You are on page 1of 9

Masalah Sosial Sebagai Efek Perubahan

( Kasus Lingkungan Hidup )

Penyusun :

Nama : Eva Agil Yuliarti


NPM : 12110450
Kelas : 1KA34
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Efek Perubahan


( Kasus Lingkungan Hidup)
Kelas : 1-KA34

Dateline Tugas : 11 November 2010


Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 11 November 2010

PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami
buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim/pihak lain.

Apabili terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NPM Nama Lengkap Tanda Tangan


12110450 Eva Agil Yuliarti

Program Sarjana S1-Sistim Informasi


UNIVERSITAS GUNADARMA
(i)
Daftar Isi

Cover

Surat Pernyataan….............................................................................................(i)

Daftar Isi….......................................................................................................(iii)

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang…........................................................................................1
2. Tujuan ........................................................................................................1
3. Sasaran .......................................................................................................2

Bab II Permasalahan

1. Kekuatan ( Strength ) ….............................................................................3


2. Kelemahan ( Weakness ) ….......................................................................3
3. Peluang ( Opportunity ) ….........................................................................3
4. Tantangan/Hambatan ( Threats ) …...........................................................4

Bab III Kesimpulan Dan Rekomendasi

1. Kesimpulan …............................................................................................5
2. Rekomendasi ….........................................................................................5

Referensi …..........................................................................................................6

( ii )
Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang

D itinjau dari paradigma ilmu-ilmu sosial-sosiologi, misalnya pengertian masalah sosial


hingga saat ini masih lazim digunakan untuk menunjuk suatu masalah yang tumbuh dan atau
berkembang dalam kehidupan komunitas, di mana masalah itu dianggap kurang atau bahkan
tidak sesuai dengan nilai -nilai dan atau norma-norma sosial dalam komunitas tersebut.
Tumbuh dan atau berkembangnya suatu masalah sosial sangat tergantung pada dinamika
proses perkembangan komunitas itu sendiri.
Ketika suatu komunitas mengalami proses perkembangan baik karena adanya faktor-faktor
dari luar komunitas, karena adanya faktor -faktor dari dalam komunitas itu sendiri, maupun
adanya proses deferensiasi struktural dan kultural biasanya komunitas tersebut akan selalu
mengalami goncangan, apalagi jika faktor -faktor perubahan itu datangnya sangat cepat.
Dalam situasi seperti ini, tidak semua anggota komunitas siap dalam menerima perubahan itu.
Misalnya, ada anggota komunitas yang sangat siap, cukup siap dan bahkan sama sekali tidak
siap dalam menerima perubahan itu.
Adanya perbedaan dalam kesiapan menerima perubahan itulah, yang biasanya
menjadi factor pemicu tumbuh dan atau berkembangnya suatu masalah-masalah sosial.
Dalam konteks ini, pendidikan dan tolok-ukur suatu masalah layak disebut sebagai masalah
sosial atau tidak, akan sangat ditentukan oleh nilai -nilai dan atau norma-noma sosial yang
berlaku dalam komunitas itu sendiri.
Oleh karena itu, pernyataan sesuai atau tidaknya suatu masalah itu dengan nilai-nilai dan atau
norma-norma sosial harus dikemukakan oleh sebagian besar (mayoritas) dari anggota
komunitas melalui pendidikan kepada masyarakat.
Pendidikan adalah kunci untuk menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi di Indonesia
yang memiliki problematik yang kompleks.
Jika ideologi sosial atas nama demokrasi gagal memanifestasikan kedaulatan rakyat dalam
bentuk kehidupan yang lebih baik, lebih sejahtera, lebih terdidik, lebih sehat dan bebas
korupsi, maka dikhawatirkan konsep "khilafah" akan dijadikan jalan lain untuk membawa
perubahan sosial ke arah kesejahteraan.

2. Tujuan

Tujuan memberikan pendidikan nilai-nilai dan norma-norma sosial kepada masyarakat :


a. Mempersiapkan seorang individu untuk dapat menerima perubahan agar suatu
komunitas tidak mengalami goncangan.
b. Untuk mencari bagaimana solusi terbaiknya dalam mengatasi suatu masalah sosial
yang tumbuh dan atau berkembang dalam suatu komunitas memang tidaklah mudah,
karena apa pun solusi itu semuanya akan tetap tergantung pada apa akar penyebabnya.
a. Dapat menyesuaikan suatu masalah sosial yang terjadi di dalam suatu komunitas
terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalamnya.
b. Dapat mengerti bagaimana cara beradaptasi terhadap lingkungan sosial oleh suatu
individu, ketika ia menerima perubahan baik secara struktural maupun kultural.
c. Memberikan daya dukung kewilayahan terhadap moral masyarakat.
3. Sasaran
Masalah sosial yang terjadi di dalam suatu komunitas terjadi karena kesiapan suatu komunitas
menerima perubahan yang dominan timbul secara cepat, maka kita dapat membaginya dalam 3
golongan, yaitu :

1. Komunitas yang sangat siap menerima perubahan.


2. Komunitas yang cukup siap menerima perubahan.
3. Komunitas yang sama sekali tidak siap menerima perubahan.
Bab II Permasalahan

Pendidikan menjadi kunci pemecahan masalah-masalah kehidupan sosial di Indonesia saat


ini, terutama dalam menghadapi lingkungan yang semakin rusak dan ancaman
ketidakmampuan memberikan daya dukung kewilayahan.

3. Kekuatan ( Strength )
a. Pendidikan yang cukup mengenai nilai-nilai dan norma-norma sosial akan
membuat seorang individu siap menerima perubahan.
b. Pengetahuan akan hukum dan sangsi hukum juga akan berperan penting terhadap
pemikiran masyarakat, sehingga masyarakat akan merasa takut.
c. Yang terpenting adalah pendidikan moral dan agama terhadap individu kerena
seorang individu tidak hanya berhubungan dengan duniawi tetapai juga terhadap
akhirat.
d. Pada dasarnya setiap individu pasti masih dapat membedakan apa yang baik dan
yang tidak baik, sehingga kemungkinan untuk ikut memunculkan masalah sosial
tipis jika dia tidak terpengaruh.
e. Individu yang telah mengenyam pendidikan pasti akan membawa masyarakat
disekitarnya juga lebih siap menghadapi masalh-masalah atau perubahan sosial.

4. Kelemahan ( Weakness )

a. Akibat korupsi dan mahalnya pendidikan di Indonesia, akan dapat


memerosotkan kualitas pendidikan generasi bangsa.
b. Mahalnya pendidikan akan merosotkan kualitas sumber daya manusia,
yang tentu akan berlanjut dengan kemerosotan di segala bidang, dan bukan
mustahil demokrasi yang kini dikembangkan tanpa kemampuan dasar
ekonomi, akan berkembang kearah anarki.
c. Banyak contoh para pemuka negara yang tidak baik, sehingga masyarakat
dapat meniru mereka bahkan bisa menjadi kebudayaan sosial.
d. Adanya keresahan sosial dalam suatu komunitas terhadap psikologis bangsa.
e. Terjadinya polarisasi sosial di mana masing-masing komponen dalam komunitas
saling terpisah satu sama lain.

5. Peluang ( Opportunity )

a. Dapat meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat.


b. Dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang lebih siap dalam menghadapi
segala kasus di tengah masyarakat sehingga tidak ikut terjerumus ke arah
negatif.
c. Dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam komunitas ke arah yang
lebih baik. Baik perubahan yang menyangkut sistem, struktur maupun kultur itu
sendiri.
d. Dapat meredam munculnya kasus-kasus lain yang akan muncul di tengah
masyarakat.
e. Dapat menurunkan angka pertumbuhan dan perkembangan yang negatif terhadap
masalah sosial.
6. Tantangan/Hambatan ( Threats )
a. Mempelajari bagaiman cara membawa perubahan sosial ke arah
kesejahteraan.
b. Bagaimana caranya mempersiapkan para pelajar yang bermoral.
c. Bagaimana cara menemukan akar permasalahan sosial di suatu komunitas
melalui studi kasus dan menyalesaikannya secara tepat sehingga tidak
menimbulkan masalah baru.
d. Bagaimana semua kontroversi variable sosial dan psikologis
tersublimasikan menjadi bentuk budaya baru yang emansipatif.
Bab III Kesimpulan Dan Rekomendasi

Kesimpulan

Menurut analisis swot, pendidikan menjadi kunci pemecahan masalah-masalah kehidupan


sosial.
Seorang individu yang siap menerima perubahan tidak akan menimbulkan goncangan
pribadi, dan otomatis tidak menjalar menjadi permasalahan sosial yang kompleks.
Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era pragmatisme, konsumerisme dan hedonisme
dengan berbagai variable dan agregat yang bertubrukan satu sama lain serta ada nilai-nilai
sekuler, tradisional, dan fundamentalisme agama yang belum berhasil tersublimasikan.
Jika gagal dalam proses sublimasi, maka akan terjerumus dalam kekacauan nilai-nilai sosial
yang tidak berbentuk.

Rekomendasi

Bangsa Indonesia diharapkan akan menemukan karakter baru bangsa yang dapat menopang
pembentukan peradaban moderen Indonesia menggantikan nasionalisme tradisional yang
tidak pernah menawarkan suatu agenda komprehensif organisasi sosio ekonomi.

Untuk mencari bagaimana solusi terbaiknya dalam mengatasi suatu masalah sosial yang tumbuh dan
atau berkembang dalam suatu komunitas memang t idaklah mudah, karena apa pun solusi itu
semuanya akan tetap tergantung pada apa akar penyebabnya.
Referensi

http://m.antaranews.com

Artikel Doddy Sumbodo Singgih


Dosen Jurusan Sosiologi FISIP dan Pascasarjana Unair, Surabaya.
Tentang : MASALAH-MASALAH SOSIAL DI INDONESIA.

Abidin, Zainal, Penghakiman Massa: Kajian atas Kasus dan Perilaku (Jakarta: Accompli,
2005).

You might also like