Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan overweight,
padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda. Obesitas (kegemukan)
adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB
seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Sementara overweight
(kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal.
Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di negara-
negara berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung menderita penyakit
jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker tertentu. Kematian yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat secara drastis terutama untuk Body
Mass Index di atas 30.Terdapat sedikit pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas,
apakah menjadi penyebab utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-
mata hanya sebagai suatu pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyai
resiko tinggi terhadap penyakit yang bersangkutan. Pandangan mengenai obesitas sebagai
sesuatu yang tidak berbahaya, walau bagaimanapun, sudah tidak dapat diterima lagi,
mengingat bukti-bukti yang telah dikumpulkan selama 10 tahun terakhir memperlihatkan
hal sebaliknya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 PATOFISIOLOGI
Diagnosis Obesitas
2
2.3 ETIOLOGI
1. Genetik : Anak-anak dari orangtua obes cenderung 3-8 kali menjadi obesitas
dibandingkan dari orangtua berat badan normal, walaupun mereka tidak
dibesarkan oleh orangtua kandung.
2. Lingkungan : Pengaruh keluarga (ex: penggunaan makanan sebagai hadiah, tidak
boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan dipiring habis).
Membantu pengembangan kebiasaan makan yang dapat menyebabkan obesitas.
3. Psikologi : Makan berlebihan dapat terjadi sebagai respon terhadap kesepian,
berduka/depresi, dapat merupakan respon terhadap rangsangan dari luar, ex:
Iklan makanan/kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
4. Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya usia, dan ini
sering menyebabkan peningkatan berat badan pada usia pertengahan, Ex:
kelainan endokrin / seperti Hipotiroidy bertanggung jawab untuk obesitas.
Adapun penyebab dasarnya faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi
kalori yang berlebihan dari energy yang dibutuhkan (mary coutney moore, 1994).
Kegemukan disebabkan oleh ketidak imbangan kalori yang masuk dibanding yang
keluar. Kalori diperoleh dari makanan sedangkan pengeluarannya melalui aktivitas tubuh
dan olah raga. Kalori terbanyak (60-70%) dipakai oleh tubuh untuk kehidupan dasar seperti
bernafas, jantung berdenyut dan fungsi dasar sel. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini
ditentukan oleh genetik atau keturunan. Namun aktifitas fisik dan olah raga dapat
meningkatkan jumlah penggunaan kalori keseluruhan.
Jadi ketidak imbangan kalori ini dapat ditentukan oleh faktor keturunan tapi dipicu
oleh pola hidup dan lingkungan. Kebiasaan hidup santai, malas bergerak, selalu dibantu oleh
orang lain (pembantu/supir) atau alat (remote/ handphone/ eskalator/ kendaraan) dan makan
berlebihan akan meningkatkan asupan dan menurunkan luaran kalori.
3
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.
Kegemukan dapat diketahui dengan mengukur jumlah lemak seluruh tubuh
menggunakan alat impedans atau mengukur ketebalan lemak di tempat-tempat tertentu
menggunakan alat kaliper. Selain itu lemak di sekitar perut dapat diukur dengan
menggunakan meteran. Secara sederhana kegemukan dapat dihitung dengan menghitung
Indeks Massa Tubuh, yaitu membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan dikuadratkan
(m2) atau
IMT = .
Perhitungan ini tidak berlaku bagi atlet, ibu hamil dan anak-anak.
4
sepanjang hari. Aktifitas fisik secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30
menit/hari. Jika lebih banyak waktu yang dipergunakan untuk beraktifitas fisik,
maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (admin, 2008).
2. Meningkatnya konsumsi zat gizi (asupan makanan)
Terutama zat gizi makro yang menyebabkan kegemukan bila dimakan secara
berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan
meningkatkan berat badan secara keseluruhan. Adapun zat gizi makro yang
dapat mempengaruhi kenaikan berat badan jika dikonsumsi berlebihan antara
lain:
a. Karbohidrat
Karbohidrat memang merupakan peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relative murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fungsi
utama karbohidrat adalah Sumber energi pemberi rasa manis dari makanan,
penghemat protein, mengatur metabolisme lemak, membantu pengeluaran
feces (altemaster, 2003).
Dalam diet seimbang, dianjurkan 50-60 % kebutuhan kalori berasal dari
karbohidrat, kegunaan utama energi. Kegunaan lainnya sebagai energy
cadangan, komponen struktur sel, dan sumber serat (Sayogo, 2006).
b. Protein
Protein adalah molekul makro dan merupakan bagian terbesar setelah air.
Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptide. Protein ini mempunyai fungsi khusus yang tidak
tergantikan oleh zat lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh.
Kebutuhan protein remaja berkisar antara 44-59 gr/hari. Tergantung pada
jenis kelamin dan umur. Protein juga menyuplai sekitar 12-14% asupan
energi selama masa anak dan remaja (Suandi, 2003).
c. Lemak
Lemak merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi sebagai sumber
energi, lemak juga menghasilkan 9 kal/gr nya, sebagai pelumas yaitu
membantu pengeluaran sisa-sisa pencernaan dan metabolism, memelihara
suhu tubuh dan pelindung organ-organ vital. Depkes RI menganjurkan untuk
mengkonsumsi lemak kurang dari 25% total energi per hari (Sayogo, 2006).
5
Faktor-faktor lain dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
1. Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga
makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas.
Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus
obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup
berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat
mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3. Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi
kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya
dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang
negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita
muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang
berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan
sosial.
4. Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
1. Hipotiroidisme
2. Sindroma Cushing
3. Sindroma Prader-Willi
4. Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
5. Faktor obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
6. Faktor perkembangan .
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas,
terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak
sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya
normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat
6
badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam
setiap sel.
7. Aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama
dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang
cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas
fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
Adapun faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam obesitas adalah gaya hidup dan
konsumsi pangan, gaya hidup sendetari (unsur gerak fisik sangat minim), beban mental
(stress) dan lingkungan.
Seseorang dapat dikatakan obesitas jika berat badan pada laki-laki melebihi 15%
dan wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh harus bekerja lebih berat,
karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung,
dan karena itu akan merasa lebih gerah.
Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang
harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan
(vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah
kalori.
2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan
secara perlahan dan stabil.
3. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh.
4. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan
berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari
pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan
kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup
yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program
8
ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam
kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi
masalah berat badan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.pediatrik.com
- http://www.infokedokteran.net
- http://www.obesitas.web.id
- http://www.dr-rocky.com
-
11