Professional Documents
Culture Documents
MENULIS PROPOSAL
Kompetensi Dasar
Mahasiswa memiliki kemampuan menulis proposal akademik (ilmiah) yang memenuhi kriteria
Data menunjukkan bahwa pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia berjumlah 3,9 juta
orang. Dari julmah tersebut, 38 persen di antaranya adalah perempuan. Akan tetapi,
hanya 4,10 persen yang menduduki jabatan struktural (Parawangsa, 2006). Padahal
ketika sedang studi, perempuan pada umumnya mempunyai prestasi akademik lebih
baik daripada laki-laki (Gardiner, 1997). Gejala tersebut menunjukkan adanya
inkonsitensi perempuan ketika studi dan ketika sudah bekerja.
Sedangkan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi juga
menunjukkan hal yang sama, baik karier yang bersifat struktural (jabatan struktural)
maupun karier yang bersifat fungsional (jabatan fungsional). Suatu contoh kasus,
jumlah guru besar Universitas Diponegoro pada tahun 2007 sebanyak 136 orang. Dari
jumlah tersebut, guru besar perempuan hanya 14 orang (10,29 persen atau
proporsinya 2,50 persen terhadap jumlah dosen perempuan) sedangkan guru besar
laki-laki sebanyak 122 orang (89,71 persen atau proporsinya 12,14 persen terhadap
jumlah dosen laki-laki). Gejala semacam ini terjadi pula dalam skala makro, nasional
(Suyanto, 2007).
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan karier dosen
perempuan kurang menggembirakan. Hal ini bisa disebabkan oleh kebijakan
pemerintah yang diskriminatif terhadap perempuan ataupun faktor internal dosen
perempuan itu sendiri. Kebijakan yang ada terkadang bersifat diskriminatif, misalnya
seorang perempuan yang akan mengikuti kegiatan dinas dalam waktu relatif lama
harus mendapat persetujuan suami (Gardiner,1996), tetapi tidak berlaku sebaliknya.
Sedangkan secara internal, dosen perempuan hidup dalam sistem sosial dan budaya
yang bersifat patriarkhis. Oleh karena itu, berbagai sikap dan etos kerjanya sarat
dengan pengaruh nilai-nilai yang bersifat patriarkhis.
Menurut penelitian Nick Foster (2000) dan Jogan (1998) lebih dari 80
persen profesor di United Kingdom University dan Slovenia adalah laki-laki
(melalui Widiyastuti dan Agung M Harsiwi, 2003). Sedangkan di Indonesia,
dari jumlah pegawai negeri sipil 3,9 juta, 38 persen di antaranya adalah
perempuan. Akan tetapi yang menduduki jabatan struktural hanya 4,10
persen (160.000) (Parawangsa, 2006). Padahal, ketika studi perempuan
pada umumnya mempunyai prestasi akademik lebih baik daripada laki-laki
(Gardiner, 1997). Hal ini menunjukkan adanya inkonsitensi perempuan
dalam studi dan ketika sudah bekerja. Karena hal itulah, maka penelitian ini
mencoba mengurai berbagai faktor yang diduga menjadi konteks dalam
pengembangan karier dosen perempuan. Adapun permasalahan penelitian
ini secara rinci sebagai berikut.
1.Bagaiamanakah pengaruh keluarga dan aktivitas domestik (rumah
tangga) dalam pengembangan karier dosen perempuan?
2.Bagaimanakah pengaruh lingkungan kerja dan aktivitas sosial (non
akademik) dalam pengembangan karier dosen perempuan?
3.Bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan dalam pengembangan karier
dosen perempuan?
4.Bagaimanakah pengaruh tingkat produktivitas dalam pengembangan
karier dosen perempuan?
5. Bagaimanakah model pengembangan karier dosen yang berperspektif
gender?
5.2.2.3 Tujuan
Perumusan tujuan harus pararel dengan perumusan masalah,
pembahasan, dan penyimpulan, artinya jika rumusam masalah penelitian
tiga item, maka tujuan yang ditentukan pun tiga item. Perumusan tujuan
harus jelas, tegas, dan spesifik. Pembahasan dan penyimpulan juga
mencakup tiga hal yang sama. Di atas sudah dikatakan bahwa rumusan
masalah pada umumnya dalam kalimat tanya, maka perumusan tujuan
menggunakan kalimat deklaratif (berita). Dalam perumusan tujuan
gunakanlah kata-kata yang bersifat operasional yang bersifat terukur,
seperti mendeskripsikan, menerangkan, menjelaskan, mengidentifikasi,
merumuskan, mendisain, dan sebagainya.
Tujuan dapat dibedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum merupakan pernyataan umum yang hendak dicapai melalui
penelitian tertentu. Dengan demikian, sangat mungkin dalam satu proposal
penelitian atau satu kegiatan penelitian hanya mempunyai satu tujuan
umum. Adapun tujuan khusus merupakan penjabaran lebih lanjut dari
tujuan umum yang harus pararel dengan perumusan masalah penelitian.
Berikut ini disertakan satu contoh tujuan penelitian.
Secara umum, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi berbagai faktor yang
mempengaruhi pengembangan karier bagi dosen perempuan. Sedangkan
secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengaruh keluarga dan aktivitas domestik (rumah
tangga) dalam pengembangan karier dosen perempuan.
2. Menjelaskan pengaruh lingkungan kerja dan aktivitas sosial
(non akademik) dalam pengembangan karier dosen perempuan.
3. Menjelaskan pengaruh tingkat pendidikan dalam
pengembangan karier dosen perempuan.
4. Menjelaskan pengaruh tingkat produktivitas dalam
pengembangan karier dosen perempuan.
5. Merumuskan model pengembangan karier dosen yang
berperspektif gender.
5.2.2.4 Manfaat
Istilah manfaat penelitian terkadang diganti dengan istilah kontribusi
atau kegunaan penelitian. Pemahaman manfaat ini ada dua hal yaitu
manfaat kadang hanya dilihat dari sisi praktis hasil penelitian tersebut
(Mukayat melalui Mantra, 2000) dan manfaat praktis dan teoretis
sekaligus. Sebaiknya dalam merumuskan manfaat atau kontribusi
penelitian kemukakanlah dua manfaat karena suatu kegiatan penelitian
biasanya tidak akan terlepas dari peran teoretis hasil penelitian
tersebut, selain manfaat praktis. Akan tetapi, bisa saja suatu hasil
penelitian hanya mempunyai salah satu kontribusi, teoretis atau praktis
bergantung jenis penelitian tersebut, penelitian dasar atau
pembangunan. Contoh manfaat penelitian di bawah ini mencakup
manfaat teoretis dan praktis.
Penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat, yakni manfaat
teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat
mengisi kekosongan studi jender dalam bidang ketenagakerjaan,
khususnya tenaga kerja professional, lebih khusus lagi tenaga pendidik
di perguruan tinggi (dosen). Sedangkan secara praktis, penelitian ini
diharapkan sebagai masukan bagi pemerintah, dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional dalam merumuskan kebijakan
pengembangan karier tenaga pendidik khususnya di perguruan tinggi
dengan berbasis pengarusutamaan jender (gender mainstreaming).
5.2.2.5 Hipotesis
Untuk memecahkan suatu masalah, perlu diketahui terlebih dahulu penyebab
masalah tersebut. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab masalah tersebut
perlu diadakan penelitian. Agar penelitian dapat terarah, dirumuskan
pendugaan terlebih dahulu terhadap penyebab terjadinya masalah itu yang
disebut hipotesis. Hipotesis terdiri atas dua kata: hipo berarti keraguan dan
tesis berarti kebenaran. Jadi, hipotesis berarti kebenaran yang masih
diragukan. Hipotesis akan ditolak jika salah, dan diterima jika fakta-fakta dalam
penelitian membenarkan. Jadi, penolakan dan penerimaan hipotesis sangat
bergantung pada hasil-hasil penelitian empiris.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai suatu konklusi yang sifatnya
sementara. Sebagai kongklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan
semena-mena, tetapi atas dasar pengetahuan tertentu yang sebagian dapat
diambil dari hasil-hasil penelitian terdahulu, dan teori-teori yang relevan.
Hipotesis mempunyai fungsi pengarah yang memberikan batasan-
batasan mengenai macam-macam data yang harus dukumpulkan, cara-cara
pengumpulan data, dan teknik-teknik analisisnya. Suatu hipotesis penelitian
ilmiah harus memenuhi syarat-syarat tertentu, di antarannya yang sangat
penting adalah sebagai berikut.
1. Hipotesis adalah hasil konstruksi dari gagasan-gagasan yang dapat
diterangkan berdasarkan teori-teori atau hasil-hasil pengamatan
tertentu.
2. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan (statement), dan
sama sekali tidak boleh merupakan kalimat pertanyaan.
3. Hipotesis selalu dikaitkan dengan keadaan dalam populasi, bukan
hanya keadaan sampel (cuplikan) yang diteliti. Sampel penelitian hanya
berfungsi sebagai ajang atau wahana pengujian hipotesis. Hasil
penelitian pada sampel akan digeneralisasikan pada populasi sumber
sampel yang diambil.
4. Dalam hipotesis harus dilibatkan sedikitnya dua variabel (ubahan).
Pernyataan yang hanya mengandung satu variabel tidak merupakan
hipotesis yang perlu diuji.
5. Suatu hipotesis penelitian harus dapat dites (testable). Agar suatu
hipotesis dapat diuji, tiap-tiap variabel dalam hipotesis harus dapat
ditentukan indikator-indikatornya atau ada instrumen atau metode untuk
pengumpulan datanya
6. Hipotesis harus menyatakan secara tegas hubungan antarvariabel.
Dengan hipotesis yang definitif ini, pengujian dapat dilakukan dengan
lebih saksama.
Sering timbul pertanyaan, “Apakah setiap penelitian harus mempunyai
hipotesis? Jika penelitian merupakan penelitian survai, maka harus
mempunyai hipotesis. Akan tetapi, hipotesis dapat digantikan oleh rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian.
Di bawah ini diberikan contoh hipotesis dari sebuah penelitian survai
dengan judul “Alokasi Waktu Pekerja Wanita pada Industri Garmen di Daerah
Sanur, Kecamatan Denpasar.”
1. Meningkatnya upah bisa menyebabkan jam kerja bertambah ataupun berkurang.
Sehubungan dengan pendapatan pekerja wanita di industri garmen ini relatif
rendah, diduga ada hubungan positif antara upah yang diterima dengan jam kerja
ibu rumah tangga di sektor publik.
2. Sampai saat ini pendapatan suami masih merupakan pendapatan utama dalam
sebuah keluarga. Bila pendapatan suami sudah mencukupi kebutuhan keluarga,
biasanya para ibu akan mengalokasikan waktunya untuk kegiatan domestik.
Diduga ada hubungan negatif antara pendapatan suami terhadap alokasi waktu ibu
rumah tangga di sektor publik.
3. Semua ibu rumah tangga di samping bekerja di sektor domestik juga aktif bekerja
di sektor publik. Diduga total waktu yang dicurahkan oleh istri, baik untuk
pekerjaan domestik maupun publik lebih lama daripada waktu yang dicurahkan
oleh suaminya pada kedua pekerjaan tersebut.
Tugas
Buatlah satu contoh proposal akademik secara lengkap sesuai dengan
sistematika yang sudah dijelaskan di muka! Topik sesuai dengan disiplin ilmu
Anda. Anda kerjakan secara individual. Tugas dikumpulkan dua minggu
kemudian.