Professional Documents
Culture Documents
Atas perhatiannya
Contoh :
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.
Analisis :
Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan kepada seseorang yang kita
ajak berbicara.
Karena itu yang betul mestinya: Atas perhatiaan Saudara, saya ucapkan
terima kasih.
Menyingkat waktu
1
Contoh :
Untuk menyingkat waktu, marilah kita mulai acara ini.
Analisis :
Waktu tidak dapat dipersingkat; karena itu kalimat tersebut salah.
Yang betul: Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai acara ini.
Penghormatan
Contoh :
Atas kerawuhan Bapak-bapak, saya haturkan terima kasih.
Analisis :
Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormat lawan bicara. Tetapi
tidak disadarinya, bahwa kalimat yang dibuatnya tersebut bukanlah kalimat
bahasa Indonesia. Salah satu sifat bahasa Indonesia ialah demokratis;
karenanya tidak dikenal kata-kata khusus untuk golongan-golongan tertentu
seperti bahasa Jawa. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan: atas
kedatangan Bapak-bapak, saya ucapkan terima kasih.
Beberapa kata hormat dari bahasa Jawa yang sering dipakai orang antara lain:
kondur, dahar, jumeneng, tindak, dan tapak asma. Kata-kata tersebut
seharusnya kita ganti: pulang, makan, berdiri, pergi, dan tanda tangan.
Bentuk Jamak
Contoh :
Tidak sedikit orang-orang yang tidak dapat memahami puisi.
Analisis :
2
Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, di belakang kata yang sudah
menunjuk pengertian jamak atau banyak, tidak boleh diikuti bentuk jamak.
Karena itu mestinya kalimat tersebut cukup dikatakan: tidak sedikit orang
yang dapat memahami puisi.
Bentuk sejenis dengan bentuk di atas.
-para hadirin ....
-hadirin sekalian ....
-daftar para mahasiswa ....
-rombongan para olahragawan ....
-dewan gereja-gereja ....
-jawatan gedung-gedung negara
-kumpulan barang-barang bekas ....
-kaum politisi ....
Kata-kata: para, hadirin, sekalian, daftar, rombongan, dewan, jawatan,
kumpulan, kaum, dan politisi sudah mengandung atau menunjuk pengertian
jamak. Karena itu tidak boleh dipakai bersama-sama, atau digunakan dengan
bentuk perulangan.
Saling
Contoh :
Sebagai sesama manusia, kita wajib saling tolong-menolong.
Analisis :
Kata saling sudah menunjuk pengertian dilakulkan oleh dua belah pihak; sama
benar dengan bentuk tolong-menolong. Maka yang betul: sebagai sesama
manusia, kita wajib saling menolong; atau: sebagai sesama manusia, kita
wajib tolong menolong. Bentuk yang sejenis dengan bentuk tersebut.
Saling kejar-mengejar seharusnya: saling mengejar, kejar mengejar atau
berkejar-kejaran. Saling pegang-memegang seharusnya: saling memegang,
pegang-memegang atau berpegang-pegangan.
Bentuk seperti di atas, termasuk gejala pleonasme.
Untuk sementara
Contoh :
3
Untuk sementara waktu ia tinggal bersama saya.
Analisis :
Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara
ialah untuk beberapa waktu. Karena itu di belakang kata sementara tidak perlu
dibubuhi kata waktu.
Dengan demikian cukup dikatakan: Untuk sementara ia tinggal bersama
saya.
Selain daripada
Contoh :
Selain daripada itu saya kabarkan pula ....
Analisis :
Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat. Lain daripada itu ....
dan selain itu ....
Jadi, untuk menggantikan kalimat di atas dapat dipilih salah satu dari kedua
bentuk tersebut.
Bersama ini
Contoh :
Bersama ini saya beritahukan, bahwa ....
Analisis :
Bentuk seperti ini sering sekali dipakai orang. Kata bersama mengandung
pengertian ada yang membarengi.
Contoh :
Bersama ini saya kirimkan uang Rp.5000,00
Maksud kalimat di atas, disamping surat pada waktu itu dikirimkan
uang juga.
Untuk maksud seperti tersebut pada kalimat di atas, seharusnya kita
katakan: Dengan ini saya beritahukan ....
Berhubung
Contoh :
Berhubung pergi ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
4
Analisis :
Kata berhubung seharusnya diikuti oleh kata depan dengan.
Jadi, kalimat itu seharusnya kita ubah demikian. Berhubung dengan
kepergiannya ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.
5
Bapak atau Saudara............saya persilakan.(isilah titik-titik terwsebut
dengan nama orang atau pejabat yang akan memberi sambutan)
Ditujukan untuk
Contoh :
Lagu ini ditujukan untuk seseorang di Jalan Nangka.
Analisis :
Yang tepat ditujukan kepada, bukan ditujukan untuk.
Datang ke
Contoh :
Harap segera datang ke semarang.
Analisis :
Kata depan yang paling dekat mengikuti kata datang ialah di. Apabila kita
ingin menggunakan ke, kata datang tidak usah kita pakai.
Jadi cukup kita katakan: Harap segera ke Semarang.
Dari - Oleh
Contoh :
Berita duka ini dikirim dari Saudara Darwis, Jalan Bima 5 Semarang
Analisis :
Kata depan yang seharusnya mengikuti kata dikirimkan mestinya bukan
dari, melainkan oleh.
Jadi mestinya kalimat tersebut berbunyi demikian: Berita duka ini
dikirimkan oleh Saudara Darwis.... atau dapat juga dikatakan demikian:
Berita duka ini dari Saudara Darwis ....
Menunggu - Menanti
Contoh :
Sementara dia berpakainan, saya menunggunya di luar.
Analisis :
6
Pemakaian kata menunggu pada kalimat di atas tidak tepat. Kata
menunggu, barulah tepat digunakan apabila yang ditunggu ada di dekat orang
yang ditunggu.
Misalnya: Sudah dua hari ini ia menunggu ayahnya yang sedang dirawat
di rumah sakit.
Untuk kalimat di atas, yang tepat harus digunakan kata menanti. Jadi,
seharusnya kalimat di atas diubah menjadi: Sementara dia berpakaian, saya
menanti di luar.
Pelopor
Contoh :
Salah seorang yang mempelopori berdirtinya koperasi di desa ini ialah bapak
saya.
Analisis :
Yang betul memelopori. Kata tersebut berasal dari kata dasar pelopor.
Karena awalan me yang melekat padanya, maka bunyi p-nya luluh; dan
menjadi memelopori.
Ubah
Contoh :
Hanya usaha kita sendirilah yang dapat merubah nasib kita.
Analisis :
Kata merubah barasal dari kata ubah. Karena awalan yang melekat pada
kata tersebut me-, maka bentuk yang betul tentulah mengubah. Jika awalan di-
yang melekat akan menjadi diubah. Bentuk perubahan betul, sebab yang
melekat pada kata tersebut awalan per- dan akhiran -an. Juga bentuk berubah,
sebab yang melekat pada kata tersebut awalan ber-.
Unsur kombinasi
Contoh :
Bahasa Melayulah yang paling banyak digunakan sebagai bahasa pengantar atau
bahasa perhubungan antar pulau pada waktu itu.
Analisis :
7
Menurut EYD, semua kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata tersebut harus dituliskan serangkai: jadi antarpulau.
Contoh lain: amoral, purnawirawan, asusila, saptamarga, antikomunis,
ultramodern, inkonvensional, nonkoperasi, multirateral, ekstrakulikuler,
tunanetra, kontrarevolusi.
Kata gabung
Contoh :
Ragam jurnalistik ini banyak digunakan dalam persurat kabaran.
Analisis :
Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penulisan kata
persurat kabaran. Memang betul, kata gabung seperti surat kabar, tanggung
jawab dan sebagainnya dituliskan terpisah. Tetapi apabila kata-kata tersebut
mendapat awalan dan akhiran, harus dituliskan serangkai. Jadi penulisan yang
betul: persuratkabaran, pertanggungjawaban.
Contoh lain:
o memberi tahu -> pemberitahuan
o ambil alih -> pengambilalihan
o gotong royong -> kegotongroyongan
o tidak adil -> ketidakadilan
o salah guna -> disalahgunakan
o jungkir balik -> dijungkirbalikkan
Dipersilahkan
Contoh :
Para tamu dipersilahkan masuk.
Analisis :
Kesalahan kalimat tersebut pada penulisan kata dipersilahkan. Kata
tersebut seharusnya dituliskan tanpa “h”: dipersilakan.
-pun
Contoh :
Lafalnyapun sering menyimpang dari lafal yang umum.
8
Analisis :
Seperti halnya kalimat di atas kesalahan kalimat ini juga terletak pada
penulisannya;yaitu penulisan partikel pun. Menurut EYD, partikel pun
seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jadi kalimat
tersebut seharusnya ditulis demikian: Lafalnya pun sering menyimpang dari
lafal umum.
Dari pada
Contoh :
Menikmati sajak biasanya lebih mudah dari pada memahaminya.
Analisis :
Letak kesalahan kalimat di atas ialah pada penulisan kata depan dari pada.
Menurut EYD, kata tersebut seharusnya ditulis serangkai: daripada.