Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Indah Karlinda (2009130101)
Marcellina Ceria Marhendarti (2009130137)
Mareta Yohana Desinta (2009130139)
Mariani (2009130143)
Natalia Putri Carolina (2009130172)
Okky Septiany (2009130183)
Rahel Sulaiman (2009130194)
Yasmine Maulidina (2009130263)
Fitria Dian Rahmawati (2009130289)
STIKS TARAKANITA
JAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang merupakan syarat untuk
memenuhi nilai tugas kelompok mata kuliah Kepemimpinan.
Penyelesaian makalah ini tentunya tidak luput dari bantuan berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini kami meyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang terkait.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II TEORI..........................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
Memahami pentingnya kepala eksekutif dalam organisasi.
Memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen kepemimpinan.
Memahami pentingnya kepemimpinan strategis.
Memahami bagaimana manajemen kesan dan atribusi mempengaruhi penilaian
mengenai kompetensi pemimpin.
Memahami kondisi yang sulit bagi seorang eksekutif melakukan perubahan
dalam organisasi.
Memahami hubungan antara masa jabatan di kantor dengan perilaku
kepemimpinan kepala eksekutif.
Memahami kesulitan yang dihadapi eksekutif
Memahami prosedur yang digunakan untuk mengawasi lingkungan
BAB II
TEORI
Menurut kelompok kami, Bob Sadino adalah sosok yang mewakili satu dari sekian
banyak pemimpin yang disegani dan disenangi oleh bawahannya. Karena didalam prinsipnya,
bawahan sudah seperti keluarganya sendiri dan juga rasa saling memiliki sebagai rekan kerja
untuk saling menghargai, mendukung, semua memiliki fungsi dan kekuatan, disertai dengan
pola pikir beliau dimana meskipun dia adalah seorang pemimpin tetapi kearoganan sebagai
seorang pemimpin tidak nampak dalam dirinya. Sebagai pendiri dan pemilik tunggal dari
Kem Chicks (supermarket), ia tidak segan untuk terjun langsung melayani pelanggan di
supermarket karena menurut beliau kepuasan pelanggan adalah kepuasan diri sendiri.
Pemikirannya dimana ilmu bukanlah segalanya dalam hidup ini melainkan tindakan
langsung dan observasi lapangan adalah yang utama karena menurutnya ilmu hanya
mempersulit dan memperbodoh kita saja.
Bob Sadino juga bukan tipe orang yang mempersulit suatu hal, menurutnya jika ada
cara yang lebih mudah mengapa tidak pakai cara yang mudah saja. Itu juga bisa dikatakan
sebagai salah satu hal penting yang harusnya dimiliki oleh pemimpin pada umumnya tetapi
tidak dimiliki oleh pemimpin lainnya. Walaupun terkadang tindakan yang dilakukannya tidak
disertai dengan rencana sebelumnya, tetapi hasil tindakannya itu dapat menjadi sesuatu yang
berharga nantinya. Walaupun pada aturannya sebelum melakukan tindakan kita harus
melakukan rencana sesuai dengan teori yang ada, namun menurut Bob itu bukan menjadi
prioritas yang utama disaat kita dapat mempercayai tindakan kita. Om Bob, begitu panggilan
akrabnya, mengungkapkan bahwa kebanyakan orang terlalu lama memikirkan rencana dan
pada akhirnya tidak cepat bertindak sedangkan yang paling penting adalah tindakan.
’’Rencananya hanya buat orang pinter, saya bersyukur saya goblok. Kalau saya pintar, saya
akan seperti Anda.”, jangan takut mencoba, yang penting kemauan, komitmen, berani
mencari dan menangkap peluang.
Om Bob berhasil membuktikan bahwa tanpa mengikuti teori pun seseorang bisa
sukses. Menurut Om Bob, kunci sukses adalah tidak mudah menyerah dan jangan takut untuk
gagal dan berani menerima kegagalan karena dengan kegagalan, kita bisa belajar bagaimana
ke depan lebih baik lagi. Usaha harus dijalankan dengan kesenangan bukan karena
keterpaksaan. Tidak harus cerdas dan bekerja keras untuk menjadi pengusaha sukses.
Menurutnya, seorang pengusaha harus bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko.
Sebab orang yang mengambil risiko kecil, hasilnya juga kecil.
Bob Sadino dapat melihat peluang yang tidak dilihat oleh orang lain, Indonesia
memiliki sumber daya alam yang kaya, maka ia membangun usaha perkebunan dan
pertanian. Bob mengatakan peluang bisnis pertanian cukup besar, tidak hanya pasar
internasional tetapi juga pasar dalam negeri Indonesia. Bob Sadino adalah orang pertama
yang mengenalkan telur di Indonesia karena dulu orang tidak biasa mengkonsumsi telur yang
berasal dari ayam broiler. Bob Sadino pula yang pertama kali memperkenalkan menanam
sayuran tanpa tanah (hidroponik). Padahal saat itu tidak ada pasarnya. Tetapi, kegigihan
seorang Bob Sadino telah menciptakan pasarnya.
Dalam hal mengelola bisnis, Om Bob mempercayakan pada anak buahnya, beliau
hanya memantau saja, tetapi tentu keputusan-keputusan penting berada di tangan Om Bob.
Jika ada anak buahnya yang berbuat kesalahan, Om Bob tidak langsung memecatnya,
melainkan beliau menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya tersebut.
Sejak dua tahun lalu pengusaha berumur 77 tahun ini telah melepas salah satu asetnya
yaitu PT Kemang Food Industries (Kemfood) yang sebelumnya Om Bob memiliki tiga lini
bisnis utama yaitu Kem Chicks (bidang usaha ritel), Kemfood (bisnis makanan olahan), dan
Kemfarm (bidang perdagangan sayuran). Beliau menjual Kemfood bukan karena adanya
kesalahan manajemen sehingga keuangan memburuk namun karena baginya, keuntungan
terbesar adalah saat melihat bisnis yang beliau bangun bisa semakin berkembang di tangan
orang lain. Om Bob berkeyakinan, saat bisnis semakin besar, maka tingkat kesulitannya pun
semakin besar dan hal tersebut akan membuatnya semakin pusing.
Bagi Om Bob, keuntungan bukan sekedar materi. Bagi dia, sukses membangun bisnis
dari nol adalah kebahagiaan yang abadi. Tidak heran Bob tidak menyesal saat harus melepas
Kemfood, beliau bahagia jika orang lain bisa meneruskan usaha yang telah ia rintis. Bob juga
senang bisa mengenalkan sesuatu yang kemudian dikenal banyak orang seperti melon, timun
jepang, tanaman hidroponik, hingga jagung manis. Di usianya yang semakin tua, Bob tidak
mau terlalu pusing memikirkan bisnis. “Usaha makin berkembang, mengelolanya tambah
berat,” ujarnya.
Jadi, dengan melihat sosok Bob Sadino sebagai pengusaha sukses, kami
menyimpulkan bahwa seorang eksekutif yang memiliki kepemimpinan strategis sangatlah
dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Bagaimana seorang eksekutif memimpin sangat
mempengaruhi bagaimana jalannya sebuah organisasi. Seorang eksekutif harus mampu
melihat dan peka terhadap ancaman dan menemukan kesempatan dalam cara yang tepat
waktu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Menurut kelompok kami, Kepemimpinan Strategis oleh Para Eksekutif tidak hanya
membutuhkan kecerdasan teori semata melainkan membutuhkan keterampilan dalam
memimpin organisasi sehingga kemampuan teori yang dimiliki dapat direalisasikan dengan
baik. Selain itu kerjasama antara pemimpin dengan bawahan juga sangat diperlukan untuk
mendukung kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan bersama.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/28/01013684/Kiat.Sukses.Bob.Sa
dino.bagi.Kaum.Muda
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/bob-sadino/index.shtml