You are on page 1of 19

CONTOH PIDATO PENGARUH TELEVISI TERHADAP SISWA

Assalamualaikum wr wb, Bapak/ ibu guru beserta rekan-rekan yang saya hormati,
pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehingga kita dapat
berkumpul ditempat ini, saya ucapkan banyak terimakasih atas kesempatan yang telah
diberikan kepada saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Pengaruh
Televisi Terhadap Siswa”. Sebelum saya memulai berpidato saya ingin menyampaikan
batasan masalah yang akan saya sampaikan didalam pidato hari ini, yakni diantaranya ;
pengaruh televisi dari segi positif dan negatif.

Bila kita melihat secara umum pengaruh televisi terhadap siswa memang tanpak sangat
berguna dan bermakna karena media televisi ini merupakan sarana penyampaian
informasi yang paling efektif dan efisien, efektif dari segi penyampaian informasi dan
efisien dari segi harga untuk memperoleh informasi tersebut. Dengan media televisi
wawasan dan ilmu pengetahuan seorang siswa dapat berkembang dengan pesat sejalan
dengan perkembangan teknologi yang ada. Banyak hal positif yang dapat diambil dari
adanya media televisi ini yakni diantaranya seperti, informasi mengenai berita terkini,
ilmu pengetahuan umum, Entertainmen/ hiburan, dan lain sebagainya.

Seorang siswa hendaknya selalu mengetahui informasi terkini yang terjadi didunia guna
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dari siswa itu sendiri, yang dapat ia gunakan
untuk mengembangkan dirinya dimasa yang akan datang, karena dengan informasi
manusia dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, sedangkan untuk bidang
entertainment/ hiburan, hal ini tentu saja berfungsi untuk mengurangi rasa penat atau rasa
bosan pada setiap siswa didalam masa remajanya atau dalam masa-masa belajarnya,
mengapa demikian? Karena setiap siswa yang sedang berkembang akan mengalami satu
hal yang namanya ”bosan” dan hal ini perlu dicegah dengan kegiatan yang sifatnya
menghibur/ refleksi yang dapat membuatnya selalu ”Fresh” dan berfikir positif, sehingga
menjadikan ia selalu aktif dan kreatif.

Selain dari wawasan dan ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh siswa dari media
televisi, keakraban antar keluarga akan tercipta sehingga membuat siswa merasa nyaman
berada diantara keluarganya, karena keluarga juga merupakan salah satu faktor utama
penentu keberhasilan diri seorang siswa, selain hal itu orang tua juga dapat mendidik
anak-anaknya dengan lebih mudah melalui media televisi dan orang tua tersebut lebih
mudah memberikan pengarahan terhadap anak sehingga anak akan merasa tidak
terbebani untuk memahami apa yang diinginkan oleh orangtuanya. Hal-hal tersebut
merupakan salah satu yang dapat kita rasakan/ lihat dari segi positif dampak televisi
terhadap siswa, tetapi selain itu banyak hal-hal negative yang dapat terjadi jika siswa
telah terpengaruh oleh televisi, diantaranya adalah malas, mencontoh hal-hal yang tidak
baik/ negatif seperti cara bergaul, berbicara, berpenampilan, serta pribadinya.

Malas adalah hal yang paling sering terjadi jika seorang siswa sudah terpengaruh oleh
asyiknya menonton televisi sehingga melupakan belajarnya, dan hal ini merupakan hal
yang sangat merugikan bagi siswa itu sendiri karena dengan bermalas-malasan dia tidak
akan mendapatkan apa-apa dan apa yang ia cita-citakan dalam hidupnya, maka dari itu
alangkah baiknya orang tua membatasi waktu menonton televisi dan menyaring tayangan
yang sesuai dengan kebutuhan sang anak, selain malas pengaruh buruk televisi terhadap
tingkah laku anak yakni mencontoh hal yang tidak seharusnya di contoh, misalkan anak
usia dibawah lima tahun menonton tayangan televisi untuk orang dewasa, tentu hal ini
sangat ”berbahaya” karena anak bisa dewasa sebelum dewasa, maksudnya adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa tidak seharusnya dicontoh oleh
anak kecil, seperti Kekerasan, gaya hidup seperti berpenampilan, bergaul, dan gaya-gaya
berbicara yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang baik, dan lain sebagainya. Hal ini
juga memerlukan kontrol dari orang tua untuk tayangan yang sifatnya dewasa seperti itu.
Jika hal negativ tersebut sudah terjadi maka selanjutnya dapat kita lihat kepribadian dari
siswa itu sendiri akan berubah dan ”Kemungkinan” merugikan bagi semua pihak
termasuk dirinya sendiri.

Kesimpulannya bahwa, setiap hal yang ada didunia ini pasti memiliki aturan dan
pandangan yang berbeda yakni, baik dan buruk, begitupun dengan media televisi, yang
selayaknya digunakan untuk hal yang baik tetapi tetap saja memiliki dampak yang tidak
baik bagi sebagian orang dan atau fungsinya. Maka dari itu peranan orang tua untuk
mendidik anak (siswa) sangatlah penting serta kesadaran dari siswa itu sendiri haruslah
tinggi dan bertanggung jawab atas apa yang hendak ia lakukan dengan bimbingan dari
guru dan kegiatan-kegiatan positif yang dia lakukan selama dia berada dilingkungan
sekolah.

Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih, akhirul kata, wassalamualaikum wr wb.


Ahli Waris Hasan Al-Banna

penulis Al-Ustadz Qomar ZA Lc.


Syariah Kajian Utama 04 - Januari - 2006 18:26:59

Umar At-Tilmisani
Dia adl pimpinan umum ketiga dari gerakan Ikhwanul Muslimin setelah Hasan Al-Banna.
Ia telah membuka lebar-lebar pintu menuju kepada kesyirikan dgn mengatakan:
“Sebagian mereka mengatakan bahwa Rasul n
memintakan ampun utk orang2 bila mereka mendatangi beliau n
ketika masih hidup saja. Sementara bagi saya tdk jelas mengapa dikaitkan ayat1 dgn
permintaan ampun tersebut saat Rasul n
hidup saja. Sementara dlm ayat tersebut tdk ada pembatasan semacam itu Oleh karena
saya mendapati diri saya cenderung utk mengambil pendapat yg mengatakan bahwa
Rasul n
memintakan ampun utk siapa saja yg datang kepada beliau menuju ke hadapan baik
semasa hidup beliau atau setelah kematiannya. Sehingga tdk ada alasan utk bersikap
keras dlm mengingkari orang yg meyakini karamah para wali berlindung kepada mereka
di kubur mereka yg suci dan berdoa kepada saat kesempitan. Dan karamah para wali adl
termasuk dalil-dalil atas mukjizat para Nabi.”
Anda lihat bagaimana ia membuka peluang utk mereka yg ingin berdoa kepada Nabi n
. Lebih parah dari itu bahkan yg berdoa kepada para wali atau bertawassul dgn kubur
mereka. Sementara pembaca tentu tahu bahwa berdoa adl ibadah besar yg tdk pantas
diperuntukkan kecuali hanya utk Allah. Allah k
berfirman:

َ ‫ظاِلِمْي‬
‫ن‬ ّ ‫ن ال‬
َ ‫ك ِإًذا ِم‬
َ ‫ت َفِإّن‬
َ ‫ن َفَعْل‬
ْ ‫ك َفِإ‬
َ ‫ضّر‬
ُ ‫ل َي‬
َ ‫ك َو‬
َ ‫ل َيْنَفُع‬
َ ‫ل َما‬
ِ ‫نا‬
ِ ‫ن ُدْو‬
ْ ‫ع ِم‬
ُ ‫ل َتْد‬
َ ‫َو‬

“Dan janganlah kamu menyembah selain Allah yg tdk memberi manfaat dan tdk memberi
mudharat kepadamu; sebab jika kamu berbuat itu mk sesungguh kamu kalau begitu
termasuk orang2 yg dzalim.”
Tapi justru At-Tilmisani mengatakan: “Tidak ada alasan utk bersikap keras dlm
mengingkari orang yg berlindung kepada para wali di kuburan mereka.”

Musthafa As-Siba’i
Dia adl Pimpinan Umum Ikhwanul Muslimin di Syria. Ia menulis sebuah qashidah di
Raudhah dekat mimbar Nabi n
di Masjid Nabawi setelah Ashar pada tanggal 10 Muharram 1284 H lalu membaca di
depan kubur Nabi n
sebelum dan setelah haji:
Wahai pemandu orang yg berjalan menuju Ka’bah dan tanah Al-Haram
Dan menuju Thayyibah tuk mencari pimpinan seluruh umat
Jika upayamu utk menuju Al-Mukhtar hanya sunnah
Maka upaya orang semacamku adl wajib menurut orang yg memiliki keinginan tinggi
Wahai tuanku wahai kekasih Allah aku datang
Ke hadapan pintumu tuk mengadukan rasa sakit dari penyakitku
Wahai tuanku terus menerus penyakit itu berada di tubuhku
Karena begitu sakit aku tdk pernah lalai dan tdk pernah tidur

Pembaca anda lihat bagaimana ia mengadukan sakit kepada Nabi n


dalam keadaan Nabi n
telah wafat. Inikah tauhid? Bahkan inilah syirik akbar yg ditentang oleh Nabi n
. Mengapa tdk ia adukan kepada Allah yg Maha Kuasa atas segala sesuatu dan minta
kesembuhan dari-Nya? Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim p
:

ِ ‫شِفْي‬
‫ن‬ ْ ‫ت َفُهَو َي‬
ُ ‫ض‬
ْ ‫َوِإَذا َمِر‬

“Dan apabila aku sakit Dialah Yang menyembuhkan aku.”


Dalam bait-bait syair ini juga banyak terdapat penyelewengan.

Hasan At-Turabi
Dia adl pimpinan Ikhwanul Muslimin di Sudan. Yang bersangkutan juga meremehkan
masalah syirik. Dia menga-takan kepada jamaah Ansharus Sunnah di Sudan: “Sesungguh
mereka memperhatikan masalah aqidah dan syirik terhadap kuburan tapi mereka tdk
memperhatikan syirik dlm hal polilik. Hendak kita biarkan para pemuja kuburan itu
thawaf di sekitar kuburan mereka sampai kita mencapai kubah parlemen.”
Pembaca sepanjang hayat Nabi n
beliau memerangi para pemuja kuburan baik dgn lisan dan tangan beliau yg mulia lalu
At-Turabi mengatakan demikian? Apakah kamu pengikut Nabi n
wahai Turabi?
Thawaf itu hanya di Ka’bah wahai Turabi. Demikianlah menurut kitab Rabbi firman-
Nya:

ِ ‫ت اْلَعِتْي‬
‫ق‬ ِ ‫طّوُفوا ِباْلَبْي‬
ّ ‫ضوا َتَفَثُهْم َوْلُيْوُفوا ُنُذْوَرُهْم َوْلَي‬
ُ ‫ُثّم ْلَيْق‬

“Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yg ada pada badan mereka dan
hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka
melakukan thawaf sekeliling rumah yg tua itu .”
Hasan At-Turabi juga merendahkan Nabi n
. Ia mengatakan tentang Nabi Muhammad n
: “Dia ini adl sosok yg tinggi tapi jangan kalian katakan bahwa beliau itu ma’shum tdk
melakukan kesalahan.”
Wahai Turabi umat telah sepakat tentang kema’shuman Nabi n
sebagai-mana kata Adz-Dzahabi: “Sesungguh mereka berse-pakat bahwa para nabi
ma’shum dlm menyampaikan risalah dan taat kepada mereka adl wajib –kecuali menurut
Khawarij–. Dan jumhur juga berpandangan bahwa bisa jadi mereka jatuh dlm dosa kecil
namun mereka tdk dibiarkan oleh Allah k
pada dosa tersebut.”
Barangkali krn keyakinan di atas ia mengatakan dlm ceramah di hadapan para mahasiswi
di Diyum timur tentang hadits lalat yg masuk ke air2: “Ini urusan kedokteran. dlm hal ini
yg diambil adl ucapan dokter kafir dan ucapan Rasul tdk diambil krn ini bukan
bidangnya.”
At-Turabi juga merendahkan para shahabat Nabi n
. Ia mengatakan: “Semua shahabat itu adil? Kenapa?”
Padahal Ahlus Sunnah meyakini keadilan yakni keshalihan mereka dgn persaksian Allah
k
. Betapa banyak Allah k
mengatakan dlm ayat Al-Qur‘an:

‫عْنُه‬
َ ‫ضوا‬
ُ ‫عْنُهْم َوَر‬
َ ‫ل‬
ُ ‫يا‬
َ‫ض‬
ِ ‫َر‬

“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap Allah.”


Al-Khatib Al-Baghdadi mengatakan: “Keadilan/ keshalihan para shahabat telah pasti dan
telah diketahui yaitu dgn persaksian Allah k
terhadap keadilan/ keshalihan mereka berita-Nya tentang kesucian mereka serta pilihan
Allah terhadap mereka dlm nash Al-Qur`an.”
At-Turabi menjunjung tinggi bendera persatuan antar agama. Ia mengatakan: “Sesungguh
persatuan kebangsaan merupakan salah satu cita-cita kita dan kami dlm partai Islam.
Dengan partai tersebut akan menuju kepada Islam atas dasar prinsip-prinsip agama
Ibrahim yg mengumpulkan kami dgn orang2 Kristen krn ada peninggalan sejarah
keagamaan yg sama”
Padahal Allah k
mengatakan:

َ ‫سِرْي‬
‫ن‬ ِ ‫خا‬
َ ‫ن اْل‬
َ ‫خَرِة ِم‬
ِ ‫ل ِمْنُه َوُهَو ِفي ْال‬
َ ‫ن ُيْقَب‬
ْ ‫لِم ِدْيًنا َفَل‬
َ‫س‬ْ‫ل‬
ِ ‫غْيَر ْا‬
َ ‫ن َيْبَتِغ‬
ْ ‫َوَم‬

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam mk sekali-kali tidaklah akan diterima
dari dan dia di akhirat termasuk orang2 yg rugi.”

Abdullah Azzam
Dia menganggap remeh masalah syirik yaitu peribadatan kepada berhala atau benda-
benda yg dikeramatkan. Penulis buku Al-Jama’atul Umm mengisahkan: “Sebagai contoh
atas masalah ini apa yg dinukilkan oleh Dr. Basyir atau Barman dari Asy-Syaikh
Abdullah Azzam –rahimahullah– ketika dia berdiri di kemah Hai`ah Kibar Ulama di
musim haji dan mengatakan kepada mereka: “Sesungguh masalah memerangi syirik yg
diserukan oleh ulama terdahulu semisal Muhammad bin Abdul Wahhab dlm hal
peribadatan kepada patung-patung dan mengusap-usap kuburan telah selesai. Yang
menggantikan adl syirik dlm bentuk lain yaitu syirik dlm hal berhukum dgn syariat
manusia dan meninggalkan syariat Allah.”
Bagaimana dikatakan telah selesai? Tidakkah engkau melihat syirik semacam itu
merekah di negeri pujaanmu Afghanistan dan sekitarnya? Tolong jangan menutup mata.

Sayyid Quthub
Demikian pula dgn Sayyid Quthub dia katakan: “Sesungguh peribadatan kepada berhala
yg Nabi Ibrahim berdoa kepada Rabb-Nya utk menjauhkan diri dan anak-anak dari
perbuatan tersebut tdk hanya terwujud dlm gambaran sederhana yg dulu dilakukan oleh
orang2 Arab saat Jahiliyyah mereka atau yg dilakukan oleh banyak orang2 animisme
pada benda-benda yg berwujud batu atau pohon Sesungguh gambaran sederhana ini
semua tdk mencakup menghabiskan bentuk syirik kepada Allah”
Memang syirik bukan hanya dlm bentuk ibadah kepada berhala tapi mengapa engkau
sebut itu ‘sederhana’ padahal itu termasuk bentuk syirik terbesar di umat ini baik dulu
maupun sekarang? Yang menguatkan bahwa ia meremehkan syirik dlm hal ini adl bahwa
dia banyak membesar-besarkan syirik dlm hal hukum dan salah dlm menafsirkan Laa
ilaha illallah.
Sayyid Quthub juga mencela Nabi Musa p
di mana ia mengatakan: “Anggaplah Musa sesungguh dia merupakan contoh seorang
tokoh yg emosional dan temperamen.”
Kaum muslimin tentu tahu kedudukan para nabi yg begitu tinggi. Kehormatan tdk boleh
disentuh bahkan harus dihargai. Terlebih secara khusus Allah k
mengatakan tentang Nabi Musa p
:

‫جْيًها‬
ِ ‫ل َو‬
ِ ‫عْنَد ا‬
ِ ‫ن‬
َ ‫ل ِمّما َقاُلوا َوَكا‬
ُ ‫سى َفَبّرَأهُ ا‬
َ ‫ن آَذْوا ُمو‬
َ ‫ل َتُكْوُنوا َكاّلِذْي‬
َ ‫ن آَمُنوا‬
َ ‫َيا َأّيَها اّلِذْي‬

“Hai orang2 yg beriman janganlah kamu menjadi seperti orang2 yg menyakiti Musa; mk
Allah membersihkan dari tuduhan-tuduhan yg mereka katakan. Dan adl dia seorang yg
mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.”
Hal yg senada dgn ucapan Sayyid Quthub diucapkan pula oleh Abul A’la Al-Maududi.
Dia adl orang yg sejalan dgn Ikhwanul Muslimin dlm dakwahnya. Dia mengatakan:
“Telah lewat 1300 tahun dan Dajjal belum juga keluar. Ini menunjukkan bahwa perkiraan
Nabi n
tak benar.”
Semoga Allah melindungi kita dari ucapan-ucapan semacam itu.
Sayyid Quthub juga menikam para shahabat. Ia mengatakan: “Sesungguh Mu’awiyah dan
‘Amr teman kedua tidaklah mengalahkan ‘Ali krn kedua lbh mengerti sesuatu yg
dirahasiakan jiwa daripada ‘Ali atau krn lbh paham atas tindakan yg bermanfaat pada
keadaan yg tepat. Akan tetapi krn kedua bebas menggunakan segala senjata sementara
‘Ali terikat dgn akhlak dlm hal memilih perangkat pertempuran. Dan ketika Mu’awiyah
dan teman cenderung kepada kedustaan kecurangan penipuan kemunafikan suapan dan
menjual janji ‘Ali tdk bisa hanyut kepada tingkatan yg sangat rendah ini. mk tdk heran
jika kedua berhasil sementara ‘Ali gagal dan sungguh itu adl kegagalan yg lbh mulia dari
segala keberhasilan.”
Pembaca sangat tdk pantas ia ucapkan demikian kepada kedua shahabat tersebut. Dan
sangat tdk pantas ia ikut campur dlm urusan mereka.
Ketahuilah bahwa aqidah Ahlus Sunnah tentang para shahabat adl seperti kata Ibnu
Taimiyyah t
dalam Al-Wasithiyyah:
“Di antara prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah adl bersih qalbu dan lisan mereka terhadap
para shahabat Rasulullah n
sebagaimana Allah n
sifatkan dlm firman-Nya:
‫ن آَمُنوا َرّبَنا‬
َ ‫ل ِلّلِذْي‬
ّ‫غ‬ِ ‫ل ِفي ُقُلْوِبَنا‬
ْ ‫جَع‬
ْ ‫ل َت‬
َ ‫ن َو‬
ِ ‫لْيَما‬
ِ ‫سَبُقْوَنا ِبْا‬
َ ‫ن‬
َ ‫خَواِنَنا اّلِذْي‬
ْ‫ل‬ِ ‫غِفْر َلَنا َو‬
ْ ‫ن َرّبَنا ا‬
َ ‫ن َبْعِدِهْم َيُقْوُلْو‬
ْ ‫جاُءوا ِم‬
َ ‫ن‬
َ ‫َواّلِذْي‬
‫حْيٌم‬ِ ‫ف َر‬
ٌ ‫ك َرءُْو‬ َ ‫ِإّن‬

“Dan orang2 yg datang sesudah mereka mereka berdoa: “Ya Rabb kami beri ampunlah
kami dan saudara-saudara kami yg telah beriman lbh dahulu dari kami dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dlm hati kami terhadap orang2 yg beriman; Ya Rabb
kami sesungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang’.”
Senada dgn ucapan Sayyid adl ucapan:
Muhammad Al-Ghazali : “Sesungguh Abu Dzar adl seorang sosialis dan ia mengambil
paham sosialisme ini dari Nabi n
.”
Sayyid Quthub juga beranggapan bahwa masyarakat muslimin telah murtad ia katakan:
“Sesungguh manusia telah kembali kepada jahiliyyah dan murtad dari la ilaha illallah.
Sehingga mereka memberikan kekhususan ketuhanan kepada manusia dan belum
kembali mentauhidkan Allah k
dan memurnikan loyalitas kepada-Nya Manusia secara keseluruhan termasuk di dlm adl
mereka yg mengulang-ulang di atas tempat adzan di belahan bumi timur maupun barat
kalimat laa ilaha illallah tanpa ada makna dan realita Mereka itu lbh berat dosa dan adzab
di hari kiamat krn mereka murtad menuju peribadatan kepada para hamba setelah jelas
bagi petunjuk dan setelah sebelum mereka dlm agama Allah k
.
Demikian ia memvonis murtad masyarakat muslim di belahan timur bumi maupun barat
hanya krn anggapan bahwa mereka tdk berhukum dgn hukum Allah k
. Sungguh batil apa yg ia ucapkan. Ucapan itu timbul krn dia melenceng dari aqidah
Ahlus Sunnah dlm masalah ini.

Sa’id Hawwa
Sa’id Hawwa adl salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin. Ia begitu memuji aliran sufi
tarekat Rifa’iyyah dan begitu terheran-heran dgn akrobat syaithaniyyah yg ada pada
mereka. Ia mengatakan: “Suatu ketika seorang Nashrani memberitakan kepadaku tentang
sebuah kejadian yg dialami sendiri. Dan itu sebuah kejadian yg masyhur dan telah sangat
diketahui. Allah k
pertemukan aku dengan setelah berita tentang kejadian itu sampai kepadaku melalui
jalan lain. Ia memberitahuku bahwa ia menghadiri sebuah majelis dzikir. Salah satu
peserta dzikir itu menusukkan pedang kepada yg lain di punggung sampai pedang
tersebut tembus dan sampai ia memegang lalu pedang itu ditarik lagi. Tapi tdk berbekas
sama sekali dan tdk mencelakakannya. Sungguh hal ini yg terjadi pada para pengikut
tarekat . Dan terus melekat hal itu pada mereka merupakan keutamaan Allah k
yg terbesar atas umat ini”
Dia katakan juga: “Dan saya tulis buku saya Tarbiyatuna Ar-Ruhiyyah dgn tujuan
menjelaskan salah satu dari dua macam tema fiqih yg besar dan yg terbesar yaitu tema
tasawwuf yg tertata. Supaya saya bisa meletakkan perkara-perkara pada tempat dlm
masalah hakekat sufi yg hal itu merupakan salah satu ciri pokok dakwah Al-Ustadz
Hasan Al-Banna rahimahullah.”
Duhai tema sufi dan kisah-kisah sufi semacam kisah di atas yg amat bertentangan dgn
aqidah yg shahih dianggap ‘fiqih yg besar dan yg terbesar’!
Ia pun sangat memuji para ahli bid’ah ia mengatakan: “Sesungguh kaum muslimin di
sela-sela zaman memiliki para imam dlm hal aqidah fiqih tasawwuf dan jalan kepada
Allah. mk imam mereka dlm hal aqidah adl Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur Al-
Maturidi.”
Tahukan pembaca siapa kedua tokoh yg dia anggap sebagai imam dlm hal aqidah? Kedua
adl pencetus aliran Asy’ariyyah dan Maturidiyyah yg bertolak belakang dgn aqidah
Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tapi Abu Hasan akhir bertaubat dan kembali kepada Aqidah
Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Ucapan senada dgn ucapan Sa’id Hawwa diungkapkan Abdul Fattah Abu Ghuddah yg
mengatakan tentang Zahid Al-Kautsari: “Ini sebagai hadiah kepada arwah ustadz para
ahli tahqiq Al-Hujjah Al-Muhaddits Ahli ushul fiqh peneliti ahli sejarah Al-Imam Zahid
Al-Kautsari.”
Tahukah pembaca siapakah Zahid Al-Kautsari itu? Dia adl pembawa bendera aliran
Jahmiyyah di masa belakangan ini dan sangat membenci Ahlus Sunnah wal Jamaah

Dr. Yusuf Al-Qardhawi


Dia adl salah satu hasil didikan Hasan Al-Banna dan sangat terkesan dgn sosok Al-
Banna. Sehingga tdk heran bila ia mengajak utk mengubur permusuhan dgn Yahudi dan
Nashrani. Ia mengatakan: “Di antara manusia ada yg bersandar kepada sebagian nash dari
ayat Al-Qur`an dan hadits Nabi ia memahami dgn pemahaman yg dangkal terburu-buru
berdalil dengan utk berfanatik terhadap Islam dlm menghadapi musuh dari kalangan
Yahudi dan Nashrani dan selain mereka. Contoh-contoh nyata dari nash dan ayat yg
melarang utk berloyal kepada selain mukminin di antaranya

ْ‫خَواَنُهْم َأو‬ ْ ‫سْوَلُه َوَلْو َكاُنوا آَباَءُهْم َأْو َأْبَناَءُهْم َأْو ِإ‬
ُ ‫ل َوَر‬َ ‫حاّد ا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ن َم‬َ ‫خِر ُيَواّدْو‬
ِ ‫ل َواْلَيْوِم ْال‬ِ ‫ن ِبا‬ َ ‫جُد َقْوًما ُيْؤِمُنْو‬
ِ ‫ل َت‬َ
َ‫ض‬
‫ي‬ ِ ‫ن ِفْيَها َر‬ َ ‫خاِلِدْي‬
َ ‫لْنَهاُر‬ َ ‫حِتَها ْا‬
ْ ‫ن َت‬
ْ ‫جِري ِم‬ ْ ‫جّناتٍ َت‬ َ ‫خُلُهْم‬
ِ ‫ح ِمْنُه َوُيْد‬
ٍ ‫ن َوَأّيَدُهْم ِبُرْو‬
َ ‫لْيَما‬
ِ ‫ب ِفي ُقُلْوِبِهُم ا‬ َ ‫ك َكَت‬َ ‫شْيَرَتُهْم ُأوَلِئ‬
ِ َ‫ع‬
َ ‫حْو‬
‫ن‬ ُ ‫ل ُهُم اْلُمْفِل‬ ِ ‫با‬ َ ‫حْز‬ ِ ‫ن‬ ّ ‫ل ِإ‬َ ‫ل َأ‬
ِ ‫با‬ ُ ‫حْز‬ ِ ‫ك‬ َ ‫عْنُه ُأوَلِئ‬
َ ‫ضوا‬ ُ ‫عْنُهْم َوَر‬ َ ‫ل‬ُ ‫ا‬

“Kamu tdk akan mendapati sesuatu kaum yg beriman kepada Allah dan hari akhirat
saling berkasih sayang dgn orang2 yg menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun orang2
itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka
itulah orang2 yg Allah telah menanamkan keimanan dlm hati mereka dan menguatkan
mereka dgn pertolongan yg datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dlm
surga yg mengalir di bawah sungai-sungai mereka kekal di dalamnya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap -Nya. Mereka itulah golongan
Allah. Ketahuilah bahwa sesungguh golongan Allah itulah golongan yg beruntung.”
Ternyata itu bukan hanya ucapan bahkan ia buktikan dgn kehadiran dlm muktamar
pendekatan antar agama. Ungkapnya: “Pada tahun ini bulan Mei yg lalu saya menghadiri
sebuah muktamar di Moskow. Muktamar itu membahas tentang Islam dan bagaimana
saling memahami antar agama dan masyarakat-masyarakat lain. Yang mengikuti adl
orang2 Nashrani dan Yahudi serta agama-agama selain mereka. Dan di akhir musim
panas saya menghadiri pesta penghormatan utk pertemuan orang2 Kristen dgn sebagian
muslimin yg diprakarsai oleh Majelis Gereja utk Timur Tengah.”
Buah dari pernyataan dan perbuatan itu ia menyatakan siap utk mengadakan pendekatan
antar agama. Yang disayangkan ia memposisikan diri sebagai juru bicara muslimin. Ia
pun mencari titik temu antar agama dan mengatakan tdk ada jihad dlm Islam kecuali
jihad utk membela diri. Bahkan menyatakan peperangan dgn Yahudi bukan krn agama
tapi krn tanah katanya: “Kami tdk memerangi Yahudi krn aqidah. Kami hanyalah
memerangi mereka krn tanah. Kami tdk memerangi orang2 kafir krn mereka kafir tapi
krn mereka merampas tanah dan rumah kami serta mengambil tanpa hak.” (kutipan-
kutipan ucapan ada dlm dalam buku Raf’ul Litsam dan lainnya)
Demikianlah kesesatan demi kesesatan saling melengkapi na’udzubillah min dzalik.
Iapun berpandangan bahwa antara demokrasi dan syura adl serupa padahal kedua seperti
timur dan barat tdk akan pernah ketemu.

Mengadakan Pendekatan antara Sunnah dgn Syi’ah


Asy-Syatti dari Kuwait mengatakan: “Syi’ah Imamiyyah termasuk umat Muhammad.
Sedangkan Syah mengangkat bendera Majusi sehingga tdk termasuk kebenaran bila kita
mendukung bendera Majusi dan meninggalkan bendera umat Muhammad.”
Al-Ghanusyi menukilkan ucapan Al-Banna: “Sesungguh kami ingin berhukum dgn Islam
sebagaimana diturunkan kepada Nabi Muhammad n
. Tidak ada perbedaan antara Sunnah dgn Syi’ah krn madzhab-madzhab itu belum ada di
jaman Rasulullah n
.”
Demikianlah keadaan aqidah para tokoh gerakan ini. Pantaskah mereka ditokohkan
sementara berbagai macam kesesatan ada pada mereka?!

Sumber Bacaan:
Al-Maurid Al-’Adzb Az-Zulal karya Asy-Syaikh Ahmad An-Najmiθ
Haqiqatud Da’wah Ilallah karya Sa’d Al-Hushayyinθ
Nadharat fi Manhaj Al-Ikhwanil Muslimin karya A. Salamθ
dllθ

1 Ayat yg dimaksud adl surat An-Nisa ayat 64:

‫جُدوا‬ َ ‫ل َلَو‬
ُ ‫سْو‬
ُ ‫سَتْغَفَر َلُهُم الّر‬
ْ ‫ل َوا‬
َ ‫سَتْغَفُروا ا‬
ْ ‫ك َفا‬
َ ‫جاُءْو‬
َ ‫سُهْم‬
َ ‫ظَلُموا َأْنُف‬
َ ‫ل َوَلْو َأّنُهْم ِإْذ‬
ِ ‫نا‬
ِ ‫ع ِبِإْذ‬
َ ‫طا‬
َ ‫ل ِلُي‬
ّ ‫ل ِإ‬
ٍ ‫سْو‬
ُ ‫ن َر‬
ْ ‫سْلَنا ِم‬
َ ‫َوَما َأْر‬
‫حْيًما‬
ِ ‫ل َتّواًبا َر‬
َ ‫ا‬

“Dan kami tdk mengutus seseorang rasul pun melainkan utk ditaati dgn seizin Allah.
Sesungguh jikalau mereka ketika menganiaya diri datang kepadamu lalu memohon
ampun kepada Allah dan Rasulpun memohonkan ampun utk mereka tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
As-Sa’di menyebutkan dlm Tafsir- hal. 185 bahwa ini berlaku ketika hidup Nabi n
.
2 Yaitu hadits:

ّ‫سُه ُثم‬
ْ ‫حِدُكْم َفْلَيْغِم‬َ ‫ب َأ‬
ِ ‫شَرا‬َ ‫ب ِفي‬ُ ‫ ِإَذا َوَقَع الّذَبا‬:‫سّلَم‬
َ ‫عَلْيِه َو‬
َ ‫ل‬
ُ ‫صّلى ا‬
َ ‫ي‬
ّ ‫ل الّنِب‬
َ ‫ َقا‬:‫ل‬
ُ ‫عْنه َيُقْو‬
َ ‫ل‬
ُ ‫يا‬
َ‫ض‬ِ ‫ن َأِبي ُهَرْيَرَة َر‬
ْ‫ع‬َ
‫شَفاًء‬
ِ ‫خَرى‬ ْ‫ل‬ ُ ‫حْيِه َداًء َوْا‬
َ ‫جَنا‬
َ ‫حَدى‬
ْ ‫ن ِفي ِإ‬ّ ‫عُه َفِإ‬ْ ‫ِلَيْنِز‬

Dari Abu Hurairah z


ia berkata bahwa Nabi n
bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke minuman salah seorang di antara kalian mk
hendak ia mencelupkan lalu membuang krn pada salah satu sayap ada penyakit dan pada
sayap yg lain ada obatnya.”
“Bertawakkal Kepada Allah” ketegori Muslim. Bertawakkal Kepada Allah

Dr. Fadhl Ilahi

Termasuk di antara sebab diturunkannya rizki adalah bertawakkal kepada Allah Yang
Mahaesa dan Yang kepada-Nya tempat bergantung. Insya Allah kita akan membicarakan
hal ini melalui tiga hal:

Pertama, yang dimaksud bertawakkal kepada Allah.


Kedua, dalil syar’i bahwa bertawakkal kepada Allah termasuk diantara kunci-kunci rizki.
Ketiga, apakah tawakkal itu berarti meninggalkan usaha ?

Pertama, Yang Dimaksud Bertawakkal kepada Allah

Para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan- telah
menjelaskan makna tawakkal. Diantaranya adalah Imam Al-Ghazali, beliau berkata :
“Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada wakil semata”.

Al-Allamah Al-Manawi berkata : “Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta


penyandaran kepada yang ditawakkali”.

Menjelaskan makna tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, Al-Mulla


Ali Al-Qari berkata:
“Hendaknya kalian ketahui secara yakin bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud
ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada, baik mahluk maupun rizki, pemberian atau
pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau
mati dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud , semuanya itu adalah dari
Allah”.

Kedua, Dalil Syar’i Bahwa Bertawakkal kepada Allah Termasuk Kunci Rizki

Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-
Qudha’i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar


tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka
berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”.
1}

Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbicara
dengan wahyu menjelaskan, orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar
tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki. Betapa tidak demikian, karena dia telah
bertawakkal kepada Dzat Yang Mahahidup, Yang tidak pernah mati. Karena itu,
barangsiapa bertawakkal kepadaNya, niscaya Allah akan mencukupinya. Allah
berfirman.
“Artinya : Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan . Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”.

Menafsirkan ayat tersebut, Ar-Rabi’ bin Khutsaim mengatakan : ” dari setiap yang
membuat sempit manusia”.

Ketiga, Apakah Tawakkal Itu Berarti Meninggalkan Usaha?

Sebagian orang mungkin ada yang berkata : “Jika orang yang bertawakkal kepada Allah
itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan.
Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari
langit ?”

Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkannya tentang


hakikat tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan
diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang
pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan,
pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang
Mahaesa dan Yang kepadaNya tempat bergantung. Dan sungguh para ulama -semoga
Allah membalas mereka dengan sebaik-baik kebaikan- telah memperingatkan masalah
ini. Di antaranya adalah Imam Ahmad, beliau berkata : “Dalam hadits tersebut tidak ada
isyarat yang membolehkan meninggalkan usaha, sebaliknya justru di dalamnya ada
isyarat yang menunjukkan perlunya mencari rizki. Jadi maksud hadits tersebut, bahwa
seandainya mereka bertawakkal kepada Allah dalam bepergian, kedatangan dan usaha
mereka, dan mereka mengetahui bahwa kebaikan itu di TanganNya, tentu mereka tidak
akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana
burung-burung tersebut”.

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau
di masjid seraya berkata, ‘Aku tidak mau bekerja sedikitpun, sampai rizkiku datang
sendiri’. Maka beliau berkata, ‘Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku melalui panahku”.

Dan beliau bersabda.

“Artinya : Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal,


niscaya Allah memberimu rizki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung,
berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang”.

Dalam hadits tersebut dikatakan, burung-burung itu berangkat pagi-pagi dan pulang sore
hari dalam rangka mencari rizki.
Selanjutnya Imam Ahmad berkata, ‘Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan
pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita’.

Syaikh Abu Hamid berkata : “Barangkali ada yang mengira bahwa makna tawakkal
adalah meninggalkan pekerjaan secara fisik, meninggalkan perencanaan dengan akal
serta menjatuhkan diri di atas tanah seperti sobekan kain yang dilemparkan, atau seperti
daging di atas landasan tempat memotong daging. Ini adalah sangkaan orang-orang
bodoh. Semua itu adalah haram menurut hukum syari’at. Sedangkan sya’riat memuji
orang yang bertawakkal. Lalu, bagaimana mungkin suatu derajat ketinggian dalam agama
dapat diperoleh dengan hal-hal yang dilarang oleh agama pula ?”

Hakikat yang sesungguhnya dalam hal ini dapat kita katakan, ‘Sesungguhnya pengaruh
bertawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha hamba ketika bekerja untuk mencapai
tujuan-tujuannya’.

Imam Abul Qasim Al-Qusyairi : “Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya di


dalam hati. Adapun gerak secara lahiriah maka hal itu tidak bertentangan dengan
tawakkal yang ada di dalam hati setelah seorang hamba meyakini bahwa rizki itu
datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena takdirNya, dan
terdapat kemudahan maka hal itu karena kemudahan dariNya”.

Diantara yang menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan
usaha adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari
Ja’far bin Amr bin Umayah dari ayahnya Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

“Artinya : Seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aku lepaskan
untaku dan aku bertawakkal ?’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ikatlah
kemudian bertawakkallah”. 2}

Dan dalam riwayat Imam Al-Qudha’i disebutkan.

“Artinya : Amr bin Umayah Radhiyallahu ‘anhu berkata, ‘Aku bertanya, ‘Wahai
Rasulullah !!, Apakah aku ikat dahulu unta -ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau
aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal ? ‘Beliau menjawab, ‘Ikatlah kendaraan
-mu lalu bertawakkallah”.

Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa tawakkal tidaklah berarti meninggalkan
usaha. Dan sungguh setiap muslim wajib berpayah-payah, bersungguh-sungguh dan
berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri
pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan
adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.

Footnote :

 Al-Musnad, no. 205, 1/243 no. 370, 1/313 no. 373, 1/304; Jami’ut Tirmidzi, Kitabuz
Zuhud, Bab Fit Tawakkal ‘Alallah, no. 2344, no 2447, 7/7 dan lafazh ini adalah miliknya;
Sunan Ibni Majah, Abwabuz Zuhd, At-Tawakkul wal Yaqin, no 4216, 2/419; Kitabuz
Zuhd oleh Ibnu Al-Mubarak, juz IV, Bab At-Tawakkul wat Tawaddhu’ no. 559, hal 196-
197; Al-Ihsan fi Taqribi Shahih Ibni Hibban, Kitabur Raqa’iq, Bab Al-Wara’ wat
Tawakkul, Dzikrul Akhbar ‘amma Yajibu ‘alal Mar’i min Qath’il Qulubi ‘anil Khala’iqi
bi Jami’il Ala’iqi fi Ahwalihi wa Asbabihi no. 730, 2/509; Al-Mustadzrak ‘ala Ash-
Shahihain, Kitabur Riqaq, 4/318; Musnad Asy-Syihab, Lau Annakum Tatawakkaluna
ala’ Allah Haqqa Tawakkulihi no. 1444, 2/319; Syarhus Sunnah oleh Al-Baghawi,
Kitabur Riqaa, Bab At-Tawakkul ‘ala Allah ‘Aza wa Jalla no. 4108, 14/301. Imam At-
Tirmidzi berkata, Ini adalah hadits shahih, kami tidak mengetahuinya kecuali dari sisi
ini . Imam Al-Hakim berkata, Ini adalah hadits dengan sanad shahih, tetapi tidak
dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim . Imam Al-Baghawi berkata, Ini adalah hadist
hasan. . Dan sanadnya dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir. . Serta
Syaikh Al-Albani menshahihkannya, .
 Al-Ihsan fi Taqribi Shahih Ibni Hibban, Kitabur Raqa’iq, Bab Al-Warra’ wat
Tawakkul, Dzikrul Akhbar bin Annal Mar’a Yajibu Alaihi Ma’a Tawakkulil Qalbi Al-
Ihtiraz bil A’dha Dhidda Qauli Man Karihahu, no. 731, 2/510, dan lafazh ini miliknya;
Al-Mustadrak Alash Shahihain, Kitab Ma’rifatish Shahabah, Dzikru Amr bin Umayah
Radhiyallahu ‘anhu, 3/623. Al-Hafizh Adz-Dzahabi berkata, Sanad hadist ini ‘jayyid’. .
Al-hafizh Al-Haitsami juga menyatakan hal senada dalam Ajmau’z Zawa’id wa
Manba’ul Fawa’id, 10/303. Beliau berkata, Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani
dari banyak jalan. Dan para pembawa haditsnya adalah pembawa hadits Shahih Muslim
selain Ya’kub bin Abdullah bin Amr bin Umayah Adh-Dhamari, dan dia adalah tsiqah .

Disalin dari buku Mafatiihur Rizq fi Dhau’il Kitab was Sunnah oleh Syaikh Dr Fadhl
Ilahi, dengan edisi Indonesia Kunci-kunci Rizki Menurut Al-Qur’an dan As-Sunah hal.
28-35 terbitan Darul Haq, Penerjemah Ainul Haris Arifin Lc

“Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yg telah menciptakan kamu dari
diri yg satu dan darinya Allah menciptakan istrinya dan dari keduanya Allah
mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yg banyak..” . “Dzat yg membuat segala
sesuatu yg Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yg memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yg hina . Kemudian Dia
menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam roh -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran penglihatan dan hati; kamu sedikit sekali bersyukur.” . Dalam dunia
science teori evolusi Charles Darwin sangat terkenal. Bahkan walaupun hanya
merupakan suatu kesimpulan yg tak terbukti sama sekali banyak orang yg
mempercayainya krn ia berbaju science. Padahal science sendiri yg dulunya dipercaya
benar ternyata kemudian terbukti salah. Salah satu dampak dari teori evolusi yg sesat itu
adl mengikis iman akan adanya Sang Pencipta. Dengan begitu secara tak disadari
seseorang yg mempercayai teori evolusi akan dikikis imannya terhadap adanya Sang
Pencipta. Sebagai muslimin kita harusnya mengembalikan hal ihwal penciptaan ini
kepada Sang Pencipta itu sendiri Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Tentunya jika disuruh
memilih harus percaya siapa tentunya kita harus percaya kepada Allah. Inilah yg harus
menjadi landasan berpikir dan keyakinan kaum muslimin dalam mengetahui asal muasal
penciptaan manusia. Dalam hal ini Allah telah mewahyukan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Alquran dalam beberapa surat dan ayat di antaranya
adl ayat yg kita sebutkan di atas. Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa Allah
menciptakan manusia pertama kali dari tanah dan menyempurnakan bentuknya. Kemudia
dari satu manusia itu-yakni Adam ‘Alaihissalam-Allah menciptakan istri bagi Adam
kemudian dari keduanyalah Allah mengembangbiakkan manusia. Bahkan hal itu sangat
jelas dan mudah dipahami oleh siapa pun yg mau sejenak menggunakan otaknya dgn
baik. Jadi pertanyaan-pertanyaan yg timbul di kalangan kaum muslimin tentang teori
Darwin ini dapat dijawab dgn ayat-ayat Alquran. Namun sayang kebanyakan kaum
muslimin kurang mengerti akan isi kitab sucinya. Mereka paling-paling hanya membaca
Al-Fatihah serta surat-surat pendek di Juz ‘Amma. Itu pun belum tentu dgn pemahaman
yg benar akan kandungan ayat yg mereka baca. Bahkan sekarang telah timbul gerakan
anti teori evolusi yg dipelopori Adnan Oktar dgn mengusung nama Harun Yahya. Dia adl
seorang muslim Turki. Gerakan ini mengguncang para penganut dan pencinta teori
evolusi. Mereka bahkan mati kutu ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa teori yg
mereka sanjung selama ini ternyata omong kosong belaka dan penuh kepalsuan. Sekali
lagi terbukti bahwa adl suatu kebodohan jika seseorang menuhankan science. Science
bukanlah pencipta science hanya menguak rahasia-rahasia yg tersimpan di balik ciptaan
Allah ini. Dengan science manusia dapat memanfaatkan segala yg diciptakan Allah utk
memenuhi kebutuhan dan kepentingannya. Seharusnya science juga mengantar manusia
kepada iman terhadap Allah Sang Pencipta alam semesta bukan malah sebaliknya.
Wallahu al-musta’aan. Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Informasi yg telah disampaikan sejauh ini menunjukkan bahwa teori evolusi tidak
memiliki dasar ilmiah tetapi sebaliknya pernyataan-pernyataan evolusi bertentangan dgn
temuan-temuan ilmiah. Dengan kata lain kekuatan yg menyokong evolusi bukanlah ilmu
pengetahuan. Evolusi memang dibela oleh beberapa “ilmuwan” tetapi pasti ada kekuatan
lain yg berperan. Kekuatan ini adl filsafat materialis. Filsafat materialis merupakan salah
satu sistem pemikiran tertua dalam sejarah manusia. Karakteristiknya yg paling mendasar
adl anggapan bahwa materi itu absolut. Menurut filsafat ini materi tidak terbatas dan
segala sesuatu terdiri dari materi dan hanya materi. Pendekatan ini menutup kemungkinan
terhadap kepercayaan kepada Pencipta. Oleh sebab itu materialisme sejak lama
memusuhi agama-agama yg memiliki keyakinan terhadap Allah. Jadi pertanyaannya
sekarang adl apakah cara pandang materialis itu benar? Untuk mengujinya kita harus
menyelidiki pernyataan-pernyataan filsafat tersebut yg berkaitan dgn ilmu pengetahuan
dgn menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya seorang filsuf abad ke-10 dapat
mengatakan bahwa ada pohon keramat di permukaan bulan dan semua makhluk hidup
tumbuh seperti buah pada cabang-cabangnya lalu jatuh ke bumi. Sebagian orang mungkin
menganggap filsafat ini menarik dan mempercayainya. Namun pada abad ke-20 ketika
manusia telah sampai ke bulan filssafat semacam ini tidak mungkin dikemukakan. Ada
atau tidaknya pohon semacam itu di sana dapat ditentukan dgn metode-metode ilmiah
yaitu dgn pengamatan dan eksperimen. Dengan metode ilmiah kita dapat menyelidiki
pernyataan materialis bahwa materi itu abadi dan materi ini dapat mengorganisasi diri
tanpa memerlukan Pencipta serta mampu memunculkan kehidupan. Namun sejak awal
kita melihat bahwa materialisme telah runtuh krn gagasan tentang kekekalan materi telah
dihancurkan oleh teori Dentuman Besar yg menunjukkan bahwa jagat raya diciptakan
dari ketiadaan. Peryataan bahwa materi dapat mengorganisasi diri dan memunculkan
kehidupan adl pernyataan “teori evolusi”-teori yg telah dibahas oleh buku ini dan
ditunjukkan keruntuhannya. Akan tetapi jika seseorang berkeras mempercayai
materialisme dan mendahulukan kesetiaan pada paham ini daripada hal-hal lainnya ia
tidak akan menggunakan metode ilmiah. Jika orang tersebut “mendahulukan
meterialismemya daripada keilmuwannya” ia tidak akan meninggalkan materialisme
sekalipun tahu bahwa konsep evolusi tidak diakui ilmu pengetahuan. Sebaliknya ia
berusaha menegakkan dan menyelamatkan paham ini dgn mendukung konsep evolusi apa
pun yg terjadi. Inilah keadaan sulit yg dihadapi evolusionis. Yang menarik ternyata
mereka pun mengakui fakta ini dari waktu ke waktu. Ahli genetika evolusionis terkenal
dari universitas Harvard Richard C. Lewontin mengakui bahwa dia “materialis dulu baru
ilmuwan” dgn kata-kata berikut “Bukan metode dan penemuan-penemuan ilmiah yg
mendorong kami menerima penjelasan material tentang dunia yg fenomenal ini.
Sebaliknya kami dipaksa oleh keyakinan apriori kami terhadap prinsip-pronsip material
utk menciptakan perangkat penyelidikan dan serangkaian konsep yg menghasilkan
penjelasan material betapa pun bertentangan dgn intuisi atau membingungkan orang-
orang yg tidak berpengetahuan. Lagi pula materialisme itu absolut jadi kami tidak bisa
membiarkana Kaki Tuhan masuk.” Istilah “apriori” yg digunakan Lewontin ini sangat
penting. Istilah filosofis ini merujuk pada praduga tanpa dasar pengetahuan
eksperimental. Sebuah pemikiran dikatakan “apriori” jika Anda menganggapnya benar
dan menerimanya meskipun tidak ada informasi tentang kebenaran pemikiran tersebut.
Seperti yg diungkapkan Lewontin secara jujur materialisme adl sebuah “apriori” yg
memang disediakan bagi evolusionis dan mereka mencoba menyesuaikan ilmu
pengetahuan dengannya. Karena materialisme mengharuskan pengingkaran akan
keberadaan Pencipta mereka memilih satu-satunya alternatif yg mereka miliki yaitu teori
evolusi. Mereka tidak peduli jika evolusi telah menyimpang dari fakta-fakta ilmiah.
Ilmuwan seperti mereka telah menerima “apriori” sebagai kebenaran. Sikap berprasangka
ini membawa evolusionis kepada keyakinan bahwa “materi yg tak berkesadaran telah
membentuk diri sendiri” yg bertentangan dgn ilmu pengetahuan juga akal sehat. Profesor
kimia yg juga pakar DNA dari universitas New York Robert Shapiro seperti telah dikutip
sebelumnya menjelaskan keyakinan evolusionis dan dogma materialis ini sebagai berikut
“Maka diperlukan prinsip evolusi lain utk menjembatani antara campuran-campuran
kimia alami sederhana dgn replikator efektif pertama. Prinsip ini belum dijelaskan
secara terperinci ataupun didemonstrasikan namun telah diantisipasi dan diberi nama
evolusi kimia dan pengorganisasian materi secara mandiri. Keberadaan prinsip ini
diterima sebagai keyakinan dalam filsafah materialisme dialektis sebagaimana
diterapkan pada asal-usul kehidupan oleh Alexander Oparin.” Propaganda evolusionis
yg selalu kita temui dalam media terkemuka di Barat serta majalah-majalah ilmu
pengetahuan terkenal dan bergengsi muncul dari keharusan ideologis ini. Karena dirasa
sangat diperlukan evolusi dikeramatkan oleh kalangan yg menetapkan standar-standar
ilmu pengetahuan. Demi menjaga reputasi beberapa ilmuwan terpaksa mempertahankan
teori yg berlebihan ini atau setidaknya berusaha utk tidak mengatakan apa pun yg
bertentangan dengannya. Akademisi di negara-negara Barat diharuskan menerbitkan
artikel mereka di majalah-majalah ilmu pengetahuan tertentu utk mendapatkan dan
mempertahankan posisi “keprofesoran”. Semua majalah yg berhubungan dgn biologi
dikendalikan oleh evolusionis dan mereka tidak mengizinkan artikel antievolusi muncul
di majalah mereka. Karena itu tiap ahli biologi harus melakukan studinya di bawah
dominasi teori evolusi sebagai keharusan ideologis. Itulah sebabnya mereka secara buta
membela “kebetulan-kebetulan mustahil” yg telah kita bicarakan sejauh ini. Pengakuan-
Pengakuan Materialis Pernyataan ahli biologi evolusionis terkenal dari Jerman Hoimar
von Dithfurt merupakan contoh nyata pemahaman materialis yg fanatik. Setelah
mengutarakan contoh susunan kehidupan yg sangat kompleks selanjutnya ia
mengungkapkan kemungkinan kehidupan muncul secara kebetulan “Mungkinkah
keserasian seperti itu terjadi secara kebetulan? Inilah pertanyaan mendasar dari
keseluruhan evolusi biologis. Menjawabnya dgn “ya mungkin” berarti membuktikan
kesetiaan pada ilmu alam modern. Secera kritis dapat dikatakan mereka yg menerima
ilmu alam modern tidak mempunyai pilihan selain mengatakan “ya” krn dgn ini dia akan
dapat menjelaskan fenomena alam melalui cara-cara yg mudah dipahami dan merujuk
pada hukum-hukum alam tanpa menyertakan campur tangan metafesis. Bagaimanapun
menjelaskan segala sesuatu dgn hukum alam yakni konsep kebetulan merupakan pertanda
bahwa tidak ada lagi jalan baginya. Karena apa yg dapat dilakukannya selain
mempercayai konsep kebetulan? Memang seperti yg dikatakan Dithfurt penyangkalan
“campur tangan supranatural” dipilih sebagai prinsip dasar pendekatan ilmiah materialis
utk menjelaskan kehidupan. Begitu prinsip ini dipilih kemungkinan paling mustahil pun
dapat diterima. Contoh-contoh mentalitas dogmatis ini dapat kita temui dalam semua
literatur evolusionis. Pendukung teori evolusi terkenal dari Turki Profesor Ali Demirsoy
hanyalah salah satu dari mereka. Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu menurut
Demirsoy “Probabilitas pembentukan secara kebetulan sitokrom-c protein penting utk
kelanjutan hidup adl “sama dgn kemungkinan seekor monyet menulis sejarah manusia
dgn mesin tik tanpa membuat kesalahan sedikit pun”. Tidak diragukan lagi menyetujui
kemungkinan semacam itu bertentangan denga prinsip-prinsip dasar nalar dan akal sehat.
Satu huruf saja di atas kertas sudah pasti ditulis manusia apalagi buku sejarah dunia. Tak
ada orang waras yg akan setuju bahwa huruf-huruf dalam buku tebal tersebut tersusun
“secara kebetulan”. Akan tetapi sangat menarik utk mengetahui bagaimana “ilmuwan
evolusionis” seperti Profesor Ali Dermisoy menerima pernyataan tidak masuk akal
semacam ini “Pada dasarnya kemungkinan pembentukan rangkaian sitokrom-c
mendekati nol. Jadi kehidupan memerlukan sebuah rangkaian dapat dikatakan bahwa
probabilitas kejadiannya hanya satu kali di seluruh alam semesta. Lebih dari itu suatu
kekuatan metafisis di luar definisi kita pasti telah melakukan pembentukan tersebut.
Menerima pernyataan terakhir berarti tidak sesuai dgn tujuan ilmu pengetahuan. Oleh
krn itu kita harus mengambil hipotesis pertama.” Selanjutnya Demirsoy menyatakan
bahwa ia menerima kemustahilan ini agar “tidak usah menerima kekuatan-kekuatan
metafisis” artinya agar tidak mengakui penciptaan oleh Allah. Sangat jelas pendekatan
seperti ini tidak memiliki hubungan apa pun dgn ilmu pengetahuan. Karena itu tidak
mengherankan jika saat Demirsoy berbicara mengenai asal-usul mitokondria dalam sel ia
mengakui secara terbuka bahwa ia menerima konsep kebetulan ini meskipun sebenarnya
“sangat bertentangan dgn pemikiran ilmiah”. “Inti permasalahannya adl bagaimana
mitokondria mendapatkan sifat ini krn utk mendapatkannya secara kebetulan bahkan
oleh satu individu pun memerlukan probabilitas yg sulit diterima akal?. Sebagai alat
respirasi dan katalis pada tiap langkah dalam bentuk berbeda enzim ini membentuk inti
dari mekanisme. Sebuah sel harus mengandung rangkaian enzim ini secara lengkap. Jika
tidak sel tersebut tidak akan berarti. Di sini meskipun bertentangan dgn pemikiran
biologis utk menghindari penjelasan yg lbh dogmatis atau spekulasi mau tidak mau kita
harus menerima bahwa semua enzim respirasi telah tersedia lengkap di dalam sel
sebelum sel pertama menggunakan oksigen.” Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa evolusi sama sekali bukan teori yg dihasilkan melalui penelitian ilmiah.
Sebaliknya bentuk dan substansi teori ini ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan filsafat
materialistis. Selanjutnya teori ini menjadi kepercayaan atau dogma walaupun
bertentangan dgn fakta-fakta ilmiah konkret. Lagi-lagi kita dapat melihat dgn jelas dari
literatur evolusionis bahwa semua usaha ini benar-benar memiliki “tujuan”. Tujuannya
adl menghalangi tiap kepercayaan bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh sang
Pencipta. Oleh evolusionis tujuan ini didefinisikan sebagai “ilmiah”. Namun rujukannya
bukan ilmu pengetahuan melainkan filsafat materialis. Materialisme secara mutlak
menolak keberadaan apa pun “di luar” materi . Ilmu pengetahuan sendiri tidak diharuskan
menerima dogma semacam itu. Ilmu pengetahuan berarti menyelidiki alam dan membuat
kesimpulan-kesimpulan berdasrkan apa-apa yg ditemukan. Jika penemuan-penemuan ini
menyimpulkan bahwa alam ini diciptakan ilmu pengetahuan harus menerimanya.
Demikianlah tugas seorang ilmuwan sejati; dan bukan mempertahankan skenario
mustahil dgn berpegang teguh pada dogma-dogma materialis kuno abad ke-19. Materialis
Agama Palsu dan Agama Sejati Sejauh ini kita telah membahas bagaimana kelompok yg
setia kepada filsafat materialis mengacaukan ilmu pengetahuan menipu orang utk
kepentingan dongeng evolusionis yg mereka yakini secara buta dan bagaimana mereka
menutupi kenyataan. Namun di samping itu kita juga harus mengakui bahwa kelompok
materialis ini memberikan “layanan” berarti walaupun tanpa sengaja. Mereka melakukan
“layanan” ini dalam usaha membenarkan pemikiran-pemikiran mereka yg menyimpang
dan ateis dgn cara memaparkan semua kejanggalan dan ketidakkonsistenan tradisionalis
dan pemikiran fanatik yg mengatasnamakan Islam. Serangan-serangan kelompok ateis-
materialis mambantu mengungkap agama palsu yg tidak memiliki hubungan apa pun dgn
Alquran dan Islam. Agama palsu ini dibela oleh kelompok-kelompok yg tidak memiliki
kesungguhan dalam keyakinannya dan dgn seenaknya bertindak atas nama Islam tanpa
bukti-bukti yg benar. Berkat kelompok ateis-materialis ketidakkonsistenan penyimpangan
dan ketidaklogisan agama palsu terungkap. Jadi materialis membantu masyarakat
menyadari kesuraman mentalitas tradisional fanatik dan mendorong mereka mencari inti
dan sumber agama sesungguhnya dgn merujuk dan mematuhi Alquran. Tanpa sengaja
mereka mematuhi perintah Allah dan menegakkan agama-Nya. Lebih jauh lagi mereka
meyingkapkan semua kekerdilan mentalitas yg mendirikan agama palsu atas nama Allah
dan menawarkannya sebagai Islam kepada semua orang. Mereka juga membantu
melemahkan gerakan sistem fanatik yg mengancam masyarakat luas. Jadi mau tidak mau
dan sesuai dgn takdir mereka menjadi alat utk mewujudkan firman Allah bahwa Dia
menegakkan agama sejati-Nya melalui pertentangan orang-orang yg mengatasnamakan
agama. Hukum Allah ini dinyatakan dalam Alquran sebagai berikut “Dan seandainya
Allah tidak menolak sebagian manusia dgn sebagian yg lain pasti rusaklah bumi ini.
Tetapi Allah mempunyai karunia atas semesta alam.” . Sampai di sini kita perlu
membuka pintu bagi sebagian pendukung pemikiran materialis evolusionis. Orang-orang
ini mungkin pernah memulai pencarian yg jujur namun terseret jauh dari agama sejati krn
pengaruh omong kosong yg dibuat dgn mengatasnamakan Islam kebohongan yg dibuat
dgn mengatasnamakan Rasulullah saw. dan dongeng-dongeng yg mereka dengar sejak
masa kanak-kanak sehingga mereka tidak pernah berkesempatan menemukan kebenaran.
Mungkin mereka pernah mempelajari agama dari buku-buku yg ditulis oleh para lawan
agama yg mencoba menggambarkan Islam dgn kebohongan dan kekeliruan yg tidak ada
dalam Alquran disertai tradisionalisme atau fanatisme. Inti dan asal-usul Islam sama
sekali berbeda dgn apa yg telah diajarkan kepada mereka. Berdasarkan alasan ini kami
menganjurkan mereka segera mengambil Alquran dan membaca kitab Allah ini dgn hati
terbuka dan pandangan cermat tanpa prasangka dan mempelajari agama asli dari sumber
yg benar. Jika membutuhkan bantuan mereka dapat merujuk pada buku-buku yg ditulis
pengarang buku ini Harun Yahya mengenai konsep-konsep dasar dalam Quran. Sumber
The Evolution Deceit Harun YahyaDiterjemahkan dan diterbitkan oleh Penerbit Dzikra
Telp. 7276475 7232147 E-mail dzikra@syaamil.co.id Al-Islam - Pusat Informasi dan
Komunikasi Islam Indonesia

You might also like