You are on page 1of 2

MENGAPA WARNA AIR LAUT BERUBAH-UBAH ?

(2004-08-26 06:32:41  Kapten Laut (KH) Gentio Harson  )            

Secara umum warna air laut di seluruh dunia berkisar mulai dari biru violet gelap yang terjadi di laut
tropis atau sekitar khatulistiwa, dimana terdapat proses produktivitas biologi yang rendah sampai pada
warna hijau kekuningan yang terdapat di daerah subtropis dimana laju produktivitas biologinya tinggi.

Cahaya tampak yang dipancarkan oleh sinar matahari ke laut mempunyai panjang gelombang 0,38 ìm –
0,76 ìm. Cahaya tampak ini sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa panjang gelombang mulai
dari yang pendek ke panjang adalah violet, biru, hijau, kuning, orange dan merah. Bilamana beberapa
panjang gelombang ini bergabung maka yang tampak adalah cahaya warna putih. Kita melihat suatu
benda akan berwarna sebab obyek benda menghamburkan panjang gelombang cahaya yang ada. Jika
panjang gelombang cahaya tampak tidak ada maka berarti tidak ada cahaya yang jatuh di benda
tersebut sehingga warnanya tidak kelihatan (gelap). Benda berwarna merah berarti benda tersebut
menghamburkan kembali panjang gelombang merah, panjang gelombang selain merah diabsorbsi oleh
benda tersebut.
Cahaya matahari yang menembus badan air laut akan mengalami beberapa proses. Diantaranya adalah
proses refraksi, absorbsi dan proses scatering. Di laut absorbsi untuk cahaya tampak akan lebih besar
untuk warna cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang, dengan demikian panjang
gelombang yang lebih pendek akan ditransmisikan lebih kedalam. Misalnya pada panjang gelombang
merah akan diabsorbsi oleh badan air laut sampai pada kedalaman 15-20 m, panjang gelombang kuning
akan hilang sebelum pada kedalaman 100 m, sedang panjang gelombang hijau masih tertangkap pada
kedalaman 250 m. Hanya panjang gelombang biru dan hijau dapat ditemui pada lebih dari kedalaman
250 m, namun demikian dengan bertambahnya kedalaman maka intensitasnya secara bertahap menjadi
berkurang dan akhirnya tidak ada sama sekali (gelap gulita). Pola absorbsi selektif ini menyebabkan air
laut akan berwarna biru hujau. Hanya di lapisan permukaan cahaya tampak terlihat sempurna atau
alami, karena seluruh panjang gelombang sinar tampak masih dapat ditemukan.
Dalam kuantitas kecil air akan tampak berwarna jernih, warna biru menjadi lebih jelas kelihatan di
perairan tropis yang jernih atau di kolam renang yang bersih. Absorbsi menjadi kuat pada spektrum
merah pada ketebalam 1 meter di air murni dimana mampu mengabsorbsi 35% dari cahaya dengan
panjang gelombang 0,680 ìm. Sebagai contoh faktor yang mempunyai kontribusi warna pada laut
terbuka di daerah tropis dengan warna biru adalah bahwa jumlah partikulat matter di lautan ini sangat
sedikit. Panjang gelombang merah akan lebih banyak diabsorbsi sehingga hanya mampu membekas di
atas beberapa meter saja, sedang panjang gelombang biru banyak dihamburkan sampai pada
kedalaman yang lebih dalam.
Pada daerah dimana wilayah perairannya mempunyai produktivitas biologinya tinggi, maka panjang
gelombang merah akan diabsorbsi oleh air dan panjang gelombang biru diabsorbsi oleh Yellow
Substance. Kondisi ini menyebabkan laut berwarna hijau, dimana tipe ini merupakan ciri khas perairan
subtropis yang produktif.
Kandungan Chlorofil pada phitoplankton hijau di laut mampu mengabsorbsi spektrum biru sehingga
mampu mengubah warna air laut menjadi hijau. Spektrum hijau biru (0,450-0,500 ìm) ini mampu
mampu menembus sampai pada kedalaman terjauh di lautan terbuka. Spektrum ini masih dapat
tertangkap 35% di permukaan pada kedalaman 10 m, sedangkan di perairan pantai yang keruh maka
spektrum hijau kuning (0,500 – 0,550 ìm) mampu menembus kedalaman terdalam dibanding spektrum
cahaya lainnya, tapi hanya ± 2 % panjang gelombang ini tersisa pada kedalaman 10 m. Melimpahnya
jenis phitoplankton merah coklat secara tak terkendali (Red Tide) diketahui juga dapat menyebabkan
berubahnya warna air laut menjadi merah secara sporadis dibeberapa wilayah perairan laut.
Jika langit biru maka air laut akan berwarna biru tua. Tapi jika terdapat awan maka cahaya putih yang
dipantulkan ke laut maka akan melemahkan penghamburan spektrum biru sehingga air laut berwarna
biru terang.
Air laut juga dapat berwarna putih susu dimana biasanya terjadi di Fjord. Aliran air dari glaycer banyak
membawa “tepung batu” yang merupakan hasil pelapukan material daratan, kemudian dibawa oleh
aliran air tawar menuju estaurine. Warna air laut akan berangsur menjadi hijau bilamana sudah terjadi
proses pengadukan akibat perbedaan densitas. “Tepung batu” tersebut akan menggumpal kemudian
mengendap.
Biasanya perubahan warna di air laut dapat secara jelas dilihat pada daerah sepanjang perbatasan
antara perairan dangkal dengan perairan dalam. Perairan dangkal mengandung konsentrasi Yellow
Substance dan partikel tersuspensi lebih tinggi dibandingkan perairan dalam di laut terbuka. Jadi kita
dapat melihat warna dari hijau ke biru jika kita bergerak dari perairan dangkal ke laut dalam.
(Yellow Substance/Gelbstof/Gilvin adalah material hasil penguraian jaringan tumbuhan berupa material
organik yang diuraikan oleh CO2, senyawa An Organik, Nitrogen, Sulfur, Posphor dan Asam Humic
kompleks. Hasil metabolisme ini memberikan tanah berubah berwarna coklat kuning yang kemudian
terbawa air hujan masuk ke sungai dan berakhir di laut).©

You might also like