Professional Documents
Culture Documents
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
Pertemuan Inservice
A. Pengantar
Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini diperuntukan bagi guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah, guru pemandu, kepala sekola pemandu, dan pengawas pemandu di KKG,
MGMP, KKKS, MKKS, KKPS dan MKPS. Guru, kepala sekolah dan pengawas
diharapkan dapat mengusai dan mengimplementasikan jurnal belajar baik bagi
peserta didik maupun guru, kepala sekolah serta pengawas sekolah pada proses
belajar mengajar serta pelatihan dalam implementasi program BERMUTU di
KKG/MGMP/ KKKS/MKKS/KKPS/MKPS.
Jurnal belajar dapat dijadikan sebagai salah satu pencapaian sub kompetensi
pedagogik dan profesionalisme bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam
program belajar BERMUTU. Guru pemandu, kepala sekolah pemandu, dan
pengawas pemandu berperan sebagai fasilitator untuk membimbing guru, kepala
sekolah serta pengawas sekolah yang belajar di kelompok kerja masing-masing agar
memiliki kemampuan dalam teknik pengembangan jurnal belajar. Bahan belajar
mandiri ini sebagai bahan berlatih bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah, maka dalam BBM ini diberikan beberapa contoh untuk membuat jurnal
belajar.
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup BBM ini terdiri atas 3 pembahasan , yaitu
tentang:
penyusunan Jurnal Belajar;
pengisian Jurnal Belajar;
evaluasi dan Tindak Lanjut Jurnal Belajar.
4. Petunjuk Kegiatan
Kegiatan untuk membahas materi dalam ruang lingkup di
atas dialokasikan waktu 200 menit. Kegiatan belajar yang
disarankan dapat dilihat pada alur kegiatan belajar.
C.PERSIAPAN
Untuk mempelajari topik jurnal belajar diperlukan persiapan dari guru dan peserta
didik serta guru pemandu sebagai berikut.
D. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran di KKG/MGMP meliputi:
KETERANGAN
NO. JUDUL
Lampiran 1
1. Pengertian, Keuntungan, dan Bentuk Jurnal Belajar
Lampiran 2
2. Penulisan Jurnal Belajar
Lampiran 3
3. Evaluasi dan Tindak Lanjut Jurnal Belajar
E. KEGIATAN BELAJAR
Alur Kegiatan Belajar
Kegiatan 5: Kegiatan 4:
50 menit
25 menit
Diskusi dan Latihan:
RANGKUMAN, KESIMPULAN, TUGAS
Evaluasi dan Program
Tindak Lanjut Jurnal
Belajar
F. PENILAIAN
Penilaian terhadap hasil belajar peserta di kelompok kerja
dilakukan berdasarkan penguasaan konsep jurnal belajar dan
produk berupa jurnal belajar yang dibuat peserta setiap
selesai mengikuti kegiatan belajar di
KKG/MGMP/KKKS/KKPS/MKKS/MKPS.
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
2. Tugas Mandiri
Analisislah jurnal belajar peserta didik pada mata pelajaran yang Saudara ampu
dikombinasikan dengan jurnal belajar guru (anda sendiri). Lakukan hal ini pada
satu standar kompetensi dan lakukan penilaian, apakah PBM pada mata pelajaran
yang Saudara ampu lebih tercapai SKL nya? Apakah Saudara dapat menentukan
kompetensi guru yang mana yang masih harus anda tingkatkan agar anda dapat
memenuhi standar kompetensi guru sesuai dengan Permendiknas 16 Tahun 2007.
A. Pengantar
Dalam bacaan ini dipaparkan pengertian, kegunaan, dan bentuk jurnal belajar.
Kompetensi dan indikator keberhasilan pembelajaran dari topik ini adalah guru dan
guru pemandu dapat memahami dan menerapkan pengembangan jurnal belajar
baik untuk peserta didik dan guru apabila disediakan dokumen kurikulum, SK-KD
mata pelajaran serta BBM kompetensi pedagogik dan profesional sehingga dapat
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan kegiatan
pengembangan jurnal belajar yang akan berdampak positif terhadap peningkatan
mutu peserta didik, kompetensi guru dan mutu pendidikan.
B. Bahan Belajar
Program BERMUTU diarahkan kepada peningkatan hasil belajar peserta didik. Untuk
mencapai peningkatan hasil belajar peserta didik, guru diminta menerapkan
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
Jurnal belajar menjadi penting dalam sudut pandang seperti tersebut di atas, maka
semboyan ilmuwan-ilmuwan Amerika “Publish or Perish” (menulis atau lenyab)
diharapkan dapat dijadikan pemicu agar para pendidik di negeri tercinta ini
memiliki kesadaran untuk menulis. Penggunaan jurnal belajar diharapkan tidak bisa
lepas dari membangun budaya, kebiasaan-kebiasaan menulis untuk mengisi secara
terus-menerus khazanah keilmuan dalam bidang pembelajaran. Ironisnya kebiasaan
membaca untuk memperkaya khazanah keilmuan pembelajaran (pendidikan) masih
rendah di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan kita. Tidak jarang guru di
sekolah kita yang hanya mengajar dari ilmu yang didapat semasa kuliah (yang
biasanya sudah kadaluarsa). Jika ditanya, mengapa tidak membaca sumber-sumber
yang lebih up to date (terkini, mutakhir), guru tersebut menjawab tidak ada dana
untuk membeli buku sumber atau bahasa Inggris tidak dikuasai atau berbagai
alasan lain. Pada hal guru sebagai agen pembaharuan, dituntut untuk membaca
artikel-artikel keilmuan bermutu , terampil mengakses sumber informasi lewat
Bagi pendidik dan tenaga kependidikan, yang telah memiliki kecintaan dan
kebiasaan menulis atau membaca, mereka tidak mungkin akan terus menerus dapat
menulis tanpa membaca dan tanpa didukung dengan sarana-prasarana atau wadah
yang tepat. Paling tidak, kepala sekolah dan pengawas sekolah menghargai karya
tulis ilmiah, artikel atau buku yang mereka dihasilkan. Kebiasaan membaca,
kecintaan menulis artikel adalah bagian dari pengembangan profesionalitas dan
pengembangan intelektualitas yang sangat perlu ditumbuhkan dalam diri pendidik
dan tenaga kependidikan di sekolah kita. Membaca dan menulis bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dapat diilustrasikan sebagai aktivitas harian seperti halnya
bernafas.
Jurnal belajar adalah wadah yang memuat hasil refleksi dalam bidang
pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Guru, kepala sekolah dan
pengawas sekolah dapat membacanya sebagai bahan masukan untuk melihat
kemampuan peserta didik dalam bidang yang dipelajarinya. Peserta didik
mengisinya dengan hasil bacaan, hasil diskusi, refleksi terhadap temuan dalam
pembelajaran, hasil pengamatan, hasil abstraksi atau apa saja yang berkaitan
dengan pembelajaran di sekolah. Bila perlu bukan hanya peserta didik yang
mempunyai karya yang berkualitas dapat mengisinya. Akan tetapi kesempatan
diberikan kepada semua peserta didik, walaupun menurut guru apa yang dituliskan
peserta didik itu pada awalnya hanya cerita yang kelihatannya kurang bermakna
bagi guru. Jurnal belajar tidak hanya berorientasi pada pengembangan kemampuan
akademis semata akan tetapi diharapkan melalui kebiasaan menuliskan
pengalaman belajar, peserta didik tersebut terbiasa mengekspresikan perasaan,
pemikiran ataupun harapannya tentang pembelajaran yang diberikan guru. Jadi
lebih dekat sebagai alat untuk komunikasi dan diseminasi informasi, temuan,
pemikiran, hasil pengamatan tentang pembelajaran. Setiap peserta didik dapat
mengisi jurnal belajar, meskipun belum mampu menulis dengan kriteria ilmiah. Isi
dari Jurnal belajar tidak harus dalam bentuk artikel hasil penelitian, hasil telaahan
yang memenuhi kriteria ilmiah. Akan tetapi dapat berupa kalimat-kalimat
sederhana, entah itu penyelesaian soal mata pelajaran tertentu atau bahkan hanya
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
ungkapan bahwa peserta didik itu senang belajar hari itu karena guru memberi
kesempatan ke luar kelas untuk mengamati tanaman di sekitar sekolah pada
pelajaran IPA.
Kebiasaan menulis artikel di media masa atau menulis di jurnal ilmiah, menyusun
karya tulis ilmiah oleh guru dan lain sebagainya dapat ditumbuhkembangkan
melalui pembiasan peserta didik untuk mengisi jurnal belajar. Diperkirakan jurnal
tersebut memberi sumbangan yang besar dan positif untuk membangun tradisi
berpikir ilmiah dan menuliskannya dalam bentuk artikel di jurnal. Kehadiran jurnal
belajar di pendidikan dasar diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
terhadap pengembangan disiplin akademik para peserta didiknya. Oleh sebab itu
pendidik dan tenaga kependidikan dalam kegiatan kelompok kerja KKG, MGMP,
KKKS dan MKKS seyogianya mempelajari manfaat jurnal belajar dan memanfaatkan
seoptimal mungkin. Kebiasaan menulis junal belajar sangat bermanfaat bagi
peserta didik kelak di perguruan tinggi dalam menulis pada jurnal ilmiah sebagai
wadah komunikasi hasil penelitian dan telaah ilmiah.
minat baca dan menulis bukan hanya kewajiban bagi peserta didik, akan tetapi
merupakan kewajiban bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Proses pembelajaran
di sekolah tidak akan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kalau guru-gurunya tidak terbiasa membaca. Pendidik dan tenaga
kependidikan tidak mungkin dapat menulis karya tulis ilmiah atau artikel populer
yang baik tanpa banyak membaca. Menulis dan membaca adalah pintu gerbang
utama mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tawaran menulis jurnal belajar sering menjadi beban bagi sebagian besar peserta
didik. Belum dapat dijelaskan apakah hal ini terjadi karena banyaknya tenaga
pengajar yang kurang mampu memotivasi peserta didik dan kurang memahami
makna jurnal belajar atau kemungkinan sang guru sendiri belum pernah mengisi
jurnal belajar. Meskipun gurunya sudah berkualifikasi S1 bahkan yang sudah S2
tidak ada jaminan bahwa mereka sudah terbiasa memanfaatkan jurnal belajar,
tetapi kalau hal tersebut merupakan alasan, pada hal seharusnya pendidik
membiasakan diri untuk memanfaatkan jurnal belajar. Pada umumnya guru masih
belum tahu makna jurnal belajar dan tidak terbiasa memanfaatkan sebagai sarana
pembelajaran yang efektif. Sebagian guru mengalami kesulitan membuat karya
tulis ilmiah diperkirakan karena sejak dulu belum pernah mengisi jurnal belajar.
Jurnal belajar, sebagai istilah yang diterjemahkan dari learning journal yakni
merupakan dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang.
Biasanya ditulis oleh pembelajar, sebagai rekaman terhadap perkembangan materi
yang sedang dipelajari. Sebenarnya, bisa saja terdapat beberapa jurnal sesuai
dengan mata pelajaran yang diikuti atau bahkan ada jurnal yang berkaitan dengan
pekerjaan sehari-hari. Sekarang ini yang banyak berkembang adalah jurnal belajar
secara online, di mana peserta dididk dapat melakukan dialog (seperti dalam
bentuk forum), bahkan peserta dididik dari sekolah lain pun boleh ikut bergabung.
Siapa yang paling diuntungkan kalau Jurnal belajar diterbitkan? Tentu peserta
didik. Kenyataan menunjukkan, bahwa jika peserta didik memelihara rekaman
tentang apa yang diajarkan dan bagaimana materi itu diajarkan, ini merupakan
penunjang untuk tetap mengingatnya di dalam kepala, ada pepatah orang tua yang
mengatakan ”sebenarnya peserta didik belum tahu apa-apa sampai peserta didik
tersebut dapat menuliskannya” dan beberapa hasil penelitian telah membukti
bahwa ungkapan tersebut benar. Mengatakan apa yang telah diajarkan, peserta
didik dapat menelusuri apa saja kemajuan yang telah didapatkan atau dilakukan.
Ini juga berarti peserta didik mulai mencatat perbedaan di antara pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki tentang mengajar.
Seratus tahun yang lalu, pendidikan jarak jauh belum ada dan buku teks masih
sangat mahal harganya. Ketika itu, mahapeserta didik harus menuliskan apa yang
telah dipelajari pada buku catatan. Isi catatan kuliah tersebut adalah ringkasan
dari materi yang telah dipelajari. Yang menjadi fokus peserta adalah mereka harus
menulis dan memutuskan sendiri apa yang akan ditulis. Pada saat ini tidak
dibutuhkan catatan kuliah karena materi kuliah dapat diakses secara online, karena
bahan kuliah, yang lebih lengkap dari catatan itu sudah ada di website. Harga buku
teks pun sudah relatif murah dan karena kuliah dilaksanakan secara online berarti
peserta didiknya harus mampu mengupload bahannya ke internet (web). Jadi
dalam arti seperti pengganti catatan kuliah, peserta didik hendaknya
menggunakan Jurnal belajar. Penekanannya memang berbeda tetapi tujuannya
sama, yaitu membantu memaknai apa yang telah dipelajari peserta didik pada saat
peserta didik mengajar.
belajar peserta didik dengan mencoba mengingat apa inti yang telah
diajarkan. Berpikir apa yang menjadi poin utama yang baru bagi peserta
didik dari materi yang diajarkan hari ini. Peserta didik diminta oleh kepala
sekolah atau pengawas sekolah untuk menuliskan hal tersebut tanpa melihat
RPP, kemudian membandingkan dengan RPP, sekadar untuk menyakinkan
apakah poin yang kita buat tersebut akurat;
Catatan tersebut dapat diambil dari materi lain yang dibaca, yang dikutip
dari buku atau materi yang berkaitan, seperti artikel dalam surat kabar;
Catatan apa saja yang berkaitan dengan pokok bahasan, komentar peserta
didik dalam bentuk satu atau dua kalimat terhadap pokok bahasan artikel
yang ditemukan/dibaca yang berkaitan dengan materi pengajaran;
Refleksi peserta didik terhadap materi dan kaitannya dengan kebutuhan
peserta didik tersebut pada saat mengajar;
Bagaimana guru mengajarkan materi tersebut dan dikaitkan dengan apa
yang diajarkan dengan cara yang berbeda;
Pemikiran peserta didik yang belum sepenuhnya terwujud tetapi peserta
didik harus merumuskan kembali. Ini bisa meliputi perasaan peserta didik
tentang materi dan perkembangan dan teori yang dikembangkan dalam
pikiran peserta didik tersebut.
Bagaimana bentuk Jurnal belajar? Kalau kepala sekolah atau pengawas sekolah
bertanya kepada peserta didik, kemungkinan ada peserta didik yang menyarankan,
sebaiknya diketik menggunakan komputer akan tetapi ada juga yang menyarankan
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
ditulis tangan saja. Tentu saja tergantung kebutuhan dan fasilitas pendukung yang
tersedia. Jurnal belajar dapat diterbitkan dalam beberapa bentuk alternatif
pilihan:
Jurnal belajar bisa dalam ukuran yang kecil, sebesar block notes atau
setengah ukuran kertas A4, atau sebesar kertas A4. Hal ini tergantung pada
ketersediaan naskah. Kalau semua guru anggota KKG atau MGMP, begitu ada
pemikiran tentang materi langsung ditulis dalam lembar kertas yang
terpisah, kemudian kertas tersebut disusun dan diurutkan berdasarkan poin
yang telah diajarkan, apa yang masih perlu diajarkan, pertanyaan peserta
didik kepada pengajar dan lain sebagainya ditulis untuk dimuat di jurnal,
maka tidak akan kekurangan naskah;
Kemudian berdasarkan catatan kecil tadi oleh guru tersebut diuraikan
kedalam tulisan (diketik atau ditulis tangan) dan ini akan menjadi catatan
penting bagi penulis sebagai buku referensi setelah pembelajaran itu
selesai;
Jika lebih suka langsung menulis di laptop atau komputer, kemudian
dicetak, setiap halaman dibundel/dijilid, sebagai rekaman permanen
perkembangan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik;
Jika lebih suka membaca dari layar komputer, akan tetapi disarankan tetap
membuat print outnya untuk menjaga pengelola jurnal mengalami kesulitan
untuk membuka file yang dibuat oleh peserta didik pengirim naskah
tersebut (terjadi gangguan sehingga tidak dapat dibaca).
Bentuk yang mana pun yang akan dipilih, yang penting bahwa hasil tulisan peserta
didik tersebut setiap bulan harus dikirim lewat email ke redaksi Jurnal belajar
(diharapkan).
Pemikiran Pribadi
Peserta didik bisa memasukkan hasil pemikiran pribadi ke dalam Jurnal belajar,
meskipun hal itu tidak ingin kepala sekolah melihatnya, akan tetapi hal tersebut
dinilai perlu untuk diketahui orang lain (di kemudian hari) atau bisa juga tidak
dikirim ke redaksi jurnal, akan tetapi disimpan atau didokumentasikan sendiri.
Waktu yang diperlukan untuk menulis naskah untuk Jurnal belajar tersebut, jika
dilakukan oleh peserta didik atau kepala sekolah dan pengawas sekolah secara
rutin, mungkin hanya satu jam per minggu. Pada awalnya mungkin bisa lebih dari
satu jam (karena belum terbiasa), tetapi lama-kelamaan, asalkan dilakukan secara
rutin setiap orang hanya menghabiskan waktu 1 jam per minggu untuk menulis
materi yang akan dikirim ke Jurnal belajar. Jika setiap minggu menghasilkan satu
halaman, maka satu bulan telah ada empat halaman yang menjadi materi Jurnal
belajar.
Format 1:
2 Tujuan
3 Bentuk/Ukuran
4 Pemanfaatan
5 Pengelolaan
6 Sustainibilitas
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
Berikut ini adalah contoh format jurnal belajar bagi peserta didik, guru, kepala
sekolah dan pengawas sekolah.
Form 2. Contoh jurnal belajar peserta didik
Form 3. Contoh jurnal belajar guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah
Pengalaman belajar
SK-KD-Indikator-Materi yang
telah dipahami
SK-KD-Indikator-Materi yang
belum dipahami dengan
menyebutkan alasan dan
kendalanya
C. Evaluasi
Minta sejawat atau ahli lain untuk memeriksa format jurnal belajar peserta didik
dan guru, kepala sekolah, pengawas sekolah yang anda buat, dan mintalan kepada
evaluator untuk memberi masukan yang membangun sehingga format jurnal
belajar yang dibuat bersifat fungsional, bermakna dan mudah untuk
diimplementasikan.
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
A. Pengantar
Dalam bacaan ini diuraikan tentang penulisan jurnal belajar, baik itu jurnal belajar
peserta didik maupun untuk guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Penulisan
jurnal belajar peserta didik dimaksudkan untuk pengembangan keterampilan dan
pembiasaan mengekspresikan hasil refleksi peserta didik terhadap pembelajaran.
Komentar peserta didik tentang isi, metode, sikap guru, pemahaman terhadap
materi maupun bagian yang tidak dimengerti. Selain itu, peserta didik dapat
menuliskan ketertarikan, hasil belajar dari sumber lain, hasil penelitian atau
“eksperimen” yang dilakukan baik individu maupun kelompok. Membantu peserta
didik terbiasa menulis di jurnal belajar, terbiasa memanfaatkan jurnal belajar
sebagai media komunikasi untuk guru maupun rekan-rekannya. Jurnal belajar yang
ditulis oleh peserta didik dapat berdasarkan pengalaman belajar, hasil kajian atau
penelitian atau data yang diperoleh peserta didik tersebut baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
Agar guru terampil dalam membimbing peserta didik mengisi jurnal belajar, guru
tersebut sebaiknya memahami makna dan tujuan penulisan jurnal belajar. Setelah
terbiasa mengisi jurnal belajar peserta didik akan memiliki keterampilan dalam
menuliskan gagasan atau pemikirannya sehingga dapat mengembangkan komunikasi
akademis di anatar peserta didik dengan guru atau pihak yang lain yang
berkepentingan dengan pembelajaran di sekolah. Mengisi jurnal belajar peserta
didik diperlukan kesabaran dan diperlukan latihan, latihan dan latihan. Ala bisa
karena biasa.
juga peserta didik yang tidak senang dengan metode yang digunakan gurunya, dan
lain sebagainya. Peserta didik sebagai calon anggota masyarakat ilmiah perlu
dibimbing dan dibiasakan mengekspresikan hasil refelsksinya terhadap
pembelajaran, oleh sebab itu guru wajib membina peserta didik
tersebut.
Tabel . Beberapa komponen yang umumnya terdapat dalam jurnal belajar guru,
kepala sekolah dan pengawas sekolah.
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
Jurnal belajar pada umumnya disusun berdasarkan pengalaman nyata pada saat
mengikuti pembelajaran di sekolah. Jurnal belajar dapat dibuat dalam bentuk buku
harian akan tetapi dapat berupa buku mingguan. Misalnya setiap pembelajaran
IPA, gurunya menyediakan waktu bagi peserta didik untuk melakukan refleksi
terhadap materi yang dipelajari hari itu kemudian menuliskannya dalam jurnal
belajar. Jurnal belajar dapat dikaitkan dengan pengembangan atau pengayaan hasil
belajar peserta didik. Guru dituntut untuk melakukan pembimbingan atau
memfasilitasi peserta didik untuk bebas mengisi jurnal belajar sebagai bagian dari
pendidikan demokrasi di Indonesia. Selain melaksanakan pembingan pendidikan
demokrasi, pembiasaan menulis tetapi guru tersebut memperbaiki kualitas
pembelajarannya berdasarkan masukan dari jurnal belajar.
Jurnal belajar tidak sama dengan karya tulis ilmiah yang disusun mengikuti kriteria
atau persyaratan tata tulis dan bahasa yang digunakan. Jurnal belajar pada
umumnya ditulis sebagai apresiasi terhadap pembelajaran. Komentar peserta didik
terhadap pembelajaran. Komentar tersebut bisa jadi karena tertarik, ada masalah
karena kurang mengerti sampai dengan adanya temuan baru dari peserta didik itu
sendiri, yang mungkin berbeda dengan yang diajarkan gurunya. Jurnal belajar tidak
sama dengan buku harian, yang boleh diisi “suka-suka” oleh pemiliknya. Namun
ada kemiripan dengan diary atau buku harian tersebut, jurnal belajar diisi peserta
didik pada waktu yang disediakan oleh guru dan hanya berkaitan dengan
pembelajaran di sekolah, tidak diisi dengan masalah kucingnya yang sedang
melakhirkan di bawah tempat tidur.
Jurnal belajar ditulis langsung tanpa diarahkan oleh guru dan tidak ada tema,
topik, judul dan rumusan masalah. Kriteria yang diberikan oleh guru misalnya
hanya berkaitan dengan pembelajaran minggu ini atau hari ini atau mata pelajaran
tertentu.
Sebelum membaca jurnal belajar, gurunya harus yakin bahwa jurnal belajar diisi
sendiri oleh peserta didik. Ditulis individual, bukan berkelompok. Isi jurnal belajar
dapat juga berupa gagasan, cara pandang (baru) terhadap persoalan yang dibahas
pada pembelajaran, misalnya model, yaitu cara melakukan sesuatu, model
mengajarkan anatomi tubuh manusia kepada peserta didik SD, yang diketahui
peserta didik tersebut dari orangtuanya yang dokter. Tetapi jika tidak ada gagasan
(baru) yang hendak disampaikan tidak berarti peserta didik tersebut tidak perlu
menulis jurnal belajar. Sebaiknya tetap menulis, tetapi menulis jurnal belajar
bukan sebagai kerja paksa atau beban tambahan yang sangat berat. Peserta didik
yang produktif menulis dalam jurnal belajar diharapkan akan terbiasa
berkomunikasi dalam bidang akademis dengan tulisan, yang sangat bermanfaat
dalam melatih pola pikir yang bersangkutan. Selain itu penulisan jurnal belajar
melatih peserta didik untuk lebih produktif, kreatif dan terampil menyampaikannya
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
secara tertulis. Sasaran yang dituju adalah guru maupun rekan-rekanya sebagai
pembaca atau pengguna jurnal tersebut.
Peserta didik yang mempunyai gagasan baru dalam materi yang diajarkan apabila
gagasan tersebut disampaikan kepada guru, diharapkan dapat diterapkan dalam
pembelajaran berikutnya. Penerapan cara mengajarkan yang disampaikan peserta
didik tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru
adalah pemakai atau pengguna masukan tersebut. Misalnya, peserta didik senang
sekali karena gurunya mengajar sudah menggunakan komputer atau ada peserta
didik yang begitu bangga karena gurunya memberi kesempatan maju di depan kelas
mendemonstrasikan hasil karyanya.
Sebelum menulis atau mengisi jurnal belajar, guru perlu menjelaskan maksud dan
tujuan penulisan jurnal tersebut. Peserta didik dibiasakan untuk
mengorganisasiikan ide-ide pokok atau bagian-bagian gagasan yang hendak
dituliskan. Guru tidak perlu melihat atau mengawasi peserta didik pada saat
menulis jurnal jika hal itu diperkirakan akan mengganggu ketenangan peserta
didik. Ketika ada peserta didik yang mempertanyakan tema, topik, atau masalah,
sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memutuskan
sendiri apa yang hendak dituliskan dalam jurnal. Ada kemungkinan peserta didik
tertarik untuk menuliskan kesannya tentang metode, cara, pendekatan dilakukan
guru pada saat mengajar, yang dirasakan oleh peserta didik sebagai sesuatu yang
menakutkan dan itu baru disadari oleh guru yang bersangkutan setelah membaca
jurnal belajar peserta didik. Misalnya, sebagian besar peserta didik merasa nilai
yang diberikan oleh gurunya tidak objektif, karena temannya yang menyontek
tetapi mendapat nilai tinggi, sementara peserta didik yang jujur malah
diperlakukan seperti orang “pesakitan”.
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
-
Tabel 2 . Beberapa komponen yang umumnya terdapat dalam jurnal belajar guru,
kepala sekolah dan pengawas sekolah.
D. Latihan
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA
Minta sejawat atau ahli lain untuk memeriksa juranl peserta didik, dan jurnal
program BERMUTU yang anda buat!
A. Pengantar
Dalam bacaan ini diuraikan tentang evaluasi dan program tindak lanjut hasil
pengisian jurnal belajar peserta didik, guru, kepala sekolah,pengawas sekolah.
Jika jurnal belajar peserta didik dikumpulkan maka kegiatan selanjutnya adalah
membuat analisis dan diakhiri dengan membuat program tindak lanjut. Demikian
pula hal nya dengan jurnal belajar guru/kepala sekolah/pengawas sekolah yang
sudah terkumpul, harus diupayakan untuk dianalisis sehingga dapat dikembangkan
program tindak lanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Grennan, K. F. "The Journal in the Classroom." EQUITY AND EXCELLENCE 24, no. 3
(Fall 1989): 38-40. (EJ 412 581)
Holt, S. "Reflective Journal Writing and Its Effects on Teaching Adults." In THE YEAR IN
REVIEW, VOL. 3. Dayton: Virginia Adult Educators Research Network, 1994. (ED
375 302)
McAlpine, L. "Learning to Reflect." ADULT LEARNING 3, no. 4 (January 1992): 15, 23-
24. (EJ 437 121)
www.maslibraries.org/infolit/samplers/spring/doub.html.
PB /IDENTIFIKASI MASALAH/09/IPA