You are on page 1of 28

LAPORAN PENELITIAN

BIOLOGI
PENELITIAN INSEMINASI BUATAN DAN JENIS-JENIS SAPI
(Bas Javanicus) SERTA MANFAAT KOTORAN SAPI DI DESA
BUMIJAYA KOTA PELAIHARI KABUPATEN TANAH LAUT

Pembimbing : Sari Kusumawati S. Pd

Disusun Oleh : Kelompok BUMIJAYA

Kelas : XII IPA

SMAN 1 Simpang Empat


Tahun Ajaran 2009/2010
ABSTRAK

Penelitian Inseminasi Buatan dan Jenis-Jenis Sapi (Bas Javanicus) serta Manfaat
Kotoran Sapi di Desa Bumijaya Kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. (Oleh : Amran
Hajrin, Fenny Hadiyati Ramadhan, Ferry Merlianto, Heru Kiswanto, Khairil Anam, Lia
Indriani, Maulia Sari, Ni Putu Erni Lestari, Noor Halipah, Nur Redha, Nurhalimah, Nurul
Ulfah, Paryanti, Rezky Ramadhan, Rusmiati Ningsih, Siti Nurhasanah, Syahrijal,
Wulandari Rahayu, Yudi Rahman. Pembimbing : Sari Kusumawati S.Pd; 2009; 41
halaman).
Di Indonesia ternak sapi, baik kuantitas maupun kualitas biasa saja. Ini terlihat
dari semakin kurangnya permintaan masyarakat akan daging sapi pada saat hari raya
kurban dan seringnya kegagalan dalam proses pengembangbiakan. Padahal jika hal ini
dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan sapi unggul, maka kebutuhan masyarakat
akan ternak sapi dapat terpenuhi, ditambah lagi kualitas sapi yang di kembangbiakan
tidak mengalami peningkatan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui aplikasi dan pengembangan dalam bidang
teknologi peternakan seperti teknologi reproduksi dalam peningkatan populasi, teknologi
pakan, dan perbaikan mutu genetik / pemurnian sapi bali, serta evaluasi teknis dari
teknologi yag sudah diaplikasikan penelitian ini dilakukan pada ternak sapi sistem
kelompok di Pelaihari wilayah Kabupaten Tanah Laut. Sebanyak 3 kelompok tani ternak
sitem perkampungan ternak di kelompok ternak Budi Luhur, kelompok ternak Tri Jaya
desa Bumi Jaya dan kelompok ternak hidup baru desa Tirta Jaya Kecamatan Pelaihari.
Dalam penelitian, kami menyurvei dan meneliti 4 tempat yang ada di desa Bumi
Jaya yaitu kelompok tani Tri Jaya, kelompok tani Budi Luhur, pabrik pengolahan pupuk
organik, dan Aplikasi Teknologi pertenakan Pusat Penelitian Bioteknologi Pelaihari
Kabupaten Tanah Laut.
Dari hasil penelitian yang kami lakukan selama 3 hari ternyata pada kelompok
tani Budi Luhur lebih maju di banding kelompok tani Tri Jaya dalam hal Keuangan sapi
yang dikembangkan. Ditempat lain sisa kotoran sapi yang ada di dua kelompok tersebut
digunakan untuk pembuatan pupuk organik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah penelitian mengenai “Penelitian
Inseminasi Buatan dan Jenis-Jenis Sapi (Bas Javanicus) serta Manfaat Kotoran Sapi di
Desa Bumijaya Kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut”.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah penelitian ini, terutama kepada guru
Pembina Biologi kami, yaitu Ibu Sari Kusumawati S. Pd.

Kami pun menyadari bahwa makalah penelitian kami ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap seluruh siswa atau pembaca dapat
memakluminya. Mengingat bahwa kami masih dangkal akan ilmu. Terutama kami minta
kepahaman dari Ibu Sari Kusumawati atas makalah penelitian kami, jika terdapat
kesalahan baik itu dari materi, pengetikan, ataupun kata-kata yang kurang tepat. Kami
harapkan kemaklumannya. Mengingat kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kekurangan dan kesalahan.

Kami harap, para pembaca bisa memberikan kritik atau saran kepada kami. Kami
mengucapkan banyak terimakasih atas semua bantuan dan kritik atau saran dari semua
pihak. Kami berharap, makalah penelitian ini nanti dapat bermanfaat bagi banyak pihak,
terutama oleh para siswa SMA Negeri 1 Simpang Empat.

Batulicin, Maret 2010

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Deskripsi Tentang Inseminasi Buatn
2.2. Jenis – Jenis sapi
2.3. Jenis – Jenis Rumput Pakan Ternak Sapi
2.4. Berbagai Macam Penyakit Serta Vaksin pada Sapi
BAB III METODE PENULISAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
3.2. Metode Pengolahan Data
3.3. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel)
3.4. Instrumen (alat)
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
3.6. Teknik Analisis Data
3.7. Jadwal Penelitian
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
4.2. Interpretasi Data
4.3. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Ternak sapi merupakan ternak terbesar, khususnya di kalimantan selatan
telah lama di perlihara dan di usahakan oleh para petani sebab ternak itu memang
bisa menjadi kawan baik bagi para petani. Sehubungan dengan kemanfaatan tenaga
dan kotorannya sebelum ternak tadi di afkir dan di jual sebagai ternak potong. Akan
tetapi, belakangnya ini kedudukan dan fungsi ternak sapi mulai bergeser. Sapi-sapi
yang tadinya dipelihara semata-mata sebagai tenaga kerja dan penghasil pupuk
mulai di tinggalkan. Dewasa ini, pada umumnya mereka mengusahakan ternak sapi
terutama untuk mengejar produksi daging.
Majunya teknologi di bidang ternak sapi terkadang sulit untuk di terapkan
hanya sebagian kecil yang dapat berhasil. Di pelaihari Kabupaten Tanah Laut Rata-
Rata mata pencaharian penduduknya sebagai peternak sapi. Disana telah
menerapkan beberapa cara pengembangbiakkan sapi di anataranya inseminasi
buatan. Desa bumi jaya tersebut juga pernah menjadi juara kedua Nasional ternak
sapi unggul. Memanfaatkan kotoran sapi dengan cara dibuat pupuk yang disebut
dengan pupuk organik maka dapat kita ketahui bahwa selain daging dan tenaganya,
sapi juga bisa dimanfaatkan kotorannya sebagai pupuk untuk tanaman yang
sekarang ini jarang diterapkan.
Oleh karena itu, penulis mencoba meneliti tentang inseminasi buatan dan
biogresi agar penulis bisa mengetahui dengan pasti cara-cara pembuatan pupuk
organik
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa saja jenis sapi, penyakit yang menyerangnya serta cara pengobatannya ?
2) Apa saja yang dapat dimanfaatkan dari kotoran sapi tersebut ?
3) Bagaimana cara pengembangbiakan sapi ?
4) Apa saja jenis makanan yang di berikan untuk penggemukkan sapi ?

1.3 Tujuan Penelitian


1) Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui jenis sapi, penyakit yang menyerangnya, serta cara pengobatannya
b) Untuk mengatasi apa saja yang dapat dimanfaatkan dari kotoran sapi tersebut
c) Untuk mengetahui bagaimana cara perkembangbiakan sapi.
d) Untuk mengetahui apa saja jenis makanan yang diberikan untuk penggemukkan sapi.

1.4 Manfaat Penelitian


Setelah melakukan penelitian mengharapkan manfaatnya sebagai berikut :
• Bagi peneliti, dengan penelitian tersebut memberikan wawasan yang luas
khususnya mengaplikasikan ilmu yang di peroleh dalam kehidupan bermasyarakat
sehingga menambah pengalaman dan pemahaman tentang materi tersebut.
• Kiranya penelitian dapat di teruskan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengembangkan penelitian ini.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Deskripsi Tentang Inseminasi Buatan ( IB )

1.1. Inseminasi Buatan


Balai Inseminasi Buatan ( BIB ) didirikan pada tanggal 3 April 1976 oleh
Prof. Dr. Ir. Toyib Hadiwijaya. Balai Inseminasi Buatan (BIB) merupakan balai
pertama di Indonesia yang memproduksi semen beku ternak besar seperti sapi perah
dan sapi potong. Tetapi tidak hanya itu saja balai ini juga memproduksi inseminasi
buatan pada sapi, tidak hanya pada sapi saja yang ada di balai ini tetapi ada juga
kambing dan kerbau. Balai inseminasi Buatan (BIB) telah memproduksi semen
beku lebih dari 2.000.000 dosis. Sehingga balai pertama yang didirikan di Indonesia
Balai Inseminasi (BIB) yang ada di lembaga yang luas, lahannya sekitar 10 Ha
yaitu 6 Ha untuk perumahan dan 4 Ha untuk perkebunan. Selain Balai Inseminasi
yang ada dilembaga, ada juga Balai Inseminasi Buatan (BIB) yang ada di Singosari,
tetapi Balai Inseminasi Buatan (BIB) di lembang merupakan balai tertua di
Indonesia.
Inseminasi Buatan (BI) atau kawin suntik adalah satu cara atau teknis untuk
memasukkan mani yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu, yang
berasal dari ternak jantan kedalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan
metode dan alat khusus yang disebut “Insemination Gun”
Secara umum telah diketahui dan diakui bahwa teknologi inseminasi
Buatan (IB) merupakan alat yang sangat ampuh dalam usaha perbaikan mutu
genetik ternak, namun demikian perlu disadari bahwa teknoligi IB ini juga
mengakibatkan hal-hal yang sangat merugikan, apabila tidak didasarkan atas
perencanaan dan pelaksanaan yang baik. Khusus bagi ternak sapi yang kita ketahui
memiliki kemampuan reproduksi yang sangat terbatas, peletakan sifat genetik yang
keliru dan tidak sesuai dengan kondisi lingkungan setempat, sukar diperbaiki
kembali. Dengan demikian penggunaan berbagai bangsa eks-impor, yang kita
ketahui telah dikembangkan pada kondisi lingkungan yang berbeda dengan kondisi
lingkungan di Indonesia memerlukan pengamatan dan kewaspadaan yang cermat
sebelum dilakukan secara luas dan intensif kondisi lapangan sangat menentukan
keberhasilan IB baik segi yang menyangkut kelancaran komunikasi, kepadatan
populasi ternak betina, penyediaan bahan makanan ternak dan sebagainya,
semuanya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi
kegiatan IB.
Kondisi tujuan dari Inseminasi Buatan (IB) ini adalah :
1. Memperbaiki mutu genetika ternak
2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang
dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas
dalam jangka waktu yang lebih lama.
4. Miningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.
5. Mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin.
Keuntungan Inseminasi Buatan (IB) diantaranya :
1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan
2. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (Inbreeding)
4. Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama.
5. Mani beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun
pejantan telah mati.
6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena
fisik pejantan terlalu besar.
7. Menghindari ternak dari penularan penyakit, terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin.

1.2. Jenis-jenis Sapi


Sapi merupakan salah satu jenis hewan mamalia yang berkembang biak dengan cara
melahirkan pada dasarnya reproduksi mamalia sama seperti reproduksi pada
manusia, terjadi secara seksual melalui proses fertilisasi. Di Indonesia ada banyak
jenis sapi, ada sapi yang merupakan sapi lokal dan ada sapi keturunan.
Berikut klasifikasi sapi (Bos Javanicus) yang ditemukan oleh Alton pada tahun 1823
dari tingkat tinggi ke rendah :
Kerajinan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyle
Famili : Bovidae
Up a Famili : Bovinae
Genus : Bos
Spesis : B. Javanicus

1.3. Jenis – Jenis Rumput Pakan Ternak Sapi


Ternak – ternak dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga / diambil hasilnya
dengan cara mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan
para petani. Agar ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan
pemberian pakan. Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk
pertumbuhan ternak muda maupun untuk pertahankan hidup dan menghasilkan
produk (susu, anak, daging) serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan
adalah untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan agar ternak tumbuh
sesuai dengan yang diharapkan jenis pakan yang diberikan pada ternak harus
bermutu baik dan dalam jumlah cukup pakan yang sering diberikan pada ternak
kerja antara berupa hijauan dan konsentrat (pakan penguat)
Jenis-jenis Pakan Ternak :
- Hijauan Segar
Hijau segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak
dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun
yang tidak (disengut langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas
daun-daunan yang berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian / jenis
kacang-kacangan.
Rumput-rumputan merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak,
mudah diperoleh karena memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di
daerah tropis meskipun sering dipotong / disengut langsung oleh ternak
sehingga menguntungkan para peternak / pengelola ternak. Hijauan banyak
mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhana, pati dan fruktosa yang
sangat berperan dalam menghasilkan energi.
- Rumput-rumputan
Rumput Gajah (pennisetum purputeum), rumput Benggala (Penicum
maximum), rumput Setaria (Setaria sphacelata), rumput Brachiara (Brachiaria
decombens), rumput Mexico (Euchlena mexiana) dan rumput lapangan yang
tumbuh secara liar
- Konsentrak (Makan Penguat)
Contoh : dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral
Manfaat-manfaat Pakan Ternak
Termasuk dalam golongan ini adalah semua ban pakan ternak yang kandungan
protein kasarnya kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar dibawah 18%.
Berdasarkan jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu :
1. Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
2. Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput
gajah, rumput benggala dan rumput setaria)
- Kebutuhan Pakan
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya
terhadap nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase
(pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tumbuh (normal, sakit) dan
lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembapan nisbi udara) sera bobot
badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan
pakan yang berbeda pula. Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian
Internasional (National Research Council) mengenai standarisasi kebutuhan
ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak,
ruminansia.
Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan
kebutuhan nutrisi ternak ruminasia, yang akan dipenuhi oleh bahan-bahan pakan
yang sesuai / bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh dilapangan.
- Temperatur Lingkungan
Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki tempertur
lingkungan yang sesuai dengankehidupannya, baik dalam keadaan sedang
berproduksi maupun tidak kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan
erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis
ternak, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu)
tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh
lingkungan. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan
terjadi pula perubahan konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya
menurun sejalan dengan kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi
temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan
panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada
temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan
karena ternak membutuhkan tambahan panas pengaturan panas tubuh dan
pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengan cara
radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
- Kandungan Nutrisi Pakan Ternak
Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan
kepada ternak maupun yang diperelehnya sendiri, mengandung unsur-unsur
nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, makanan
dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi
tekstur dan strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan
secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin.
Setelah dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai
dengan fungsinya secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui
melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium.
Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”

1.4. Berbagai Macam Penyakit Serta Vaksin pada Sapi


1. Penyakit Antraks
Virus yang menyebabkannya adalah Bacillus Antrhracis yang menular
melalui kontak langsung, makanan, minuman, atau pernapasan.
Gejala-gejala :
1. Deman tinggi, badan lemah dan gemetar
2. Gannguan pernapasan
3. Pembengkakan pada kelenjar dada. Leher, alat kelamin dan badan penuh
bisul
4. Kadang-kadang darah berwarna yang keluar dari hidung, telinga, anus,
mulut, dan vagina.
5. Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah
6. Umpa bengkak dan berwarna kehitaman
Pengendalian : Vaksinasi, pengobatan antibiotiika, mengisolasi sapi yang terinfeksi
serta mengubur / membakar sapiyang mati.
2. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau penyakit Apthae Epizootica (AE)
Penyebab : Virus ini menular melalui kontak langsung, melalui air. Air
kencing, air susu, air liur, dan benda lain yang tercampur kuman
AE.
Gejala :
1. Rongga mulut, udah dan telapak kaki atau tracak melepuh serta
terdapat tonjulan bulat berisi cairan yang bening.
2. Deman atau panas, suhu badan menurun drastis
3. Nafsu makan menurun, bahkan tidak mau makan sama sekali
4. Air liur keluar berlebihan.
Penyebab : Bakteri pasteurella multosida
3. Penyakit ngorok/ mendengkur atau penyakit Septichaema Epizootica (SE)
Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala :
1. Kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan
kebiruan
2. Leher, anus dan vulva membengkak
3. Paru-paru meradang, selaput lendir anus dan perut masam dan berwarna
merah tua.
4. Deman dan sulit bernafas sehinga mirup orang yang ngorok, dalam keadaan
sangat parah sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam
Pengendalian : Vaksinasi antri SE dan diberi antibiotika atau sulfa
Penyakit radang kuku / kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan
kotor.
Gejala :
1. Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih
keruh.
2. Kulit kuku mengelupas
3. Tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit
4. Sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
Berikut adalah vaksin-vaksin yang dapat mengobati penyakit-penyakit pada
sapi.
* Vaksin SE Aerovak
Baksin ini mirip vaksin hidup aerosol untuk mengendalikan penyakit
septicaemia epizootiaca (ngorok). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
pasteurella multosida.
Cara pemakaian :
- Siapkan alat seprot untuk vaksin
- Larutkan satu vial vaksin dengan larutan garam fisiologis steril hingga
menghasilkan 50 dosis semprotkan (0,9 – 1,0 ml persemprotan)
- Semprotkan larutan kedalam saluran rongga hidung
- Vaksin terlarut harus dihabiskan dalam waktu 1 jam
- Strip kertas saring untuk sampel darah
* Vaksin ETEC POLI VALEN
Untuk sapi E coki poli valen dikembangkan dalam bentuk in aktif dari sel
kuman enterotoksigenik untuk pengendalian kokibasillosis anan sapi
Cara Pemakaian :
- Suntikan vaksin ETEC poli valeh sebanyak 5 ml secara subkutan
pada leher belakang telinga.
- Lakukan vaksinasi pada calon induk bunting 7 bulan
- Berikan booster 2 minggu sebelum partus dengan dosis yang sama
* Vaksin Clostrak Multi
Usahakan anak yang lahir mendapat air susu dari induk yang divaksinasi.
Vaksin ini merupakan vaksin maktif untuk pengendalian penyakit
enterotoksemia pada sapi dan kerbau.
BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Metode penelitian utuk mengumpulkan data-data dalam rangka penulisan
karya tulis ini dengan cara sebagai berikut :
• Metode Observasi, yaitu proses pengumpulan data melalui kegiatan
melihat, memantau dan menganalisa secara langsung sehingga akan lebih jelas
objek yang diamati.
• Metode tertulis wawancara / interview, yaitu cara pengumpulan data
melalui obrolan atau tanya jawab serta bertatap muka secara langsung.
• Metode terlulis, yaitu dengan menggunkan sumber-sumber dari berbagai
buku sebagai panduan karya tulis tersebut.

3.2 Matode Pengolahan Data


Mengenai pengolahan data kami menggunakan metode analisis terhadap pokok-
pokok dari data yang kami miliki. Melalui metode ini, kami berusaha mencari titik
terang dari masalah yang terdapat pada konsep – Analisis ini terutama kami
gunakan ketika menghubungkan data yang satu dengan yang lain sehingga mereka
menjadi satu kesatuan yang padu.

3.3. Sasaran Penelitian (Populasi dan Sample)


Sasaran kami dalam penelitian ini adalah sapi yang ada di Desa Bumi Jaya, Kota
Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Dengan populasi dan sampel sebagai berikut :
No Sampel (contoh) Populasi (jumlah)
1 Sapi Bali 60 Ekor
2 Sapi PO (Peranakan Ongole) 15 Ekor
3 Sapi Brahman 4 Ekor
4 Sapi Lokal 35 Ekor
5 Sapi Limusin 5 Ekor
Total 119 Ekor
3.4. Instrumen
Alat yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah :
1. Alat tulis yang diperlukan
2. Kamera digital untuk keperluan dokumentasi
3.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada hari pertama, yaitu sore hari terlebih dahuu Survei tempat-tempat yang
akan diteliti pada hari berikutnya.
2. Pada hari kedua, sebelum menuju tempat penelitian terlebih dahulu siapkan alat-
alat yang diperlukan
3. setiba di tempat penelitian, temui narasumber untuk melakukan wawancara
secara langsung. Catat dan rekam apa saja yang telah dibicarakan.
4. Selanjutnya, bersama narasumber langsung melihat tempat penelitian
(peternakan)
5. Cari tempat-tempat yang berhubungan dengan objek peneltian, dan lakukan
wawancara kembali dengan narasumber lainnya.
6. Jangan lupa untukmencatat dan merekomendasikan hal-hal yang diperlukan
dalam peneletian.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara langsung
dengan narasumber, kemudian terjun langsung ke tempat lokasi penelitian atau
objek sasaran, sehingga kami dapat memperoleh data sesuai dengan tujuan
penelitian.
3.7. Jadwal Penelitian
No Hari, tanggal Jam penelitian Kegiatan
1 Senin, 2 Desember 2009 09.30 Berangkat dari sekolah sampai Desa Bumi
14.30 Jaya
16.00 – selesai Survey ke tempat-tempat yang akan diteliti

2 Selasa, 22 Desember 2009 08.30 Makan pagi


09.00 Berangkat menujut tempat penelitian pertama
Pertama di perternakan Tri Jaya
12.00 Ketempat pembuatan pupuk biogresi
13.30 Istirahat, sholat, makan (ishoma)
15.30 – 17.30 Penelitian ke peternakan kelompok tani budi
luhur
3 Rabu, 23 Desember 2009 07.30 – 09.00 Bersih – bersih
09.30 Makan pagi
13.30 Kembali ke Simpang Empat
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data


Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, maka data yang dapat diperoleh
sebagai berikut :
1. a. Sapi yang dikembangbiakkan
- Sapi Bali
- Sapi Peranakan Ongole (PO)
- Sapi Brahman
- Sapi Lokal
- Sapi Limusin
b. Biasanya jika iklim cuaca sedang tidak baik. Sapi bisa mengalami penyakit :
- Deman
- Diare
- Sembrana (Sejenis Aids)
c. Cara pengobatannya untuk penyakit yang masih tergolong ringan seperti
deman dan diare dapat dilakukan dengan memberikan pengobatan secara
teratur dimana obat tersebut dapat dicampur dengan makanannya.
2. Biasanya kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau biogresi
3. Sapi yang dikembangbiakkan menggunakan cara Inseminasi Buatan
4. Penggemukan sapi dan pemakanannya menggunakan rumput gajah dan dedak

4.2. Intrepretasi Data


Berdasarkan data yang kami tampilkan pada deskripsi data, ternyata sapi yang
dikembangbiakkan bervariasi. Dan pada iklim atau cuaca yang sedang tidak baik
sapi sulit mengalami pembuahan karena berbagai penyakit. Dan untuk cara
pengobatannya dapat dicampur dengan makanannya.
4.3. Pembahasan
Dari hasil penelitian kami dan data yang kami dapatkan sapi di Desa Bumi
Jaya yang dikembangbiakkan meliputi Sapi Bali, Sapi Perakan Ongole (PO) Sapi
Brahman, Sapi Lokal. Sapi Limusin, Sapi Lasar. Dan di Desa Bumi Jaya yang
paling banyak di kembangbiakkan adalah Sapi Bali dengan alasan lebih mudah
dalam perawatannya dan jenis sapinya lebih kuat.
Penyakit – penyakit yang sering dialami oleh sapi-sapi adalah Demam,
Diare dan sembrana. Penyakit – penyakit ini dapat dengan mudah diatasi oleh
masyarakat Bumi Jaya kecuali Sembrana. Penyakit-penyakit ini sering dialami oleh
sapi ketika iklim / cuaca sedang tidak baik. Biasanya masyarakat sekitar
mencampur obat dengan makanan sapi.

A. Pupuk Organik (Biogresi)


Kototan-kotoran sapi ini juga bermanfaat. Salah satunua adalah dalam
pembuatan pupuk organik (Biogresi). Pupuk organik ini adalah pupuk yang
bermanfaat dalam reklamasi tambang (tanah bekas galian tambang). Berikut ini
bahan dan alat serta cara pembuatan pupuk biogresi dalam produksi tiap 1 ton.
Bahan – bahan :
1. Kotoran sapi : 16 karung
2. Kotoran ayam : 16 karung
3. Abu sekam : 3 karung
4. Dedak : 20 kilogram
5. Kapur dolamit untuk pertanian : 20 kilogram
6. Gula pasir : ½ - 1 kilogram
7. Biopat : 1 kilogram
8. Serbuk kayu : 3 karung
Alat :
- Cangkul dan Sekop
Cara Membuat :
1. Semua bahan diaduk kemudian di fermentasikan 10-12 hari
2. Diayak
3. Siap di kemas
Pupuk ini digunakan untuk pupuk tanaman sawit, karet dan lain-lain

B. Inseminasi Buatan
Masyarakat di Desa Bumi Jaya mengembangkan Inseminasi Buatan
(kawin suntik) untuk mengembangbiakkan sapi. Dan ini cukup berhasil
diterapkan.
Berikut kami jabarkan prosedur Inseminasi buatan.
Alat dan Bahan :
1. Termos tempat sperma
2. GAN IB ( untuk memasukkan sperma )
3. Pinset dan gunting
4. Straw (penyimpanan sperma)
5. Suntikan untuk memasukkan sperma
6. Sarung tangan
Cara :
1. Sebelum melaksanakan prosedur IB maka semen (sperma) harus dicairkan
(thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair
dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya di bawah air yang
mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37 0c. jadi semen atau straw
terssebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 370c. selama 7 – 18 detik.
Setelah dithawing straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tisu.
Kemudian straw dimasukkan dalam gan dan ujung yang mencuat dipotong
dengan menggunakan gunting bersih. Setelah itu plastic sheath di masukkan
pada gun yang sudah berisi semen beku (straw) sapi di persiapkan (dimasukkan)
dalam kandang jepit, ekor di ikat petugas IB memakai sarung tangan pada
tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum tangan petugas IB dimasukkan
ke rektum hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix).
Apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan terlebih dahulu.
Semen disuntikkan atau disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yag
disebut “posisi ke empat”. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka
keluarkanlah gun dan uterus dan servix

C. Rumput Gajah
Rumput Gajah ini digunakan masyarakat setempat untuk makanan sapi.
Rumput Gajah berasal dari Afrika Tropik. Kemudian menyebar dan
diperkenalkan ke daerah tropika di dunia. Dan tumbuh alami di seluruh Asia
Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1000 mm. dan tidak ada musim panas
yang panjang. Dikembangkan terus-menerus dengan berbagai silangan sehingga
menghasilkan banyak kualitas. Terutama di Amerika, Philipina dan India.
Rumput Gajah merupakan keluarga rumput-rumputan (graminae) yang
telah dikenal manfaatnya sebagai pakan ternak pemamah biak (ruminasi) yang
alami di Asia Tenggara. Rumput ini biasanya di panen dengan cara membabat
seluruh pohonnya lalu diberikan langsung sebagai pakan hijauan untuk kerbau
dan sapi.
Deskripsi dan Sifat Rumput Gajah
Nilai pakan rumput gajah dipengaruhi oleh perbandingan (rasio) jumlah
daun terhadap batang dan umurnya.
Rumput ini secara umum merupakan tanaman yag berdiri tegak, berakar dalam,
dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 6-7
meter dengan diameter batang dapat mencapai lebar 3 cm dan terdiri sampai 20
ruas / buku. Tumbuhan berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1 meter.
Plepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris dengan dasar
yang lebar, ujungnya runcing.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari data yang kami peroleh dan hasil penelitian yang kami lakukan, kami
dapat menyimpulkan bahwa :
1. Inseminasi Buatan pada sapi tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan atau sapi
yang jenisnya tidak bisa disilangkan karena akan menimbulkan keturunan yang
tidak baik atau yang lebih buruknya lagi adalah sapi akan mengalami kegagalan
bahkan kematian.
2. Sapi yang ada di desa Bumi Jaya tersebut tidak hanya berasal dari sapi lokal
saja tetapi dari bantuan pemerintah, hasil kawin silang serta jenis sapi lain yang
dibawa dari luar daerah.
3. Pupuk yang dihasilkan dari desa tersebut berasal dari kotoran hewan khususnya
sapi yang termasuk pupuk organik dan dimanfaatkan untuk tanaman di desa
tersebut serta untuk reklamasi tambang.
5.2. Saran
Dari penelitian yang telah kami lakukan, kami menyarankan agar :
1. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya menyurvai tempat-tempat yang ingin
diteliti terlebih dahulu dan menentukan jenis sapi yang ingin diteliti.
2. Karena penelitian ini dilakukan dengan motode tertulis, wawancara atau
interview, maka harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang ingin
ditanyakan sert alat yang akan digunakan untuk wawancara terlebih dahulu.
3. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya mengadakan perjanjian terlebih
dahulu dengan pihak-pihak terkait.
4. Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa
membaca buku yang memuat tentang cara-cara perkembangbiakan pada sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga

SITUS WEB
http://www.doc-search-engine.com/4092999-BUDIDAYA%20TERNAK%20SAPI
%20POTONG.doc.html

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6%ttg=4&doc=4b4

http://www.kalselprov.go.id/pembangunan/peternakan

http://www.p2kp.org/wartaprint.asp?mid=2011&catid=2&

http://www.saungdomba.com/index.php/artikel-domba-garut/68-pakan-ternak.html
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN

You might also like