You are on page 1of 9

PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI

PENDAHULUAN
Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil men
yusui atau menghentikan menyusui lebih dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan
bantuan agar proses menyusui lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh
ibu-ibu yang tidak menyusui bayinya anatara lain ibu tidak memproduduksi cukup
ASI atau bayinya tidak mau menghisap. Sesungguhnya hal ini tidak disebabkan kere
na ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu kurang percaya dir
i bahwa Asi-nya cukup untuk bayinya. Disamping itu cara-cara menyusui yang tidak
baik dan tidak benar dapat menimbulkan gangguan pada putting susu ibu.
Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan manfaat meny
usui menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada pemberian susu for
mula atau yang lainnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu-ibu tidak menyusui bayinya terutama yang b
erdomisili di perkotaan antara lain adalah :
Kurangnya dukungan dari keluarga untuk menyusui seperti yang dialami ibu-ibu di
pedesaan. Di perkotaan ibu-ibu banyak memperoleh informasi tentang penggunaan su
su formula.
Ibu-ibu di perkotaan rata-rata melahirkan di Rumah sakit atau di Rumah bersalin
yang tidak menganjurkan menyusui dan tidah menerapkan pelayan rawat gabung serta
tidak menyediakan fasilitas Klinik laktasi.
Pengaruh kemajuan teknologi dan perubahan sosial budaya mengakibatkan ibu-ibu di
perkotaan rata-rata bekerja diluar rumah dan makin meningkat daya belinya mereka
menganggap lebih praktis membeli dan memberikan susu formula daripada menyusui.
Di daerah pedesaan rata-rata ibu menyusui bayi mereka, namun hasil penelitian me
nunjukan pengaruh kebiasaan yang kurang menunjang pamanfaatan ASI secara optimal
, seperti pemberian pralaktal, pemberian makanan/minuman pengganti ASI karena AS
I belum keluar untuk hari-hari pertama setelah melahirkan.
Jenis makanan tersebut dapat membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan berkura
ngnya kesempatan untuk merangsang produksi ASI sedini mungkin melalui hisapan ba
yi pada payudara ibu.
Penelitian menunjukan peningkatan penggunaan susu formula. Jumlah ibu-ibu yang m
emberikan ASI pada bayi usia 0-3 bulan di perkotaan sebanya 47%. Sedangkan di pe
desaan sebanyak 55 %.
Beberapa alasan ibu-ibu menghentikan pemberian ASI kepada bayi adalah:
Produksi ASI kurang (32%)
Ibu bekerja (16%)
Ingin dianggap modern (4%)
Masalah pada putting susu (28%)
Pengaruh iklan pada susu formula (16%)
Pengaruh orang lain terutama keluarga (4%)
Oleh karena itu dukungan untuk pemberian ASI sangat diperlukan dari keluarga , m
asyarakat dan petugas kesehatan untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkua
litas .
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
A. Anatomi Fisiologi Payudara
1) Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara disebut Glandulla Mammae, berkembang sejak usia janin 6 minggu dan memb
esar karena pengaruh hormon ibu yang tinggi yaitu estrogen dan progesteron. Estr
ogen meninggkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan saluran penampung. Prosesteron
merangsang pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin
, growth hormon, adenokostikosteroid. dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar
air susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat, dan jaringan lemak. Dia
meter payudara sekitar 10-12 cm. Pada wanita yang tidak hamil berat rata-r4ata s
ekitar 200 gram, tergantung individu. Pada akhir kehamilan beratnya berkisar 400
-600 gram, sedangkan pada waktu menyusui beratnya mencapai 600-800 gram.
Besarnya payudara setiap wanita berbeda, tidak menjadi ukuran banyaknya ASI yang
di produksi. Payudara terbagi 3 bagian:
1. Korpus ( badan ) yaitu bagian yang besar
2. Areola yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman
3. Papilla ( putting ) yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Struktur payudara terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Kulit
b. Jaringan subkutan ( jaringan di bawah kulit )
c. Corpus mammae terdiri dari :
o Parenkin : duktus laktiferus uktus), duktulus (duktuli), lobus,alveoli.
o Stroma
Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap duktus bercabang-cabang menjadi
20-40 duktuli. Duktulus bercabang-cabang menjadi 10-100 alveolus yang berfungsi
sebagai satu kasatuan kelenjar. Payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenj
ar susu tunggal.
Masing-masing duktus akan membentuk lobus dan duktulus akan
membentuk lobulus. Duktulus dan duktus berpusat kearah puting susu.
Sebelum bermuara pada puting susu, masing-masing duktus melebar membentuk ampull
a atau sinus yang akan berfungsi sebagai gudang air susu ibu. Sinus, duktus, dan
alveolus dikelilingi oleh myoepitel yang dapat
berkontraksi untuk memompa ASI. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang me
mberi zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau
sintesis air susu ibu.
Bagian stroma mdari payudara tersusun dari bagian-bagian berikut
1. Jaringan ikat
2. Jaringan lemak
3. Pembuluh darah
4. Syaraf
5. Pembuluh limpa
Puting susu dan areola (daerah sekitar puting susu yang berpigmentasi lebih) ada
lah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Pada put
ing susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang penting pada proses
refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi
sewaktu ada rangsangan menyusu. Dengan cekapan bibir bayiyang menyeluruh pada d
aerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.
Pada umumnya putting susu menonjol keluar. Meskipun demikian, kadang dijumpai pu
tting yang panjang, datar (flat nipples), atau masuk ke dalam (inverted nipples)
. Namun, bentuk putting tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi. Hal terpen
ting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjo
lan seperti dot ke dalam mulut bayi. Kadang-kadang terdapat pula putting yang ti
dak lentur, terutama pada bentuk yang terbenam sehingga butuh penanganan khusus,
ibu dengan kondisi seperti itu perlu mendapatkan perawatan payudara sejak sebel
um masa laktasi.
Pada ujung putting susu terdapat 15-25 muara lobus (duktus laktiferus), sedangka
n areola mengandung sejumlah kelenjar, misalnya Kelenjar Montgory yang berfungsi
sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar putting tetap lunak dan l
entur.
2) Fisiologi Laktasi
Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang leb
ih besar dibanding dengan yang lain. Dari segi fisiologi, kemampuan laktasi memp
unyai hubungan dengan makanan, faktor endokrin, dan faktor fisiologi. Laktasi me
mpunyai dua pengertian berikut ini :
1. Pembentukan / produksi air susu
2. Pengeluaran air susu
Pada masa hamil terjadi perubahan payudara, terutama mengenai besarnya. Hal ini
disebabkan oleh berkembangnya kelenjar payudara proliferasi sel-sel duktus lakti
ferus dan sel-sel- kelenjar pembuatan air susu ibu. Proses proliferasi dipengaru
hi oleh hormon yang dihasilkan plasenta yaitu laktogen, prolaktin, koriogonadotr
opin, estrogen dan progesteron. Selain itu, perubahan tersebut juga disebabkan b
ertambah lancarnya peredaran darah pada payudara.
Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung putting keluar ca
iran yang disebut kolostrum. Sekresi (keluarnya) cairan tersebut karena pengaruh
hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Keadaan terse
but adalah normal, meskipun cairan yang dihasilkan tidak berlebihan sebab meskip
un kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu juga dihambat oleh hormon
estrogen.
Setelah persalinan kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasen
ta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap p
rolaktin dan estrogen. Oleh karena itu, air susu ibu segera keluar. Biasanya, pe
ngeluaran air susu dimulai pada hari kedua atau ketiga setelah kelahiran. Setela
h persalinan, segera susu-kan bayi karena akan memacu lepasnya prolaktin dari hi
pofise sehingga pengeluaran air susu bertambah lancar. Dua hari pertama pasca pe
rsalinan, payudara kadang-kadang terasa penuh dan sedikit sakit. Keadaan yang di
sebut engorgement disebabkan oleh bertambahnya peredaran darah ke payudaran sert
a mulainya laktasi yang sempurna.
3) Refleks pada laktasi
Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran laktasi. Refleks yang
terjadi pada ibu, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran (let down reflex).
Kedua refleks ini bersumber dari rangsangan putting susu akibat isapan bayi. Ada
pun refleks pada bayi, yaitu refleks menangkap (rooting refleks), refleks mengis
ap, dan refleks menelan. Refleks tersebut adalah dasar dari laktasi.
a. Refleks prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada putting susu terang
sang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar o
tak, lalu dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran
hormon prolaktin ke dalam darah.
Melalui sirkulasi, prolaktin memacu sel kelenjar memproduksi air susu. Jadi, sem
akin sering bayi menyusu, semakin banyak prolaktin yang dilepas oleh hipofise, s
ehingga semakin banyak air susu yang diproduksi oleh sel kelenjar. Prolaktin ter
diri dari protein yang sangat kompleks dan belum dapat dibuat secara sintesis. O
leh karena itu, tindakan sering menyusui bayi merupakan cara terbaik untuk menda
patkan air susu yang banyak.
b. Refleks Aliran
Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar sampai bagian belakang kel
enjar hipofise yang akan melepaskan hormon oksitosin masuk ke dalam darah. Oksit
osin akan memacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktuli berkontra
ksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktuli, dan sinus menuju putting su
su.
Dengan demikian, sering menyusui sampai payudara terasa kosong sangat penting ag
ar tidak terjadi pembendungan pada payudara. Pembendungan pada payudara akan men
imbulkan rasa tidak nyaman dan sakit. Tidak jarang, mengakibatkan payudara mudah
terkena infeksi. Kadang-kadang, tekanan akibat kontraksi otot-otot polos terseb
ut begitu kuat sehingga air susu menyembur keluar. Hal ini dapat menyebabkan bay
i tersedak. Keluarnya air susu karena kontraksi otot polos tersebut disebut refl
eks aliran.
Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos rahim berkontraksi sehingga memp
ercepat lepasnya plasenta dari dinding rahim dan membantu mengurangi terjadinya
perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir harus segera disusukan pada ibun
ya jika keadaan memungkinkan. Dengan seringnya menyusui, penciutan rahim akan se
makin cepat dan makin baik. Perlu ibu ketahui, tidak jarang perut ibu terasa mul
as yang sangat pada hari-hari pertama menyusui. Hal ini merupakan mekanisme alam
iah yang baik untuk kembalinya rahim pada bentuk semula.
Refleks aliran dipengaruhi oleh keadaan kejiwaan ibu, Rasa khawatir dan rasa sak
it (misalnya luka jahitan) yang dirasakan ibu dapat menghambat refleks tersebut.
Diduga, hal tersebut menyebabkan lepasnya adrenalin yang menghambat oksitosin t
idak dapat mencapai otot polos. Dengan demikian, tidak ada rangsangan kontraksi
dari otot polos.
c. Refleks Menangkap (Rooting Reflex)
Jika disentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Jika bibirnya dirangs
ang atau disentuh, bayi akan membuka mulut dan berusaha mencari putting untuk me
nyusu. Keadaan tersebut dikenal dengan istilah reflaks menangkap.
d. Refleks Mengisap.
Reflaks mengisap pada bayi akan timbul jika putting merangsang langit-langit (pa
latum) dalam mulutnya. Untuk dapat merangsang langit-langit bagian belakan secar
a sempurna, sebagian besar areola harus tertangkap oleh mulut (masuk ke dalam mu
lut) bayi. Dengan demikian, sinus laktiferus yang berada di bawah areola akan te
rtekan oleh gusi, lidah, serta langi-langit sehingga air susu diperas secara sem
purna ke dalam mulut bayi.
e. Refleks Menelan
Air susu yang penuh dalam mulut bayi akan ditelan sebagai pernyataan reflaks men
elan dari bayi. Pada saat bayi menyusu, akan terjadi peregangan putting susu dan
areola untuk mengisi rongga mulut. Oleh karena itu, sebagian besar areola harus
ikut ke dalam mulut. Lidah bayi akan menekan ASI keluar dari sinus laktiferus y
ang berada di bawah areola.
Mekanisme menyusu pada payudara berbeda dengan mekanisme minum dengan botol ayau
dot. Dot memiliki karet panjang yang tidak perlu diregangkan sehingga bayi tida
k perlu mengisap kuat. Jika bayi telah diajarkan minum dari botol/dot, akan timb
ul kesulitan menyusu pada ibunya. Ia akan mencoba mengisap, seperti halnya mengi
sap dot. Pada keadaan ini, ibu dan bayi perlu bantuan untuk belajar proses ini d
engan baik dan benar.
Berikut mekanisme menyusu pada ibu :
Bibir bayi menangkap putting selebar areola.
Lidah menjulur ke depan untuk menangkap putting.
Lidah ditarik mundur untuk membawa putting menyentuh langit-langit dan areola di
dalam mulut bayi.
Timbul refleks mengisap pada bayi dan refleks aliran pada ibu.
Berikut mekanisme menyusu menggunakan dot :
o Bibir terbuka untuk menerima putting dari dot dan otot-otot pipi mengendor.
o Putting karet terletak di atas lidah, menyentuh langit-langit lunak.
o Lidah bergerak ke depan untuk menekan putting karet pada gusi dan langit-langi
t sedemikian rupa untuk mengatur aliran susu.
Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi produksi ASI :
MotivaSi diri dan dukungan suami/keluarga untuk menyusui bayinya sangat penting.
Adanya pembengkakan payudara karena bendungan ASI.
Pengosongan ASI yang tidak teratur.
Kondisi status gizi ibu yang buruk dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI
.
Ibu yang lelah atau kurang istirahat /stress /sakit.
Oleh karena itu, hindari faktor-faktor di atas dengan lebih meningkatkan percaya
diri, melakukan perawatan payudara secara rutin, serta lebih sering menyusui ta
npa dijadwal sesuai kebutuhan bayinnya. Semakin sering bayi menyusu dan semakin
kuat daya isapnya, payudara akan memproduksi ASI lebih banyak.
Produksi ASI selalu berkesinambungan. Setelah payudara disusukan, ASI akan teras
a kosong dan payudara melunak. Pada keadaan ini ibu tetap tidak akan kekurangan
ASI karena ASI akan terus diproduksi, asal bayi tetap mengisap serta ibu cukup m
akan dan minum. Selain itu ibu mempunyai keyakinan mampu memberikan ASI pada bay
inya. Dengan demikian, ibu dapat menyusui bayinya secara eksklusif murni selama
4-6 bulan dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia dua tahun untuk mendapatk
an anak yang sehat dan cerdas.
B. Dukungan Bidan Dalam Memberikan ASI
1. Yakinkan ibu bahwa ibu dapat menyusui, dan ASI adalah yang terbaik untuk bayi
nya serta ibu dapat memproduksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi dan tidak terg
antung pada besar kecilnya payudara ibu.
2. Memastikan bayi mendapat ASI yang cukup
3. Membantu ibu mengembangkan keterampilan dalam menyusui.
4. Ibu mengetahui setiap perubahan fisik yang terjadi pada dirinya dan mengerti
bahwa perubahan tersebut normal.
5. Ibu mengetahui dan mengerti akan pertumbuhan dan perilaku bayi dan bagaimana
seharusnya menghadapi dan mengatasinya.
6. Bantulah ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
7. Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam per
tama. Ini penting sekali untuk membina hubungan/ikatan disamping bagi pemberian
ASI. Bayi yang normal berada dalam keadaan bangun dan sadar selama beberapa jam
pertama sesudah lahir. Kemudian mereka akan memasuki suatu masa tidur pulas. Pen
ting untuk membuat bayi menerima ASI pada waktu masih terbangun tersebut. Seharu
snya dilakukan perawatan mata bayi pada jam pertama sebelum atau sesudah bayi me
nyusui untuk pertama kalinya. Buatlah bayi merasa hangat dengan membaringkannya
dan menempel pada kulit ibunya dan menyelimuti mereka. Jika mungkin dilakukan in
i paling sedikit 30 menit, karena pada saat itulah kebanyakan bayi siap menyusui
.
10
8. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum
yang timbul. Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih un
tuk mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga mencegah luka
pada putting susu dan infeksi pada payudara. Seorang ibu harus mencuci tangan d
engan sabun dan air sebelum menyentuh putting susunya dan sebelum menyusui bayin
ya. Ibu juga harus mencuci tangan sesudah membuang air kecil atau air besar atau
menyentuh sesuatu yang kotor.
Ibu harus membersihkan payudaranya dengan air bersih satu kali sehari, tidak bol
eh mengoleskan krim, minyak, alkohol atau sabun pada putting susunya.
9. Bantulah ibu waktu pertama kali memberi ASI.
Posisi menyusui yang benar disini adalah penting.
- Berbaring miring. Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama k
ali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri
- Duduk. Penting untuk memberikan topangan / sandaran pada
punggung ibu dalam posisinya tegak lurus (90 ) terhadap
pangkuannya.
Tanda-tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada payudara.
a. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
b. Mulut dan dagunya berdekatan denga payudara.
c. Areola tidak akan bisa terlihat denga jelas.
d. Anda dapat melihat bayi melakukan hisapan yang lamban dan dalam, dan
e. menelan ASI-nya.
f. Bayi terlihat tenang dan senang.
g. Ibu tidak merasakan adanya nyeri pada putting susu.
10. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat gabung, roomin
g in). Dengan demikian ibu dapat dengan mudah menyusui bayinya bila lapar. Ibu h
arus belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukan bahwa bayinya lapar. Bila ibu
terpisah tempatnya dari bayi maka ibu akan lebih lama belajar mengenali tanda-t
anda tersebut.
11. Memberikan ASI sesering mungkin.
Biasanya bayi baru lahir minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-12 kali dalam 24 jam.
Selama 2 hari pertama sesudah lahir beberapa bayi tidur panjang selama 6-8 jam.
Untuk memberikan ASI pada bayi dengan cara membangunkannya selama siklus tidurny
a setia 2-3 jam.
12. Memberikan Kolostrum dan ASI saja
Makanan lain termasuk air dapat membuat bayi sakit dan menurunkan persediaan ASI
ibunya, karena ibu memproduksi ASI tergantung pada seberapa banyak ASI dihisap
oleh bayi. Makin banyak ASI yang dihisap oleh bayi makin banyak produksi ASI ibu
.
13. Hindari susu botol dan dot empeng.
Susu botol dan dot empeng membuat bayi bingung putting karena mekanisme menghisa
p botol dandot empeng berbeda dari mekanisme menghisap putting susu pada ibunya.
14. Mendukung suami dan keluarga yang mengerti bahwa ASI dan menyusui paling bai
k untuk bayi, untuk memberikan dorongan yang baik bagi ibu agar lebih berhasil d
alam menyusui
15. Peran petugas kesehatan sangat penting dalam membantu ibu-ibu menyusui yang
mengalami hambatan dalam menyusui.
16. Imflikasi kode WHO, yaitu a.l : melarang promosi PASI, melarang pemberian sa
mple PASI, bidan tidak boleh menerima hadiah dari produsen PASI, mencantumkan ko
mposisi dan mencantumkan bahwa ASI adalah yang terbaik, petugas harus mendukung
pemberian ASI,
C. Manfaat Pemberian ASI
1. Manfaat bagi bayi
1) ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi, mengandung
protein yang spesipik untuk perlindungan terhadap alergi dan merangsang sistem k
ekebalan tubuh
2) Komposisi ASI sangat baik karena mempunyai kandungan protei, karbohidrat, lem
ak dan mineral yang seimbang.
3) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh usus bayi serta mengurang
i timbulnya gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit.
4) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki berat badan ideal.
5) ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi termasuk untuk kecerdasan bayi.
6) Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bay
i.
7) ASI bebas kuman karena diberikan langsung dari payudara sehingga kebersihanny
a terjamin.
8) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari kerusakan.
9) Menyusui akan melatih daya hisap bayi dan membantu mengurangi insiden maloklu
si dan membentu otot pipi yang baik.
10) ASI memberikan keuntungan psikologis.
11) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
2. Manfaat Untuk Ibu.
1) Aspek kesehatan ibu.
a. Membantu mempercepat pengembalian uterus ke bentuk semula dan mengurangi perd
arahan post partum karena isapan bayi pada payudara akan merangsang kelenjar hip
opise untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Oksitosin bekerja untuk kontraksi sal
uran ASI pada kelenjar air susu dan merangsang kontraksi uterus
b. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap karena pe
ngeluaran energi untuk ASI dan proses pembentukannya akan mempercepat kehilangan
lemak.
c. Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian karsinoma payudara d
an karsinoma ovarium.
d. Pemberian ASI mudah karena tersedia dalam keadaan segar dengan suhu yang sesu
ai sehingga dapat diberikan kapan dan dimana saja.
2) Aspek Keluarga Berencana
Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai kontrasepsi karena isapan
bayi merangsang hormon prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga me
nunda kesuburan.
3) Aspek Psikologis
Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusu
i bayinya dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.
3. Manfaat Untuk Keluarga
a. Aspek Ekonomi
Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah terkena
infeksi
b. Aspek Psikologis
Memberikan kebahagian pada keluarga dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan k
eluarga.
c. Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat.
4. Manfaat Untuk Negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi bai
k, karena ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi.
b. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama r
awat ibu dan bayi serta mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial.
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui dapat meng
hemat devisa yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas
generasi penerus bangsa akan terjamin.
D. Komposisi Gizi Dalam ASI
1. Lemak
Lemak merupakan sumber kalori utama dalam ASI dengan kadar 3,5%-4,5%. Lemak muda
h diserap oleh bayi karena enzim lipase yang terdapat dalam sistem pencernaan ba
yi dan ASI akan mengurai Trigliserida menjadi Gliserol dan Asam Lemak. Keunggula
n lemak ASI mengandung asam lemak esensial yaitu Docosahexaenoic Acid (DHA) Arac
hionoic Acid (AA) berguna untuk pertumbuhan otak. Kadar kolesterol dalam ASI leb
ih tinggi karena untuk merangsang enzim protektif yang membuat metabolisme koles
terol menjadi efisien.
2. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalamASI adalah laktose dengan kadar 7 gram %. Laktose mudah t
erurai menjadi Glukose dan Galaktose oleh enzim Laktose yang terdapat dalam muko
sa saluran pencernaan bayi sejak lahir. Laktose juga bermanfaat untuk memperting
gi absofsi Kalsium dan merangsang pertumbuhan Laktobasilus Bifidus.
3. Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey kadarnya 0,9 %. Selain itu
terdapat dua macam asam amino yaitu sistin dan taurin. Sistin diperluka untuk pe
rtumbuhan somatik sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak
4. Garam dan Mineral.
- Zat Besi
Jumlah zat besi dalam ASI termasuk sedikit tetapi mudah diserap. Zat besi berasa
l dari persediaan zat besi sejak bayi lahir, dari pemecahan sel darah merah dan
dari zat besi yang terkandung dalam ASI. Dengan ASI bayi jarang kekurangan zat b
esi
- Seng
Seng diperlukan untuk pertumbuhan perkembangan dan imunitas, juga diperlukan unt
uk mencegah penyakit akrodermatitis enteropatika (penyakit kulit dan sistim penc
ernaan)
5. Vitamin
- Vitamin K
Berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah.
- Vitamin E
Banyak terkandung dalam kolostrum.
- Vitamin D
Berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.
6. Zat Protektif
- Imunoglobulin
Semua jenis imunoglobulin terdapat dalam ASI, seperti IgA, IgG, IgM, IgD, dan Ig
E yang berguna untuk imunitas terhadap penyakit.
- Lisosi
Enzim lisosim dalam ASI berfungsi untuk memecah dinding bakteri dan antiinflamas
i.
- Laktoperoksidase
Enzim ini beserta dengan peroksidase hidrogen dan ion tioksinat membantu membunu
h streptokokus.
- Lactobasillus bifidus
Lactobasilus bifidus berfungsi mengubah laktose menjadi asam laktat dan asam ase
tat, menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan
mokroorganisme patogen.
- Lactoferin dan trasferin
Kedua zat ini merupakan peotein dalam ASI yang berfungsi menghambat pertumbuhan
stapilokokus dan E.coli , dengan cara mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk pe
rtumbuhannya sehingga kuman tersebut tidak mendapatkan zat besi.
- Komplemen C3 dan C4
Komplemen C3 dan C4 berguna sebagai faktor pertahanan.
- Sel makrofag
Sel makrofag berfungsi membunuh kuman dan membentuk kimplemen C3, C4, lisosim se
rta lactoferin.
- Lipase : Lipase merupakan zat anti virus
E. Upaya Memperbanyak ASI
1. Bimbingan prenatal
2. Perawatan payudara dan putting susu sedini mungkin dimulai sejak kehamilan tr
isemester III.
3. Menyusui sedini mungkin segera setelah melahirkan.
4. Menyusui on demand yaitu menyusui sesering mungkin sesuai dengan kehendak bay
i tanpa dijadwal.
5. Menyusui dengan posisi yang benar.
6. Memberikan ASI ekslusif
7. Pemberian gizi pada ibu hamil dengan baik dan seimbang.
8. Dukungan pada ibu secara psikologis dari suami, keluarga dan bidan
9. Sikap pelayanan, pengetahuan dan kesiapan petugas
10. Pelayanan pascanatal
KOMPOSISI KOLOSTRUM, ASI & SUSU SAPI SETIAP 100 ML
ZAT GIZI KOLOSTRUM ASI SUSU SAPI
Energi ( k. kal ) 58.0 70.0 65.0
Protein ( gr ) 2.3 0.9 3.4
Whey - 1 : 1.5 1 : 1.2
Kasein ( mg ) 140.0 187.0 -
Laktalbumin ( mg ) 218.0 161.0 -
Laktoferin ( mg ) 330.0 167.0 -
IgA ( mg ) 364.0 142.0 -
Laktosa ( gr ) 5.3 7.3 4.8
Lemak ( gr ) 2.9 4.2 3.9
Vitamin
Viitamin A ( ug ) 151.0 75.0 41.0
Vitamin B1 ( ug ) 1.9 14.0 13.0
Vitamin B2 ( ug ) 30.0 40.0 145.0
Asam nikotinik(ug) 75.0 160.0 82.0
Vitamin B6 ( ug ) - 12.0-15.0 64.0
Asam pantotenik(ug) 188.0 246.0 340.0
Biotin ( ug ) 0.06 0.6 2.8
Asam Folat ( ug ) 0.05 0.1 0.13
Vitamin B12 ( mg ) 0.05 0.1 0.6
Vitamin C ( mg ) 5.9 5.0 1.1
Vitamin D ( ug ) - 0.04 0.02
Vitamin E (ug ) 1.5 0.25 0.07
Vitamin K ( ug ) - 1.5 6.0
Mineral
Kalsium ( mg ) 39.0 35.0 130.0
Klorin ( mg ) 8.5 40.0 108.0
Tembaga ( mg ) 40.0 40.0 14.0
Zat besi ( mg ) 70.0 100.0 70.0
Magnesium ( mg ) 4.0 4.0 12.0
Fosfor ( mg ) 14.0 15.0 120.0
Porassium ( mg ) 74.0 57.0 145.0
Sodium ( mg ) 48.0 15.0 58.0
Sulfur ( mg ) 22.0 14.0 30.0
Sumber : Food and Nutrition Board, National Research Council Washington DC 1980
PENUTUP
Mernyusui merupakan cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada
anaknya dan cara terbaik memenuhi kebutuhan gizi bayi. Dengan menyusui, hubungan
batin yang hangat antara ibu dan bayi akan terjalin erat. Sewaktu menyusu dan b
erada dalam dekapan ibu, bayi merasakan sentuhan kulit ibu yang lembut dan hanga
t serta mendengan detak jantung ibu yang akan memberikan rasa aman dan tentram.
Kelekatan antara ibu dan bayinya sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan pri
badi bayi kelak. Jika ibu selalu ada jika dibutuhkan akan menimbulkanrasa lekat.
Ini akan membuat percaya pada orang lain dan menumbuhkan percaya diri. Anak yan
g mendapat kasih sayang dari ibu juga akan memiliki potensi mengasihi orang lain
.
Afeksi yang tumbuh pada diri anak melalui proses menyusui akan menjadi dasar per
kembangan emosi yang hangat pada diri anak terhadap dunia sekelilingnya. Dengan
demikian, proses menyusui merupakan stimulasi yang penting untuk perkembangan me
ntal, kecerdasan dan sosial emosi anak. Hal ini penting untuk pertumbuhan psikol
ogis yang sehat. Sealain itu juga ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan un
tuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.
Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan bayinya agar dapat sukses
dalam memberikan yang terbaik.
REFERENSI
Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum, Pusdiknakes WHO, JHIPIEGO 2001
Perawatan Ibu Paska Melahirkan, Mellyna Huliana Amd. Keb.
Manajemen Laktasi, Depkes RI 1992
Modul Pelatihan Tatalakasana Ibu Hamil, Bersalin dan BBL, PERINASIA Cab, Jawa Ba
rat 2001.
Myles Texbook for Midwifery, V. ruth Bennet & Linda 1999

You might also like