You are on page 1of 25

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROIDISME

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Kelompok Trigger 2 Problem


Solving Sistem Endokrin

Dibimbing oleh Ns. Rinik Eko Kapti, S.Kep

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Musthika Wida M. (0810720001) 7. SitiMaisaroh (0810720068)


2. Noorasani M. M (0810720002) 8. Sofia Sundari (0810720069)
3. Chika Juni R. (0810720018) 9. Andriawan H.S.(0810723004)
4. Frastiqa Fahrany (0810720035) 10. Anggie Martha (0810723005)
5. GST A Indah P. (0810720036) 11. Dian Agustin (0810723020)
6. Rahmawatus S (0810720053) 12. Elyza R.S.A (0810723021)

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2010
TRIGER

Seorang wanita usia 37 tahun datang ke rumah sakit, tampak letih dan
terengah-engah. Berdasarkan hasil anamnesa, pasien mengeluh sering
berdebar-debar. Selama 3 bulan terakhir, pasien melaporkan kehilangan
berat badan sebanyak 12 kg, tanpa disertai penurunan nafsu makan.
Pasien juga mengeluh tidak tahan terhadap suhu lingkungan yang panas.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya pembesaran kelenjar tiroid
multinodul dan tremor. TTV : TD=110/70 HR=90x/menit RR=26x/menit
suhu tubuh = 37,2 C hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan kadar
free T4 yg normal dan peningkatan kadar T3, kadar TSH 0,05 mI u/L.

KONSEP

1. Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana
didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu
kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon
tiroid yang berlebihan di dalam darah.
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang
paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien
dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan
berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras
beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid,
ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit
serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
2. Klasifikasi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

3. Penyebab(etiologi)
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan
disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap
pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis
memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat
malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH
dan TRH yang berlebihan.
 Penyebab Utama
a. Penyakit Grave
b. Toxic multinodular goitre
c. ’’Solitary toxic adenoma’’
 Penyebab Lain
a. Tiroiditis, kanker pituitari
b. Penyakit troboblastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan, obat-obatan
4. Gejala-gejala
1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan
terhadap katekolamin
3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
5. Peningkatan frekuensi buang air besar
6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
7. Gangguan reproduksi
8. Tidak tahan panas
9. Cepat letih
10. Tanda bruit
11. Haid sedikit dan tidak tetap
12. Pembesaran kelenjar tiroid
13. Mata melotot (exoptalmus)

5. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar
tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang
menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF),
dan, apabila tidak diobati, kematian . Penyakit jantung Hipertiroid,
oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis
pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas.
6. Penatalaksanaan
1. Konservatif
Tata laksana penyakit Graves
a. Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih,
pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai
berikut :
 Thioamide
 Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
 Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis
maksimal 2.000 mg/hari
 Potassium Iodide
 Sodium Ipodate
 Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejala gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
indikasi :
 Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
 Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
 Persiapan tiroidektomi
 Pasien hamil, usia lanjut
 Krisis tiroid
Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara
menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti
tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal pengobatan,
pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan setiap 3-
6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3
dan TSHs. Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya
dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan
eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan , dan di
nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun
kemidian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.
 Tindakan ini adalah untuk
 memusnahkan kelenjar
 tiroid yang hiperaktif
b. Tiroidektomi.
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar

 
I. PENGKAJIAN
 Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 37 thn
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Alamat :
No register :
Tanggal MRS :
Tanggal pengkajian :
Diagnosa Medis :
 Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Hub dengan klien :
Pekerjaan :
Alamat :
 Keluhan Utama
Klien mengeluh sering berdebar-debar, 3 bulan terakhir BB
penurunan 7 kg tanpa disertai penurunan nafsu makan, tidak
tahan suhu lingkungan panas.
 Riwayat Penyakit Sekarang
P : provokatif
 Selain keluhan tadi, apa saja keluhan lain yang Ibu rasakan?
 Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya keluhan?
 Faktor-faktor apa saja yang memperparah keluhan yg
dirasakan?
 Hal apa saja yang dapat memperingan keluhan?
 Hal apa yang telah Ibu lakukan untuk menanggulangi keluhan
yang dirasakan?
Q : quality, quantity

 Seberapa parah keluhan yang Ibu rasakan?


 Keluhan yang Ibu rasakan terjadi secara mendadak, terus-
menerus, hilang timbul atau bagaimana? Bisa Ibu ceritakan?
 Berapa kali Ibu merasakan keluhan ini dalam sehari?
 Keluhan yang Ibu rasakan apakah hebat, sedang, atau ringan?
 Keluhan yang Ibu rasakan apakah menetap, bertambah, atau
berkurang?
R : regio

 Di bagian manakah gejala dirasakan? Apakah menyebar?

S : saverity

 Bagaimana intensitas (skala) dari gejala yg klien rasakan?


 Bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas?

T : time

 Mulai kapan Ibu merasakan keluhan ini?


 Berapa lama biasanya keluhan ini berlangsung?
 Kapan biasanya keluhan ini muncul? Pagi, siang, sore, atau
malam hari?
 Saat melakukan apa keluhan ini muncul?
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Apakah sebelumnya Ibu pernah mengalami sakit seperti
sekarang?
 Penyakit apa yang pernah Ibu derita?
 Apakah Ibu memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan
atau yang lainnya?
 Obat-obat apa saja yang pernah dikonsumsi?
 Terapi/pengobatan apa yang pernah Ibu jalani?
 Apakah Ibu pernah menjalani operasi/ riwayat masuk RS
sebelumnya?
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Apakah ada keluarga yang mengalami gejala seperti yang ibu
alami sekarang? Apa penyebabnya?
 Apakah ada penyakit menurun dalam keluarga ibu?
 Apakah ada keluarga yang meninggal? Karena apa?
 Riwayat Psikososial
 Bagaimana hubungan Ibu dengan keluarga sebelum & selama
sakit?
 Bagaimana gaya hidup Ibu dan keluarga sehari-hari?
 Keg apa saja yang biasanya Ibu lakukan di rumah dan di luar
rumah?
 Bagaimana perasaan Ibu sekarang?
 Bagaimana respon keluarga terhadap sakit yang Ibu alami?
 Bagaimana peran Ibu dalam keluarga? apa ada perubahan?
 Apakah ada perubahan dalam pekerjaan Ibu?
 Bagaimana hubungan Ibu dengan tetangga/masyarakat di
lingkungan sekitar rumah Ibu?
 Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas atau istirahat

a. Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah,


gangguan koordinasi, kelelahan berat.

b. Tanda : Atrofi otot

2. Sirkulasi

a. Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)

b. Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,


peningkatan, tekanan darah dengan tekanan nada yang
berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis).
3. Eliminasi

a. Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia),


rasa nyeri terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi
saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine
encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi
oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine
berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan
menurun, hiperaktif ( diare ).

4. Integritas / Ego

a. Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah


finansial yang berhubungan dengan kondisi.

b. Tanda : Ansietas, peka rangsang.

5. Makanan / Cairan

a. Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak


mengikuti diet : peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid ).

b. Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran


thyroid (peningkatan kebutuhan metabolisme dengan
pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah
( napas aseton).

6. Neurosensori

a. Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,


kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan.

b. Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau


koma (tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu )
kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;
koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)

7. Nyeri / Kenyamanan

a. Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat),


Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan

a. Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan /


tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak).

b. Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum


purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat.

9. Keamanan

a. Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

b. Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau


ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak,
parastesia atau paralysis otot termasuk otot-otot pernapasan
(jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).

10. Seksualitas

a. Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah


impotent pada pria,kesulitan orgasme pada wanita.

b. Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih.


Aseton plasma : positif secara menjolok. Asam lemak bebas
: kadar lipid dengan kolosterol meningkat.

 Tes diagnostik
1. T3 dan T4 serum à pada hipertiroidisme terjadi peningkatan
kadar T3 dan T4
Nilai normal pada orang dewasa:
o T3 : 0.2-0.3 mg/dl
o T4 : 6-12 mg/dl
Nilai normal pada bayi/anak:
o T3 : 180-240 mg/dl
2. Konsentrasi/kadar TSH à tertekan dan tidak berespons pd
TRH à kadar TSH 0,05 mlU/L
3. Tes ambilan radioaktif (RAI) à untuk mengukur kemampuan
kelenjar tiroid dalam menangkap iodida
Normal : 10-35%
Lebih dari : 35 % /meninggi à hipertiroidisme.
4. Ikatan protein iodium à Untuk mengukur iodium yang terikat
dengan protein plasma
Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah
Meningkat/melebihi nilai normal à hipertiroidisme
Pemeriksaan fungsi hepar à abnormal
5. Elektrolit à hponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi
terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan
dari GI
6. Katekolamin serum à menurun
7. kreatinin urin à meningkat
8. EKG à fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali.

II. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan


penggunaan oksigen dan pembentukan karbondioksia
DATA ETIOLOGI MASALAH
DO : RR= Hipertiroidisme Pola nafas tidak
26x/menit efektif
DS : klien tampak Hormon tiroid meningkat
terengah-engah
Laju metabolisme
meningkat

Kebutuhan O2
meningkat

Hiperventilasi

Terengah-engah

 Penurunan curah jantung berhubungan dengan keadaan


hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung

DATA ETIOLOGI MASALAH


DO : disritmia, Hipertiroidisme Penurunan curah
takikardia, jantung
palpitasi, HR: Peningkatan kadar T3
90x/mnt dan T4
DS : klien
mengeluh Peningkatan kecepatan
berdebar-debar denyut dan kekuatan
kontraksi jantung

Curah jantung
meningkat

Palpitasi
 Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan
peningkatan kebutuhan energi
DATA ETIOLOGI MASALAH
DO : klien tampak Hipertirodisme Kelelahan
lemah dan gelisah
Peningkatan
DS : klien mengeluh metabolisme
sering BAB encer dan
lemas Katabolisme protein
berlebih

Kelemahan pada otot

Fatigue

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan peningkatan metabolisme (pemasukan dengan penurunan
berat badan)

DATA ETIOLOGI MASALAH


DO : Prod hormon tiroid Perubahan nutrisi
- Kadar T3 meningkat kurang dari
meningkat ↓ kebutuhan tubuh
- TSH 0,05 mIU/L Peningkatan
metabolisme
DS : ↓
Pasien melaporkan Peningkatan
kehilangan BB 7 kg katabolisme
tanpa disertai kolesterol,
penurunan nafsu Peningkatan lipolisis
makan selama 3 ↓
bulan terakhir Berat badan turun

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh

 Ansietas berhubungan dengan status hipermetabolik, faktor fisiologi

DATA ETIOLOGI MASALAH


DO : Hipertiroid Ansietas
• Tremor
• HR : 90 X/
menit Peningkatan
DS : sensitivitas
• Pasien katekolamin
mengeluh
berdebar-
debar Disosiasi pikiran,
• Gelisah psikoneurotik, cemas
berlebihan

 Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan


kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Peningkatan produksi Kurang
hormon tiroid
pengetahuan
DO : Peni ngkatan
sensitivitas
katekolamin

Disosiasi pikiran /
cemas berlebih
Ansietas

Kurang pengetahuan

III. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
penggunaan oksigen dan pembentukan karbondioksia
o Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam pola
napas menjadi efektif
o Criteria hasil :
- RR = 16-20x/menit
- Tidak terjadi retraksi dinding dada
o Intervensi :

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :
Kaji frekuensi, kedalaman Pada pasien hipertiroidisme
napas, dan penggunaan otot dapat terjadi hiperventilasi yang
bantu pernapasan ditandai dengan peningkatan
frekuensi dan kedalaman napas
Anjurkan pasien untuk berbaring Posisi semi fowler meningkatkan
dengan posisi semi fowler ekspans dada sehingga
memudahkan untuk bernapas
Auskultasi bunyi napas dan catat Adanya ronkhi atau wheezing
apakah ada bunyi napas menunjukkan adanya obstruksi
tambahan pada saluran napas

Kolaborasi :
Berikan oksigen tambahan Memenuhi kebutuhan oksigen
pasien dan memaksimalkan
bernapas
2. Penurunan curah jantung b.d keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung
o Tujuan
Dalam waktu 3 x 24 jam setelah diberikan intervensi
keperawatan, klien akan mempertahankan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
o Kriteria Hasil :
a. TTV dlm batas normal
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 60-80x/mnt
RR : 16-20x/mnt
Suhu : 37,0°C
b. Denyut nadi perifer normal
c. Pengisian kapiler normal
d. Status mental baik
e. Tdk ada disritmia
o Intervensi

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Pantau tekanan darah pada posisi Hipotensi umum atau ortostatik
baring, duduk dan berdiri jika dapat terjadi sebagai akibat dari
memungkinkan. Perhatikan besarnya vasodilatasi perifer yang
tekanan nadi berlebihan dan penurunan
volume sirkulasi
Periksa kemungkinan adanya nyeri Merupakan tanda adanya
dada atau angina yang dikeluhkan peningkatan kebutuhan oksigen
pasien. oleh otot jantung atau iskemia
Kaji nadi atau denyut jantung saat Memberikan hasil pengkajian
pasien tidur yang lebih akurat untuk
menentukan takikardia
Auskultasi suara nafas. Perhatikan S1 dan murmur yang menonjol
adanya suara yang tidak normal berhubungan dengan curah
(seperti krekels) jantung meningkat pada keadaan
hipermetabolik
Pantau EKG, catat atau perhatikan Takikardia mungkin merupakan
kecepatan atau irama jantung dan cerminan langsung stimulasi otot
adanya disritmia jantung oleh hormone tiroid.
Disritmia seringkali terjadi dan
dapat membahayakan fungsi
jantung atau curah jantung
Observasi tanda dan gejala haus yang Dehidrasi yang cepat dapat
hebat, mukosa membran kering, nadi terjadi yang akan menurunkan
lemah, penurunan produksi urine dan volume sirkulasi dan menurunkan
hipotensi curah jantung
Catat masukan dan haluaran Kehilangan cairan yang terlalu
banyak dapat menimbulkan
dehidrasi berat
KOLABORASI
Berikan cairan melalui IV sesuai Untuk memperbaiki volume
indikasi sirkulasi tetapi harus diimbangi
dengan perhatian terhadap tanda
gagal jantung
Berikan obat sesuai indikasi, seperti :
 Penyekat beta seperti propanolol, Mengendalikan pengaruh
atenolol, nadolol tirotoksik terhadap takikardia,
tremor, dan gugup. Menurunkan
frekuensi/kerja jantung oleh
daerah reseptor penyekat beta
 Hormone tiroid antagonis seperti adrenergic dan konversi dari T 4
metimazol (Tapazole) ke T3
 Ntrium iodide (lugol) atau saturasi Memblok sintesis hormone tiroid
kalium iodida dan menghalangi perubahan T 4
ke T3
Mencegah pengeluaran hormone
tiroid kedalam sirkulasi dengan
meningkatkan jumlah
penyimapanan hormone tiroid
dalam kelenjar tiroid
Berikan oksigen sesuai indikasi Untuk mendukung peningkatan
kebutuhan metabolism/kebutuhan
terhadap oksigen tersebut

3. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan


peningkatan kebutuhan energi
o Tujuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam,
kelelahan yang dialami klien berkurang
o Kriteria Hasil
a. Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi
dalam melakukan aktivitas
b. Mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan energi
o Intervensi

INTERVENSI RASIONAL
MANDIRI
Pantau TTV dan catat nadi saat Nadi secara umum meningkat,
istirahat maupun aktivitas. bahkan saat istirahat. Takikardi (>
160 kali/menit) mungkin akan
ditemukan.
Catat berkembangnya takipnea, Kebutuhan dan konsumsi oksigen
dispnea, pucat, sianosis. yang meningkat pada keadaan
hipermetabolik merupakan
potensi terjadi hipoksia saat
melakukan aktivitas.
Berikan lingkungan tenang: ruangan Menurunkan stimulasi yang
dingin, turunkan stimulasi sensori, kemungkinan besar dapat
warna-warna yang sejuk, musik yang menimbulkan agitasi, hiperaktif,
santai. insomnia.
Sarankan untuk mengurangi aktivitas Membantu melawan pengaruh
dan meningkatkan istirahat di tempat dari peningkatan metabolisme.
tidur.
Beri tindakan kenyamanan: sentuhan / Dapat menurunkan energi dalam
masase, bedak sejuk. saraf yang selanjutnya
meningkatkan relaksasi.
Berikan aktivitas pengganti yang Memungkinkan untuk
menyenangkan dan tenang: menggunakan energi dengan
membaca, mendengarkan radio, cara konstruktif dan mungkin juga
menonton TV. akan menurunkan ansietas.
KOLABORASI
Berikan obat sesuai indikasi: sedative Untuk mengatasi keadaan
misalnya fenobarbital; tranquilizer (gugup), hiperaktif, dan insomnia
misalnya klordiazepoksida

4. Pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


peningkatan metabolisme (pemasukan dengan penurunan berat
badan)
o Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi, pasien dapat menunjukkan berat
badan yang stabil.
o Kriteria hasil : -
a. nafsu makan baik
b. tidak ada tanda penurunan berat badan
o Intervensi

Intervensi Rasional
Catat dan laporkan adanya Peningkatan aktivitas adrenergik dpt
anoreksia, kelelahan umum/nyeri, menyebabkan gangguan sekresi
nyeri abdomen, munculnya mual & insulinatau terjadi resisten yang
muntah mengakibatkan hiperglikemia,
perubahan kecepatan dan
kedalaman pernapasan
Pantau masukan makanan setiapp Penurunaan berat badan terus
hari dan timbang berat badan menerus dalam keadaan masukan
setiap hari serta laporkan adanya kalori yang cukup merupakan
penurunan berat badan
indikasi kegagalan terhadap terapi
anti tiroid

Dorong pasien untuk makan dan Membantu menjaga pemasukan


meningkatkan jumlah makan dan kalori cukup tinggi untuk
juga makanan kecil, dengan menambahkan kalori tetap tinggi
menggunakan makanan tinggi pada penggunaan kalori yang
kalori yang mudah dicerna
disebabkan oleh adanya
hipermetabolik

Hindari pemberian makanan yang Peningkatan motilitas saluran cerna


dapat meningkatkan peristaltik dapat mengakibatkan diare dan
usus ganggun absorpsi nutrisi yang
diperlukan

Kolaborasi :

Konsulatsikan dengan ahli gizi Mungkin memerlukan bantuan untuk


untuk memberikan diet tinggi kalori, menjamin pemasukan zat dan
protein, karbohidrat, dan vitamin makanan yang adekuat serta
mengidentifikasikan makanan
pengganti yang paling sesuai

5. Ansietas berhubungan dengan status hipermetabolik, faktor


fisiologis
o Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam, klien dapat mengatasi ansietasnya
o Kriteria Hasil :
a. Klien tampak rileks, tremor tidak ada, tidak ada gelisah
b. Ansitas berkurang sampai timgkat dapat diatasi
c. Mengidentifikasi cara hidupn yang sehat ntuk
membagikan perasaannya.

INTERVENSI RASIONAL
Observasi tingkah laku yang Ansietas ringan dapat ditunjukkan
menunjukkan tingkat ansietas dengan peka rangsang dan
insomnia. Ansietas berat yang
berkembang kedalam keadaan panik
dapat menimbulkan perasaan
terancam, teror, ketidakmampuan
untuk bicara dan bergerak, berteriak-
teriak/ bersumpah-sumpah.
Pantau respons fisik, palpitasi, Peningkatan pengeluaran penyekat
gerakan yang berulang-ulang, beta-adrenergik pada daerah
hiperventilasi dan insomnia. reseptor, bersamaan dengan efek-
efek kelebihan hormon tiroid,
menimbulkan manifestasi klinik dari
peristiwa kelebihan katekolamin
ketika kadar epinefrin/norepinefrin
dalam keadaan normal.
Tinggal bersama pasien, Menegaskan pada pasien atau
mempwrtahankan sikap yang orang terdekat bahwa walaupun
tenang. Mengaku atau menjawab perasaan pasien diluar kontrol,
kekuatirannnya dan mengizinkan lingkungannya tetap aman.
perilaku pasien yang umum.
Bicara singkat dengan kata yang Rentang perhatian mungkin menjadi
sederhana pendek, kosentrasi berkurang, yang
membatasi kemampuan untuk
mengasimilasi informasi.
Kurangi stimulasi dari luar. Menciptakan lingkungan yang
Tempatkan pada ruangan yang terapeutik; menunjukkan penerimaan
tenang, berikan kelembutan, musik bahwa aktivitas unit/personeldapat
yang nyaman, kurangi lampu yang meningkatkan ansietas pasien
terlalu terang, kurangi jumlahorang
yang berhubungan dengan pasien.
Diskusikan dengan pasien orang Memahami bahwa tingkah laku
atau orang terdekat penyebab didasarkan atas fisiologis dapat
emosional yang labil/reaksi psikotik memungkinkan respons/pendekaan
yang berbeda, penerimaan terhadap
situasi.
Tekankan harapan bahwa Memberikan informasi dan
pengendalian emosi itu harus tetap meyakinkan pasien bahwa keadaan
diberikan sesuai dengan itu adalah sementara dan akan
perkembangan terapi obat. membaik dengan pengobatan
Kolaborasi Dapat digunankan bersamaan
Berikan obat ansietas dengan pengobatan untuk
(transquilizer, sedatif) dan pantau menurunkan pengaruh dari sekresi
efeknya hormon tiroid yang berlebihan
Rujuk pada sistem penyokong Terapi penyokong yang terus-
sesuai dengan kebutuhan seperti menerus mungkin
konseling, ahli agama, dan dimanfaatkan/dibutuhkan pasien
pelayanan sosial. atau oran terdekat jika krisi itu
menimbulkan perubahan gaya hidup
pada pasien itu sendiri.

6. Resiko Hipertermi berhubungan dengan hipermetabolisme


tubuh
o Tujuan
Klien menunjukkan termoregulasi (1x24jam)
o Kriteria hasil
Suhu kulit dalam rentang normal, suhuntubuh dalam batas
normal, nadi dan pernapasan dalam rentang yang
diharapkan.
o Intervensi
1) Pantau aktivitas kejang, hidrasi (turgor kulit, kelembapan
membran mukosa), tekanan darah, nadi dan pernapasan
Rasional: peningkatan suhu tubuh akan menstimulasi
pelepasan katekolamin sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah, nadi dan laju pernapasan.
2.) Pantau suhu minimal setiap 2 jam
3.) Pantau suhu basal secara kontinu, sesuai dengan
kebutuhan
4.) Gunakan selimut pendingin, gunakan kipas yang berputar
di ruangan pasien
Rasional: pendinginan secara eksternal dapat
memberikan rasa nyaman pada klien
5.) Anjurkan klien asupan cairan
Rasional: diaphoresis dapat terjadi sebagai kompensasi
terjadinya peningkatan suhu tubuh.

Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan


kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi.
Tujuan :

Kriteria Hasil : pasien mengatakan mengerti tentang proses penyakitnya


dan pengobatannya
INTERVENSI RASIONAL

1. Tinjau ulang proses 1. Memberikan pengetahuan


penyakit dan harapan dasar dimana pasien dapat
masa depan menentukan pilihan
berdasarkan informasi
2. Berikan informasi yang 2. Berat ringannya keadaan ,
tepat. penyebab , usia &
komplikasi yang muncul
akan muncul akan
menentukan tindakan
3. Identifikasi sumber stress pengobatan
3. Faktor psikogenik sering kali
penting dalam
memunculakan keadaan
4. Berikan informasi tanda dari penyakit ini
dan gejala penyakit
hipertiroid

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, E Marllynn dan MF, Moorhouse.2001. Rencana Asuhan
Keperawatan Volume III. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medika Bedah Volume
II. Jakarta : EGC

You might also like