You are on page 1of 14

Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

MODUL 1
MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS

Waktu : 0,5 jam pelajaran


Tujuan Pembelajaran khusus:
a. Memahami Millenium Development Goals (MDGs)
b. Memahami situasi pencapaian MDGs di Indonesia
c. Memahami masalah KIA terkait MDGs 4 dan 5

Media dan alat


Pokok bahasan dan sub bahasan Metode
belajar
Millenium Development Goals CTJ Audiovisual
(MDGs)
MDGs dan situasi di Indonesia CTJ Audiovisual
MDGs 4 dan 5 di Indonesia CTJ Audiovisual

Bahan bacaan

Halaman | 5
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

Materi

A. Millenium Development Goals (MDGs)


Millenium Development Goals (MDGs) atau Sasaran Pembangunan
Milenium adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada
tahun 2015 yang merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia. Tantangan-tantangan ini sendiri diambil dari seluruh
tindakan dan target yang dijabarkan dalam “Deklarasi Milenium” yang
diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala Negara, termasuk Indonesia, pada Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000.
Isi “Deklarasi Milenium” merupakan komitmen masing-masing
negara dan komunitas internasional untuk mencapai 8 sasaran
pembangunan, sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk
pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi
ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk
mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat
kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan
dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat
pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan
mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air
bersih pada tahun 2015.
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September
2005 menyetujui agar semua negara melakukan:
1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
Target tahun 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang
berpenghasilan kurang dari 1 dolar AS sehari dan mengalami
kelaparan.
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target tahun 2015: Memastikan bahwa setiap anak, baik laki-laki
maupun perempuan mendapatkan dan menyelesaikan pendidikan
dasar.

Halaman | 6
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan


perempuan
Target tahun 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi
gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun
2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target tahun 2015: Mengurangi 2/3 tingkat kematian anak-anak usia
di bawah 5 tahun.
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target tahun 2015: Mengurangi 2/3 rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target tahun 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target :
• Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta
mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
• Pada tahun 2015 mendatang diharapkan jumlah orang yang tidak
memiliki akses air minum yang sehat berkurang setengahnya.
• Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai
pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya
100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target :
• Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem
keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada
diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang
baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara
nasional dan internasional.
• Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang
berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil
dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif

Halaman | 7
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

dan kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan


hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan
hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan
resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi
kemiskinan.
• Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai
masalah utang negara-negara berkembang.
• Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang
dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan
internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung
dalam jangka panjang.
• Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk
kaum muda.
• Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan
akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang.
• Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya
penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama
teknologi informasi dan komunikasi.

B. MDGs dalam Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Dengan dukungan pihak-pihak terkait serta pemerintah, target
pencapaian ditentukan untuk merangsang negara-negara menentukan
intervensi yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian MDGSs 4 dan 5,
bersama dengan MDGs 1, 6 dan 7. Melalui target pencapaian ini, para
penentu kebijakan di tingkat nasional dan internasional, serta pihak-pihak
yang terkait termasuk para peneliti, bekerja sama untuk:
• Menyimpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi terkini
mengenai tingkat kemajuan yang dicapai melalui intervensi kesehatan
dalam rangka mencapai tingkat KIA yang optimal.
• Berperan serta secara aktif dalam program-program KIA.
• Bekerjasama dengan pemerintah setempat, instansi terkait dan
seluruh masyarakat dalam rangka pencapaian target yang diharapkan.
• Mengidentifikasi masalah-masalah yang menghambat kemajuan
program.

Halaman | 8
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

• Merencanakan program baru untuk mencapai target yang telah


dicanangkan dalam MDGs 4 dan 5.

C. MDGs 4 dan 5 : Situasi di Indonesia


Menurut Riskesdas 2007, 77% kematian Balita terjadi pada 1 tahun
pertama kehidupan, 55% kematian Bayi terjadi pada 1 bulan pertama,
dan 80% kematian Neonatus terjadi pada 7 hari pertama kehidupan.
Asfiksia neonatorum, berat badan lahir rendah/kurang bulan dan sepsis
merupakan penyebab utama kematian Neonatus. Diare, pneumonia,
infeksi susunan saraf pusat merupakan penyebab utama kematian anak
diatas 1 bulan sampai 5 tahun. Perdarahan, eklamsia, sepsis dan abortus
merupakan penyebab kematian ibu maternal. Malnutrisi dan malaria
memberikan konstribusi terhadap kematian ibu dan balita. Sebagian
besar penyebab kematian ibu dan balita dapat dicegah.
1. MDGs 4 di Indonesia
Indikator, target dan pencapaian MDGs 4 di Indonesia tahun
2015 terangkum dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Indikator, target dan pencapaian Indonesia dalam MDGs 4
Pencapaian
Indikator Target Keterangan
saat ini
AKB per 1000 KH 23 34 Akan tercapai
(on track)
AKBa per 1000 KH 32 44 Akan tercapai
(on track)
Angka kematian neonatal Menurun 19 Akan tercapai
per 1000 KH (on track)
Proporsi anak-anak berusia Meningkat 67,0% Akan tercapai
1 tahun diimunisasi campak (on track)
Proporsi anak usia 12-23 Meningkat 76,4% Akan tercapai
bulan yang telah (on track)
diimunisasi campak

AKB dan AKBa di Indonesia telah mengalami penurunan yang


bermakna sejak tahun 1990 sampai dengan 2003. AKBa turun dari 91
pada tahun 1990 menjadi 44 per 1000 KH pada 2003; sedangkan AKB
turun dari 68 menjadi 34 per 1000 KH pada 2003. Akan tetapi, sejak
tahun 2003 pencapaian ini cenderung menetap (Gambar 1). Oleh

Halaman | 9
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

karena itu diperlukan upaya-upaya tambahan untuk mencapai target


MDGs pada tahun 2015.

120
---- AKB 34
---- AKBa 44
Kematian per 1.000 kelahiran hidup

91
90 81

68
MDG
2015
57 58
60
46 46 44

32 35 34
30 32
26
30 20 19 26
23
?
0
1991 1994 1997 2000 2003 2006 2009 2012 2015

Gambar 1. Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita dan


target pencapaian MDGs di Indonesia

2. MDGs 5 di Indonesia
Indikator dan target MDGs 5 tahun 2015 di Indonesia adalah sebagai
berikut:
• Menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 97 per 100.000 KH
• Meningkatkan proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih dari 74,87%
• Meningkatkan pemakaian kontrasepsi cara modern
• Menurunkan tingkat kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun
• Memperbaiki antenatal care

Indikator, target dan pencapaian MDGs 5 di Indonesia tahun


2015 secara lebih rinci ditampilkan pada Tabel 2

Halaman | 10
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

Tabel 2. Indikator, target dan pencapai dalam MDGSS 5


Indikator Target Pencapaian Keterangan
Target 5a: mengurangi ¾ AKI dalam kurun waktu 1990 dan 2015
AKI per 100.000 102 228 Terjadi penurunan AKI
KH (SDKI, 2007) yang signifikan (dari 307
Baseline: 390 pada tahun 2002 menjadi
(SDKI, 1991) 228 per 100.000 KH pada
tahun 2007), tetapi masih
perlu upaya keras untuk
mencapai target 2015
Pertolongan Meningkat 74,87& Meningkat namun
persalinan oleh (Target (Susenas, 2008) memerlukan perhatian
tenaga kesehatan RPJMN Baseline: 38,5% khusus melalui
terlatih (%) 2014: 90%) (Susenas, 1992) penyediaan tenaga
kesehatan strategis
Target 5b: meningkatkan akses terhadap kesehatan reproduksi
Tingkat Meningkat 57,4% Akan tercapai
pemakaian (Target (2007) (on track)
kontrasepsi/contr RPJMN Baseline: 47,1%
aceptive 2014: 65%) (SDKI, 1991)
prevalence rate
(CPR) cara
modern
Tingkat kelahiran Menurun 35 Akan tercapai
pada remaja (per (Target (2007) (on track)
1000 perempuan RPJMN Baseline: 67%
usia 15-19 tahun) 2014: (SDKI, 2007)
30/1000
perempuan)
Unmet need KB Menurun 9,1% Memerlukan perhatian
(Target (2007) khusus melalui advokasi,
RPJMN Baseline: 12,7% KIE dan kualitas
2014: 5%) (SDKI, 1991) pelayanan KB serta
perkualatan kelembagaan
daerah

Data dari SDKI menunjukkan adanya penurunan AKI di


Indonesia dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Akan tetapi, pencapaian ini masih cukup jauh dari target MDGs 5
tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 KH. Dengan pencapaian sebesar

Halaman | 11
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

228 pada tahun 2007, upaya yang lebih keras dan terpadu diperlukan
untuk dapat mencapai target tersebut.

390

334
Kematian ibu per 100.000 k.h.

307

MD
228
G
226
Tren AKI SDKI

MDG target 118


RPJM 2009

RPJM 2014
102
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gambar 2. Grafik Angka Kematian Ibu (AKI) tiap tahun dan pencapaian MDGs

Berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penurunan AKI,


salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Proporsi pertolongan
persalinan oleh tenaga terlatih di Indonesia dari tahun ke tahun telah
meningkat, tetapi masih belum mencapai target yang ditentukan yaitu
90% (Gambar 3). Penempatan bidan desa di seluruh provinsi di
Indonesia merupakan salah satu upaya yang telah dilakukan
pemerintah.

Halaman | 12
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

Gambar 3. Proporsi persalinan oleh tenaga terlatih di Indonesia

Upaya lain yang telah dilakukan untuk menurunkan AKI adalah


program Making Pregnancy Safer (MPS), yang merupakan strategi
sektor kesehatan untuk mengatasi kematian dan kesakitan ibu dan
bayi. Program lain yang telah dilakukan adalah Gerakan Sayang Ibu,
penyediaan bidan di desa, PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatus
Emergensi Dasar) dan PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatus
Emergensi Komprehensif) serta kerja sama antara tenaga kesehatan
dan dukun. Namun demikian, upaya-upaya yang telah dilakukan
tersebut belum mampu menurunkan AKI, AKB dan AKBa seperti yang
diharapkan. Untuk itu diperlukan upaya percepatan yang lebih
bermakna dan kerja keras dari semua pihak. Upaya ini menghadapi
tantangan yang cukup berat, seperti transisi demografi, desentralisasi
kesehatan, pelayanan publik, dan pendanaan. Oleh karena itu upaya
penurunan AKI dan AKB terkait target MDGs di tahun 2015 ini tidak
bisa hanya dikawal oleh pemerintah semata. Partisipasi
multiprofesional, dunia usaha dan masyarakat luas juga menjadi
penentu keberhasilan pencapaian tersebut.

Halaman | 13
Per 1.000 Kelahiran Hidup

0
10
20
30
40
50
60
70
80

25
NAD
Sumatera Utara

46 47
Sumatera Barat
Riau

37 39
Jambi

42
Sumatera Selatan

46
Bengkulu

43
Lampung

39
Bangka Belitung

43
Kepulauan Riau

28
DKI Jakarta

39
Jawa Barat

26
Jawa Tengah

19
D.I. Yogyakarta
35

Jawa Timur
46

Banten
34

Bali
72

Nusa Tenggara Barat


Lampiran

57

Nusa Tenggara Timur


46

Kalimantan Barat
30

Kalimantan Tengah
Per Provinsi Tahun 2007

58

Kalimantan Selatan
26

Kalimantan Timur
35

Sulawesi Utara
60

Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Angka Kematian Bayi (Per 1.000 Kelahiran Hidup)

41 41

Sulawesi Tenggara
52

Gorontalo
Gambar 4. Angka Kematian Bayi per provinsi di Indonesia
74

Sulawesi Barat

Gambar 5. Angka Kematian Balita per provinsi di Indonesia


59

Maluku
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

51

Maluku Utara
34

41

Papua
Irian Jaya Barat
ANGKA KEMATIAN BALITA
36 34

INDONESIA
Angka Nasional

Halaman | 14
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

100 92 96 93
AKN AKBALITA
90 80
80 75 74
67 69 69
70 62 65 62 64 62
58 58 59 58
60 52 55
4747 46 49 46
50 45 45
38 39 38
43 44
34 36 34 34
40 28 25 27
32 31 28
32
30 24 23 25 23 24 22 22 25 24 21
17 20 18 19 2221 19
15 14 15 16 16
20 14 14 13
10
0

Kaltim
Jatim
Bengkulu

Gorontalo
Kepri

Jabar
Jateng

Kalbar
Kalteng

Sulteng

Sulbar
Maluku

Papua
Lampung

Papua Brt
Sumbar

Babel

Jakarta

Banten

Sulsel

Malut

Nasional
Riau

Bali
NTB
NTT

Kalsel

Sulut

Sultra
Sumut

Jambi
Sumsel

Yogyakarta
NAD

SDKI 2007
Gambar 6 Perbandingan Angka Kematian Neonatal dan
Angka Kematian Balita tiap provinsi di Indonesia

Tdk diketahui Tetanus, 1.7%


penyebabnya,
3 7%

Meningitis, 4.5%

Kelainan
kongenital, 5.7%

Pneumonia,
12.7% Masalah Neonatal :
- Asfiksia
Diare, 15% - BBLR
- Infeksi, dll

Sumber : Riskesdas 2007

Gambar 7. Penyebab kematian bayi 0-11 bulan di Indonesia

Halaman | 15
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

Penyebab Kematian Balita 0-59 Bulan

Tdk diketahui
penyebabnya, 5.5% Tetanus, 1.5%

Meningitis, 5.1%
Masalah neonatal
36%
Kelainan
Kongenital, 4.9%

Pnemonia, 13.2%

Diare, 17.2% Masalah Neonatal :


- Asfiksia
- BBLR
- Infeksi, dll

Sumber : Riskesdas 2007

Gambar 8. Penyebab kematian Balita 0-59 bulan

Sumber : Susenas 2008

Gambar 9. Persalinan oleh tenaga kesehatan per provinsi tahun 2008

Halaman | 16
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

Kesenjangan & Tantangan

100 92 93.3

73 76.8
80 66
70.3
65.9
72
60 61 61.8
56.8
60
39.5 35.5 34.7
40 32.4

20
0
KB ANC Persalinan 2 hr pasca ASI EKS ISPA & oralit pd Imunisasi
tenaga salin demam ke diare Campak
kesehatan fasilitas

prepregnancy pregnancy birth postnatal childhood

SDKI 2002-2003 SDKI 2007

Gambar 10. Pencapaian indikator Continuum of care

Gambar 11. Persentase desa yang memiliki Bidan di seluruh Indonesia

Halaman | 17
Modul Pelatihan | Peran Tenaga Kesehatan Dalam Percepatan Pencapaian MDG 4 & 5

Gambar 12. Persentase desa yang memiliki Dokter Umum

Halaman | 18

You might also like