You are on page 1of 3

CONTOH SOAL EKONOMI MANAJERIAL, PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PT.ABC adalah perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan produk mainan anak, yang dinotasikan sebagai produk A. Harga pasar dari produk A

diketahui sebesar $20 per unit. Pendugaan terhadap biaya kubik diperoleh hasil berikut: .

(TC diukur dalam US $ ribu sedangkan Q diukur dalam ribu unit). Tentukan:

a. Persamaan ATC (Average Total Cost)

b. TFC (Total Fixed Cost)

c. TVC (Total Variabel Cost)

d. AVC (Average Variabel Cost)

e. MC (Marginal Cost)

f. AVCmin

g. Apakah Perusahaan masih melakukan Produksi? (jika masih tentukan kuantitas yang diproduksi supaya dapat memaksimumkan keuntungan)

h. TR (Total Revenue)

i. TC(Total Cost)

j. (Keuntungan)

JAWAB

Diketahui : , P (Price) = $20

a) ATC (Average Total Cost)

b) karena TC = TFC + TVC,

maka TFC (Total Fixed Cost) = 30 (bagian yang tidak ada variabel pada persamaan TC)

c) TVC (Total Variabel Cost)

(bagian yang ada variabel pada persamaan TC)

d) , maka

e) MC (Marginal Cost) adalah turunan (diferensial) pertama dari TC

f)AVCmin didapat dengan

cara menferensialkan AVC satu kali sama dengan nol untuk mendapatkan Q pada keadaan AVCmin, kemudian harga Q dimasukan ke AVC

maka didapat AVCmin.

maka

maka -3+ 0.5 Q = 0 maka Q = 6 (adalah Q pada keadaan AVCmin)


Maka, =20-18+9=11

g) Untuk mengetahui apakah masih bisa berproduksi atau harus menutup usaha harus diingat syarat:

ATC =< P , Perusahaan mendapatkan untung, produksi tetap berjalan ,

AVC < P < ATC , Perusahaan masih bisa berproduksi walaupun rugi, namun besarnya kerugian itu lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan

tidak berproduksi (tingkat kerugian sebesar TFC) ,

P < AVC , maka perusahaan harus ditutup (berhenti berproduksi) karena jika dilanjutkan kerugian lebih besar dari TFC

Karena AVCmin = 11 dan P = 20, maka, manajer memutuskan untuk berproduksi dalam jangka pendek.

Dimana perusahaan tersebut harus berproduksi pada tingkat output tertentu dimana P = MC

Jika P = MC , maka , maka ,

maka 6 = 0.75 Q, maka Q = 8 (Ribu Unit) Dengan demikian agar perusahaan dapat memaksimumkan keuntungan, pengendalian output harus dilakukan

pada tingkat produksi sebesar 8.000 unit

h) TR (Total Revenue)

TR = P x Q = ( 20 ).(8000) = $160.000

i) TC (Total Cost)

Maka TC = $126.000 (karena Q=8 dalam satuan ribu)

j) (Keuntungan) = TR – TC = $160.000 - $126.000 = $34.000

Dengan demikian pengendalian output yang memaksimumkan keuntungan adalah pada tingkat output perusahaan sebesar 8.000 unit dengan

keuntungan maksimum sebesar $34.000

Analisis Bisnis Roti Bakar

Penjual roti bakar lebih sering kita temui di malam hari. Mereka biasanya berjualan dekat
tempat-tempat nongkrong pemuda-pemudi. Mereka akan mendapat omzet lebih pada hari-
hari weekend, sabtu-minggu, terutama sabtu malam dimana biasanya dihabiskan sebagian besar
orang untuk bermalammingguan di luar rumah.
Banyaknya komunitas semacam klub motor yang belakangan menjamur, komunitas gaul,
dan komunitas anak muda lainnya yang sering menggunakan waktu weekend untuk berkumpul
bersama juga merupakan target pasar yang potensial bagi para penjual roti bakar, terutama yang
berjualan di malam hari.
Bisnis roti bakar itu tidak memerlukan terlalu banyak promosi. Asalkan tetap berjualan di
malam hari, rajin memperbaiki kualitas rasa, kebersihan dan kreatif dalam membuat variasi.
Kalau semuanya sudah pas, terutama soal rasa, pasti banyak dicari di malam hari.
Selanjutnya, untuk sehari-hari tinggal membeli bahan-bahan yang sudah berkurang
karena terjual. Seperti membeli roti tawar yang masih segar setiap dua hari sekali. Menaruh
gerobak makanan cemilan ini juga harus diperhatikan. Karena roti bakar bukan jenis makanan
utama, maka cara yang paling ampuh adalah mencari tempat yang disekelilingnya ada kedai nasi
atau kedai makanan yang mengenyangkan lainnya.
“Kalau berjualan di dekat kedai nasi, pasti ada aja yang tertarik buat datang untuk
membeli roti untuk cemilan sesudah makan,” beber penjual roti bakar di kawasan Resinda ini
ini sambil berbisik-bisik. Bisnis roti bakar ini juga bisa diperluas dengan menyediakan kopi atau
teh sebagai teman menyantap roti bakar.
Keuntungan lain dari berjualan roti bakar adalah modal yang relatif tidak terlalu besar,
rata-rata tidak sampai sepuluh juta.

Estimasi Perincian investasi awal


Bahan-bahan (roti, selai, topping, keju, susu kental manis dll.) Rp 500.000
Alat-alat (kompor, wajan pipih plat besi dll.) Rp 1.000.000
Alat-alat tambahan (gerobak, meja, kursi dan spanduk nama) Rp 4.000.000 +
Jumlah Rp 5.500.000

Oleh karena bahan-bahan untuk membuat roti bakar pada umumnya awet untuk beberapa hari,
maka pembelian bahan-bahan tidak mesti dilakukan setiap hari. Cukup dengan hanya membeli
stok bahan yang sudah berkurang.
Menurut salah satu penjual roti bakar di kawasan Resinda, ia bisa menjual rata 150-250
porsi per harinya dan bisa berlipat ganda saat weekend. Dapat diperkirakan omzetnya bila untuk
satu porsinya berkisar antara Rp 3.000 – Rp 7.000 tergantung dari pilihan rasa yang dipesan.

You might also like