Professional Documents
Culture Documents
Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi (Hongi Tockten) Pelayaran untuk mencegah pelanggaran monopoli
rnmpah-rempah di Maluku –
2. Verplichte leverantie
Verplichte leverantie (kewajiban memberikan hasil panen cengkeh kepada penguasa)
contingenten stelsel
maksudnya contingenten stelsel pada jaman Daendels berkuasa di Pulau Jawa???
itu loh,,kewajiban menyerahkan pajak berupa hasil bumi kepada pemerintah Belanda
guna menjaga uang kas pemerintahan hindia belanda.
3. Contingenten
5. Koeli Ordonantie
Inilah cerita dari zaman Koeli Ordonantie yang pada awalnya peraturan
nomor 138 yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda
bermaksud baik dan mulia untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif
seraya membuka lapangan kerja bagi para penganggur yang miskin. Demikian
perhatiannya pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam regulasi
ketenagakerjaan ini untuk mendorong maraknya laju investasi sektor
perkebunan tembakau di Deli, sehingga dalam perkembangannya setelah 10
tahun kemudian dilakukan revisi peraturan Koeli Ordonantie dengan surat
keputusan Gubernur Jenderal pemerintah kolonial Hindia Belanda nomor
78.
6. hak poenale sanctie,
yaitu hak untuk bertindak sebagai polisi dan hakim, untuk menghukum para kuli mereka
tanpa melalui pengadilan.
7. hak oktroi atau hak paten
HUKUM DAGANG Deskripsi : hak yang diberikan kepada seorang penemu hasil baru,
cara kerja baru atau perubahan baru mengenai hasil atau cara kerja yang telah ada
8. Cultuurstelsel
''Cultuurstelsel'' (atau secara kurang tepat diterjemahkan sebagai Tanam Paksa) adalah
peraturan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch yang
mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi
ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila).
9. Preanger Stelsel
Bisa dikatakan Tanam Paksa yang oleh orang Belanda selalu disebut Cultuurstelsel
adalah kelanjutan Preanger Stelsel yang hanya diterapkan di Pasundan. Sistem ini
dimulai sekitar tahun 1720 dan beberapa unsur Preanger Stelsel terlihat kembali pada
Cultuurstelsel yang dimulai pada tahun 1830.
10. Agrarische Wet
Sebagai realisasi dan keinginan pemerintah jajahan untuk mengeruk
keuntungan yang sebesar-besarnya dari hasil pertanian di Indonesia pemerintah
berusaha mempersempit kesempatan pihak-pihak pengusaha swasta untuk
memperoleh jaminan yang kuat atas tanah-tanah yang diusahainya, seperti untuk
memperoleh hak eigendom. Kepada para pengusaha oleh pemerintah hanya dapat
diberikan hak sewa atas tanah-tanah kosong dengan waktu yang terbatas yaitu tidak
lebih dari 20 tahunsebagai hak persoonliij. Tanah tersebut tidak dapat dijadikan
jaminan hutang. Demikian juga dengan hak erfpacht oleh pemerintah tidak dapat
diberikan,karena masih menghargai hak-hak adat yang tidak rnengenal adanya hak
erfpact.
Adanya peraturan-peraturan pertanian besar akan bertentangan dengan politik
perekonomian Pemerintah (CultuursteIseI) yang memaksa penduduk menanam
tanaman tertentu sesuai dengan yang diperintahkan.
11. Motherland (Ibu Pertiwi)
adalah lagu kebangsaan Mauritius. Musiknya digubah oleh Philippe Gentil dan lirik oleh
Jean Georges Prosper.
Pada tahun 1511, armada Portugis yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan
Malaka. Untuk menyerang colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami
kegagalan karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat.
Pada tahun 1527, armada Demak di bawah pimpinan Falatehan dapat menguasai Banten,Suda
Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh Falatehan dan ia kemudian
mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (Jakarta)
Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555, upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat
perlawanan keras dari rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh
pernah menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1629.
Bangsa Portugis kali pertama mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis
berikutnya pada tahun 1513. Akan tetapi, Tertnate merasa dirugikan oleh Portugis karena
keserakahannya dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-
rempah.
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir
Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat
kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis
hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan
Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.
Pemberontakan Trunojoyo
Ketidakpuasan terhadap Amangkurat I juga dirasakan putra mahkota yang bergelar Pangeran
Adipati Anom. Namun Adipati Anom tidak berani memberontak secara terang-terangan. Diam-
diam ia meminta bantuan Raden Kajoran alias Panembahan Rama, yang merupakan ulama dan
termasuk kerabat istana Mataram. Raden Kajoran kemudian memperkenalkan menantunya, yaitu
Trunojoyo putra Raden Demang Melayakusuma sebagai alat pemberontakan Adipati Anom.
Trunojoyo dengan cepat berhasil membentuk laskar, yang berasal dari rakyat Madura yang tidak
menyukai penjajahan Mataram. Pemberontakan Trunojoyo diawali dengan penculikan
Cakraningrat II, yang kemudian diasingkannya ke Lodaya, Kediri. Tahun 1674 Trunojoyo
berhasil merebut kekuasaan di Madura, dia memproklamirkan diri sebagai raja merdeka di
Madura barat, dan merasa dirinya sejajar dengan penguasa Mataram. Pemberontakan ini
diperkirakan mendapat dukungan dari rakyat Madura, karena Cakraningrat II dianggap telah
mengabaikan pemerintahan.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC