Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Abstrak
Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain,
bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur
(rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang
dikenal dengan istilahretorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang
kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan
istilahpidato.
Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan
yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan
sebaik- baiknya, agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi
orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik /
Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketabahan mental yang kuat,
disamping telah memahami tehnik dan pedoman berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang
baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam
Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis
pidato, kerangka susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum melakukan pidato, dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga
berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa
sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang
ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar,
pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan mengutarakan
keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato secara langsung di depan
massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau
B.Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan
dengan suka rela,
2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengarnya,
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga
Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada
saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat
mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.
C. Jenis-Jenis Pidato
•
Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1.Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh
pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2.Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.
3.Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat
dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
1.
Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan
secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba
dipanggil untuk menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.
Keuntungan :
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,
karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang
akan ia sampaikan.
Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan
hidup.
Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar
pengetahuan yang tidak memadai.
Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-
sendat.
Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan
ngawur.
Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2.
Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak
berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena pembicara akan membacakan pidato dari
awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh
terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan,
dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu
menuliskannya
dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional,
Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat
menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun
kembali,
Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah
disiapkan,
Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
tidak berbicara langsung kepada mereka,
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena
ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku,
Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,
memperpendek atau memperpanjang pesan,
Pembuatannya lebih lama.
3.
Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam
bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki
persiapan yang baik,
Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak
akan mampu menarik perhatian hadirin,
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
Memerlukan banyak waktu persiapan.
4.
Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan
sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi
pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling
sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out- line hanya merupakan pedoman untuk
Keuntungan :
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena
pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau
khalayaknya,
Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan
dan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat
besar,
Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata
•
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-
jenis pidato dibedakan atas:
1.
Pidato Informatif(memberitahu /meng abarkan)ad alah
pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar
orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar
2.
Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato
yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan yang disarankan secara
sukarela bukan dengan sukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar pendengar dapat
menyutujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3.
Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang
tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya
Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik
Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan
disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan.
Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan
Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik, seakan-akan dunia ini
kekeringan bahan pembicaraan, seakan- akan dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena
sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Mang Endang
mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi Mang Endang dapat dengan lancar berbicara
tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Pak Haji Holis mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum
waris, tetapi hampir pasti beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang
mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi untuk ahli di bidangnya masing-masing.
Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri
berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak dipahaminya (Numawi kitu, ulah maksakeun
lebih ahli dibandingkan dengan kebanyakan pendengar. Jika Anda merupakan orang yang paling tahu tentang tata
cara sholat yang baik dibandingkan dengan orang lain, maka berpidatolah dengan tema atau topik itu; sebaliknya
jika Anda tidak begitu paham tentang tata cara sholat yang baik, jangan pernah Anda memaksakan diri untuk
Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda senangi atau topik yang paling
menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat berbicara lancar tentang kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab
Anda pernah merasa tidak tenang ketika pernah tidak berpuasa secara sengaja di bulan ramadhan.
Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak
ingin ditinggalkan pendengar atau diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati
mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada situasi dan latar belakang
khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan,
petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor, rahasia, atau hal-hal
yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik- topik yang akan menarik perhatian.
Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu bukan saja tidak menarik tetapi
bahkan akan membingungkan mereka. Oleh karena itu, sebelum Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah
bukan istilah-istilah yang hanya dipahami oleh Anda (meskipun istilah ituker en sekali).
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya memperoleh ulasan sekilas saja, atau
“ngawur”. Misalnya, Anda memilih topik Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa menyangkut
moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain. Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya
tentang cara beribadat, lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.
Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah yang sesuai dengan waktu yang tersedia
dan situasi yang terjadi. Jika Anda diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih topik
yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit. Jika Anda harus berbicara di hadapan para
santri yang rata-rata usianya belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara hubungan
Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih danDhoif, lengkapi bahan pembicaraan Anda dengan sumber-
sumber rujukan (bisa berupa: kitab, buku, atau perkataan ulama) yang sesuai.
Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato biasanya
Hubungan antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat
dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:
Topik
: Faedah memiliki sifat pemaaf
Judul
: Pemaaf Sumber Kebahagiaan
Tujuan Umum
: Informatif (memberi tahu)
Tujuan Khusus
: Pendengar mengetahui bahwa:
Sifat dendam menimbulkan gangguan
jasmani dan rohani
Sifat pemaaf menimbulkan ketentraman
jiwa dan kesehatan
2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik
tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat
akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan
lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebutilustrasi. Untuk
memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam
Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi:
analogi harfiyahdan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy)
adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa
aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah
pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara
televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.
H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, “let your speech march”.
Suruh pidato Anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib (well-
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi
pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama disebut organisasi pesan (messages
menggunakan urutan deduktif. Tetapi bila seseorang menceritakan sekian banyak contoh dan pernyataan dokter
tentang akibat buruk merokok dan kemudian menyimpulkan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, maka orang
Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kemudian perlu menyesuaikan organisasi pesan ini dengan
cara berpikir khalayak pendengar. Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir manusia disebut oleh Alan H.
Monroe sebagai motivated sequence (urutan bermotif). Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif: perhatian
khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan adanya kebutuhan tertentu, memberikan petunjuk
bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut, dapat menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang
disarankan.
Misalnya, seseorang akan mengajak yang lainnya untuk memotong rambutnya yang gondrong. Pembicara
3.000 atau bahkan gratis…” Anda masuk pada tahap pemuasan. “Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig
begitu dan membebaskan kutu-kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang waras dan mustahil
gadis-gadis di desa ini akan tertarik kepadamu…, tapi jika kamu cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-
kutu itu akan segera mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan mengucapkan
Garis-garia besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi pembicara yang
berpengalaman dan merupakan keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta
bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang
akan dituju. Garis besar yang salah akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis besar yang teratur akan
Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian
ditempatkan pada pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan tindakan ditempatkan
F. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan
2. Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa
baku jika berpidato dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.
3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan menggunakan materi yang justru
bertentangan dengan kemauan, adat, norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.
1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak dengan mengandalkan
2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur,
3. Jenis-Jenis Pidato
• Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato
Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian,
Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban,
• Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta),
Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
• Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.
4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka, pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi
atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup (kesimpulan, harapan,
5. Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara, menarik
minat pembicara, menarik minat pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan
pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan yang lain.
7. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam Berpidato ada enam macam yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi,
8. Dalam menyusun sebuah pidato dan mengurutkan gagasan utama dan penjelas yang disebut Organisasi pesan dapat
mengikuti enam macam urutan (sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
9. Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan proses berfikir manusia yakni disebut sebagai
motivated sequence (urutan bermotif) yang terdiri atas lima urutan yakni : perhatian (attention), kebutuhan(needs),
10. Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato
secara umum, mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata yang mudah
dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan tema acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan
pidato, dsb.
11. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam
latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif
sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar;
penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.