You are on page 1of 12

PAPER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Manajemen Energi dan Teknologi
Pengajar : Prof. Dr. Ir. Febri Hirnawan

Disusun oleh :
CUCUP CUPYADI
NPM. 2501 2010 0028

UNIVERSITAS PADJADJARAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
BANDUNG
2010

-0-
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT)
DI INDONESIA
Oleh : Cucup Cupyadi 1)
1)
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Padjadjaran

PENDAHULUAN
Sejak diproklamasikannya Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) tahun 1945, dimulailah tonggak pembangunan bangsa dimana Indonesia sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat mempunyai kebebasan dalam menetukan arah
pembangunan sesuai dengan harapan dan cita-cita bangsa yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Pembangunan dilaksanakan di berbagai sektor dan bidang demi kemakmuran Rakyat
Indonesia sesuai dengan amanat yang tertuang pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
Perlahan-lahan bangsa Indonesia bangkit dari kemiskinan dan keterpurukan akibat
penjajahan yang dilakukan oleh kolonial Belanda dan Jepang. Jalan, insfrastruktur, sarana
umum bermunculan di berbagai wilayah Indonesia disertai dengan kemajuan roda ekonomi
dan peningkatan taraf hidup rakyat.
Sekarang, menginjak tahun 2010, sudah 65 tahun lamanya sejak bangsa Indonesia
mengecap kemerdekaannya. Akan tetapi, apakah pembangunan ini terus berjalan dengan
baik disertai dengan peningkatan taraf hidup rakyat dan lingkungan hidup yang lebih baik?
Kenapa berbagai masalah berkaitan dengan pembangunan muncul dimana-mana seperti
ketidakmerataan pembangunan, kerusakan lingkungan, kelangkaan sumber daya alam, dan
bencana alam (banjir, longsor dan kebakaran hutan).
Ditambah dengan adanya tuntutan globalisasi, pembangunan di Indonesia mengikuti
perkembangan jaman tanpa melihat arah pembangunan di masa depan. Pembangunan
dilakukan tanpa memperhatikan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, kemerataan
pembangunan dan perhatian terhadap lingkungan yang justru dapat menghambat
pembangunan itu sendiri. Padahal hakikat pembangunan adalah pembangunan yang
berkelanjutan yang tidak parsial. Dengan adanya konsep Sustainable Development
diharapkan dapat memberikan wacana baru mengenai pentingnya melestarikan lingkungan
alam demi masa depan dan generasi yang akan datang.

PENGERTIAN
Pembangunan Berkelanjutan, jika dilihat dari asal katanya yaitu “lanjut”, secara kata
bisa diartikan dengan pembangunan yang bisa terus berlanjut sampai lintas generasi dan
kurun waktu yang panjang. Tapi tentu saja pembangunan bisa terus berlanjut jika
kelangsungan dan aspek penunjangnya terus dijaga.
Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development memiliki berbagai arti dan
definisi, di antaranya :
 Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup mencantumkan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah upaya

-1-
sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke
dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
 Menurut Brundtland Report PBB, 1987 sebagaimana dikutip oleh Wikipedia, 2010 :
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah
satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
 Menurut Emil Salim (1992), yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau
suistainable development adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan
manfaat dari sumber daya alam sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber
alam dengan manusia dalam pembangunan.
 Dokumen PBB hasil World Summit 2005, menyebut ketiga hal dimensi (ekonomi,
sosial, dan lingkungan) yang saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi
pembangunan berkelanjutan.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/ Pembangunan_berkelanjutan.htm)


Gambar 1. Skema sustainable development.
Beberapa butir pemahaman berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan
diungkapkan oleh F. Hirnawan (2008)1 bahwa pembangunan berkelanjutan itu :
1) merupakan himpunan metode pembangunan yang terus berlanjut,
2) membebaskan kemiskinan,
3) menciptakan standar kemakmuran yang layak,

1
Hirnawan, Febri. 2008. Sumber Daya Geologi Basis Pembangunan Berkelanjutan, Orasi Ilmiah berkenaan
dengan penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas
Padjadjaran Bandung tanggal 17 Oktober 2008. Hal 13.

-2-
4) memuaskan kebutuhan dasar manusia,
5) menetapkan kebijakan dan pelaksanaan politik yang berkelanjutan untuk mencegah
kerusakan permanen modal dasar alamiah (natural capital) dalam kurun waktu yang
panjang agar proyek-proyek pengembangan menyesuaikan dengan kapasitas
pemulihan lingkungan alam.

RUANG LINGKUP DAN SASARAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Pembangunan berkelanjutan tidak hanya sebatas pembangunan yang memperhatikan
aspek dan berwawasan lingkungan saja, akan tetapi juga menekankan proses pembangunan
itu sendiri dalam menempuh sasaran akhir melalui analisis dan pengetahuan yang tidak
sederhana. Perlu kapasitas multidisiplin terpadu dan saling berhubungan dengan erat atau
dengan kata lain kapasitas interdisiplin.
Menurut F. Hirnawan (2008)2, ruang lingkup pembangunan berkelanjutan secara
konseptual meliputi empat komponen, yaitu : lingkungan (environmental sustainability),
ekonomi (economic sustainability), sosial (social sustainability), dan politik (political
sustainability) yang berarti bahwa ketercapaian tujuan pembangunan berkelanjutan adalah
konsekuensi dari sinergisme keberhasilan keempat komponen tersebut.
Febri Hirnawan (2008) juga menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
memiliki empat sasaran yaitu :
1) Pertumbuhan ekonomi akibat pembangunan tidak mengorbankan lingkunga.
2) Potensi sumber daya untuk generasi mendatang tidak dihabiskan sekarang, melainkan
dibina untuk digunakan pada masa depan.
3) Pemanfaatan satu potensi tidak mengakibatkan kehilangan atau berdampak mematikan
potensi lain.
4) Memerangi kemiskinan, menciptakan standard kehidupan layak, berupaya terus
memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia.
Sejalan dengan F. Hirnawan (2008), Sutamihardja (2004) dalam Askar jaya (2004)3
menyatakan sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk
mewujudkan terjadinya :
1) Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antar generasi (intergenaration equity)
yang berarti bahwa pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan pertumbuhan
perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam kendali ekosistem atau sistem
lingkungan serta diarahkan pada sumberdaya alam yang replaceable dan menekankan
serendah mungkin eksploitasi sumber daya alam yang unreplaceable.
2) Safeguarding atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan ekosistem dalam rangka
menjamin kualitas kehidupan yang tetap baik bagi generasi yang akan datang.

2
Hirnawan, F. 2008. Hal 14.
3
Jaya, A. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development). Hal 3.

-3-
3) Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar
pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan sumberdaya alam
yang berkelanjutan antar generasi.
4) Mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang berkelanjutan baik masa
kini maupun masa yang mendatang (inter temporal).
5) Mempertahankan manfaat pembangunan ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan yang mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari antar
generasi.
6) Menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan manusia antar generasi sesuai dengan
habitatnya.

METODE – KOMPREHENSIF
Dalam orasi ilmiahnya, F. Hirnawan (2008)4 mengemukakan bahwa pembangunan
berkelanjutan memerlukan himpunan metode yang mampu menciptakan dan
memberlanjutkan pembangunan menuju upaya memberantas kemiskinan, memenuhi
standar hidup layak, memuaskan kebutuhan dasar manusia, dan memberikan kesempatan
pemulihan lingkungan alam. Himpunan penemuan baru tiga metode tersebut saat ini telah
dipatenkan dalam rangka menunjang implementasi Undang-undang nomor 26 tahun 2007,
yaitu sebagai berikut :
1) Metode pendekatan genetika wilayah untuk dasar valuasi potensi dan kendala wilayah.
Melalui pendekatan sistemik-holistik valuasi karakteristik, potensi dan kendala unit-
unit di wilayah sebagai produk dari proses kejadian pembentukannya dan genetikanya
dapat diperoleh. Valuasi genetika wilayah ini menghasilkan „matrik valuasi holistik 7
determinan untuk pembangunan infrastruktur‟ sebagai bahan masukan lengkap dan
utuh bagi penataan ruang komprehensif dan bervisi futuristik berkelanjutan yang
sebelumnya belum pernah dilakukan.
2) Metode kombinasi infiltrasi dan bendungan bawah tanah.
Merupakan salah satu solusi dalam penanganan banjir di Jakarta sekaligus
penyelamatan kerusakan lingkungan hidup melalui implementasi Geo-Infiltran yang
secara efektif-optimal dapat mengurangi banjir dan menyediakan air tanah.
3) Metode integrasi pencegahan longsor sekaligus peningkatan produktivitas lahan rawan
gerakan tanah.

SKENARIO ARAH PENGEMBANGAN/PEMBANGUNAN


Sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara Indonesia yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam bentuk visi, misi, dan
arah pembangunan nasional.

4
Hirnawan, F. 2008. Hal 19-21.

-4-
Menurut E. Salim (2003)5 pembangunan berkelanjutan harus diarahkan pada
pemberantasan kemiskinan (sasaran ekonomi), perimbangan: ekuitisosial yang adil
(sasaran sosial) dan kualitas tinggi, kehidupan lingkungan hidup (sasaran lingkungan).
Untuk ini secara sadar diusahakan investasi dalam modal: ekonomi (finansial, modal-
mesin, dll), modal sosial (investasi pendidikan, kesehatan dan keakraban sosial) dan modal
lingkungan (investasi-sumber daya alam diperbaharui dan daur-ulang serta substitusi
sumber daya alam yang tak terbaharui).

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Hamdi Irza (2009)6 menyatakan bahwa wujud final dari konsep pembangunan
berkelanjutan belum terlihat jelas, kendati berbagai konvensi internasional dan pertemuan-
pertemuan besar telah melahirkan berbagai gagasan maupun kesepakatan termasuk yang
mempunyai implikasi hukum secara internasional. Secara garis besar proses menuju
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan meliputi tindakan-tindakan di bidang kebijakan
publik dan diharapkan bisa mencegah kehilangan potensi akibat pengambangan potensi
lainya, antara lain:
1. Kebijakan konservasi dan diversifikasi energi, ke arah pengurangan penggunaan
energi fosil dan makin dominannya penggunaan energi alternatif yang ramah
lingkungan.
2. Kebijakan kependudukan untuk menahan laju pertumbuhan penduduk sampai ke
tingkat yang dapat ditenggang oleh keberadaan sumber daya alam dan dapat terlayani
baik oleh fasilitas publik di bidang kesejahteraan rakyat.
3. Kebijakan spatial untuk menjamin penggunaan ruang wilayah sehingga berbagai
kegiatan ekonomi manusia dapat berjalan secara serasi didukung oleh infrastruktur
fisik yang memadai, sekaligus juga menyediakan sebagian ruang alam di darat dan di
perairan untuk konservasi sumber daya alam.
4. Kebijakan untuk menanamkan budaya dan gaya hidup hemat, bersih dan sehat,
sehingga kualitas hidup manusia dapat terjamin dengan menghindarkan pemborosan
energi, material dan mengurangi tindakan medik kuratif.
5. Kebijakan pengendalian kerusakan dan pencemaran lingkungan untuk menjamin
tersedianya kebutuhan dasar manusia akan air bersih, udara bersih, sumber-sumber
makanan dan pencegahan bencana.
6. Kebijakan di bidang hukum, informasi, pemerintahan, ekonomi, fiskal dan pendidikan
dan lainnya untuk menunjang hal-hal di atas.
Elemen-elemen kebijakan di atas telah hadir di Indonesia sejak didirikannya
kelembagaan lingkungan hidup pada tahun 1978, namun sampai hari ini pembangunan
berkelanjutan masih belum mencapai tahapan yang signifikan. Bahkan dewasa ini berbagai
masalah kronis yang mengancam integritas lingkungan masih saja terjadi, malahan

5
Salim, E. 2003. Makalah untuk Pertemuan Hukum oleh BPHN tanggal 15 Juli 2003 di Bali.
6
Irza, Hamdi. 2009. Pembangunan Berkelanjutan untuk Mengatasi Kemiskinan Sebagai Upaya
Pengembangan Wilayah Berbasis Penataan Ruang.

-5-
mengalami eskalasi seperti penebangan kayu ilegal, kebakaran hutan, kelangkaan air bersih
dan turunnya kualitas udara di daerah-daerah urban.

PENGAWASAN PEMBANGUNAN
Pembangunan berkelanjutan untuk mencapai berbagai sasaran dan tujuannya secara
efisien dan efektif serta untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, di
samping diperlukan sistem perencanaan yang baik juga diperlukan sistem pelaksanaan dan
pengawasan yang mantap. Sistem pelaksanaan, sistem perencanaan dan pengawasan
merupakan bagian dari sistem manajemen pembangunan dalam mencapai berbagai sasaran
dan tujuan pembangunan nasional.
Agar berbagai sasaran dan tujuan pembangunan nasional dalam Repelita VI dan
Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II dapat tercapai secara efisien dan efektif, diperlukan
peningkatan pendayagunaan sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan secara
menyeluruh dan terpadu. Penyempurnaan sistem dan pelaksanaan pengawasan
pembangunan mencakup pengawasan internal yang meliputi pengawasan fungsional dan
pengawasan melekat serta pengawasan eksternal yang meliputi pengawasan oleh lembaga
konstitusional maupun pengawasan masyarakat. (Anonymous, 2010)7.
Sistem pengawasan keuangan negara dan pembangunan, baik pengawasan melekat
maupun pengawasan fungsional, termasuk pengawasan oleh masyarakat, dimantapkan
secara terpadu dan konsisten agar tercapai peningkatan efisiensi dalam penyelenggaraan
negara dan pembangunan. Dalam Repelita VI, sesuai dengan amanat GBHN 1993, untuk
meningkatkan efisiensi pelaksanaan pembangunan nasional, peranan lembaga yang melak-
sanakan fungsi pemeriksaan, pengawasan, dan pengendalian perlu makin dikembangkan.
Dalam hubungan itu, terutama Badan Pemeriksa Keuangan, wajib meningkatkan
kegiatannya sesuai dengan wewenang dan fungsinya yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945. (Anonymous, 2010).
Pendayagunaan pengawasan pembangunan meliputi upaya penyempurnaan,
peningkatan dan pemantapan sistem, sarana, dan pelaksanaan pengawasan melekat,
pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat. Hasil pengawasan pada semua
jajaran dan tingkatan aparatur pemerintah, ditindaklanjuti dengan kegiatan penertiban, baik
berupa penyempurnaan kelembagaan maupun penindakan terhadap berbagai
penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang.
Meningkatnya intensitas dan kompleksitas pembangunan menyebabkan makin besar
dan kompleksnya tantangan yang dihadapi di bidang pengawasan. Kendala yang dihadapi
dalam sistem pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antara lain masih berlakunya
beberapa peraturan perundang-undangan yang sudah tidak sesuai lagi atau tidak memadai
lagi dengan kebutuhan pembangunan sehingga menghambat kelancaran pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan di berbagai bidang. (Anonymous, 2010).
Secara umum kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan dan pengawasan pem-
bangunan adalah masih terbatasnya jumlah tenaga profesional yang memiliki kemampuan
teknis dan manajerial dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, baik
7
Anonymous. 2010. Sistem Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan. Bappenas

-6-
di pusat maupun di daerah. Kemampuan teknis dan manajerial yang harus ditingkatkan
terutama mengenai kebijakan dan ketentuan perundang-undangan terkait serta kondisi
lingkungan, khususnya dalam rangka pelaksanaan program dan proyek pembangunan serta
dibekali pengetahuan teknologi informasi guna memudahkan pengelolaan data pengawasan

STRATEGI MENUJU KEBERHASILAN PEMBANGUNAN


Sesuai dengan arahan Presiden RI, strategi pembangunan juga mengacu pada
paradigma Pembangunan untuk Semua (Development for All). Paradigma ini bertumpu
pada enam strategi dan arah kebijakan (Anonymous, 2010)8, yaitu :
 Pertama, strategi pembangunan inklusif yang mengutamakan keadilan, keseimbangan
dan pemerataan. Semua pihak harus dan ikut berpartisipasi dalam proses
pembangunan melalui penciptaan iklim kerja untuk meningkatkan harkat hidup keluar
dari kemiskinan. Seluruh kelompok masyarakat harus dapat merasakan dan menikmati
hasil-hasil pembangunan terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan,
kawasan perdesaan, daerah pedalaman, daerah tertinggal dan daerah pulau terdepan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi harus dapat mengurangi pengangguran dan
kemiskinan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri; serta
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Pulau Terdepan
dan daerah pasca konflik dan pasca bencana merupakan program yang diarahkan
langsung untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif.
 Kedua, strategi pembangunan berdimensi kewilayahan. Strategi pembangunan
wilayah mempertimbangkan kondisi geografis, ketersediaan sumber daya alam,
jaringan infrastruktur, kekuatan sosial budaya dan kapasitas sumber daya manusia
menyebabkan yang tidak sama untuk setiap wilayah. Strategi pembangunan wilayah
juga memperhitungkan basis daratan dan basis kepulauan atau maritim sebagai satu
kesatuan ruang yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu, strategi pembangunan
berdimesni kewilayahan memperhatikan tata ruang wilayah Pulau Sumatera, Pulau
Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan
Maluku dan Pulau Papua. Dengan strategi ini, kebijakan pembangunan diarahkan
untuk mengoptimalkan potensi dan keunggulan daerah dan membangun keterkaitan
antarwilayah yang solid termasuk mempercepat pembangunan pembangkit dan
jaringan listrik, penyediaan air bersih, serta pengembangan jaringan transportasi
(darat, laut dan udara) dan jaringan komunikasi untuk memperlancar arus barang dan
jasa, penduduk, modal dan informasi antarwilayah.
 Ketiga, strategi pembangunan yang mendorong integrasi sosial dan ekonomi
antarwilayah secara baik. Dalam hal ini perhatian terhadap pengembangan pulau-pulau
besar, kecil dan terdepan harus dilakukan dengan memperhatikan poteni daerah
sebagai modal dasar yang dikelola secara terintegrasi dalam kerangka geoekonomi

8
Anonymous. 2010. Strategi Pembangunan Nasional untuk Mengurangi Kesenjangan Antarwilayah: Sinergi
Antara Pusat dan Daerah dan Antardaerah (RPJMN 2010-2014). Bappenas.

-7-
nasional yang solid dan kuat. Dengan kesatuan ekonomi nasional yang kuat untuk lima
tahun mendatang, maka posisi tawar Indonesia dalam globalisasi percaturan
perekonomian dunia, secara geo-ekonomi berada pada posisi yang lebih kuat, dan
lebih berdaya saing. Kebijakan untuk memperkuat integrasi sosial dan ekonomi
antarwilayah diarahkan pada pengembangan pusat-pusat produksi dan pusat-pusat
perdagangan di seluruh wilayah terutama di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua.
 Keempat, strategi pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal
menjadi penting dan mendesak sebagai upaya memperkuat daya saing perekonomian
nasional. Para gubernur, bupati dan walikota mempunyai kewenangan yang luas dan
peran dominan dalam pengembangan ekonomi lokal. Peran pemerintah dan
pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan daerah pada intinya mempunyai
arah sebagai berikut: (1) menciptakan suasana atau iklim usaha yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang; (2) meningkatkan akses masyarakat terhadap
sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja
dan pasar; (3) mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, dan menciptakan
kebersamaan dan kemitraan antara yang sudah maju dengan yang belum berkembang;
(4) memperkuat kerjasama antardaerah; dan (5) membentuk jaring ekonomi yang
berbasis pada kapasitas lokal dengan mengkaitkan peluang pasar yang ada di tingkat
lokal, regional dan internasional; (6) mendorong kegiatan ekonomi bertumpu pada
kelompok, termasuk pembangunan prasarana berbasis komunitas; dan (7) memperkuat
keterkaitan produksi-pemasaran dan jaringan kerja usaha kecil-menengah dan besar
yang mengutamakan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif daerah.
 Kelima, strategi pembangunan disertai pemerataan (growth with equity) yang
bertumpu pada keserasaian pertumbuhan ekonomi (pro-growth) dalam menciptakan
kesempatan kerja (pro-jobs) dan mengurangi kemiskinan (pro-poor) yang tetap
berdasarkan kelestarian alam (pro-environment). Kebijakan pembangunan diarahkan
untuk memperkuat keterkaitan antarwilayah (domestic interconnectivity), membangun
dan memperkuat rantai industri hulu hilir produk unggulan berbasis sumber daya
lokal, mengembangkan pusat-pusat produksi dan perdagangan baik di Jawa-Bali
maupun di luar wilayah Jawa Bali yang didukung dengan penyediaan prasarana dan
sarana, peningkatan SDM, pusat-pusat penelitian, pembangkit listrik dan penyediaan
air bersih; serta perbaikan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal. Sejalan
dengan arah kebijakan ini, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
merupakan salah satu dorong untuk menciptakan dan membangun pusat-pusat
pertumbuhan dan perdagangan di seluruh wilayah.
 Keenam, strategi pengembangan kualitas manusia. Orientasi pembangunan adalah
peningkatan kualitas manusia (the quality life of the people) sebagai bagian dari
penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat terutama pangan,
pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih, perumahan, sumber
daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan. Oleh sebab itu, kebijakan
pembangunan akan diarahkan pada peningkatan akses dan mutu layanan dasar

-8-
termasuk pangan, pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, sanitasi dan air bersih,
perumahan, sumber daya alam dan lingkungan, dan jaminan keamanan terutama bagi
masyarakat yang berada di daerah perdesaan, kawasan perbatasan, pulau-pula terluar
dan daerah pasca konflik dan pasca bencana. Dengan meningkatnya kualitas manusia,
kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dan membaik secara merata di seluruh
wilayah.

CONTOH PERBAIKAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PEDATARAN JAKARTA


Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sejauh ini telah mengadakan upaya-
upaya dalam perbaikan lingkungan di wilayah pedataran Jakarta seperti di antaranya
seperti pembuatan dan penambahan hutan kota Jakarta serta normalisasi sungai dan situ.
Pelestarian dan pembangunan hutan kota cukup penting untuk penyeimbangan atas
pembangunan gedung bertingkat di ibu kota Jakarta. Berikut foto hutan kota yang terletak
di kompleks gedung MPR/DPR Senayan Jakarta diantara gedung bertingkat disekitarnya.

Gambar 1. Hutan kota di sekitar gedung MPR/DPR

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menambah hutan kota seluas enam
hektare dengan alokasi anggaran untuk ini senilai 62 miliar rupiah pada tahun 2010. Hal ini
dilakukan guna menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Jakarta, meliputi
perluasan Hutan Kota Srengseng (HKS) di Jakarta Barat seluas tiga hektare dan tiga
hektare di Jakarta Utara. Selain itu, juga direncanakan penanaman jenis pohon langka dan
pohon lindung di Hutan Kota Pondok Labu, Jakarta Selatan. (S. Saragih, 2010)9

9
Saragih, Selamat. 2010. Rp.62 Miliar untuk Tambah Enam Hektare Hutan Kota Jakarta.

-9-
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan
Pemkot Tangerang Provinsi Banten juga menggelar aksi pengerukan lumpur kali
Gebyuran sepanjang enam kilometer dalam rangka usaha normalisasi sungai Gebyuran
yang terletak di dua wilayah kota yang berbatasan tersebut. Aksi tersebut dilaksanakan
mulai bulan Mei tahun 2010. (Nuchasin, 2010)10
Kali Gebyuran telah mengalami pendangkalan hingga sekitar satu meter yang
mengakibatkan aliran air tidak normal sehingga pada musim hujan, air kali meluber ke
pemukiman penduduk dan membanjiri warga sepanjang bantaran kali tersebut.
Dalam rangka menjaga agar kali tersebut tetap bersih setelah dilakukan pengerukan,
kedua pemerintahan kota tersebut menyepakati untuk menjaga bersama. Sebagai tanda
kesepakatan, telah dipasang bersama pemancangan papan imbauan kepada masyarakat
agar tidak membuang sampah ke kali.

10
Nuchasin. 2010. Jakarta Barat dan Tangerang Kerjasama Normalisasi Kali Gebyuran.

- 10 -
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2010. Sistem Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan. [on line].


http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6010/. (Diakses tanggal 20
September 2010).
Anonymous. 2010. Strategi Pembangunan Nasional untuk Mengurangi Kesenjangan
Antarwilayah: Sinergi Antara Pusat dan Daerah dan Antardaerah (RPJMN 2010-
2014). [on line] http://www.bappenas.go.id/node/116/2698/strategi-
pembangunan-nasional-untuk-mengurangi-kesenjangan-antarwilayah-sinergi-
antara-pusat-dan-daerah-dan-antardaerah-rpjmn-2010-2014/. (Diakses tanggal 20
September 2010)
Hirnawan, Febri. 2008. Sumber Daya Geologi Basis Pembangunan Berkelanjutan, Orasi
Ilmiah. 36 hal.
Irza, Hamdi. 2009. Pembangunan Berkelanjutan untuk Mengatasi Kemiskinan Sebagai
Upaya Pengembangan Wilayah Berbasis Penataan Ruang. [on line].
http://ham2cupu2.wordpress.com/ 2009/09/17/ pembangunan-berkelanjutan-untuk
-mengatasi-kemiskinan-sebagai-upaya-pengembangan-wilayah-berbasis-penataan
-ruang/ (Diakses tanggal 20 September 2010).
Jaya, Askar. 2004. Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Program Pascasarjana IPB. Bogor
Nuchasin. 2010. Jakarta Barat dan Tangerang Kerjasama Normalisasi Kali Gebyuran. on
line]. http://barat.jakarta.go.id/v09/index.php?option=com_content&view=article
&id=185:jakarta-barat-dan-tangerang-kerjasama-normalisasi-kali-gebyuran&catid
=17:ekonomi&Itemid=148. (Diakses tanggal 16 September 2010).
Salim, Emil. 2003. Agenda Bangsa, Seminar Pertemuan Hukum BPHN. Bali.
Saragih, Selamat. 2010. Rp.62 Miliar untuk Tambah Enam Hektare Hutan Kota Jakarta.
[on line]. http://www.mediaindonesia.com/read/2010/03/03/132293/37/5/Rp62-
Miliar-untuk-Tambah-Enam-Hektare-Hutan-Kota-Jakarta.htm. (Diakses tanggal
16 September 2010).
Wikipedia. 2010. Pembangunan Berkelanjutan. [on line]. http://id.wikipedia.org/wiki/
Pembangunan_berkelanjutan.htm. (Diakses tanggal 15 September 2010).

- 11 -

You might also like