Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. Seksio Sesaria
1. Definisi
Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau seksio sesarea
adalah suatu histerektomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim; seksio adalah
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
Operasi caesar lebih aman dipilih dalam menjalani proses persalinan karena
telah banyak menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan melahirkan. Jalan
lahir tidak teruji dengan dilakukannya seksio sesarea, yaitu bilamana didiagnosis
panggul sempit atau fetal distress didukung data pelvimetri. Bagi ibu yang paranoid
terhadap rasa sakit, maka seksio seasria adalah pilihan yang tepat dalam menjalani
proses persalinan, karena diberi anastesi atau penghilang rasa sakit (Fauzi, D.A, 2007,
hlm 8)
anastesi pada operasi bisa membuat anak ikut terbius, sehingga anak tidak spontan
timbulnya infeksi bila luka operasi tidak dirawat dengan baik. Gerak tubuh ibu
menjadi sangat terbatas sehinga proses penyembuhan luka akan semakin lama.
Tindakan seksio sesaria biasanya dianggap sebagai suatu penyiksaan bagi yang tidak
memiliki kebiasaan beristirahat lama di rumah sakit setelah melahirkan (Fauzi, D.A,
a. indikasi medis
( tenaga mengejan dan kontraksi dinding otot perut dan dinding rahim ), passageway
Mula – mula indikasi seksio sesaria hanya karena ada kelainan passageway,
misalnya sempitnya panggul, dugaan akan terjadinya trauma persalina serius pada
jalan lahir atau pada anak, dan adanya infeksi pada jalan lahir yang diduga bisa
menular kepada anak, sehingga kelahiran tidak bisa melalui jalan yang benar yaitu
melalui vagina. Namun, akhirnya merambat ke faktor power dan passanger. Kelainan
ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi tenaga.
Sedangkan kelainan passanger diantaranya anak terlalu besar, anaka dengan kelainan
letak jantung, primigravida diatas 35 tahun dengan letak sungsang, anak tertekan
terlalu lama pada pintu atas panggul, dan anak menderita fetal distress syndrom
1. Jika panggul sempit, sehingga besar anak tidak proporsional dengan ukuran
dapat memperkirakan apakah panggul ibu masih dalam batas normal atau
2. Pada kasus sudah terjadi gawat janin akibat terinfeksi, misalnya, kasus
ketuban pecah dini ( KPD ) sehingga bayi terendam cairan ketuban yang
busuk, atau bayi ikut memikul demam tinggi. Bisa juga akibat ibu mengalami
penderitaan ibu. Kondisi bayi – bayi seperti ini termasuk gawat biasanya jika
dokter menilai denyut jantung bayi lebih cepat dari biasa termasuk jika terjadi
melekat di bagian tengah rahim. Akan tetapi pada kasus plasenta previa letak
plasma dibagian bawah sehingga menutupi liang rahim dan akhirnya bayi
4. Pada kasus kalainan letak. Jika posisi anak dalam kandungan letaknya
melintang dan terlambat dikoreksi selagi kehamilan belum tua ( letak lintang
kasep ). Dalam situasi ini, persalinan normal sudah tidak mungkin dilakukan
menyebabkan tidak ada lagi kekuatan untuk mendorong bayi keluar dari
6. Jika ibu menderita preeklamsia, yaitu jika selama kehamilan muncul gejala
darah tinggi, ada protein dalam air seni, penglihatan kabur dan juga melihat
bayangan ganda. Pada eklamsia timbul gejala yang lebih berat lagi, yakni
selain gejala preeklamsia tersebut ibu mulai kejang – kejang tak sadarkan diri.
7. Jika yang pernah di seksio sesarea sebelumnya maka pada persalinan berikut
umumnya juga harus di seksio karena takut terjadi robekan rahim. Namun
sehingga potongan pada otot rahim tidak membujur lagi. Dengan demikian
bahaya rahim robek akan lebih kecil dibandingkan teknik seksio dulu yang
Persalinan lewat vagina pada ibu yang pernah di seksio dapat dilakukan
dengan catatan : persalianan harus dilakukan di rumah sakit ibu sudah dirawat
beberapa hari sebelum hari persalinan ( harapan partus ), persalinan kala II,
yakni setelah mulas – mules timbul, yang berarti otot rahim berkonsentrasi
b. Indikasi sosial
Selain indikasi medis terdapat indikasi non medis untuk melakukan seksio
sesaria yang indikasi sosial. Persalinan seksio sesarea karena indikasi sosial timbul
Mengenai kontra indikasi, perlu diketahui bahwa seksio sesaria dilakukan baik
untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan anak, oleh sebab itu, seksio sesarea
tidak dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa. Seksio sesaria tidak boleh dilakukan
Anak sudah mati dalam kandungan. Dalam hal ini, dokter menilai apabila denyut
jantung anak sudah tidak ada, ibu sudah tidak merasakan adanya gerakan anak dan
pencitraan ultrasonografi ( USG ), atau Doppler, dan tidak ada lagi tanda – tanda
1. Jika anak terlalu kecil untuk mampu hidup diluar rahim ibu.
2. Jika anak dikandungan ibu terbukti cacat, misalnya kepala anak besar
Ada beberapa anestesi atau penghilang rasa sakit yang bisa dipilih untuk
operasi caesar, baik spinal maupun general. Pada anestesi spinal atau epidural yang
lebih umum digunakan, sang ibu tetap sadar kala operasi. Anestesi general bekerja
secara jau lebih cepat, dan mungkin diberikan jika diperlukan proses persalinan yang
a. Anestesi general
Anestesi general biasanya diberikan jika anestesi spinal atau epidural tidak
mungkin diberikan, baik karena alasan tekis maupun karena dianggap tidak aman.
Pada prosedur pemberian anestesi ini akan menghirup oksigen melalui masker wajah
selama tiga sampai empat menit sebelum obat diberikan melalui penetesan intravena.
Dalam waktu 20 sampai 30 detik, maka pasien akan terlelap. Saat pasien tidak sadar,
akan disisipkan sebuah selang ke dalam tenggorokkan pasien untuk membantu pasien
bernafas dan mencegah muntah. Jika digunakan anestesi total, pasien akan dimonitor
secara konstan oleh seorang ahli anestesi. Dan biasanya pasangan tidak boleh
b. Anestesi spinal
spinal anestesi. Kedua pilihan itu dapat membuat pertengahan ke bawah tubuh pasien
mati rasa, tetapi pasien akan tetap terjaga dan menyadari apa yang sedang terjadi. Hal
ini berarti pasien bisa merasakan kelahiran bayi tanpa merasakan sakit, dan pasangan
Komplikasi yang umum terjadi saat anestesi spinal adalah turunnya tekanan
darah. Beberapa wanita merasakan sakit kepala yang parah setelah operasi caesar
dengan anestesi spinal, sementara ada pula yang merasakan sakit pada daerah
punggung.
terasa kering dan sakit. Selain itu, pasien mungkin juga akan mengalami rasa mual
yang hebat dan muntah. Jika obat bius yang diberikan mengandung morfin, mungkin
akan merasa gatal di sekujur tubuh. Efek – efek samping itu dapat hilang dalam
C. Mobilisasi
dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemuihan pasca bedah;
mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena
dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
berdiri dan kembali ketempat tidur, kursi, kloset, duduk dan sebagainya. Disamping
tidur dengan melatih bagian – bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar
Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada
pasien post operasi seksio sesarea 6 jam pertama dianjurkan untuk segera
menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari – jarinya agar kerja organ pencernaan
Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan
a). Faktor fisiologis; frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir, tipe
motivasi, ketergantungan zat kimia, dan gambaran diri. c). faktor perkembangan;
Pada hari ketiga sampai kelima setelah operasi ibu diperbolehkan pulang ke
rumah apabila tidak terjadi komplikasi. Perkembangan kesembuhan ibu pasca seksio
sesaria dapat dilihat dari hari kehari. Hari kedua setelah operasi ibu berusaha buang
air kecil sendiri tanpa bantuan kateter, dan melakukannya di kamar mandi dengan
dibantu suami atau keluarga. Hari ketiga umumnya ibu baru akan buang air besar,
dimana saat awal setelah persalinan ibu mengalami sembelit. Pada hari keempat lokia
pada ibu pasca seksio sesarea normalnya 2 x ganti doek/ hari, perubahan ini
kondisi dan ukuran yang normal. Pada hari kelima fundus uteri berada pada
pertengahan pusat simfisis dan hari ketujuh setelah operasi luka bekas sayatan
Tujuan mobilisasi dini yaitu membantu proses penyembuhan ibu yang telah
melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah
1. Hari 1 – 4
telapak kaki satu demi satu. Gerakan itu seperti sedang menggambar
sebuah lingkaran dengan ibu jari kaki ibu ke satu arah, lalu ke arah lainnya.
jari – jari kaki ibu ke arah betis, lalu balikkan ujung telapak kaki ke arah
- Berbaring dan tekukkan kaki sedikit. Tempatkan kedua tangan ibu di bagian
dada atas dan tarik nafas. Arahkan nafas itu ke arah tangan ibu, lalu tekanlah
- Kemudian tarik nafas sedikit lebih dalam. Tempatkan kedua tangan di atas
tulang rusuk, sehingga ibu dapat merasakan paru – paru mrngembang, lalu
- Cobalah untuk bernafas lebih dalam sehingga mencapai perut. Hal ini akan
tersebut. Kemudian, tarik dan hembuskan nafas yang lebih dalam lagi
- Putar kapala ibu dan gunakan tangan – tangan ibu untuk membantu dirinya
ke posisi duduk. Saat melakukan gerakan yang pertama, luka akan tertarik
dan terasa sangat tidak nyaman, namun teruslah berusaha dengan bantuan
lengan sampai ibu berhasil duduk. Pertahankan posisi itu selama beberapa
saat.
dan tarik nafas dalam – dalam beberapa kali, luruskan tulang punggung
dengan cara mengangkat tulang – tulang rusuk. Gunakan tangan ibu untuk
sisi tempat tidur. Gunakan tangan ibu untuk mendorong ke depan dan
- Tekanlah sebuah bantal dengan ketat di atas bekas luka ibu untuk
Dengan bantal tetap tertekan di atas bekas luka, berjalanlah ke depan. Saat
g. Menarik perut
- Berbaringlah di tempat tidur dan kontraksikan otot – otot dasar pelvis, dan
h. Saat menyusui
menyusui.
a. Menekuk pelvis
b. Meluncurkan kaki
c. Sentakan pinggul
kaki yang satu lagi. Lakukan gerakan menunjuk ke arah jari – jari kaki.
- Dorong pinggul pada sisi yang sama dengan kaki yang tertekuk ke arah
bahu, lalu lemaskan. Dorong kaki menjauhi tubuh dengan lurus. Lakukan
d. Menggulingkan lutut
- Perlahan – lahan gerakkan kedua lutut ke satu sisi. Gerakkan lutut hingga
ke bawah dan perlahan – lahan angkat pinggul dari tempat tidur. Rasakan
f. Posisi merangkak
- Perlahan – lahan angkat tubuh dengan bertopang kedua tangan dan kaki di
atas tempat tidur. Saat ibu dapat mempertahankan posisi merangkak tanpa
- Tekan tangan dan kaki di tempat tidur, dan cobalah untuk melakukan
ke arah bahu. Jika melakukan gerakan ini dengan benar, ibu akan merasa
sehari.
hlm 38).
5. Manfaat mobilisasi
mungkin meningkatkan masa otot; pada sistem toleransi otot, meningkatkan toleransi,
Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik
sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu
dari gejala infeksi adalah peningkatan suhu tubuh; perdarahan yang abnormal, dengan
mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko
penyempitan pembuluh darah yang terbuka; involusi uterus yang tidak baik, tidak
dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa
hlm 8).