Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Bp. 0811122045
Kelompok I
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam praktikum kimia fisika koloid ini ada Sembilan objek yang
dilakukan percobaan pratikumnya, yaitu : Larutan elektrolit, Hubungan pH
dengan warna, waktu gelatinisasi, pengukuran fiskositas larutan, ketetapan
calorimeter, titrasi asam basa, kenaikan titik didih dan konduktifitas. Adanya
dilakukan praktikum kimia fisika koloid ini bertujuan untuk lebih memahami
satiap materi yang dipelajari teorinya. Supaya dapat melaksanakan dan
menggunakannya dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam mempelajari kimia fisika koloid yang terpenting pemahaman dan
mengerti dengan apa yang dipraktikumkan. Fisika Kimia pada dasarnya
mempelajari prinsip fisika dibelakang sifat
dan properti suatu sistem kimia. Biasanya fisika kimia kita
berkonsentrasi ke Kimia kuantum, Thermodynamika, Statistical
Mechnanics dan reaksi kinetik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut
atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi.
1. Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik
yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya
berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
2. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.Yang tergolong elektrolit
lemah:a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-
lainb. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lainc. Garam-garam
yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain Larutan non elektrolit
adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya
di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).Tergolong ke
dalam jenis ini misalnya:- Larutan urea- Larutan sukrosa- Larutan glukosa-
Larutan alkohol dan lain-lain Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan
hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut
Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari
sifatnya yaitu penghantaran Listrik.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang
bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut
anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini
dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu
asam, basa, dan garam.
Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak
dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam
larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah
sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian
sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat
diperlihatkan melalui eksperimen.
Kekuatan Elektrolit
Keterangan :
Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai
menjadi ion.
Elektrolit lemah memiliki harga α<1, sebab hanya sebagian yang terurai menjadi
ion.
Adapun non elektrolit memiliki harga α = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi
ion.
Perlu diketahui pula elektrolit kuat ada beberapa dari asam dan basa.
Contoh :
NaCl (aq)
KI (aq)
K+(aq) + I-(aq)
Ca2+(aq) + NO3-(aq)
Di bawah ini diberikan kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat.
Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-, HCO32.
Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi
masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan
elekrtolit lemah. Daya hantarnya buruh dan memiliki á (derajat ionisasi) kecil,
karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi). Makin sedikit yang terionisasi,
makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah
ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul terurai
(ionisasi tidak sempurna).
Contoh:
CH3COOH(aq)
NH4+(aq) + OH-(aq)
2.2 HUBUNGAN pH DENGAN WARNA
Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen
merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk
mengatasinya, elektroda dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.
Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang
sangat asam, memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektroda pada kasus ini
dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-
nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien
aktivitas. pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion
hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan
menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung
menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.Umumnya indikator sederhana yang
digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya
tinggi dan biru bila keasamannya rendah.Selain menggunakan kertas lakmus,
indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan
prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
Sifat fungsional dari gelatin dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama
adalah sifat yang berkait dengan gelatinisasi yaitu: kekuatan gel, waktu
gelatinisasi, suhu didih dan viskositas. Kedua yang berkait dengan sifat
permukaan gelatin misalnya pembentukan dan stabilitas buih dan emulsi, sifat
adesif dan ketidaklarutannya.
Gel formation
Texturizing
Thickening
Water binding
Pengaruh-pengaruh permukaan :
Film formation
Adhesion/cohesion
Pembentukan gel, viskositas dan tekstur adalah yang paling berkait dengan
struktur, ukuran molekul dan suhu system.
Analisis untuk mengukur kekuatan gelatinisasi adalah Nilai Bloom. Proses ini
ditemukan oleh Oscar T Bloom yang kemudian dikembangkan oleh “Machine for
Testing the Jelly Strength of Glues, Gelatines and the Like” yang dipatenkan pada
tanggal 9 Juni 1925 (US Patent No. 1 540 979).
Nilai Bloom adalah berat dalam gram yang dibutuhkan untuk penghisapan
spesifik terhadap tekanan pemukaan standar. Nilai Bloom untuk gelatin komersial
adalah 50 – 300 Bloom. Gelatin dengan nilai Bloon tinggi dikarakteristikkan oleh
melting point dan gelling point yang lebih tinggi dan waktu gelatinisasi yang lebih
pendek pada produk akhir dan warna lebih cerah serta baud an tastenya lebih
alami. Gelling power yang lebih kuat juga menunjukkan jumlah gelatin yang
dibutuhkan lebih sedikit untuk mencapai produk akhir yang diharapkan.
Jumlah volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
4
V π PR
= t = 8ηL , dimana
η = viskositas cairan
L = panjang pipa
(Bird, 1993).
f =6 πηrv , dimana :
η = viskositas
r = jari-jari bola
g = konstanta gravitasi
η = viskositas
(Bird, 1993).
Cairan Suhu oC
0 10 20 30 40 50
Air 0.0179 0.013 0.0101 0.0080 0.0065 0.0055
Gliserin 105.9 34.4 13.4 6.29 2.89 1.41
Anilin 0.102 0.065 0.0044 0.0316 0.0237 0.0185
Bensin 0.0091 0.0076 0.0065 0.0056 0.0050 0.0044
Etanol 0.0177 0.0147 0.012 0.0100 0.0083 0.007
Minyak lobak 25.3 3.85 1.63 0.96 - -
Sumber : Bird, 1993
* 1 poise (P) = 1 dyne det cm-2 ¿ 0.1 N det m-2 (satuan SI).
Setiap benda yang bergerak relatif terhadap benda lain selalu mengalami
gesekan (gaya esek). Sebuah benda yang bergerak di dalam fluida juga mengalami
gesekan. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut.
Koefisien kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan
percobaaan bola jatuh di dalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada
suatu benda yang bergerak relatif terhadap suatu fluida akan sebanding dengan
kecepatan relatif benda terhadap fluida :
F = -b . v (1) dimana :
b = konstanta gesekan.
v = kecepatan benda.
(Anonim, 2008).
Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang
sifat-sifatnya tetap, gaya gesek tersebut memenuhi hukum Stokes sebagai berikut :
= viskositas fluida.
r = radius bola.
2. Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola
(Anonim, 2008).
Benda yang dijatuhkan pas zat cair tanpa kecepatan awal akan
mendapatkan perepatan dengan gaya-gaya yang bekerja :
F = W - FA - Fr = m.a
Dengan W adalah gaya berat, FA gaya angkat keatas dan Fr gaya gesek fluida.
Fr FA
Gaya gesek fluida (disebut juga gaya gesek Newton) yang dialami oleh
benda berbanding lurus dengan kecepatan. Cairan dalam hal ini disebut cairan
Newton. Apabila benda berbentuk bola, menurut stokes, gaya ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
F = 6...r
Fr = W - FA
2 .r 2 . g ( ρ bola−ρcairan )
η=
9.V
(Anonim, 2008).
1 = ρ1 . t1
2 ρ2 . t2
η1 = ρ1 . t1 . 2
ρ2 . t2
η2 dan ρ2 dapat diketahui dari literatur, ρ1 diperoleh dari pengukuran
kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing
diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun air
untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viscometer ostwald.
= t .(Sb – Sf ) .B
dimana t adalah waktu lamanya bola jatuh antara kedua titik dalam detik,
Sb adalah gravitasi jenis dari bola dan Sf adalah gravitasi jenis dari cairan,
keduanya pada temperatur dimana percobaan dilakukan. B adalah konstanta
untuk bola tertentu yang besarnya sudah ada pada pedoman penggunaan alat
tersebut.
Kalor selalu berkaitan dengan dua hal yaitu proses pemanasan atau proses
pendinginan yang melibatkan perubahan suhu dan proses perubahan wujud zat
yang terjadi pada suhu yang tetap.Proses pemanasan dan pendinginan digunakan
persamaan :
Q = m . c . ∆T
m = massa bahan ( kg )
c = kapasitas panas spesifik bahan ( J/kgoC )
∆T = perubahan suhu ( oC )
Q = m . Lv
m = massa bahan ( kg )
Pada teknik yang dikenal dengan teknik pencampuran, satu sampel zat
dipanaskan sampai temperature tinggi yang diukur dengan akurat dan dengan
cepat ditempatkan pada air dingin dalam kalorimeter.Kalor yang hilang dari
sampel tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter (bejana dan pengaduk ).
Thermometer digunakan untuk mengukur temperature awal air dan calorimeter
serta temperature akhir campuran. Temperatur awal bejana, pengaduk, dan air
diukur setelah seluruh bagian calorimeter dan air tersebut berada dalam
keseimbangan termal yang berarti memiliki suhu yang sama.Setelah dicamapur,
suhu akhir diukur setelah dicapai keseimbangan termal antara air, sample bejana
calorimeter, dan pengaduk.
Bentuk calorimeter
• Beker aluminium dan gelas plastik jenis polistirin (busa) dapat digunakan
sebagai kalorimeter sederhana dengan termometer sebagai pengaduk.
Keuntungan menggunakan gelas plastik sebagai kalorimeter adalah murah
harganya dan setelah dipakai dapat dibuang.
Tipe kalorimeter
Kalorimeter bom
Kalorimeter makanan.
Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada
penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah.
Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk
memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu
diletakkan di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping.
Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di
bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik yang akan dihubungkan
dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat
sebuah cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat
nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes.
Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila
berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logam untuk
mengalirkan oksigen.
Kalorimeter larutan
Asam dan basa merupakan larutan elektrolit yang paling umum dan paling
pemting. Khususnya dengan larutan dengan pelarut air, asam dan basa sering
membentuk system keseimbangan yang penting.
(Bird, 1993).
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya
diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer
maupun titrant biasanya berupa larutan. ( Tagged with: rumus titrasi, Stoikiometri
Reaksi & Titrasi Asam Basa, titrasi Monday, April 7, 2008, 15:40.)
Contoh :
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
contoh :
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+
contoh :
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
contoh :
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita
mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
menghitung kadar titrant.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat koligatif meliputi:
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini
adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam
zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat
terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan
penguapanberkurang.
P = Po (1 - XA)P = Po - Po . XAPo - P = Po . XA
sehingga: ∆P = po . XA dimana:
(Anonim, 2008).
∆Tb = m . Kb , dimana:
m = molalitas larutan
Titik didih normal ialah temperatur pada saat tekanan uap cairan sama
dengan 760 mm Hg. Bila tekanan luar diubah, titik didih juga berubah, jadi titik
didih cairan adalah temperatur pada saat tekanan uap sama dengan tekanan luar
terhadap permukaan cairan (Sukardjo, 1989).
ΔH v
=tetap
Tb ~ 21
Ini untuk hidrogen dan asam-asam lebih mudah sedangkan untuk alkohol
dan air lebih tinggi. Untuk nitrogen, oksigen, amoniak dan sebagainya, hal
tersebut memenuhi syarat-syarat (Sukardjo, 1989).
(Anonim, 2008).
b. Tekanan osmotik
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat
menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran semi permeabel (proses osmosis). Menurut VAN’T HOFF tekanan
osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Contoh:
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan 5.85
gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (bagi air, Kb= 0.52 dan Kf=
1.86)
Jawab:
2.8 KONDUKTIFITAS
V
I= R
l
rumus : R = ρ A
l = panjang
Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini
dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk
dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa
tenera unggul persentase daging per buahnya dapat mencapai 90% dan kandungan
minyak pertandannya dapat mencapai 28%.Untuk pembibitan massal, digunakan
teknik kultur jaringan. Masa Panen
Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi
masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dalam memanen perlu diperhatikan
beberapa ketentuan umum agar buah yang dihasilkan baik mutunya sehingga
minyak yang dihasilkan juga bermutu baik. Panenan harus dilaksanakan pada saat
yang tepat akan menentukan kuantitas dan kualitas buah kelapa sawit. Dalam
pembentukan minyak di dalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada saat
buah mulai masak. Panenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan minyak
selesai akan mengakibatkan hasil minyak yang kurang dari semestinya. Panenan
sesudah proses pembentukan minyak selesai, akan merugikan karena banyak buah
yang lepas dari tandannya dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak,
kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas (free fatty acid).
Hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang dari
ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak kalah penting adalah
minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh dengan cara ekstraksi.
2. Periontokan buah
Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dengan menggunakan mesin tresher.
Tandan kosong disalurkan ke temapat pembakaran atau digunakan sebagai bahan
pupuk organic. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa
kemesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyakl dan kernel yang
terbuang sekitar 0,03%
3. Pelumatan buah
Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di dalam
steam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam steam jacket
sekitar 85-90oC.
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya
masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air ekitar 40-45% air.
Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Presentase minyak
sawit yang dihasilkan dalam oproses pemurnian sekitar 21%. Proses pemurnian
minyak kelap sawit terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah adalah melakukan
pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar
dapat terpisah dari air.
b. Sentrifugasi minyak
dalam tahap ini minyak dimurnikan dari berbagai macam kotoran yang lebih halus
lagi. Hasil akhir dari proses sentrifugasi ini adalah minyak dengan kadar kotoran
kurang dari0,01%
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air diturunkan sampai 0,1%. Proses penngeringan hampa
dilakukan dalam kondisi suhu 95oC dan tekanan-75cmHg.
f. precleaner
proses precleaner bertujuan untuk memisahkan pasir pasir harus dari sludge.
g. Sentrifugasi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang
digunakan adalah dengan memisahkan bahan berdasarkan berat jenis masing-
masing bahan.
Tahap ini hampir sama dengan sentrifugasi lumpur, hanya putaran sentrifugasi
lebih cepat.
i. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak, kadar air yang terkandung di dalam minyak
diturunkan. Proses ini berlangsung dalkam teklanan -75cmhHg dan suhu 95oC
Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipananskan
sampai keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatic.
Serabut selanjutnya di bawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nit
cleaning atau polishing drum . Tujuannya agar biji bersih dan seragam.
Standar Produksi
Standar produksi ini meliputi : klasifikasi dan standar mutu,, car pengujian,
pengambilan sampel, dan cara pengemasan.
BAB II
1. Bahan :
Larutan NaOH dengan konsentrasi 20% , 15%, 10%, dan 5%.
2. alat yang digunakan :
pH meter
Voltase
3. Metode ( prosedur ) :
Buat larutan NaOH berbeda konsentrasi, yaitu larutan 20%, 15%,
10%, dan 5%.
Atur pH dan voltase masing – masing konsentrasi larutan NaOH.
Buat persamaan regresi dan hitung r.
Buat hubungan antara Ph dan konsentrasi NaOH serta hubungan
antara voltase dengan konsentrasi NaOH.
Ph meter
a. bahan
Kelereng
minyak jelantah
minyak murni
b. alat
viskometer
c.prosedur kerja
2. dengan viscometer
3.5.TETAPAN KALORIMETER
a. bahan
air
b. alat
calorimeter
termometer
gelas piala
gelas ukur
pembakar gas
c.prosedur kerja
a. bahan
larutan elektroda
air suling
NaOH.
b. alat
ph meter
pipet 25 ml
gelas piala
buret
pengaduk gelas
c.prosedur kerja
a. Bahan
larutan aquades
larutan garam 10 %, 25 %, 50 %
b. Alat
Erlenmeyer
stpwach
c.Prosedur Kerja
3.8 KONDUKTIFITAS
a. Bahan
Gypsum ( CuSO4 ½ H2O ) 50 gr, air 25 ml.
b. alat
multitester
c. Prosedur kerja
Sediakan multitester, hitung voltase air.
Siapkan gypsum 50 gr dan air 25 ml. campur larutan tersebut
secara cepat ( ± 2 menit ) hitung segera volt dengan multitester.
Diamkan selama 10 menit larutan, hitung voltnya kembali.
Hitung perubahan voltase larutan berdasarkan voltase air tidak
terikat.
a. Hasil
x=r
a. hasil
Pengamatan pH Warna
5 gr Gambir + 100 ml air 4 Coklat muda
Gambir + 6 tetes NaOH 7 Coklat tua
Gambir + 18 tetes NaOH 8 Coklat tua
Gambir + 49 tetes NaOH 9 Coklat kehitaman
b. pembahasan
Catchin
Asam catech tannat
Guerstein
Floursein
Abu
Asam lemak
Lilin
Alkaloid
pH = 4,01 pH = 7
r = y – 0,1 r = y – 0,1
=4 = 6,9
Setelah tetes ke 6, 8, dan 49, pada akhir tetea tersebut terjadi perubahan
warna menjadi coklat (+), coklat tua (++), dan yang terakhir coklat kehitaman (++
+). Perubahan warna ini terjadi karena penambahan konsentrasi NaOH yang
kemudian akan terlihat kedalam pengukuran pH dan prubahan warnanya. Semakin
tinggi nilai pH, semakin besar perubahan warnanya.
4.3 WAKTU GELATINISASI
a. hasil
b. pembahasan
pada uji praktikum waktu gelatinisasi, semakin tinggi pH, waktu
gelatinisasi semakin singkat. Sedangkan semakin tingi suhu, waktu gelatinisai
semakin lama. Pengaruh pH terhadap waktu gelatinisasi sangat berpengaruh
terhadap larutannya. Pada pencapaian pH 8 + 44 tetes NaOH, larutannya tidak
terlalu kental, dan setelah ditambahkan 96 tetes NaOH larutan menjadi ambah
kental dari sbelumnya. Pencapaian pH 10 pada penambahan NaOH sebanyak 300
tetes, dan larutan sagat kental.
a. hasil
Dengan Viskositas
r kelereng = 0,8 cm
h air, minyak jelantah dan minyak murni = 13,1 cm
m tabung = 70,31 gr
berat tabung + air = 119,24 gr
m air = (119,24 – 70,310
= 48,93 gr
untuk air
50
2 2
.r . g ( ρ−ρo )
9
η=
n /t
2
.(0,8)2 .10 ( 2,226−0,98 )
9
¿
13,1/0,69
¿ 0,0093 poesse
0,177
¿
7,277
¿ 0,0244 poesse
untuk minyak
m 5,15 gr
ρ kaleng= = =2,4 gr /cm3
v 4 /3 ( 3,14 )( 0,8 ) 3
m 45,64 gr
ρ minyak murni= = =0,91 gr /ml
v 50 ml
ρ kelereng=2,4 gr /cm3
m 44,2 gr
ρ minyak jelantah= = =0,884 gr /ml
v 50 ml
2
. ( 0,8 )2 .10 . (2,4−0,884 )
9
η= =0,0165 poes
13,1/1
b. pembahasan
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan
penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk
mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak
sayur memiliki viskositas tinggi (Anonim, 2008). Dengan melihat literatur diatas
dan ditunjang oleh perhitungan maka dapat diketahui bahwa berat jenis minyak
sawit dan minyak jelantah lebih kecil dibandingkan berat jenis air yaitu 0,91 dan
0,884 untuk sawit dan jelantah serta 0,98 untuk air.
Berat jenis dapat digunakan untuk menentukan kerapatan dari suatu zat.
Zat yang memiliki kerapatan tinggi (viskositas tinggi) akan memerlukan waktu
yang lama dalam proses pengosongan cairan dalam viskometer dan menyebabkan
bola jatuh lebih lambat ke dasar gelas ukur. Faktor yang menyebabkan lambatnya
proses pengosongan cairan dalam viskometer dan jatuhnya bola kedasar gelas
ukur adalah rapat atau tidaknya komponen suatu larutan, kecepatan gravitasi dan
jenis komponen zat.
Selain itu, lambatnya bola jatuh kedasar gelas ukur juga disebabkan
karena bola yang digunakan dalam praktikum secara berulang – ulang berat nya
telah bertambah karena bola tersebut tidak dibersihkan setiap melakukan
pengulangan.
perhitungan
1. energi panas yang diserap air dingin
= ∆T x kapasitas panas air x berat air dingin
= (28 – 27) x 4,18 J/g/oC x 50 ml
= 209 J
2. energi panas yang dilepaskan oleh air panas
= ∆T x kapasitas panas air x berat air dingin
= (45 – 37oC) x 4,18 J/g/oC x 50 ml
= 1672 J
3. energi panas yang diserap oleh kalorimeter
= panas yang diserap oleh air panas – panas yang diserap air dingin
= 1672 J – 209 J
= 1463 J
4. energi panas yang diserap kalori untuk setiap kenaikan suhu 1oC
= energi panas yang diserap kalori meter
∆T (pencampuran – suhu air dingin)
= 1463 J
(37 – 27)
= 146,3 J
b. pembahasan
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Kalorimeter berarti
“mengukur panas”. Ketika aliran panas terjadi antara dua benda yang terisolasi
dari lingkungannya, jumlah panas yang hilang dari satu benda harus setara dengan
jumlah benda lainnya.
Pada hasil praktikum ketetapan kalori meter, didapatkan pada suhu air
panas awal adalah 45oC. Sedangkan kapasitas panas air 4,18 J/g/oC. pada
perhitungan energi panas yang diserap oleh air dingin, energi panas yang
dilepaskan oleh air panas, energi yang diserap oleh kalorimeter, dan energi panas
yang diserap kalori untuk setiap kenaikan suhu 1 oC didapatkan hasil yaitu sebesar
207 J, 1672 J, 1463 J dan 146,3 J.
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses
titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut
sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi
reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan
pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas
tentang titrasi asam basa). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut
sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan
zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya
berupa larutan.
b. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semakin
tinggi konsentrasi larutan garam maka semakin tinggi kenaikan titik didih,
namun berbanding terbalik dengan waktu yang digunakan untuk mencapai
titik didih.
Sifat khas dari peristiwa berikut :
Penurunan tekanan uap
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan
tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi
bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang
(Anonim, 2008).
Pada hasil yang didapatkan semakin tinggi konsentrasi, maka
tinggi suhu dan waktu semakin cepat.
4.8 KONDUKTIFITAS
a. Hasil
Kelompok Air Gipsun+air 10 menit
I & IV 1,2 V 4,5 V 1V
II & IV 1,7 V 4,5 V 4V
III & V 1,7 V 6V 1V
b. Pembahasan
Perubahan voltase larutan berdasarkan voltase air terikat adalah jika
larutan gypsum yang telah dicampurkan dengan air 25 ml selama ± 2
menit volt menjadi naik. Dan setelah didiamkan selama 10 menit voltase
menjadi turun.
Praktikum yang melakukan pengujian konduktifitas pada tiap – tipa
kelompok mendapatkan hasil yang berbeda.
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa
semakin lama waktu pendiaman gipsum yang dicampur air maka
didapatkan voltase/konduktivitasnya semakin rendah. Hal ini disebabkan
oleh berkurangnya air bebas yang terdapat dalam campuran gipsum
tersebut.
4.9 BLANCHING
a. Hasil
Volume sebelum pemurnian : 50 ml
Volume setelah pemurnian : 18,5 ml
Warna awal dan setelah pemurnian sama, yaitu berwarna coklat teh.
b. Pembahahan
Dalam melakukan pemurnian/menjernihan pada minyak jelantah, sebelum
dilakukan pemurnian pada minyak didapatkan volume sebesar 50 ml.
setelah dilakukan pemurnian, dengan cara penyaringan dengan
menggunakan kertas saring, maka volumenya berkurang menjadi 18,5 ml.
perbedaannya sangat jauh sekali. Hal ini disebabkab sisa – sisa dari hasil
penggorengan yang telah disaring. Tapi hasil dari penyarinagn minyak
jelantah, warna sebelum dan sesudah penyaringan tidak jauh berbeda,
yaitu berwarna coklat teh.
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum Kimia Fisika Koloid pada Objek Termodinamika ini maka
praktikan dapat mangambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Selain teliti dalam hal waktu dan menghitung besarnya perubahan suhu,
diperhatiakan juga keberlanjutandari proses pengadukan yang mana pada tahap ini
juga sangat mempengaruhi dari besarnya perubahan suhu yang dilihat dan
berakibat sampai jumlah energy panas yang diserap.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Objek VI
a. Energy yang diterima oleh air dingin tidak sama dengan energy yang
dilepaskan oleh air panas karena energy panas yang dilepaskan oleh air
panas tidak hanya diserap oleh air dingin saja tetapi juga diserap oleh
calorimeter, thermometer, dan pengaduknya.
Sehingga berlaku persamaan :
Q lepas = Q air dingin + Q calorimeter
b. Untuk menghitung kapasitas panas calorimeter kita dapat
melakukannya dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus
perbandingan antara kapasitas panas yang diserap oleh calorimeter
dengan perubahan suhu. Setelah itu kita juga dapat menggunakan
harga air calorimeter, sesuai dengan rumus :
2. Objek XI
b. Titik didih
Adalah suatu titik di mana pelarut murni mendidih dengan tekanan uap
jenuh pada permukaan cairan sama dengan tekanan udara luar
(760mmHg).
3. Objek XII
http://free.vlsm.org/Pendamping/Praweda/Kimia/.2000
(http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktivitas_listrik.2008).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didih.2008).