Professional Documents
Culture Documents
II. Kompetensi Dasar : 1.1.Menjelaskan teori Atom Bohr dan teori Mekanika
Kwantum untuk menuliskan konfigurasi electron dan
diagram molekul serta menentukan letak unsure dalam
table periodic
V. Materi Ajar :
1. Louis de Broglie
“Elektron yang bergerak dalam kulit atom bersifat seperti gelombang”
● Diskusi
● Ceramah
3 Penutup 5’ Penugasan
a. Siswa menarik kesimpulan tentang hubungan
kulit, sub kulit dengan bilangan kwantum
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya
3 Penutup 5’ Penugasan
c. Siswa dapat menarik kesimpulan tentang
hubungan golongan dan periode dalam SPU
dengan Elektron Valensi dan Kulit atom
d. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya
Alat :
- Seperangkat alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan, LCD dan laptop
Sumber Belajar :
IX. Penilaian :
a. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- Tes PG
- Tes uraian
- Tugas kelompok
- Tugas individu
c. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan tori atom menurut mekanika kwantum ?
2. Sebutkan prinsip aufbau ?
3. Tuliskan konfigurasi elekron dari :
a. 19 K b. 26Fe c. 33As
4. Tentukan empat bilangan kwantum dari electron terakhir dari :
a. 14Si b. 25Mn c. 20Ca
V. Materi Ajar :
Jumlah ikatan
Jenis ikatan Bentuk geometrik
maksimum
sp 2 Linier
sp² 3 Segitiga datar
sp³ 4 Tetrahedron
sp³d 5 Trigonal bipiramid
sp²d ; dsp² 4 Segiempat datar
d²sp³ ; sp³d² 6 Oktahedron
Berdasarkan hibridisasi :
● Diskusi
● Ceramah
VII. Kegiatan Pembelajaran :
3 Penutup 5’ Penugasan
c. Merangkum semua hasil diskusi kelompok
d. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya
Alat :
- Seperangkat alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan, LCD dan laptop
Sumber Belajar :
IX. Penilaian :
a. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
- Tes PG
- Tes uraian
- Tugas kelompok
- Tugas individu
c. Contoh Instrumen:
1. Diketahui 6C berikatan dengan 1H membentuk Molekul CH4, maka bentuk
molekul yang mungkin adalah …
2. Molekul SF6 memiliki bentuk molekul … dan type molekul
3. Diketahui unsure 7N berikatan dengan 1H memenuhi hokum octet memiliki :
a. Rumus molekul ?
b. Type molekul ?
c. Hibridisasi ?
4. Molekul H2O memiliki :
a. Type molekul ?
b. Hibridisasi
d. Kunci dan skor
1 Tetrahedral 10
2 Oktahedra dan AX6 10
3 a. NH3 10
b. AX3E
c. Sp3
4 a. AX2E2 10
b. Sp3
40
Jumlah skor
II. Kompetensi Dasar : 1.3.Menjelaskan intraksi antar molekul ( gaya antar molekul
} dan sifatnya.
V. Mater Ajar
Ikatan Hidrogen
Gaya Elektrostatik
Ikatan hidrogen terbentuk pada senyawa-senyawa polar yang mengandung atom H dan
atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi, seperti F, O, N, dan Cl. Atom-atom yang
memiliki keelektronegatifan tinggi akan menarik pasangan elektron ikatan lebih kuat sehingga
kulit valensi elektron pada atom hidrogen seperti terkelupas, dan inti atom hydrogen yang
bermuatan positif seolah-olah berada di permukaan molekul. Semakin tinggi skala
keelektronegatifan atom yang mengikat atom hidrogen, semakin besar peluangnya untuk
membentuk ikatan hidrogen.
Pengaruh Ikatan Hidrogen terhdap Titik Didih
1. Massa molekul relatif ( Mr )
semakin besar Mr suatu senyawa semakin tinggi titik didihnya . hal ini terjadi karena
proses pemisahan (perenggangan) antar molekul sehingga perubahan wujud zat dari cair ke
gas memerlukan energi yang besar. Adapun senyawa yang memiliki Mr kecil, titk didihnya
cenderung rendah Karena molekul tersebut mudah direnggangkan hingga lolos menjadi
molekul gas.
2. Gaya antar molekul
Semakin kuat gaya antar molekul, titk didihnya juga semakin tinggi. Untuk dapat
merenggangkan dan memutuskan gaya antar molekul diperlukan energi yang besar. Jka gaya
antar molekul lemah, titk didihnya juga rendah akibatnya, dengan energy yang kecil pun,
ikatannya dapat diputuskan dengan mudah.
Untuk mengetahui adanya ikatan hydrogen yang merupakan gaya antar molekul yang
kuat, andaharus mengamati senyawa yang memiliki perbedaan keelektronegatifan dan titik
didih besar meskipun Mr-nya kecil. Contohnya, fenomena yang terjadi pada senyawa
hydrogen hialida. Perhatikan Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Massa Molekul Relatif, Perbedaan Keelektronegatifan, dan Titik Didih Senyawa
Hidrogen Halida
Senyawa Massa Molekul Perbedaan Titik Didih (Co)
Relatif Keelektronegatifan
HF 20 1,9 +19,7
HCl 36,5 0,8 -85,1
HBr 81 0,7 -66,8
HI 128 0,1 -35,4
Gaya van der waals terjadi pada senyawa seperti HCl, HBr, atau senyawa nonpolar yang
memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan. Kekuatan gaya van der waals lebih kecil
dibandingkan dengan ikatan hydrogen. Gaya van der waals yang terjadi diantara dipol-dipol
tersusun secara teratur. Zat yang memiliki gaya ini biasanya berwujud padat. Adapun yang tidak
teratur biasanya berwujud cair.
2. Ikatan Antara Molekul yang Memiliki Dipol dan Molekul yang Tidak Memiliki
Dipol
Gaya tarik-menarik yang terjadi antara molekul yang memiliki dipol dan yang tidak memiliki
disebut interaksi dipol-nondipol. Interaksi tersebut terjadi secara induksi. Ujung molekul dipole
yang bermuatan positif menginduksi awan elektron molekul yang tidak memiliki dipol.
Akibatnya, molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol sesaat.
Ikatan ini terjadi pada sesame senyawa nonpolar, seperti gas N2, H2, He, O2, Br2 dan I2. Suatu
interaksi antarmolekul dapat terjadi jika salah satu molekulnya memiliki dipol, sedangkan
senyawa-senyawa nonpolar tersebut tidak memiliki dipol. Hal ini disebabkan elektron dalam
atom/molekul dapat berpindah-pindah tempat. Perubahan tempat tersebut menyebabkan senyawa
nonpolar menjadi polar sehingga terbentuk dipol sesaat. Inti atom yang bermuatan positif dari
molekul nonpolar yang memiliki dipol sesaat kemudian menginduksi awan elektron dari molekul
yang lain. Akibatnya, kedua molekul membentuk dipol sesaat kemudian terjadi gaya van der
waals berupa gaya tarik-menarik antardipol sesaat yang disebut gaya London yang ditemukan
oleh Fritz London, 1928.
● Diskusi
● Ceramah
Elaborasi
b. Siswa dengan kelompoknya mendiskusikan
gaya tarik antar molekul senyawa polar
dengan gaya tarik antar molekul senyawa non
polar.
c. Siswa dengan kelompok mendiskusikan
hubungan ikatan hydrogen dengan kenaikan
ikatan hidrogen
d. Siswa dengan kelompok mendiskusikan gaya
van der Waal terhadap kenaikan titik didih
Konfirmasi
e. Guru mengamati dan menilai semua hasil
diskusi
f. Siswa merangkum dan mempresentasikan
semua hasil diskusi
3 Penutup 5’ Penugasan
a. Merangkum semua hasil diskusi kelompok
b. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
pertemuan berkutnya
Alat :
- Seperangkat alat dan bahan percobaan yang dibutuhkan, LCD dan laptop
Sumber Belajar :
IX. Penilaian :
a. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
1. Tes PG
2. Tes uraian
3. Tugas kelompok
4. Tugas individu
c. Contoh Instrumen:
1. Mengapa titik didih H2O lebih tinggi daripada H2S ?
2. Bandingkan titik didih H2S dengan H2Se ? jelaskan !
3. Jelaskan gaya tarik antar molekul menurut London ?
4. Urutkan kekuatan gaya London untuk gas H2, N2, O2 dan Cl2
d. Kunci dan skor
V. Materi Ajar :
Energi yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari reaksi
kimia. Misalnya, untuk memasak kita gunakan energi dari pembakaran bahan bakar;
untuk melakukan aktivitasnya, tubuh kita menggunakan energi dari makanan yang
kita makan. Pengetahuan ini penting sehingga kita dapat memperhitungkan
kebutuhan energi kita.
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi antara
sistem dan lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian atau
pusat pengamatan. Adapun lingkungan adalah daerah di luar sistem. Misalnya, dalam
proses es yang mencair, yang dipandang sebagai sistem adalah air dan es, sedangkan
udara luar sebagai lingkungan.
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor. Pada reaksi
ini, terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi
lebih panas. Reaksi eksoterm akan membebaskan energi sehingga entalpi sistem
berkurang dan perubahan entalpi bernilai negatif.
Reaksi Endoterm adalah reaksi kimia yang menyerap atau menerima kalor.
Pada reaksi ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm menyerap sejumlah
energi sehingga energi sistem bertambah. Karena entalpi bertambah, perubahan
entalpinya bertanda positif.
Diagram Reaksi Eksoterm Diagram Reaksi Endoterm
y A ∆ H = HB - H A y B ∆ H = HB - H A
= (x – y) = (y –x)
x<y y>x
B ∆H < 0 ∆H>0
X x
A
Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa
IX. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengertian system dan lingkungan
2. Jelaskan dan berikan contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
3. Diketahui reaksi termokimia sebagai berikut :
N2 + 3H2 → 2NH3 ∆ H = -92 kJ / mol. Tentukan ∆ Hd 1 mol NH3 ?
4. Diketahui reaksi pembakaran sebagai berikut :
CH4 (g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) ∆H = -808 Kj
Tentukan ∆H pembakaran 8 gram pembakaran CH4 ?
4. Kunci dan skor
Jumlah 40
V. Materi Ajar :
- Penentuan ΔH reaksi : ΔH 0f , ΔH 0c , ΔH 0d
- Kalorimeter sederhana.
- ΔH reaksi berdasarkan data hasil percobaan
- ΔH reaksi berdasarkan hukum hess
- ΔH reaksi berdasarkan ΔH 0f
- ΔH reaksi berdasarkan data energi ikatan.
Alat
i. LCD, laptop, dan seperangkat alat untuk demonstrasi
Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa
IX. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jika 100 ml larutan HCl 1M dan 100 ml larutan NaOH 1 M dimasukkan
dalam alat calorimeter kemudian diaduk suhu naik dari 250c menjadi 350c,
berapa perubahan entalpi reaksi HCl + NaOH NaCl + H2O ?
2. Berdasarkan data ∆Hf tentukan ∆H reaksi dari : CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) +
2H2O(g)
3. Diketahui reaksi termokimia sebagai berikut :
N2 + 3H2 → 2NH3 ∆ H = -92 kJ / mol. Tentukan energy ikatan N≡N ?
4. Diketahui:
CH4 (g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) ∆H = -808 Kj
∆HfCO2 = -393 Kj/mol ∆HfH2O = -285 Kj/mol
Berapa ∆HfCH4 ?
1 ∆Hreaksi = 10
2 ∆Hreaksi = - 808 kj 10
3 ∆H N≡N = 10
Jumlah 40
V. Materi Ajar :
Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa
IX. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengertian laju reaksi ?
2. Berapa molaritas dari 0,5 mol HCl yang larut dalam air hingga 2 lt ?
3. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi ?
4. Jelaskan mengapa katalis berpengaruh terhadap laju reaksi ?
V. Materi Ajar :
Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan laju. Orde
reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan (pereaksi) terhadap laju reaksi.
Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya satu pereaksi.
Laju = k [A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5 merupakan suatu
contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus dengan pangkat dua suatu
pereaksi,
Laju = k[A]2
Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,
Laju = k [A][B]
Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap masing-masing
pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde pertama dalam A dan orde dalam
B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih
tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin
berorde pecahan, misalnya orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara
keseluruhan.
Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan reaksi umum, yang
ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B tidak menaikkan laju reaksi,
maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa diungkapkan sebagai :
Orde suatu reaksi tak dapat diperoleh dari koefisien pereaksi dalam persamaan berimbangnya.
Dalam penguraian N2O5 dan NO2, koefisien untuk pereaksi dalam masing-masing persamaan
berimbang adalah 2 tetapi reaksi pertama bersifat orde pertama dalam N2O5 dan yang kedua
berorde kedua dalam NO2. Seperti dilukiskan oleh contoh.
Jawaban :
atau
Laju = k[B2]
Suatu pereaksi malahan dapat tidak muncul dalam persamaan laju suatu reaksi. Orde suatu reaksi
diberikan hanya atas dasar penetapan eksperimental dan sekedar memberi informasi mengenai
cara laju itu bergantung pada konsentrasi pereaksi-pereaksi tertentu. Ramalan teoritis mengenai
orde-orde (dari) reaksi-reaksi yang kurang dikenal jarang berhasil. Misalnya mengetahui bahwa
reaksi antara H2 dan I2 adalah orde kedua mungkin orang akan meramal bahwa reaksi antara H2
dan Br2 juga akan berorde-kedua. Ternyata tidak, malahan reaksi ini mempunyai persamaan laju
yang lebih rumit.
a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang berjalan lambat.
Maka orde reaksi ditentukan oleh reaksi (1). Persamaan laju reaksi, V = [HBr] [O2]. Orde reaksi
total (lihat koefisien reaksi) = 1 + 1 = 2.
b. Jika tahap reaksi tidak bisa diamati, orde reaksi ditentukan melalu eksperimen, kosentrasi
salah satu zat tetap dan kosentrasi zat lain berubah
Sumber
vi. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
vii. Buku referensi yang relevan
viii. Lembar Kerja Siswa
XI. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ?
2. Jelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi ?
3. Suatu reaksi :
A + B → C
Data percobaan laju reaksi sbb:
[A]/M [B]/M Vc ( M/dt )
0,1 0,1 0,2
0,2 0,1 0,4
0,2 0,2 0,8
Tentukan : orde reaksi
Jumlah 40
V. Materi Ajar :
A. Reaksi Kesetimbangan
Perhatikan reaksi pembentukan gas NH3 dari gas N2 dan gas H2.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) …(1)
Konsentrasi (mol L-1)
3,0 Kesetimbangan
N2
2,0 H
Gambar 5.1
2
Grafik konsentrasi terhadap
1,0 NH3
waktu pada reaksi
Waktu pembentukan NH3
Ketika bereaksi, konsentrasi gas N2 dan gas H2 semakin lama semakin berkurang.
Sebaliknya, konsentrasi gas NH3 semakin lama semakin bertambah.
Pada reaksi penguraian gas NH3 menjadi gas N2 dan gas H2, persamaan reaksinya dituliskan
sebagai berikut.
2NH3(g) (mol
Konsentrasi N2(g)
L-1+3H
) 2(g) …(2)
3,0
Kesetimbangan
NH3
2,0
H Gambar 5.2
1,0 N
2 2 Grafik konsentrasi terhadap
waktu pada reaksi
Waktu
penguraian NH3
Pada suatu saat, pembentukan NH3 dan penguraian NH3 memiliki laju yang sama. Saat itulah
tercapai suatu keadaan yang dinamakan kesetimbangan. Grafik perubahan laju reaksi terhadap
waktu diperlihatkan pada Gambar 5.3.
Laju
(mol L-1 S-1)
3,0
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
2,0 Kesetimbangan
Gambar 5.3
1,0 Grafik konsentrasi terhadap
2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Waktu waktu pada reaksi
5 10 penguraian NH3
Persamaan reaksi kesetimbangan ditulis dengan menggunakan tanda panah dua arah ( ⇄ ).
Reaksi kesetimbangan disebut reaksi bolak-balik atau reaksi reversible (dapat balik). Jadi,
persamaan reaksi kesetimbangan NH3 ditulis sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇄ 2NH3(g)
Setelah setimbang, kedua laju reaksi sama (V1 = V2). Dengan kata lain, laju reaksi ke kanan
sama dengan laju reaksi ke kiri.
Pergeseran Kesetimbangan
Keadaan setimbang pada suatu system merupakan keadaan yang stabil jika tidak ada
pengaruh dari luar system. Hal-hal yang dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan, yaitu
perubahan konsentrasi, perubahan tekanan, perubahan volume dan perubahan suhu.
Henry Louis Le Chatelier (1850-1936), seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, pada
1884 mengemukakan Hukum Pergeseran Kesetimbangan yang selanjutnya dikenal dengan nama
Asas Le Chatelier.
Jika terdapat suatu system kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), system
kesetimbangan tersebut akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi
pengaruh aksi tersebut.
1. Pengaruh Konsentrasi
• Jika konsentrasi uatu zat ditingkatkan, kesetimbangan bergeser menjauhi zat tersebut.
• Jika konsentrasi suatu zat dikurangi, kesetimbangan bergeser mendekat ke zat
tersebut
2. Pengaruh Tekanan atau Volume
• Jika tekanan ditingkatkan atau volume dikurangi, reaksi kesetimbangan bergeser kea
rah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih kecil.
• Jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser kea
rah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih besar.
3. Pengaruh Suhu
• Jika suhu dinaikkan, reaksi kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm.
• Jika suhu diturunkan, reaksi kesetimbangan bergeser kea rah eksoterm.
4. Pengaruh Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi. Hal ini berlaku juga untuk
reaksi kesetimbangan. Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan hanya
mempercepat tercapainya kesetimbangan. Sehingga komposisi kesetimbangan akan
tetap sama.
VI. Metode Pembelajaran :
o Penyampaian informasi
o Demonstrasi
o Diskusi
o Penugasan
Eksplorasi
b. Guru menjelaskan pengaruh suhu,
konsentrasi dan tekanan terhadap
kesetimbangan reaksi
c. Guru menjelaskan azas Le Chatelier
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi tentang azas Le Chatelier
e. Siswa dengan kelompoknya melakukan
demonstrasi pengaruh konsentrasi terhadap
kesetimbangan reaksi
f. Siswa dengan kelompoknya melakukan
diskusi untuk menganalisis pengaruh suhu,
konsentrasi dan tekanan terhadap arah
pergeseran kesetimbangan reaksi
Konfirmasi
g. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
h. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
i. Siswa mencatat semua hasil diskusi dan
membuat simpulan
j. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya
Sumber
ii. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
iii. Buku referensi yang relevan
iv. Lembar Kerja Siswa
IX. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
– Tes PG
– Tes uraian
– Tugas kelompok
– Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Jelaskan pengertian kesetimbangan dinamis ?
2. Berikan contoh kesetimbangan homogen ?
3. Berikan contoh kesetimbangan heterogen ?
4. Tentukan harga Kc dari reaksi :
2SO3(g) ↔ 2SO2(g) + O2(g)
4 Kc = 10
Jumlah 40
Tegal, Juli 2010
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Tegal Guru Mata Pelajaran
V. Materi Ajar :
Menenukan harga Kc :
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl (g)
Menenukan harga Kp :
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl (g)
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi tentang konsentrasi zat pereaksi
dan hasil reaksi dalam keadaan setimbang
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
konsentrasi zat pereaksi dan hasil reaksi
dalam keadaan setimbang
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
3 Kegiatan akhir 10 menit Penugasan
c. Siswa mencatat hasil demonstrasi dan
membuat simpulan
d. Guru memberikan tugas untuk pertemuan
berikutnya
Elaborasi
c. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi cara menentukan derajat dissosiasi
dan tetapan kesetimbangan
d. Siswa dengan kelompoknya menghitung
derajat dissosiasi dan tetapan
kesetimbangan
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskkusi
Sumber
i. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
ii. Buku referensi yang relevan
iii. Lembar Kerja Siswa
IX. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
i. Tes PG
ii. Tes uraian
iii. Tugas kelompok
iv. Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
1. Diketahui reaksi sbb : 2 NO (g) ↔ N2O4(g) pada suhu 328 K memiliki
harga Kc = 2,4. Berapa molaritas gas N2O4 yang berada dalam keadaan
setimbang dengan 0,1 mol gas NO2 dalam bejana 1 liter ?
2. Pada reaksi kesetimbangan SO2 (g) + NO2(g) ↔ SO3(g) + NO (g) .
Terdapat kesetimbangan antara 0,4 mol gas SO3 , 0,3 mol NO , 0,5 mol
gas NO2 dan 0,4 mol gas SO2 dalam volume 2 liter. Tentukan harga Kc ?
3. Dimasukkan 2 mol gas P dan 2 mol gas Q dalam ruang 5 liter sehingga
pada suhu tertentu membentuk reaksi kesetimbangan berikut :
P (g) + Q (g) ↔ R(g) + S(g)
Setelah tercapai kesetimbangan terdapat 1,5 mol gas S. Berapakah harga
Kc pada suhu tersebut
4. Pada suhu 227oC terdapat kesetimbangan sebagai berikut :
2 NH3 (g) ↔ N2 (g) + 3H2 (g) dengan harga kc =2
Tentukan harga Kp pada suhu tersebut ?
1 MN2O4 = 0,024 M 10
2 Kc = 0,5 10
3 Kc = 9 10
4 Kp = 3200 10
Jumlah 40
V. Materi Ajar :
Proses Haber-Bosch dan proses kontak
Elaborasi
d. Siswa dengan kelompoknya melaksanakan
diskusi tentang proses Haber-Bosch dan
proses kontak
Konfirmasi
e. Guru mengamati kegiatan siswa dan
menilainya.
f. Siswa dengan kelompoknya
mempresentasikan semua hasil diskusi
Sumber
i. Buku kimia untuk kelas XI oleh Michael Purba
ii. Buku referensi yang relevan
iii. Lembar Kerja Siswa
IX. Penilaian :
1. Teknik Penilaian:
– Tes tertulis
– Tes unjuk kerja
– Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
i. Tes PG
ii. Tes uraian
iii. Tugas kelompok
iv. Tugas individu
3. Contoh Instrumen:
Pada pembuatan gas amonia (NH3) menurut proses Bosch-Haber dilakukan pada suhu
450oC dan tekanan 250 atm. Reaksi kesetimbangan yang terjadi :
N2 (g) + 3H2(g) ↔ 2NH3 (g) ΔH = - 92 Kj
- Jika pembuatan gas NH3 dilakukan pada tekanan 1000 atm , tentunya dihasilkan NH3
Yang lebih banyak . Jelaskan ?
- Mengapa pembuatan gas ammonia tidak dilakukan pada suhu yang rendah ?
4. Kunci dan skor
Jawab :
-Karena tekanan tinggi molekul menjadi rapt sehingga reaksi makin cepat
-Jika dilakukan pada suhu yang rendah reaksi berjalan lambat