You are on page 1of 15

1

ESTETIKA SENI LUKIS GAYA BATUAN


KARYA I MADE BUDI DALAM
PERKEMBANGAN SENI LUKIS BALI

I Dewa Putu Gede Budiarta

Etnic Style of Art Painting is one of styles which is growth and


developed from along ago as the development of Balinese Art
Painting. This style is a kind of development of classic style
becoming an individual style of art painting known nowadays. In
a painting of I Made Budi, it includes esthetic value to be
discussed. Esthetic is from Greek aistheton meant the ability to
see through senses which has the purpose esthetic. According to
Djelantik, he mentions esthetic knowledge is a knowledge that
studies all things about esthetic whether physicoplastis in the
form of physical production and in psycoplastis told by created. I
Made Budi is a painter born in Batuan village Br. Pekandelan in
1932 at Gianyar Regency. In this thing, I Made Budi with unique
etnic style brought him to be wellknown, theme which is taken is
from daily life , religion, pappet and his most painting is a person
who plays surfing combined with daliy life beside applying
exhibition abroad.

Keyword : Esthetic, Painting of Etnic Style, I Mde Budi

I. Pendahuluan
Kesenian Bali sangat erat kaitannya dengan agama sehingga
keduanya berjalan selaras, seakan-akan tak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Keaatan masyarakat Bali kepada agama
dan tradisinya tersebut membuat keseniaan Bali berkembang dengan
sangat suburnya. Seni lukis sebagai salah satu cabang kesenian, di
samping seni yang lainnya, yang lahir berkaitan erat dengan
kehidupan keagamaan. Lukisaan wayang dengan tema-tema yang
diambil dari wiracerita Mahabarata dan Ramayana adalah merupakan
sarana upacara agama.
Sejarah kehidupan seni tradisional pada umumnya maupun
seni lukis khususnya di Bali telah mulai tampak pada abad ke 13 yaitu
pada periode Bali pertengahan. Di Bali seni lukis tradisi yang
merupakan salah satu hasil karya seni yang berkembang dengan
2

suburnya, yang didukung oleh alam lingkungannya. Seperti yang


disebutkan oleh Jhon Dewey bahwa seni tidak akan dapat hidup dan
tidak dapat lepas dari segi-segi kehidupan dalam masyarakat. Di
dalam lingkungan itulah seni itu dinikmati (Suparli 1983 : 24 ).
Semenjak daerah Bali dibuka bagi kedatangan orang-orang
asing pada permulaan abad ke 20, Seni lukis Bali ternta mengalami
perkembangan dan perubahan-perubahan,baik dalam hal tema maupun
bentuk, bahan dan teknik melukis. Seni lukis Bali sebagian telah
bergeser dari seni sacral ke seni sekuler,dari seni untuk kepentingan
agama ke arah seni untuk kepentingan komersial dan selera pribadi.
Hal ini disebabkan adanya pengaruh yang dibawa oleh dua pelukis
Barat yang datang ke Bali seperti R. Bonnet dan Walter Spies
sehingga terjadilah pembaharuan dalam bidang seni lukis.
Batuan adalah sebuah desa di kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar. Kehidupan seni lukis tradisional di desa ini tak luput dari
pelukis asing, sehingga timbul corak baru di dalam perkembangannya,
yang oleh beberapa pengamat seni disebut sebagai “Seni Lukis gaya
Batuan“ Seni lukis ini mempunnyai ciri-ciri antara lain:
Penggambaran suasana seperti suasana malam, proporsi dan anatomi
manusia serta binatang digambarkan secara naïf, yaitu sederhana dan
dekoratif, mengunakan perspektif burung terbang, sehingga objek
seolah-olah dilhat dari atas, komposisi penuh, temanya berkisar pada
cerita pewayangan, cerita rakyat serta kehidupan masyarakat
Bali.Semenjak adanya interaksi dan pengaruh dari seniman-seniman
asing terhadap seniman Bali khusus Batuan di mulai pada tahun 1930-
an telah melahirkan mazab baru yang disebut seni lukis Bali Modern
Di sini di dapat keterangan yang lebih jelas tentang lahirnya seni lukis
gaya Batuan ,karena dengan tegas dikatakan bahwa sejak saat itulah
sebenarnya permulaan seni lukis Bali menemukan bentuknya yang
baru. Dari uraian diatas dan ditinjau dari sjarah perkembangannya
maka jelaslah seni lukis gaya Batuan bertitik tolak dari seni lukis
tradisi wayang yang telah mendapat pengaruh dari pelukis Barat.
Pengaruh unsure-unsur kebudayaan asing ditanggapi dengan suatu
sikap selektif dan ditunjang dengan kreatif dan ditunjang dengan
kreatif. Apabila unsur-unsur kebudayaan asing diserap begitu saja
tanpa seleksi maka akan terjadi adalah hilangnya kepribadian bangsa.
Dalam seni lukis gaya Batuan unsur-unsur kebudayaan asing yang
dibawa oleh kedua pelukis asing berupa pengetahuan tentang
anatomi,perspektif,maupun proporsi yang realistis diserap oleh para
3

pelukis Batuan, kemudian digabungkan dengan unsur-unsur seni lukis


tradisional yang dekoratif. Walaupun seni lukis di Bali khususnya
Batuan sudah kena pengaruh pelukis asing tokoh-tokoh pelukis
Batuan seperti I Made Budi masih tetap dengan gayanya yang khas.
Kesenian adalah salah satu unsur dari kebudayaan,kesenian
timbul dan merupakan bagian terpenting dari pengalaman manusia
dalam mencari,menikmati dan menggagumi keindahan,Bentuk-bentuk
keindahan yang braneka ragam ini timbul dari imajinasi kreatif
manusia dalam upaya mencapai kepuasan batinnya. Kesenian
merupakan ekspresi pengalaman keindahan atau pengalaman estetik
manusia. Manusia merasakan pengalaman dalam memandang alam,
karena alam dihayati sebagai penjelmaan dari ide keindahan, sehingga
menjadi symbol dari keindahan itu sendiri. Akan tetapi dalam
penjelmaan estetik manusia tidak membedakan antara symbol dan
yang disimbolkan karena dalam pengalaman estetik antara symbol dan
yang disimbolkan menjadi satu (Suryadiredja 2003: 260). Manusia
selalu mencoba untuk memenuhi keinginannnya dalam mencapai
kebahagiaan karena itu agar dapat terus menikmati dan hidup dalam
keindahan,manusia mengabadikan pengalaman estetisnya dalam
bentuk kesenian. Kesenian Bali adalah produk seni hasil intraksi
konduksif dan hakiki antara manusia dengan masyarakat Bali serta
lingkungannya,yang terdiri atas seniman, dan masyarakat pendukung
seni yang dijiwai Agama Hindu.
Dalam lukisan gaya Batuan karya I Made Budi terkandung
nilai estetika, kemudian timbul pertanyaan mengapa yang menarik
diteliti adalah tentang karya seni lukisnya? Sebelumnya perlu kita
ketahui apa yang dimaksud dengan estetika, Estetika berasal dari
bahasa Yunani Aiestheton berarti kemampuan melihat lewat
penginderaan. Tujuan estetika adalah keindahan, istilah ini baru
muncul tahun 1750 oleh A. G. Baungarten (Jakob Sumardjo, 2000:24)
Djelantik menyebutkan bahwa ilmu estetika adalah yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan yang mempelajari
segala aspek dari apa yang kita sebut “Keindahan“ (Djelantik, 1900:6)
Estetika merupakan cabang ilmu filsafat yang dapat
menguraikan tentang pengertian-pengertian dan pemecahan persoalan-
persoalan yang timbul bilamana seseorang menerangkan tentang
benda-benda estetis. Benda-benda estetis cakupannya beraneka ragam
seperti seni lukis,maka kajian ini berhubungan dengan nilai-nilai
4

estetis yang terkandung dengan nilai-nilai estetis yang terkandung


didalamnya
Sebuah karya seni lukis gaya Batuan I Made Budi memiliki
berbagai aspek yang akan di bahas diantaranya :

a. Aspek Bentuk
Lukisan gaya Batuan karya I Made budi adalah totalitas hasil
ungkapan melalui elemen atau unsure-unsur seni rupa yang meliputi
garis,warna bentuk objek yang dituangkan ke dalam bidang kanvas.
Penggunaan garis pada objek karya lukisan tradisional gaya Batuan
merupakan salah satu karakter paling menonjol dalam pembuatan
sebuah karya ,warna yang ditampilkannya menggunakan warna gelap
terang atau sigar mangsi memberi volume pada bentuk-bentuk objek.
Adapun warna yang sering digunakan warna cat akrilik pada objek.
Bentuk lukisan tradisional gaya Batuan dapat dilihat dari tema-tema
lukisannya.

b. Aspek Fungsi
Dalam fungsinya mengungkapkan tentang adanya terciptanya
yang didasari tekad dan keinginan yang kuat dengan mengambil tema
berbagai realitas kehidupan dalam masyarakat sudah tentu memiliki
fungsi kegunaan. Tema-tema lukisan nya memiliki salah satu fungsi
reflesi budaya. Pada masanya yang dapat diketahui oleh generasi
sekarang,disamping itu dalam lukisan Batuan terdapat pula fungsi
yang lainnya antara lain fungsi estetika, fungsi pembaharuan dan
fungsi ekonomi.

c. Aspek Makna.
Aspek makna dalam lukisan tradisonal gaya Batuan karya I
Made budi adalah maksud atau pengertian yang diberikan kepada
suatu bentuk kebahasaan bentuk bahasa merupakan sarana atau media
yang digunakan seseorang untuk menyampaikan ide,gagasan maupun
pandangan pada orang lain. Makna lukisan Batuan karya I Made Budi
tidak lepas dari penciptaan latar belakang serta sikap pribadi seniman
selaku pencipta. Makna symbol dalam karya lukisnya secara klesidal
symbol berarti lambing untuk mengekpresikan ide-ide dalam karya.
Menurut K Kuypen mengatakan bahwa karya seni boleh dipandang
sebagai tanda karena diciptakan dengan maksud menyampaikan
5

sesuatu dengan sedirinya tanda merupakan lambing atau symbol


(Saknan 1993:31).

II. Seni Lukis Gaya Batuan


Untuk memberikan pengertian tentang seni lukis gaya Batuan
di bawah ini akan diuraikan selintas mengenai Sejarah seni lukis
gaya Batuan,Bahan, Tema Bahan dan Teknik melukisnya.
Sebelum memulai dengan pokok pembicaraan yaitu sejarah
seni lukis gaya Batuan,maka sebelumnya diuraikan mengenai sejarah
seni lukis tradisional Bali, karena seni lukis gaya Batuan bertitik
tolak pada seni lukis tradisional Bali. Sejarah bermulanya seni lukis
Bali, belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi ada sesuatu
perkiraan bahwa seni lukis Bali telah ada sejak abad IX masehi. Hal
ini dikaitkan dengan bukti yang tertulis pada prasasti Bali yaitu
turunan desa Bebetin yang menyebutkan telah adanya wayang pada
waktu itu. Selanjutnya pada ahun 1343 kerajaan majapahit di Jawa
Timur meluaskan kekuasannya ke pulau Bali. Setelah menduduki
pulau Bali, Maka jabatan-jabatan terpenting dipegang oleh kesatrya
Majapahit sehingga menimbulkan pembrontakan para kesatrya Bali
Aga. Pembrontakan ini baru dapat ditemtramkan setelah
pemerintahan Dalem ketut Semara Kepakisan. Pusat kerajaan
kemudian dipindahkan dari Samprangan ke Gelgel. Di gelgel
berdiam para seniman dan para sangging yang membikin dan
menghias pua Gelgel dan pura Dasar. Ahli kerajinan Mas dan perak
serta para sangging giat bekerja di Desa Kamasan. Pada Abad ke 17
yaitu tahun 1686 M. Kerajaan Gelgel jatuh dan dipindahkan ke
Klungkung. Dalem Klungkung sangat menaruh perhatian dan
pengayoman serta pembinaan kepada para pelukis Kamasan. Pada
waktu Dalem Klungkung memerintahkan seorang sangging untuk
membuat lukisan wayang, Dalem klungkung sangat puas dengan hasil
yang dicapai oleh sangging tersebut, sehingga ia diberi gelar
Mahudara. Sangging Mahudara kemudian sering dikirim untuk
menghias pura, pemerajan dan istana Raja bawahan seperti
Karangasem, Mengwi, Badung dan lain sebagainya. Sangging
Mahudara inilah yang kemudian dianggap sebagai pelopor seni lukis
tardisional Kamasan. Ditinjau dari sejarahnya jelas bahwa seni lukis
Kamasan lahir dengan fungsinya yang utama ialah untuk penghias
atau perlengkapan bangunan untuk kepentingan upacara. Sebagai
6

contoh dapat dijumpai pada bangunan-banguna suci seperti sanggah


atau pemerajan,pura dan banguna suci lainnya, dalam bentuk parba,
ider-ider, langse, kober, lelontek atau umbul-umbul dan sebagainya.
Lukisan wayang ini kemudian menyebar ke daerah-daerah Bali
lainnya, sehingga disamping dikenal sebagai seni lukis wayang
Kamasan disebut juga seni lukis Bali Klasik
Pada tahun tiga puluhan,bertitik tolak dari lukisan Bali klasik
lahirlah seni lukis gaya Batuan. Dalam buku yang berjudul seni lukis
Bali Tiga Generasi, mengenai perubahan seni lukis di Bali, G.M.
Sidarta mengatakan bahwa pada tahun 1935, didirikan perkumpulan
pelukis dan pematung dengan nama Pita Maha oleh Rudolf Bonnet
seorang pelukis Belanda bersama Walter Spies seorang pelukis
Jerman dan Cokorda Sukawati,seorang bangsawan tokoh seni lukis
Bali. Sejak saat itulah permulaan seni lukis Bali menemukan
bentuknya yang baru. Di sini didapat keterangan yang lebih jelas
tentang lahirnya seni lukis Batuan, karena dengan tegas dikatakan
bahwa sejak saat itulah sebenarnya permulaan seni lukis Bali
menemukan bentuknya yang baru. Para pelukis Bali terutama para
pelukis Ubud dan sekitarnya mulai mendapat pengaruh-pengaruh dari
kedua pelukis Barat tersebut, Pengaruh ini juga sampai kepada
pelukis-pelukis Batuan, ini disebabkan karena kelompok Pita Maha
tersebut di seluruh Bali yang dalam keorganisasiannya berpusat di
Ubud,sebagaimana dikatakan oleh A.A .M. Djelantik : Kelompok Pita
Maha tidak hanya berkembang di Ubud dan Sekitarnya, tapi meluas
ke selatan ke arah Batuan dan Sukawati dan termasuk juga anggota-
anggoata dari Kamasan dekat Klungkung. Dan juga Pelukis-pelukis
Batuan,bagaimanapun,yang aslinya melukis dengan gaya tradisional
wayang,letaknya cukup dekat dengan ubud mempengaruhi minat
besar kawan sekerja. Mereka untuk suatu kecakapan baru. Pelukis
Ngendon dan I B Togog adalah diantaranya pelukis yang pertama
mengangkat anatomi manusia corak Bonnet dan mengenalkan tema-
tema dari kejadan sehari-hari pada lukisan-lukisannya.Dari uraian
diatas dan ditinjau dari sejarah perkembangannya maka jelaslah seni
lukis Batuan bertitik tolak dari seni lukis tradisional wayang yang
telah mendapat pengaruh dari pelukis barat. Adapun pelopornya
adalah Ngendon, I B Togog kemudian juga I Patera, I B Made, Made
Wija dan I Md Jata namun belakangan muncul salah satuanya adalah I
Made Budi dengaan Coraknya yang khas.
7

Ditinjau dari sejarah lahirnya, maka jelaslah telah terjadi


akulturasi dalam seni lukis gaya Batuan. Dalam seni lukis gaya
Batuan unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh kedua pelukis
barat berupa pengetahuan tentang anatomi, perspektif, maupun
proporsi yang realistis diserap oleh para pelukis Batuan, kemudian
digabungkan dengan unsur-unsur seni lukis tradisional yang dekoratif.
Tentang penggabungan unsur-unsur realistis deng unsur dekoratif
tersebut Frits Awagner mengatakan Di bawah pengaruh barat, lukisan
Bali meliputi garis-garis yang keseluruhannya individual, dalam
pemlihan tema, pelukis sebagaimana halnya pemahat yang berpikiran
suci dari dunia sacral ke tidak suci, dari dunia dewa dan reaksasa ke
dunia manusi. Dalam hal bentuk, trasisi dari dua dimensional menjadi
tiga dimensional, dengan tetap mempertahankan kegemaran yang kuat
mengenai ornamen terutama dalam pengambaran pepohonan dan
bunga-bungaan.

C. Karakteristik Karya I Made Budi


Karakteristik atau sifat-sifat karya seni luki I Made Budi
adalah sebagai berikut
a. Tema
Tema atau isi merupakan elemen seni rupa arti luas, yang
mencakup apakah yang diungkapkan dalam wujud seni rupa itu. Baik
wujud secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat dinikmati
berdasarkan wujud nyata seperti; garis, warna, bidang dan lain-
lainnya. Seorang seniman dalam memilih tema, menentukan mutu dari
suatu hasil karya seni serta menunjukan visi tertentu dari seorang
seniman. I Made Mudi dalam karyanya banyak mengarap karya seni
lukis yang bertemakan ceritera rakyat,suasana kehidupan masyarakat
Bali dan lain sebagainya. Sebagai pelukis yang hidup dalam
lingkungan tradisional,dapat disebutkan beberapa tema seni lukis yang
dibuatnya
b. Pola Komposisi
Pola adalah penyebaran garis dan warna dalam suatu bentuk
ulang tertentu. Pengulangan ini mengandung maksud keteraturan di
dalam suatu bagian tertentu, Bagian tertentu in dalam sebuah lukisan
adalah bidang atau media lukisan.
8

Pola-pola yang diterapkan oleh pelukis I Made Budi dalam


menciptakan karya seni lukis adalah sebagai berikut;
• Garis digunakan sebagai bentuk ulangan untuk membuat
garis-garis kontur, dalam melukiskan bentuk-bentuk objek
seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan dan
ornamennya.
• Warna hitam yang dibuat dengan bak atau tinta cina
sebagai suatu pola pengulangan penterannya untuk
mendapatkan gelap terang yang diinginkan dalam
lukisannya
• Ornamen merupakan pola ragam hias yang diterapkan
secara berulang-ulang untuk hiasan pendukung pada seni
lukis kadang-kadang berfungsi sebagai tumbuh-tumbuhan,
tanah dan juga sebagai ornamen untuk hiasan kain atau
yang lainnya.

Komposisi dalam seni lukis di kenal sebagai suatu suatu usaha untuk
menyusun bentuk unsur-unsur seni,dengan memperhatikan prinsip-
prinsip penyusunan. Prinsip penyusunan seperti nada, balance, unity
dan lain-lainnya. I Made Budi sebagai pelukis mempergunakan pola
komposisi penuh dan ada juga dengan komposisi yang tidak
penuh,pada karya lukisannya. Komposisi penuh, dimana objek utama
lebih banyak jika dibandingkan denga latar belakangnya atau objek
positif lebih banyak jika dibandingkan dengan objek negatifnya
sedangkan komposisi tidak penuh dimana objek utamanya lebih kecil
jika dibandingkan dengan latar belakang atau ruang negatifnya.

D. Motif pada karya I Made Budi terdiri dari


1.Motif Manusia
Manusia yang paling disukai oleh I Made Budi sebagai motif
dalam karyanya, manusia di gubah atau digayakan dengan
memperhatikan segi proporsi, anatomi sehingga memiliki bentuk
tubuh yang ideal. Dalam mengungkapkan manusia dengan pakaian
lengkap tapi ada juga mengungkapkan manusia tanpa busana seperti
karya erotik. Gaya seni lukis I Made Budi sebelumnya masih nampak
seperti seni lukis Batuan yang asli namun perkembangan dalam olah
kreativitas sudah ada perkembangan. tapi kebanyakan lukisan I Made
Budi dalam mengambarkan manusia lebih banyak mengambarkan
9

manusia memakai pakain masyakat Bali tempo dulu hanya


menutuptubunya sebagian.

2. Motif Binatang
Motif bnatang pada karya I Made Budi juga dilukiskan dengan
cara mengubah tanpa menghilangkan sifat-sifat bentuk aslinya.
Binatang seperti Burung,kupu-kupu ular, ikan dan lainnya. Bentuk
ikan tampak masih kena pengaruh seni lukis wayang trutama pada
mata dan giginya.

3. Motif Tumbuh-tumbuhan
Motif tumbuh-tumbuhan dilukiskan oleh I Made Budi masih
terasa pengaruh ragam hias tradisional dan juga seni lukis Ubud.
Tumubuhan yang dilukiskan sebagai motif oleh I Made Budi nampak
agak aneh,umpamnya sebatang pohon berbunga seperti mangkok atau
kendi. Yang diberikan hiasaan berupa ornamen.Selain motif tumbuh-
tumbuhan yang diunkapkan secara aneh ada juga yang diungkapkan
secara kennyataan, maksud dari pengungkapan bentuk tumbuh-
tumbuhan dan manusia yang aneh-aneh ini untuk menguranggi kesan
yang melanggar moral,penampilan bentuk karya yang memiliki nilai
estetika dan ingin menyampaikan kejadian kesuburan yang dialami
oleh setiap makluk di bumi.

E. Warna
Warna pada lukisan I Made Budi agak berbeda dengan warna
seni lukis di Batuan trutama warna dari para pelukis seperti I B
Togog. I B Wija I Nyoman Ngendon dan lain-lainnya. Jika tokoh-
tokoh ini warnanya nampak kegelap-gelapan untuk mencapai kesan
yang menakutkan, sedangkan I Md Budi mempergunakan warna-
warna kennyataan seperti alam. Misaalnya warna kuning kerem untuk
membuat warna kulit manusia,warna hijau untuk membuat dedaunan,
biru untuk membuat air dan lain lainnya, Dalam cabang seni rupa
lainnya warna juga bisa berfungsi sebagai pembawa lambang untuk
kompanye budaya, social, ekonomi. Warna dapat dipergunakan
sebagai objek,warna dapat sebagai mediator dalam suasana tertentu.
Dari berapa pendapat jelas fungsi dari pada warna sangat banyak
sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh seniman dalam
memanfaatkan warna itu,lain latar belakang kebuadayaan lain pula
10

tanggapannya tentang warna. I Made Budi sebagai pelukis di Batuan


masih mempergunakan prinsip-prinsip pewarnaan yang hampir sama
dengan para pelukis di Ubud dan juga masih berniali simbolis.

F. Bahan dan Alat


Bahan dan alat melukis yang dipakai oleh I Made Budi terdiri
dari :
1. Kertan dan Kain
Kertas yang paling disukai oleh I Made Budi sebagai media
melukis disamping kain. Jenis kertas yang dipakai seperti kertas
Duplek, kertas paperessdan lainnya kertas peperess berasal dari luar
negeri yang banyak terjual di Ubud.
2. Pena
Pena yang dipergunakan untuk melukis dibuat dari lidi ijuk
yang dibentuk seperti pena diberi tangkai dari bamboo. Selai pena ini
juga dipakai pena buatan pabrik.
3. Kuas
Kuas yang dipergunakan dibuat dari bulu kucing diikatkan
pada sepotong bamboo sebagai tangkainya, Bulu Kucing atau bulu
kambing dikatkan pada sepotong bamboo dibungkus dengan rumah
ulat. Para pelukis Batuan lebih suka memakai kuas buatan sendiri,
karena lebih tahan dibandingkan dengan kuas buatan pabrik.
4. Tinta Cina
Tinta cina yang biasa dipergunakan oleh pelukis I Made Budi
berbentuk batangan. Jika dipergunakan digosok pada piring di campur
dengan air secukupnya. Kira-kira sesudah pekat menurut kesukaan
pelukisnya warna hitam ini sudah bisa dipergunakan.

G.Dalam Kontek Budaya


Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dalam berbagai
bentuk pada dasarnya adalah untuk kepentingan manusia agar dapat
bermanfaat dalam kehidupannya. Seni berfungsi sebagai sarana atau
alat komunikasi yang harus membawa pesan pendidikan dan seni yang
juga merupakan kebutuhan hidup. Dengan demikian perkembangan
kebutuhan manusia, perkembangan seni sejalan dengan perkembangan
aspek kebudayaan lainnya seperti ekonomi, social teknologi
pengetahuan, bahasa agama dan sebainya Dalam kebudayaan
senantiasa terkandung tiga aspek penting yaitu kebuadayaan dialihkan
11

dari satu generasi kegenerasi lainnya, dalam hal ini kebudayaan


dipandang sebagai suatu warisan atau tradisi social, kebudayaan harus
dipelajari dan kebuadayaan dihayati dan dimiliki bersama oleh para
warga masyarakat pendukungnya Kalau dikaitkan dengan karya lukis
I Made Budi bahwa karya lukisnya memiliki unsure pendidikan ,social
dan budaya

H. Nilai Estetika Karya I Made Budi


1. Landasan Teori
Teori umum tentang nilai dan pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu nilai untuk membedakan dengan jenis-jenis nilai
lainnya seperti nilai norma moral,nilai ekonomis dan nilai pendidikan,
maka nilai yang berhubungan dengan nilai segala sesuatu yang
mencakup dalam pengertian keindahan umumnya disebut nilai
estetika. Apabila suatu benda disebut indah, sebutan itu tidak
menunjukkan pada suatu cirri tertentu seperti keseimbangan dan
merupakan penilaian yang subjektif saja. Nilai estetika seni tidak
hanya suatu yang serba menyenangkan,dan rasa indah adalah segala
yang bersifat mengalir oleh karena itu perkembangannya terkadang
tidak menentu dan membingungkan. Berdasarkan pendapat tersebut
diatas bahwa seni adalah sebagai pendukung untuk mencapai tujuan
hidup manusia yaitu kemakmuran dan kesejahteraan social dan
merangsang dan menuntun aktivitas manusia untuk kehidupan yang
lebih baik
Membicarakan bentuk Estetika atau keindahan merupakan suatu hal
yang sangat kompleks,maka erat kaitannya dengan pendapat ahli
estetika Herbert Read dalam bukunya The Meaning of Art yang
menyatakan bahwa keindahan adalah kesatuan hubungan bentuk-
bentuk yang terdapat di antar pencerapan inderawi. Kaitannya dengan
lukisan I Made Budi bahwa nilai keindahan terletak pada pola
pengaturan yang disebut komposisi. Pola pengaturan ini lebih banyak
menitik beratkan pada pandangan hidupnya dalam hubungan antara
manusia dengan Tuhan, Manusia dengan manusia dan manusia
dengan alam lingkungannya. Pola pandangan ini melahirkan bentuk
keindahan yang pertama adalah Tuhan sebagai objek untuk
mencurahkan rasa bakti,sehingga pada lukisan wayang untu menghias
pura dibuat seindah mungkin dengan imajinasi yang cukup tinggi.
12

1.1 Bentuk sani lukis gaya batuan karya I Made Budi


Pengertian bentuk dalam seni lukis adalah susunan bagian-bagian
yang merupakan
aspek yang dapat dilihat. Dengan demikian susunan bagian-bagian
dari seni lukis gaya Batuan adalah terdiri Garis, bidang, perspektif,
anatomi, proporsi, warna cahaya. Beberapa uraian mengenai seni lukis
karya I Made Budi maka dapatlah diketahui bentuk seni lukis tersebut
dengan melihat susunan bagian-bagiannya sebagai berikut
• Garis merupakan unsur yang sangat penting dalam seni lukis
karya I Made Budi, karena berfungsi sebagai kontur dan
pembatas bidang
• Bidang dalam seni lukis I Made Budi selalu penuh umunya
dalam satu bidang lukisan dibuat beberapa episoda atau
ceritera.
• Perspektif dalam seni lukis karya I Made Budi adalah perspektif
burung terbang yaitu pandangan seolah-olah dilihat dari atas.
• Proporsi dari figure-figur manusia dan binatang daam seni
lukisnya digambarkan dengan sangat sederhana atau naïf
bahkan cenderung deformatif.
• Anatomi pengmbaran anatomi manusia maupun binatang sangat
sederhana pula wajah setiap figure nyaris tanpa ekpresi.
• Warna sangat trbatas dan cenderung pada warna agak soop supa
kesan warna agak cerah kadang ada juga warna gelap
tergantung imajinasi pengambaran tema.
• Cahaya tadak ada teknik pencahayaan dalam karya nya I Made
Budi,apabila satu objek ditimpa cahaya maka akan timbul gelap
terang yang berlawanan arah ini hanyalah bertujuan untuk
menonjolkan objek.

1.2 Fungsi seni lukis karya I Made Budi


Seni sendiri bukanlah sesuatu kegunaan, ia adalah bumbu
penyedap dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia
sepanjang sejarahnya dari abad tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan seni. Dalam lukisan I Made Budi memiliki fungsi Pendidikan
yaitu untuk mendidik dirinya sendiri dengan berkarya terus menerus
tanpa mengenal lelah sehingga keterampilan melukisnya meningkat
kreatif dan emosinya terkendali. Fungsi Sosial bahwa karyanya
13

diciptakan untuk dinikmati oleh publik dan masyarakat pada umunya.


Fungsi Ekonomi, Fungsi kreativitas.

1.3 Makna seni lukis karya I Made Budi


Kemampun mengali makna yang tersirat dalam karya seni lukis
memerlukan interprestasi dari pengamat . Makna lukisan I Made Budi
tidak terlepas dari proses penciptaan, latar belakang, serta sikap
pribadinya selaku pencipta. Adapun makna yang terkandung dalam
lukisan I Made Budi adalah ;
• Makna symbol yang di ungkapkan lewat garis bentuk dan
warna.
• Makna ekpresi karena adanya seleksi dan penajaman
perasaan terhadap suatu stimulus melahirkan intensitas
perasaan yang diekpresikan dengan tepat di dalam bidang
kanvas.
• Makna Estetika dalam suatu karya seni lukis unsure-
unsur seni rupa seperti garis,warna,ruang tekture dan
pengorganisasian unsure seni rupaseperti
komposisi,proporsi,kesatuan,balans dan irama sangat
penting peranannya

2. Ide dan Kreatifitas


Sebagai seorang pelukis I Made Budi dapat Ide yang banyak
dari Ajaran Agama Hindu ide ini kemudian diekpresikan menjadi
bentuk-bentuk dekoratif, idenya bersumber dan datang dari berbagai
segi,bukanlah merupakan suatu manifestasisembarangan menciptakan
asal jadi. Jadi ide bisa datang dari sumber yang menyeluruh kuat dan
banyak segi,misalnya datang dari lingkungan agama. Ide in
merupakan gagasan yang masih ada dalam pikiran atau belum
diwujudkan. Ia bisa diwujudkan didukung oleh kemampuan atau
kreatifitas seorang seniman.
Kreatifitas mengandung maksud sebagai suatu cara untuk
menciptakan sesuatu yang mengandung makna. Penciptaan atau
kreatif ini bisa saja berdasarkan sesuatu yang sudah ada,tetapi yang
dilahirkan mempunyai nilai dan arti baru. Kreatifitas I Made Budi
sangat mengagumkan, Ia membuat bentuk berdasarkan Ide yang
diwujudkan secara imajinasi. Idenya datang dari certera
14

pewayangan ,kehidupan sehari dan lain sebagainya. Artistik adalah


suatu bentuk keindahan yang ditampilkan oleh seorang seniaman.
Tujuan dari keindahan adalah menyenangkan dan menimbulkan
keinginan sesuatu bisa disebutkan indah harus memenuhi tiga hal
yang pertama integritas,yang kedua proporsi dan ketiga kreatifitas
atau kejelasan. Pembuatan keindahan oleh I Made budi dicapai dengan
mengorganisasikan objek-objek yang ada di alam diolah menjadi
karya yang dekoratif dan bersifat pribadi. Obyek yang tampil dalam
karya I Made Budi di buat dengan sedikit pengayaan atau stilirisasi
dengan tdak menghilangkan sifat aslinya.

SIMPULAN
• Perkembangan seni lukis karya I Made Budi kalau di tinjau
dari segi bentuk mempunyai arti yang cukup besar bagi
kelanjutannya sebab prosentase perkembangan bentuk seni
lukis karya I Made Budi tersebut cukup tinggi, sedangkan
unsure-unsur bentuk seperti garis, warna, proporsi dananatomi
sangat menentukan identitas seni lukis karya I Made Budi dan
Batuan itu sendiri.
• Karya-karya I Made Budi lebih banyak mengambil tema
kehidupan sehari-hari dengan aktifitasnya dan merupakan
seniman yang kretif dan produktif dalam berkarya
• Perkembangan tema juga nampak dalam karya I Made Budi
akan tetapi tidak sebesar perkembangan bentuk,sebab
disamping menggambarkan tema-tema baru atau tema yang
sebelumnya tidak pernah dilukiskan para pelukis juga melukis
dengan tema-tema seperti pada karya nya.
• Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lukisan I
Made Budi mempunyai nilai estetika yang cukup dalam
perkembangan seni lukis di Bali. Kreteria nilai estetika lain
keharmonisan, keseimbangan dan teknik.

Daftar Pustaka
Djlantik A.A 1999. Estetika sebuah pengantar Bandung. Masyarakat
Seni Pertunjukkan Indonesia
Bumgin,Burham,2003. Metodelogi Penelitian Kualitatip. Jakarta.
PT.Raja Grafindo Persada
15

Gie The Lianag 1983. Garis Besar Estetika Yogyakarta Pusat belajar
Ilmu Berguna.
____,1997. Filsafat Keindahan Yogyakarta Pusat Belajar Ilmu
Berguna
Holt,Claire.2000. Melacak jejak perkembangan seni di Indonesia.
Terjemahan R.M Sudarsono. Bandung Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Read Herbert 2000. The Meaning of Art (Soedarsa SP. Penerjemah)
Yogyakarta. Duta Wacana University Press.
Soedarso SP. 1990. Tinjauan Seni Yogyakarta. Suku Dayar Sana
Soedarso.SP. 1999. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern
Yogyakarta. Suku Dayak Sana Yogyakarta
Suwarsono, Alwin Y.So.1994. Perubahan Sosial dan Pembangunan.
Jakarta Pustaka LP3ES

Riwayat Hidup

Nama : I Dewa Putu Gede Budiarta, S.sn, M.Si


Lahir di Klungkung tanggal 8 April 1968 alamat Jl.Ratna gang VI no
7 Denpasar. Pendidikan diawali pada SD1979-1983,SMP1983- 1985,
SMSR 1985-1989, PSSRD UNUD 1989-1994 mengambil jurusan seni
lukis, dan Pascasarjana UNUD (Kajian Budaya) 2004-2006. Kini
sebagai staf dosen FSRD ISI Denpasar dengan mengampu mata kuliah
seni lukis, menggambar dan sosiologi seni juga aktif sebagai praktisi
seni serta sering berpameran seni lukis.

You might also like