You are on page 1of 5

Uji Lipid

Submitted by rismaka on June 20, 2009 at 2:00 pm


10 Comments

Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping
karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.

Gambar 1. Struktur Asam Lemak

Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada trigliserida, umumnya
merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap.

Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida
sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan
trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. Pada
umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada suhu
kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh bersifat
padat yang sering disebut lemak.

Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti
kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan dengan asam atau
basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan suatu
campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis trigliserida dengan asam akan
menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya.

Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi
lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas,
trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami autooksidasi.
Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan
gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak mengalami ketengikan.

Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan molekul kompleks yang
larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak
adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah sterol utama pada jaringan
hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai
panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.

Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap golongan lipid, yaitu
lemak, minyak, dan kolesterol.
Bahan dan Alat

Alat yang dipakai yaitu tabung reaksi, pengaduk, bunsen, pipet tetes, pipet mohr, kertas saring,
erlenmeyer dan sumbat karet.
Bahan yang dipakai pada percobaan yaitu akuades, eter, kloroform, alkohol, alkali, asam encer,
minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin, gliserol, asam palmitat, asam stearat, asam
oleat, minyak kelapa tengik, kristal KHSO4, pereaksi iod Hubl, HCl pekat, serbuk CaCO3,
kolesterol, kloroform anhidrat, asam sulfat pekat, asam asetat anhidrat dan floroglusinol.

Prosedur Percobaan

Percobaan uji kelarutan, sebanyak 2 ml pereaksi atau pelarut dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang bersih, kemudian dibubuhkan sedikit bahan percobaan lalu dikocok kuat-kuat dan
diamati kelarutannya. Pelarut yang digunakan yaitu akuades, eter, kloroform, alkohol panas,
alkohol dingin, alkali dan asam encer.

Percobaan uji akrolein, kristal KHSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 3-4 tetes bahan percobaan. Selanjutnya dipanaskan diatas api kecil lalu api
diperbesar, diperhatikan bau akrolein yang terbentuk dibandingkan bau SO2 yang berasal dari
karbohidrat. Uji ini dilakukan terhadap minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, asam palmitat
dan asam stearat.

Percobaan uji ketidakjenuhan, sebanyak 1 ml bahan percobaan dimasukkan dalam tabung


bersih, lalu ditambahkan kloroform sama banyak, dikocok sampai semua bahan larut.
Kemudian ditambahkan beberapa tetes pereaksi iod Hubl sambil dikocok dan diamati
perubahan yang terjadi. Lakukan uji ini terhadap minyak kelapa tengik, minyak kelapa, lemak
hewan, mentega, margarin, asam palmitat, asam oleat.

Percobaan uji ketengikan, erlenmeyer 100 ml diisi dengan 5 ml bahan percobaan, ditambahkan
5 ml HCl pekat, dan dicampurkan hati-hati. Selanjutnya dimasukkan serbuk CaCO3 dan segera
ditutup dengan sumbat karet yang dijepitkan kertas floroglusinol sehingga kertasnya tergantung
dan dibiarkan selama 10-20 menit. Kemudian warna yang timbul diamati pada kertas tersebut
dan bila kertas berwarna merah muda berarti bahan tersebut tengik. Uji ini dilakukan terhadap
minyak kelapa tengik, minyak kelapa, lemak hewan dan mentega.

Percobaan uji Salkowski untuk kolesterol, beberapa miligram kolesterol dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang sudah berisi 3 ml kloroform anhidrat. Kemudian ditambahkan asam sulfat
pekat dengan volume yang sama, tabung dikocok perlahan-lahan dan dibiarkan lapisan cairan
terpisah, diamati warna pada lapisan tersebut.

Percobaan uji Lieberman Buchard, larutan kolesterol dan kloroform dari percobaan Salkowski
ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat, kemudian dikocok
perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa menit.

Data dan Hasil Pengamatan

Tabel 1. Uji kelarutan lipid pada berbagai pelarut.


Tabel 2. Hasil uji akrolein pada sampel.

Tabel 3. Data pengamatan uji ketidakjenuhan.

Tabel 4. Data pengamatan pada uji ketengikan.


Tabel 5. Data pengamatan uji Salkowski dan Lieberman-Buchard.

Pembahasan

Pada uji kelarutan lipid, hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam
pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar sepertio kloroform, eter, dan
benzena. Asam oleat dan gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal ini disebabkan karena
pada gliserol dan asam oleat mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan
hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa tengik dapat
terdispersi menjadi misel yang megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.

Pada hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak
akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi
dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein
menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam yang diidentifikasi
oleh praktikan sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau
yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak
tidak. Dalam percobaan ini asam lemak seperti asam oleat dan stearat memberikan hasil uji
positif untuk akrolein. Penyebab kesalahan ini adalah kesalahan praktikan dalam
mengidentifikasi bau akrolein.

Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh
golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak
yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah
muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi
pereaksi iod huble. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat menunjukkan hasil negatif, yaitu
bahwa ia mempunya uikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan bahan lain yang diujikan
menunjukkan hasil positif, yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada molekulnya.

Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan
trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Pada uji ketengikan,
warna merah muda menunjukkan bahwa bahan tersebut tengik. Warna merah muda dihasilkan
dari reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak
tersebut. Hasil percobaan menunjukkan, dari semua bahan yang diuji, hanya minyak kelapa
dan margarin yang tidak tengik. Hal-hal yang mempengaruhi ketengikan ini adalah proses
penyimpanan bahan uji yang cukup lama dan kurang tertutup, sehingga berinteraksi dengan
udara bebas yang menyebabkannya menjadi tengik.

Uji salkowski dan lieberman-buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol.


Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan terjadinya reaksi antara
kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada uji lieberman-buchard menunjukkan
reaksi antara kolesterol dengan asam asetat anhidrat. Kedua uji tersebut diatas dapat digunakan
untuk mengukur kadar kolesterol secara kalorimetri.

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang diperoleh, lipid larut dalam pelarut organik seperti kloroform, atau
eter tetapi tidak larut dalam air. Pada uji akrololein semua bahan mengandung gliserol yang
membedakannya hanya intensitas bau yang ditimbulkan. Pada uji ketidakjenuhan bahan yang
jenuh memberikan perubahan warna menjadi merah muda sedangkan yang tidak jenuh tetap
pada warna asalnya. Minyak atau lemak yang tengik dapat dideteksi denga perubahan warna
kertas menjadi merah muda. Kolesterol diuji secara kualitatif dengan uji Salkowski dan
Lieberman Buchard. .

Daftar Pustaka

Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.


Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga,
Jakarta

You might also like