Professional Documents
Culture Documents
BAB I
DESKRIPSI KEGIATAN
A) Judul :
B) Lokasi :
D) Latar Belakang
Sugiyarto, Bambang Sugeng Suryatna dan Cahyo Yuwono telah bekerja sama dan
Air Skala Mikro) berdaya 1000 s/d 1500 watt, tegangan 180-220 volt. Protipe mikrohidro
ini dipasang di Kanal buatan yang berhulu pada aliran hilir sungai yang airnya berasal
dari mata air Bogowonto di Puncak Gunung Sumbing. Mikrohidro ini telah digunakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga sebanyak 15 rumah. Protipe mikrohidro
untuk dikonversi menjadi energi listrik untuk warga desa di puncak gunung, maka pada
KKN-PPM tahun 2010 rencananya akan dibangun satu unit prototipe mikrohidro
kerja sama antara mahasiswa peserta KKN-PPM dengan masyarakat desa setempat
5) Perangkaian mikrohidro
masyarakat memperoleh manfaat dari mikrohidro berupa energi listrik untuk berbagai
2) Sistem pengaturan hak (memakai energi listrik dari mikrohidro) dan kewajiban
3) Tata tertib
Bangunan tata kelola tersebut hingga sekarang belum terwujud. Oleh sebab itu
dalam kegiatan KKN-PPM ini rencananya ingin mewujudkan bangunan tata kelola
tersebut. Sebagai langkah awal, tim KKN-PPM ingin member nama bangunan tata kelola
tersebut yaitu “Badan Usaha Milik Kampung = BUMK”. Jadi dalam KKN-PPM ini
pemanfaatan mikrohidro.
lembaga usaha baru yang diberi nama BUMK (Badan Usaha Milik Kampung).
E) Tujuan
alam untuk menghasilkan energi listrik untuk pemenuhan kebutuhan hidup, dan
cakap, terampil serta menguasai IPTEK energi baru dan terbarukan yakni mikrohidro.
2) Memberdayakan masyarakat mengubah potensi energi air yang dimiliki oleh alam
PPM ini lembaga usaha yang diintroduksi yaitu BUMK (Badan Usaha Milik
Kampung).
1) Satu unit Prototype mikrohidro berdaya 1000 s/d 1500 Watt yang dibangun pada
PPM, Dosen Unnes, Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan DP2M Dikti sebagai
pemberi dana.
membangun fisik mikrohidro dan bangun tata kelola mikrohidro oleh masyarakat.
BAB II
sehingga dapat menghasilkan sumber arus listrik. Di lokasi pembuatan mikrohidro, yaitu
di Dusun Klowoh Kelurahan Kwadungan memiliki debit air 50 liter/sekon yang akan
digunakan untuk memutar kincir air dengan merubah energi mekanik menjadi energi
istiadat dan kepercayaan yang masih kental dalam kehidupan sehari-hari,. Dusun klowoh
memiliki suatu tempat yang dikeramatkan berupa hutan adat yang dikenal masyarakat
ditempat tersebut terdapat banyak tumbuhan langka dan tua, berbentuk hutan lindung.
Mbah Dul selaku juru kunci namu-namu menceritakan tentang cerita turun temurun
gunung sumbing, namu- namu dikunjungi masyarakat Klowoh setiap bulan safar
harinya mengikuti tanggal lahir/weton kepala Dusun Klowoh. Guna merawat hutan adat
tersebut (setiap kepala keluarga diharuskan mengirim minimal satu anggota keluarga
yang berjenis kelamin laki-laki). Pesona namu-namu tidak hanya terkenal di dusun
klowoh saja melainkan sudah terkenal diluar daerah wonosobo seperti Banjar, Cirebon,
Banten. Di dalam namu-namu terdapat sebuah rumah berukuran 4X3 M yang dibangun
masyarakat Klowoh secara swadaya sebagai tempat ritual pada bulan safar, namun
selain sebagai tempat ritual bagi masyarakat Klowoh juga sebagai tempat bertapa bagi
pengunjung yang mempunyai tujuan dan maksud tertentu dengan seijin juru kunci yaitu
mbah Dul.
Disisi lain namu-namu secara ilmiah adalah sumber mata air yang menjadi
sumber kehidupan masyarakat Klowoh khususnya pada suplai air yang melimpah
tenaga air. Dusun Klowoh juga memiliki berbagai budaya yang samapi saat ini masih
dilestarikan. Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa pada bulan safar masyarakat Klowoh
1) Bersih-bersih di namu-namu,
sebagai pemberitahuan,
Budaya dan adat istiadat yang merupakan kekayaan, daya tarik dan investasi bagi
anak cucu keturunan harus tetap di lestarikan hingga saat ini kesemuanya itu sedang
C) Pembuatan Mikrohidro
mikrohidro/kincir. Sekarang ini sudah ada 2 kincir di dusun Klowoh. Kincir pertama
berada di atas kincir tersebut di bangun pada tahun 2000, kincir kedua di bangun pada
tahun 2007 sampai saat ini kincir-kincir tersebut masih berjalan dengan baik.
lebih hemat dibandingkan listrik PLN. Tetapi energi yang di dapat rata-rata hanya
saat listrik PLN mati atau pada saat pemadaman PLN bergilir. Biasanya rumah yang
menggunakan kincir di batasi pemakaiannya, misalnya hanya digunakan untuk lampu dan
UNNES 2010 ini membangun 1 unit mikrohidro untuk desa kwadungan khususnya
tersebut hanya 15 kepala keluarga karena terbatanya energi yang dihasilkan. Demi
penduduk sekitar dan mahasiswa KKN UNNES 2010. Penduduk sekitar yang
akan mendapatkan supply listrik dari hasil mikrohidro yang dibangun. Pembagunan
meliputi:
Sesuatu yang beranggotakan lebih dari 2 orang itu bisa di sebut sebuah
badan/organisasi. Dalam sebuah badan juga diperlukan sebuah kepengurusan, agar badan
tersebut tertata, terprogram dan mempunyai aturan-aturan yang disepakati oleh setiap
10
anggota tersebut, agar mikrohidro tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak macet
begitu saja.
tersebut secara manual, secara sederhana. Bapak Mistyo adalah bendahara kincir yang
lama. Penarikan iuran kincir dilakukan satu bulan sekali, uang yang terkumpul digunakan
Begitu juga mikrohidro yang baru yang sekarang ini masih dalam proses
pembangunan tetapi sudah di bentuk tim pengurusnya yang terdiri dari 15 kepala
4) Bpk. Sumarmo
5) Bpk. Rusyanto
6) Bpk. Tursono
7) Bpk. Pardiono
8) Bpk. Sutarno
9) Bpk. Asngari
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Wonosobo yang terletak di lereng Gunung Sumbing sebelah selatan. Desa dengan luas
Desa Wonosari terletak di ketinggian 800 Mdpl, dengan curah hujan 0,5 Mm/Th
dan suhu udara rata-rata 280 C. Jarak dari pusat pemerintahan ke Kecamatan 6 km. Jarak
dari pusat kota administratif 13 km. Jarak dari ibukota kabupaten 13 km . Jarak ibukota
14
Provinsi 125 km. Dengan luas tanah kas desa/ kelurahan 77 m 2, tanah bersertifikat tidak
Cara mengukur debit air yaitu dengan menggunakan ember (wadah air) diisi air
hingga penuh dengan melihat ukuran volume air yang dapat ditampung dalam ember
tersebut. Ember tersebut diisi air dan saat mulai pengisian dihitung dengan menggunakan
stopwatch hingga penuh. Kemudian volume ember (liter) dibagi hasil hitungan saat
Hasil dari observasi di desa Wonosari didapatakan data debit air yaitu :
♦ Sehingga didapatkan debit aliran air di desa Wonosari sebesar 4,7 liter/detik.
ada juga yang berdagang sayuran dari hasil tanaman mereka sendiri.Ada juga yang
bekerja sebagai tukang ojeg,bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau ke Luar
Dalam bidang pendidikan di Desa Wonosari masih kurang maju, hal ini
dikarenakan kesadaran orang tua masih sangat kurang akan pentingnya pendidikan untuk
anak-anak mereka.Tidak jarang dari mereka yang membiarkan anaknya mencari rumput
Sebenarnya jika orang tua dapat lebih berperan akan kemajuan pendidikan anak-
anak mereka akan membuat pendidikan di Desa Wonosari lebih maju.Kemauan anak-
anak di Desa Wonosari untuk mengecam pendidikan yang lebih baik cukup kuat. Hal ini
dapat dilihat dari sikap dan perilaku anak-anak untuk mau belajar tambahan dengan
mahasiswa KKN, tak jarang dari mereka yang mengunjungi POSKO untuk belajar
bidang agama.Hal ini terbukti dari mudahnya mereka menerima mata pelajaran kesenian
khususnya seni tarian tradisional dibandingkan dengan mata pelajaran Agama, yang
kebudayaan di Desa Wonosari masih sangat terjaga dan Kental, Seperti kesenian Tayub
di dusun Ndeles desa Wonosari yang di laksanakan tiap satu tahun sekali setiap peringan
17 Agustus yang dilaksanakan 3 hari 2 malam, dimana saat Tayub dilakukan masyarakat
yang menonton dapat memberikan saweran kepada Ledek atau penari dan dapat ikut
menari sesuai jumlah uang saweran yang diberikan. Tak jarang anak-anak ikut nyawer
dan menari.Walau suhu udara malam sangat dingin hal ini tidak mematahkan semangat
waraga desa Wonosari untuk tetap melanjutkan acara Tayub sebagai symbol penghargaan
masyarakat terhadap jasa-jasa Pahlawan menurut salah satu warga.Selain kesenian Tayub
di dusun Ndeles desa Wonosari masih ada lagi Kambing Guling dan sesaji yang dibawa
16
ke sumber mata air ada juga ke senian Warok semacam kuda lumping yang
menggunakan sesaji dalam pelaksanaan kesenian agar para penari Warok hilang
Dusun ketiga dari Desa Wonosari yaitu dusun Banaran untuk bidang kesehatan
seperti Keluarga Berencana dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sudah cukup berhasil,
hal ini dapat dilihat dari keadaan lingkungan tempat tinggal yang cukup bersih dengan
ditandai jarangnya sampah berserakan di sekitar rumah karena sudah terdapat Tempat
Pembuangan Akhir yang dapat dimanfaatkan warga Banaran dan bukti berhasilnya
program KB dengan ditandai adanya jumlah anak per kepala keluarga yang hanya 2
orang.Selain kelebihan dusun Wonosari masih terdapat juga kekurangannya yaitu adanya
mitos bahwa di dusun Banaran terkenal angker jika sudah mendekati magrib.Sehingga