You are on page 1of 48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat


periodic unsure, struktur molekul dan sifat - sifat
senyawa

II. Kompetensi Dasar : 1.1.Menjelaskan teori Atom Bohr dan teori Mekanika
Kwantum untuk menuliskan konfigurasi electron dan
diagram molekul serta menentukan letak unsure dalam
table periodic

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
1. Menjelaskan kelemahan teori Atom Bohr
2. Menjelaskan teori Mekanika Kwantum
3. Menentukan bilangan kwntum kemungkinan elektron berada
4. Mengambar bentuk diagram orbital
5. Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kwantum
6. Menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund dan larangan Pauli untuk menuliskan
konfirurasi elektron dan diagram orbital
7. Menhubungkan konfigururasi elektron dengan suatu unsur dengan letaknya
dalam sistem periodik unsur

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


1. Menjelaskan kelemahan teori Atom Bohr
2. Menjelaskan teori Mekanika Kwantum
3. Menentukan bilangan kwntum kemungkinan elektron berada
4. Mengambar bentuk diagram orbital
5. Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kwantum
6. Menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund dan larangan Pauli untuk menuliskan
konfirurasi elektron dan diagram orbital
7. Menhubungkan konfigururasi elektron dengan suatu unsur dengan letaknya
dalam sistem periodik unsur

V. Materi Ajar :

TEORI ATOM MODERN (MEKANIKA KUANTUM)

1. Louis de Broglie
“Elektron yang bergerak dalam kulit atom bersifat seperti gelombang”

2. W. Hessenberg & Erwin Schrodinger


“Elektron di dalam kulit menyerupai kabut dan tidak dapat ditentukan dengan
pasti (Teori Ketidakpastian). Electron dapat ditentukan letaknya pada daerah yang
dimungkinkan. Ditemukannya electron disebut orbital.
Bilangan Kuantum Planck
1. Bilangan kuantum utama (n) adalah bilangan yang menyatakan kulit atom. Harganya
1,2,3 dst
2. Bilangan kuantum azimuth (l) adalah bilangan yang menyatakan sub kulit atom atau
orbital (s,p,d,f).
Sub kulit atom s, harga l = 0
Sub kulit atom p, harga l = 1
Sub kulit atom d, harga l = 2
Sub kulit atom f, harga l = 3
Daya tampung sub kulit
Sub kulit s, daya tampung electron = 2 elektron
Sub kulit p, daya tampung electron = 6 elektron
Sub kulit d, daya tampung electron = 10 elektron
Sub kulit f, daya tampung electron = 14 elektron
3. Bilangan kuantum magnetic (m) adalah bilangan yang menyatakan orientasi electron
dalam orbital.
Orbital s, m = 0
Orbital p, m = -1,0,1
Orbital d, m = -2,-1,0,1,2
Orbital f, m= -3,-2,-1,0,1,2,3
4. Bilangan kuantum spin (s) adalah bilangan yang menyatakan rotasi electron dalam
orbital. Harga s = + ½ atau -1/2
Konfigurasi Elektron
• Prinsip Aufbau
“Pengisian electron di dalam kulit atom (orbit) diawali dari tingkat energi yang
paling rendah”. Aturannya sebagai berikut :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2

VI. Metode pembelajaran

● Diskusi
● Ceramah

VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10’ Ceramah dan


Menjelaskan sekilas teori atom Bohr , diskusi
selanjutnya memberi latihan soal

2 Kegiatan Inti 75’ Ceramah dan


a. Guru membagi siswa menjadi beberapa diskusi
kelompok
Eksplorasi
b. Setiap kelompok mengkaji ulang teori Atom
Bohr dan kelemahannya
c. Guru menjelaskan tori Mekanika Kwantum,
Louis de Brogli dan teori ketidakpatian dari
Heisenberg
Elaborasi
d. Siswa dalam kelompoknya menghubungkan
teori Atom Bohr dengan teori Mekanika
Kwantum
Konfirmasi
e. Siswa mencatat semua hasil diskusi
kelompok.
f. Kemudian masing-masing kelompok
mempresentasikan
3 Penutup 5’ Penugasan
a. Merangkum semua hasil diskusi kelompok
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya

Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10’ Ceramah dan


Guru mengingatkan materi pertemuan diskusi
sebelumnya dengan melakukan pre test

2 Kegiatan Inti 75’ Ceramah dan


Eksplorasi diskusi
a. Guru menjelaskan bilangan kwantum Utama,
Azimtuh, Magnetik dan Spin
Elaborasi
b. Siswa menghubungkan keberadan electron
dalam atom dengan bilangan kwantum
c. Melalui bilangan kwantum siswa mampu
membedakan kulit, sub kulit dan orbital
d. Siswa dapat menuliskan diagram orbital s,p,d
dan f
e. Siswa mengulas pengertian kulit, sub kulit
serta hubungannya dengan bilangan
kwantum
Konfirmasi
f. Siswa mencatat semua hail diskusi
g. Guru mengamati dan menilainya

3 Penutup 5’ Penugasan
a. Siswa menarik kesimpulan tentang hubungan
kulit, sub kulit dengan bilangan kwantum
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya

Pertemuan ke-3,4 ( 4 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 Ceramah dan


Guru mengingatkan materi pertemuan diskusi
sebelumnya dengan melakukan pre test

2 Kegiatan Inti 160’ Ceramah dan


Eksplorasi diskusi
a. Guru menjelaskan pengisian electron prinsip
Aufbau, aturan Hund, dan Larangan Pauli
b. Guru memberi tugas siswa untuk menuliskan
konfigurasi elaktron suatu atom sesuai
prinsip Aufbau.
Elaborasi
c. Siswa dapat menuliskan electron dalam
diagram orbital berdasarkan aturan Hund
d. Siswa dapat menentukan harga bilangan
kwantum (n, l, m, s ) electron terakhir suatu
atom berdasarkan konfigurasi electron
Konfirmasi
e. Siswa mengerjakan latihan soal dengan
menuliskan konfigurasi electron untuk
beberapa atom sekaligus menentukan harga
bilangan kwantum
f. Guru mengamati dan menilai semua kegiatan
siswa

3 Penutup 10’ Penugasan


a. Siswa mengerjakan latihan soa
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya

Pertemuan ke-5 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10’ Ceramah dan


Guru mengingatkan materi pertemuan diskusi
sebelumnya dengan melakukan pre test

2 Kegiatan Inti 75’ Ceramah dan


Eksplorasi diskusi
a. Guru menjelaskan Sistem Periodik Unsur
Elaborasi
b. Siswa menghubungkan keberadan atom
dalam SPU dengan menuliskan konfigurasi
electron
c. Siswa dapat menentukan electron valensi dan
kulit atom
d. Siswa dapat menghubungkan electron
valensi dengan golongan serta kulit atom
dengan periode dalam SPU
Konfirmasi
e. Siswa dapat menentukan keberadaan atom
dalam SPU melalui konfigurasi electron
f. Siswa dapat menentukan keberadaan atom
dalam SPU melalui harga bilangan
kwantum
g. Guru mengamati dan menilai semua kegiatan
siswa

3 Penutup 5’ Penugasan
c. Siswa dapat menarik kesimpulan tentang
hubungan golongan dan periode dalam SPU
dengan Elektron Valensi dan Kulit atom
d. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya

VIII. Alat dan Sumber Belajar :

Alat :
- Seperangkat alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan, LCD dan laptop

Sumber Belajar :

- Buku kimia untuk SMA kelas X oleh Michael Purba


- Buku referensi yang relevan
- Lembar kerja siswa

IX. Penilaian :

a. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- Tes PG
- Tes uraian
- Tugas kelompok
- Tugas individu
c. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan tori atom menurut mekanika kwantum ?
2. Sebutkan prinsip aufbau ?
3. Tuliskan konfigurasi elekron dari :
a. 19 K b. 26Fe c. 33As
4. Tentukan empat bilangan kwantum dari electron terakhir dari :
a. 14Si b. 25Mn c. 20Ca

d. Kunci dan skor

No Kunci jawaban Skor

1 Atom adalah bola elips yang terdiri atas inti atom 10


dan kulit atom. Electron didalam orbital tidak
dapat ditemukan dengan pasti dan menyerupai
kabut.
2 Pengisisan eectron didalam sub kulit diawalai dari 10
sub kulit yang tingkat orbitalnya paling rendah
3 a. 19 K = [Ar] 4s1 10
b. 26Fe = [Ar] 3d6 4s2
c. 33As = [Ar]3d10 4s2 4p3
4 a. n =3. l = 1, m = -1, s = - ½ 10
b. n= 3, l = 2, m = 2, s = ½
c. n =4, l = 0, m = 0, s = - ½
40
Jumlah skor

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. SURONO Drs. SRIYONO


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat


periodic unsure, struktur molekul dan sifat - sifat senyawa

Kompetensi Dasar : 1.2.Menjelaskan jumlah pasangan electron di sekita inti


atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan benutk geometris molekul

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan elektron dan teori
hibridisasi
IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :
1. Menentukan PEB dan PEI
2. Menentukan tipe molekul.
3. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan
elektron
4. Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi

V. Materi Ajar :

Tabel bentuk geometri,,,

BEBERAPA BENTUK GEOMETRI IKATAN, ANTARA LAIN :

Jumlah ikatan
Jenis ikatan Bentuk geometrik
maksimum
sp 2 Linier
sp² 3 Segitiga datar
sp³ 4 Tetrahedron
sp³d 5 Trigonal bipiramid
sp²d ; dsp² 4 Segiempat datar
d²sp³ ; sp³d² 6 Oktahedron

Berdasarkan hibridisasi :

• AX2 (misalnya, BeCl2): hibridisasi sp; bentuk liniér atau diagonal


• AX3 (misalnya, BCl3): hibridisasi sp²; bentuk trigonal planar
• AX4 (misalnya, CCl4): hibridisasi sp³; bentuk tétrahédral
• AX5 (misalnya, PCl5): hibridisasisi sp³d; trigonal bipiramidal
• AX6 (misalnya, SF6): sp³d² hibridisasi; oktahedral (atau square bipyramidal)

VI. Metode pembelajaran

● Diskusi
● Ceramah
VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10’ Ceramah dan


Guru memberikan pre-test tentang electron valensi diskusi

2 Kegiatan Inti 75’ Ceramah dan


Eksplorasi diskusi
a. Guru menjelaskan peran PEI dan PEB dalam
pembentukan geometris molekul
b. Siswa dengan kelompoknya mendiskusikan
bentuk molekul berdasarkan teori domain
dan teori hibridisasi
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompok membuat bentuk
geometris dari beberapa molekul berdasarkan
teori pasangan elektron
d. Siswa dengan kelompok membuat bentuk
geometris dari beberapa molekul berdasarkan
teori hibridisasi
Konfirmasi
e. Guru mengamati dan menilainya
f. Siswa merangkum dan mempresentasikan
hasil disjusi

3 Penutup 5’ Penugasan
c. Merangkum semua hasil diskusi kelompok
d. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya

VIII. Alat dan Sumber Belajar :

Alat :
- Seperangkat alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan, LCD dan laptop

Sumber Belajar :

- Buku kimia untuk SMA kelas X oleh Michael Purba


- Buku referensi yang relevan
- Lembar kerja siswa

IX. Penilaian :

a. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- Tes PG
- Tes uraian
- Tugas kelompok
- Tugas individu
c. Contoh Instrumen:
1. Diketahui 6C berikatan dengan 1H membentuk Molekul CH4, maka bentuk
molekul yang mungkin adalah …
2. Molekul SF6 memiliki bentuk molekul … dan type molekul
3. Diketahui unsure 7N berikatan dengan 1H memenuhi hokum octet memiliki :
a. Rumus molekul ?
b. Type molekul ?
c. Hibridisasi ?
4. Molekul H2O memiliki :
a. Type molekul ?
b. Hibridisasi
d. Kunci dan skor

No Kunci jawaban Skor

1 Tetrahedral 10
2 Oktahedra dan AX6 10
3 a. NH3 10
b. AX3E
c. Sp3
4 a. AX2E2 10
b. Sp3
40
Jumlah skor

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. SURONO Drs. SRIYONO


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat


periodic unsure, struktur molekul dan sifat - sifat
senyawa

II. Kompetensi Dasar : 1.3.Menjelaskan intraksi antar molekul ( gaya antar molekul
} dan sifatnya.

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
- Menjelaskan gaya antar molekul
- Pengaruh gaya antar molekul terhadap sifat fisik zat

IV. Indikator pencapaian Kompetensi


Menjelaskan perbedaan sifat fisik ( titik didih dan titik beku) berdasarkan perbedaan gaya
antar molekul ( ikatan hydrogen , gaya Van der Waals dan gaya London )

V. Mater Ajar

Ikatan Hidrogen
Gaya Elektrostatik

Ikatan hidrogen terbentuk pada senyawa-senyawa polar yang mengandung atom H dan
atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi, seperti F, O, N, dan Cl. Atom-atom yang
memiliki keelektronegatifan tinggi akan menarik pasangan elektron ikatan lebih kuat sehingga
kulit valensi elektron pada atom hidrogen seperti terkelupas, dan inti atom hydrogen yang
bermuatan positif seolah-olah berada di permukaan molekul. Semakin tinggi skala
keelektronegatifan atom yang mengikat atom hidrogen, semakin besar peluangnya untuk
membentuk ikatan hidrogen.
Pengaruh Ikatan Hidrogen terhdap Titik Didih
1. Massa molekul relatif ( Mr )
semakin besar Mr suatu senyawa semakin tinggi titik didihnya . hal ini terjadi karena
proses pemisahan (perenggangan) antar molekul sehingga perubahan wujud zat dari cair ke
gas memerlukan energi yang besar. Adapun senyawa yang memiliki Mr kecil, titk didihnya
cenderung rendah Karena molekul tersebut mudah direnggangkan hingga lolos menjadi
molekul gas.
2. Gaya antar molekul
Semakin kuat gaya antar molekul, titk didihnya juga semakin tinggi. Untuk dapat
merenggangkan dan memutuskan gaya antar molekul diperlukan energi yang besar. Jka gaya
antar molekul lemah, titk didihnya juga rendah akibatnya, dengan energy yang kecil pun,
ikatannya dapat diputuskan dengan mudah.
Untuk mengetahui adanya ikatan hydrogen yang merupakan gaya antar molekul yang
kuat, andaharus mengamati senyawa yang memiliki perbedaan keelektronegatifan dan titik
didih besar meskipun Mr-nya kecil. Contohnya, fenomena yang terjadi pada senyawa
hydrogen hialida. Perhatikan Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Massa Molekul Relatif, Perbedaan Keelektronegatifan, dan Titik Didih Senyawa
Hidrogen Halida
Senyawa Massa Molekul Perbedaan Titik Didih (Co)
Relatif Keelektronegatifan
HF 20 1,9 +19,7
HCl 36,5 0,8 -85,1
HBr 81 0,7 -66,8
HI 128 0,1 -35,4

Gaya van der Waals dan Gaya London


Pada awal abad 20, Johannes van der waals meneliti interaksi antarmolekul senyawa
nonpolar dan senyawa polar yang tidak memiliki ikatan hydrogen. Menurut beliau, interaksi
antarmolekul itu menghasilkan suatu gaya antarmolekul yang lemah dan dikenal sebagai ikatan
van der waals. Ikatan ini dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu :

1. Gaya Antarmolekul yang Memiliki Dipol

Gaya van der waals terjadi pada senyawa seperti HCl, HBr, atau senyawa nonpolar yang
memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan. Kekuatan gaya van der waals lebih kecil
dibandingkan dengan ikatan hydrogen. Gaya van der waals yang terjadi diantara dipol-dipol
tersusun secara teratur. Zat yang memiliki gaya ini biasanya berwujud padat. Adapun yang tidak
teratur biasanya berwujud cair.

2. Ikatan Antara Molekul yang Memiliki Dipol dan Molekul yang Tidak Memiliki
Dipol

Gaya tarik-menarik yang terjadi antara molekul yang memiliki dipol dan yang tidak memiliki
disebut interaksi dipol-nondipol. Interaksi tersebut terjadi secara induksi. Ujung molekul dipole
yang bermuatan positif menginduksi awan elektron molekul yang tidak memiliki dipol.
Akibatnya, molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol sesaat.

3. Gaya Antarmolekul yang Tidak Memiliki Dipol (Gaya Dispersi London)

Ikatan ini terjadi pada sesame senyawa nonpolar, seperti gas N2, H2, He, O2, Br2 dan I2. Suatu
interaksi antarmolekul dapat terjadi jika salah satu molekulnya memiliki dipol, sedangkan
senyawa-senyawa nonpolar tersebut tidak memiliki dipol. Hal ini disebabkan elektron dalam
atom/molekul dapat berpindah-pindah tempat. Perubahan tempat tersebut menyebabkan senyawa
nonpolar menjadi polar sehingga terbentuk dipol sesaat. Inti atom yang bermuatan positif dari
molekul nonpolar yang memiliki dipol sesaat kemudian menginduksi awan elektron dari molekul
yang lain. Akibatnya, kedua molekul membentuk dipol sesaat kemudian terjadi gaya van der
waals berupa gaya tarik-menarik antardipol sesaat yang disebut gaya London yang ditemukan
oleh Fritz London, 1928.

VI. Metode pembelajaran

● Diskusi
● Ceramah

VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10’ Ceramah dan


Guru memberikan pre-test tentang electron valensi diskusi

2 Kegiatan Inti 75’ Ceramah dan


Eksplorasi diskusi
a. Guru menjelaskan gaya tarik antar molekul
yang memiliki perbedaan elektronegativitas
yang tinggi yaitu ikatan hydrogen dan gaya
Van der Waals

Elaborasi
b. Siswa dengan kelompoknya mendiskusikan
gaya tarik antar molekul senyawa polar
dengan gaya tarik antar molekul senyawa non
polar.
c. Siswa dengan kelompok mendiskusikan
hubungan ikatan hydrogen dengan kenaikan
ikatan hidrogen
d. Siswa dengan kelompok mendiskusikan gaya
van der Waal terhadap kenaikan titik didih
Konfirmasi
e. Guru mengamati dan menilai semua hasil
diskusi
f. Siswa merangkum dan mempresentasikan
semua hasil diskusi

3 Penutup 5’ Penugasan
a. Merangkum semua hasil diskusi kelompok
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya

VIII. Alat dan Sumber Belajar :

Alat :
- Seperangkat alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan, LCD dan laptop

Sumber Belajar :

- Buku kimia untuk SMA kelas X oleh Michael Purba


- Buku referensi yang relevan
- Lembar kerja siswa

IX. Penilaian :

a. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
1. Tes PG
2. Tes uraian
3. Tugas kelompok
4. Tugas individu
c. Contoh Instrumen:
1. Mengapa titik didih H2O lebih tinggi daripada H2S ?
2. Bandingkan titik didih H2S dengan H2Se ? jelaskan !
3. Jelaskan gaya tarik antar molekul menurut London ?
4. Urutkan kekuatan gaya London untuk gas H2, N2, O2 dan Cl2
d. Kunci dan skor

No Kunci jawaban Skor

1 Karena H2O memiliki ikatan hydrogen 10


2 Titik didihnya lebih tinggi H2Se karena harga Mr 10
nya tinggi
3 Adalah gaya tarik antar molekul-molekul senyawa 10
non polar yang terjadi adanya dipole sesaat
4 Cl2>O2>N2>H2 10
40
Jumlah skor

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. SURONO Drs. SRIYONO


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia


dan cara pengukurannya
II. Kompetensi Dasar : 2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi,
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
1. Mengidentifikasi hukum/azas kekekalan energi
2. Membedakan sistem dan lingkungan
3. Menjelaskan perubahan entalpi ( ∆H ) sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap
4. Membedakan reaksi yang melepas kalor (eksoterm) dengan reaksi yang menerima
kalor (endoterm) melalui percoban
5. Menjelaskan macam-macam entalpi molar

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


1. Mengidentifikasi hukum/azas kekekalan energi
2. Membedakan sistem dan lingkungan
3. Menjelaskan perubahan entalpi ( ∆H ) sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap
4. Membedakan reaksi yang melepas kalor (eksoterm) dengan reaksi yang menerima
kalor (endoterm) melalui percoban
5. Menjelaskan macam-macam entalpi molar

V. Materi Ajar :
Energi yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari reaksi
kimia. Misalnya, untuk memasak kita gunakan energi dari pembakaran bahan bakar;
untuk melakukan aktivitasnya, tubuh kita menggunakan energi dari makanan yang
kita makan. Pengetahuan ini penting sehingga kita dapat memperhitungkan
kebutuhan energi kita.
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi antara
sistem dan lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau
pusat pengamatan. Adapun lingkungan adalah daerah di luar sistem. Misalnya, dalam
proses es yang mencair, yang dipandang sebagai sistem adalah air dan es, sedangkan
udara luar sebagai lingkungan.
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor. Pada reaksi
ini, terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi
lebih panas. Reaksi eksoterm akan membebaskan energi sehingga entalpi sistem
berkurang dan perubahan entalpi bernilai negatif.
Reaksi Endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap atau menerima kalor.
Pada reaksi ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm menyerap sejumlah
energi sehingga energi sistem bertambah. Karena entalpi bertambah, perubahan
entalpinya bertanda positif.
Diagram Reaksi Eksoterm Diagram Reaksi Endoterm

y A ∆ H = HB - H A y B ∆ H = HB - H A
= (x – y) = (y –x)
x<y y>x
B ∆H < 0 ∆H>0
X x
A

Jenis-jenis entalpi reaksi


a. Entalpi Pembentukan Standar
adalah perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada
keadaan standar

contoh : H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g) ∆Hf = -285 KJ/mol

b. Entalpi Penguraian Standar


adalah perubahan entalpi penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur- unsurnya
pada keadaan standar
contoh : H2O(g)→ H2(g) + ½ O2(g) ∆Hd = +285 KJ/mol

c. Entalpi Pembakaran Standar


Adalah perubahan entalpi pembakaran 1 mol senyawa pada keadaan standar
Contoh : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) ∆Hc = -808 kJ/mol

VI. Metode Pembelajaran :


o Penyampaian informasi
o Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan

VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


a. Guru memasuki kelas dan menyiapkan
kegiatan pembelajaran
b. Mengabsen siswa
c. Guru memulai materi ajar dengan
memberikan illustrasi/motivasi
Energi yang kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hari berasal dari reaksi kimia.
Misalnya, untuk memasak kita gunakan
energi dari pembakaran bahan bakar; untuk
melakukan aktivitasnya, tubuh kita
menggunakan energi dari makanan yang kita
makan. Pengetahuan ini penting sehingga
kita dapat memperhitungkan kebutuhan
energi kita.
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan azas kekekalan energy
c. Siswa dengan kelompoknya membahas /
didskusi tentang materi azas kekekalan
energi
d. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
untuk melakukan demonstrasi dan diskusi
kelas untuk membahas pengertian sistem
dan lingkungan
Elaborasi
e. Siswa melakukan demonstrasi dan diskusi
kelas untuk membahas pengertian system
dan lingkungan
konfirmasi
f. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
g. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 5 menit Apersepsi


a. Salam pembuka
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan
memeriksa PR
c. Memotivasi siswa mampu
membedakan sistem dan lingkungan

2 Kegiatan inti 75 menit Praktikum


a. Guru membagi siswa membentuk dan diskusi
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan dan memberikan contoh
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melakukan
beberapa percobaan sesuai petunjuk yang
berkaitan dengan reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm
Konfirmasi
d. Siswa mencatat semua hasil percobaan dan
melakukan diskusi kelompok
e. Guru mengamati dan menilai semua
kegiatan siswa
4 Penutup 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat semua hasil percobaan.
b. Siswa mampu mengklasifikasikan yang
termasuk reaksi eksoterm atau reaksi
endoterm
c. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berkutnya

Pertemuan ke-3 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 5 menit Apersepsi


a. Salam pembuka
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan
memeriksa PR
c. Memotivasi siswa mampu
membedakan reaksi eksoterm dan
endoterm dan memahami macam-macam
perubahan entalpi
2 Kegiatan inti 75 menit Ceramah
a. Guru membagi siswa membentuk dan diskusi
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan persamaan reaksi
termokimia
c. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi tentang persamaan reaksi
termokimia dan entalpi molar
d. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi tentang entalpi pembentukan
standar, entalpi penguraian standar dan
entalpi pembakaran
Konfirmasi
e. Siswa mempresentasikan semua hasil
diskusi kelompok.
f. Guru mengamati dan menilai kegiatan
sisiwa
4 Penutup 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat semua hasil diskusi
b. Siswa membuat rangkuman materi entalpi
molar ( ∆Hf, ∆Hd, dan ∆Hc )
c. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berkutnya

` Pertemuan ke-4 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 5 menit Apersepsi


a. Salam pembuka
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan
memeriksa PR

2 Kegiatan inti 75 menit Praktikum


a. Guru membagi siswa membentuk dan diskusi
kelompok
Eksplorasi
b. Guru memberi tugas pada setiap kelompok
mengerjakan soal –soal uji pemahaman
dengan menuliskan contoh reaksi
termokimia entalpi pembentukan standar,
entalpi penguraian standard an entalpi
pembakaran standar.
c. Guru memberi tugas pada setiap kelompok
mengerjakan soal –soal uji pemahaman
dengan menghitung entalpi entalpi
pembentukan standar, entalpi penguraian
standard an entalpi pembakaran standar.
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya membahas
semua tugas yang diberikan
Konfirmasi
e. Siswa mempresentasikan semua hasil
diskusi
f. Guru mengamati dan menilai semua
kegiatan siswa
4 Penutup 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat semua hasil diskusi
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berkutnya

VIII. Alat Bahan / Sumber Belajar :


Alat
i. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa

IX. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengertian system dan lingkungan
2. Jelaskan dan berikan contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
3. Diketahui reaksi termokimia sebagai berikut :
N2 + 3H2 → 2NH3 ∆ H = -92 kJ / mol. Tentukan ∆ Hd 1 mol NH3 ?
4. Diketahui reaksi pembakaran sebagai berikut :
CH4 (g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) ∆H = -808 Kj
Tentukan ∆H pembakaran 8 gram pembakaran CH4 ?
4. Kunci dan skor

No Kunci Jawaban Skor

1 Sistem adalah bagaian dari alam semesta yang menjadi 10


pusat perhatian, lingkungan adalah bagian dari alam
semesta yang beribteraksi dengan sistem
2 Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor, 10
contoh pembakaran minyak bumi, pembakaran kertas,
reaksi pembentukan air.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor,
contoh penguraian amoniak, penguraian asam klorida.
3 ∆Hd = 92/2 kJ= 46 kJ 10

4 ∆Hc = mol x ∆Hc = 8/16 x -808 kJ = -404 kJ 10

Jumlah 40

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Surono Drs. Sriyono


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 10 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia


dan cara pengukurannya
II. Kompetensi Dasar : 2.2. Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan,
hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar dan data energy ikatan

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan ΔH reaksi dengan
kalorimeter sederhana.
2. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan hukum hess
4. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan ΔH 0f
5. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :

1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan ΔH reaksi dengan


kalorimeter sederhana.
2. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan hukum hess
4. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan ΔH 0f
5. Menghitung ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.

V. Materi Ajar :

- Penentuan ΔH reaksi : ΔH 0f , ΔH 0c , ΔH 0d
- Kalorimeter sederhana.
- ΔH reaksi berdasarkan data hasil percobaan
- ΔH reaksi berdasarkan hukum hess
- ΔH reaksi berdasarkan ΔH 0f
- ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.

VI. Metode Pembelajaran :


o Penyampaian informasi
o Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan

VII. Kegiatan Pembelajaran :


Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )
No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru menjelaskan materi minggu sebelumnya
0
dengan memberikan beberapa soal tentang ΔH f ,
ΔH 0c , ΔH 0d

2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi


Eksplorasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
b. Guru menjelaskan cara kerja penentuan
kalor reaksi dengan alat kalorimetri
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melakukan
kegiatan praktikum sesuai petunjuk
Konfirmasi
d. Siswa dengan kelompoknya mencatat
semua hasil pengamatan dan
mempresentasikan semua hasil praktikum
e. Guru mengamti dan menilai semua
kegiatan siswa
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
c. Siswa mencatat hasil praktikum dan
membuat simpulan
d. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengingatkan kembali hasil kerja kelompok
pada kegiatan praktikum minggu sebelumnya

2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi


Eksplorasi
a. Guru membagi siswa sesuai dengan
kelompoknya
b. Guru menjelaskan kembali tentang
perubahan entalpi
c. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi hasil pengamatannya
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya mencatat
semua hasil pengamatan dan menghitung
perubahan entalpi
konfirmasi
e. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi
f. Guru mengamati semua kegiatan siswa dan
menilainya
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat data perhitungan dan
membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-3( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengingatkan kembali penentuan perubahan
entalpi berdasarkan percobaan dengan
menggunakan alat kalorimetri

2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi dan


Eksplorasi informasi
a. Guru menjelaskan penentuan perubahan
entalpi berdasarkan Hukum Hess
b. Selanjutnya guru memberikan beberepa
soal untuk dibahas
Elaborasi
g. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi hasil pengamatannya
h. Siswa dengan kelompoknya menghitung
perubahan entalpi berdasarkan hukumHess
Konfirmasi
i. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
c. Siswa mencatat hasil perhitungan dan
membuat simpulan
d. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutunya berikutnya

Pertemuan ke-4( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengingatkan kembali penentuan perubahan
entalpi berdasarkan hukum Hess

2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi dan


Eksplorasi informasi
a. Guru menjelaskan penentuan perubahan
entalpi berdasarkan data ∆Hf.
b. Selanjutnya guru memberikan beberepa
soal untuk dibahas
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
perubahan entalpi bedasarkan data ∆Hf.
Konfirmasi
e. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi
f. Guru mengamati dan menilai semua
kegiatan siswa
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat semua hasil perhitungan
dan membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutunya berikutnya

Pertemuan ke-5( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengingatkan kembali penentuan perubahan
entalpi berdasarkan data ∆Hf.

2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi dan


Eksplorasi informasi
a. Guru menjelaskan penentuan perubahan
entalpi berdasarkan energy ikatan
b. Selanjutnya guru memberikan beberepa
soal untuk dibahas
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi h
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
perubahan entalpi bedasarkan energy
ikatan .
Konfirmasi
e. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
f. Siswa mencatat semua hasil perhitungan
dan membuat simpulan
g. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutunya berikutnya

VIII. Alat Bahan / Sumber Belajar :

Alat
i. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa

IX. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jika 100 ml larutan HCl 1M dan 100 ml larutan NaOH 1 M dimasukkan
dalam alat calorimeter kemudian diaduk suhu naik dari 250c menjadi 350c,
berapa perubahan entalpi reaksi HCl + NaOH NaCl + H2O ?
2. Berdasarkan data ∆Hf tentukan ∆H reaksi dari : CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) +
2H2O(g)
3. Diketahui reaksi termokimia sebagai berikut :
N2 + 3H2 → 2NH3 ∆ H = -92 kJ / mol. Tentukan energy ikatan N≡N ?
4. Diketahui:
CH4 (g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) ∆H = -808 Kj
∆HfCO2 = -393 Kj/mol ∆HfH2O = -285 Kj/mol
Berapa ∆HfCH4 ?

4. Kunci dan skor

No Kunci Jawaban Skor

1 ∆Hreaksi = 10
2 ∆Hreaksi = - 808 kj 10
3 ∆H N≡N = 10

4 ∆Hf CH4 = -75 Kj 10

Jumlah 40

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Surono Drs. Sriyono


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia,


danfaktor-faktor yang memepengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari dan industry.
II. Kompetensi Dasar : 3.1. Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan
melakukan percobaan tentang factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
1. Menghitung konsentrasi larutan ( Molaritas)
2. Menjelaskan pengertian laju reaksi
3. Menganalisis faktor – faktor yang mempenngaruhi laju reaksi

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


1. Menghitung konsentrasi larutan ( Molaritas)
2. Menjelaskan pengertian laju reaksi
3. Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan percobaan
4. Menafsirkan grafik dan data percobaan tentang faktor – faktor yang
mempengaruhi laju reaksi

V. Materi Ajar :

Molaritas (M) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah mol


zat terlarut (solute) setiap satuan volume (dalam liter dan disimbolkan L) larutan.
Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut.

Dimana: M = molaritas ............................................... (M)


nsolute = jumlah mol solute ................................ (mol)
Vlarutan = volume larutan .................................... (L)
Secara fisika definisi dari kecepatan adalah jarak yang ditempuh benda pada
waktu tertentu. Kecepatan disimbolkan dengan v dan dapat dituliskan rumusnya
sebagai berikut.

Dimana: v = kecepatan .......................................... (meter detik-1)


s = jarak ................................................... (meter)
t = waktu ................................................. (detik)
Faktor- factor yang mempengaruhi laju reaksi :
- Konsentrasi
- Suhu /temperature
- Luas permukaan
- Katalis
VI. Metode Pembelajaran :
o Penyampaian informasi
o Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan

VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
meberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
Eksplorasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
b. Guru menjelaskan tentang Molaritas
c. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
untuk membuat beberapa larutan dengan
berbagai konsentrasi
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya membuat
berbagai konsentarsi larutan melalui
percobaan
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
meberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan tentang factor-faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
c. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
untuk melakukan percobaan pengaruh
suhu, terhadap laju reaksi
Elaborasi
d. Siswa dalam kelompoknya melaksanakan
ekperimen pengaruh suhu terhadapa laju
reaksi
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
c. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
d. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

VIII. Alat Bahan / Sumber Belajar :


Alat
i. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa

IX. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengertian laju reaksi ?
2. Berapa molaritas dari 0,5 mol HCl yang larut dalam air hingga 2 lt ?
3. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ?
4. Jelaskan mengapa katalis berpengaruh terhadap laju reaksi ?

4. Kunci dan skor

No Kunci Jawaban Skor

1 Berkurangnya konsentrasi zat reaktan dan 10


bertambahnya konsentrasi zat produk persatuan waktu
2 M HCl = 0,5mol/2lt 10
3 Molaritas, suhu, luas permukaan dan katalis 10

4 Karena katalis dapat menurunkan energy akativasi 10


dalam reaksi dan tidak mempengaruhi hasil reaksi
Jumlah 40

Tegal, 13 Maret 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran
Drs.H. Surono Drs. Sriyono
NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 1
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan


kimia, danfaktor-faktor yang
memepengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industry.
II. Kompetensi Dasar : 3.2. Memahami teori tumbukan untuk menjelaskan
factor-faktor penentu laju reaksi dan orde reaksi , dan terapannya dalam kehidupan
sehari-hari

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa,
1. Dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan dan suhu terhadap laju
reaksi berdasarkan teori tumbukan
2. Dapat membedakan diagram energi aktifasi dari reaksi dengan
menggunakan katalis dan tidak menggunakan katalis.
3. Dapat menjelaskan pengertian peranan katalis dan energi aktifasi dengan
menggunakan diagram.
4. Dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
5. Dapat menentukan persamaan laju reaksi
6. Dapat menentukan harga tetapan laju reaksi (k)
7. Dapat menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


1. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan dan suhu terhadap laju reaksi
berdasarkan teori tumbukan
2. Membedakan diagram energi aktifasi dari reaksi dengan menggunakan katalis dan
tidak menggunakan katalis.
3. Menjelaskan pengertian peranan katalis dan energi aktifasi dengan menggunakan
diagram.
4. Menentukan orde reaksi berdasarkan data percobaan
5. Menentukan persamaan laju reaksi
6. Menentukan harga tetapan laju reaksi (k)
7. Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri

V. Materi Ajar :

orde Reaksi dan Kesimpulan


Kata Kunci: faktor kecepatan laju reaksi, hukum laju, laju, menentukan orde reaksi, orde, orde
reaksi
Ditulis oleh Ratna dkk pada 21-12-2009

Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan laju. Orde
reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi.

Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi.

Laju = k [A]

Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5 merupakan suatu
contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu
pereaksi,

Laju = k[A]2

Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,

Laju = k [A][B]

Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-masing
pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan orde dalam
B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih
tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin
berorde pecahan, misalnya orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara
keseluruhan.

Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan reaksi umum, yang
ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan laju reaksi,
maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :

Laju = k[A][B]0 = k[A]

Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan berimbangnya.
Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam masing-masing persamaan
berimbang adalah 2 tetapi reaksi pertama bersifat orde pertama dalam N2O5 dan yang kedua
berorde kedua dalam NO2. Seperti dilukiskan oleh contoh.

Contoh: Perhatikan reaksi umum 2A + 2B → 2AB

dan data eksperimen berikut:

Tulislah persamaan laju yang paling mungkin untuk reaksi ini:

Jawaban :

Dengan membandingkan data dalam eksperimen 2 dengan data eksperimen 1, orang


akan melihat bahwa bila konsentrasi B2 diduakalikan, maka laju diduakalikan. Jadi reaksi itu
berorde pertama dalam B2. Dengan membandingkan data dalam eksperimen 3 dengan data
eksperimen 2, orang akan melihat bahwa bila konsentrasi A diduakalikan, laju tidak berubah.
Jadi reaksi itu berorde nol dalam A. Maka persamaan laju yang paling mungkin adalah
Laju = k[A]°[B2]

atau

Laju = k[B2]

Suatu pereaksi malahan dapat tidak muncul dalam persamaan laju suatu reaksi. Orde suatu reaksi
diberikan hanya atas dasar penetapan eksperimental dan sekedar memberi informasi mengenai
cara laju itu bergantung pada konsentrasi pereaksi-pereaksi tertentu. Ramalan teoritis mengenai
orde-orde (dari) reaksi-reaksi yang kurang dikenal jarang berhasil. Misalnya mengetahui bahwa
reaksi antara H2 dan I2 adalah orde kedua mungkin orang akan meramal bahwa reaksi antara H2
dan Br2 juga akan berorde-kedua. Ternyata tidak, malahan reaksi ini mempunyai persamaan laju
yang lebih rumit.

Menentukan Orde reaksi

a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan lambat.

Contoh : reaksi 4HBr + O2 -> 2H2O + 2Br2

Berlangsung dalam tahapan sebagai berikut :

1. HBr + O2 -> HBr2O (lambat)


2. HBr + HBr2O -> 2HBrO (cepat)
3. 2HBr + 2HBr) -> 2H2O + 2Br2 (cepat)

Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O2]. Orde reaksi
total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.

b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, kosentrasi
salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah

VI. Metode Pembelajaran :


o Penyampaian informasi
o Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan

VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
meberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan tentang pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi
c. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
untuk membuat beberapa larutan dengan
berbagai konsentrasi
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
eksperimen pengaruh konsentrasi terhadap
laju reaksi
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
e. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
f. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke- 2( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
meberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
eksperimen pengaruh katalis terhadap laju
reaksi
Konfirmasi
d. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke- 3( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
meberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
Teori tumbukan terhadap laju reaksi
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi kelompok tentang teori tumbukan
terhadap laju reaksi
Konfirmasi
d. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke- 4( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru memberikan penjelasan pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi dan cara
menentukan persamaan laju reaksi
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi kelompok cara menentukan orde
reaksi berdasarkan data percobaan
Konfirmasi
d. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
f. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
g. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke- 5( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru memberikan penjelasan pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi dan cara
menentukan persamaan laju reaksi
c. Guru menjelaskan pengaruh suhu terhadap
laju reaksi melalui perhitungan
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi melalui perhitungan menentukan
laju reaksi berdasarkan kenaikan suhu
Konfirmasi
e. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
f. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
g. Siswa mencatat hasil diskusi dan membuat
simpulan
h. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

X. Alat Bahan / Sumber Belajar :


Alat
v. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
vi. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
vii. Buku referensi yang relevan
viii. Lembar Kerja Siswa

XI. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ?
2. Jelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi ?
3. Suatu reaksi :
A + B → C
Data percobaan laju reaksi sbb:
[A]/M [B]/M Vc ( M/dt )
0,1 0,1 0,2
0,2 0,1 0,4
0,2 0,2 0,8
Tentukan : orde reaksi

4. Tentukan persamaan laju reaksi pada soal no. 3

4. Kunci dan skor

No Kunci Jawaban Skor

1 Semakin besar konsentrasi zat yang bereaksi semakin 10


tinggi laju reaksinya
2 Semakin tinggi temperature zat yang bereaksi semakin 10
tinggi laju reaksinya
3 Orde reaksi = 1 + 2 = 3 10

4 Persamaan laju reaksi V = k [A] [B]2 10

Jumlah 40

Tegal, 13 Maret 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Surono Drs. Sriyono


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 2
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi kesetimbangan kimia dan


factor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari=hari dan
industry.

II. Kompetensi Dasar : 3.3. Kesetimbangan dan factor-faktor yang


mempengaruhi arah pengeseran kesetimbangan
dengan melakukan percobaan

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat,
1. Menjelaskan kesetimbangan dinamis
2. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
3. Menjelaskan terapan kesetimbangan
4. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada
pergeseran kesetimbangan melalui percobaan
5. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le
chateleir

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


1. Menjelaskan kesetimbangan dinamis
2. Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen
3. Menjelaskan terapan kesetimbangan
4. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada
pergeseran kesetimbangan melalui percobaan
5. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le
chateleir

V. Materi Ajar :

A. Reaksi Kesetimbangan

1. Pengertian Kesetimbangan Reaksi

Perhatikan reaksi pembentukan gas NH3 dari gas N2 dan gas H2.
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g) …(1)
Konsentrasi (mol L-1)
3,0 Kesetimbangan
N2
2,0 H
Gambar 5.1
2
Grafik konsentrasi terhadap
1,0 NH3
waktu pada reaksi
Waktu pembentukan NH3

Ketika bereaksi, konsentrasi gas N2 dan gas H2 semakin lama semakin berkurang.
Sebaliknya, konsentrasi gas NH3 semakin lama semakin bertambah.
Pada reaksi penguraian gas NH3 menjadi gas N2 dan gas H2, persamaan reaksinya dituliskan
sebagai berikut.
2NH3(g) (mol
Konsentrasi N2(g)
L-1+3H
) 2(g) …(2)

3,0
Kesetimbangan
NH3
2,0

H Gambar 5.2
1,0 N
2 2 Grafik konsentrasi terhadap
waktu pada reaksi
Waktu
penguraian NH3

Pada suatu saat, pembentukan NH3 dan penguraian NH3 memiliki laju yang sama. Saat itulah
tercapai suatu keadaan yang dinamakan kesetimbangan. Grafik perubahan laju reaksi terhadap
waktu diperlihatkan pada Gambar 5.3.
Laju
(mol L-1 S-1)
3,0
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)

2,0 Kesetimbangan
Gambar 5.3
1,0 Grafik konsentrasi terhadap
2NH3(g)  N2(g) + 3H2(g) Waktu waktu pada reaksi
5 10 penguraian NH3
Persamaan reaksi kesetimbangan ditulis dengan menggunakan tanda panah dua arah ( ⇄ ).
Reaksi kesetimbangan disebut reaksi bolak-balik atau reaksi reversible (dapat balik). Jadi,
persamaan reaksi kesetimbangan NH3 ditulis sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)

Setelah setimbang, kedua laju reaksi sama (V1 = V2). Dengan kata lain, laju reaksi ke kanan
sama dengan laju reaksi ke kiri.

Pergeseran Kesetimbangan
Keadaan setimbang pada suatu system merupakan keadaan yang stabil jika tidak ada
pengaruh dari luar system. Hal-hal yang dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan, yaitu
perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan volume dan perubahan suhu.
Henry Louis Le Chatelier (1850-1936), seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, pada
1884 mengemukakan Hukum Pergeseran Kesetimbangan yang selanjutnya dikenal dengan nama
Asas Le Chatelier.
Jika terdapat suatu system kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), system
kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi
pengaruh aksi tersebut.
1. Pengaruh Konsentrasi
• Jika konsentrasi uatu zat ditingkatkan, kesetimbangan bergeser menjauhi zat tersebut.
• Jika konsentrasi suatu zat dikurangi, kesetimbangan bergeser mendekat ke zat
tersebut
2. Pengaruh Tekanan atau Volume
• Jika tekanan ditingkatkan atau volume dikurangi, reaksi kesetimbangan bergeser kea
rah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih kecil.
• Jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser kea
rah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih besar.
3. Pengaruh Suhu
• Jika suhu dinaikkan, reaksi kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm.
• Jika suhu diturunkan, reaksi kesetimbangan bergeser kea rah eksoterm.
4. Pengaruh Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi. Hal ini berlaku juga untuk
reaksi kesetimbangan. Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan hanya
mempercepat tercapainya kesetimbangan. Sehingga komposisi kesetimbangan akan
tetap sama.
VI. Metode Pembelajaran :
o Penyampaian informasi
o Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan

VII. Kegiatan Pembelajaran :

Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan perbedaan reaksi habis
dan reaksi balik
c. Guru memberikan penjelasan kepada siswa
tentang kesetimbangan dinamis
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
demonstrasi reaksi balik
e. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
demonstrasi dan diskusi tentang keadaan
kesetimbangan dinamis
Konfirmasi
f. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
g. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
a. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan kesetimbangan
homogen dan kesetimbangan heterogen
c. Guru menjelaskan tetapan kesetimbangan
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi tentang kesetimbangan homogeny
dan kesetimbangan heterogen
e. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi untuk menjelaskan tetapan
kesetimbangan
f. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi untuk menganalisis pengaruh suhu,
konsentrasi dan tekanan terhadap arah
pergeseran kesetimbangan reaksi
g.
Konfirmasi
h. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
i. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
j. Siswa mencatat semua hasil diskusi dan
membuat simpulan
k. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-3 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Demonstrasi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok

Eksplorasi
b. Guru menjelaskan pengaruh suhu,
konsentrasi dan tekanan terhadap
kesetimbangan reaksi
c. Guru menjelaskan azas Le Chatelier
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi tentang azas Le Chatelier
e. Siswa dengan kelompoknya melakukan
demonstrasi pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan reaksi
f. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi untuk menganalisis pengaruh suhu,
konsentrasi dan tekanan terhadap arah
pergeseran kesetimbangan reaksi

Konfirmasi
g. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
h. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
i. Siswa mencatat semua hasil diskusi dan
membuat simpulan
j. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

VIII. Alat Bahan / Sumber Belajar :


Alat
i. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa

IX. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengertian kesetimbangan dinamis ?
2. Berikan contoh kesetimbangan homogen ?
3. Berikan contoh kesetimbangan heterogen ?
4. Tentukan harga Kc dari reaksi :
2SO3(g) ↔ 2SO2(g) + O2(g)

4. Kunci dan skor

No Kunci Jawaban Skor

1 Kesetimbangan dinamis adalah kondisi reaksi berjalan 10


dua arah dengan laju reaksi = lajur reaksi kanan
2 H2 (g) + Cl2 (g) ↔ 2HCl (g) 10
3 Zn (s) + HCl (aq) ↔ ZnCl2 (aq) + H2 (g) 10

4 Kc = 10

Jumlah 40
Tegal, Juli 2010
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Surono Drs. Sriyono


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 2
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

I. Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi kesetimbangan kimia dan


factor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari=hari dan
industry.

II. Kompetensi Dasar : 3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi


dengan hasil reaksi dari suatu reaksi

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa ,
1. Dapat menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi
pada keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan
kesetimbangan
2. Dapat menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan
3. Dapat menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil
reaksi pada keadaan setimbang.
4. Dapat menghitung harga Kc berdasarkan harga Kp atau sebaliknya

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


- Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada
keadaan setimbang untuk menentukan derajat disosiasi dan tetapan
kesetimbangan
- Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan
- Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi
pada keadaan setimbang.
- Menghitung harga Kc berdasarkan harga Kp atau sebaliknya

V. Materi Ajar :

Menenukan harga Kc :
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl (g)

Kc = [HCl]2/ [H2] [Cl2]

Menenukan harga Kp :
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl (g)

Kp = [pHCl]2/ [pH2] [pCl2]

VI. Metode pembelajaran :


– Penyampaian informasi
– Demonstrasi
– Diskusi
– Penugasan

VII. Kegiatan pembelajaran :


Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )
No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan konsentrasi zat pereaksi
dan hasil reaksi dalam keadaan setimbang

Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi tentang konsentrasi zat pereaksi
dan hasil reaksi dalam keadaan setimbang
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
konsentrasi zat pereaksi dan hasil reaksi
dalam keadaan setimbang
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
c. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
d. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan cara menentukan derajat
dissosiasi dan tetapan kesetimbangan

Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi cara menentukan derajat dissosiasi
dan tetapan kesetimbangan
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
derajat dissosiasi dan tetapan
kesetimbangan
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi

3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan


g. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
h. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-3 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru memberikan beberapa soal lanjutan
kepada siswa untuk menghitung harga
derajat dissosiasi dan harga Kc
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi cara menentukan derajat dissosiasi
dan tetapan kesetimbangan
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
derajat dissosiasi dan tetapan
kesetimbangan
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi

3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan


g. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
h. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-4 ( 2 x 45 menit )

No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan cara menentukan harga
tetapan kesetimbangan berdasarkan
tekanan (Kp ) melalui tekanan parsial gas
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi cara menentukan harga Kp
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
harga Kp untuk beberapa soal
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi

3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan


g. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
h. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

Pertemuan ke-5 ( 2 x 45 menit )


No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan hubungan Kp dan Kc
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi cara menentukan harga Kp melalui
harga Kc
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
harga Kp dan harga Kc untuk beberapa
soal
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi

3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan


g. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
h. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya

VIII. Alat Bahan / Sumber Belajar :


Alat
i. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
i. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
ii. Buku referensi yang relevan
iii. Lembar Kerja Siswa

IX. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
i. Tes PG
ii. Tes uraian
iii. Tugas kelompok
iv. Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Diketahui reaksi sbb : 2 NO (g) ↔ N2O4(g) pada suhu 328 K memiliki
harga Kc = 2,4. Berapa molaritas gas N2O4 yang berada dalam keadaan
setimbang dengan 0,1 mol gas NO2 dalam bejana 1 liter ?
2. Pada reaksi kesetimbangan SO2 (g) + NO2(g) ↔ SO3(g) + NO (g) .
Terdapat kesetimbangan antara 0,4 mol gas SO3 , 0,3 mol NO , 0,5 mol
gas NO2 dan 0,4 mol gas SO2 dalam volume 2 liter. Tentukan harga Kc ?
3. Dimasukkan 2 mol gas P dan 2 mol gas Q dalam ruang 5 liter sehingga
pada suhu tertentu membentuk reaksi kesetimbangan berikut :
P (g) + Q (g) ↔ R(g) + S(g)
Setelah tercapai kesetimbangan terdapat 1,5 mol gas S. Berapakah harga
Kc pada suhu tersebut
4. Pada suhu 227oC terdapat kesetimbangan sebagai berikut :
2 NH3 (g) ↔ N2 (g) + 3H2 (g) dengan harga kc =2
Tentukan harga Kp pada suhu tersebut ?

4. Kunci dan skor

No Kunci Jawaban Skor

1 MN2O4 = 0,024 M 10
2 Kc = 0,5 10
3 Kc = 9 10

4 Kp = 3200 10

Jumlah 40

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Surono Drs. Sriyono


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Tegal


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 2
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
I. Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi kesetimbangan kimia dan
factor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalam kehidupan sehari=hari dan
industry.

II. Kompetensi Dasar : 3.5. Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam


kehidupan sehari-hari dan industry.

III. Tujuan Pembelajaran :


Siswa dapat Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan – bahan kimia di
industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan

IV. Indicator Pencapaian Kompetensi :


Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan – bahan kimia di industri yang
didasarkan pada reaksi kesetimbangan

V. Materi Ajar :
Proses Haber-Bosch dan proses kontak

VI. Metode pembelajaran :


Diskusi

VII. Kegiatan pembelajaran :


Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )
No Kegiatan Waktu Metode

1 Pendahuluan 10 menit Apersepsi


Guru mengulang materi minggu lalu dengan
memberikan beberapa pertanyaan
2 Kegiatan inti 70 menit Diskusi
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan cara pembuatan
amoniak pada proses Haber-Bosch
c. Guru menjelaskan cara pembuatan asam
sulfat proses kontak

Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi tentang proses Haber-Bosch dan
proses kontak

Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi

3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan


a. Siswa mencatat hasil diskusi dan membuat
simpulan
b. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya dan memberitahukan untuk
ulangan harian

VIII. Alat Bahan / Sumber Belajar :


Alat
j. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi

Sumber
i. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
ii. Buku referensi yang relevan
iii. Lembar Kerja Siswa

IX. Penilaian :

1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
i. Tes PG
ii. Tes uraian
iii. Tugas kelompok
iv. Tugas individu

3. Contoh Instrumen:
Pada pembuatan gas amonia (NH3) menurut proses Bosch-Haber dilakukan pada suhu
450oC dan tekanan 250 atm. Reaksi kesetimbangan yang terjadi :
N2 (g) + 3H2(g) ↔ 2NH3 (g) ΔH = - 92 Kj
- Jika pembuatan gas NH3 dilakukan pada tekanan 1000 atm , tentunya dihasilkan NH3
Yang lebih banyak . Jelaskan ?
- Mengapa pembuatan gas ammonia tidak dilakukan pada suhu yang rendah ?
4. Kunci dan skor

Jawab :
-Karena tekanan tinggi molekul menjadi rapt sehingga reaksi makin cepat
-Jika dilakukan pada suhu yang rendah reaksi berjalan lambat

Tegal, Juli 2010


Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Surono Drs. Sriyono


NIP. 195606231984031004 NIP. 196309272007011007

You might also like