Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Kesenian Bali sangat erat kaitannya dengan agama sehingga
keduanya berjalan selaras, seakan-akan tak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Keaatan masyarakat Bali kepada agama
dan tradisinya tersebut membuat keseniaan Bali berkembang dengan
sangat suburnya. Seni lukis sebagai salah satu cabang kesenian, di
samping seni yang lainnya, yang lahir berkaitan erat dengan
kehidupan keagamaan. Lukisaan wayang dengan tema-tema yang
diambil dari wiracerita Mahabarata dan Ramayana adalah merupakan
sarana upacara agama.
Sejarah kehidupan seni tradisional pada umumnya maupun
seni lukis khususnya di Bali telah mulai tampak pada abad ke 13 yaitu
pada periode Bali pertengahan. Di Bali seni lukis tradisi yang
merupakan salah satu hasil karya seni yang berkembang dengan
2
a. Aspek Bentuk
Lukisan gaya Batuan karya I Made budi adalah totalitas hasil
ungkapan melalui elemen atau unsure-unsur seni rupa yang meliputi
garis,warna bentuk objek yang dituangkan ke dalam bidang kanvas.
Penggunaan garis pada objek karya lukisan tradisional gaya Batuan
merupakan salah satu karakter paling menonjol dalam pembuatan
sebuah karya ,warna yang ditampilkannya menggunakan warna gelap
terang atau sigar mangsi memberi volume pada bentuk-bentuk objek.
Adapun warna yang sering digunakan warna cat akrilik pada objek.
Bentuk lukisan tradisional gaya Batuan dapat dilihat dari tema-tema
lukisannya.
b. Aspek Fungsi
Dalam fungsinya mengungkapkan tentang adanya terciptanya
yang didasari tekad dan keinginan yang kuat dengan mengambil tema
berbagai realitas kehidupan dalam masyarakat sudah tentu memiliki
fungsi kegunaan. Tema-tema lukisan nya memiliki salah satu fungsi
reflesi budaya. Pada masanya yang dapat diketahui oleh generasi
sekarang,disamping itu dalam lukisan Batuan terdapat pula fungsi
yang lainnya antara lain fungsi estetika, fungsi pembaharuan dan
fungsi ekonomi.
c. Aspek Makna.
Aspek makna dalam lukisan tradisonal gaya Batuan karya I
Made budi adalah maksud atau pengertian yang diberikan kepada
suatu bentuk kebahasaan bentuk bahasa merupakan sarana atau media
yang digunakan seseorang untuk menyampaikan ide,gagasan maupun
pandangan pada orang lain. Makna lukisan Batuan karya I Made Budi
tidak lepas dari penciptaan latar belakang serta sikap pribadi seniman
selaku pencipta. Makna symbol dalam karya lukisnya secara klesidal
symbol berarti lambing untuk mengekpresikan ide-ide dalam karya.
Menurut K Kuypen mengatakan bahwa karya seni boleh dipandang
sebagai tanda karena diciptakan dengan maksud menyampaikan
5
Komposisi dalam seni lukis di kenal sebagai suatu suatu usaha untuk
menyusun bentuk unsur-unsur seni,dengan memperhatikan prinsip-
prinsip penyusunan. Prinsip penyusunan seperti nada, balance, unity
dan lain-lainnya. I Made Budi sebagai pelukis mempergunakan pola
komposisi penuh dan ada juga dengan komposisi yang tidak
penuh,pada karya lukisannya. Komposisi penuh, dimana objek utama
lebih banyak jika dibandingkan denga latar belakangnya atau objek
positif lebih banyak jika dibandingkan dengan objek negatifnya
sedangkan komposisi tidak penuh dimana objek utamanya lebih kecil
jika dibandingkan dengan latar belakang atau ruang negatifnya.
2. Motif Binatang
Motif bnatang pada karya I Made Budi juga dilukiskan dengan
cara mengubah tanpa menghilangkan sifat-sifat bentuk aslinya.
Binatang seperti Burung,kupu-kupu ular, ikan dan lainnya. Bentuk
ikan tampak masih kena pengaruh seni lukis wayang trutama pada
mata dan giginya.
3. Motif Tumbuh-tumbuhan
Motif tumbuh-tumbuhan dilukiskan oleh I Made Budi masih
terasa pengaruh ragam hias tradisional dan juga seni lukis Ubud.
Tumubuhan yang dilukiskan sebagai motif oleh I Made Budi nampak
agak aneh,umpamnya sebatang pohon berbunga seperti mangkok atau
kendi. Yang diberikan hiasaan berupa ornamen.Selain motif tumbuh-
tumbuhan yang diunkapkan secara aneh ada juga yang diungkapkan
secara kennyataan, maksud dari pengungkapan bentuk tumbuh-
tumbuhan dan manusia yang aneh-aneh ini untuk menguranggi kesan
yang melanggar moral,penampilan bentuk karya yang memiliki nilai
estetika dan ingin menyampaikan kejadian kesuburan yang dialami
oleh setiap makluk di bumi.
E. Warna
Warna pada lukisan I Made Budi agak berbeda dengan warna
seni lukis di Batuan trutama warna dari para pelukis seperti I B
Togog. I B Wija I Nyoman Ngendon dan lain-lainnya. Jika tokoh-
tokoh ini warnanya nampak kegelap-gelapan untuk mencapai kesan
yang menakutkan, sedangkan I Md Budi mempergunakan warna-
warna kennyataan seperti alam. Misaalnya warna kuning kerem untuk
membuat warna kulit manusia,warna hijau untuk membuat dedaunan,
biru untuk membuat air dan lain lainnya, Dalam cabang seni rupa
lainnya warna juga bisa berfungsi sebagai pembawa lambang untuk
kompanye budaya, social, ekonomi. Warna dapat dipergunakan
sebagai objek,warna dapat sebagai mediator dalam suasana tertentu.
Dari berapa pendapat jelas fungsi dari pada warna sangat banyak
sesuai dengan apa yang ingin dicapai oleh seniman dalam
memanfaatkan warna itu,lain latar belakang kebuadayaan lain pula
10
SIMPULAN
• Perkembangan seni lukis karya I Made Budi kalau di tinjau
dari segi bentuk mempunyai arti yang cukup besar bagi
kelanjutannya sebab prosentase perkembangan bentuk seni
lukis karya I Made Budi tersebut cukup tinggi, sedangkan
unsure-unsur bentuk seperti garis, warna, proporsi dananatomi
sangat menentukan identitas seni lukis karya I Made Budi dan
Batuan itu sendiri.
• Karya-karya I Made Budi lebih banyak mengambil tema
kehidupan sehari-hari dengan aktifitasnya dan merupakan
seniman yang kretif dan produktif dalam berkarya
• Perkembangan tema juga nampak dalam karya I Made Budi
akan tetapi tidak sebesar perkembangan bentuk,sebab
disamping menggambarkan tema-tema baru atau tema yang
sebelumnya tidak pernah dilukiskan para pelukis juga melukis
dengan tema-tema seperti pada karya nya.
• Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lukisan I
Made Budi mempunyai nilai estetika yang cukup dalam
perkembangan seni lukis di Bali. Kreteria nilai estetika lain
keharmonisan, keseimbangan dan teknik.
Daftar Pustaka
Djlantik A.A 1999. Estetika sebuah pengantar Bandung. Masyarakat
Seni Pertunjukkan Indonesia
Bumgin,Burham,2003. Metodelogi Penelitian Kualitatip. Jakarta.
PT.Raja Grafindo Persada
15
Gie The Lianag 1983. Garis Besar Estetika Yogyakarta Pusat belajar
Ilmu Berguna.
____,1997. Filsafat Keindahan Yogyakarta Pusat Belajar Ilmu
Berguna
Holt,Claire.2000. Melacak jejak perkembangan seni di Indonesia.
Terjemahan R.M Sudarsono. Bandung Masyarakat Seni
Pertunjukan Indonesia.
Read Herbert 2000. The Meaning of Art (Soedarsa SP. Penerjemah)
Yogyakarta. Duta Wacana University Press.
Soedarso SP. 1990. Tinjauan Seni Yogyakarta. Suku Dayar Sana
Soedarso.SP. 1999. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern
Yogyakarta. Suku Dayak Sana Yogyakarta
Suwarsono, Alwin Y.So.1994. Perubahan Sosial dan Pembangunan.
Jakarta Pustaka LP3ES
Riwayat Hidup