You are on page 1of 2

Latar belakang lahirnya aliran Maturidiyah

Aliran maturidiyah lahir di Samarkand pertengshsn ke-2 dari abad IX M.


Pendirinya Adalah Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad Ibn Muhammad Al –
Maturidi. Ia sebagai Penganut Abuhanifah sehingga teologinya memiliki banyak
persamaan dengan paham – paham yang yang dipegang oleh Abu Hanifah.
Ada suatu pendapat yang mengatakan bahwa ada karangan – karangan yang
disusun oleh Al – Maturidi, Yaitu Risalah Fi Al – Aqaid dan Syarh Al – Fiqh Al –
Akbar. Menu8rut para ulama' Hanafiah dalam bidang aqidah sama benar dengan
pendapat – pendapat imam Abu Hanifah. Sebelum Imam Abu Hanifah menceburkan
diri lm bidang Fiqih dan menjadi tokohnya, beliau telah lama berkecimpung dalam
bidang Aqidah serta banyak pula mengadakan tukar pendapat dan perdebatan –
perdebatan yang dikehendaki pada masa ZamanNya. Dan ternyata pemikiran –
pemikiran Al – Maturidi sebenarnya sama dengan Abu Hanifah dan merupakan
penguraiannya yang lebih luas. Hubungan antara kedua tokoh tersebut dikuatkan
olehpengakuan Al – Maturidi sendiri, bahwa ia menerima (mempelajari) buku – buku
Abu Hanifah dengan suatu silsilah nama – nama yang dimulai dari gurunya dan
seterus nya sampai pada pengrnag nya Sendiri.
Pemikiran Al – Maturidi tidak terlepas dari pemikiran Al – Asy'ari dan
Mu'tazilah, baik Al - Asy'ary Maupun Al - Maturidi keduanya hidup semasa dan
keduanya memiliki tujuan hidup yang sama yaitu membendung dan melawan aliran
Mu'tazilah. Meskipun kedua aliran tersebut sering berdekatan karena kesamaan lawan
tapi perbedaan pendapat masih tetap ada, perbedaan yang tidak begitu banyak
berhubungan dengan dengan dasar mazhab Syafi'i itu yang dianut oleh Imam Ay'ari
dan dasar mazhab imam Abu Hanifah yang dianut oleh Al – Maturidi. Karena itu
kebanyakan pengikut Al - Maturidi terdiri dari orang – orang yang bermazhab
Hanafi, sedangkan pengikut aliran Asy'ariyah terdiri dari orang – orang bermazhab
Syafi'i.1
1
Duhrul Islam IV : 95
AJARAN POKOK

Syekh Abu Zahro h mengatakan bahwa perbedaan antara Al – Asy'ariyah dan Al –


Maturidiyah sebenarnya lebih jauh lagi, baik dalam cara berfiir maupun dalam hasil –
hasil pemimkirannya, karena Al - Maturidi memberikan kekuasaan yang luas kepada
akal dan pikiran melebihi dari yang diberikan oleh Asy'ari,. Agar lebih jelasnya akan
disebutkan pendapat – pendapat Al – Maturidi.2

1. Kewajiban mengetahui Tuhan


2. Kebaikan dan keburukan dapat diketahui dengan akal
3. Hikmah dan tujujan perbuatan Tuhan

• Kewajiban mengetahui Tuhan

Imam Abu Hanifah : Meskipun akal semata – mata dapat mengetahui Tuhan
namun dia tidak sanggup mengetahui dengan sendirinya perintah – perintah Tuhan.
Pendapat dari Al - Maturidi mirip dengan pendirian aliran Mu'tazilah. Hanya
perbedaannya adalah kalau pengetahuan Tuhan itu diwajibkan oleh akal (akal yang
mewajibkan). Maka menurut Al – Maturidi, meskipun kewajiban mengetahui Tuhan
dapat diketahui oleh akal, tapi kewajiban itu sendiri datangnya dari Tuhan.3

• Kebaikan dan keburukan dapat diketahui oleh akal.

Al - Maturidi dan juga golongan Maturidiyah mengakui adanya kebaikan dan


keburukan yang obyektif.
Seolah – olah aliran Maturidiyah hamper sama dengan aliran Mu'tazilah, ia
mempunyai pendapat bahwa apa yang diketahui oleh akal harus dikerjakan
berdasarkan perintah akal dan yang diketahui keburukannya harus ditinggalkan
menurut keharusan akal. Sedangkan Al - Maturidi mengikuti pendpat Abu hanifah
meskipun akal dapat mengetahui tetapi kewajiban datangnya tetap dari Syara', sebab
yang mempunyai taklif adalah Allah saja.

• Hikmah dan tujuan perbuatan Tuhan

Menurut aliran Al - Maturidi perbuatan tuhan mengandung kebijaksanaan


(hikmah), baik dalam ciptaan – ciptaan-Nya maupun dalam larangan-larangan-Nya

2
AL Mazahibul Islamiyah : 296
3
Al Mazahibul Islamiyah : 296 – 297

You might also like