Professional Documents
Culture Documents
A. Pengeritan Aqidah
Kata aqidah diambil dari kata dasar al-aqd yaitu al-Rabith (ikatan), al-Ibram (pengesahan), al-
Ahkam (penguatan), al-Tawuts (menjadi kokoh, kuat), al-syadd bi quwwah (pengikatan dengan
kuat), dan al-Itsbat (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan.
Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan
perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari
aqidah adalah aqa-id. [1]
Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah;
baik itu benar atau pun salah.
Aqidah menurut istilah adalah perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi
tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.
"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh
hati, mendatangkan kekntentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit dengan keraguan-raguan".
[2]
"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan
akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini
keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu. [3]
Untuk lebih memahami definisi diatas kita perlu mengemukakan beberapa catatan tambahan
sebagai berikut:
Pertama ilmu dharuri yaitu Ilmu yang dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil.
Misalnya apabila kita melihat tali di hadapan mata, kita tidak memerlukan lagi dalil atau bukti
bahwa benda itu ada.
Kedua adalah ilmu nazhari yaitu. Ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian.
Misalnya ketiga sisi segitiga sama sisi mempunyai panjang yang sama, memerlukan dalil bagi
orang-orang yang belum mengetahui teori itu. Di antara ilmu nazhari itu, ada hal-hal yang karena
sudah sangat umum dan terkenal tidak memerlukan lagi dalil. Misalnya kalau sebuah roti
Pengertian aqidah islamiyah
dipotong sepertiganya maka yang du pertiganya tentu lebih banyak dari sepertiga, hal itu tentu
sudah diketahui oleh umum bahkan anak kecil sekalipun. Hal seperti ini disebut badihiyah. Jadi
badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu dalil pemuktian, tetapi karena sudah
sangat umum dan mendarah daging maka kebenaran itu tidak lagi perlu pembuktian.
2. Setiap manusia memiliki fitrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera untuk mencari
kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman
menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang Tuhan, musalnya, setiap manusia
memiliki fitrah bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa membuktikan adanya Tuhan, tetapi
hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenarnya.
3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan. Sebelum seseorang sampai ke
tingkat yakin dia akan mengalami beberapa tahap.
Pertama: Syak. Yaitu sama kuat antara membenarkan sesuatu atau menolaknya.
Kedua: Zhan. Salah satu lebih kuat sedikit dari yang lainnya karena ada dalil yang
menguatkannya.
Ketiga: Ghalabatu al-Zhan: cenderung labih menguatkan salah satu karena sudah meyakini dalil
kebenarannya. Keyakinan yang sudah sampai ke tingkat ilmu inilah yang disebut dengan aqidah.
4. Aqidah harus mendatangkan ketentraman jiwa. Artinya lahirnya seseorang bisa saja pura-pura
meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan ketenangan jiwa, karena dia
harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya.
5. Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua
hal yang bertentangan.
6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat pemahaman terhadap dalil.
Misalnya:
- Seseorang akan meyakini adanya negara Sudan bila dia mendapat informasi tentang Negara
tersebut dari seseorang yang dikenal tidak pernah bohong.
- Keyakinan itu akan bertambah apabila dia mendapatkan informasi yang sama dari beberapa
orang lain, namun tidak tertutup kemungkinan dia akan meragukan kebenaran informasi itu
apabila ada syubhat (dalil-dalil yang menolak informasi tersebut).
- Bila dia menyaksikan foto Sudan, bertambahlah keyakinannya, sehingga kemungkinan untuk
ragu semakin kecil.
- Apabila dia pergi menyaksikan sendiri negeri tersebut keyakinanya semakin bertambah, dan
segala keraguannya akan hilang, bahkan dia tidak mungkin ragu lagi, serta tidak akan mengubah
pendiriannya sekalipun semua orang menolaknya.
- Apabila dia jalan-jalan di negeri Sudan tersebut dan memperhatikan situasi kondisinya
bertambahlah pengalaman dan pengetahuanya tentang negeri yang diyakininya itu. [4]
Pengertian aqidah islamiyah
Dalam pengertian lain aqidah berarti pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia, dan
kehidupan, dan tentang apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta
hubungan kehidupan dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
Pemikiran menyeluruh inilah yang dapat menguraikan ‘uqdah al-kubra’ (permasalahan besar)
pada diri manusia, yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan; siapa yang menciptakan alam
semesta dari ketiadaannya? Untuk apa semua itu diciptakan? Dan ke mana semua itu akan
kembali (berakhir)? [5]
1. Ilahiyat
Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah
dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain
2. Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk
pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3. Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik seperti
malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
4. Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segaa sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli
berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat,
surga neraka dan lainnya.
C. Aqidah Islamiyah
Aqidah Islamiyah telah memcahkan ‘uqdah al-kubra’ (perkara besar) pada manusia. Aqidah
Islam juga memberikan jawaban aras pertanyaan-pertanyaan manusia, sebab Islam telah
menjelaskan bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan adalah ciptaan (makhluk) bagi
pencipta (al-Kahliq) yaitu Allah swt, dan bahwasannya setelah kehidupan ini akan ada hari
kiamat. Hubungan antara kahidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia
adalah ketundukan manusia terhadap printah-perintah Allah dan laranga-laranganNya
sedangkan hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sesudah kehidupan dunia
adalah adanya Hari Kiamat, yang di dalamnya terdapat pahala dan siksa, serta surga dan neraka.
Al-Quran telah menetapkan rukun-rukun aqidah ini.
"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", (al-Baqarah, 285)
Pengertian aqidah islamiyah
Didalam hadits yang panjang, Jibril as pernah bertanya kepada rasulullah saw,” Beritahukanlah
kepadaku tentang iman!” Lalu Rasul saw menjawab, “Iman itu adlah percaya kepada (adanya)
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan percaya kepadaal-qadr (takdir),
baik dan buruknya berasal dari Allah swt”. Jibril berkata, “Engkau benar” (HR. Muslim, Tirmidzi,
Abu Dawud dan al-Nasa’i).
Aqidah Islam mempunyai kekhususan-kekhususan diantaranya adalah:
1. Aqidah Islam dibangun berlandaskan akal. Selama kita beriman kepada Allah, al-quran, dan
kepada kenabian Mihammad saw dengan jalan akal, maka wajib bagi kita mengimani segala hal
yang diberitakan al-Quran kepada kita. Sama saja apakah yang diberitakan itu dapat dijabgkau
oleh akal dan panca indera manusia, atau berupa perkara-perkara ghaib yang sama sekali tidak
dapat dijangkau oleh [anca indera manusia seperti hari akhir, malaikat, dan perkara-perkara
ghaib lainnya.
2. Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia. Beragama (al-tadayun) merupakan hal yang fitri
pada diri manusia. Perwujudan dari naluri beragama ini adalah kenyatan bahwa dirinya penuh
kelemahan, kekurangan, dan serva membutuhkan terhadap sesuatu yang lain. Kemudian aqidah
Islan hadir untuk memberikan pemenuhan terjadap naluri beragama yang ada pada diri manusia,
dan membimbing mausia untuk mendapatkan kebenaran akan adanya Pencipta Yang Maha
Kuasa. Dimana, semua makhluk yang ada, keberadaanNya sendiri tidak berhantung pada
siapapun.
3. Aqidah Islam komprehensif (menyeluruh). Aqidah Islam telah menjawab seluruh pertanyaan
manusia tentang alam semesta, manusia, kehidupan, dan menetapkan bahwa semuanya itu
adalah makhluk. Aqidah Islam juga menetapkan bahwa sebelum kehidupan dunia ada Allah swt,
sedangakn setelah kehidupan dunia adakan ada hari kiamat. Aqidah Islam juga menetapkan
bahwa hubungan antara kehidupan dunia dengan apa yang ada sebelum kehidupan dunia adalah
keterikatan manusia dengan perintah-perintah dan larangan-larangan Allah swt. Sedangakn
hubungan antara kehidupan dunia ini dengan kehidupan sesudahnya adalah perhitungan, surga
dan neraka.
Aqidah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Diantaranya;
1. Aqidah Islam telah memuaskan akal dan memberikan ketenangan pada jiwa manusia. Sebab,
aqidah Islam telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang memuaskan dan
shahih.
2. Aqidah Islam telah menciptakan keteguhan dan keberanian pada diri seorang muslim. Sesuai
dengan sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
Tidaklah mati seseorang sampai ditetapkan ajalnya, rezekinya dan apa-apa yang menjadi
takdirnya..
3. Aqidah Islam akan membentuk ketakwaan pada diri seorang muslim. Setelah seorang muslim
menyadari hubungannya dengan Allah, dan bahwa Allah swt akan menghisab semua
pernuatannya pada hari kiamat, maka ia akan menghindarkan diri dari perbuatan yang
Pengertian aqidah islamiyah
diharamkan serta melakukan perbuatan baik dan yang dihalalkan. Sebab, ia telah meyakini
bahwa hari perhitungan pasti akan datang.
Aqidah juga mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Masyarakat akan beriman kepada Rabb Yang Esa, agama yang satu serta tunduk pada aturan
yang satu.
2. Akan mewujudkan masyarakat yang saling melengkapi, saling menjamin seperti halnya satu
tubuh, satu-kesatuan pemikiran dan perasaan. Rasulullah saw bersabda:
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal persahabatan dan kasih saying adalah ibarat
satu utbuh. Bila salah satu anggota tubuh terserang sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain
akan ikut terserang demam dan susah tidur.
3. akan tercipta ikatan ideologis yang kaut serta diantara individu-individu anggota masyarakat,
yakni ikatan ukhwah Islamiyah.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari pemsbahasan di atas dapat kitarik kesimpulan bahwa aqidah secara bahasa diambil dari kata
األقدyang mempunyai arti ikatan, pengesahan, penguatan dan penetapan. Maksudnya adalah apa
yang menjadi ketetapan hati seseorang secara yakin. Sedangkan pengertian aqidah secara istilah
ada beberapa pendapat yang mendefinisikannya. Salah satu diantaranya adalah al-Jazairy yang
mengatakan bahwa aqidah merupakan sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum
oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di
dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Kita sebagai umat Islam hendaknya bersyukur karena pertanyaan-pertanyaan yang sering
mengusik hati manusia yang berakal dapat telah dijawab oleh Aqidah kita yaitu Aqidah Islamiyah
yang sekaligus menjadi pegangan kita untuk menjalani hidup serta mengabdi kepada Allah saw.
b. Penutup
Demikianlah pembahasan yang dapat kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Hadits Aqidah yang berjudul : "Pengertian Aqidah".
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta
kejanggalan, oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan guna
menambah kesempurnaan kita dalam menambah wawasan serta dalam rangka menimba ilmu.
Sedangkan makna aqidah ditinjau dari pengertian syariat Islam adalah beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya beriman kepada hari akhir dan taqdir (ketentuan) Allah
yang baik maupun buruk.
Pengertian aqidah islamiyah
Allah berfirman yang artinya:
”Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah, Rasul-Nya dan kitab yang
diturunkan kepda Rasul-Nya dan kitab yang diturunkan sebelum itu, dan barangsiapa yang kufur
kepada Allah, dan malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir benar-benar ia telah
sesat dengan kesetan yang jauh.” (QS. An-Nisa’ 136)
Adapun mengenai takdir, Allah berfirman yang artinya:
”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ketentuan” (QS. Al-Qamar: 49)
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqon: 2)
Apa yang disebutkan diatas dari pengertian aqidah secara syar’i merupakan pokok-pokok aqidah
Islam yang dinamakan dengan Arkanul Iman (rukun-rukun iman) atau Al-Ushulusittah (dasar-dasar
keimanan yang enam). Dari keenam pokok keimanan inilah akan bercabang semua masalah aqidah
lainnya yang wajib diimani oleh setiap muslim baik berkaitan dengan hak-hak Allah, urusan akhirat
maupun masalah-masalah ghaib lainnya.
Sekian .
Nama: saifuddinillah