Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Gangguan yang sering muncul pada masa nifas adalah proses laktasi yang
umumnya dialami oleh ibu baru (ibu yang baru mempunyai anak untuk pertama
kalinya) dengan berbagai faktor penyebab kadang terdapat gangguan seperti bendungan
ASI. Disinilah tugas seorang bidan untuk membantu ibu mengatasi masalah ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai
hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara
menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang
efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat.
Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi
sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran
susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat.
Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap.
ASI biasanya mengalir dengan lancar dengan kadang-kadang menetes keluar
secara spontan.
5
b. Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara
yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat
mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan
mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.
Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI).
Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa
nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan
terjadi bendungan ASI).
Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi
dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak
mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan
pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang
sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan
bendungan ASI).
6
1.3. Penanganan Akibat Bendungan ASI
1. Penatalaksanaan:
• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan Asi
2. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber yang akan menjadi makanan utama bagi anak.
Karena itu jauh sebelumnya harus sesuai dengan pembesaran payudara yang
sifatnya menyokong payudara dari bawah suspension bukan menekan dari
depan.Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah:
7
a. Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian urut
keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan
menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
8
BAB II
Asuhan Kebidanan adalah suatu aktivitas atau interaksi yang dilakukan oleh bidan kepada
klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam memberikan asuhan
kebidanan.Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada klien,bidan menggunakan metode
pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses sistematis atau analisis.Dalam
memberikan Asuhan ini management kebidanan 7 langkah Varney,yaitu:
I. Pengkajian Data
9
VII. Evaluasi
I. PENGKAJIAN DATA
Yaitu tahap awal dari proses keperawatan/kebidanan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi status kesehatan klien.Pengkajian dilakukan oleh petugas kesehatan
dengan cara wawancara pada pasien dan pemeriksaan langsung oleh petugas kesehatan.
A. Data Subyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara baik secara
langsung pada klien atau pada keluarganya.Data subyektif terdiri dari identitas,status
perkawinan,keluhan utama,riwayat kebidanan,riwayat kesehatan sampai dengan data
social budaya.
1. Identitas
Umur: untuk untuk mengetahui apakah pasien ini mempunyai fator resiko
terhadap terjadinya infertil.
10
Pekerjaan: untk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien terhadap
aktivitasnya.
Penghasilan: untuk mengetahui status social ekonomi sebagai dasar konseling dan
pengobatan yang diterima.
2. Status Perkawinan
Untuk mengetahui umur klien saat menikah,sudah berapa lama klien menikah dan
kemungkinan dengan resiko yang terjadi.
3. Keluhan Utama
4. Riwayat kebidanan
Untuk mengetahui adakah peenyakit yang pernah diderita klien seperti penyakit
jantung,paru-paru,darah tinggi,kencing manis,penyakit kuning dll.
Untuk mengetahui adakah penyakit yang mungkin diderita keluarga klien yang
kemungkinan bias dturunkan ataupun ditularkan.
7. Riwayat KB
11
9. Data Psikososial
Untuk mengetahui tentang adat istiadat disekitar lingkungan tempat tinggal klien.
B. Data Obyektif
Adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas secara langsung kepada klien
dengan cara Inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi.
Muka :Odema,pucat/tidak
12
Dada :Bentuk,mamae(pembesaran,simetris/tidak,pengeluaran cairan
abnormal,perubahan warna,keadaan putting susu,benjolan
abnormal/tidak),weezhing,ronchi.
Genetalia :Kebersihan,varises,kondiloma,tumor,perineum
Anus :Varises,hemoroid
C. Kesimpulan
Untuk menentukan diagnose dan masalah bedasarkan data subyektif dan obyektif.
Identivikasi tindakan yang perlu dilakukan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
keadaan yang mengancan kaselamatan jiwa (perlu konsultasi,kolaborasi dan rujukan).
13
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Menyusun rencana asuhan yang akan diberikan pad klien berdasarkan diagnose dan
masalah klien,yang disusun secara menyeluruh dan disertai rasionalnya.
VII. EVALUASI
Untuk menilai bagaimana keadaan klien stelah dilakukan asuhan kebidanan sehingga
dapat diketahui langkah yang selajutnya yang harus ditempuh.
NO REG : 000210
1. Identitas
Nama istri : Ny. “W” Nama Suami : Tn. “S”
14
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesi
2. Status perkawinan
Perkawinan ke :1
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya,karena terasa nyeri pada
payudara sebelah kiri,yang mulai dirasakan sejak kemarin.Setelah melahirkan
anak pertamanya tgl 29-9-2010.
4. Riwayat Kebidanan
• haid
Menarche : 13 thn
Banyaknya : 2 kotek/hari
Baunya : anyir
Bendung-
1 1 9bl Sptn bidan Bps `- 3000gr L H 3hari Ya
an ASI
15
ANC : TM I :2 kali di bidan
TM I :mual muntah
TMII : -
TM III : -
Nutrisi
Personal hygiene
Perawatan payudara
Asi esklusif
b. Pola eliminasi
16
BAB 1x/hari,konsistensi lunak dan BAK 4-5 x/hari,warna kuning
jernih,tidak ada keluhan.
c. Pola istirahat
Siang : 1 jam
Malam : 7 jam
Ganti celana dalam dan softex tiap habis mandi atau bila basah/ merasa
tidak nyaman.
8. DATA PSIKOSOSIAL :
a. perasaan ibu:ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya,tapi
ibu juga mengatakan merasa tidak nyaman dan kesakitan karena terdapat
bendungan Asi pada payudarah sebelah kiri dan ibu mengatakan terasa
nyeri.
b. hubungan dengan suami,anggota keluarga yang lain.baik dan dalam
mengambil keputusan tentang bayinya keluarga dan suami sangat
mendukung.
9. DATA SOSIAL BUDAYA
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan, minuman, jamu, kebiasaan pijat
orang, tujuh bulanan (budaya setempat yang menunjang / menghambat),
kebiasaan merokok, minum-minuman keras :
B. DATA OBYEKTIF
17
Nadi :80x/menit respirasi :24x/menit
d. TB / BB :157cm/46kg
2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS :
18
Ekstremitas : Tangan dan kaki : bentuk simertis, tidak varices, tidak
oedem, reflek patella +/+,tidak ada gangguan aktifitas
5. Pemeriksaan penunjang :
Kesadaran :composmestis
TB / BB :157cm/46kg
Masalah : nyeri
19
Kebutuhan:
Mastitis
Tidak ada
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Kriteria Hasil :
20
R/:dengan pemberian ASI sesering mungkin,agar tidak terjadi bendungan ASI dan
agar nutrisi bayi Terpenuhi dan dapat memperlancar pengeluaran ASI.
Masalah : nyeri
Jam :15.15 WIB -melakukan pendekatan terapiutik dengan ibu dan keluarga
dengan 5S(senyum,salam,sapa,sopan santun)
Jam :15.30 WIB –menjelaskan dan menganjurkan pada ibu tentang perawatan
payudara.dengan perawatan puting susu waktu laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah bendungan ASI.perawatan terdiri atas:
21
1) Membersihkan putting susu dengan baby oil sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah
mengering
2) Bila ada luka pada putting,sebaiknya bayi jangan menyusu pada
mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh
3) Air susu ibu dikeluarkan denagan pijatan
Jam :15.45 WIB –menganjurkan ibu tentang cara menyusui yang
benar,dengan cara:
–menganjurkan ibu untuk menyusui bayi tiap 2-3 jam sekali,apabila ASI tetap
keluar Dan bayi sudah kenyang maka ASI ditampung dan letakkan dalam
almari es Untuk diberikan pada bayi selanjutnya.sebelum diberikan pada bayi
maka Harus direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
• Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
22
• Telapak tangan menopang payudara pada cara ke – 2 kemudian jari
tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan
mengurut dari pangkal ke arah puting.
Masalah :Nyeri
Jam :16.30 WIB: menganjurkan pada ibu untuk kompres hangat sebelum menyusui dan
kompres dingin diantara waktu menyusui
Jam :16.45 WIB: menganjurkan pada ibu untuk memakai bra yang menyangga
O :ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan
Nadi:80x/menit respirasi:24x/menit
• Pemeriksaan dada : bentuk tidak simetris pada mamae ada pembesaran payudarah
pada bagian kiri,ada hiperpingmentasi areola,putting susu menonjol teraba
keras,payudara kemerahmerahan,ada bendungan ASI,ada nyeri tekan ,tidak ada
ronchi dan wheezing
23
A :p10001 post partum hari ke_3 dengan bendungan ASI
-payudarah kemerah-merahan
24
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
1. Masalah bendungan ASI haruslah segera ditangani dengan baik agar
kelancaran pemberian nutrisi pada bayi tidak terganggu.
2. Bendungan ASI dapat terjadi karena :
ASI tidak segera disusukan sehingga ASI terkumpul
Produksi ASI berlebihan sedangkan kebutuhan bayi pada hari pertama
masih sedikit.
Puting susu yang datar.
4.2. SARAN
1. Perawatan payudara saat hamil haruslah diterapkan agar tidak beresiko adanya
bendungan ASI.
2. Keluarga haruslah ikut berperan dalam kelancaran dari tumbuh kembang bayi
dan psikologi ibu.
25
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, Jakarta yayasan
Bina Pustaka
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/askep-nifas-dengan-bendungan-
asi.html
http://ovieacha.blogspot.com/2009/06/perbedaan-bendungan-asi-dan-
mastitis.html
26