You are on page 1of 28

SEKOLAH TINGGI

AKUNTANSI NEGARA
2010
KATA PENGANTAR

Perubahan paradigma baru mengenai pengelolaan barang milik negara muncul dengan adanya PP 6
tahun 2006, hal ini dianggap menjadi suatu cara mewujudkan penataan pengelolaan Barang Milik
Negara yang sampai saat ini masih memiliki beberapa kendala dan permasalahan dalam
implementasinya khususnya dalam hal penggunaan Barang Milik Negara. Oleh karena itu penyusun
merasa perlu untuk menyusun makalah dengan mengangkat judul "Tinjauan atas Penggunaan Barang
Milik Negara" dengan harapan dapat menjadi suatu rangkuman sekaligus masukan kepada instansi
pemerintah atau setidaknya kepada pihak yang peduli dengan perkembangan Pengelolaan Barang Milik
Negara khususnya Penggunaannya di negara kita.

Makalah ini disusun melalui berbagai sumber yang aktual dari beberapa media serta perturan
perundang-undangan yang tentunya menjadi subjek dalam penyusunan makalah ini. Tujuan penulisan
makalah ini ialah untuk memberikan pengertian kepada kita tentang tinjauan kondisi serta mengenal
lebih dalam tentang aturan yang secara jelas mengatur tentang mekanisme penggunaan barang milik
negara.

Karena dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka segala masukan, kritik dan saran
yang bertujuan membangun makalah ini sangat diharapkan dan diterima secara terbuka.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini. kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengelolaan Investasi dan Aset Negara,
Bpk. Langgeng Suwito atas masukan dan nilai-nilai pelajaran yang diberikan.

Tangerang, 18 Mei 2010

Penyusun

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


DAFTAR ISI

Judul ……………………………………………................................................................................................. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………… 1
1.1 Latar belakang masalah …………………………………………………………………………………………… 1
1.2 Permasalahan ………………………………………………………………………………………………………. 1
BAB II PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA ………………………………………………………………………… 4
A. PENGERTIAN………………………………………………………………………………………………………........ 4
B. DASAR HUKUM……………………………………………………………………………………………………… 4
C. RUANG LINGKUP BARANG MILIK NEGARA………………………………………………………………… 4
D. PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK NEGARA …………………………………………………………. 7
E. MEKANISME UMUM PELAKSANAAN PENGGUNAAN BMN ………………………………………..10
F. STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA ……………………………………………………….11
1. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BMN ………………………………………………………… 11
a. Penetapan Status Penggunaan BMN untuk tanah dan/ bangunan …………………..12
b. Penetapan Status Penggunaan BMN selain tanah dan bangunan …………………….14

c. Penetapan Status Penggunaan BMN yang dioperasikan oleh pihak lain ………… 16
d. Penetapan Kembali Status Penggunaan BMN berupa tanah dan/ bangunan
yang idle …………………………………………………………………………………………………………18
2. PENGALIHAN STATUS PENGGUNAAN BMN …………………………………………………………20
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………………………………………………… 23
A. KESIMPULAN …………………………………………………………………………………………………...........23
B. SARAN …………………………………………………………………………………………………………………… 24
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………………25

BAB I

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Barang Milik Negara memiliki kedudukan penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan. Aset
atas tanah dan bangunan, serta barang barang lain menjadi sarana dan prasarana dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pemerintah. Aturan mendasar mengenai pengelolaan
Barang Milik Negara diatur secara umum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah, selanjutnya tata cara pelaksanaan diatur
secara khusus dalam pPeraturan menteri Keuangan.
Pengelolaan atas Barang Milik Negara di Indonesia sejauh ini dipandang belum optimal dan
masih memiliki beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya. Dalam siklus
Pengelolaan Barang Milik Negara yang dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan
penatausahaan seringkali masih ditemukan beberapa permasalahan. Terutama dalam hal
penggunaan Barang Milik Negara. Tentunya hal ini menjadi perhatian bagi kita mengingat
bahwa Indonesia merupakan negara berkembang yang masih sangat perlu menyusun peraturan
yang jelas dan komprehensif dalam mengatur pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahannya,
khususnya pengelolaan Barang Milik Negara yang tertib, akuntabel, transparan serta sesuai
dengan kaidah goog governance agar pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dapat
berjalan efektif dan efisien.

1.2 Permasalahan
Aturan hukum mengenai pengelolaan barang milik Negara telah dibuat sedemikian rupa oleh
pemerintah guna menertibkan pelaksanaannya. Pengelolaan barang milik nagara memiliki
indikator kualitas pengelolaan Barang Milik Negara, yaitu :
1. Tingkat akurasi nilai aset yang dikelola
2. Kejelasan status asset yang dikelola
3. Optimalisasi penggunaan Barang Milik Negara dalam rangka mendukung tugas pokok
dan fungsi pemerintah

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


4. Optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Negara dalam rangka
menghasilkan pendapatan Negara
5. Meminimalisasi/mengeliminasi terjadinya kerugian Negara sebagai akibat dari
pengelolaan Barang Milik Negara.
Dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik Negara masih banyak ditemukan berbagai
persoalan mengenai Pengelolaan barang Milik Negara yang turut menghambat pencapaian
indicator pengelolaan barang milik Negara yang berkualitas, antara lain :
a. Sarana prasarana tidak merata antar Kementrian / Lembaga. Terdapat Kementrian /
Lembaga sangat minim sarana prasarananya, sementara itu ada Kementrian / Lembaga
yang tidak optimal menggunakan sarana prasarananya karena jumlahnya berlebih;
b. Terjadi inefisiensi dalam pengadaan;
c. Sementara terdapat tanah/ gedung idle, namun setiap tahun dialokasikan dana untuk
pengadaan tanah/gedung;
d. Terdapat banyak BMN berupa tanah dimanfaatkan oleh Pihak Lain tanpa melalui
prosedur yang ditentukan;
e. Terdapat banyak BMN berupa tanah dimanfaatkan oleh Pihak Lain tanpa kompensasi;
f. Terdapat banyak BMN berupa tanah yang tidak didukung surat , tidak bersertifikat,
bahkan berada dalam sengketa.
Penggunaan Barang Milik Negara yang merupakan salah satu inti pokok dari pelaksanaan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah. Dan sejauh ini penggunaan barang milik
Negara pun dianggap masih belum optimal dikarenakan masih terdapat beberapa persoalan
antara lain :
1) Terdapat Barang Milik Negara yang belum ditentukan statusnya. Berdasarkan hasil audit
BPK tahun 2006 terdapat lebih dari Rp 35 triliun BPYBDS (bantuan pemerintah yang
belum ditetapkan statusnya) yang terdapat pada 6 BUMN.
2)Terdapat penggunaan Barang Milik Negara bukan untuk penyelenggaraan tupoksi
3) Terdapat Barang Milik Negara tidak digunakan.
4) Penggunaan yang tidak sesuai prosedur sehingga BMN rusak atau hilang.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Makalah ini mencoba memaparkan mengenai hal hal yang berkaitan dengan dasar hukum,
mekanisme penggunaan barang milik Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang akan diuraikan dalam bab dan sub bab berikutnya.

BAB II

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA

A. PENGERTIAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 6 tahun 2006 , Barang Milik Negara adalah
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah, antara lain :
a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yangsejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undangundang;
d.barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
Penggunaan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam
mengelola dan menatausahakan barang miliknegara/daerah yang sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.

B. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan penggunaan Barang Milik Negara, ialah :
1. Undang Undang no 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
2. Undang Undang no 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. Peraturan Pemerintah No 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D
4. Peraturan Menteri Keuangan No 96/PMK06/2007 tentang tata cara pelaksanaan
penggunaan, penghapusan, pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik
Negara.

C. RUANG LINGKUP BARANG MILIK NEGARA


Seperti yang tertera pada Peraturan Pemerintah no 6 tahun 2006, Barang Milik Negara
mencakup semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah, antara lain :

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undangundang;
d.barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
BMN memiliki variasi jenis yang beragam, baik dalam hal bentuk, tujuan perolehannya,
maupun masa manfaat yang diharapkan.
1) Dalam PP.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah membagi BMN
menjadi asset lancar, aset tak berwujud, aset lainnya, dan aset bersejarah.
a. Dikategorikan sebagai aset lancar apabila BMN tersebut diadakan dengan tujuan
segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal perolehan. BMN yang memenuhi kriteria ini diperlakukan sebagai
Persediaan.
b. Dikategorikan sebagai aset tetap apabila BMN mempunyai masa manfaat lebih dari
12 (duabelas) bulan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal Kuasa
Pengguna Barang, dan diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Termasuk dalam kategori aset tetap adalah:
i) Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai asset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dandalam
kondisi siap dipakai.
Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di luar negeri ,
misalnya tanah yang digunakan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,
hanya diakui bila kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan
dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat
Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat permanen
ii) Peralatan dan Mesin

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat besar, Alat Angkutan, Alat
Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat
Studio, dsb.
iii) Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunanmencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli
atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Termasuk dalam kategori Gedung
dan Bangunan adalah BMN yang berupa Bangunan Gedung, Monumen,
Bangunan Menara, Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.
iv) Jalan, Irigasi, dan Jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup Jalan, irigasi,
dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
v) Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan
Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori
aset ini adalah Koleksi Perpustakaan/Buku, Barang Bercorak
Kesenian/Kebudaayaan/Olahraga, Hewan, Ikan dan Tanaman
vi) Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset-aset yang sedang dalam proses
pembangunan pada tanggal laporan keuangan. Konstruksi Dalam Pengerjaan
mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau
pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum
selesai.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


c. Dikategorikan sebagai aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat
diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan
dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya
termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset tak berwujud meliputi software
komputer, lisensi dan franchise, hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, dan
hasil kajian/ penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.
d. Dikategorikan sebagai Aset Lainnya adalah
i) Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset tak berwujud, berupa
tagihan penjualan angsuran, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, dan
kemitraan dengan pihak ketiga.
ii) Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah yang tidak
memenuhi definisi asset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lain-lain. Aset
tetap diakui sebagai asset lain-lain pada saat dinilai kondisi aset tetap tersebut
adalah rusak berat, tetapi belum ada Surat Keputusan Penghapusan.
e. Dikategorikan Aset Bersejarah adalah bangunan bersejarah, monument, tempat
tempat purbakala seperti candi, dan karya seni. Beberapa aset tetap dijelaskan
sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan dan sejarah.
Aset bersejarah tidak disajikan dalam neraca namun aset tersebut harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2) Untuk perlakuan pengelolaan, PP.6 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
BMN/D membagi BMN menjadi 2 kelompok, yakni kelompok Tanah / Bangunan, serta
kelompok Selain Tanah / Bangunan.

D. PEJABAT PENGELOLA BARANG MILIK NEGARA


Dalam Undang Undang no 17 tahun 2003 pasal 6 ayat 1, Pemegang kekuasaan tertinggi
dalam pengelolaan Barang Milik Negara ialah Presidan selaku kepala pemerintahan.
Dalam hal ini, kewenangan Presiden dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku
Pengelola Barang Milik Negara. Barang Milik Negara digunakan oleh pejabat atau pihak

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


yang diberi wewenang dan tanggungjawab yang diatur dalam Peraturan untuk
menggunakan Barang Milik Negara.
Pejabat Pengelola Barang Milik Negara antara lain :
 Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan
kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik Negara/daerah,
dalam hal ini ialah Menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
 Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang Milik
Negara/daerah, yaitu menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan kementerian
Negara/lembaga.
Berdasarkan PP no 6 tahun 2006, Pengguna barang selaku pihak yang paling
berkepentingan dalam penggunaan barang milik Negara berwenang dan bertanggung
jawab :
a. menetapkan kuasa pengguna barang dan menunjuk pejabat yang mengurus dan
menyimpan barang milik negara;
b. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik negara untuk
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
c. melaksanakan pengadaan barang milik negara sesuai perundang-undangan yang
berlaku;
d. mengajukan permohonan penetapan status tanah dan bangunan untuk penguasaan
dan penggunaan barang milik negara yang diperoleh dari beban APBN dan
perolehan lainnya yang syah;
e. menggunakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian
negara/lembaga;
f. mengamankan dan memelihara barang milik negara yang berada dalam
penguasaannya;
g. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara selain
tanah dan bangunan;

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


h. mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut tukar-manukar berupa
tanah dan bangunan yang masih dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi namun tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
i. mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut penyertaan modal
pemerintah pusat/daerah atau hibah yang dari awal pengadaannya sesuai
peruntukkan yang tercantum dalam dokumen penganggaran;
j. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga yang dipimpinnya
kepada pengelola barang;
k. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik negara
yang ada dalam penguasaannya;
l. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik negara yang berada dalam
penguasaannya;
m. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan
Laporan Barang Pengguna Tahunaan (LBPT) yang berada dalam penguasaannya
kepada pengelola barang.
Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh
pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya. Kepala Kantor dalam lingkungan kementerian negara/lembaga
merupakan kuasa pengguna Barang Milik Negara dalam lingkungan kantor yang
dipimpinnya. Kuasa pengguna barang milik negara berwenang dan bertanggungjawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik negara untuk lingkungan kantor yang
dipimpinnya kepada pengguna barang;
b. mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan
barang milik negara yang diperoleh dari beban APBN dan perolehan lainnya yang
sah kepada pengguna barang;
c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik negara yang berada dalam
penguasaannya;

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


d. menggunakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kantor yang dipimpinnya;
e. mengamankan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya;
f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik Negara berupa tanah dan
bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPR dan barang milik negara selain
tanah dan bangunan kepada pengguna barang;
g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kantor yang dipimpinnya kepada
pengguna barang;
h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik negara
yang ada dalam penguasaannya;
i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS)
dan Laporan Barang Kuasa Pengguan Tahunan (LKBPT) yang berada dalam
penguasaannya kepada pengguna barang.

E. MEKANISME UMUM PELAKSANAAN PENGGUNAAN BARANG MILIK


NEGARA
Barang Milik Negara digunakan oleh masing masing pengguna barang/kuasa pengguna
barang dalam hal ini ialah Menteri/pimpinan kementerian Negara/lembaga untuk
tujuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kegiatan-kegiatan yang menunjang
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi tersebut. Sebelum digunakan, Barang Milik
Negara harus ditetapkan status penggunaannya oleh Pengelola Barang.
Apabila barang milik Negara khususnya tanah dan/atau bangunan sudah atau tidak lagi
digunakan, Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib menyerahkan
tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok
dan fungsi instansi bersangkutan kepada Pengelola barang. Dan sebaliknya, adapula
Pengelola barang menetapkan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan
yang harus diserahkan oleh pengguna barang karena sudah tidak digunakan untuk
menyelenggarakan

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan.
Dalam menetapkan penyerahan pengelola barang sebagaimana yang tertulis di atas,
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan untuk menyelenggarakan dan
menunjang tugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan;
b. hasil audit atas penggunaan tanah dan/atau bangunan.
Selanjutnya dilakukan tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan tanah dan/atau
bangunan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
instansi pemerintah lainnya;
b. dimanfaatkan dalam rangka optimalisasi Barang Milik Negara/daerah;
c. dipindahtangankan.
Kepada Pengguna Barang Milik Negara yang tidak menyerahkan tanah dan/atau
bangunan kepada pengelola barang dikenakan sanksi berupa :
1) Terhadap tanah / bangunan yang idle dilakukan pembekuan dana pemeliharaan.
2) Tanah dan / atau bangunan yang tidak digunakan sesuai tugas dicabut penetapan
status penggunaanya.

F. STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA


Status penggunaan adalah status penggunaan Barang Milik Negara yang ditetapkan
oleh Pengelola Barang untuk digunakaan oleh Pengguna Barang pada Kementerian
Negara / Lembaga sesuai dengan tugas pokok dan fungsi atau untuk dioperasikan oleh
pihak lain dalam rangka menjalankan pelayanaan umum sesuai tugas pokok dan fungsi
Kementerian Negara /Lembaga.
1. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA
Barang Milik Negara dapat ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga, untuk dioperasikan oleh pihak
lain dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi
kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Dengan beberapa ketentuan pokok sebagai berikut :

 Barang Milik Negara yang terdapat pada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang merupakan alat utama
sistem persenjataan, tidak memerlukan penetapan status penggunaan dari
Pengelola Barang.

 Barang Milik Negara yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk


penyertaan modal pemerintah pusat atau dihibahkan harus ditetapkan status
penggunaannya oleh Pengelola Barang dengan terlebih dahulu diaudit oleh
aparat pengawas fungsional.

 Barang Milik Negara yang telah ditetapkan status penggunaannya pada


Pengguna Barang, dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya
dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah status penggunaan
Barang Milik Negara tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Pengelola Barang.

 Dalam hal Barang Milik Negara berupa bangunan dibangun di atas tanah pihak
lain, usulan penetapan status penggunaan bangunan tersebut harus disertai
perjanjian antara Pengguna Barang dengan pihak lain tersebut yang memuat
jangka waktu, dan kewajiban para pihak.

Tujuan dari penetapan status Barang Milik Negara adalah:


1) Untuk tertib & pengamanan administrasi, pengamanan hukum dan fisik. Dengan
penetapan status, maka bukti-bukti kepemilikan menjadi syarat suatu BMN dapat
ditetapkan statusnya akan diurus dan dikelola sesuai ketentuan. Dengan demikian,
keamanan BMN secara administrasi dan hukum akan dapat lebih baik terjamin.
2) Untuk secepatnya menyesuaikan Daftar Barang Milik Negara dan penyediaan dana
operasional & pemeliharaan.

Penetapan status Barang Milik Negara terbagi menjadi :


a. Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara untuk tanah dan/bangunan

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunan dilakukan dengan
ketentuan bahwa tanah dan/atau bangunan tersebut diperlukan untuk kepentingan
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pengguna barang dan/atau kuasa
pengguna barang yang bersangkutan.
Tata cara penetapan status penggunaan Barang Milik Negara berupa tanah
dan/atau bangunan.
a. Tahap persiapan
1) Pengguna Barang atau Kuasa Pengguna Barang harus menyelesaikan dokumen
kepemilikan (antara lain sertifikat tanah, IMB, dll.) atas Barang Milik Negara
berupa tanah dan/atau bangunan yang pengadaannya atas beban APBN atau
perolehan lainnya yang sah, untuk dijadikan dasar pengajuan permintaan
penetapan status penggunaan Barang Milik Negara kepada Pengelola Barang.

2) Penyelesaian dokumen kepemilikan atas tanah, berupa sertifikat atas nama


Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada butir 1), diajukan
kepada Kantor Pertanahan setempat.

3) Penyelesaian dokumen perizinan atas bangunan sebagaimana dimaksud pada


butir 1), dilakukan sebelum proses pembangunan dimulai.
b. Tahap pengajuan usulan
1) Kuasa Pengguna Barang mengajukan permintaan penetapan status
penggunaan kepada Pengguna Barang disertai dengan asli dokumen
kepemilikan dan dokumen pendukung lainnya atas tanah dan/atau bangunan
yang bersangkutan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya dokumen
kepemilikan.

2) Pengguna Barang mengajukan permintaan penetapan status penggunaan


kepada Pengelola Barang dengan disertai asli dokumen kepemilikan dan
dokumen pendukung lainnya paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya
usulan dari Kuasa Pengguna Barang.
c. Tahap penetapan status penggunaan

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Pengelola Barang menetapkan status penggunaan tanah dan/atau bangunan
dengan keputusan.

d. Tahap pendaftaran, pencatatan, dan penyimpanan dokumen kepemilikan

1) Pengelola Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan atas tanah


dan/atau bangunan ke dalam Daftar Barang Milik Negara, dan menyimpan
dokumen kepemilikan asli dan dokumen pendukung lainnya menyatu
dengan salinan keputusan penetapan status penggunaannya.

2) Pengguna Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan tanah dan/atau


bangunan ke dalam Daftar Barang Pengguna dan menyimpan fotokopi
dokumen kepemilikan dan dokumen pendukung lainnya menyatu dengan
asli keputusan penetapan status penggunaannya.
3) Kuasa Pengguna Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan ke dalam
Daftar Barang Kuasa Pengguna atas tanah dan/atau bangunan dan
menyimpan fotokopi dokumen kepemilikan dan dokumen pendukung
lainnya menyatu dengan salinan keputusan penetapan status
penggunaannya.

b. Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara selain tanah dan/bangunan


Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan yang harus ditetapkan status
penggunaannya oleh Pengelola Barang, yaitu:
a. barang-barang yang mempunyai bukti kepemilikan, seperti sepeda motor,
mobil, kapal, pesawat terbang;

b. barang-barang dengan nilai perolehan di atas Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima


juta rupiah) per unit/satuan.
Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan
sampai dengan Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) per unit/satuan
ditetapkan status penggunaannya oleh Pengguna Barang.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut:
a. Pengguna barang melaporkan Barang Milik Negara yang diterimanya kepada
pengelola barang disertai dengan usul penggunaan;
b. Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan menetapkan status penggunaan
Barang Milik Negara dimaksud.

Bila dijelaskan lebih rinci, tata cara penetapan status penggunaan Barang Milik
Negara selain tanah dan/atau bangunan ialah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan

Kuasa Pengguna Barang harus menyelesaikan dokumen/bukti kepemilikan atau


berita acara serah terima barang dari pihak lain atas perolehan Barang Milik
Negara selain tanah dan/atau bangunan.

b. Tahap pengajuan usulan

1) Kuasa Pengguna Barang mengajukan usul penetapan status penggunaan


kepada Pengguna Barang disertai dengan fotokopi dokumen/bukti
kepemilikan atau berita acara serah terima dan dokumen pendukung lainnya
paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya dokumen/bukti kepemilikan
atau berita acara serah terima.

2) Dalam hal Kuasa Pengguna Barang merupakan instansi vertikal di daerah,


Kuasa Pengguna Barang dimaksud dapat mengajukan permintaan penetapan
status penggunaan barang kepada instansi vertikal Pengelola Barang di
daerah setelah menerima kuasa untuk itu dari Pengguna Barang.

3) Pengguna Barang mengajukan usul penetapan status penggunaan Barang Milik


Negara selain tanah dan/atau bangunan kepada Pengelola Barang dengan
disertai fotokopi dokumen kepemilikan atau berita acara serah terima
barang, paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya usulan dari Kuasa
Pengguna Barang.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


c. Tahap penetapan status penggunaan

1) Pengelola Barang menetapkan status penggunaan Barang Milik Negara selain


tanah dan/atau bangunan setelah diterimanya permintaan beserta dokumen
pendukung secara lengkap dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.

2) Status penggunaan barang ditetapkan dengan keputusan Pengelola Barang


dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang.

d. Tahap pendaftaran, pencatatan, dan penyimpanan dokumen kepemilikan

1) Pengguna Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Negara


selain tanah dan/atau bangunan ke dalam Daftar Barang Pengguna dan
menyimpan fotokopi dokumen kepemilikan menyatu dengan asli keputusan
penetapan status penggunaan.

2) Kuasa Pengguna Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik


Negara selain tanah dan/atau bangunan ke dalam Daftar Barang Kuasa
Pengguna dan menyimpan asli dokumen kepemilikan menyatu dengan salinan
keputusan penetapan status penggunaan.
3) Pengelola Barang melakukan pencatatan Barang Milik Negara selain tanah
dan/atau bangunan berupa barang yang mempunyai bukti kepemilikan dan
barang dengan nilai perolehan di atas Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah) per unit/satuan ke dalam Daftar Barang Milik Negara, serta
menyimpan salinan keputusan penetapan status penggunaannya.

4) Pengelola Barang menghimpun laporan Barang Milik Negara selain tanah


dan/atau bangunan.

c. Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara yang dioperasikan oleh pihak
lain

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara yang dioperasikan oleh pihak lain
dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsi
kementerian/lembaga memiliki tata cara sebagai berikut :
a. Tahap persiapan

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyelesaikan dokumen kepemilikan


atas perolehan Barang Milik Negara yang pengadaannya atas beban APBN atau
perolehan lainnya yang sah, sebagaimana diatur pada angka Romawi II angka 1
dan angka 2 di atas.

b. Tahap pengajuan usulan

Pengguna Barang mengajukan permintaan penetapan status penggunaan Barang


Milik Negara, yang akan dioperasikan oleh pihak lain, kepada Pengelola Barang
disertai dengan penjelasan dan pertimbangan, dengan melampirkan asli dokumen
kepemilikan /berita acara serah terima barang.

c. Tahap penetapan status penggunaan

1) Pengelola Barang menetapkan status penggunaan Barang Milik Negara yang


akan dioperasikan oleh pihak lain dengan keputusan setelah diterimanya usulan
secara lengkap dari Pengguna Barang.

2) Pengguna Barang menindaklanjuti keputusan penetapan status penggunaan


Barang Milik Negara dengan membuat:

keputusan penunjukan pengoperasian; dan

berita acara serah terima pengoperasian Barang Milik Negara.

3) Dalam hal Barang Milik Negara yang telah ditetapkan status penggunaannya
untuk dioperasikan oleh pihak lain akan dialih-operasikan kepada pihak lainnya
lagi, maka pelaksanaan pengalih-operasian tersebut harus dilaporkan kepada
Pengelola Barang.

4) Dalam hal Barang Milik Negara yang telah ditetapkan status penggunaannya
untuk dioperasikan oleh pihak lain, kemudian akan digunakan kembali oleh

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Pengguna Barang, maka harus dimintakan persetujuan kembali untuk
penetapan status penggunaan kepada Pengelola Barang.

5) Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada angka 3 dapat dioperasikan


kembali oleh pihak lain setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang.

d. Tahap pendaftaran, pencatatan, dan penyimpanan dokumen kepemilikan

1) Pengelola Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Negara


berupa tanah dan/atau bangunan yang dioperasikan oleh pihak lain ke dalam
Daftar Barang Milik Negara dan menyimpan asli dokumen kepemilikan dan
dokumen pendukung lainnya menyatu dengan salinan keputusan penetapan
status penggunaannya.
2) Pengelola Barang menghimpun data Barang Milik Negara selain tanah dan/atau
bangunan yang dioperasikan oleh pihak lain dan menyimpan fotokopi dokumen
kepemilikan menyatu dengan salinan keputusan penetapan status
penggunaannya.

3) Pengguna Barang melakukan pendaftaran dan pencatatan Barang Milik Negara


ke dalam Daftar Barang Pengguna dan menyimpan asli/fotokopi dokumen
kepemilikan dan dokumen pendukung lainnya menyatu dengan asli keputusan
penetapan status penggunaannya.

d. Penetapan kembali status penggunaan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan yang idle
Penetapan kembali status penggunaan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang mempunyai tata cara sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang wajib menyampaikan laporan Barang
Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya kepada Pengelola

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Barang, disertai penjelasan mengenai lokasi dan kondisi tanah dan/atau
bangunan.

2) Pengelola Barang melakukan penelitian atas laporan yang disampaikan


Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.

3) Dalam hal terdapat permasalahan terkait dengan tanah dan/atau bangunan


yang akan diserahkan, maka permasalahan tersebut terlebih dahulu harus
diselesaikan oleh Pengguna Barang dan/atau bersama Pengelola Barang sesuai
batas kewenangannya dan dapat melibatkan instansi yang terkait.
b. Tahap penetapan penyerahan
1) Berdasarkan laporan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, Pengelola
Barang menetapkan keputusan mengenai penyerahan Barang Milik Negara
berupa tanah dan/atau bangunan dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
Barang kepada Pengelola Barang.

2) Dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang tidak menyampaikan


laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 huruf a poin 1, Pengelola Barang
menetapkan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan,
berdasarkan:
i. hasil inventarisasi tanah dan/atau bangunan;

ii. hasil audit atas penggunaan tanah dan/atau bangunan; atau

iii. Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna
Tahunan (LBPT).
c. Tahap penghapusan

Pelaksanaan penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar Kuasa


Pengguna berpedoman pada tata cara penghapusan Barang Milik Negara
sebagaimana diatur dalam Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan ini.

d. Tahap penyerahan
1) Setelah dilakukan penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Daftar
Barang Kuasa Pengguna, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


menyerahkan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan kepada
Pengelola Barang disertai fotokopi dokumen kepemilikan, keputusan
penetapan status penggunaan asli, paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
keputusan penghapusan.

2) Penyerahan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan dituangkan


dalam berita acara serah terima.
e. Tahap pencatatan

Berdasarkan berita acara serah terima barang, Pengelola Barang menyesuaikan


catatan pada daftar Barang Milik Negara.

f. Tindak lanjut penyerahan

Atas penyerahan tanah dan/atau bangunan sebagaimana tersebut di atas,


Pengelola Barang melakukan tindak lanjut sebagai berikut:

1) menetapkan status penggunaan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi


instansi pemerintah lainnya;

2) memanfaatkan dalam rangka optimalisasi Barang Milik Negara; atau

3) memindahtangankan.

2. PENGALIHAN STATUS PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA


Pengalihan status penggunaan barang milik Negara merupakan tindak lanjut dari
adanya penyerahan barang milik Negara kepada pengelola barang yang selanjutnya
ditetapkan status pengguna barang yang baru terhadap barang tersebut. Adapun
tata cara pengalihan status penggunaan Barang Milik Negara antar Pengguna Barang
, yaitu :
a. Tahap pengajuan usulan
1) Kuasa Pengguna Barang mengajukan usulan pengalihan status penggunaan
kepada Pengguna Barang, disertai dengan, penjelasan, pertimbangannya, dan
dokumen pendukung, serta dokumen kepemilikan yang wajib disimpannya.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


2) Pengguna Barang meneliti usulan pengalihan status penggunaan.

3) Pengguna Barang mengajukan usulan tersebut kepada Pengelola Barang,


dengan disertai penjelasan dan pertimbangan, keputusan penetapan status
penggunaan, serta surat pernyataan kesediaan menerima pengalihan Barang
Milik Negara dari calon Pengguna Barang baru.
b. Tahap persetujuan
1) Pengelola Barang melakukan penelitian atas usulan Pengguna Barang setelah
diterimanya usulan secara lengkap, termasuk melakukan peninjauan lapangan
dalam hal diperlukan.

2) Berdasarkan hasil penelitian di atas, Pengelola Barang menerbitkan surat


persetujuan pengalihan status penggunaan yang disampaikan kepada
Pengguna Barang lama dan tembusannya disampaikan kepada Pengguna
Barang baru.

3) Surat persetujuan tersebut sekurang-kurangnya memuat:


i. kewajiban Pengguna Barang lama untuk menghapus barang tersebut dari
Daftar Barang Pengguna dengan keputusan Pengguna Barang; dan
ii. pengalihan status penggunaan Barang Milik Negara tersebut dituangkan
dalam berita acara serah terima antara Pengguna Barang lama dan
Pengguna Barang baru.
c. Tahap penghapusan

Pelaksanaan penghapusan dari Daftar Barang Pengguna berpedoman pada tata


cara penghapusan Barang Milik Negara sebagaimana diatur dalam Lampiran VI
Peraturan Menteri Keuangan ini.

d. Tahap penetapan status penggunaan

Berdasarkan laporan penghapusan dari Daftar Barang Pengguna Barang lama,


Pengelola Barang menerbitkan keputusan penetapan status penggunaan kepada
Pengguna Barang baru.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


e. Tahap serah terima

Pengguna Barang lama melakukan serah terima kepada Pengguna Barang baru,
yang dituangkan dalam berita acara serah terima barang, paling lama 1 (satu)
bulan sejak keputusan penghapusan dimaksud diterbitkan dan dilaporkan
kepada Pengelola Barang.

f. Tahap pencatatan

1) Berdasarkan keputusan penetapan status penggunaan dari Pengelola Barang,


Pengguna Barang baru mencatat ke dalam Daftar Barang Pengguna atas
penyerahan barang tersebut untuk dipergunakan sesuai tugas pokok dan
fungsinya dan menyimpan asli/fotokopi dokumen kepemilikan dan dokumen
pendukung lainnya menyatu dengan asli keputusan penetapan status
penggunaannya.

2) Berdasarkan berita acara serah terima barang, Pengelola Barang


menyesuaikan catatan dalam Daftar Barang Milik Negara.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Barang milik Negara merupakan seluruh barang yang diperoleh melalui dana APBN serta
perolehan lain yang sah. Barang milik Negara digunakan untuk tujuan penyelenggaraan
tugas pokok dan fungsi serta kegiatan lain yang menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi. Namun dalam pelaksanaan penggunaan barang milik Negara masih

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


terdapat banyak penyimpangan terhadap aturan yang secara jelas mengatur tentang
penggunaan barang milik Negara, diantaranya :
 BMN digunakan selain tujuan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
 BMN dibiarkan tidak digunakan untuk penyelenggaraan tupoksi
 BMN digunakan pihak lain secara tidak sah
 BMN berupa tanah dan / atau bangunan idle tidak diserahkan kepada Pengelola
Barang.
Peraturan Menteri Keuangan nomor 96/pmk.06/2007 tentang tata cara pelaksanaan
penggunaan, pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang milik Negara
mengatur lebih rinci tentang pokok-pokok pengaturan pelaksanaannya. Diantaranya
tentang status penggunaan dan pengalihan barang milik Negara. Penetapan status
penggunaan barang milik Negara dilaksanakan demi terciptanya penggunaan barang
milik Negara yang tertib administrasi dan tertib pengelolaan. Status penggunaan semua
barang milik Negara ditetapkan oleh pengelola barang, kecuali untuk BMN selain tanah /
bangunan dan selain BMN yang mempunyai bukti kepemilikan serta nilai per unitnya
tidak lebih dari Rp 25 juta ditetapkan oleh pengguna barang.

B. SARAN
Seperti yang kita ketahui bahwa kondisi pengelolaan barang milik negara masih sangat
perlu diberikan perhatian khusus guna mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi. Tentunya bukan hanya pihak pemerintah yang bergerak, namun peran serta
masyarakat pun sangat penting untuk menjaga dan mengawasi pelaksanaan
pengelolaan barang milik negara khususnya dalam hal penggunaan BMN.
Langkah-langkah yang masih perlu dilakukan dalam hal Pengelolaan barang milik Negara
antara lain :

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


1. Diperlukan adanya penataan kembali mengenai Barang Milik Negara untuk
mencapai kondisi pengelolaan Barang Milik Negara yang ideal
2. Dibutuhkannya upaya pengecekan melalui proses inventarisasi atas kepemilikan
dan penanggung jawab Barang Milik Negara
3. Masih diperlukan kelengkapan peraturan yang mengatur secara jelas mengenai
pengelolan Barang Milik Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Undang Undang no 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara


Undang Undang no 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Peraturan Pemerintah No 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan BMN/D
Peraturan Menteri Keuangan No 96/PMK06/2007 tentang tata cara pelaksanaan
penggunaan, penghapusan, pemanfaatan dan pemindahtanganan Barang Milik Negara.

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara


Lain lain
Modul Pengelolaan Barang Milik Negara, Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan
Keuangan, 2009

Sumber Website

http://pbmkn.perbendaharaan.go.id/artikel.htm
http://www.djkn.depkeu.go.id/index.php/200906231322/Berita-DJKN/?
mod=artikel&read=32&PHPSESSID=c7f2cb4d86fa79cda5a4b3e7999c2de7

Tinjauan atas Penggunaan Barang Milik Negara

You might also like