Professional Documents
Culture Documents
Resiko gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan penurunan intake oral,
dyspnoe, tacypnoe.
Tujuan:
Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan selama dalam masa perawatan dengan
kriteria:
Produksi urine dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, denyut nadi dalam
batas normal dan teraba penuh, ubun-ubun besar datar, mata tidak cowong.
Intervensi:
a. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat dari pemberian minum yang adekuat.
R/ anak yang mengalami dyspnoe akan mengalami kesulitan dalam asupan perenteral/
per os.
d. Observasi intake dan output
R/ mengetahui sejak dini dengan menghitung secara tepat agar tidak terjadi defisit
cairan.
e. Observasi tanda vital dan produksi urine serta keadaan umum.
3. Gangguan menelan
4. Risiko aspirasi
Anxietas.
Dapat dihubungkan:
- Krisis situasi
- Ancaman/ perubahan status kesehatan
- Adanya ancman kematian.
Kriteria hasil :
Tujuan: Anak akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi: suhu tubuh dalam batas normal,
tidak ada pus dari luka, leukosit dalam batas normal.
Intervensi:
8. Hipertermi
Tujuan:
Suhu tubuh dalam batas normal setelah mendapat tindakan keperawatan dengan kriteria:
Suhu tubuh dalam batas normal, tekanan darah dalam batas normal, nadi dan respirasi
dalam batas normal.
Intervensi:
a. Jelaskan pada keluarga tindakan perawatan yang akan dilakukan.
untuk klien.
9. Nyeri
Nyeri (akut).
Dapat dihubungkan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rencana:
12.Dysrefleksia
13.Kelebihan volume cairan
Tujuan :
Kriteria Hasil :
• TTV normal
• Balance cairan dalam batas normal
• Tidak terjadi edema
Intervensi :
16.Hipotermi
17.Risiko injury
Intervensi:
− Kaji status neurologis anak: perubahan kesadaran, kurangnya
respon terhadap nyeri, menurunnya refleks, perubahan pupil, aktivitas
pergerakan menurun, dan kejang.
− Kaji tingkat kesadaran dengan GCS
− Monitor tanda-tanda vital anak setiap jam atau sesuai dengan
protokol.
− Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan.
− Berikan analgetik sesuai program.
18.Kerusakan memori
- Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang
terjadi.
- Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional, seperti bokong, kaki, tangan.
Pantau selama penempatan alat atau tanda penekanan dari alat tersebut.
- Berikan/ bantu untuk latihan rentang gerak
- Bantu pasien dalam program latihan dan penggunaan alat mobilisasi. Tingkatkan
aktivitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan.
Rasional:
Perubahan persepsi sensori b.d perubahan resepsi sensoris, transmisi dan atau
integrasi ( trauma atau defisit neurologis ), ditandai dengan disorientasi,
perubaan respon terhadap rangsang, inkoordinasi motorik, perubahan pola
komunikasi, distorsi auditorius dan visual, penghidu, konsentrasi buruk,
perubahan proses pikir, respon emosiaonal berlebihan, perubahan pola perilaku
Kriteria hasil : pasien dapat dipertahanakan tingkat kesadaran dan fuingsi
persepsinya, mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan
residu, mendemonstrasikan perubahan gaya hidup.
Intervensi :
a. Kaji secar teratur perubahan orientasi, kemampuan bicara, afektif, sensoris
dan proses pikir
b. Kaji kesadaran sensoris seperti respon sentuan , panas / dingin, benda tajam
atau tumpul, keadaran terhadap gerakan dan letak tubuh, perhatkian
adanya masalah penglihatan
c. Observasi repon perilaku
d. Hilangkan suara bising / stimulus ang berlebihan
e. Berikan stimulus yang berlebihan seperti verbal, penghidu, taktil,
pendengaran, hindari isolasi secara fisik dan psikologis
Kolaborasi :
f. pemberian obat supositoria gna mempermudah proses BAB
g. konsultasi dengan ahli fisioterapi / okupasi
Kriteria hasil :