You are on page 1of 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Negara Indonesia, terdapat sebagian rakyatnya yang merasa dirinya
tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak memberi
perhatian maupun bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya,
tidak mempedulikan pendidikan mereka dan keluarganya, tidak mengobati
penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-
akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang mereka rasakan. Dengan
keadaan semacam itu, timbulah suatu pertayaan ditengah masyarakat tersebut.
Benarkah mereka masih memiliki hak-hak mereka sebagai Warga Negara
Indonesia?akankah hak-hak yang seharusnya diterima oleh setiap warga
negara seperti halnya warga lainya tidak ada lagi pada mereka?
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum
didapat, ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga
negara telah didapat, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya
sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela negaranya diakala hak-hak
negeri ini dirampas oleh negara seberang, mereka tidak mau tahu dikala hak
paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain,
dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi
kepentingan pribadi. Memang sangat ironis sekali, tetapi begitulah keadaan
sebenarnya. Seakan keadilan di Negara ini hampir tidak ada lagi, yang kecil
akan selalu di bawah, dan yang berkuasa akan selalu menang.
Kesenjangan antara hak dan kewajiban seperti yang telah terjadi,
sangatlah tidak sesuai dengan perundang-undangan Negara Indonesia.
Dimana pada UU kewarganegaraan No.12 tahun 2006 telah diatur tentang
semua masalah yang menyangkut kewarganegaraan Indonesia. Pada undang-
undang tersebut juga membahas tentang cara-cara untuk menjadikan
seseorang sebagai Warga Negara Indonesia dan bagaimana seseorang bisa
kehilangan haknya sebagai Warga Negara Indonesia.
2

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa
masalah, yaitu:
1. Kesenjangan yang terjadi antara pemenuhan hak dan kewajiban warga
negara.
2. Hilangnya hak dan kewajiban sebagian Warga Negara Indonesia.
3. Ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat yang tertindas hak-haknya.
4. Undang-undang yang mengatur tentang kewarganegaraan.

C. Batasan Masalah
Karena banyaknya masalah yang muncul dalam identifikasi masalah
diatas maka untuk memfokuskan dan pengkajian secara lebih mendalam,
penulis akan membatasi pada poin-poin berikut:
1. Hilangnya hak dan kewajiban sebagian Warga Negara Indonesia.
2. Ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat yang tertindas hak-haknya.
3. Undang-undang yang mengatur tentang kewarganegaraan.

D. Rumusan Masalah
1. Bentuk hak-hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia.
2. Sudahkah hak dan kewajiban tersebut diterima dan dilaksanakan oleh
semua warga negara dengan baik?
3. Bagaimana cara memperoleh atau kehilangan Warga Negara Indonesia.
4. Upaya-upaya yang harus ditempuh untuk melaksanakan hak dan
kewajiban warga negara dengan baik.

E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah
untuk menjelaskan tiga hal berikut:
1. Menjelaskan bentuk-bentuk hak dan kewajiban yang seharusnya diterima
dan dilaksanakan oleh setiap Warga Negara Indonesia.
3

2. Menjelaskan pelaksanaan dalam penerapan hak dan kewajiban pada


seluruh Warga Negara Indonesia.
3. Menjelaskan proses dan prosedur ataupun tata cara dalam menjadikan
seseorang sebagai Warga Negara Indonesia yang legal dan sah menurut
hukum dan perundang-undangan yang berlaku, baik berasal dari rakyat
penduduk Indonesia asli ataupun warga negara asing. Selain itu juga
menjelaskan bagaimana proses kehilangan seorang Warga Negara
Indonesia yang kemudian menjadi warga negara asing.
4. Menjelaskan cara-cara yang bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat itu
sendiri untuk memenuhi hak dan kewajiban setiap Warga Negara
Indonesia.

F. Kegunaan Penulisan
1. Untuk menjelaskan tentang semua permasalahan yang menyangkut
tentang hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia.
2. Untuk memperjelas bagaimana cara memperoleh warga negara dan
kehilangan warga negara.
3. Menjadi wacana bagi pembaca yang membahas tentang masalah-masalah
yang menyangkut tentang kewarganegaraan.
4. Menjadi wadah bagi penulis untuk menyalurkan ide.
4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori.
1. Pengertian Hak
Secara umum, hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita
dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Contohnya: hak
mendapatkan pengajaran, hak mendapatkan perlindungan, dll. Adapun
Prof. Dr. Notonagoro mendefinisikannya sebagai berikut: “Hak adalah
kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima
atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya”.
Demikian pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, prinsip seperti
itu pun tetap berlaku. Setiap warga negara yang dapat diakui secara sah,
berhak mendapat hak-haknya sebagai bagian dari warga Negara
Indonesia. Hak-hak yang bisa didapat oleh setiap warga negara tercantum
dalam undang-undang dasar 1945. Secara terperinci tertulis bahwa hak-
hak warga negara terbagi dalam beberapa aspek. Seperti hak untuk hidup,
hal memperoleh pendidikan, hak mendapat perlindungan keamanan, dll.
Disamping hak-hak tersebut, juga ada kewajiban-kewajiban sebagai
warga negara yang wajib dipenuhi. Hak-hak warga negara tercantum
dalam UUD, contohnya pada pasal-pasal sebagai berikut:
1. Pasal 27 ayat 2 : setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
2. Pasal 27 ayat 3: Setiap warga Negara berhak ikut campur dalam usaha
pembelaan negara.
3. Pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran secara lisan dan tulisan dan sebagainya.
4. Pasal 28A : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan.
5

5. Pasal 28C ayat 1 : Hak untuk mengembangkan diri melalui kebutuhan


dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, dan meningkatka
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

2. Pengertian Kewajiban
Wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya
dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain,
manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan (Prof. Dr. Notonagoro). Sedangkan Kewajiban adalah
Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Contohnya : melaksanakan aturan-aturan hukum, membayar pajak dengan
teratur dan baik, dan lain sebagainya. Kewajiban dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara juga banyak bentuknya. Terbagi dalam beberapa
aspek kehidupan dan pemerintahan. Kewajiban-kewajiban tersebut
menjadi sangat wajib karena telah terulis dan disahkan di dalam undang-
undang. Bagi pihak-pihak yang tidak melaksanakan kewajibanya dengan
baik, tentunya akan mendapat sangsi dari pihak berwenang atau
pemerintah. Contoh kewajiban warga negara yang tercantum dalam UUD
1945:
1. Pasal 27 ayat 3 : Setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha
membela negara.
2. Pasal 31 ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
3. Pasal 23 ayat 2 : Setia membayar pajak untuk negara.

3. Pengertian Warga Negara


Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh
pemerintah negara tersebut dan mengakui pemerintahnya sendiri. Adapun
pengertian penduduk menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang
6

bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili)


dalam wilayah negara itu. Kewarganegaraan Indonesia diatur menurut
Undang-Undang 1945,yaitu:
1. Pasal 26 ayat 1: Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.
2. UU nomor 62 Tahun 1958 pasal 1:
Warga Negara Republik Indonesia adalah:
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau
perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku
sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah warga negara Republik
Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayahnya, seorang warga negara RI, dengan
pengertian bahwa kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai
sejak adanya hubungan hukum kekeluargaan ini diadakan sebelum
orang itu berumur 18 tahun, atau sebelum ia kawin pada usia di
bawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia,
apabila ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI.
d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila
ia pada waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya.
7

B. Kerangka koseptual

Pemenuhan Hak Pelaksanaan Kewajiban


Warganegara Warga Negara

Kesenjangan Antara Hak dan


KewajibanWarga Negara

Penyamarataan Hak dan Kewarganegaraan Yang


Kewajiban Warga Negara Sah Menurut UU

Keadilan Untuk Setiap


Warga Negara Indonesia
8

BAB III
METODOLOGI PENULISAN

A. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan karya tulis ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Metode ini merupakan satu cara yang digunakan
untuk menggambakrkan kondisi secara sistematik mengenai fakta tentang
kesenjangan yang teradi antara pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban
setiap Warga Negara Indonesia.

B. Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpula data yang penulis gunakan dalam pembuatan karya
tulis ini adalah library research. Penulis mengambil data dari beebagai
sumber bacaan, baik artikel dan jurnal para ahli, maupun tulisan-tulisan lain
yang memiliki kaitan dengan karya tulis ini.

C. Jenis sumber data


Jenis sumber data yang digunakan penulis dalam pembuatan karya tulis
ini bersifat sekunder, artinya sumber-sumber yang digunakan berupa bacaan-
bacaan , serta artikel, tulisan-tulisan dan jurnal para ahli yang diperoleh dari
internet.

D. Sistematika penulisan
1. Bab pendahuluan, terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penulisan.
2. kajian pustaka, terdiri dari landasan teori dan kerangka konseptual.
3. Bab metodologi penulisan, terdiri dari metode penulisan, teknik
pengumpulan data, jenis sumber data, dan sistematika penulisan.
4. Bab pembahasan, dan
5. Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran
9

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Persamaan Hak dan Kewajiban


1. Hak-hak warga Negara yang harus dipenuhi
Di dalam perundang-undangan negara telah tercantum berbagai
hak-hak warga negara yang harus dipenuhi dan berhak didapatkan oleh
setiap warga negara. Beberapa ketentuan tentang hak-hak warga Negara
yang tercantum dalm UUD 1945 tersebut, misalnya: pendidikan,
pertahanan dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 27 ayat 2 : setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam petikan pasal tersebut dapat dimengerti bahwa setiap
warga negara berhak mendapat pekerjaan untuk bisa mendapatkan
kelayakan hidup. Untuk itu, pemerintah juga harus bertanggungjawab
dalam mengatasi jumlah pengangguran dalam negeri yang semakin
lama semakin meningkat.
b. Pasal 27 ayat 3: Setiap warga negara berhak ikut campur dalam usaha
pembelaan negara.
Saat ini, kedaulatan negara kita tengah diusik oleh negara lain.
Sebagai Warga Negara Indonesia, kita mempunyai hak untuk ikut
campur dalam usaha pembelaan kedaulatan bangsa, seperti halnya
yang dilakukan oleh para pahlawan dalam perang kemerdekaan
bangsa. Karena hak tersebut telah tertulis jelas di dalam UUD, jadi
tidak ada keraguan untuk medapatkan hak tersebut.
c. Pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran secara lisan dan tulisan dan sebagainya.
Pada masa orde baru hak kebebasan untuk berkumpul,
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan sangatlah sulit
didapatkan. Karena pada saat itu kondisi pemerintahan di Indonesia
sedang tidak stabil. Tapi sekarang, perlahan kebebasan untuk
10

medapatkan hak itu mulai terwujud. Masyarakat bisa mengungkapkan


semua pendapatnya dengan leluasa, baik berupa kritikan ataupun
dukungan-dukungan terhadap pemerintah.
d. Pasal 28A : Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan.
Seperti halnya dengan hak-hak lainya, hak warga negara yang
tercantum pada pasal 28A juga mendukung hak untuk hidup,
berkeluarga dan melanjutkan keturunan tiap warga negara. Hak-hak
tersebut sangat kuat kedudukanya, karena legalitasnya telah diakui
secara menyeluruh.

2. Kewajiban Warga Negara Yang Wajib Dilaksanakan


Selain hak-hak yang bisa didapat oleh warga negara, juga ada
kewajiban-kewajiban yang wajib dilaksanakan oleh setiap warga negara.
Seperti halnya hak, kewajiban-kewajiban tersebut juga tercantum di
dalam Undang-Undang Dasar 1945, misalnya:
a. Pasal 27 ayat 3 : Setiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha
membela negara.
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara. Bagi Warga Negara Indonesia, usaha
pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah
nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan
keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada
UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan
setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
11

b. Pasal 31 ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan


dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Sebagai warga negara yang mengerti akan hukum dan
kewajiban Warga Negara Indonesia, kita wajib melaksanakan
kewajiban untuk megikuti pendidikan dasar. Seperti yang diwajibkan
oleh pemerintah, minimal warga Indonesia harus mengenyam
pendidikan selama 9 tahun. Ketetapan itu dimaksudkan agar setiap
generasi bangsa Indonesia memiliki standar pendidikan yang lebih
baik dan dapat bersaing dengan Negara lain.
c. Pasal 23 ayat 2 : Setia membayar pajak untuk negara.
Salah satu di antara kewajiban kenegaraan warga masyarakat
yang sangat melekat dengan kelangsungan hidup berbangsa dan
bertanah air adalah kewajiban perpajakan. Sebagai negara hukum,
kewajiban perpajakan harus berdasar hukum yaitu UU Perpajakan.
Sebagai negara hukum, kewajiban perpajakan dilaksanakan
berdasarkan hukum pajak. Merujuk pada pengertian hukum pajak
keadilan, yaitu dalam arti perlakuan yang adil; bahwa setiap warga
negara memenuhi persyaratan subjektif dan persyaratan objektif yang
mempunyai kewajiban membayar pajak, tanpa membeda-bedakan
tingkatan, kelompok masyarakat (imparsial). Kewajiban
melaksanakan UU perpajakan memperhatikan hak asasi dan
keseimbangan antara hak dan kewajiban kenegaraan seseorang.
Adapun keadilan sosial termasuk dalam pengertian pengenaan beban
pajak besarnya sesuai dengan objek pajak yang dimiliki dengan tetap
memperhatikan kemampuan seseorang (ability to pay).

B. Hubungan Warga Negara Dengan Hak dan Kewajiban


1. Warga Negara Indonesia Meurut Undang-Undang Dasar 1945
Menurut pasal 26 ayat 1 UUD 10945, yang menjadi warga negara
ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Selain itu,
12

menurut undang-undang nomor 12 tahun 2006 orang-orang yang menjadi


warga negara adalah:
a. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi
WNI
b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan
ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan
ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal
sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
e. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
f. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
g. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di
atas, dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik
Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga negara asing yang
kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-
turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut dapat menyampaikan
pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang,
asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda. Berbeda dari
UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006
ini memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk
anak yang berusia sampai 18 tahun dan belum kawin sampai usia
tersebut.

2. Kehilangan Warga Negara


`Selain mendapatkan warga negara, ada kalanya negara akan
kehilangan seorang warga negaranya. Ada berbagai sebab yang dapat
13

mengakibatkan seseorang kehilangan statusnya sebagai warga Negara


Indonesia. Hal-hal yang dapat mengakibatkan hilangnya status warga
negara seseorang antara lain:
a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri
b. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk
itu
c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonan sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan
belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri dan
dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan
d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden
e. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam
dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara
Indonesia
f. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia
kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut
g. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang
bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing
h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing
atau surat yang dapt diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang
masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau
i. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5
(lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa
alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya
untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu
berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan
tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada
14

Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi


tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik
Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.

3. Hubungan antara warga Negara dengan hak dan kewajiban


Warga Negara, hak dan kewajiban adalah sangat erat sekali
hubunganya. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama
satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu
dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang
dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari. Untuk itu,
penyamarataan hak dan kewajiban warga negara di Indonesia haruslah
adil. Seseorang berhak mendapatkan semua hak dan kewajibanya saat
menjadi Warga Negara Indonesia secara sah menurut UUD, begitu juga
sebaliknya hak-hak dan kewajiban tersebut akan hilang saat orang yang
bersangkuta tidak lagi tercatat sebagai Warga Negara Indonesia yang sah.

C. Menyamaratakan Kedudukan Hak dan Kewajiban Warga Negara


Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di Negara Indonesia,
bekewajiban untuk memenuhi semua yang menjadi hak warga negara dan
juga mengatur pelaksanaan kewajiban-kewajiban warga negara. Pemerintah
harus adil dalam mengawasi keteraturan dan keseimbangan pelaksanaan hak
dan kewajiban pada Warga Negara Indonesia. Karena melihat kenyataan yang
terjadi saat ini, banyak warga negara yang dipelakukan tidak adil. Mereka
telah melaksanakan kewajibanya denga baik, tapi haknya sebagai warga
negara, tidak pernah terpenuhi. Terlebih saat mereka sangat membutuhkan
bantuan pemerintah. Pemerintah seolah tutup mata dengan hal itu, pemeritah
menganggap itu bukanlah masalah besar. Padahal mereka juga tahu bahwa
masih banyak rakyat yang tidak mereka perhatikan yang sangat
membutuhkan bantuan. Ironi yang terjadi, sebagian warga negara yang tidak
15

melaksanakan kewajibanya dengan baik justru mendapatkan semua hak-


haknya. Untuk itu pemerintah hendaknya harus banyak membenahi diri untuk
lebih memperhatikan keadaan rakatnya yang tertindas. Tidak hanya
menikmati kehidupan yang telah diberikan oleh rakyatnya. Karena
bagaimanapun, rakyatlah yang telah memilih wakil rakyat dalam lembaga
pemerintahan untuk menjadi wakil rakyat yang sebenarnya.
16

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa
hak, kewajiban dan warga negara memiliki hubungan yang sangat erat.
Karena adanya warga negara, maka timbulah hak-hak dan kewajiban yang
dibebankan pada setiap warga negara. Hak dan kewajiban tersebut hanya
berlaku selama warga negara yang dimaksud masih memiliki status sebagai
Warga Negara Indonesia yang sah menurut undang-undang. Begitu juga
sebaliknya, hak dan kewajiban tersebut akan hilang saat warga negara tidak
lagi menjadi Warga Negara Indonesia yang sah menurut undang-undang.
Pelaksanaan hak dan kewajiban harus adil, untuk itu pemerintah wajib ikut
campur dalam hal ini.
B. Saran
Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, keadilan antara hak dan
kewajiban warga negara belumlah seimbang. Masih banyak aspek-aspek
yang membutuhkan pembenahan, baik dari warga negara maupun pemerintah
sebagai pengatur. Untuk mewujudkan keadilan antara hak dan kewajiban
pada setiap warga negara dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah
dan warga negara itu sendiri. Karena semuanya selalu berjalan bersamaan,
kepentingan warga negara juga merupakan masalah pemerintah yang harus
diselesaikan.

You might also like