You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DIAGNOSA KLINIK

MAYA NURWARTANTI YUNITA 060810275

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2010
TUGAS LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK

Sebelum dokter hewan memeriksa keadaan pasien yang datang maka pemilik hewan
yang sakit tersebut hendaknya memberitahu identitas serta keadaan hewan tersebut. Supaya
mempermudah dokter hewan dalam mendata kondisi hewan, mendiagnosis abnormalitasnya dan
identitasnya maka diperlukan sebuah kertas yang biasa disebut Ambulator.

Ambulator terdiri dari beberapa bagian yaitu :

1. Sinyalement

Termasuk didalamnya yaitu :

- Nama hewan

- Jenis hewan

- Jenis kelamin

- Warna bulu

- Umur

Semua hal tersebut sangat penting untuk diketahui lebih dulu guna mengambil
tindakan lenih lanjut, hal ini dikarenakan dapat memudahkan dalam penanganannya agar
tepat sasaran, misalnya tiap jenis hewan, jenis kelamin, umur dan ras mempunyai
kelemahan yang berbeda – beda pada masing – masing hewan.

2. Anamnesa
adalah menggali informasi yang berkaitan dengan penyakit hewan tersebut pada
pemilik atau orang yang membawanya.

Anamnesis dibagi 3, yaitu : anamnesis saat itu, anamnesis masa lalu, dan anamnesis
umum serta tinjauan lingkungan.
Pertanyaan yang umum diajukan saat anamnesa meliputi:

• Nafsu makan
• Apakah sudah pernah di beri obat cacing atau vaksin sebelumnya
• Gejala yang timbul
contoh: muntah berapa lama?

warna?

konsistensi?

3. Inspeksi
pemeriksaan dengan melihat saja.

4. Palpasi
Bertujuan untuk mendeteksi perubahan-perubahan patologik organ/jaringan yaitu
pada ukuran, bentuk, konsistensi dan temperatur. Ada 2 macam palpasi, yaitu palpasi
secara langsung (menggunakan jari-jari, satu atau dua tangan) dan palpasi secara tidak
langsung (menggunakan bantuan sonde/probe).

5. Perkusi
Bertujuan untuk memeriksa kelainan-kelainan pada torak (paru dan jantung),
rongga abdominal, sinus paranasal, emfisema subkutan. Pada hewan besar dilakukan
dengan bantuan pleksimeter dan palu perkusi, pada hewan kecil dilakukan dengan jari
tengah yang satu sebagai pleksimeter dan jari tengah yang lain sebagai palu.

6. Auskultasi
Bertujuan untuk mendengarkan suara yang dihasilakan oleh aktivitas fungsional
suatu organ tubuh (pemeriksaan paru-paru, trakhea, jantung, dan bagian-bagian dari
saluran digesti). Auskultasi biasa dilakukan dengan memakai stethoscope.
7. Metoda diagnosa lain
- Radiologi, kateter
- Lab : kimiawi, hematologi, bakteriologi, parasit

Pemeriksaan klinik pada mamalia dibagi 2 bagian, yaitu :

1.Pemeriksaan umum, termasuk inspeksi umum.

2.Pemeriksaan regional (umumnya pada hewan besar, contoh : sapi) dan atau
sistematik (umumnya pada hewan kesayangan, contoh : kucing)

Pada rekam medis yang harus dicatat dan diperiksa adalah

• Temperatur Rektal
• Frekuensi Pulsus
• Freekuensi Nafas
• Berat Badan
• Kondisi Umum
• kulit Bulu
• Membrana Mukosa
• Kelenjar Limfa
• Muskuloskeletal
• Sistem Sirkulasi
• Sistem Respirasi
• Sistem Digesti
• Sistem Urogenital
• Sistem Saraf
• Mata Telinga
HASIL PEMERIKSAAN

Praktikum kali ini kami menggunakan seekor kucing.

Tanggal : 26 Oktober 2010

Nama hewan : -

Jenis hewan : kucing lokal

Jenis kelamin : Betina

Warna bulu : Abu-abu putih

Umur : 2 bulan

• Temperatur Rektal
Pengukuran dilakukan dengan cara memasukkan termometer kedalam anus kucing
selama beberapa saat.

Hasilr pemeriksaan = 38,4˚C

Temperatur normal kucing = 37,8˚C – 39,2˚C

• Frekuensi Pulsus
Bagian yang mudah digunakan dalam menghitung pulsus adalah kaki belakang kiri
dengan dua tangan.

Hasil pemeriksaan = 120/menit

Frekuensi pulsus normal kucing = 110-130/menit

• Frekuensi Nafas
Di dapat dengan cara menghitung pergerakan thorax kucing.

Hasil pemeriksaan = 66 kali / menit

Frekuensi nafas normal kucing = 20-30 kali / menit


Pemeriksaan frekuensi nafas kucing yang kami periksa jauh di atas normal mungkin
disebabkan kucing sangat ketakutan.

• Berat Badan
Penimbangan berat badan di lakukan untuk mengetahui kurus tidaknya kucing.

Hasil pemeriksaan = 1,1 kg

• Kondisi Umum
Hasil pemeriksaan = Termasuk normal meskipun terhitung kurus karena berat badan
hanya 1,1 kg di usia 2 bulan.

Sikap tubuh, cara berdiri (postur), dan berjalan juga harus diperhatikan. Kerena abnormal
postur kadang merupakan indikasi penyakit, misalnya saja penyakit pada tulang,
persendian, tendon, muskulus, saraf, laminitis, osteo distrofibrosa, peningkatan tonus
muskulus pada tetanus.

• Kulit Bulu
Pada pemeriksaan kulit dan bulu perlu diperhatikan: warna bulu, keadaan bulu, elastisitas
kulit, permukaan kulit, pruritis, kelenjar lemak, kelenjar keringat, dan bau. Mengetahui
elastisitas kulit dapat dilakukan dengan mencubit → menarik → melepas kembali →pada
bagian leher, punggung, rusuk.

Hasil pemeriksaan = Normal, terdapat alopecia, dehidrasi ringan 2-5%, tidak terdapat lesi
tumor dan ektoparasit

• Membrana Mukosa
Untuk mengetahui normal tidaknya aliran darah maka dapat diketahui dengan menekan
gusi hewan dengan jari kemudian melepaskannya.hal ini bertujuan untuk memeriksa
waktu isi ulang kapiler. Ketika sebuah daerah gusi ditekan darah dipaksa keluar dari
kapiler. Ketika tekanan dilepaskan darah harus segera mengisi ulang kapiler. Waktu
normal yang diperlukan untuk kapiler isi ulang pada anjing dan kucing adalah 1,5 detik.
Sebuah waktu isi ulang yang berkepanjangan (CRT) terjadi ketika darah tidak cukup
mengalir. Hal ini bisa terjadi jika hewan dalam keadaan shock. Hal ini juga dapat terjadi
akibat penyakit jantung tertentu. Pemeriksaan juga dapat dilakukan pada mukosa mulut
dan mata.

Hasil pemeriksaan = berwarna merah muda

• Kelenjar Limfa
Minimal 4 kelenjar yang harus diperiksa.

1. kelenjar cervical sekitar rahang


2. popliteal sekitar kaki belakang
3. axillaris di ketiak
4. mesenterika di abdomen
Hasil pemeriksaan = Normal

• Muskuloskeletal
Pemeriksaan muskuloskeletal dengan melakukan palpasi sendi, kepala leher, kaki.
Biasanya untuk mengetahui ada tulang yang patah atau tidak.

Hasil pemeriksaan = Normal

• Sistem Sirkulasi
Pemeriksaan sirkulasi dengan bantuan stethoscope. Periksa suara jantung untuk
mengetahui adanya thrill, arithmia ataupun murmur.

Hasil pemeriksaan = Normal

• Sistem Respirasi
Pada pemeriksaan respirasi perlu diperhatikan: gerakan cuping hidung, cara-cara
bernafas, discharge nasal, rongga/sinus hidung, lgl. Submaxillaris, batuk/tidak, larynx,
trachea, perkusi, dan auskultasi thorax, perlu diperhatikan juga mengenai kecepatan
(rate), type (karakter), ritme (irama), dan dalamnya (intensitas). Variasi kecepatan
respirasi disebabkan karena ukuran tubuh, umur, setelah melakukan exercise, bunting,
dan sehabis makan kenyang (dikarenakan karena rumen penuh makanan)
Hasil Pemeriksaan = Normal

• Sistem Digesti
Meliputi pemeriksaan halitosis mulut gigi tonsil kelenjar ludah, muntah, diare, palpasi
abdomen (untuk memeriksa usus halus, kolon, limpa, hepar), feses (frekuensi, warna,
konsistensi), parasit.

Hasil pemeriksaan = Normal

• Sistem Urogenital
- Frekuensi minum (naik,turun)
- Urine (naik,turun,dsyuria)
- Palpasi (kemih, ginjal)
- Jantan (penis, preputium, scrotum, testis, prostat)
- Betina (vulva sker, vagina pseudocyesis)
- Estrus terakhir (partus terakhiir)
- Mammae (bengkak keras puting)
Hasil pemeriksaan = Normal

• Sistem Saraf
- Disposisi (tidak pada tempatnya)
- Trauma kepala
- Scizure (kejang)
Hasil pemeriksaan = Normal

• Mata Telinga
- Mata : entropion, ektropion, distichhiasis, epiphora, posisis bola mata
- Kornea : ulcer, lascrasi, keratitis
- Pinna : luka, lesi
- Kanal : wax, infeksi ektoparasit (tungau octodectes→ear mite) apabila
ada serumen berbau dan berwarna putih itu akibat dari infeksi bakteri.
Hasil pemeriksaan = Normal

Diagnosis = hewan secara keseluruhan diduga sehat, hanya mengalami sedikit dehidrasi.
Prognosis = -

KESIMPULAN

1. Penulisan rekam medis sangat dibutuhkan untuk mengetahui riwayat penyakit yang
pernah diidap pasien.
2. Diagnosis sangat penting untuk dokter hewan sedangkan prognosis sangat penting dan
dibutuhkan oleh pemilik hewan.
3. Terapi diberikan setelah diagnosis diputuskan.
4. Anjing dan kucing yang telah diperiksa pada saat praktikum diagnosa klinik ini tidak ada
gejala – gejala klinis yang abnormal sehingga mengarah ke suatu penyakit tertentu.
anjing dalam keadaan sehat.

You might also like