Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka
memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan
menjadi pertimbangan diatas adalah pasal 29, pasal 21, pasal 28 C ayat (1), pasal
Ujian akhir bagi siswa sekolah dari tahun ke tahun sampai saat ini masih
penetapan mata pelajaran yang diujikan, nilai standar kelulusan sampai risiko
akan terlihat bahwa pola baku sistem ujian akhir untuk siswa seringkali berubah
seiring dengan pergantian pejabat. Hampir setiap ganti pejabat, kebijakan sistem
cukup ironis. Bagaimana tidak jika kita melihat kenyataan yang terjadi, sejak
polemik dan kontroversi selalu saja timbul baik yang pro ataupun kontra. Setiap
pihak yang berkepentingan langsung ataupun tidak dengan ujian nasional saling
ataupun guru. Bagaimana tidak, jika siswa gagal maka bisa dipastikan setengah
mengalami depresi. Jika sebelum menghadapi ujian mereka mengalami stress lalu
setelah mereka mengikuti ujian dan gagal maka bisa dipastikan dia akan menjadi
Jika melihat beberapa fenomena yang terjadi dalam kelulusan memang ada
yang terasa aneh dan janggal, siswa yang biasa-biasa saja (mungkin cenderung
bodoh dan malas) berhasil lulus tetapi siswa yang mempunyai prestasi cukup baik
malah tidak lulus, secara logika hal ini tidak bisa diterima. Bagaimana mungkin
bisa dinalar seumpama jika ada orang yang malas bisa mengalahkan orang yang
Reaksi yang terjadi dari kejadian ini pasti akan timbul protes dari siswa itu
sendiri ataupun orangtua murid dan gurunya. Kmeudian lahir berbagai asumsi-
asumsi seperti adanya kecurangan manusia ataupun kesalahan teknis. Tapi yang
pasti bukanlah tindakan yang bijak jika kita mencari kambing hitam dari
permasalahan ini, karena jika itu dilakukan sama saja kita terjebak dalam
lingkaran setan.
BAB II
UJIAN NASIONAL
Ayat (19) dijelaskan bahwa “Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk
2005 Pasal 63 ayat (1) butir c adalah “Penilaian hasil belajar yang dilakukan
oleh pemerintah”. Yang kemudian diperjelas dalam Pasal 66 ayat (1) bahwa
“Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud dalam pasal 63 ayat (1) butir c
pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat
lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas
peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada
ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan
antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan,
pendidikan.
B. Sejarah Ujian Nasional
bentuk esai. Hasil ujian tidak diperiksa di sekolah tempat ujian, tetapi di pusat
rayon.
disebut ujian negara. Bahan ujian dibuat oleh pemerintah pusat dan berlaku
pemerintah pusat.
disebut Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Model ujian akhir
ditentukan oleh kombinasi dua evaluasi tadi ditambah nilai ujian harian yang
tertera di buku rapor. Dalam Ebtanas siswa dinyatakan lulus jika nilai rata-
rata seluruh mata pelajaran yang diujikan dalam Ebtanas adalah enam, meski
nasional dan berubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) sejak 2002.
Kelulusan dalam UAN 2002 ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara
individual.
Dalam UAN 2003 siswa dinyatakan lulus jika memiliki nilai minimal
3,01 pada setiap mata pelajaran dan nilai rata-ratanya minimal 6. Soal Ujian
Akhir Nasional dibuat oleh Depdiknas dan pihak sekolah tidak bisa mengatrol
nilai UAN. Para siswa yang tidak lulus UAN masih diberi kesempatan untuk
mengikuti ujian ulangan UAN selang satu minggu sesudahnya. Jika dalam
ujian ulangan UAN siswa tetap memiliki nilai kurang dari angka tiga, maka
dengan terpaksa mereka dinyatakan tidak lulus atau hanya dinyatakan tamat
sekolah.
pada setiap mata pelajaran 4,01. Syarat nilai rata-rata minimal tidak
diberlakukan lagi.
C. Landasan Hukum Ujian Nasional
1. Landasan Konstitusional
Sistem Pendidikan Nasional: pasal 1 ayat (3), ayat (17), ayat (21);
pasal 12 ayat (1) butir f, pasal 21 ayat (28), pasal 35 (terdiri dari 4
ayat), pasal 57 (terdiri dari 2 ayat), pasal 58 (terdiri dari 2 ayat), pasal
Tentang Standar Pendidikan Nasional: pasal 1 ayat (4), ayat (5), ayat
(6), ayat (11), ayat (17), ayat (18), ayat (19), ayat (20), ayat (22);
pasal 2 ayat (2); pasal 63 ayat (1) butir c, pasal 66 (terdiri dari 3 ayat),
(terdiri dari 4 ayat), pasal 70 (terdiri dari 7 ayat), pasal 71, pasal 72
lampiran.
2. Landasan Operasional
1
Pelaksanaan ujian nasional secara khusus diatur dalam Peraturan
dan Menengah.
2006.
2009/2010.
Peraturan Mendiknas Nomor 75 Tahun 2009 tentang Ujian
2009/2010.
Pasal 5
Pasal 7
Geografi;
(IPA).
Pasal 8
Pasal 20
berikut:
yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua
bahwa akan ada perubahan yang cukup mendasar, tetapi ternyata dari
utama dilaksanakan pada bulan Maret 2010. Selain itu, salah satu
berbagai sekolah menjadi satu. Jadi, satu ruang ujian dapat diisi sekitar 20
siswa dari lima sekolah. Namun, peraturan itu mendapat protes dari
sarana dan prasarana satu sekolah dengan sekolah yang lain tak sama.
D. Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Ujian Nasional
nasional,
Sebagai ilustrasi, grafik tingkat kelulusan siswa SMA dari tahun ke tahun
siswa MA. Dalam tiga tahun ini, range persentase kelulusan antara siswa
SMA dan MA tidak terpaut jauh. Artinya, tingkat kompetisi siswa MA juga
kian tinggi. Memang salah satu tujuan utama dari dibuatnya kebijakan ujian
a. Internal
Yang dimaksud dengan internal disini adalah faktor yang bersumber dari
Yang dimaksud faktor eksternal disini adalah faktor yang bersumber dari
(kejadian/bencana alam).
polemik didalamnya, ada baiknya kita simak beberapa pendapat para ahli
2
http://ujiannasional.org/dpr-undang-ma-dan-diknas-bahas-un.htm (diakses tanggal 10 Februari
2009)
3
http://ujiannasional.org/peluang-kelulusan-peserta-un-2010-bisa-lebih-besar.htm (diakses tanggal
10 Februari 2009)
Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan Nasional RI (2009-2014):
Jumat (8/1/2010),”Pemerintah memberikan apresiasi terhadap pandangan-
pandangan masyarakat terkait UN, apa pun itu. Kenapa, karena pandangan-
pandangan itu menunjukkan kepedulian masyarakat yang tinggi terhadap
pendidikan. Kalau tidak peduli, masyarakat tidak akan komentar apa-apa."4
4
http://edukasi.kompas.com/read/2009/12/30/1322030/Mendiknas.Apresiasi.Semua.Pandangan.ten
tang.UN (diakses tanggal 10 Februari 2009)
5
http://edukasi.kompas.com/read/2009/12/30/1322030/UN.Tetap.Kisruh.Kembali.Saja.ke.EBTA/E
BTANAS! (diakses tanggal 10 Februari 2009)
6
http://www.uin-malang.ac.id/ (diakses tanggal 10 Februari 2009)
BAB III
Kesimpulan