Professional Documents
Culture Documents
Teori Belajar ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Bagi
penganut aliran kognitivistik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon. Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun
dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Dan para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi
atau pengetahuan baru.
1. Robert M. Gagne
Salah satu teori belajar yang berasal dari psikologi kognitif adalah teori
pemrosesan informasi (Information Processing Theory) yang dikemukakan
Gagne. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi
dalam otak manusia. Sedangkan pengolahan otak manusia sendiri dapat
dijelaskan sebagai berikut:
2. Jean Piaget
Menurut Piaget, Prose belajar sebenarnya terdiri dari 3 tahapan, yakni asimilasi,
akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi
baru ke struktur kognitif yang sudah ada. Akomodasi adalah proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Sedangkan equilibrasi adalah
penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Sebagai contoh,
seorang siswa yang sudah mengetahui prinsip-prinsip penjumlahan, jika gurunya
memperkenalkan prinsip perkalian, maka terjadilah proses pengintegrasian
antara prinsip penjumlahan (yang sudah ada di benak siswa) dengan prinsip
perkalian (sebagai informasi baru), inilah yang dimaksud dengan proses
asimilasi. Jika siswa diberi sebuah soal perkalian, maka situasi ini disebut
akomodasi, dalam hal ini berarti penerapan prinsip perkalian dalam situasi baru
dan spesifik. Agar siswa dapat terus berkembang dan menambah ilmunya, tapi
sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya, diperlukan proses
penyeimbangan. Proses inilah yang disebut equilibrasi, penyeimbangan antara
dunia luar dan dalam.
3. Ausubel
Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran (instructional
content) sebelumnya didefenisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik
dan tepat kepada siswa (advance organizers), dengan demikian akan
mempengaruhi pengaturan kemajuan belajar siswa (advance organizers).
Konkritnya pengetahuan guru terhadap isi pembelajaran harus sangat baik,
dengan demikian ia akan mampu menemukan informasi yang sangat abstrak,
umum, dan inklusif yang mewadahi apa yang akan diajarkan. Guru juga harus
memiliki logika berpikir yang baik, agar dapat memilah-milah materi
pembelajaran, merumuskannya dalam rumusan yang singkat dan pada serta
mengurutkan materi tersebut dalam struktur yang logis dan mudah dipahami.
4. Bruner
Bagi penganut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia. Dari teori-teori belajar seperti behavioristik, kognitif, dan
konstruktivistik, teori inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia
filsafat daripada dunia pendidikan. Pada kenyataannya teori ini lebih banyak
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan tentang belajara
dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa
diamati dalam dunia keseharian.
Bloom dan Krathwohl menunjukan apa yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh
siswa tercakup dalam tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Teori Bloom telah banyak memberikan inspirasi kepada banyak
pakar lain untuk mengembangkan teori-teori belajar dan pembelajaran.
Kolb
1. Pengalaman konkrit: pada saat dini seorang siswa hanya mampu sekedar
ikut mengalami suatu kejadian, ia belum mengerti bagaimana dan
mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu. Inilah yang terjadi pada
tahap awal proses belajar.
Berdasarkan teori Kolb, Honey dan Munford menggolongkan siswa atas empat
tipe, yakni:
1. Siswa tipe aktivis: mereka yang suka melibatkan diri pada pengalaman-
pengalaman baru, cenderung berpikiran terbuka dan mudah diajak
berdialog.
3. Siswa tipe teoris: biasanya sangat kritis, senang menganalisis dan tidak
menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subyektif. Bagi mereka
berpikir rasional adalah sesuatu yang sangat penting. Mereka juga sangat
skeptis dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
Pada perspektif yang lain, seperti dalam pandangan Habermas, belajar sangat
dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama
manusia. Habermas membagi tiga macam tipe belajar:
Carl Rogers
2. Belajar bermakna
Abraham Maslow
Teori Maslow yang sangat terkenal adalah teori kebutuhan. Kebutuhan pada diri
manusia selalu menuntut pemenuhan, dimulai dari tahapan yang palin dasar
secara hirarkis menuju kepada kebutuhan yang paling tinggi:
2. Safety / security needs: Kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis.
Aman secara fisik seperti terhindar dari gangguan kriminalitas, teror,
binatang buas, orang lain, tempat yang tidak aman dan sebagainya.