerhana matahari),
2) Pengetahuan tentang alam for a berhubungan dengan:jenis
tanaman,kegunaan tanaman,dan cara memelihara tanaman,

4
3) Pengetahuan tentan alam fauna berhubungan denga:jenis
binatang,cara memilihara binatang,dan sifat-sifat binatang,
4) Pengetahuan banhan menta berhubungan debgan berbagai sumber
/potensi yang tersedia dandapat di manfaatkan untuk kehidupan
manusia,
5) Pengetahuan tubuh manusia berhububgan cara penyebuhan penyakit
manusia yang belum terjmah oleh ilmu kedokteran,
6) Pengetahuan sifat dan itgkah laku manusia berhubungan dengan:adat
istiadat,sistim norma,dan hokum adat,
7) Pengetahuanruang dan waktu berhubungan dengan:mengukur
luas,dalamya laut,dan meghitung jumblah besar.

Hasil karya masyarakat melalui ilmu pengetahuan,melahirkan teknologi


atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama didalam
melindungi msayarakat terhadap lingungan alamnya. Menurut
Kunjaranigrat(1971),teknologi pada hakikatnya memiliki sedikit unsure,
yaitu:alat-alat perokduktif,senjata,wadah,makan dan minuman,pakaian dan
perhiasan,tempat berlindung dan perumahan,serta alat-alat transportasi.

Dalam tindakan-tindakannya untuk melindungi diri terhadap linkungan


alam,pada taraf permualaan,manusia bersikap menyerah dan semata-mata
bertindak di dalam batas-batas untuk melinungidirinya.taraf tersbut masi banyak
dijumpai pada masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf
kebudayaan.perlatan teknologi untuk menaklukan alam belum berkembamg
sehingga ketergatungan terhadapalam menjadi tinggi.

1. Perhatian Antropologi Terhadap pengetahuan


Dalam suatu etnografi biasanya ada berbagai bahan keterangan mengenai
sistem pengetahuan dalam kebudayaan suku bangsa yang bersangkutan. Bahan itu
biasanya meliputi pengetahuan mengenai teknologi, pengetahuan yang mencolok
dan dianggap aneh oleh pengarangnya, seperti kepandaian suku bangsa Negrito si

5
sungai Kongo Afrika Tengah, seperti juga mengenai pengolahan obat-obatan asli
dari suku bangsa penduduk Sumatra Barat, atau pengetahuan dan teknologi suku
bangsa penduduk Polinesia dan Mikronesia mengenai pembangunan perahu dan
kepandaian berlayar dengan Navigasinya
.
2.3 Organisasi Sosial
1. Unsur-unsur khusu dalam organisasi sosial
Setiap kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adat-istiadat dan
aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan didalam lingkuangan tempat
individu hidup dan bergaul dari hari kehari. Kesatuan social yang paling dekat dan
mesra adalah kesatuan kekerabatanya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kaum
kerabat lain.
2. Sistem Kekerabatan
Dalam masyarakat dimana pengaruh industrialisasi sudah masuk mendalam,
tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting dalam
banyak sector kehidupan sesorang, biasanya mulai berkurang dan bersamaan
dengan itu adat-istiadat yang mengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan
mulai mengendor.
L.H. Morgan menemukan suatu penelitian system kekerabatan yang sangat
penting, bahwa beragam system kekerabatan itu erat sangkut-pautnya dengan
sistem istilah kekerabatan. Sistem kekerabatan tertentu dengan struktur tertentu,
sehingga untuk membuat deskripsi mengenai sistem kekerabatan suku bangsa
yang bersangkutan, pertama-tama seorang ahli harus mencatat istilah kekerabatan
dalam bahasa suku bangsa tadi.

2.3 Sistem Peralatan dan Sistem Teknologi


Teknologi cara memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan
hidup dari suku bangsa dalam karangan etnografi, cukup membatasi diri terhadap
teknologi yang tradisional, yaitu teknologi dari peralatan hidupnya yang tidak atau
hanya secara terbatas dipengaruhi oleh teknologi yang berasal dari kebudayaan
Eropa atau kebudayaan Barat.

6
Sedangkan menurut para ahli dalam etnografi dari zaman akhir abad ke-19
atau permulaan abad ke-20 adanya perhatian besar terhadap system teknologi dan
system peralatan dari suku bangsa yang menjadi pokok deskripsi. Hal itu mudah
kita mengerti, karena pada waktu itu menganalisis dan mendekripsikan suatu
kebudayaan sangat terbatas atau belum begitu maju. Untuk para ahli antropologi
mencatat unsure-unsur yang paling penting dan menonjol, yakni kebudayaan fisik
Dalam teknologi tradisional dikenal 8 (delapan) macam sistem peralatan dan
unsur kebudayaan fisik yang dipakai oleh ,manusia yang hidup dalam masyarakat
kecil berpindah-pindah atau mmasyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian,
yaitu:
1. Alat-alat peroduksi
2. Alat membuat api
3. Senjata
4. Wadah
5. Makanan
6. Pakaian
7. Tempat berlindung dan perumahan
8. Alat-alat transportasi
2.4 Sistem Mata pencaharian hidup
1. Sistem mata pencaharian tradisional
Para ahli antropologi sangat terbatas memberikan pengertian terhadap
sistem mata pencaharian atau sistem ekonomi hanya terbatas pada sistem-sistem
yang bersifat tradisional, terutama perhatian kepada kebudayaan suatu suku
bangsa secara holistic.
2. memburu dan meramu
Mata pencaharian berburu (bunting) dan meramu (gathering) merupakan
suatu mata pencarian manusia yang paling tua, tetapi pada masa sekarang
sebagian besar umat manusia telah beralih ke mata pencarian lain, sehingga hanya
kurang lebih setengah juta dari 3.000 juta penduduk dunia sekarang, atau kira-kira
0,01% saja hidup berburu dan meramu.
3. Beternak

7
Beternak secara tradisional (pastoralism) sebagai suatu mata pencarian
pokok yang dikerjakan dengan cara besar-besaran, pada masa sekarang dilakukan
oleh kurang lebih tujuh juta manusi, yaitu kira-kira 0,02% dari ke-3000 juta
penduduk Dunia. Penduduk beternak tempat tinggal/hidup biasanya di daerah-
daerah gurun, sabana, atau stepa. Kira-kira lima juta orang peternak dari berbagai
suku bangsa yang hidup didaerah Stepa dan sebagian didaerah Asia Tengah.
Mereka memelihara Domba, kambing, unta, dan kuda. Kurang dari satu juta lagi
hidup di daerah-daerah gurun, Setepa dan Sabana di Asia Barat Daya, dan
memelihara domba, kambing, unta, atau kuda. Hanya beberapa ratus ribu peternak
saja hidup didaerah Stepa di Siberia dan memelihara domba dan kuda.
4. Bercocok tanam diladang
Bercocok tanam diladang merupakan suatu bentuk mata pencaharian
manusia yang lambat laun juga akan hilang, diganti dengan bercocok tanam
menetap. Seperti bercocok tanam di lading sebagian besar dilakukan didaerah-
daerah rimba tropis, yaitu di Asia Tenggara dan Kepulauan Asia Tenggara, daerah
Sungai Kongo di Afrika, dan di daerah Sungai Amazone di Amerika Selatan. Cara
bercocok tanam diladang seperti:
a) membuka sebidang tanah dengan memotong belukar, dan menebang
pohon-pohon, dahan, dan batang, dan kemudian batang yang jatuh atau
dahan dibakar.
b) Lading-ladang yang dibuka dengan cara itu kemudian ditanami dengan
pengolahan yang minimum dan tanpa irigasi.
c) Sesudah dua tau tiga kali memungut hasilnya, tanah yang sudah
kehilangan kesuburanya itu ditinggalkan.
d) Sebuah ladang baru dibuka dengan cara yang sama, yaitu dengan cara
menebang dan membakar pohon-pohonya.
5. Menangkap Ikan
Disamping berburu dan meramu, menangkap ikan juga merupakan mata
pencarian yang sangat tua. Manusia zaman purba yang kebetulan hidup didekat
sungai, danau, atau laut, telah memanfaatkan sumber alam yang penting untuk
keperluan hidupnya. Ketika manusia mengenal bercocok tanam, aktifitas

8
menangkap ikan sering dilakukan sebagai mata pencarian tambahan. Sebaliknya
masyarakat nelayan yang menangkap ikan sebagai mata pencarian yang utama,
juaga bertani dan berkebun.
6. Bercocok tanam menetap dengan irigasi
Bercocok tanam menetap pertama-tama timbul didaerah yang terletak
didaerah perairan sungai-sungai besar (karena daerah itu sangat subur tanahnya).
Daerah itu misalnya daerah perairan sungai Nil atau daerah Sungai Tigris dan
Eufrat didaerah yang sekarang menjadi Irak.

2.5 Sistem Religi


1. Perhatian antropologi terhadap Religi
Ketika antropologi belum ada, dan adat-istiadat yang aneh dari suku bangsa
di luar Eropa, religi telah menjadi suatu poko penting yang mengenai upacara
keagamaan itu sangat besar. Ada dua hal yang menyebabkan perhatian itu, yakni:
 Upacara ke-agamaan dalam kebudayaan suatu suku bangsa biasanya
merupakan unsure kebudayaan yang tampak secara lahir.
 Bahan etnografi mengenai upacara keagamaan di perlukan untuk
menyusun teori-teori tentang asal mula religi.
2. Unsur Khusus dalam sistem religi
Dalam sistem religi biasanya dibicarakan sistem ilmu gaib sehingga pokok
itu dapat dibagi menjadi dua pokok khusus, yakni: (sistem religi dan sistem ilmu
gaib). Semua aktifitas manusia yang bersangkutan dengan religi yang berdasarkan
atas getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan ini biasanya di alami
oleh manusia , walaupu getaran itu mungkin berlangsung untuk beberapa detik
saja, untuk kemudian menghilang lagi. Sistem religi kebudayaan mempunyai
cirri-ciri untuk dapat memelihara emosi keagamaan itu diantara pengikut-
pengikutnya. Dengan demikian emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam
suatu religi.

2.6 Kesenian
1. Kesenian dalam etnografi

9
Perhatian terhadap kesenian atau segala ekspresi hasrat manusia akan
keindahan, dala,m kebudayaan suku bangsa diluar Eropa, mula-mula bersifat
deskriptif. Seperti hasil-hasil seni, seni rupa, terutama seni patung, seni ukir, atau
seni hias, pada benda-benda alat sehari-hari.
2. Lapangan-lapangan Khusus dalam kesenian
Apa bila seorang ahli antropologi ingin mengisi bab tentang kesenian dalam
buku etnografinya, maka ia harus berpedoman pada suatu kerangka.
Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan
keindahan itu dinikmati, maka ada dua lapangan besar, yaitu: (seni rupa) atau
kesenian yang dinikmati dengan keindahan mata, dan (seni suara) atau kesenian
yang di nikmati oleh manusia oleh telinga.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan atau tindakan manusia sangat menonjol dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti didalamnya terdapat berbagai macam sistem mata pencarian untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, hal itu meliputi: bahasa, sistem
pengetahuan, organisasi social, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
pencarian hidup, sistem religi, dan kesinian.

3.2 Saran
Dengan berdasarkan uraian di atas, yang seperti dijelaskan, maka penulis
dapat memberikan beberapa saran agar makalah ini kedepan dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai literatur.

10
DAFTAR ISI

Anderson, J.E. 1930. “The Development of Social Behavior”. American jurnal of


Sociology. Vol. XI.IV, p. 839-950.
Atlas. 1938. Atlas van Tropisch Nederland. Amsetrdam: Koninklijk nederlandsch
Aardrijkskundig Genootschap.

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya hantarkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan, kekuatan lahir dan batin, serta kemudahan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN tepat pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu saya memohon masukan baik itu berupa kritikan maupun
saran demi perbaikan makalah berikutnya.

Akhirnya, harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi
referensi bagi kita semua dan dapat menambah ilmu pengetahuan kita semua,
Amin,,,.

12
Gorontalo, November 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Bahasa........................................................................................................3
2.2 Sistem Pengetahuan...................................................................................4
2.3 Organisasi Sosial.......................................................................................4
2.4 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.....................................................5
2.5 Sistem Mata Pencaharian Hidup...............................................................6
2.6 Sistem Religi.............................................................................................7

13
2.7 Kesenian....................................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................iii

Makalah

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Di susun
Nama :
Nim :
Kelas :

14
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
2010

15

You might also like