You are on page 1of 5

DASAR TEORI

Interferensi dan difraksi dapat terjadi pada semua jenis gelombang, misalnya gelombang
bunyi, gelombang tali, gelombang pada permukaan cairan ataupun gelombang cahaya. Polarisasi
hanya dapat diamati pada gelombang transversal.yang terdapat pada gelombang tali dan cahaya
dan tidak terdapat pada gelombang bunyi, karena gelombang bunyi termasuk gelombang
longitudinal.

Percobaan sederhana yang membuktikan bahwa cahaya adalah gelombang transversal


yang paling mudah yaitu dengan menggunakan lempeng polaroid identis seperti yang digunakan
pada kaca mata hitam. Setiap lempeng cukup transparan dan bila satu lempeng ditempatkan di
atas yang lain , maka yang terlihat masih transparan. Tetapi bila salah satu diputar perlahan-
perlahan daerah yang tumpang tindih akan menjadi gelap.

Berabad-abad sebelum penemuan lempeng polaroid, peristiwa tersebut diamati dengan


menggunakan kristal tertentu yang secara alamiah seperti kalsit. Dalam kenyataan, Newton
meninjau peristiwa ini sebagai bukti melawan teori gelombang cahaya karena setiap orang
kemudian mengandaikan bahwa cahaya adalah gelombang longitudinal. Namun demikian tidak
seorangpun dapat menjelaskan bagaimana intensitas gelombang longitudinal dapat terpengaruh
dengan perputaran sesuatu di sekitar sumbu sejajar pada arah gerak gelombang.

Pada tahun 1817, F. Young merupakan orang pertama yang menunjukkan bahwa cahaya
adalah gelombang transversal. Gelombang longitudinal hanya dapat bergetar satu arah, sedang
gelombang transversal dapat bergetar pada berbagai arah yang terletak pada bidang yang tegak
lurus pada arah gerak. Dalam suatu berkas cahaya yang tertutup, semua rentetan bergerak dalam
arah lintang yang sama sehingga berkas tersebut dapat disajikan oleh amplitudo A.

Simpangan titik-titik pada tali tegak lurus dengan arah rambat gelombangnya. Ada
gelombang yang simpangannya menjalar menurut bidang XOY (bidang vertikal). Ada juga
gelombang yang simpangannya menurut bidang XOZ (bidang horisontal). Kedua gelombang
tersebut mungkin resultan dari gelombang-gelombang yang arah simpangannya sembarang arah.
Jadi gelombang transversal apapun dapat ditampilkan sebagai resultan dari dua komponen
gelombang, yang satu hanya memiliki simpangan pada sumbu y, yang lainnya hanya ada pada
sumbu z.

Gelombang yang terpolarisasi pada sumbu Y disebut terpolarisasi linear pada sumbu Y.
Gelombang yang hanya menyimpang pada sumbu Z disebut terpolarisasi linear pada sumbu Z.
Supaya cahaya bisa terpolarisasi digunakan filter yang hanya meneruskan gelombang-gelombang
pada arah polarisasi tertentu saja.

Filter polarisasi cahaya dikenal dengan nama polaroid. Polaroid digunakan pada kaca mata
pelindung sinar matahari (sunglasess) dan pada filter polarisasi lensa kamera. Cara kerja polaroid
berdasarkan prinsip penyerapan, yaitu meneruskan 80% atau lebih gelombang-gelombang yang
terpolarisasi sejajar dengan sumbu polarisas, serta hanya melewatkan 1% atau kurang gelombang
yang tegak lurus dengan sumbu polarisasi.

Dari uraian tersebut dapat didefinisikan bahwa polarisasi adalah terserapnya sebagian arah
geter cahaya. Cahaya yang sebagian besar arah getarnya terserap disebut cahaya terpolarisasi,
dan jika cahaya hanya mempunyai satu arah gelombang disebut cahaya terpolarisasi linear.

Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya yang tidak terpolarisasi. Yitu dengan
menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja. Ada
empat cara untuk melakukan hal itu :

•Penyerapan selektif
•Pemantulan
•Pembiasan ganda
•Hamburan

Polarisasi dengan penyerapan selektif


Teknik yang umum dipakai untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah menggunakan
polaroid, yang akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
sumbu polarisasi dan menyerap gelombang-gelombang pada arah getar lainnya. Oleh karena itu,
teknik ini disebut polarisasi dengan penyerapan selektif. Suatu polaroid ideal akan meneruskan
semua medan yang sejajar dengan sumbu polarisasi dan menyerap semua yang tegak lurus
dengan sumbu polarisasi

Pada gambar di atas tampak dua buah polaroid. Polaroid pertama disebut polarisator, dan
polaroid kedua disebut analisator. Polarisator berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi
dan cahaya tak terpolarisasi (alami), sedangkan analisator berfungsi untuk mengurangi intensitas
cahaya yang terpolarisasi.

Prinsip kerja sistem adalah sebagai berikut. Seberkas cahaya alami masuk melalui
polarisator. Cahaya disini dipolarisasikan secara vertikal, yaitu hanya cahaya yang arah getarnya
sejajar dengan sumbu polarisasi, sedang yang lainnya diserap. Cahaya yang terpolarisasi vertikal
menuju analisator. Pada analisator, cahaya yang arah getarnya tegak lurus dengan sumbu
polarisasi diserap. Dari analisator, cahaya yang terpolarisasi adalah cosθ dikalikan dengan
polarisasi yang pertama.

Jadi analisator berfungsi mengurangi intensitas cahaya yang terpolarisasi. Intensiras


cahaya yang diteruskan akan mencapai maksimum, jika kedua sumbu polarisasi sejajar, dan
mencapai minimum jika kedua sumbu polarisasi saling tegak lurus.

Polarisasi dengan pemantulan


Jika cahaya menuju kebidang batas antara dua medium, maka sebagian cahaya
akan dipantulkan. Ada tiga kemungkinan cahaya yang terpantul yaitu:

•Cahaya pantul tidak terpolarisasi


•Cahaya pantul terpolarisasi sebagian
•Cahaya pantul terpolarisasi sempurna
ketiga kemungkinan diatas tergantung pada besaran sudut datang cahaya. Cahaya pantul tidak
terpolarisasi jika sudut datang 00 (searah garis normal bidang batas) atau 900 (searah bidang
batas). Cahaya pantul terpolarisasi sebagian jika sudut datang antara 00 sampai 900. Cahaya
pantul terpolarisasi sempurna jika sudut datang mempunyai nilai tertentu (disebut sudut
polarisasi).

Cahaya dapat diuraikan menjadi dua komponen arah getar. Yang satu sejajar dengan
bidang (dinyatakan oleh titik) dan yang satu tegak lurus dengan komponen pertama (dinyatakan
dengan panah). Ternyata komponen yang sejajar dipantulkan lebih kuat daripada komponen
tegak lurus, hal ini dikatakan sinar pantul terpolarisasi sebagian.

Sinar datang kemudian dilambangkan dengan I, lalu diubah sampai sinar bias dan sinar
pantul membentuk sudut 900, pada sudut ini ternyata sinar pantul terpolarisasi sempurna dengan
arah getar sejajar dengan bidang. Sudut datang tersebut disebut sebagai sudut polarisasi.

Polarisasi dengan pembiasan ganda

Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan sama ke segala arah. Ini
disebabkan kaca mempunyai satu indeks bias. Tetapi dalam bahan kristal tertentu seperti kalsit
dan kuarsa. Kelajuan cahaya tidak sama untuk ke segala arah. Ini disebabkan kristal mempunyai
lebih dari satu nilai indeks bias. Jadi cahaya yang lewat mengalami pembiasan ganda

Jika seberkas sinar datang searah garis normal, maka sinar ini akan dibagi menjadi dua
sinar. Sinar pertama diteruskan tanpa pembelokan disebut sebagai sinar biasa. Sinar kedua
dibelokkan, dan disebut sebagai sinar istimewa. Peristiwa ini disebut sebagai polarisasi dengan
pembiasan ganda.

Jadi polarisasi pembiasan ganda terjadi pada kristal yang memiliki lebih dari satu nilai
indeks bias. Jika seberkas sinar datang searah dengan sumbu normal, maka akan dibagi menjadi
dua, yaitu sinar biasa dan sinar istimewa.

Polarisasi dengan hamburan


Jika cahaya datang pada suatu sistem (misal. gas), maka elektron-elektron dalam partikel
dapat menyerap dan memancarkan kembali sebagian dari cahaya. Penyerapan dan pemantulan
kembali ini disebut sebagai hamburan. Hamburan inilah yang menyebabkan cahaya matahari
mengenai pengamat di bumi terpolarisasi sebagian.

Hamburan jugalah yang menyebabkan langit tampak biru. Berdasarkan analisis tentang
hamburan, untuk intesitas cahaya tertentu, intensitas cahaya yang dihamburkan bertambah
dengan bertambahnya frekuensi. Karena cahaya biru mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dari
cahaya merah, maka cahaya biru dihamburkan lebih banyak dari cahaya merah.

You might also like