You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Abstrak

Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain,

bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur

(rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkan seni berbicara yang

dikenal dengan istilahretorika. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang

kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkali disamakan dengan

istilahpidato.

Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan

yang diberi pidato. Oleh sebab itu maka yang berpidato (pembicara) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan

sebaik- baiknya, agar tercapai apa yang diharapkannya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi

orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik /

umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

Untuk berpidato sangat diperlukan pengetahuan yang cukup, keberanian dan ketabahan mental yang kuat,

disamping telah memahami tehnik dan pedoman berpidato. Untuk itu agar mahir dalam menyampaikan pidato yang

baik maka yang bersangkutan seharusnya menambah pengetahuan dan melatih diri dengan serius. Dan dalam

Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan pidato yakni pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis

pidato, kerangka susunan pidato, langkah-langkah penyusunan pidato, persiapan sebelum melakukan pidato, dan

hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berpidato.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato juga

berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa

sebagai alatnya.
Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata (lisan) yang

ditujukan kepada orang banyak dalam sebuah forum. Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar,

pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedoman

berpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal (masalah) dengan mengutarakan

keterangan sejelas-jelasnya di hadapan massa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.

Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbatas kepada pidato secara langsung di depan

massa melainkan bisa menggunakan saluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, atau

rekaman pada kaset.

B.Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan
dengan suka rela,
2. Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada
pendengarnya,
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga

orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,


4. Mendidik,
5. Propaganda,
6. Penyambung lidah seseorang.

Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapat dengan lebih jelas menentukan sikap pada

saat akan atau ketika sedang berpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yang berpidato dapat

mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya itu berhasil ataukah gagal.

C. Jenis-Jenis Pidato

Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:
1.Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh
pembaca acara atau mc (master of ceremony).
2.Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu
pertemuan.

3.Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat

dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.

4.Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang


berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5.Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu
tugas atau kegiatan.
6.Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban terhadapa suat kegitan tertentu.

Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan
sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:

1.
Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan

secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba

dipanggil untuk menyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.

Keuntungan :
 Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,
karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang
akan ia sampaikan.
 Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan
hidup.
 Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
 Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar
pengetahuan yang tidak memadai.
 Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-
sendat.
 Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan
ngawur.
 Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2.
Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak

berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’. Karena pembicara akan membacakan pidato dari

awal sampai akhir. Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh

terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan,

dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran serta untuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu

menuliskannya

dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional,

sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.

Keuntungan :
 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat
menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
 Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun
kembali,
 Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah
disiapkan,
 Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
 Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :
 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
tidak berbicara langsung kepada mereka,
 Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karena
ia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan
gerak dan bersifat kaku,
 Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,
memperpendek atau memperpanjang pesan,
 Pembuatannya lebih lama.
3.
Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam
bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
 Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki
persiapan yang baik,
 Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
 Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.

Kerugian :
 Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidak
akan mampu menarik perhatian hadirin,
 Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
 Memerlukan banyak waktu persiapan.
4.
Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan

sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi

pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yang paling baik dan paling

sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out- line hanya merupakan pedoman untuk

mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.

Keuntungan :
 Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena
pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau
khalayaknya,
 Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan
dan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
 Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
 Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangat
besar,
 Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-
jenis pidato dibedakan atas:
1.
Pidato Informatif(memberitahu /meng abarkan)ad alah
pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar

orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar

atas informasi yang disampaikan.

2.
Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato

yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan yang disarankan secara

sukarela bukan dengan sukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agar pendengar dapat

menyutujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.

3.
Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yang

tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain. Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya

pendengar sehingga muncul suatu kegembiraan.

Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri,

melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik

berat (emphasis) tujuan pokok pidato.

D. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :

1. Pembukaan dengan salam pembuka,

2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi

3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran,


rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
E. Langkah-Langkah Penyusunan Pidato
Efendi, Mila, Irma, Ummi
ICP Of Physics’09
8
Makalah Bahasa Indonesia
“PIDATO”

Sebelum berpidato, berdakwah, atau berceramah, seseorang harus mengetahui lebih dulu apa yang akan

disampaikan dan tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak; bagaimana akan mengembangkan topik bahasan.

Dengan demikian, dalam tahap persiapan pidato, ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih Topik dan

Tujuan Pidato dan (2) Mengembangkan Topik Bahasan.

1. Memilih Topik dan Tujuan Pidato

Seringkali seseorang menjadi bingung ketika harus mencari topik yang baik, seakan-akan dunia ini

kekeringan bahan pembicaraan, seakan- akan dirinya tidak memiliki keahlian apa-apa. Jangan bingung, karena

sebenarnya setiap orang memiliki keahlian masing-masing, hanya diri seringkali tidak menyadarinya. Mang Endang

mungkin tidak dapat berbicara tentang hukum waris dengan baik, tetapi Mang Endang dapat dengan lancar berbicara

tentang cara memperbaiki mobil yang rusak. Pak Haji Holis mungkin akan sangat lancar berbicara tentang hukum

waris, tetapi hampir pasti beliau akan gagap jika diminta menjelaskan bagaimana caranya memperbaiki mobil yang

mogok. Inilah yang disebut keahlian spesifik. Setiap orang punya potensi untuk ahli di bidangnya masing-masing.

Hal yang akan menjadi masalah bagi seseorang ketika harus berpidato adalah jika orang itu memaksakan diri

berbicara tentang persoalan yang tidak dikuasainya, hal yang tidak dipahaminya (Numawi kitu, ulah maksakeun

anjeun nyarios anu

urang nyalira henteu ngartos kana naon anu dicarioskeun!).


1.1 Kriteria Topik yang Baik
Untuk menentukan topik yang baik, seseorang dapat menggunakan ukuran-
ukuran sebagai berikut:
Topik Harus Sesuai dengan Latar Belakang Pengetahuan Pembicara
Efendi, Mila, Irma, Ummi
ICP Of Physics’09
9

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungkinan Anda lebih tahu daripada khalayak, Anda

lebih ahli dibandingkan dengan kebanyakan pendengar. Jika Anda merupakan orang yang paling tahu tentang tata

cara sholat yang baik dibandingkan dengan orang lain, maka berpidatolah dengan tema atau topik itu; sebaliknya

jika Anda tidak begitu paham tentang tata cara sholat yang baik, jangan pernah Anda memaksakan diri untuk

berbicara tentang masalah itu.

Topik Harus Menarik Minat Pembicara

Topik yang enak dibicarakan tentu saja adalah topik yang paling Anda senangi atau topik yang paling

menyentuh emosi Anda. Anda akan dapat berbicara lancar tentang kaitan berpuasa dengan ketentraman hati, sebab

Anda pernah merasa tidak tenang ketika pernah tidak berpuasa secara sengaja di bulan ramadhan.

Topik Harus Menarik Minat Pendengar

Dalam berdakwah atau berpidato, seseorang berbicara untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Jika tidak

ingin ditinggalkan pendengar atau diacuhkan oleh hadirin, Anda harus berbicara tentang sesuatu yang diminati

mereka. Walaupun hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada situasi dan latar belakang

khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan,

petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor, rahasia, atau hal-hal

yang memiliki manfaat nyata bagi hadirin adalah topik- topik yang akan menarik perhatian.

Topik Harus Sesuai dengan Pengetahuan Pendengar

Betapapun baiknya topik, jika tidak dapat dicerna oleh khalayak, topik itu bukan saja tidak menarik tetapi

bahkan akan membingungkan mereka. Oleh karena itu, sebelum Anda menentukan topik dakwah, ketahuilah

terlebih dahulu bagaimana rata-rata tingkat pengetahuan pendengar yang menjadi

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
10

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
khalayak sasaran pidato Anda. Gunakanlah bahasa, gaya bahasa, dan istilah- istilah yang dimengerti oleh hadirin,

bukan istilah-istilah yang hanya dipahami oleh Anda (meskipun istilah ituker en sekali).

Topik Harus Jelas Ruang Lingkup dan Pembatasannya

Topik yang baik tidak boleh terlalu luas, sehingga setiap bagian hanya memperoleh ulasan sekilas saja, atau

“ngawur”. Misalnya, Anda memilih topik Agama, tetapi orang tahu agama itu luas sekali. Agama bisa menyangkut

moralitas, sistem kepercayaan, cara beribadat, dan lain-lain. Agar topik yang diambil jelas, maka ambilah misalnya

tentang cara beribadat, lebih jelas lagi ambilah topik tentang sholat yang khusu’, dan seterusnya.

Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi

Maksudnya, seseorang harus memilih topik pidato atau topik dakwah yang sesuai dengan waktu yang tersedia

dan situasi yang terjadi. Jika Anda diberikan waktu untuk berbicara selama 10 menit, janganlah Anda memilih topik

yang terlalu luas yang tidak mungkin dijelaskan dalam waktu 10 menit. Jika Anda harus berbicara di hadapan para

santri yang rata-rata usianya belum akil baligh, janganlah Anda memilih topik dakwah tentang tata cara hubungan

suami-istri, bicaralah tentang kebersihan sekolah, misalnya.

Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain

Jika Anda memilih topik tentang Hadits Shahih danDhoif, lengkapi bahan pembicaraan Anda dengan sumber-

sumber rujukan (bisa berupa: kitab, buku, atau perkataan ulama) yang sesuai.

1.2. Merumuskan Judul Pidato


Hal yang erat kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul
adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Seringkali judul telah dikemukakan lebih dahulu kepada
khalayak, karena itu judul perlu dirumuskan terlebih dahulu. Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat,
yaitu:relevan,propokatif, dan

singkat.Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan;


Propokatif artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar;Singkat berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya,
dan mudah diingat.
1.3. Menentukan Tujuan Pidato

Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato biasanya

dirumuskan dalam tiga hal:memberitahukan (informatif),mempengaruhi (persuasif), danmenghibur (rekreatif).


Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya

dapat diukur tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera.

Hubungan antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus dapat
dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:
Topik
: Faedah memiliki sifat pemaaf
Judul
: Pemaaf Sumber Kebahagiaan
Tujuan Umum
: Informatif (memberi tahu)
Tujuan Khusus
: Pendengar mengetahui bahwa:

Sifat dendam menimbulkan gangguan
jasmani dan rohani

Sifat pemaaf menimbulkan ketentraman
jiwa dan kesehatan
2. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan

Bila topik yang baik sudah ditemukan, maka yang diperlukan adalah keterangan untuk menunjang topik

tersebut. Keterangan penunjang (supporting points) dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
12

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
kesan, menambah daya tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam
macam teknik pengembangan bahasan dalam berpidato antara lain :
Penjelasan. Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau
kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan dengan
cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah Iman kepada
Allah Anda jelaskan dengan kalimat: “Iman adalah rasa percaya dan yakin

akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya.”


Contoh. Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga

lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat berupa cerita yang rinci yang disebutilustrasi. Untuk

memberikan contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang kesabaran Nabi Ayub dalam

menghadapi cobaan Allah melalui penyakit kulit yang dideritanya.

Analogi. Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Ada dua macam analogi:
analogi harfiyahdan analogi kiasan. Analogi harfiyah (literal analogy)

adalah perbandingan di antara objek-objek dari kelompok yang sama, karena adanya persamaan dalam beberapa

aspek tertentu. Misalnya, membandingkan manusia dengan monyet secara biologis. Analogi kiasan adalah

perbandingan di antara objek-objek di antara kelompok yang tidak sama.

Testimoni. Testimoni ialah pernyataan ahli yang dikutip untuk menunjang

pembicaraan pembicara. Pendapat ahli itu dapat diambil dari pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara

televisi, dan lain-lain, termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya.

Statistik. Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk


menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil
untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.
Efendi, Mila, Irma, Ummi
ICP Of Physics’09
13

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
Misalnya, untuk melukiskan betapa bobroknya akhlak generasi muda di
Indonesia, seseorang menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara,
menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di Indonesia
telah melakukan hubungan seks sebelum nikah…”
Perulangan. Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan
mengingatkan kembali.
2.1. Teknik Menyusun Pesan Pidato

H.A. Overstreet, seorang ahli ilmu jiwa untuk mempengaruhi manusia, berkata, “let your speech march”.

Suruh pidato Anda berbaris tertib seperti barisan tentara dalam suatu pawai. Pidato yang tersusun tertib (well-

organized) akan menciptakan suasana yang favorable, membangkitkan minat,


memperlihatkan pembagian pesan yang jelas, sehingga memudahkan pengertian, mempertegas gagasan pokok, dan

menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran secara logis. Pengorganisasian pesan dapat dilihat menurut isi

pesan itu sendiri atau dengan mengikuti proses berpikir manusia. Yang pertama disebut organisasi pesan (messages

organization) dan yang kedua disebut pengaturan pesan (message arrangement).

2.2. Organisasi Pesan


Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan (sequence),
yaitu:d edu k tif,induktif,k ron ologis,logis,s pas ial, dantopikal.
Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian
memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan, dan bukti.
Urutan induktif dikemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Jika seseorang menyatakan dulu mengapa perlu menghentikan
kebiasaan merokok, lalu menguraikan alasan-alasannya, berati orang tersebut
Efendi, Mila, Irma, Ummi
ICP Of Physics’09
14

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”

menggunakan urutan deduktif. Tetapi bila seseorang menceritakan sekian banyak contoh dan pernyataan dokter

tentang akibat buruk merokok dan kemudian menyimpulkan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan, maka orang

tersebt menggunakan urutan induktif.

Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya


peristiwa.
Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau dari akibat ke
sebab. Bila Anda menjelaskan proses kekufuran dari sebab-sebabnya lalu ke
gejala-gekalnya, maka Anda mengikuti urutan logis dari sebab ke akibat..
Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat. Cara ini dipergunakan
jika pesan berhubungan dengan subjek geografis atau keadaan fisik lokasi..
Urutan topikal, pesan disusun berdasarkan topik pembicaraan: klasifikasinya,
dari yang penting ke yang kurang penting, dari yang mudah ke yang sukar,
dari yang dikenal ke yang asing.
2.3. Pengaturan Pesan

Bila pesan sudah terorganisasi dengan baik, kemudian perlu menyesuaikan organisasi pesan ini dengan

cara berpikir khalayak pendengar. Urutan pesan yang sejalan dengan proses berpikir manusia disebut oleh Alan H.

Monroe sebagai motivated sequence (urutan bermotif). Menurut Monroe, ada lima tahap urutan bermotif: perhatian

(attention), kebutuhan (needs),

pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).


Dengan demikian, pidato yang baik dan efektif adalah pidato yang sejak awal mampu membangkitkan perhatian

khalayak pendengar, mampu membuat pendengar merasakan adanya kebutuhan tertentu, memberikan petunjuk

bagaimana cara memuaskan kebutuhan tersebut, dapat menggambarkan dalam pikirannya penerapan usul yang

dianjurkan kepadanya, dan akhirnya

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
15 mampu menggerakkan khalayak untuk bertindak sesuai anjuran yang

disarankan.

Misalnya, seseorang akan mengajak yang lainnya untuk memotong rambutnya yang gondrong. Pembicara

memulai pembicaraan dengan melontarkan perkataan: “Lihat rambutmu!!! Kutu-kutu bergelantungan

dengan bebasnya…” Anda sedang memasuki tahap perhatian. Lalu Anda


berkata lagi, “Kutu-kutu itu tentu membuat kepalamu gatal dan kamu pasti
tidak bisa tidur nyenyak…” Anda tengah berada pada tahap membangkitkan
kebutuhan. “Memotong rambut itu mudah dan murah, cukup dengan uang Rp

3.000 atau bahkan gratis…” Anda masuk pada tahap pemuasan. “Jika kamu tetap membiarkan rambutmu jabrig

begitu dan membebaskan kutu-kutu menyedot darahmu, kamu tampak seperti orang kurang waras dan mustahil

gadis-gadis di desa ini akan tertarik kepadamu…, tapi jika kamu cepat memotong dan merapihkan rambutmu, kutu-

kutu itu akan segera mengucapkan selamat tinggal pada kepalamu dan gadis-gadis cantik akan mengucapkan

selamat datang arjunaku…” Anda sudah masuk pada tahap

visualisai. “Ayo, cukurlah rambutmu sekarang…!!!” Anda melakukan tahap


tindakan.
2.4. Membuat Garis-garis Besar Pidato

Garis-garia besar (out-line) pidato merupakan pelengkap yang amat berharga bagi pembicara yang

berpengalaman dan merupakan keharusan bagi pembicara yang belum berpengalaman. Garis besar pidato ibarat peta

bumi bagi komunikator yang akan memasuki daerah kegiatan retorika. Peta ini memberikan petunjuk dan arah yang

akan dituju. Garis besar yang salah akan mengacaukan “perjalanan” pembicaraan, dan garis besar yang teratur akan

menertibkan “jalannya” pidato.

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
16
Makalah Bahasa Indonesia
“PIDATO”
Garis-garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian:pengantar,
isi, dan penutup. Dengan menggunakan urutan bermotif dari Alan H.

Monroe, dapat dibagi menjadi lima bagian: perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi, dan tindakan. Perhatian

ditempatkan pada pengantar; kebutuhan, pemuasan, dan visualisasi ditempatkan pada isi; dan tindakan ditempatkan

pada penutup pidato.

F. Persiapan Pidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan

persiapan berikut ini :

1. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum

2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan

3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.

4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.

5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

G.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato


Berpidato yang baik harus memperhatikan beberapa syarat, diantaranya :
1. Berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang
pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia.

2. Pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya. Pergunakan bahasa

baku jika berpidato dalam forum resmi, misalnya : seminar, rapat, sidang dsb.

3. Materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar. Jangan menggunakan materi yang justru

bertentangan dengan kemauan, adat, norma, agama atau tatanan yang dianut oleh masyarakat pendengar.

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
17

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
4. Penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi. Jangan memfonis

pendengar dengan memaksakan pendapat atau kehendak.

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
18

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak dengan mengandalkan

kemampuan bahasa sebagai alatnya.

2. Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman, menghibur,

mendidik, propaganda, penyambung lidah seseorang.

3. Jenis-Jenis Pidato
• Berdasarkan sifat dan isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas: Pidato
Pembukaan, Pidato Pengarahan, Pidato Sambutan, Pidato Peresmian,
Pidato Laporan, dan Pidato Pertanggungjawaban,
• Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan
pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas: Pidato Impromptu (serta merta),
Pidato Manuskrip, Pidato Memoriter, dan Pidato Ekstemporan.
• Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis-jenis pidato
dibedakan atas: Pidato Informatif, Pidato Persuasif, dan Pidato Rekreatif.

4. Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka, pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi

atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup (kesimpulan, harapan,

pesan, salam penutup, dll)

5. Kriteria topik yang baik sebagai berikut: topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara, menarik

minat pembicara, menarik minat pendengar, sesuai dengan pengetahuan pendengar, jelas ruang lingkup dan

pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi, ditunjang dengan bahan yang lain.

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
19

Makalah Bahasa Indonesia


“PIDATO”
6. Dalam merumuskan judul pidato sebaiknya harus memenuhi tiga syarat,
yaitu: relevan, propokatif, dan singkat.

7. Teknik Mengembangkan Pokok Bahasan dalam Berpidato ada enam macam yakni: Penjelasan, Contoh, Analogi,

Testimoni, Statistik, Perulangan.

8. Dalam menyusun sebuah pidato dan mengurutkan gagasan utama dan penjelas yang disebut Organisasi pesan dapat

mengikuti enam macam urutan (sequence), yaitu: deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.

9. Dalam penyampaian pesan pidato, pesan harus sejalan dengan urutan proses berfikir manusia yakni disebut sebagai

motivated sequence (urutan bermotif) yang terdiri atas lima urutan yakni : perhatian (attention), kebutuhan(needs),

pemuasan (satisfaction), visualisasi (visualization), dan tindakan (action).

10. Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato

secara umum, mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata yang mudah

dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan tema acara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan

pidato, dsb.

11. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusana yang sopan dengan melihat situasi, macam

latar belakang pendengarnya, acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dan komunikatif

sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidato harus sesuai dengan yang diinginkan pendengar;

penampilan harus dengan rasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.

Efendi, Mila, Irma, Ummi


ICP Of Physics’09
20
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Emha.______. Tehnik dan Pedoman Berpidato. Surabaya: CV. Amin
Al
Ansori,
Sofyan.
2010.
Jenis-Jenis
Pidato.
http://copiyan.wordpress.com/2010/02/28/jenis-jenis-pidato/ (diakses tanggal
4 Mei 2010)
Anonim. 2008. Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan
Pidato
Sambutan.
http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat-
metode-susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 4 Mei
2010)
Anonim. 2010. Jenis Pidato.http:// archevn.hos t22.co m/pag e4.htm l (Diakses tanggal
4 Mei 2010)
Anonim.
2010.
Langkah-langkah
Menyusun
Pidato.
http://palakacomputer.blogspot.com/2010/01/langkah-menyusun-pidato.html
(Diakses tanggal 14 Mei 2010)
Isdaryanto.
2010.
Pengertian
Pidato
dan
Kata
Sambutan.
http://www.isdaryanto.com/kumpulan-contoh-pidato-lengkap
(diakses
tanggal 4 Mei 2010)
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Efendi, Mila, Irma, Ummi
ICP Of Physics’09
21

You might also like