You are on page 1of 19

Proses Masuknya Islam ke

Indonesia
Oleh:
Azizah Nuraini Hasna
Dea Shahnaz Virginia
Deanna Salsabila Odette
Dena Pramadianty
Fauzia Nafiz Almira
Tamara Adha Maharani
Prologue

“Perkembangan agama islam di nusantara tidak terlepas dari peranan saudagar


muslim dari negara lain seperti Mesir, Arab saudi, India, Iran, Irak, Gujarat dan
Persia.Juga melalui peranan ulama dan wali songo.
Proses masuknya islam di nusantara belum dapat dipastikan.Beberapa sejarawan
mengatakan islam mulai berkembang pada abad ke-7.Pendapat lain
mengatakan islam masuk pada abad ke-13
Ada beberapa teori yang hingga kini masih sering dibahas, baik oleh sarjana-
sarjana Barat maupun kalangan intelektual Islam sendiri. Setidaknya ada
beberapa teori yang menjelaskan kedatangan Islam ke Timur Jauh termasuk
ke Nusantara.”
TEORI MAKKAH - ARAB
Teori ini dibawa oleh pedagang arab islam ke indonesia pada
abad ke-7 yang ditandai dengan perkampungan orang-
orang arab di Barus atau Fansur di
Sumatera.Pendukungnya antara lain adalah T.W. Arnold
dan Buya HAMKA.
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai
kepulauan Indonesia, dengan bukti antara lain:
• Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa
Komunitas Arab dari Oman, Hidra maut, Basrah, dan
Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya,
sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka.
• Munculnya nama “kampoeng Arab” dan tradisi Arab di
lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan
islam.
• Terdapat juga sebuah kitab ‘Aja’ib al-Hind yang ditulis
al-Ramhurmuzi sekitar tahun 1000 M, dikatakan
bahwa para pedagang muslim telah banyak
berkunjung kala itu ke Sriwijaya
• Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab
Syafii, dimana pengaruh mazhab Syafii terbesar pada
waktu itu adalah Mesir dan Mekkah.
Pendapat tersebut menggunakan berbagai sumber, baik dari arkeologi, beberapa
tulisan dari berbagai sumber diantaranya

– Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh) sebagian dasar adalah catatan
perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat
utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648
diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
– Seminar mengenai Masuknya Islam ke indonesia di medan pada Ahad 21-24
Syawal 1382 H (17-20 maret 1963 H) yang salah satu kesimpulannya adalah
Islam telah masuk ke Indonesia langsung dari Arab.
– Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa
kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para
pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
– Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya
menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan
Malaya antara tahun 606-699 M.
– Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of
Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya
mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-
Indonesia pada 672 M.
– Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia
mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab
telah masuk ke Malaya.
– Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah
ceramahnya berjudul Islam di India dan hubungannya dengan
Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis
menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada
hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.
– W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and
Malaya Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa
pada Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Aarb
muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih =
Arab Muslim).
– T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The
Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam
datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).
TEORI PERSIA
• Tanah Persia disebut-sebut sebagai tempat awal Islam datang di
Nusantara. Teori ini berdasarkan kesamaan budaya yang dimiliki
oleh beberapa kelompok masyarakat Islam dengan penduduk
Persia. Misalnya saja tentang peringatan 10 Muharam yang
dijadikan sebagai hari peringatan wafatnya Hasan dan Husein,
cucu Rasulullah. Selain itu, di beberapa tempat di Sumatera Barat
ada pula tradisi Tabut, yang berarti keranda, juga untuk
memperingati Hasan dan Husein. Ada pula pendukung lain dari
teori ini yakni beberapa serapan bahasa yang diyakini datang dari
Iran. Misalnya jabar dari zabar, jer dari ze-er dan beberapa yang
lainnya.Teori ini menyakini Islam masuk ke wilayah Nusantara
pada abad ke-13. Dan wilayah pertama yang dijamah adalah
Samudera Pasai.
• Teori Persia lain menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke-11 yang disebarkan melalui pedagang Persia Islam.
Hal ini dibuktikan oleh ditemukannya batu nisan
Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, Jatim
menandakan keberadaan Islam yang telah menybar di
pulau Jawa. Pada makam itu terdapat prasati huruf
Arab Riq’ah yang berangka tahun (dimasehikan 1082)
Pada saat itu kepemimpinan Islam di bidang politik, ekonomi dan
kebudayaan berada di Mekkah, Madinah, Damaskus dan
Baghdad. Jadi, belum memungkinkan bagi Persia untuk
menduduki kepemimpinan dunia Islam saat itu.Namun,
beberapa fakta lainnya menunjukkan bahwa para pedagang
Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain:
• Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
• Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
• Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).
TEORI CHINA
• Teori lainnya menyatakan bahwa Islam juga berasal dari Cina. Teori ini sangat
lemah, namun kemungkinan membawa Islam ke Indonesia sangat besar. Jika
diketahui penyebar Islam adalah banyak mereka para wirausahawan, hubungan
dagang antara Cina, Arab dan lainnya. Bahkan ketika Cina dipimpin Kubilai
Khan, (akhir abad 13) Islam dijadikan agama resmi.
• Sedangkan Cheng Ho merupakan duta Cina untuk mengembalikan nama besar
Cina setelah dipermalukan oleh Mongol. Ada 36 negara yang dikunjungi Cheng
Ho, dan salah satunya adalah Indonesia. Para pedagang dan angkatan laut China
(Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan)memperkenalkan islam di pantai
dan pedalaman Jawa dan sumatera
Bukti lain yang cukup memperkuat bahwa Islam berasal dari Cina antar lain :
• Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
• Beberapa makam Cina muslim.
• Beberapa wali yang kemungkinkan keturunan China.
• Sumber-sumber literatur Cina menyebutkan, menjelang seperempat
abad ke-7, sudah berdiri perkampungan Arab Muslim di pesisir pantai
Sumatera. Di perkampungan-perkampungan ini diberitakan, orang-
orang Arab bermukim dan menikah dengan penduduk lokal dan
membentuk komunitas-komunitas Muslim.
• Kian tahun, kian bertambah duta-duta dari Timur Tengah yang datang
ke wilayah Nusantara. Seperti pada masa Dinasti Umayyah, ada
sebanyak 17 duta Muslim yang datang ke Cina. Pada Dinasti
Abbasiyah dikirim 18 duta ke negeri Cina. Bahkan pada pertengahan
abad ke-7 sudah berdiri beberapa perkampungan Muslim di Kanfu
atau Kanton.
• Tentu saja, tak hanya ke negeri Cina perjalanan dilakukan. Beberapa
catatan menyebutkan duta-duta Muslim juga mengunjungi Zabaj
atau Sribuza atau yang lebih kita kenal dengan Kerajaan Sriwijaya.
Hal ini sangat bisa diterima karena zaman itu adalah masa-masa
keemasan Kerajaan Sriwijaya. Tidak ada satu ekspedisi yang akan
menuju ke Cina tanpa melawat terlebih dulu ke Sriwijaya.
TEORI GUJARAT
• Diusung oleh Snouck Hurgronje dan pendukung teori lainnya seperti Stutterheim
dan Bernard Viekke yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia dari wilayah-
wilayah di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali dan Malabar
disebut sebagai asal masuknya Islam di Nusantara.
• Dalam L’arabie et les Indes Neerlandaises, Snouck mengatakan teori tersebut
didasarkan pada pengamatan tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab yang ada
dalam Islam pada masa-masa awal, yakni pada abad ke-12 atau 13. Snouck juga
mengatakan, teorinya didukung dengan hubungan yang sudah terjalin lama antara
wilayah Nusantara dengan daratan India.
Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:
• ukiran batu nisan gaya Gujarat.
• Adat istiadat dan budaya India islam.
• Catatan perjalanan marco polo menyebutkan tahun 1292 ia menjumpai kerajaan
perlak di Aceh
• Batu nisan Sultan malik al saleh
Dimana sementara itu perkembangan islam di Indonesia secara politik ditandai oleh
keberadaan kerajaan Samudera Pasai di Sumatera
Pendapat tersebut menggunakan berbagai sumber, baik dari arkeologi,
beberapa tulisan dari berbagai sumber diantaranya
– Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya
kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada tahun 1292 M.
– K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya
kerajaan Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
– J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met
Dergelijk Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke
Indonesia pada abad ke 13.
– Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan
Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke-13.
– Pendapat ini juga disampaikan oleh N.H. Krom dan Van Den Berg.
Namun, pendapat ini memperoleh sanggahan dari : H. Agus Salim, M.
Zainal Arifin Abbas, Sayeg Alwi bin Tahir Alhada, H.M Zainuddin,
Hamka, Djuned Parinduri, T.W. Arnold yang berpendapat Islam masuk ke
Indonesia telah dimulai sejak abad ke-7 M.
PROSES PENYEBARAN DAN
PERAN WALI SANGA
MEDIA
1. Perdagangan dan perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan
dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang
menghantarkan Islam berkembang (masyarakat Islam).
2. Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah,
kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
3. Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitau:
• a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan
Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).
• b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem
pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.
Dari ketiga model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan
cepat berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan
aktualisasi keberagaman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam
mencernanya.
• Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum
secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan
Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan
di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai.
Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya
di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang
menyebarkan Islam.
• Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari
Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan
bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua
dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik,
Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya
adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada
makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman
Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk
asli, melainkan makam para pedagang Arab.
• Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga
disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan
Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda.
• Peranan Wali Songo dalam perjalanan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
sangatlah tidak bisa dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang
menyiapkan pondasi-pondasi yang kuat dimana akan dibangun
pemerintahan Islam yang berbentuk kerajaan. Kerajaan Islam di tanah
Jawa yang paling terkenal memang adalah Kerajaan Demak. Namun,
keberadaan Giri tak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam tanah
Jawa.
• Sebelum Demak berdiri, Raden Paku yang berjuluk Sunan Giri atau yang
nama aslinya Maulana Ainul Yaqin, telah membangun wilayah tersendiri
di daerah Giri, Gresik, Jawa Timur. Wilayah ini dibangun menjadi sebuah
kerajaan agama dan juga pusat pengkaderan dakwah. Dari wilayah Giri
ini pula dihasilkan pendakwah-pendakwah yang kelah dikirim ke
Nusatenggara dan wilayah Timur Indonesia lainnya.
WALI SONGO
Wali adalah seseorang dengan kepribadian baik serta memiliki
kekuatan yan tidak dimiliki manusia biasa. Para wali tersebut
banyak berperan dalam menyebarkan agama islam, terutama di
pulau Jawa melalui dakwah yang kemudian dibentuklah kumpulan
para wali yang kemudian kita kenal sebagai wali songo (9 wali)
yaitu
• Sunan Gresik
• Sunan Ampel
• Sunan Bonang
• Sunan Drajat
• Sunan Giri
• Sunan Kalijaga
• Sunan Muria
• Sunan Kudus
• Sunan Gunung Jati
Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya
melalui saluran-saluran:
• a) Perdagangan
• b) Pernikahan
• c) Pendidikan (pesantren)
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya
indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra Islam
yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam
penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya
setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
• d) Seni dan budaya
• e) Tasawwuf
Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada
masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali
Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah
dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan
nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam
dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu
kesamaan derajat manusia di hadapan Allah dengan
dimasukannya tokoh-tokoh punakawam seperti Semar,
Gareng, Petruk, dan Bagong.
Para Wali juga menggubah lagu-lagu tradisional (daerah)
dalam langgam Islami, ini berarti nasyid sudah ada di
Indonesia ini sejak jaman para wali. Dalam upacara-
upacara adat juga diberikan nilai-nilai Islam.

You might also like