You are on page 1of 9

Analisis Kesalahan Berbahasa

 Kata ganti orang


Contoh :
Penghayatanmu atas sajak yang telah dihafalkan itu hilang.
Analisis :
 Dengan melihat kata penghayatanmu, tentunya kalimat tersebut ditunjukkan
kepada orang kedua atau lawan berbicara. Karena itu kata kerja berikutnya,
mestinya bukan dihafalkan, melainkan kauhafalkan.
 Jadi, seharusnya kalimat tersebut diubah: penghayatanmu atas sajak yang
telah kauhafalkan itu akan hilang.
 Jika pelakunya orang ketiga, harus dikatakan: penghayatan atas sajak yang
telah dihafalkan itu akan hilang.

 Sebelum dan sesudahnya


Contoh :
Sebelum dan sesudahnya, saya sampaikan terima kasih.
Analisis :
 Kalimat tersebut tidak jelas maksudnya, sebelum dan sesudah apa?
 Yang betul mestinya: terlebih dulu saya sampaikan terima kasih.
 Atau: sebelumnya saya sampaikan terima kasih.

 Atas perhatiannya
Contoh :
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.
Analisis :
 Menurut maksudnya, kalimat tersebut ditujukan kepada seseorang yang kita
ajak berbicara.
 Karena itu yang betul mestinya: Atas perhatiaan Saudara, saya ucapkan
terima kasih.

 Menyingkat waktu

1
Contoh :
Untuk menyingkat waktu, marilah kita mulai acara ini.
Analisis :
 Waktu tidak dapat dipersingkat; karena itu kalimat tersebut salah.
 Yang betul: Untuk menghemat waktu, marilah kita mulai acara ini.

 Penghormatan
Contoh :
Atas kerawuhan Bapak-bapak, saya haturkan terima kasih.
Analisis :
 Maksud pembuat kalimat tersebut untuk menghormat lawan bicara. Tetapi
tidak disadarinya, bahwa kalimat yang dibuatnya tersebut bukanlah kalimat
bahasa Indonesia. Salah satu sifat bahasa Indonesia ialah demokratis;
karenanya tidak dikenal kata-kata khusus untuk golongan-golongan tertentu
seperti bahasa Jawa. Sudah cukup hormat dan betul, jika dikatakan: atas
kedatangan Bapak-bapak, saya ucapkan terima kasih.
 Beberapa kata hormat dari bahasa Jawa yang sering dipakai orang antara lain:
kondur, dahar, jumeneng, tindak, dan tapak asma. Kata-kata tersebut
seharusnya kita ganti: pulang, makan, berdiri, pergi, dan tanda tangan.

 Dan lain sebagainya


Contoh :
Kami menerima pesan mencetakan kartu nama, surat undangan, ijazah dan lain
sebagainnya.
Analisis :
 Kata dan lain sebagainnya merupkan bentuk rancu dari kata dan sebagainnya,
dan lain-lain. Karena itu dalam sebuah kalimat cukup dipakai satu saja.

 Bentuk Jamak
Contoh :
Tidak sedikit orang-orang yang tidak dapat memahami puisi.
Analisis :

2
 Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, di belakang kata yang sudah
menunjuk pengertian jamak atau banyak, tidak boleh diikuti bentuk jamak.
Karena itu mestinya kalimat tersebut cukup dikatakan: tidak sedikit orang
yang dapat memahami puisi.
 Bentuk sejenis dengan bentuk di atas.
-para hadirin ....
-hadirin sekalian ....
-daftar para mahasiswa ....
-rombongan para olahragawan ....
-dewan gereja-gereja ....
-jawatan gedung-gedung negara
-kumpulan barang-barang bekas ....
-kaum politisi ....
 Kata-kata: para, hadirin, sekalian, daftar, rombongan, dewan, jawatan,
kumpulan, kaum, dan politisi sudah mengandung atau menunjuk pengertian
jamak. Karena itu tidak boleh dipakai bersama-sama, atau digunakan dengan
bentuk perulangan.

 Saling
Contoh :
Sebagai sesama manusia, kita wajib saling tolong-menolong.
Analisis :
 Kata saling sudah menunjuk pengertian dilakulkan oleh dua belah pihak; sama
benar dengan bentuk tolong-menolong. Maka yang betul: sebagai sesama
manusia, kita wajib saling menolong; atau: sebagai sesama manusia, kita
wajib tolong menolong. Bentuk yang sejenis dengan bentuk tersebut.
 Saling kejar-mengejar seharusnya: saling mengejar, kejar mengejar atau
berkejar-kejaran. Saling pegang-memegang seharusnya: saling memegang,
pegang-memegang atau berpegang-pegangan.
 Bentuk seperti di atas, termasuk gejala pleonasme.

 Untuk sementara
Contoh :

3
Untuk sementara waktu ia tinggal bersama saya.
Analisis :
 Kata sementara sudah menunjukkan pengertian waktu. Arti kata sementara
ialah untuk beberapa waktu. Karena itu di belakang kata sementara tidak perlu
dibubuhi kata waktu.
 Dengan demikian cukup dikatakan: Untuk sementara ia tinggal bersama
saya.

 Selain daripada
Contoh :
Selain daripada itu saya kabarkan pula ....
Analisis :
 Kalimat tersebut merupakan bentuk rancu dari kalimat. Lain daripada itu ....
dan selain itu ....
 Jadi, untuk menggantikan kalimat di atas dapat dipilih salah satu dari kedua
bentuk tersebut.

 Bersama ini
Contoh :
Bersama ini saya beritahukan, bahwa ....
Analisis :
 Bentuk seperti ini sering sekali dipakai orang. Kata bersama mengandung
pengertian ada yang membarengi.
Contoh :
Bersama ini saya kirimkan uang Rp.5000,00
 Maksud kalimat di atas, disamping surat pada waktu itu dikirimkan
uang juga.
Untuk maksud seperti tersebut pada kalimat di atas, seharusnya kita
katakan: Dengan ini saya beritahukan ....

 Berhubung
Contoh :
Berhubung pergi ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.

4
Analisis :
 Kata berhubung seharusnya diikuti oleh kata depan dengan.
 Jadi, kalimat itu seharusnya kita ubah demikian. Berhubung dengan
kepergiannya ke Jakarta, hari ini ia tidak dapat datang.

 Semua - Seluruh - Segala


Contoh :
Semua bangsa Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
Analisis :
 Kata semua menunjuk perngertian jamak yang terdiri atas barang-barang
atau benda yang sama. Karena itu, penggunaan kata semua pada kalimat
tersebut tidak tepat. Yang tepat untuk maksud seperti tertera pada kalimat itu
ialah kata seluruh/segenap.
 Jadi, kalimat tersebut harus kita katakan begini: Seluruh (segenap) bangsa
Indonesia harus mengamalkan Pancasila.
 Contoh penggunaan semua:
1. Semua rumah di desa itu dikapur.
2. Semua buku itu pernah saya baca.
 Contoh penggunaan seluruh:
1. Peristiwa itu diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia.
2. Seluruh pengunjung pasar malam itu merasa puas.
 Contoh penggunaan segala:
1. Maafkanlah segala kesalahan saya.
2. Segala macam barang ada di toko itu.

 Waktu dan tempat saya persilakan


Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Analisis :
 Kalimat ini sering sekali dipakai orang, padahal kalimat tersebut salah.
Siapa yang biasannya dipersilakan? Jawabannya tentu saja bukan waktu dan
tempat, melainkan orangnya. Karena itu, mestinya kalimat tersebut kita ubah:

5
 Bapak atau Saudara............saya persilakan.(isilah titik-titik terwsebut
dengan nama orang atau pejabat yang akan memberi sambutan)

 Ditujukan untuk
Contoh :
Lagu ini ditujukan untuk seseorang di Jalan Nangka.
Analisis :
 Yang tepat ditujukan kepada, bukan ditujukan untuk.

 Datang ke
Contoh :
Harap segera datang ke semarang.
Analisis :
 Kata depan yang paling dekat mengikuti kata datang ialah di. Apabila kita
ingin menggunakan ke, kata datang tidak usah kita pakai.
 Jadi cukup kita katakan: Harap segera ke Semarang.

 Dari - Oleh
Contoh :
Berita duka ini dikirim dari Saudara Darwis, Jalan Bima 5 Semarang
Analisis :
 Kata depan yang seharusnya mengikuti kata dikirimkan mestinya bukan
dari, melainkan oleh.
 Jadi mestinya kalimat tersebut berbunyi demikian: Berita duka ini
dikirimkan oleh Saudara Darwis.... atau dapat juga dikatakan demikian:
Berita duka ini dari Saudara Darwis ....

 Menunggu - Menanti
Contoh :
Sementara dia berpakainan, saya menunggunya di luar.
Analisis :

6
 Pemakaian kata menunggu pada kalimat di atas tidak tepat. Kata
menunggu, barulah tepat digunakan apabila yang ditunggu ada di dekat orang
yang ditunggu.
 Misalnya: Sudah dua hari ini ia menunggu ayahnya yang sedang dirawat
di rumah sakit.
 Untuk kalimat di atas, yang tepat harus digunakan kata menanti. Jadi,
seharusnya kalimat di atas diubah menjadi: Sementara dia berpakaian, saya
menanti di luar.

 Pelopor
Contoh :
Salah seorang yang mempelopori berdirtinya koperasi di desa ini ialah bapak
saya.
Analisis :
 Yang betul memelopori. Kata tersebut berasal dari kata dasar pelopor.
Karena awalan me yang melekat padanya, maka bunyi p-nya luluh; dan
menjadi memelopori.

 Ubah
Contoh :
Hanya usaha kita sendirilah yang dapat merubah nasib kita.
Analisis :
 Kata merubah barasal dari kata ubah. Karena awalan yang melekat pada
kata tersebut me-, maka bentuk yang betul tentulah mengubah. Jika awalan di-
yang melekat akan menjadi diubah. Bentuk perubahan betul, sebab yang
melekat pada kata tersebut awalan per- dan akhiran -an. Juga bentuk berubah,
sebab yang melekat pada kata tersebut awalan ber-.

 Unsur kombinasi
Contoh :
Bahasa Melayulah yang paling banyak digunakan sebagai bahasa pengantar atau
bahasa perhubungan antar pulau pada waktu itu.
Analisis :

7
 Menurut EYD, semua kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata tersebut harus dituliskan serangkai: jadi antarpulau.
 Contoh lain: amoral, purnawirawan, asusila, saptamarga, antikomunis,
ultramodern, inkonvensional, nonkoperasi, multirateral, ekstrakulikuler,
tunanetra, kontrarevolusi.

 Kata gabung
Contoh :
Ragam jurnalistik ini banyak digunakan dalam persurat kabaran.
Analisis :
 Kesalahan kalimat tersebut terletak pada penulisan kata
persurat kabaran. Memang betul, kata gabung seperti surat kabar, tanggung
jawab dan sebagainnya dituliskan terpisah. Tetapi apabila kata-kata tersebut
mendapat awalan dan akhiran, harus dituliskan serangkai. Jadi penulisan yang
betul: persuratkabaran, pertanggungjawaban.
 Contoh lain:
o memberi tahu -> pemberitahuan
o ambil alih -> pengambilalihan
o gotong royong -> kegotongroyongan
o tidak adil -> ketidakadilan
o salah guna -> disalahgunakan
o jungkir balik -> dijungkirbalikkan

 Dipersilahkan
Contoh :
Para tamu dipersilahkan masuk.
Analisis :
 Kesalahan kalimat tersebut pada penulisan kata dipersilahkan. Kata
tersebut seharusnya dituliskan tanpa “h”: dipersilakan.

 -pun
Contoh :
Lafalnyapun sering menyimpang dari lafal yang umum.

8
Analisis :
 Seperti halnya kalimat di atas kesalahan kalimat ini juga terletak pada
penulisannya;yaitu penulisan partikel pun. Menurut EYD, partikel pun
seharusnya ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jadi kalimat
tersebut seharusnya ditulis demikian: Lafalnya pun sering menyimpang dari
lafal umum.

 Dari pada
Contoh :
Menikmati sajak biasanya lebih mudah dari pada memahaminya.
Analisis :
 Letak kesalahan kalimat di atas ialah pada penulisan kata depan dari pada.
Menurut EYD, kata tersebut seharusnya ditulis serangkai: daripada.

You might also like