You are on page 1of 9

REAKSI EKSOTERM DAN

REAKSI ENDOTERM

Nama kelompok :
Kade Krisna ( )
Wahyu Semadi Putra (22)
Ni Komang Desi Natalia ( )
I Wyn Mahapapma Jelantik (12)
I Gusti Lanang Ngurah Dwi C ( )

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


SMA NEGERI 2 AMLAPURA
2010/2011

REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM


A. Tujuan
Menentukan perubahan reaksi eksoterm dan endoterm

B. Landasan Teori
Seperti yang kita ketahui termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
tentang perubahan kalor atau perubahan panas suatu zat yang menyertai reaksi kimia
1. Hokum Kekekalan Energi
Hukum kekekalan energy menyatakan “energy tidak dapat dimusnakan atau di ciptakan
melainkan dapat diubah bentuknya melalui proses kimia dan fisika”. Dalam hal ini kita
akan mengkaji bagaimana kekekalan energy ditinjau dari ilmu kimia? Misalnya ketika
kayu atau minyak tanah dibakar, akan dihasilkan sejumlah kalor yang mengakibatkan
keadaan disekitarnya menjadi panas. Namun, ketika api sudah padam keadaan
disekitarnya menjadi norma kembali. Sumber kalor ketika kayu atau minyak tanah
dibakar bukanlah sesuatu yang tercipta, melainkan hanya perubahan bentuk energy.
Dimana, kayu dan minyak tanah menyimpan sejumlah energy yang disebut energy
kimia. Ketika bahan-bahan itu terbakar, sebagian energy kimia yang tersimpan
didalamnya berubah menjadi kalor.

2. System dan Lingkungan


Dalam berhadapan dengan reaksi kimia, khususnya khususnya tentang energy yang
menyertai reaksi tersebut. Reaksi atau proses yang sedang menjadi pusat perhatian kita
sebut system. Segala sesuatu yang berada disekitar system, yaitu dengan apa system
tersebut berinteraksi disebut Lingkungan. Interaksi antara system dan lingkungan
dapat berupa pertukaran materi atau pertukaran energy. Berkaitan dengan itu, system
dapat dibedakan atas system terbuka yang dapat mengalami pertukaran materi dan
energy dengan lingkungan. Sistem tertutup dapat mengalami pertukaran energy tetapi
tidak mengalami pertukaran materi dengan lingkungan. Sistem terisolasi tidak dapat
mengalami pertukaran materi dan energy dengan lingkungan.

3. Kalor Reaksi : ∆E dan ∆H


Kalor reaksi berkaitan dengan energy dalam pereaksi dan energy dalam produknya.
Perubahan energy dalam yang menyertai reaksi adalah ∆E = E1 – E2. Perubahan energy
dalam tersebut akan muncul sebagai kalor.

∆ E = q (kalor) + w (kerja)

Dalam hal ini q merupakan kalor rekasi. Tetapi jika reaksi berlangsung pada
system tertutup dengan volume tetap. Maka (∆V = 0) , berarti system melakukan kerja
(w = 0). Hal itu berarti semua perubahan energy dalam yang menyertai reaksi akan
muncul sebagai kalor. Yang dinyatakan dengan ∆E = qv.
Contonya suatu reaksi berlangsung pada volume tetap dengan perubahan energy dalam
(∆E) sebesar -100 kJ, maka jumlah kalor yang menyertai reaksi itu (q) adalah -100 kJ.
Jika reaksi berlangsung dalam system terbuka dengan tekanan tetap. Maka, system
mungkin malakukan atau menerima kerja tekanan-volum. Oleh karena itu, kalor reaksi
dapat berbeda dari ∆ E. yang dinyatakan dengan ∆ E = qp + w. Misalnya suatu reaksi
eksoterm mempunyai ∆E = -100 kJ. System melakukan kerja -5 kJ, maka jumlah kalor
yang dibebaskan adalah
qp = ∆ E –w
= -100 kJ – (-5 kJ)
= -95 kJ
Jadi hal itu menunjukkan bahwa kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap
dapat berbeda dari kalor reaksi yang berlangsung pada volum tetap. Kalor reaksi yang
berlangsung pada tekanan tetap dapat dikaitkan dengan sifat lain dari system, yaitu
entalpi yang dinyatakan dengan lambang “H” yang berarti jumlah energy yang dimiliki
suatu zat dalam segala bentuk. Entalpi suatu zat tidak dapat diukur besarnya, tetapii
perubahan entalpinya dapat diukur. Perubahan Entalpi diperoleh dari selisih entalpi
produk dengan entalpi reaktan.

∆ H = Hp - Hr

Perubahan Entalpi zat sama dengan harga kalor reaksinya yang dilambangkan “q”, baik
dalam reaksi wadah tertutup maupun wadah terbuka.

∆ H =q
Akan tetapi, dalam hal tanda negative dan positif harus diperhatikan. Jika suatu reaksi
kimia zat melepaskan kalor sebesar q, maka entalpi zat pada akhir reaksi berkurang
sebesar kalor yang dilepaskan. Hal tersebut dituliskan ∆H = -q. sebaliknya, jika system
menyerap kalor sebesar q pada akhir reaksi, maka entalpi system pada akhir reaksi
bertambah sebesar kalor yang diserap. Hal tersebut dituliskan ∆H = q.

C. Alat dan Bahan


1. Tabung reaksi
2. Tabung ukur 50 ml
3. Thermometer
4. Gelas Kimia 100 ml
5. Spatula
6. Corong
7. Logam Mg
8. Larutan HCl 1 M
9. Kristal Ba(OH)2
10. Kristal NH4Cl
11. Kristal NaOH

D. Cara Kerja
1. 5 ml larutan HCl 1 M dimasukkan kedalam tabung reaksi. Diukur suhunya sebagai t
awal. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan NaOH, diaduk dan diamati perubahan
suhunya. Suhu maksimum sebagai t akhir ± 2 menit
2. 5 ml larutan HCl dimasukkan kedalam sebuah tabung reaksi. Diukur suhunya sebagai t
awal. Kemudian ditambahkan potongan pipa magnesium (Mg) dengan panjang ± 3 cm.
diamati perubahan yang terjadi, dipegang dan diukur perubahan suhu tabung reaksi
sebagai t akhir ± 2 menit
3. Kristal Ba(OH)2 sebanyak 2 spatula dimasukkan kedalam tabung reaksi. Diukur
suhunya sebagai t awal, ditambahkan Kristal NH4 Cl sebanyak dua spatula kemudian
diaduk. Tabung reaksinya dipegang untuk merasakan perubahan suhu yang terjadi
sebagai t akhir ± 2 menit
E. Hasil Pengamatan
Pengamatan
No Bahan Percobaan Ket (ekso/endo)
T-awal T-akhir Ciri Reaksi Kimia
- Suhu system naik
- Terdapat gelembung
seperti mendidih
1. HCl(l) dengan NaOH(l) 31° C 36° C Eksoterm
- Tabung reaksi terasa
panas

- Suhu system naik


- Mengeluarkan banyak
gelembung seperti
mendidih
- Tabung reaksi terasa
2. HCl(l) dengan Mg(s) 31° C 36° C panas Eksoterm
- Logam Mg melebur
dan mulai habis
- Reaksi menimbulkan
uap

- Suhu system turun


- Terdapat embun di
Ba(OH)2 (s) dengan dinding tabung reaksi
3. 30° C 16° C Endoterm
NH4Cl(S) - Tabung reaksi terasa
dingin

F. Pembahasan
1. Gejala yang menunjukkan terjadinya reaksi kimia pada percobaan diatas adalah
a. Pada percobaan 1 yaitu
- Menghasilkan kalor
- Terjadi perubahan suhu yaitu suhu naik
b. Pada percobaan 2 yaitu
- Menghasilkan kalor
- Terjadi perubahan suhu yaitu suhu naik
- Logam magnesium melebur
- Adanya gelembung dan menimbulkan uap
c. Pada percobaan 3 yaitu
- Terjadi perubahan suhu yaitu suhu turun
- Menghasilkan embun
- Terasa dingin
2. Berdasarkan percobaan diatas yang termasuk reaksi endoterm dan eksoterm adalah
Percobaan yang ke 1 dan yang ke 2 yaitu antara HCl(l) dengan NaOH(l) dan
HCl(l) dengan Mg(s) merupakan reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia
dengan system melepaskan kalor ke lingkungan. Pada reaksi ini suhu campuran reaksi
akan naik dan energy potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun. Hal
tersebut akan menimbulkan panas dan munculnya gelembung-gelembung seperti
mendidih. Selanjutnya system akan melepaskan kalor ke lingkungan. Hal ini akan
berakibat adanya uap yang keluar dari system.
Pada percobaan yang ke 3 yaitu antara Ba(OH)2 (s) dengan NH4Cl(S) merupakan
reaksi endoterm. Reaksi endoterm merupkan reaksi kimia dengan system menyerap
kalor dari lingkungannya. Pada reaksi ini, terjadi kenaikan energy potensial pada zat-
zat yang bereaksiatau penurunan energy kinetic sehingga suhu yang menjadi pusat
perhatian dalam percobaan (system) turun. Hal itu menyebabkan system menjadi
dingin, kemudian akan terjadi perpindahan suhu dimana suhu panas yang ada
dilingkungan akan mengalir menuju system.
3. Entalpi system jika suatu reaksi mengalami proses endoterm dan eksoterm adalah
a. Reaksi antara larutan HCl dengan larutan NaOH merupakan reaksi yang
menghasilkan panas di system sehingga disebut reaksi eksoterm. Pada reaksi
tersebut tentunya akan menghasilkan produk dari zat-zat pereaktan. Baik zat
pereaktan maupun produk tentunya memiliki sejumlah energy yang terkandung
didalamnya yang disebut entalpi (H). Entalpi suatu zat tidak dapat diukur besarnya,
tetapi perubahan entalpinya dapat diukur. Yang diperoleh dari selisih entalpi produk
dengan entalpi reaktan ∆ H =Hp−Hr. Persamaan reaksi antara larutan HCl dengan
larutan HaOH yang berhubungan dengan Entalpi system dapat digambarkan
sebagai berikut :
HCl(l) + NaOH(l) NaCl(l) + H2O (g)
Entalpi reaktan Entalpi produk
Pada reaksi eksoterm, system membebaskan energy. Oleh karena itu, entalpi system
berkurang. Artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan. Maka
perubahan entalpinya :
∆ H =Hp−Hr
¿ Hp< Hr NaCl(l) + H2O (g) ¿ NaCl(l) + H2O (g)
∆ H =Hp−Hr< 0(bertanda negatif )
b. Reaksi antara larutan HCl dengan pita magnesium (Mg) merupakan reaksi yang
melepaskan kalor yaitu eksoterm. Persamaan reaksi antara larutan HCL dengan
Logam Mg adalah sebagai berikut :
HCl(l) + Mg(s) MgCl2(aq) + H 2(g)

Hr Hp
Pada reaksi eksoterm, system membebaskan energy. Oleh karena itu, entalpi system
berkurang. Artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi reaktan. Maka
perubahan entalpinya :
∆ H =Hp−Hr
¿ Hp< Hr MgCl2(aq) + H 2(g) ¿ HCl(l) + Mg(s)
∆ H =Hp−Hr< 0(bertanda negatif )
c. Reaksi antara Ba(OH)2 (s) dengan NH4Cl(S) merupakan reaksi yang menyerap kalor
yaitu reaksi endoterm. Persamaan reaksi antara Kristal Ba(OH)2 dengan Kristal
NH4Cl adalah sebagai berikut :
Ba(OH)2 (s) + NH4Cl(S) BaCl2 (aq) + 2NH4OH(aq)

Hr Hp
Pada reaksi endoterm, system menyerap energy. Oleh karena itu entalpi system
akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi
(Hr). maka perubahan entalpinya adalah
∆ H =Hp−Hr
¿ Hp> Hr BaCl2 (aq) + 2NH4OH(aq) ¿ Ba(OH)2 (s) + NH4Cl(S)
∆ H =Hp−Hr> 0(bertanda positif )

4. Diagram tingkat energy untuk reaksi eksoterm dan endoterm adalah


a. Reaksi antara larutan HCl dengan larutan HaOH (reaksi Eksoterm) maka gambar
diagram tingkat energinya adalah
Entalpi

Hr (HCl(l) + NaOH(l))

∆ H <0

Hp (NaCl(l) + H2O (g))


Reaksi

b. Reaksi antara larutan HCl dengan potongan logam magnesium (reaksi eksoterm)
maka gambar diagram tingkat energinya adalah
Entalpi

Hr (HCl(l) + Mg(s))

∆ H <0

Hp (MgCl2(aq) + H 2(g))
Reaksi
c. Reaksi antara Kristal Ba(OH)2 dengan kristal NH4Cl (reaksi endoterm). Maka
gambar diagram tingkat energinya adalah
Entalpi

Hp (BaCl2 (aq) + 2NH4OH(aq))


∆ H >0

Hr (Ba(OH)2 (s) + NH4Cl(S))


Reaksi

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan maka dapat kami simpulkan yaitu
sebagai berikut :
1. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan pelepasan kalor dari system
menuju lingkungan dan mempunyai harga perubahan entalpi negative
2. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan penyerapan kalor dari
lingkungan menuju system dan mempunyai harga perubahan entalpi positif.
3. Reaksi antara HCl(l) dengan NaOH(l) dan reaksi antara HCl(l) dengan Mg(s)
merupakan reaksi eksoterm.
4. Reaksi antara Ba(OH)2 (s) dengan NH4Cl(S) merupakan reaksi endoterm.

You might also like