You are on page 1of 19

METODE PENGAMBILAN SAMPEL

Metode Pengambilan
Sampel

Probability Non-Probability
Sampling Sampling

1. Simple random sampling 1. Sampling kuota


2. Systematic Random 2. Sampling incidental
Sampling
3. Purposive Sampling
3. Stratified random
4. Sampling jenuh
sampling (Proportionate
dan Disproportionate 5. Snowball sampling
Stratified Random 6. Systematic Sampling
Sampling)
4. Cluster sampling
Perbedaan pokok antara kedua metode terletak
pada probabilitas setiap elemen populasi terpilih
sebagai subyek sampel.
Metode probabilitas memberikan kesempatan yang
sama pada setiap elemen populasi untuk terpilih
sebagai sampel dengan pemilihan sampel yang
dilakukan secara acak.
Metode non-probabilitas, memilih sampel secara
tidak acak sehingga setiap elemen populasi
mempunyai probabilitas yang berbeda untuk dipilih
menjadi sampel.
Metode Pemilihan Sampel
Probabilitas (Probability Sampling)
Metode pemilihan sampel probabilitas
menggunakan konsep bahwa setiap elemen
populasi mempunyai probabilitas yang sama
untuk terpilih sebagai sampel. Pemilihan sampel
secara acak dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana atau cara yang lebih komplek,
tergantung pada tujuan pemilihan sampel dan
tersedianya waktu, biaya dan tenaga.
(Indriantoro&Supomo, 2002:122)
a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena


pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu

Pada penarikan sampel acak sederhana,


sampel diambil sedemikian rupa
sehingga setiap anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih menjadi sampel.
Contoh:
Peneliti ingin memilih 100
mahasiswa sebagai sampel Dapat dirumuskan sebagai
dari jumlah populasi 5.000 berikut:
mahasiswa. Peneliti membuat •N (populasi) = 5.000
daftar nomor mahasiswa dari
nomor 1 sampai dengan 5.000 •N (sampel = 100
sebagai kerangka sampel. •Besarnya kesempatan = n/N =
Selanjutnya pemilihan sampel 100/5000 = 0,02
secara acak sederhana dapat •Artinya, setiap anggota
dilakukan dengan bantuan populasi memiliki
komputer yang memuat table kemungkinan untuk dipilih
nomor mahasiswa secara
acak. Pemilihan sampel sebagai sampel sebesar 0,02.
dilakukan dengan memilih
nomor secara acak dari 5.000
nomor yang ada.
Seperti yang dikutip dari Buku Ajar Metodologi Penelitian Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, dikemukakan beberapa teknik sampling acak sederhana
adalah dengan cara undian dan dengan tabel bilangan random.

Cara Undian Tabel Bilangan Random


Ada dua rancangan cara undian : Suatu tabel yang terdiri dari
• Pengambilan sampel tanpa bilangan-bilangan yang tidak
pengembalian, yang berarti sampel berurutan. Secara prinsip,
yang pernah terpilih tidak akan pemakaiannya adalah dengan
dipilih lagi. Akan menghasilkan nilai
probabilitas yang tidak konstan
memberi nomor pada setiap
• Pengambilan sampel dengan anggota populasi dalam suatu
pengembalian, yang berarti sampel daftar (sample frame).
yang pernah terpilih ada Selanjutnya dipergunakan
kemungkinan terpilih lagi. jumlah digit pada tabel acak
Megnghasilkan nilai probabilitas dengan digit populasi.
yang konstan
Contoh Tabel Bilangan Random
b. Systematic Random Sampling
Metode pemilihan sampel secara acak
sederhana meskipun mudah dipahami, tetapi
jarang digunakan dalam praktik karena relatif
sulit dan memerlukan banyak tenaga dan biaya,
terutama jika jumlah elemen populasinya
banyak.
Penarikan sampel sistematis dapat dilakukan
melalui tiga tahapan:
•Mengecek keadaan daftar populasi, harus dalam
keadaan acak.
•Menetapkan jarak interval yang akan digunakan
atau menetapkan angka kelipatan (k), dimana
k=N/n. Untuk N=5.000 dan n=100, maka angka
kelipatan (k) = 1.000/100 = 10
•Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan
sampel. Misalnya hasilnya adalah nomor 3, maka
sampel berikutnya adalah kelipatan 10 yaitu 13, 23,
33, 43, 53, dan seterusnya hingga anggota sampel
yang terakhir.
c. Stratified Random Sampling
Pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu mengklasifikasi suatu
populasi ke dalam sub-sub populasi berdasarkan
karakteristik tertentu dari elemen-elemen
populasi (misalnya berdasarkan jenis kelamin,
jenis industri, tahun angkatan, status, dan lain-
lain.
Contoh:
Seorang peneliti berkeinginan untuk mengetahi motivasi belajar
mahasiswa berdasarkan sampel 100 mahasiswa dari kerangka
sampel yang berisi 5.000 mahasiswa. Untuk keperluan tersebut,
peneliti membagi populasi ke dalam empat strata unit sampel
berdasarkan tahun angkatan mahasiswa (I, II, III, IV). Selanjutnya
dari masing-masing strata dipilih sejumlah mahasiswa secara acak.
Jumlah subyek yang dipilih ditentukan dengan dua alternatif: (1)
secara proporsional sebesar 2% dari jumlah elemen pada setiap unit
sampel, atau (2) secara tidak proporsional dalam jumlah yang sama
tanpa mempertahikan jumlah elemen pada setiap unit sampel.
Gambar 6.3 ini menyajikan contoh pemilihan sampel acak dengan
stratifikasi secara proporsional dan tidak proporsional.
Contoh Pemilihan Sampel Acak dengan
Stratifikasi Secara Proporsional dan Tidak
Proporsional
        Jumlah Subyek
Strata Jumlah Proporsional (2% Tidak
Angkatan Elemen dari Jumlah Proporsional
        Elemen)    
I 2,000 40 25
II 1,000 20 25
III 1,500 30 25
IV 500 10 25
Jumlah 5,000 100 100
             
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah
populasi yang telah ditetapkan.
Contoh:
Indonesia memiliki 30 propinsi, dan sampelnya
akan menggunakan 15 propinsi, maka
pengambilan 15 propinsi tersebut dilakukan
secara acak. Tetapi perlu diingat, karena
propinsi-propinsi di Indonesia memiliki strata
yang berbeda maka pengambilan sampelnya
perlu menggunakan stratified random sampling.
Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya
padat, ada pula yang tidak. Karakteristik
semacam ini perlu diperhatikan sehingga
pengambilan sampel menurut strata populasi itu
dapat ditetapkan.
Metode Pemilihan Sampel Non-
Probabilitas (Non-Probability Sampling)

Nonprobability Sampling adalah teknik


pengambilan sampel yang tidak member
peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. (Sugiyono, 2009:120)
Pemilihan sampel dengan metode
nonprobabilitas atau secara tidak acak, elemen-
elemen populasinya tidak mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi
sampel.

Pemilihan metode ini umumnya berdasarkan


pada pertimbangan waktu yang relatif lebih
cepat dan biaya yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan metode pemilihan sampel
probabilitas.
Sampling Quota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah
(kuota) yang diinginkan.

Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui tersebut cocok dengan
sumber data.

Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Systematic Sampling (Sampling Sistematis)


Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Pengambilan sampel
dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan
dari bilangan tertentu.

You might also like