You are on page 1of 68

Materi Kuliah

Pengelolaan Hama dan Penyakit


Tanaman

Hama-hama Tanaman
Pangan :
Padi dan Palawija
Downloaded from:
www.arwans.com
arwan@arwans.com
HAMA PADI
Faktor Penyebab Ledakan Populasi Hama
Perluasan areal pertanaman
Perbaikan sistem irigasi
Pengembangan varietas baru
Peningkatan penggunaan pupuk
Penggunaan pestisida
Perluasan areal pertanaman
Meningkatkan ketersediaan inang bagi
hama
Peningkatan jangkauan persebaran hama
yang terisolasi
Meningkatkan keragaman jenis hama
karena musnahnya habitat alami
Perbaikan sistem irigasi
Memungkinkan periode tanam yang lebih
panjang yang berakibat meningkatnya
ketersediaan inang, contoh kasus : perubahan
status hama penggerek batang padi
Scirpophaga incertulas di areal pertanaman padi
di kawasan pantai utara jawa (pantura)
Meningkatnya hama-hama akuatik karena
kestabilan pasokan air, contoh kasus : keong
mas Pamacea caniculata, hama putih
Nymphulla depunctalis
Pengembangan varietas baru
Varietas unggul tipe baru (VUTB)
Varietas unggul hibrida (VUH)
Varietas unggul hibrida baru (VUHB)
Varietas unggul baru (VUB) spesifik lokasi

Contoh : Varietas unggul tahan wereng


(VUTW)
Peningkatan penggunaan pupuk
kimia
Ketidakseimbangan penggunaan pupuk
menyebabkan peningkatan hama-hama
tertentu
Dampak peningkatan
penggunaan pestisida
Resistensi : sebagai akibat penggunaan
secara terus menerus
Resurgensi : sebagai akibat terbunuhnya
musuh alami
Munculnya hama sekunder : efek
kompetisi
Cara Budidaya Padi
Padi gogo (lahan kering)
Padi gogo rancah
Padi pasang surut
Padi sawah tadah hujan
Padi sawah beririgasi teknis
Pengelompokan Hama Padi
Hama-hama berhabitat dalam tanah
Hama-hama fase vegetatif
Hama-hama fase generatif
Hama-hama berhabitat dalam
tanah (Soil Pests)
Semut (ants)
Rayap (termites)
Uret (white grub), Philophaga helleri,
Lepidiota stigma
Anjing tanah (mole cricket), Grylotalpha
sp.
Kumbang mocong (rice weevils)
Hama-hama Fase Vegetatif
Lalat bibit (seedling maggots), Atherigona oryzae
Lalat pengorok pucuk (Rice world maggots), Hydrellia
sp.
Hama putih (rice case worm), Nymphula depunctalis
Ganjur (rice gall midge), Orseolia oryzae
Penggerek batang (stem borrer), Sciprpophaga
incertulas, S. innotata, Chilo supressalis, C. polychrisus,
Sesamia inferens
Ulat grayak (army worm), Mythimna separata
Kepinding tanah (Rice black bugs), Scotinophora sp.
Hama-hama Fase Generatif
Kepik padi (Rice bug), Leptocoriza sp.
Wereng batang (plant hoppers),
Nilaparvata lugens, dll
Wereng daun (leaf hoppers), Nepotettix
sp.
Hama putih palsu (rice leaf folder),
Cnaphalocrosis medinalis
Pengelolaan Hama Padi
Umur tanaman (sejak pratanam sampai
panen)
Identifikasi jenis hama
Klarifikasi bagian tanaman yang diserang
Biologi hama
Ekologi hama
Fase Pertumbuhan Tanaman Padi
Target serangan hama pada padi
Biologi Hama Padi
Stadium Hama pada Padi
Ekologi Hama Padi
Komponen Pengendalian
Pengendalian secara bercocok tanam
Pengendalian dengan memanfaatkan tanaman
tahan
Pengendaian secara fisik
Pengendalian secara mekanis
Pengendalian secara hayati
Pengendalian kimiawi
Penerapan peraturan perundang-undangan
Komponen pengendalian secara
bercocok tanam
Pemilihan lokasi tanam : dataran rendah, dataran tinggi, lahan
sawah, daerah pasang surut, jenis irigasi (sederhana, teknis, tadah
hujan), jenis tanah, topografi wilayah
Penentuan waktu tanam : musim hujan (MH-1, MH-2), musim
kemarau (MK-1, MK-2), gadu (peralihan MK-MH pada lahan irigasi
teknis)
Penentuan pola tanam : padi-padi-padi (IP300), padi-padi-bero,
padi-padi-palawija, padi-palawija-padi, padi-palawija-bero
Pengaturan jarak tanam : acak, legowo, 20 x 20 cm, 20 x 22 cm,
20 x 25 cm. Pertimbangan ??
Sistem tanam : tumpangsari, monokultur, tumpang gilir, surjan
Pemilihan jenis tanaman : tanaman pokok, tanaman perangkap,
tanaman penolak hama
Pemupukan berimbang : TSP, KCl dan Urea
Pengendalian dengan
memanfaatkan tanaman tahan
Ketahanan genetik : pemanfaatan
varietas unggul tahan hama (misalnya
VUTW)
Ketahanan ekologik : penanaman
disesuaikan dengan waktu
ketidakmunculan hama, ketidaksesuaian
habitat
Pengendalian secara fisik dan
mekanis
Pengumpulan dan pemusnahan : kelompok
telur, larva dan pupa hama, kasus penggerek
batang padi kuning Scirpophaga incertulas
Penggunaan lampu perangkap : ngengat
penggerek batang padi, hama uret Lepidiota
stigma, Phillophaga helleri
Penggunaan trap barier system : untuk tikus
Gropyokan : untuk pengendalian tikus, hama
uret Lepidiota stigma, Phillophaga helleri
Pengaturan air irigasi : penggerek batang padi
putih, hama putih Nymphula depunctalis,
nematoda puru akar Meloidogyne graminicola
Pengendalian secara hayati

Pemanfaatan parasitoid, pemangsa dan


patogen hama :
Parasitoid Trichogramma sp.untuk
penggerek batang padi
Pemanfaatan jamur Metarhizium
anisopliae, Beauveria bassiana
Pemanfaatan ular dan burung hantu Tyto
alba pemangsa tikus
Pengendalian kimiawi
Penggunaan bahan kimia pestisida dalam
pengendalian hama
Cara kerja pestisida
– Racun kontak, lambung, pernafasan
Macam pestisida
– Pestisida kimia sintetik
– Pestisida botanik
– IGR (Insect Growth Regulators) : brufofesin
Penerapan peraturan perundang-
undangan

Pengaturan pelepasan dan pemantauan


varietas padi jenis baru
STUDI KASUS
Ledakan populasi hama penggerek batang padi
putih di Pantura
Ledakan populasi penggerek batang padi kuning
pada MH2 di Yogyakarta
Hama tikus di wilayah Kabupaten Sleman
Ledakan populasi hama wereng batang di
Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada
tiap bulan Maret
Fenomena hama keong mas di Banyumas
Fenomena hama uret padi gogo setiap bulan
Januari di Gunung Kidul
Apa yang menjadi faktor penyebab
ledakan populasi hama padi?
Kondisi tanah?
Kondisi iklim?
Pola tanam?
Waktu tanam?
Varietas tanaman?
Sistem tanam?
Peran musuh alami?
Irigasi?
Pengamatan Hama Padi
Pengamatan populasi mutlak : hama ?
Pengamatan populasi relatif : hama ?
Pengamatan indeks populasi : hama ?
Parameter pengamatan hama padi
Waktu pengamatan (tanggal, bulan, tahun): pagi, siang, sore,
malam?
Varietas tanaman : lokal, VUB, VUH, VUHB, VU spesifik lokasi?
Umur tanaman
Kondisi cuaca : cerah, hujan, panas, lembab?
Kondisi air tanah : tergenang, becek, kapasitas lapang, kering?
Jenis tanah : berpasir, lempung?
Kondisi pertanaman : tingkat kerusakan (%), kesuburan?
Jumlah batang per rumpun
Populasi hama per rumpun : jumlah tiap stadia hama
Keberadaan musuh alami : predator, parasitoid, patogen
Tindakan pengendalian
Secara bercocok tanam
– Pemupukan?
Secara fisik dan mekanis
– Pengelolaan air
– Penggunaan trap
– Pengendalian mekanis
Secara hayati
– Pemberdayaan musuh alami
Secara kimiawi
– Penggunaan pestisida
Daftar Pustaka
Buku
Anonim, 1987. Permasalahan Lapangan Padi di Daerah Tropis.
IRRI
Anonim. 1994. Pedoman Eekomnendasi Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman Pangan.
De Data, 1981. Principles of Rice Production.
Gallagher. 1993. Pengendalian Hama Terpadu pada Padi.
BAPPENAS
Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.
Pathak, 1977. Insect Pests on Rice. IRRI
Reissig, W.H. Ilustrated Guide to Integrated Pest Management in
Rice. IRRI
Majalah Terbitan IRRI, jurnal
HAMA KEDELAI
PENGGOLONGAN HAMA
KEDELAI

Berdasarkan fase tanaman yang diserang


Berdasarkan bagian tanaman yang
diserang
Berdasarkan arti penting hama
Berdasarkan waktu kemunculannya
Berdasarkan Fase Tanaman
yang Diserang
Hama perusak bibit/perusak batang
Hama fase generatif/perusak daun
Hama fase generatif/perusak polong
Hama lepas panen/gudang
Hama Tanaman Muda (Bibit)
Lalat bibit Agromyza phaseoli
Lalat penggerek batang Melanagromyza
sojae
Lalat penggerek pucuk Melanagromyza
dolichostigma
Hama Kedelai Fase Vegetatif
Aphid Aphis glysine
Wereng daun Empoasca sp.
Kutu kebul Bemissia tabaci
Ulat tanah Agrotis epsilon
Ulat penggulung daun Lamprosema indicata
Ulat grayak Spodoptera litura
Ulat jengkal Plusia chalcites
Kumbang kedelai Phaedonia inclusa
Kumbang helem Epilachna sparsa
Hama Fase Generatif
Kepik penghisap polong Ryptortus linearis
Kepik hijau Nezara viridula
Ulat penggerek polong Etiella zinckenella
Ulat buah Helicoverpa armigera
Hama Gudang pada Kedelai
Hama bubuk Callobruchus sp.
Lalat Bibit

b
a

a. Gejala kerusakan
b. Lalat dewasa
meletakan telur
c. Pupa Agromyza
phaseoli pada pangkal
c batang
Lalat Bibit Agromyza phaseoli
Lalat Penggerek Batang
Melanagromyza sp.

Gejala serangat lalat pucuk Pupa lalat Melanagromyza sp.


dalam batang
Hama penghisap cairan daun
Aphis sp.
c

a. Aphis glysine
b
b. Bemissia tabaci
c. Empoasca sp.
Kutu kebul Bemisia tabaci
Bemisia tabaci
Ulat Penggulung Daun
Lamprosema indicata
Ulat Grayak Spodoptera litura
Ulat Jengkal Plusia chalcites
Kumbang perusak daun kedelai
Phaedonia inclusa
Kumbang helm Epilachna sparsa
Larva kumbang Epilachna sp.
Kepik penghisap polong
Riptortus linearis
Ulat buah Helicoverpa armigera
Hama penggerek polong
Etiella zinckenella
Hama bubuk kedelai di gudang
Callosobruchus sp.
Kumbang bubuk Callosobruchus
sp.
Pengendalian Hama Kedelai
Masa pratanam
Masa pertumbuhan vegetatif tanaman
Masa pertumbuhan generatif tanaman
atau pengisian polong
Masa pasca panen atau dalam
penyimpanan
Masa Pratanam
Perencanaan pergiliran tanam, misalnya padi-kedelai-
kacang tanah (irigasi non-teknis); padi-kedelai-padi
(irigasi teknis)
Pemilihan benih unggul bebas hama maupun penyakit
Persiapan lahan tanam, diupayakan untuk
memanfaatkan jerami sebagai mulsa dan tidak
membakarnya
Penentuan waktu tanam yang tepat (akhir musim
kemarau), misalnya bulan April-Mei
Keserentakan tanam, dengan selang waktu tidak lebih
dari satu minggu
Pemilihan cara tanam yang tepat, misalnya :
(1) monokultur
(2) tumpangsari
(3) tumpang gilir
Penyiapan lahan tanam

Pengaturan air diperlukan menjamin Pembakaran jerami sebelum tanam


pertumbuhan tanaman kedelai dapat memacu serangan lalat bibit
supaya optimal dan pertumbuhan gulma
Penentuan Jarak Tanam

Jarak tanam yang tidak teratur memberikan dampak yang kurang baik terhadap
pertumbuhan dan hasil kedelai
Penentuan jarak tanam yang baik

Jarak tanam yang teratur dapat Jarak tanam yang terlalu rapat dapat
menyebabkan tanaman tumbuh baik mempersulit dalam memantau
dan mempermudah dalam perkembangan hama berikut cara
pemantauan dan pengendalian hama pegendaliannya
Penentuan jarak tanam

Jarak tanam lebar tidak dianjurkan pada tanaman kedelai yang ditanam saat
pertengahan musim kemarau (bulan Juli-Agustus)
Penentuan cara tanam

Tumpangsari jagung dengan kedelai


tidak dianjurkan karena dapat menarik
kedatangan hama perusak buah
Penentuan cara tanam

Tumpangsari dengan tanaman sejenis Jagung diperbolehkan ditanam


terlau rapat dapat menyebabkan sebagai pakan dan dipanen
penurunan hasil kedelai dan sebelum bebuah
peningkatan populasi hama
Persiapan penanaman
Perlakuan benih dengan insektisida untuk
melindungi dari serangan lalat bibit,
khususnya untuk daerah endemis
Penanaman segera setelah jerami dibabat
dan memanfaatkannya sebagai mulsa
untuk mengindarkan dari serangan lalat
bibit
Penanaman secara serentak
Pengelolaan Hama
Pada Fase Vegetatif Tanaman
Pemantauan pertumbuhan tanaman dan
populasi hama secara rutin (paling lama
seminggu sekali)
Pengendalian secara fisik dan mekanik
diutamakan untuk mencegah
perkembangan populasi hama lebih lanjut
Pengendalian hama dengan insektisida
selektif jika populasinya telah melebihi
ambang ekonomi
Pemantauan Pertumbuhan
Tanaman dan Populasi Hama

Hasil pengamatan dan pengambilan keputusan tentang tindakan pengendalian


hama harus melalui diskusi antar petani penanam kedelai
Tindakan Pengendalian

Tindakan pengendalian dengan pestisida harus tepat :


(1) Tepat jenis pestisidanya (insektisida, fungisida, acarisida)
(2) Tepat hama sasarannya(serangga, jamur, tungau)
(3) Tepat dosis/konsentrasi bahan aktif pestisidanya,
(4) Tepat cara aplikasinya (semprot, tabur, perlakuan benih) dan
(5) Tepat waktu aplikasinya (pagi, sore, sebelum kerusakan parah)
TERIMA KASIH

You might also like