Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang
encer atau cair.
2.2 Patofisiologi
• Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan.
• Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik
Diare yang terjadi merupakan proses dari:
• Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke
dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan dan
meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan
merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan
intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan
dan elektrolit
• Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi
cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom
malabsorbsi.
• Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi
intestinal
2
Menurunkan pemasukan atau hilangnya cairan akibat:
Muntah
Diare
Demam
Hiperventilasi
Ketidakseimbangan elektrolit
Disfungsi seluler
Syok hipovoemik
Kematian
Gambar : Patofisiologi : sumber dari Ashwill and Droske (1997). Nurshing Care of Children :
Principles and Practiise. Philadelphia; W.B. Saunders Company
3
PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO (1980)
TANDA DAN GEJALA DEHIDRASI RINGAN DEHIDRASI SEDANG DEHIDRASI BERAT
1 Keadaan umum dan kondisi
− Bayi dan anak kecil Haus, sadar, gelisah Haus, gelisah atau alergi tetapi Mengantuk, lemas, extremitas dingin, berkeringat,
iritabel sianotik, mungkin koma
− Anak lebih besar dan Haus, sadar, gelisah Haus, sadar, merasa pusing pada Biasanya sadar, gelisah, extremitas dingin,
dewasa perubahan berkeringat dan sianotik,kulit jari-jari tangan dan
kaki keriput, kejang otot
2 Nadi radialis Normal (frekuensi dan isi) Cepat dan lemah Cepat, halus, kadang-kadang tak terasa
3 Pernafasan Normal Dalam, mungkin cepat Dalam dan cepat
4 Ubun-ubun besar Normal Cekung Sangat cekung
5 Elastisitas kulit Pada pencubita, elastisitas Lambat Sangat lambat (> 2 detik)
kembali segera
6 Mata Normal Cekung Sangat cekung
7 Air Mata Ada Kering Sangat kering
8 Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering
9 Pengeluaran urine Normal Berkurang dan warna tua Tidak ada urine untuk beberapa jam, kandung
kencing kosong
10 Tekanan darah sistolik Normal Normal – rendah < 80 mmHg, mungkin tak terukur
% kehilangan berat 4–5% 6–9% 10 % atau lebih
Prakiraan kehilangan cairan 40 – 50 mg 60 – 90 % 100 – 110 ml/kg
Catatan:
4
Hasil yang didapatkan pada penderita diberi angka 0, 1, atau 2; sesuai dengan Tabel
dankemudian dijumlahkan
Nilai 0 – 2 : Dehidrasi ringan
Nilai 3 – 6 : Dehidrasi sedang
Nilai 7 – 12 : Dehidrasi berat
5
Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
Berat 80 80 25 185
6
• Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukandari ASI
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan
c. Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100 ml / kg BB per oral / intragastrik (sonde)
Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum
d. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bln – 2 thn berat badan 3 – 10 kg
1 jam pertama :
40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 15 ml
= 15 tetes) atau 13 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 20 tetes)
7 jam berikutnya :
12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 15 tetes) atau
4 tetes / kg BB / menit (set infus 1 ml = 20 tetes)
16 jam berikutnya :
7
125 ml / kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum,
teruskan DG aa intravena 2 tetes/ kg BB / menit (set infus 1 ml = 15 tetes)
atau 3 tetes / kg / BB/ menit (set infus 1 ml = 20 tetes)
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10 -15 kg
1 jam pertama :
30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 10
tetes / kg BB / menit (1 ml = 20 tetes)
7 jam berikutnya :
10 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes /
kg BB / menit (1 ml = 20 tetes)
16 jam berikutnya :
125 ml / kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum
dapat diteruskan dengan DG aa intravena 2 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15
tetes) atau 3 tetes / kg / BB / menit (1 ml = 20 tetes).
8
Jenis cairan :
Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 ½ %)
Kecepatan :
4 jam pertama : 25 ml / kg BB / jam atau 6 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15
tetes) 8 tetes / kg BB / menit (1 ml / 20 tetes)
20 jam berikutnya : 150 ml / kg BB / 20 jam atau 2 tetes / kg BB / menit (1 ml
= 15 tetes) atau 2 ½ tetes / kg / BB / menit (1 ml = 20 tetes)
Cairan untuk pasien MEP sedang dan berat dengan diare dehidrasi berat.
Misalnya untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3 – 10 kg.
Jenis cairan : DG aa
Jumlah cairan : 250 ml / kg BB / 24 jam(lihat tabel 3-3)
Kecepatan : 4 jam pertama : 60 ml / kg BB / jam atau 15 ml / kg BB / jam
atau = 4 tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 5 tetes / kg BB / menit (1
ml = 20 tetes)
20 jam berikutnya : 190 ml / kg BB / 20 jam atau 10 ml / kg BB / jam atau 2½
Tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 tetes) atau 5 tetes / kg BB / menit (1 ml = 20
tetes).
9
Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas umur 6 bulan kadar natrium 90
mEq/L. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang kadar
Natrium 50-60 mEq/L. Formula lengkap sering disebut oralit. Cairan sederhana
yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandunggaram dan
gula (NaCI dansukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk
pengobatan sementara di rumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit /
pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
Cairan parenteral. Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien misalnya untuk bayi atau pasien misalnya untuk bayi
atau pasien yang MEP. Tetapi kesemuanya itu tergantung tersedianya cairan
setempat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu tersedia di fasilitas
kesehatan dimana saja. Mengenai pemberian cairan seberapa banyak yang
diberikan bergantung dari berat / ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
Pemberian cairan pasien MEP tipe marasmik. Kwashiorkor dengan diare
dehidrasi berat, misalnya dengan berat badan 3-10 kg, umur 1 bln-2 tahun, jumlah
cairan 200 ml / kg BB / 24 jam. Kecepatan tetesan 4 jam pertama idem pada
pasien MEP. Jenis cairan DG aa. 20 jam berikutnya : 150 ml / kg BB / 20 jam atau
7 ml / kg BB / jam atau 1 ¾ tetes / kg BB / menit (1 ml = 15 menit) atau pasien
yang telah disebutkan masih ada ketentuan pemberian cairan pada pasien lainnya
misalnya pasien bronkopneumonia dengan diare atau pasien dengan kelainan
jantung bawaan yang memerlukan jenis cairan yang berbeda dan kecepatan
pemberiannya yang berlainan pula. Bila kebetulan menjumpai pasien-pasien
tersebut sebelum memasang infus hendaknya menanyakan dahulu kepada dokter.
Pengobatan dietetik. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
beratbadan kurangdari7 kg jenis makanan :
− Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM,Almiron atau sejenis lainnya).
10
− Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak
tidak mau minum susu karena di rumah tak biasa.
− Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang
atau tidak jernih.
Cara memberikannya : hari 1, setelah rehidrasi segera diberikan makanan per oral.
Bila diberi ASI / susu formula tetapi diare masih sering, supaya diberikan oralit
selang-seling dengan ASI, misalnya 2 kali ASI / susu khusus, 1 kali oralit. Hari
ke-2 sampai ke-4, ASI/susu formula rendah laktosa penuh. Hari ke-5, bila tidak
ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan biasa, disesuaikan
dengan umur bayi dan berat badannya.
Obat-obatan. Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang
melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung
elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beas dan
sebagainya).
2.4 Komplikasi
• Dehidrasi
11
• Hipokalemi
• Hipokalsemi
• Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemi dan hipokalsemi
• Hiponatremi
• Asidosis
2.5 Etiologi
Faktor Infeksi :
• Bakteri; enteropathogenic escherichia coli, salmonella, shigella, yersinia
enterocolitica
• Virus; enterovirus- echoviruses, adenovirus, human retrovirua seperti
agent, rotavirus
• Jamur; candida enteritis
• Parasit; giardia Clamblia, crytosporidium
• Protozoa
12
• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastis kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung , membran mukosa kering
• Keram andominal
• Demam
• Mual dan muntah
• Anorexia
• Lemah
• Pucat
• Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan perrnafasan cepat
• Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
13
2. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya
buang air besar
3. Risiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan terinfeksi
kuman diare atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran
penyakit
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan
dan cairan
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak
6. Cemas dan takut pada anak / orang tua berhubungan dengan
hospitalisasi dan kondisi sakit
c. Perencanaan
1. Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal yang
ditandai dengan pengeluaran urine sesuai, pengisian kembali kapiler (capillary
refiill) kurang dari dua detik, turgor kulit elastic, membran mukosa lembab
dan berat badan tidak menunjukkan penurunan
2. Anak tidak menunjukkan gangguan integritas kulit yang ditandai dengan
kulit utuh dan tidak lecet
3. Tidak terjadi penularan diare pada orang lain
4. Anak akan toleran dengan diit yang sesuai yang ditandai dengan berat
badan dalam batas normal, dan tidak terr\jadi kekambuhan diare
5. Orang tua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak
6. Anak dan orang tua menunjukkan rasa cemas atau takut berkurang yang
ditandai denganorang tua aktif merawat anak, bertanya dengan perawat atau
dokter tentang kondisi dan klarifijasi, dan anak tidak menangis.
d. Implementasi
1. Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit
14
• Kaji status hidrasi; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa
• Kaji pengeluaran urine; gravitasi urine atau berat jenis urine (1.005-1.020)
atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1 – 2 ml / kg per jam
• Kaji pemasukan dan peneluaran cairan
• Monitor tanda-tanda vital
• Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, dan serum
albumin
• Pemberian cairan dan elekktrolit sesuai protokol (dengan oralit, dan cairan
parenteral bila indikasi)
• Pemberian cairan dan elektrolit sesuai program
• Anak diistirahatkan
2. Mempertahankan keutuhan kulit
• Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar
• Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk
membersihkan anus setiap buang air besar
• Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab
• Ganti popok / kain apabila lembab atau basah
• Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal
3. Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi
• Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung
• Segera bersihkan dan angkat bekas buang air besar dan tempatkan pada
tempat yang khusus
• Gunakan standar pencegahan universal (seperti; gunakan sarung tangan
dan lain-lain)
• Tempatkan pada ruangan yang khusus
4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum
• Timbang berat badan anak setiap hari
• Monitor intake dan output (pemasukan dan pengeluaran)
15
• Setelah rehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang
sesuai diit dan usia dan atau berat badan anak
• Hindari minuman buah-buahan
• Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan
• Bagi bayi, ASI tetap diteruskan
• Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa
5. Meningkatkan pengetahuan orang tua
• Kaji tingkat pemahaman orang tua
• Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare
• Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk
menghindari konaminasi
• Jelaskan tentang penyakit, perawaan dan pengobatan
• Jelaskan pentingnya kebersihan
6. Menurunkan rasa takut / cemas pada anak dan orang tua
• Ajarkan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut dan
cemas; dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati, dan sentuhan
terapeutik
• Gunakan komunikasi terapeutik; kontak mata , sikap tubuh dan sentuhan
• Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua
• Libatkan orang tua dalam perawatan anak
• Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan
e. Perencanaan Pemulangan
• Jelaskan penyebab diare
• Ajarkan untuk mengenal komplikasi diare
• Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan; ajarkan tentang
standar pencegahan
• Ajarkan perawatan anak; pemberian makanan dan minuman
(misalnya;oralit)
16
• Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung,
turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering
• Jelaskan obat-obatan yang diberikan; efek samping dan kegunaannya
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang
encer atau cair.
Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan, jadi kalau terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang disebabkan oleh diare, maka tubuh
akan mengalami gangguan secara fisiologis beberapa organ misalnya : ginjal,
jantung dan lain-lain. Oleh sebab itu keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
perlu dipertahankan agar tidak terjadi dehidrasi sehingga akan mengakibatkan
komplikasi.
Kasus dehidrasi akan lebih sering terjadi pada bayi karena kecepatan
metabolismenya dan luas permukaan tubuhnya yang relatif besar sehingga perlu
penanganan yang lebih intensif untuk perawatan cairan dan elektrolitnya.
18