You are on page 1of 24

ANALISIS DATA KUALITATIF

Analisis data dalam kualitatif sebenarnya peneliti tidak harus menutup diri terhadap
kemungkinan penggunaan data kualitatif, karena data ini bermanfaat bagi pengembangan analisis
itu sendiri. Prosedur penelitian lapangan yang lain yang umum ialah memeriksa apa yang
dikatakan oleh partisipan atau pengamat yang berbeda-beda itu tentang satu kenyataan setelah itu
terjadi. Peneliti perpustakaan seringkali tidak mengalami kesulitan besar dalam menggunakan
taktik ini. Tiga taktik yang lebih paralel dalam penelitian lapangan atau penelitian perpustakaan.

Pertama, tentu saja sangat mungkin kita mengikuti sekuen-sekuen tertentu dari kejadian-
kejadian yang berkaitan. Kedua, seorang peneliti lapangan berharap biasa menentukan siapa
yang terlibat dalam satu kejadian dan siapa yang tidak atau siapa yang mungkin tahu tentang hal
itu dan siapa yang mungkin tidak tahu; peneliti perpustakaan harus pula menemukan bagaimana
informan yang bermacam-macam itu mengukur dan menilai hal-hal semacam itu. Ketiga,
seringkali peneliti lapangan “terjerumus” oleh makna kata kunci yang mereka lihat digunakan
secara konstan oleh masyarakat.

Teknik Analisis Kualitatif

1. Teknik Analisis Isi (Content Analysis)

Teknik ini merupakan strategi verifikasi kualitatif, teknik analisis data ini dianggap
sebagai teknik analisis data yang sering digunakan. Artinya teknik ini adalah yang paling abstrak
untuk analisis data-data kualitatif. Secara teknik, content analysis mencakup upaya-upaya,
klasifikasi lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam
klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat produksi. Analisis ini
sering digunakan dalam analisis-analisis verifikasi. Cara kerja atau logika analisis ini
sesungguhnya sama dengan kebanyakan analisis data kualitatif. Peneliti memulai analisis dengan
menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data tersebut dengan kriteria-kriteria
tertentu serta melakukan prediksi dengan teknik analisis yang tertentu pula.

2. Teknik Analisis Domain (Domain Analysis)


Analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek peneliti secara umum
atau di tingkat permukaan, namun relatif utuh tentang objek penelitian tersebut. Teknik analisis
ini terkenal sebagai teknik yang dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi. Artinya,
analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari objek
yang diteliti, tanpa harus diperincikan secara detail unsur-unsur yang ada dalam keutuhan objek
penelitian tersebut.

Seorang peneliti misalnya menganalisa lembaga sosial, maka domain atau kategori
simbolik dari lembaga sosial antara lain: keluarga, perguruan tinggi, rumah sakit. Sehubungan
dengan kemungkinan bervariasinya domain, maka disarankan menggunakan hubungan semantik
(semantik relationship) yang bersifat universal dalam analisis domain, yakni:

1. Jenis,
2. Ruang,
3. Sebab akibat,
4. Rasional,
5. Lokasi kegiatan,
6. Cara ke tujuan,
7. Fungsi,
8. Urutan,
9. Atribut.

Terdapat 6 langkah dalam mengaplikasikan analisis domain, yakni:

1. Memilih pola hubungan semantik tertentu atas dasar informasi atau fakta yang tersedia
dalam catatan harian peneliti di lapangan,
2. Menyiapkan kerja analisis domain,
3. Memilih kesamaan-kesamaan data dari catatan harian peneliti di lapangan,
4. Mencari konsep-konsep induk dan kategori-kategori simbolik dari tertentu yang sesuai
dengan suatu pola hubungan semantik,
5. Menyusun pertanyaan-pertanyaan struktural untuk masing-masing domain,
6. Membuat daftar keseluruhan domain dari seluruh data yang ada.

3. Teknik Analisis Taksonomi (Taksonomi Analysis)

Teknik analisis domain memberikan hasil analisis yang luas dan umum, tetapi belum
terperinci serta masih bersifat menyeluruh. Apabila yang diinginkan adalah suatu hasil dari
analisis yang terfokus pada suatu domain atau sub-sub domain tertentu maka peneliti harus
menggunakan teknik analisis taksonomi. Teknik ini terfokus pada domain-domain tertentu,
kemudian memilih domain tersebut menjadi sub-sub domain serta bagian-bagian yang lebih
khusus dan terperinci, yang umumnya merupakan satu rumpun yang memiliki kesamaan. Hal
yang perlu diketahui pula bahwa banyak sedikit pecahan-pecahan domain menjadi subdomain
dan seterusnya, tergantung pada kompleksnya domain itu sendiri atau tergantung pada peneliti
mengembangkan kompleksitas domain tertentu.

4. Teknik Analisis Komponensial (Componential Analysis)

Teknik analisis komponensial adalah teknik analisis yang cukup menarik dan paling
mudah dilakukan karena menggunakan “pendekatan kontras antarelemen”. Kedua teknik analisis
tersebut pada umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial karena dua cara ini adalah yang
termudah untuk gejala-gejala sosial. Teknik analisis komponensial secara keseluruhan memiliki
kesamaan kerja dengan teknik analisis taksonomik, hal yang membedakan kedua teknik analisis
ini hanyalah pada pendekatan yang dipakai oleh masing-masing teknik analisis.

Teknik analisis komponensial digunakan dalam analisis kualitatif untuk menganalisis


unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama yang lain dalam
domain-domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara lebih terperinci. Kegiatan analisis
dapat dimulai dengan menggunakan beberapa tahap yaitu: (a) penggelaran hasil observasi dan
wawancara; (b) pemilihan hasil observasi dan wawancara; dan (c) menemukan elemen-elemen
kontras.
5. Teknik Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes Analysis)

Teknik analisis tema memiliki bentuk yang sama dengan teknik analisis domain, tetapi
muatan analisis berbeda dengan yang tersirat dalam nama masing-masing teknik tersebut. Teknik
analisis tema mencoba mengumpulkan sekian banyak tema-tema, fokus budaya, etos budaya,
nilai dan simbol budaya yang terkonsentrasi pada domain-domain tertentu.

Selain itu, analisis tema berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada
domain-domain yang dianalisis sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang holistik, dalam
suatu complex pattern yang akhirnya akan menampakkan ke permukaan tentang tema-tema atau
faktor yang paling mendominasi domain tersebut dan mana yang kurang mendominasi. Ada
beberapa hal yang secara prinsip paling menonjol pada analisis ini yaitu dalam melakukan
analisis. Peneliti harus kegiatan sebagai berikut:

1. Peneliti harus mampu melakukan analisis komponensial antar domain,


2. Membuat skema sarang laba-laba untuk dapat terbentuk pada domain satu dengan
lainnya,
3. Menarik makna dari hubungan-hubungan yang terbentuk pada masing-masing domain,
4. Menarik kesimpulan secara universal dan holistik tentang makna persoalan sesungguhnya
yang sedang dianalisis.

Sebelum hasil analisis ini dibuat dalam sebuah laporan, maka peneliti sekali lagi harus
melakukan komparasi hasil analisisnya dengan berbagai macam literatur yang ada serta
kelompok atau masyarakat lain sehubungan dengan persoalan yang ditelitinya.

6. Teknik Analisis Komperatif Konstan (Constant Comperatif Analysis)


Teknik ini adalah yang paling ekstrim menerapkan strategi analisis deskriptif. Dikatakan
ekstrim karena teknik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam analisisnya, hal tersebut
jarang kita jumpai dalam penelitian-penelitian sosial. Esensinya bahwa teknik analisis
komparatif adalah teknik yang digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi
pada saat peneliti menganalisa kejadian tersebut dan dilakukan secara terus-menerus sepanjang
penelitian ini dilakukan. Langkah-langkah dalam teknik komparatif konstan, yakni:

1. Tahap membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori,


2. Tahap memandukan kategori dan ciri-cirinya,
3. Tahap membatasi lingkup teori,
4. Tahap menulis teori,
5. Peneliti harus memublikasikan teori yang ditemukannya dengan penuh keyakinan.

7. Analisis Induksi (Induction Analysis)

Pengujian intensif pada strategi yang memilih beberapa kasus yang di bangun dengan
pengalaman menyebabkan suatu fenomena. Analisis induksi ini digunakan untuk mengeliminasi
kasus negatif. Langkah-langkah dari analisis induksi, yakni:

1. Definisi kasar dari fenomena harus sudah dirumuskan,


2. Salah satu masalah diuji dengan apakah obyektif atau tidak hipotesis sesuai dengan hasil
fakta observasi,
3. Jika hipotesisi tidak sama atau hipotesis ditulis ulang atau fenomena yang dijelaskan
didefinisikan ulang kasus itu ditiadakan,
4. Prosedur dari pengujian suatu kasus dan di luar kasus negatif dari formulasi hipotesis
atau fenomena yang didefinisikan ulang dilanjutkan sampai hubungannya ada.

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN PENYAJIAN HASIL PENELITIAN


KUALITATIF
Oleh: Pargito*

1. Pendahuluan

Penelitian pada dasarnya adalah mencari atau membuktikan adanya kebenaran secara ilmiah.
Yaitu kebenaran yang didasarkan pada langkah, prosedur dan pendekatan yang logis, dapat
diterima akal. Kebenaran disini bukan mutlak, karena kebenaran mutlak hanya dari Allah.
Kebenaran penelitian adalah sementara, dan tidak mungkin seratus persen, pasti ada simpangan.
Contoh teori Geosentris (bumi pusat tatasurya)yang pada waktu itu diikuti dan dinyatakan benar,
tetapi setelah dilakukan penelitian saksama terfalsifikasi dan kemudian yang diterima adalah
teori Heliosentris(matahari pusat tatasurya). Namun dalam rangka kepentingan pendidikan
keduanya dibutuhkan.

Kebenaran tidak hanya dapat dibuktikan secara statistik, dalam perspektif penelitian kualitatif
lebih mengarah pada pembentukan keyakinan atau kebenaran yang didasarkan hasil konsensus,
reduksi, dan refleksi. Secara konsensus (kesepakatan triangulasi-kolaboratif), reduksi (–intisari-
penyederhanaan), dan reflektif (-hasil pemikiran kritis terhadap suatu gejala yang terus menerus)
sehingga ditemukan keajegan.

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperanserta, yaitu
peneliti harus terlibat secara langsung dan terus menerus selama proses penelitian, peranan
peneliti sangat dominan dan menentukan keseluruhan skenarionya. Sebagai pengamat, peneliti
berperanserta dalam kehidupan sehari-hari subjek (responden) pada setiap situasi yang
diinginkannya. Sehingga, kedudukan peneliti dapat sekaligus sebagai instrumen langsung(human
instrument). ), ini didasarkan pada prinsip no entry no research. Hanya manusialah yang mampu
memahami memberikan makna terhadap interaksi antar manusia, gerak muka, menyelami
perasaan dan nilai yang terkandung dalam ucapan atau perbuatan yang mereka lakukan.

*Adalah Lektor Kepala pada Program Pascasarjana  Pendidikan IPS FKIP Universitas
Lampung.

Kedudukan peneliti dalam peneltian kualitatif sangat unik, karena peneliti sekaligus sebagai
perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan sebagai pembuat laporan
penelitiannya. Namun demikian kita harus menjaga kemurnian, karenanya kita harus fokus dan
melepaskan konsep, atribut, pandangan, keyakinan, faham  lain, kalau ingin melakukan
penelitian kualitatatif, mengingat pendekatan kualitatif membutuhkan kemurnian dalam
melakukan intervensi dan penyelidikan, sehingga apa yang diteliti benar-benar mencerminkan
kealamiahan atau naturalitas.

Penelitian kualitatif akan memperoleh kebenaran maksimal, dan diterima oleh mayoritas jika
dilakukan dengan menggunakan tahapan metodologis yang tepat dan dilaksanakan dengan kritis
dan saksama serta penuh tanggungjawab.Oleh karena itu, tahapan pengumpulan, pengolahan,
dan penyajian hasil penelitian merupakan tahapan penting yang harus dilakukan dalam setiap
penelitian.

2. Pengumpulan data penelitian kualitatif


Uraian tentang tahap-tahap penelitian kualitatif ini bersumber dari tiga buah buku dalam
Maleong, diantaranya pertama Bogdan (1972) menyajikan tiga tahapan, yaitu 1)pra lapangan, 2)
kegiatan lapangan, dan analisis intensif.   Kedua, Klirk dan Miller (1986) menyatakan ada empat
tahapan yaitu; 1)intervensi, 2)temuan, 3)penafsiran, dan eksplanasi; ketiga Lofland dan Lofland
(1984) yang mengajukan sebelas aspek, yaitu; 1)mulai dari tempat anda berada, 2)menilai latar
penelitian, 3)masuk lapangan, 4)berada di lapangan, 5)mencatat dengan hati-hati, 6)memikirkan
satuan, 7)mengajukan pertanyaan, 8)menjadi tertarik, 9)mengembangkan analisis, 10)menulis
laporan, dan 11)membimbing akibat.

Langkah-langkah pengumpulan data melibatkan ( a) menentukan batasan-batasan  untuk studi, b)


mengumpulkan informasi melalui pengamatan, wawancara, dokumen, dan material visuil, dan c)
menetapkan protokol  untuk merekam informasi.

Identifikasi parameter  untuk pengumpulan data. Gagasan untuk riset kwalitatif adalah untuk
secara penuh arti memilih penutur asli ( dokumen atau material visuil) itu akan jawaban terbaik
riset. Di luar parameter umum ini, peneliti perlu mempertimbangkan empat parameter yang
diusulkan oleh Miles dan Huberman ( 1984): pengaturan riset yg akan berlangsung; para aktor
( siapa yang akan diamati atau diwawancarai); peristiwa ( apa yang para aktor akan  diamati
melakukan atau mewawancarai abaout); dan proses ( mengembangkan alam peristiwa yang
dikerjakan oleh para aktor di dalam seting).

Pengumpulan dan pengolahan serta analisis data penelitian sangat ditentukan jenis penelitian
kualitatif itu sendiri, ada beberapa jenis penelitian kualitatif seperti; Biografi, studi fenomenologi
, grounded reserch, ethnografi, studi kasus dan  Action research. Akan tetapi, pekerjaan penting
berkenaan pengumpulan data penelitian kualitatif adalah pertama kita harus tahu apa fokus atau
tujuan penelitian, kedua rumuskan indikator dan rumuskan garis besar instrumen sebagai
pedoman dalam pengambilan data, ketiga siapkan kemampuan peneliti sebagai instrumen.
keempat lengkapi kelengkapan alat pengambilan data selain pedoman wawancara (observasi)
seperti foto, rekaman (handycam), data statistik, dan catatan lapangan lain termasuk dokumen.

Alat pengumpul data utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, maka alat bantu
pengumpul datanya adalah pedoman wawancara, observasi, dan catatan lapangan, serta alat
bantu lain seperti foto, rekaman,dan dokumen. Hal-hal penting yang harus diketahui dalam
melakukan pengumpulan data melalui alat utama wawancara dan observasi baik selama
pendahuluan seperti ciptakan hubungan interpersonal yang baik, strategi atau taktik wawancara
seperti wawancara bebas tapi memfokus, pencatatan data wawancara seperti kutipan hasil
wawancara, dan kegiatan sesudah wawancara seperti mengecek kualitas dan keakuratan data.

Contoh pedoman wawancara

Mohon Anda memberikan jawaban dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang tersedia  jika
Anda menyetujuinya atau menuliskan jawaban menurut pendapat Anda pada kolom yang
tersedia dengan menyertakan alasannya.

N Pertanyaan Jawaban
o
1 Menurut Anda apakah □  mendorong ke arah kemajuan
dampak  dari
keanekaragaman budaya □  menimbulkan perselisihan
dalam kehidupan 
masyarakat? □  lainnya……………………………………………….

…………………………………………………………..
Alasan: 
……………………………………………………………………………………………
…………

……………………………………………………………………………………………
………………………

……………………………………………………………………………………………
………………………

Contoh instrumen observasi

No RESPON SISWA
1 v 0 + v v
2 v - v v 0
3 + v v v nv

Keterangan:

v. respon verbal

nv. non verbal respon

1. tidak ada respon

+ respon positif

- respon negatif

Disamping wawancara, catatan lapangan juga merupakan alat pengumpul utama data penelitian
kualitatif. Catatan ini berguna sebagai perantara panca indera yaitu terhadap apa yang dilihat,
didengar, dirasakan, dicium, dan diraba diungkapkan dalam catatan lapangan. Jadi disini berupa
kalimat –kalimat kunci atau pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan seperti frasa,
gambar, sketsa, sosiogram, diagram dll.

Contoh catatan lapangan

No Aspek yang diteliti Catatan  kejadian (deskripsi) Tanggapan (refleksi)


Prosedur perekaman data yang harus dilakukan peneliti diantaranya adalah: sebelum memasuki
bidang kajian, peneliti kwalitatif merencanakan pendekatan mereka ke responden. Apa yang
akan direkam? dan Bagaimana nantinya data itu direkam? Untuk mempermudah kerja peneliti,
disusun alat bantu pengumpul data yaitu pertama, lembar panduan observasi yang dilengkapi
pedoman wawancara, digunakan untuk mencatat hasil pengamatan proses pengembangan
penelitian, Kedua, lembar refleksi  dan reduksi yang digunakan untuk mengakses pandangan dan
pengaruhnya terhadap reaksi responden serta terhadap keseluruhan proses yang telah terjadi.
Ketiga, juga dilengkapi alat bantu perekam untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan
belum tercatat, serta membantu dalam memori ingatan peneliti.

Ringkasan pendekatan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif:

a. kumpulkan catatan penelitian dengan pelaksanaan suatu pengamatan sebagai peserta.

b.kumpulkan catatan penelitian dengan pelaksanaan suatu pengamatan sebagai suatu peninjau

c. melakukan suatu wawancara yang terbuka dan mengambil catatan wawancara.

d. melakukan suatu wawancara yang terbuka, audiotape wawancara, dan mencatat wawancara

e. pelihara suatu catatan jurnal sepanjang  penelitian

f. mempunyai suatu penutur asli suatu jurnal sepanjang pelajaran penelitian

g. mengumpulkan surat pribadi dari penutur asli

h. meneliti  dokumen publik ( e.g; memo pejabat,  material arsip)

i. menguji autobiografi dan riwayat hidup

j. menguji bukti jejak phisik ( e.g; jejak kaki di (dalam) salju)

k. siaran ulang tv dari video suatu situasi sosial atau perorangan/ kelompok.

l. menguji foto atau siaran ulang tv dari video

m. sudahkah penutur asli memfoto atau siaran ulang tv dari video

n. kumpulkan bunyi ( e.g; bunyi musik, suatu ketawa anak, tanduk kereta;mobil menglakson)

3. Pengolahan dan Analisis data dalam Penelitian Kualitatif

Pengumpulan data biasanya menghasilkan catatan tertulis yang sangat banyak, transkrip
wawancara yang diketik, atau pita video/ audio tentang percakapan yang berisi penggalan data
yang jamak nantinya dipilah-pilah, direduksi dan di analisis. Proses ini dilaksanakan dengan
jalan membuat kode dan mengkategorisasikan data. Data yang diperoleh dari hasil observasi,
dokumentasi, wawancara dan rekaman serta hasil refleksi ditulis dalam kartu berdasarkan
prosedur pengkodean dalam analisis data kualitatif model Bogdan dan Biklen (1990).

Pengolahan dan analisis data dilakukakn secara reflektif, partisipatif, dan kolaboratif terhadap
perkataan, tindakan, dan hasil dokumentasi. Oleh karenanya, pengolahan dan analisis data
dilakukan secara terus menerus dan integratif sepanjang penelitian dari awal hingga akhir.

Analisis data, menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor,(1975),
mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara foral untuk menemukan
tema dan merumuskan ide (hipotesis kerja) seperti yang didasarkan oleh data dan sebagai usaha
untuk memberikan bantuan pada tema atau hipotesis kerja itu.

Langkah-langkah pengolahan dan analisis penelitian kualitatif (Maleong,2004)

1. mengembangkan deskripsi yang komprehensif dan teliti.


2. mengklasifikasi data
3. menemukan fokus
4. mengelola data
5. membaca dan mengaotasi
6. menciptakan kategori
7. pemisahan dan pemotongan (editing)
8. mengait-ngaitkan data
9. membuat hubungan

10.  memetakan/ matrik

11.  memeriksa keabsahan dan kualitas data

12.  menghasilkan sesuatu yang dicari (isu generalisasi/ kecenderungan komitment), biasanya
dalam bentuk diagram, tabel, dan teks narasi dsb.

Ada beberapa poin prosedur yang dapat digunakan sebagai petunjuk pengembangan analisis data
kualitatif:

1. Sarankan bahwa rencana  analisa data akan  diselenggarakan sebagai suatu aktivitas secara
serempak dengan pengumpulan data, penafsiran data, dan pelaporan naratif tulisan.

Di dalam analisis kualitatif beberapa aktivitas bersama melibatkan perhatian peneliti:


mengumpulkan informasi, penyortiran informasi ke dalam kategori, memformat informasi  ke
dalam suatu cerita atau gambar-an, dan benar-benar menulis teks yang kwalitatif.

2.  bagaimana proses analisis kualitatif akan melakukan reduksi/ ringkasan data dan penafsiran.
Peneliti mengambil suatu jumlah sangat besar informasi dan menguranginya ke pola teladan
tertentu, kategori, atau tema dan kemudian menginterpretasikan informasi ini dengan
penggunaan bagan yang dikenal proses ” de-contextualisasi, dan recontextualisasi.”
3. Sebutkan suatu rencana untuk mewakili informasi di dalam acuan/matriks. Mereka
menunjukkan hubungan  antar kategori informasi, memajang kategori oleh/dengan penutur asli,
lokasi, variabel demografis, waktu  memesan informasi, peran pemesan, dan banyak lain
berbagai kemungkinan.

4. Identifikasi persandian dengan memeriksa prosedur untuk digunakan dalam mengurangi


informasi  ke tema atau kategori. Proses ini melibatkan apa yang telah disebut ” segmen”
informasi  ( Tesch, 1990), mengembangkan ” kategori persandian” ( Bogdan, 1992),
membangitkan kategori, tema, atau pola teladan ( Marshal, 1989).

Model-model penelitian kualitatif dan pendekatan analisisnya

No Biography Phenomenology Grounded Theory Ethnography Case study


-Stories -statements -open coding -description -description

-Epiphanies -meanings -axial coding -analysis -themes

-Historical content -meaning themes -selective coding -interpretation -assertions

-Hermenetika -general -conditional


description of the matrix
experience

Untuk melakukan pengolahan dan analisis data Bogdan dan Biklen (1975) memberikan petunjuk
untuk diikuti, yaitu:

 Bacalah dengan teliti catatan lapangan atau hasil observasi anda.


 Berilah kode pada setiap konteks atau fenomena dari hasil pengumpulan data
 Susunlah menurut tipologinya atau kategisasi
 Kaitkan dengan teori yang mendasari secara kritis

Banyak ragam cara untuk menganalisis data dalam penelitian kualitatif. Maleong menyebut ada
tiga model analisis data yaitu: 1) metode perbandingan tetap (constan comparative method)
seperti yang dikemukakan oleh Glaser dan straus dalam buku Discovesy of Grounded Research).
2) Metode analisis data menurut Spradley dalam bukunya Participant observation. Dan 3)
metode analisis data menurut Miles and Huberman dalam bukunya Qualitative data analysis.
Namun secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, kategorisasi data,
sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja atau pendapat hasil konsensus.

Jenis teknik analisis kualitatif

1.Analisis konten—dokumen (analisis wacana/ penafsiran teks).


Klasifikasi data
berdasarkan
lambing/ simbol

Prediksi/
menganalisa data

Menemukan
lambang/ simbol

Content Analysis sering digunakan dalam analisis-analisis venifikasi. Cara kerja atau logika
analisis data ini sesungguhnya sama dengan kebanyakan analisis data kuantitatif. Peneliti mulai
analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data tersebut
dengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan prediksi dengan teknik analisis yang tertentu
pula. Secara lebih jelas, alur analisis dengan menggunakan  Teknik Content Analysis terdapat
pada Gambar berikut :

Analisis wacana merupakan


salah satu cara mempelajari
makna pesan sebagai alternatif
lain akibat keterbatasan dari analisis isi. Pertama, analisis isi konvensional pada umumnya hanya
dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi bersifat nyata (manifest), sedangkan
analisis wacana justru berpretensi memfokuskan pada pesan yang tersembunyi (latent). Yang
menjadi perhatian bukan hanya pesan tetapi juga makna. Kedua, Analisis isi hanya dapat
mempertimbangkan apa yang dikatakan seseorang (what) tetapi tidak dapat menyelidiki
bagaimana seseorang mengatakannya(how). Analisis ini memandang sebagai kesatuan isi.

2. Analisis interaksi —

Analisis data kualitatif tersebut, menggunakan   pendekatan yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman (1994). Pendekatan tersebut lazim dikenal dengan proses interaktif, yang meliputi: 
data collection (pengumpuan data), data reduction (reduksi data),  data display (penyajian data)
dan conclussion drawing/verifyng (penyimpulan atau verifikasi data). Proses interaktif ini
dilakukan secara berulang-ulang  sampai ditemukan jawaban yang pas, ialah:

1. Tidak terdapatnya kasus negatif yang menyanggah.


2. Terlihatnya mata rantai yang utuh dan logis.
3. Diakui kebenarannya oleh informan kunci.

Analisis data dengan proses  interaktif yang dikemukakan oleh Huberman dan Miles (1994)
tersebut digambarkan secara jelas sebagaimana pada gambar 1 berikut.
Gambar  Analisis Data Model Proses  Interaktif.

DData  DaD

3.Analisis life history

Life history daam ilmu sosial


digunakan sebagai pendekatan
untuk melihat bagaimana
reaksi, tanggapan,, interpretasi,
pandangan dari dalam terhadap
diri masyarakat tertentu (outo kritik). Dengan pemahaman melalui life history ini, seorang
peneliti akan memperdalam pengertiannya secara kualitatif, mengenai detail persoalan yang
sedang dipelajarinya dari orang, kelompok atau masyarakat tertentu, yang tidak dapat diperoleh
dari sekedar interview, observasi atau dengan menggunakan quesioner. Contoh pengalaman
pribadi seseorang yang sulit dikemukakan dengan kata-kata seperti peristiwa tsunami di aceh,
peristiwa pemerkosaan dsb.

Secara lebih khusus penggunaan pendekatan life history dapat dilakukan dengan menggunakan
otobiografi, pengalaman hidup pimpinan masyarakat, atau suatu peristiwa luar biasa yang terjadi
di masyarakat, atau bahkan dapat digunakan kejadian dalam hal-hal terentu sebagai fokus. Oscar
Lewis menyebut life history sebagai rekonstruksi hari kemarin (Recontruction of Days). Ada
beberapa pendekatan dalam life history, yaitu

a. Pendekatan tematis (tipical approach)

aktivitas eseorang dideskripsikan berdasarkan sejumlah tema (topics) yang menggunakan


konsep-konsep yang biasanya dipakai untuk mempelajari suatu keluarga atau komunitas seperti
hubungan social, agama, kultur materiil dsb.

b. Pendekatan otobiografi

Pendekatan ini digunakan untuk menilai seseorang atau komunitas berdasarkan pendapat
masing-masing. Penuturan objektif dari masing-masing orang/ keluarga/ komunitas tsb. Sangat
membantu kebenaran dan ketepatan data.

c. Pendekatan masalah khusus

Pendekatan ini lebih ditujukan pada masalah khusus atau luar biasa yang menyangkut seseorang.
Bagaimana seseorang menghadapi persoalan yang sangat khusus atau luar biasa, dapat
mengungkapkan aspek-aspek yang laten dari psikhodinamika suatu keluarga/ seseorang.

d. Pedekatan contruction days


Pendekatan ini tidak terbatas pada bagaimana informan menceriterakan apa yang dialaminya
pada hari kemarin, namun dapat pula dipilih hari tertentu berdasarkan kepentingan atau
urgensinya, yang penting kronologis dinamika pengalaman hidup seseorang atau informan.

4 Analisis ethnografi

Etnografi sebagai the study of individual cultures, menulis tentang masyarakat secara deskriptif.
Namun dewasa ini etnografi tidak hanya merupakan paparan saja,tanpa interpretasi. Artinya
dalam mendeskripsikan suatu kebudayaan seorang etnografer juga menganalisis. Jadi etnografi
adalah pelukisan yang sistematis dan analitis suatu kebudayaan kelompok, masyarakat atau suku
bangsa yang dihimpun dari lapangan dalam kurun waktu yang sama.

Ada tiga teknik analisis dalam etnografi untuk mencari tema-tema budaya, yaitu 1) domain,
2)taksonomi, dan 3)komponensial. Daam analisis domain, hasilnya berupa pengetahuan/
pengertian di tingkat permukaan tentang berbagai domain atau kategori-kategori konseptual
(kategori-kategori simbolis yang mencakup atau mewadahi sejumlah kategori atau simbol lain
secara tertentu). Domain atau kategori simbolis tersebut memiliki makna/ pengertian yang lebih
luas dari kategori/ simbol.

Dalam analisis taksonomis domain-domain yang dipilih dilacak secara lebih rinci dan mendalam
struktur internanya. Untuk itu dilakukan wawancara mendalam dan observasi dengan catatan
lapangan. Peneliti tidak hanya berhenti untuk mengetahui sejumlah kategori/ simbol yang
tercakup dalam domain, tetapi melacak kemungkinan sub-sub set yang mungkin tercakup da
disajikan dalam bentuk diagram kitak, garis-garis, dan simpul-simpul atau bentuk outline.  Jadi
analisis ini mengorganisasikan atau mengimpun elemen-elemen yang berkesamaan di suatu
domain (organizes similarities among elements in domain).

Sementara itu analisiskomponensial tidak mengorganisasikan kesamaan elemen dalam domain,


melainkan kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi atau wawancara
terseleksi.

Tahapan penulisan etnografi

Memilih dan menentukan informan        mewawancarai informan        mengajukan pertanyaan


deskriptif         menganalisis hasl wawancara ethnografi       elakukan analisis domain    
mengajukan pertanyaan struktural    melakukan analisis taksonomi                   mengajukan
pertanyaan kontras           melakukan analisis komponen        mencari tema-tema budaya           
membuat laporan etnografi.

5. Analisis FGD (Focus Group Discussion)

FGD adalah sebuah teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dengan tujuan
menemukan makna sebuah tema  menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan
untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada
suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang slah
dari seseorang peneliti terhadap fokus maslah yang sedang diteliti.
Kalau penelitian dikenakan kepada suatu kelompok atau sampel bertujuan maka pengumpulan
data dapat dilakukan dengan Focus Group Discussion (FGD) atau wawancara kelompok fokus,
asumsi teori yang dibangun dapat didasarkan pada interaksi simbolik, seperti makna yang
diekspresikan oleh simbol-simbol dalam dialek kata-kata, logat, objek keagamaan, pakaian,
bentuk rumah, temperamen dsb.

Ketika FGD digunakan sebagai alat analisis, maka secara singkat penggunaan FGD
menggunakan tahapan analisis yang dilakukan peneliti berdasarkan transkrip FGD yang telah
dibuat. Ada dua tahapan utama FGD sebagai analisa:

1)                        tahap diskusi, dengan melibatkan berbagai anggota FGD yang diperoleh
berdasarkan kemampuan dan kompetensi formal serta kompetensi penguasaan fokus masalah
FGD.

2)                        Tahap analisis hasil FGD, yang meliputi analisis mikro dan analisis makro
Tahap analisis mikro , FGD memiliki langkah-langkah, pertama, melakukan coding terhadap
sikap pendapat yang memiliki kesamaan; kedua menentukan kesamaan sikap/ pendapat berdasar
kontek berbeda; ketiga, menentukan persamaan istilah yang digunakan, termasuk perbedaan
pendapat terhadap istilah yang sama tadi. Keempat, melakukan klasifikasi dan kategorisasi
terhadap sikap dan pendapat kelompok berdasar alur diskusi, kelima, mencari hubungan diantara
masing-masing kategorisasi yang ada untuk meentukan bentuk bangunan hasil diskusi, keenam,
menyiapkan draf laporan FGD untuk diskusi pada kelompok yang lebih besar untuk mendapat
masukan yang lebih luas dan mendalam. Tahap analisis makro, tahan ini peneliti tidak saja dapat
menemukanhubungan antarmasing-masing kategorisasi, namun juga dapat mengabstraksikan
hubungan-hubungan itu pada tingkat yang lebih substansial, menyangkut hubungan antara
fenomena-fenomena budaya dan sosial terhadap kategorisasi-kategorisasi itu, bahkan abstraksi
itu sampai pada tingkat mengkonstruk pengetahuan baru, mendekontruksi teori, dan
merekontruksi teori-teori baru.

Analisis Data Kualitatif dengan Komputer (tidak  dibahas kesempatan ini)

Analisis data kualitatif dengan menggunakan komputer banyak model, namun yang relatif
banyak digunakan dan cukup popoler adalah yang dinamakan NUD*IST, QSR NUD*IST (Non
Numerical Unstructures Data Indexing Searching and Theory Building) adalah sistem software
yang fungsional yang berfungsi jamak untuk pengembangan, menunjang dan manajemen proyek
analisis data kualitatif.

Kode dan kategori disimpan dan dicari secara fleksibel dalam titik-titik pada sistem indek yang
dapat membuat dan mencari pola-pola koding untuk menanyakan tentang makna data. Hasil
pencarian disimpan untuk keperluan pertanyaan berikutnya sehingga teori dapat dibangun dan
diuji.

Validasi Penelitian Kualitatif

Validasi penelitian dilakukan dengan cara; pertama, trianggulasi, yaitu dengan mencek
kebenaran data dan inforasi dala tindakan dengan mengkonfirmasikan pihak lain terutama
dengan peneliti mitra, pengajar, siswa dan orang lain yang terlibat dengan penelitian tindakan
kelas ini.Kedua, member check, yaitu dengan mengkonfirmasikan berbagai sumber yang sejawat
untuk disampaikan kepada pelaksana melalui diskusi balik. Ketiga, yaitu dengan audit-trail,
yaitu dengan mencek kebenarannya dengan bukti-bukti temuan (evidences) yang telah diperiksa
dan di cek kesahihan pada sumber data. Keempat, expert opinion, yaitu pengecekan dan
konsultasi temuan penelitian kepada pakar di bidangnya termasuk pembimbing.

4. Penyajian Hasil Penelitian Kualitatif

Menulis laporan hasil penelitian sesungguhnya cukup berat. Kita memerlukan keahlian dan
ketrampilan berfikir, serta pengalaman yang memadai. Sering ditemukan banyak orang pandai
dalam bicara dan kaya akan gagasan, namun sulit atau bahkan tidak bisa menuangkannya atau
menyajikan dengan baik sehingga gagasanya tidak dapat di mengerti orang lain.

1. Langkah-langkah penulisan atau penyajian hasil penelitian kualitatif

Banyak cara orang melakukan penyajian hasil penelitian, akan tetapi yang umum adalah melalui
tahap awal dan tahap penulisan (Lincoln dan Guba,1985). Tahap awal sering disebut sebagai
tugas organisasional, yang meliputi , pertama, menyusun materi data sehingga dapat secepatnya
tersedia jika diperlukan,.kedua, penyusunan kerangka laporan, ketiga, mengadakan uji silang
antara indek bahan data dengan kerangka yang baru disusun.

Setelah tugas organisasional selesai, barulah menginak pada tahapan berikut yaitu tahap
penulisan. Tahap penulisan hendaknya mengikuti kerangka atau draf laporan yang telah disusun.
Penyajian hasil penelitian melaporkan fakta-fakta yang sebenarnya dan atas kajian yang
mendalam, dan hendaknya senantiasa mengaitkannya dengan hasil penelaahan kepustakaan,
sehingga tulisan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2. Teknik Penyajian Hasil Penelitian

a. Cara penulisan

Cara penulisan hasil penelitian harus mengikuti focus penelitian. Fokus ini dapat berupa tesis,
tema, atau topic. Tesis adalah proporsi yang diajukan kemudian diikuti argumentasi. Tema,
adalah beberapa konsep yang muncul dari data, biasanya dirumuskan dalam tingkatan abstraksi
yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang universal. Topik adalah satuan aspek dan ide yang
diteliti, dan biasanya tidak abstrak tapi bersifat deskriptif.

b. Gaya penulisan

Gaya penulisan sangat tergantung kepada stile penulis. Kadang ada penulis yang sangat formal,
tradisional. Tapi ada juga yang gaya penulisannya sangat longgar, deskriptif, menceriterakan
peristiwa berkepanjangan baru menarik kesimpulan. Pada gaya formal tradisional penyajian
secara didaktis. Sejak awal penyajian sangat argumentatif, perspektif dan dilengkapi dengan
data-data. Sementara gaya yang agak kontroversial  tidak beraturan, namun kadang juga
menarik, seperti kalau kita membaca novel. Kita terbawa arus suasana tulisan.
3. Petunjuk Penyajian Hasil Penelitian

 Penyajian/penulisan hendaknya dilakukan secara informal


 Penyajian/ penulisan hendaknya mencerminkan keadaan sebenarnya
 Penulis  menyadari jangan sampai terlalu banyak data yang dimasukkan
 d.Penulis hendaknya menjaga kode etik dan menjaga kerahasiaan subjek.
 Penulis hendaknya mengaudit data
 Penulis harus memiliki komitmen atas laporannya.

4. Penelaahan Hasil Penelitian

Untuk menjaga sajian dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilakukan penelaahan (review)
terhadap hasil penelitian. Lincoln dan Guba (1985) memberikan beberapa butir pertanyaan
sebagai patokan:

1. Apakah uraian tentang lokasi telah benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya?


2. Apakah ada kekeliruan pengungkapan fakta atau interpretasi?
3. Apakah ada data atau informasi penting yang dibuang?
4. Apakah penafsiran yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan subje?
5. Apakah kerahasiaan sudah benar terjamin?
6. Apakah ada persoalan hangat dan sensitif masuk dalam laporan?

Penelaahan sebaiknya dilakukan tidak hanya cukup sekali, setidaknya dilakukan secara internal
atau lingkup anggota tim, dan juga dilakukan secara external yaitu melibatkan pihak luar, serta
bersama-sama dalam forum yang luas seperti seminar.

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan and Biklen. 1982. Qualitative Research For Education. Toroto: Alyn and Bacon

Burhan Bungin, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: RajaGrafindo Persada.

____________,2004, Metode Penelitian kualitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Creswell, John W, 1998. Qualitative Inquiry and Research Design, New Delhi: SAGE
Publication.

____________, 1994. Research Design. Qualitative and Quantitative Aprroach. New Delhi:
SAGE Publication.

Deddy Mulyana, 2003, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya.

Chaedar Alwasilah. 2003. Pokoknya Kualitatif, dasar-dasar merancang dan melakukan


penelitian kualitatif.

Elliot, John, 1991. Action Resarch for Educational Change. Philadelphia: Open University Press.
Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open
University Press.

Miles, Matthew dan Hubermans, 1992, Analisis data kualitatif, Jakarta: UI Press.

Loraine Blaxter dkk. 1996. How to Research. Philadhelpia: Open University Press.

Maurice Balson.1992. Understanding Classroom Behaviour.Australia: ACER

Kemmis and Taggart. 1982. The Action Research Planner. Deakin University.

Jorgensen, DannyL. 1989. Participant Obsevation. AMetodology for Human Studies. New Delhi:
SAGE Publication.

Glaser, Barney G. 1967. The Discovery of Grounded Theory, Strategies for Qualitative
Research). New York: Aldine

Lincoln and Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. New Delhi: SAGE Publication

Spradley, James,1979, The Ethnographic Interview, New York: Holt Rinehart and Winston.

Silverman, David. 1993. Interpreting Qualitative Data. New Delhi SAGE Publication.

Schumacher and Mc Millan. 2001. Research in Education. New York: Longman

Strauss, Anselm and Juliet Corbin, 2003. Dasar-dasar penelitian kulitatif, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

__________________________, 1993. Qualitative Analysis for Social Scientists. Cambridge:


Cambridge University Press.
Thursday, April 29, 2010

Metode Penelitian Kualitatif

Dalam analisis data kualitatif, sebenarnya peneliti tidak harus menutup diri terhadap kemungkinan
penggunaan data kualitatif, karena data ini bermanfaat bagi pengembangan analisis itu sendiri. Prosedur
penelitian lapangan yang lain yang umum ialah memeriksa apa yang dikatakan oleh partisipan atau
pengamat yang berbeda-beda itu tentang satu kenyataan setelah itu terjadi. Peneliti perpustakaan
seringkali tidak mengalami kesulitan besar dalam menggunakan taktik ini. Tiga taktik yang lebih paralel
dalam penelitian lapangan atau penelitian perpustakaan. Pertama, tentu saja sangat mungkin kita
mengikuti sekuen-sekuen tertentu dari kejadian-kejadian yang bekaitan. Kedua, seorang peneliti
lapangan berharap biasa menentukan siapa yang “terlibat” dalam satu kejadian dan siapa yang tidak
atau siapa yang mungkin tahu tentang hal itu dan siapa yang mungkin tidak tahu; peneliti perpustakaan
harus pula menemukan bagaimana informan yang bermacam-macam itu mengukur dan menilai hal-hal
semacam itu. Ketiga, seringkali peneliti lapangan “terjerumus” oleh makna kata kunci yang mereka lihat
digunakan secara konstan oleh masyarakat.

TEKNIK ANALISIS KUALITATIF

1. Content Analysis (Teknik Analisis Isi)


Teknik ini merupakan strategi verifikasi kulitatif, teknik analisis data ini dianggap sebagai teknik analisis
data yang sering digunakan. Artinya teknik ini adalah yang paling abstrak untuk analisis data-data
kualitatif. Secara teknik, content analysis mencakup upaya-upaya, klasifikasi lambang-lambang yang
dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis
tertentu dalam membuat produksi. Analisis ini sering digunakan dalam analisis-analisis verifikasi. Cara
kerja atau logika analisis ini sesungguhnya sama dengan kenbayakan analisis data kualitatif. Peneliti
memulai analisis dengan menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data tersebut
dengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan prediksi dengan teknik analisis yang tertentu pula
seperti yang dijelaskan pada alur, sebagai berikut:

2. Domain Analysis (Teknik Analisis Domain)


Analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek peneliti secara umum atau ditingkat
permukaan, namun relatif utuh tentang objek penelitian tersebut. Teknik analisis ini terkenal sebagai
teknik yang dipakai dalam penelitian yang bertujuan eksplorasi. Artinya, analisis hasil penelitian ini
hanya ditargetkan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari objek yang diteliti, tanpa harus
diperincikan secara detail unsur-unsur yang ada dalam keutuhan objek penelitian tersebut. Misalnya
seorang peneliti menganalisa lembaga sosial sosial, maka domain atau kategori simbolik dari lembaga
sosial antara lain: keluarga, perguruan tinggi, rumah sakit. Sehubungan dengan kemungkinan
bervariasinya domain, maka disarankan menggunakan hubungan semantik (semantik relationship) yang
bersifat unversal dalam analisis domain sebagai berikut:

1. Jenis
2. Ruang
3. Sebab akibat
4. Rasional
5. Lokasi kegiatan
6. Cara ke tujuan
7. Fungsi
8. Urutan
9. Atribut

Ada 6 langkah dalam mengaplikasikan analisis domain:

1. Memilih pola hubungan semantik tertentu atas dasar informasi atau fakta yang tersedia dalam
catatan harian peneliti di lapangan.
2. Menyiapkan kerja analisis domain.
3. Memilih kesamaan-kesamaan data dari catatan harian peneliti di lapangan.
4. Mencari konsep-konsep induk dan kategori-kategori simbolik dari tertentu yang sesuai dengan
suatu pola hubungan semantik.
5. Menyusun pertayaan-pertayaan struktural untuk masing-masing domain.
6. Membuat daftar keseluruhan domain dari seluruh data yang ada.

3. Taksonomi Analysis (Teknik Analisis Taksonomi)


Teknik analisis domain memberikan hasil analisis yang luas dan umum, tetapi belum terperinci serta
masih bersifat menyeluruh. Apabila yang diinginkan adalah suatu hasil dari analisis yang terfokus pada
suatu domain atau sub-sub domain tertentu maka peneliti harus menggunakan teknik analisis
taksonomi. Teknik ini terfokus pada domain-domain tertentu, kemudian memilih domain tesebut
menjadi sub-sub domain serta bagian-bagian yang lebih khusus dan terperinci, yang umumnya
merupakan satu rumpun yang memiliki kesamaan. Hal yang perlu dikethui pula bahwa banyak sedikit
pecahan-pecahan domain menjadi sub domain dan seterusnya, tergantung pada kompleksnya domain
itu sendiri atau tergantung pada peneliti mengembangkan kompleksitas domain tertentu.

4. Compential Analysis (Teknik Analisis Kompensional)


Teknik analisis komponensial adalah teknik analisis yang cukup menarik dan paling mudah dilakukan
karena menggunakan “pendekatan kontras antar elemen”. Kedua teknik analisis tersebut pada
umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial karena dua cara ini adalah yang termudah untuk gejala-
gejala sosial. Teknik analisis komponensial secara keseluruhan memiliki kesamaan kerja dengan teknik
analisis taksonomik, hal yang membedakan kedua teknik analisis ini hanyalah pada pendekatan yang
dipakai oleh masing-masing teknik analisis. Teknik analisis komponensial digunakan dalam analisis
kualitatif untuk menganalisis unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama
yang lain dalam domain-domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara lebih terpirinci. Kegiatan
analisis dapat dimulai dengan menggunakan beberapa tahap yaitu:

1. Penggelaran hasil observasi dan wawancara.


2. Pemilihan hasil observasi dan wawancara.
3. Menemukan elemen-elemen kontras.

5. Discovering Cultural Themes Analysis (Teknik Analisis Tema Kultural)


Teknik analisis tema memiliki bentuk yang sama dengan teknik analisis domain, tetapi muatan analisis
berbeda dengan yang tersirat dalam nama masing-masing teknik tersebut. Teknik analisis tema
mencoba mengumpulkan sekian banyak tema-tema, fokus budaya, etos budaya, nilai dan simbol budaya
yang terkosentrasi pada domain-domain tertentu. Selain itu, analisis tema berusaha menemukan
hubungan-hubungan yang terdapat pada domain-domain yang dianalisis sehingga akan membentuk
suatu kesatuan yang holistik, dalam suatu complex pattern yang akhirnya akan menampakkan ke
permukaan tentang tema-tema atau faktor yang paling mendomnasi domain tersebut dan mana yang
kurang mendominasi. Ada beberapa hal yang secara prinsip paling menonjol pada analisis ini yaitu
dalam melakukan analisis. Peneliti harus kegiatan sebagai berikut:

1. Peneliti harus mampu melakukan “analisis kompenonsial antar domain”.


2. Membuat skema sarang laba-laba untuk dapat terbentuk pada domain satu dengan lainnya.
3. Menarik makna dari hubungan-hubungan yang terbentuk pada masing-masing domain.
4. Menarik kesimpulan secara universal dan holistik tentang makna persoalan sesungguhnya yang
sedang dianalisis.

Sebelum hasil analisis ini dibuat dalam sebuah laporan, maka peneliti sekali lagi harus melakukan
komparasi hasil analisisnya dengan berbagai macam literatur yang ada serta kelompok atau masyarakat
lain sehubungan dengan persoalan yang ditelitinya.

6. Constant Comperatif Analysis (Teknik Analisis Komperatif Konstan)


Teknik ini adalah yang paling ekstrim menerapkan strategi analisis deskriptif. Dikatakan ekstrim karena
teknik ini betul-betul menerapkan logika induktif dalam analisisnya, hal tersebut jarang kita jumpai
dalam penelitian-penelitian sosial. Esensinya bahwa teknik analisis komparatif adalah teknik yang
digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi disaat peneliti menganalisa kejadian
tersebut dan dilakukan secara terus-menerus sepanjang penelitian ini dilakukan. Langkah-langkah dalam
teknik komparatif konstan:

1. Tahap membandingakan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori.


2. Tahap memandukan kategori dan ciri-cirinya.
3. Tahap membatasi lingkup teori.
4. Tahap menulis teori.
5. Peneliti harus mempublikasikan teori yang ditemukannya dengan penuh keyakinan.

7. Induction Analysis (Analisis Induksi)


Pengujian intensif pada strategi yang memilih beberapa kasus yang di bangun dengan pengalaman
menyebabkan suatu fenomena. Langkah-langkah dari Analisis Induksi:

1. Definisi kasar dari fenomena harus sudah dirumuskan.


2. Hipotesis harus sudah di bangun.
3. Salah satu masalah diuji dengan apakah objekti atau tidak hipotesis sesuai dengan hasil fakta
observasi.
4. Jika hipotesisi tidak sama atau hipotesis ditulis ulang atau fenomena yang dijelasdkan
didefinisikan ulang kasus itu ditiadakan.
5. Prosedur dari pengujian suatu kasus dan diluar kasus negatif dari formulasi hipotesis atau
fenomena yang didefinisi ulang dilanjutkan sampai hubungannya ada.

Analisis induksi ini digunakan unuk mengeliminasi kasus negatif.

8. Skala Thurstone
Skala ini berisi item-item yang disususn menurut taraf intensitasnya dari yang tinggi sampai yang
rendah. Tujuan dari Skala Thurstone ini sama dengan skala likert yaitu membedakan intensitas sikap
atau perasaan seseorang terhadap suatu hal tertentu. Langkah-langkah skala ini:

1. Mengumpulkan item-item atau pernyataan.


2. Memilih beberapa item ynag dianggap dapat dipercaya menurut intensitasnya.
3. Menempatkan setiap item pada salah satu dari beberapa ketegori.
4. Menentukan nilai yang paling tinggi dan yang paling rendah.

9. Skala Guttman
Skala ini mengukur dimensi yang sama dari sikap tertentu dalam berbagai intensitas dari yang paling
kuat atau tinggi sampai yang paling lemah atau rendah. Skala ini antara lain bertujuan untuk
menentukan hingga manakah suatu skala sikap berdimensi satu atau unidimensional. Langkah-langkah
skala ini:

1. Tersusun penyataan yang menggambarkan sikap tertentu


2. Responden menyetujui dan menerima pernyataan

Kelebihan Skala Guttman ini adalah skala ini mengukur intensitas sikap secara unidimensional yaitu satu
dimensi dari sikap itu.
Analisis Data Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengalaman
Empirik)
Written by Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si   
Friday, 11 June 2010 01:32
Pekerjaan paling berat yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul adalah analisis data.
Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena dari analisis ini akan
diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Selain itu, analisis data kualitatif
sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-
aturan yang sistematis.

Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu
temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas
tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan
untuk akhirnya bisa  dipahami dengan mudah.

Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data,
dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan
tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam
penelitian lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat
menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian
kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah
jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Lewat data itu akan diperoleh informasi yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan
kebermaknaan data atau informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas,
kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif
sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut.

Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data yang
dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967) bisa dipakai sebagai  pedoman.
Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis
besar  model analisis itu diuraikan sebagai berikut:

1. Analisis Domain (Domain analysis). Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti
untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah
dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau
ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan
memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperoleh domain atau
ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah
konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan
kalimat untuk dibuat catatan pinggir.

2. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya
memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing
domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari
sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi
yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan
sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh
pemahaman lebih dalam.

3. Analisis Komponensial (Componential Analysis). Pada tahap ini peneliti mencoba


mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh . Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah
dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam
kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami
karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami
kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh
pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan.

4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes). Analisis Tema Kultural adalah analisis
dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba
mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada
dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang
terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik,
yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap ini
yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2)
memberikan kode pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang
terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan
rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan
kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara
umum sesuai sasaran penelitian.

You might also like