You are on page 1of 12

I.

Pendahuluan

Kualitas manusia Indonesia yang mampu bersaing di dunia global akan sangat ditentukan oleh
kualitas pendidikan. Usaha ke arah peningkatan kualiatas manusia Indonesia itu telah dilakukan
melalui UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, dan UU tentang guru yang baru ditandatangani DPR
tanggal 6 Desember 2005. Implementasi atas semua usaha tersebut harus dijaga prosesnya agar
mampu menghasilkan output, outcome, dan dampak yang diharapkan bagi masyarakat.

Proses penyelenggaraan pendidikan ini melibatkan berbagai unsur dari DPR, Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Lembaga dan organisasi pemerintah maupun nonpemerintah, sekolah, dan
masyarakat. Proses yang terkait langsung dengan pendidikan adalah Depdiknas, Dinas
Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, LPMP, Perguruan tinggi, dan sekolah. Pihak yang terkait
langsung dengan proses penyelenggaraan pendidikan tersebut harus menjamin bahwa proses
penyelenggaraan pendidikan akan mampu menghasilkan output dan outcome untuk memenuhi
tuntutan kepuasan masyarakat yang bertindak sebagai pelanggan. Oleh sebab itu, Pihak-pihak ini
harus mampu meyakinkan masyarakat bahwa mereka menerapkan sistem yang benar-benar bisa
menjamin dan memastikan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Sehingga
penyelenggara pendidikan bisa memenuhi tuntutan masyarakat sesuai PP 19 tahun 2005 terkait
dengan standar kompetensi lulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai itu, satuan pendidikan harus mempunyai
panduan penyelenggaraan pendidikan.

Panduan penyelenggaraan pendidikan berdasar PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


pasal 52 berisi:

(1) Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang:

1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus;


2. Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan
pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan;
3. Struktur organisasi satuan pendidikan;
4. Pembagian tugas di antara pendidik;
5. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
6. Peraturan akademik;
7. Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana;
8. Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat;
9. Biaya operasional satuan pendidikan.

Panduan penyelenggaraan pendidikan itu disusun dalam suatu Sistem untuk menjamin proses
penyelenggaraan pendidikan melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Sistem ini
banyak diterapkan dalam dunia usaha dan industri untuk memastikan mutu produk yang mampu
menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Sistem ini juga konsisten dalam manajemen,
ada sistem pengendalian dan pencegahan, dan ada sistem untuk peningkatan secara
berkelanjutan. Penerapan SMM ISO 9001:2000 dalam pendidikan diharapkan mampu menjamin
dan memastikan mutu tamatan pendidikan sehingga bisa hidup mandiri, diserap di dunia usaha
dan dunia industri serta mampu bersaing di dunia global yang berarti menggambarkan
pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

Pembahasan dalam makalah ini difokuskan pada penjaminan mutu pendidikan melalui ISO
9001:2000 pada satuan pendidikan dasar dan menengah dengan mengaktifkan peranan
pengawas, KKG, MGMP, dinas pendidikan, dan LPMP, serta PPPG untuk mencapai Standar
Nasional Pendidikan.

II. ISO 9001:2000

Sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000 merupakan sistem manajemen dengan pendekatan
kepada kepuasan pelanggan. Pelanggan pada sistem manajemen mutu adalah pelanggan internal,
pelanggan eksternal, pihak yang berkepentingan (interested parties). Untuk dapat menerapkan
pemenuhan kepuasan pelanggan ada Delapan Prinsip Dasar Manajemen Mutu yaitu [1]
Customer Focus ( Perhatian pada pelanggan) [2] Leadership(Kepemimpinan) [3]
Involvement of people (Pelibatan orang) [4] Process approach (Pendekatan Proses) [5]
Sistem approach to management ( Pendekatan sistem pada manajemen) [6] Continual
improvement ( Perbaikan berkelanjutan) [7] Factual approach to decision making
( Pengambilan keputusan berdasar-Fakta) [8] Mutually beneficial supplier relationships (
Hubungan pemasok yang saling menguntungkan). Implementasi dari delapan prinsip ini
diwujudkan dalam persyaratan-persyaratan SMM ISO 9001:2000 dalam bentuk klausul/pasal-
pasal.

Kerangka konsep sistem manajemen mutu berdasarkan pendekatan proses dalam penerapan
pasal-pasal ISO 9001:2000 adalah sebagai berikut:

Perbaikan Berlanjut Sistem Manajemen Mutu


Pelanggan (dan pihak berkepentingan lain)
Persyaratan
Pelanggan (dan pihak berkepentingan lain)
Kepuasan
Tanggung Jawab

manajemen
Manajemen

Sumber Daya
Pengukuran, Analisis dan perbaikan
Realisasi

Produk
Produk
Masukan
Keluaran
Gambar 1 – Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses

Realisasi konsep tersebut diwujudkan menjadi dokumen mutu organisasi. Proses penyusunan
dokumen organisasi sebagai tanda penerapan ISO 9001:2000 dimulai dari Kebijakan Mutu,
Pedoman Mutu, Prosedur Mutu, dan Instruksi Kerja. Kebijakan mutu berisi tujuan organisasi
yang mencakup komitment pelibatan untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus
memperbaiki keefektifan SMM, menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau
sasaran mutu, dikomunikasikan dan difahami dalam organisasi dan ditinjau agar terus menerus
sesuai dengan tuntutan pelanggan. Pedoman mutu merupakan pernyataan kebijakan mutu kepada
karyawan dan pelanggan yang ada maupun yang potensial. Pedoman mutu berguna [1]
menyatakan komitmen organisasi /lembaga pendidikan terhadap mutu sesuai ISO 9001:2000,
[2] menjelaskan bagaimana organisasi melakukan aktivitas memenuhi ISO 9001:2000, [3]
menunjukkan sistem mutu organisasi/lembaga pendidikan sebagai sarana marketing.

Prosedur mutu atau Prosedur operasi standar merupakan suatu rangkaian atau tahap kegiatan
yang harus dilakukan untuk mencapai kebijakan mutu yang tertuang dalam pedoman mutu.
Prosedur operasi standar berguna untuk memberi petunjuk bagi personel bagaimana kebijakan
dan tujuan sistem mutu yang tertuang dalam pedoman mutu harus dilaksanakan. Isi prosedur
operasi standar adalah apa yang harus dilaksanakan, siapa yang melaksanakan, dimana kegiatan
tersebut dilaksanakan, mengagapa harus dilaksanakan, kapan dilaksanakan, tanggung jawab,
wewenang dan hubungan kerja antara personel yang mengatur, melaksanakan dan memverifikasi
semua proses untuk menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan.

Instruksi kerja (work instruction) adalah Petunjuk rinci dan telah distandarkan yang digunakan
para pelaksana dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Instruksi kerja dapat disusun dalam bentuk
kalimat tertulis, gambar, foto, video, flow chart atau lainnya. Contoh instruksi kerja: membuat
sertifikat, menyiapkan bahan dan alat praktek, membuat bahan ajar, menerima siswa, dll.

Semua dokumen mutu organisasi dilengkapi dengan formulir sebagai tanda rekaman bahwa
proses untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan pelanggan telah dipastikan dan
distandarkan sehingga kualitasnya bisa dijamin dan dipastikan. Semua proses tersebut sesuai
dengan pasal-pasal dalam ISO 9001:2000. Bukti fisik proses tadi digunakan sebagai alat untuk
dilakukan audit baik internal maupun eksternal sehingga akan diketahui tingkat ketidaksesuaian
produk dan sistem untuk perbaikan berkelanjutan.

A. Implementasi ISO 9001:200 dalam Pendidikan

Penerapan ISO 9001:2000 dalam pendidikan dimulai dari pertanyaan-pertanyaan berikut:


tetapkan siapa pelanggan Anda, siapa yang menerima pelanggan Anda, siapa yang menyusun
program, siapa yang melaksanakan program, siapa yang melakukan evaluasi program, siapa yang
melakukan verifikasi dan validasi program, siapa yang mendukung proses dari perencanaan
sampai evaluasi, siapa yang melakukan outsourcing apabila kebutuhan SDM tidak ada di dalam
organisasi. Jawaban pertanyaan ini diikuti dengan penyusunan alur bisnis prosesnya. Bisnis
proses adalah rangkaian aktifitas yang ada dalam organisasi/institusi, yang merupakan aliran
input dan output yang terkait dari unit kerja satu kepada unit kerja lain atau dari pelanggan
kepada organisasi.

Untuk dapat mengetahui proses-proses apa yang dilakukan pada organisasi maka diperlukan
analisis pemetaan bisnis proses (Business process mapping). Untuk dapat melakukan analisa
bisnis proses maka harus menjabarkan peran, tugas dan tanggung jawab yang ada pada [1]
Struktur organisasi, [2] Mekanisme dan koordinasi dalam struktur organisasi, [3] Menjabarkan
aktivitas yang ada pada struktur meliputi tugas, tanggung jawab dan wewenang. Pemetaan bisnis
proses dilakukan untuk menyesuaikan rangkaian kegiatan organisasi dengan pasal-pasal dalam
ISO 9001:2000.

Dalam pemetaan bisnis proses maka organisasi akan mampu [1] Mengidentifikasi proses-proses
yang dilakukan di organisasi/sekolah, [2] Mengukur keefektifan proses yang dilakukan dalam
melayani kebutuhan pelanggan, [3] Melakukan sinkronisasi pasal-pasal SMM ISO 9001:2000
dalam rangkaian proses di organisasi/sekolah, [4] Mempermudah pihak ekternal dan internal
untuk mendapatkan alur proses dan interaksinya yang ada di organisasi/sekolah, [5] Membantu
auditor untuk memahami proses-proses yang ada di organisasi/sekolah.

Analisis keterkaitan proses di sekolah dengan Bisnis Proses lain yang dipersyaratkan oleh SMM
ISO 9001:2000 perlu dilakukan mulai dari penerimaan siswa baru (PSB), pelaksanaan KBM,
sampai ke proses penelusuran tamatan. Proses-proses atau aktivitas yang ada di sekolah antara
lain [1]Penerimaan siswa baru (PSB), [2] Promosi sekolah, [3] Pengembangan kurikulum dan
penerapannya, [4] PBM, [5] Ujian akhir sekolah, [6] Uji kompetensi/sertifikasi, [7] Ujian akhir
nasional, [8] Pembelajaran di dunia kerja, [9] Penelusuran tamatan, [10] Pengelolaan fasilitas,
[11] Pengelolaan unit produksi, [12] Pelatihan SDM sekolah, [13] Bimbingan karir (guru dan
siswa), [14] Penyusunan bahan ajar (modul), [15] Kegiatan extra kurikuler, [16] Pengadaan guru
tamu/out sourcing, [17] Kerjasama antar lembaga, [18] Penyusunan program sekolah dengan
komite sekolah, [19] Kegiatan kreativitas siswa.

Proses-proses tersebut di atas dijadikan kerangka proses yang menyatu sehingga menjadi alur
yang mengalir dari awal sampai akhir dalam satu persepsi, yaitu mulai penerimaan siswa baru
sampai menamatkan siswa dan melakukan penelusuran tamatan. Pembuatan kerangka bisnis
proses diawali dengan menyusun matrik analisis antara proses yang ada di sekolah dipadankan
dengan pasal-pasal SMM ISO 9001:2000 dan dijelaskan dalam uraian dan tugas serta tanggung
jawab setiap orang dalam organisasi sekolah.

Tabel Keterkaitan Matrik Proses Sekolah dengan Pasal-pasal ISO

No Proses
SEKOLAH
di Pasal-pasal ISO
Uraian Tanggung
jawab
1 Penyusunan Program 5.4.2.a/4.1.d -Penyusunan Kepsek /Ka
Sekolah dengan Komite
Komite sekolah -RAPBS
2 Penerimaam siswa 7.2.2.a Tujuan persyaratan Waka
berkaitan dengan Kesiswaan
Baru kompetensi
3 Pengembangan 7.3 ( 7.3.1 s.d. Perancangan dan Waka
Kurikulum 7.3.7) pengembangan Kurikulum
/sinkronisasi dengan
kebutuhan masyarakat
4 PBM di Sekolah 7.5.1 PBM di Sekolah Ka. Prog
5 PBM di dunia kerja 7.5.1 PBM di Idunia kerja Ketua program
6 Pengadaan guru tamu 7.4, 7.4.2.b/6.2.1 Penyedian SDM dari luar Waka Humas
sekolah (outsorcing)
7 Ujian Akhir Sekolah 8.2.3/8.2.4/ 8.4 Uji Komp/Evaluasi/ Ka.prog /Wakur

Remidial/Data Statistik
8 Ujian Akhir Nasional 8.2.3/8.2.4 UAN Wakur/KaProg
9 Pengelolaan Fasilitas 6.3 Perbaikan dan Wasarana
pemeliharaan Sapras.
10 Pengelolaan 6.3 Penyimpanan dan Taus
Perpustkaan perawatan buku perpus.
11 Pengelolaan unit 7.5.2/7.5.1/ Produksi sebagai wahana Waka humas
produksi PBM/Org UP
5.2.1/4.1.a
12 Pengelolaan UKS 6.1.b/6.2.2.b Ekstrakurikuler dan Waka
/pelatihan uks
Siswa
13 Organisasi 5.4.2.a/4.7.1.a/6.1.b Osis/Pelatihan Waka Siswa
Kesiswaan
14 Koperasi Sekolah 5.4.2.a/7.5.1/6.2.2.b Organisasi/PBM/Pelatihan Waka Siswa
15 Pelatihan SDM 6.2.1/6.2.2 Kualifikasi Wakur/
Sekolah/ Bimbingan Guru/Kompetensi
karir guru Guru/TAUS dan teknisi Taus
16 Bimbingan Karir/ 6.2.2.d/8.5.2/8.5.3 Pemantauan BP/BK
siswa/pembinaan
Penyuluhan siswa siswa/pelatihan siswa
17 Penyusunan bahan 7.1.b Bahan ajar, modul Ka.Prog
ajar (modul)
18 Kegiatan Ekstra 6.2.2.b/7.5.1 PBM/pelatihan siswa Waka Siswa
kurikuler
19 Kerjasama antar 7.2.2.b MOU Waka Humas
lembaga
20 Pemasaran tamatan 7.2.3/7.5.4.f BKK/kontrak kerja Waka Humas
21 Penelusuran tamatan 7.5.3/8.4 Pendataan tamatan/analisa Waka
statistik
Humas
22 Administrasi Sekolah 4.2.3/4.2.4 Pengendalian dokumen/ Taus Ka.Prog
pengendalian rekaman/ Guru
adm sekolah
23 Kepemilikan 7.5.4 Penyimpanan data siswa Taus
pelanggan (siswa) (buku induk, ijasah dll)
24 Promosi Kompetensi 7.2.3/8.2.3/8.2.4 Uji Kompetensi Ka Sek
Siswa

Pelaksanaan dari keterkaitan proses dengan pasal-pasal ISO 9001:2000 diwujudkan dalam
struktur organisasi yang menjalankan semua proses untuk mencapai kepuasan pelanggan. Contoh
organisasi sekolah sebagai berikut:

Komite Sekolah
Kepala Sekolah
TU
Waka Kurikulum
Waka Kesiswaan
Waka Humas
Waka Sarana Prasarana
BK
Program/Mapel
Program/Mapel
Program/Mapel
Program/Mapel
Siswa
WMM

(5.5.2)
Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi ini diikuti deskripsi tentang tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-
masing personel yang ada dalam struktur yang diketahui semua. Melalui Struktur Organisasi ini,
sekolah menjalankan proses-proses sesuai pasal-pasal dalam ISO 9001:2000 untuk menjamin
mutu. WMM (Wakil Manajemen Mutu) harus ada sebagai tanda organisasi menerapkan SMM
ISO 9001:2000. Struktur organisasi ini digunakan untuk satu tujuan yaitu memenuhi kepuasan
pelanggan, berupa kompetensi siswa tamatan didik yang sesuai dengan kebutuhan stakeholder.

Mekanisme dan keterkaitan proses pemenuhan kepuasan pelanggan tergambar


dalam Proses inti penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai berikut:

E
R

N
Komunikasi Pelanggan

Waka kesiswaan
Perancangan

Dan pengembangan

Waka

Kurikulum
Pelaksanaan

Ka. Program
Evaluasi Pelaksanaan

Ka.Prog,

Waka Kurikulum
K

N
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Kepala Sekolah
WMM
Humas
OUTSOURCING
PROSES PENDUKUNG
Tata Usaha
Perpustakaan
Waka Sarana dan Prasarana
S

I
Komite

Sekolah

Pelaksanaan keterkaitan proses ini dijaga melalui prosedur wajib yang dijalankan oleh wakil
manajemen mutu beserta tim sistem manajemen mutu yang dibentuk sekolah. Prosedur wajib itu
meliputi [1] Prosedur pengendalian dokumen (pasal 4.2.3), [2] Prosedur pengendalian rekaman
(pasal 4.2.4), [3] Prosedur Audit Internal (pasal 8.2.2), [4] Pengendalian produk tidak sesuai
( 8.3) [5] Prosedur Tindakan Koreksi (8.5.2), dan [6] Prosedur Tindakan Pencegahan (8.5.3).
Semua prosedur ini berisi gambaran informasi dan alasan untuk apa prosedur diadakan; batas
penerapan prosedur meliputi fungsi, daerah kerja dan personel yang melaksanakan prosedur;
daftar referensi yang digunakan dalam prosedur, batasan istilah, arti singkatan dan keterangan
kata-kata yang penting; penyebutan secara detail apa, kapan, dimana kegiatan operasional
dilaksanakan dan siapa yang melaksanakan; dan penjabaran sistem dokumentasi yang digunakan
termasuk formilir yang diacu. Dengan prosedur ini, semua proses untuk realisasi produk tamatan
pendidikan bisa dikendalikan dan dipastikan mutunya sehingga kualitas penyelenggaraan
pendidikan bisa tetap terjaga. Semua bukti fisik proses penyelenggaraan pendidikan direkam dan
disimpan sehingga bisa ditinjau, diperiksa,
Pelaksanaan pedoman mutu, semua prosedur, dan instruksi kerja dalam SMM ISO 9001:2000
ditinjau dan diperbaiki setiap periode tertentu yaitu setahun dua kali setelah melalui audit
internal dan survailance audit oleh pihak eksternal independen.

B. Audit Internal ISO 9001:2000 di sekolah

Audit adalah pengukuran, analisis, dan perbaikan yang merupakan aktivitas yang harus
dilakukan oleh organisasi yang mengimplementasikan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.
Aktivitas tersebut termuat pada pasal (klausul) 8 tentang Pengukuran, Analisis dan Perbaikan.
Pada Pasal 8.1 (Umum) dijelaskan bahwa : Organisasi harus merencanakan dan menerapkan
proses pemantauan, pengukuran, analisis dan perbaikan yang dibutuhkan untuk [1]
memperlihatkan kesesuaian produk,[2] memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu, dan[3]
terus menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu. Ini harus bergantung pada
ketepatan metode yang berlaku, termasuk teknik statistik, dan jangkauan pemakaiannya.

Sebagai upaya untuk memastikan efektivitas sistem manajemen mutu maka dilakukan penilaian
(audit) secara obyektif dan berkala. Pasal 8.2.2 (Audit Internal) menjelaskan bahwa: Organisasi
harus melakukan audit internal pada selang waktu terencana untuk menentukan apakah sistem
manajemen mutu : [a] memenuhi pengaturan yang direncanakan (lihat 7.1) pada persyaratan
Standar Internasional ini dan pada persyaratan sistem manajemen mutu yang ditetapkan oleh
organisasi, dan, [b] ditetapkan dan dipelihara secara efektif. Program audit harus
direncanakan, dengan mempertimbangkan status dan pentingnya proses dan bidang yang
diaudit, seperti juga hasil audit yang lalu. Kriteria, lingkup, frekuensi dan metode audit harus
ditetapkan.

Seleksi Auditor dan pelaksanaan audit harus memastikan sasaran dan kejujuran dari proses
audit. Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaannya sendiri.

Tanggung jawab dan persyaratan untuk perencanaan dan pelaksanaan audit serta hasil laporan
dan pemeliharaan rekaman (liaht pasal 4.2.4) harus ditentukan dalam prosedur yang
terdokumentasi.

Manajemen yang bertanggung jawab atas bidang yang diaudit harus memastikan bahwa
tindakan dilakukan tanpa ditunda untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan dan
penyebabnya. Kegiatan tindak lanjut harus mencakup verifikasi yang dilakukan dan pelaporan
hasil verifikasi (lihat pasal 8.5.2).

Pasal tersebut mensyaratkan bahwa organisasi harus menetapkan proses audit internal yang
efektif untuk memastikan kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem manajemen mutu. Audit
mutu internal berguna untuk memastikan konsistensi dari penerapan sistem manajemen mutu
yang ditetapkan, perencanaan yang disusun dan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas
penerapan dan pemeliharaannya.

Sekolah yang menerapkan ISO 9001:2000 harus melakukan audit internal atas kinerja sekolah.
Audit internal dilakukan oleh tim audit sekolah. Tiap unit kerja yang dibentuk di dalam struktur
orgnisasi sekolah melakukan audit atas unit lainnya. Prinsipnya, tiap unit tidak boleh mengaudit
dirinya sendiri. Audit ditekankan pada sistem bukan orang, hasil temuan audit akan menjadi
bahan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Audit dilakukan untuk mengecek kesesuaian sistem yang tertulis dalam pedoman mutu dengan
pelaksanaannya di lapangan. Temuan audit menjelaskan sesuai atau tidak sesuai. Bila telas sesuai
dengan sistem yang tertulis dalam pedoman mutu maka sistem telah berjalan sesuai ISO
9001:2000. Jika tidak sesuai, maka harus dilakukan perbaikan sesuai jadwal yang disepakati
bersama.

Hasil temuan audit internal menjadi bahan untuk melakukan rapat tinjauan manajemen. Rapat ini
dihadiri oleh semua komponen sistem sekolah untuk membahas hasil audit dan mengecek tingkat
perbaikan yang sudah dilakukan. Dalam proses ini, tindakan koreksi, tindakan perbaikan,
pengendalian produk tidak sesuai, dan tindakan pencegahan dilakukan oleh sekolah untuk terus-
menerus menjamin dan memastikan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Audit internal dilanjutkan dengan audit eksternal oleh lembaga independence. Kedua macam
audit ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian penerapan SMM ISO 9001:2000 dan
konsistensinya dalam upaya menjamin kepastian mutu dan peningkatan terus-menerus mutu
tersebut untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Melalui sistem audit ini, organisasi sekolah akan
mampu menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan sehingga kepastian mutu tersebut tidak akan
terganggu oleh pergantian kepala sekolah, kepindahan guru, pergantian kebijakan, ataupun
intervensi pihak lain. Sebab, SMM ISO 9001:2000 melakukan tindakan perbaikan, perubahan,
pengecekan, dan peningkatan sistem berdasarkan data dan fakta yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan, bukan berdasar kemauan pimpinan. Fakta dan data
dikumpulkan dari survey kepuasan pelanggan dan seluruh dokumen dan rekaman hasil proses
yang terkait dengan pelanggan. Dengan demikian, tindakan perbaikan terus-menerus akan
dilakukan secara objektif dan transparan.

C. Peran LPMP, PPPG, dan Pengawas Sekolah dalam Penjaminan Mutu Pendidikan
Melalui ISO 9001:2000

LPMP dan PPPG yang sudah menerapkan ISO 9001:2000 membantu sekolah-sekolah untuk
menerapkan sistem manajemen mutu tersebut. Wujud bantuan ini dilakukan dengan
memfasilitasi sekolah untuk menerapkan ISO 9001:2000. Pelibatan pengawas sekolah
difungsikan untuk melakukan survailance audit setahun 2 kali di sekolah. Dengan demikian,
LPMP dan PPPG harus menyiapkan pengawas sekolah sebagai lead auditor yang mampu
mengaudit SMM ISO 9001:2000 yang diterapkan sekolah.

Pembagian peran antara LPMP dan PPPG dijalankan dengan mekanisme PPPG sebagai pihak
independen pemberi sertifikat, sementara LPMP sebagai konsultan dan fasilitator implementasi
ISO 9001:2000 di sekolah. LPMP dibantu oleh PPPG melatih pengawas agar mampu berperan
menjadi auditor untuk menjamin dan memastikan penerapan SMM ISO 9001:2000 di sekolah.
Dengan demikian, pengawas melakukan pengecekan dan perbaikan sistem manajemen mutu di
sekolah berdasarkan data yang dikumpulkan sekolah dari seurvey kepuasan pelanggan. Temuan
audit pengawas ini akan dibawa ke LPMP dan PPPG untuk dikaji dan dilakukan tindakan
koreksi, tindakan perbaikan, tindakan pencegahan dan perbaikan terus menerus terhadap sistem
yang tidak sesuai di sekolah. Jika temuan audit itu menyatakan bahwa kelemahan sekolah berasal
dari kompetensi guru, maka LPMP dan PPPG meningkatkan kompetensi guru tersebut lewat
pendidikan dan pelatihan secara terus-menerus. Hasil temuan audit akan menjadi bahan
perbaikan sekolah dengan cara menyampaikan kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas
Pendidikan, DPRD, komite sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat, serta pihak yang
berkepentingan untuk dapat membantu peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di
sekolah secara sistematis dan terarah.

III. Penutup

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 digunakan sebagai alat untuk melakukan penjaminan
mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. SMM ISO 9001:2000 adalah sistem manajemen
dengan pendekatan pada proses dan berfokus pada kepuasan pelanggan. Sekolah yang
menerapkan SMM ISO 9001:2000 diharapkan mampu menjamin dan memastikan kualitas
penyelenggaraan pendidikan secara mandiri dan melakukan tindakan perbaikan serta
peningkatan mutu secara terus- menerus.

Organisasi sekolah yang menerapkan SMM ISO 9001:2000 harus menyusun struktur organisasi
sesuai bisnis proses yang dijalankan sekolah untuk menghasilkan produk tamatan yang sesuai
dengan kebutuhan kepuasan pelanggan. Bisnis proses berisi keterkaitan semua proses untuk
menghasilkan tamatan dan disusun dengan pedoman mutu, prosedur, dan intruksi kerja yang
terdokumentasi dan terekam jika telah dilaksanakan. Bukti rekaman kegiatan menjadi bahan
untuk dilakukan audit baik internal maupun eksternal. Hasil temuan audit digunakan untuk bahan
perbaikan dan peningkaan berkelanjutan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berdasar data
dan fakta yang objektif sesuai survey kepuasan pelanggan.

Penjaminan mutu melalui ISO 9001:2000 ke sekolah difasilitasi oleh LPMP dan PPPG serta
memberdayakan pengawas sekolah.

You might also like