You are on page 1of 81

Bioteknologi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1]
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi di
masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
[3]
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di
bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain
yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti
sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena
mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai
pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi
yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme
baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain[2]:
• Jagung resisten hama serangga
• Kapas resisten hama serangga
• Pepaya resisten virus
• Enzim pemacu produksi susu pada sapi
• Padi mengandung vitamin A
• Pisang mengandung vaksin hepatitis
• Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika
secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
• Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi
genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.
• Ciri utama bioteknologi:
• 1. Adanya aBen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan
2. Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian


• Gbr. Kegunaan Bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia
• Perkembangan bioteknologi :
1. Era bioteknologi generasi pertama ⇒ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman
serta pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.

2. Era bioteknologi generasi kedua.


Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos

3. Era bioteknologi generasi ketiga.


Proses dalam kondisi steril.
Contoh:
produksi antibiotik dan hormon

4. Era bioteknologi generasi baru ⇒ bioteknologi baru.

Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
1. MAKANAN BAHAN SUSU
....Prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat.
1.Keju

Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan
tekstur keju.

2.Yoghurt

Mikroba: 1. Lactobacillusbulgaris ⇒ pemberi rasa dan aroma


........... 2. Streptococcus thermophilus ⇒ menambah keasaman

3.Mentega

Mikroba: Leuconostoc cremoris

Gbr. Tahap-tahap dasar pembuatan minuman anggur merah

2. MAKANAN NON SUSU


1.Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur "wine", rum), oleh ragi
2.Kecap, oleh Aspergillus oryzae

3. Nata de Coco, oleh Acetobacter xilinum

Prinsipnya adalah pemecahan amilum oleh mikroba menghasilkan gula, yang


kemudian difermentasi

4.Cuka, oleh Acetobacter aseti

Alkohol difermentasi dalam kondisi aerob

PROTEIN SEL TUNGGAL (Single Cell Protein = SCP)


adalah makanan berkadar protein tinggi, berasal dari mikroorganisme
Contoh: 1. Mikoprotein dari Fusarium
.............. Substrat: tepung gandum dan ketan
............2. Spirulina dan Chlorella
Kelebihan SCP:
1. Kadar protein lebih tinggi dari protein kedelai atau hewan
2. Pertumbuhan cepat

Gbr. Diagram umum proses/tahapan produksi SCP

Rekayasa Genetika / ADN Rekombian 153


Biologi Kelas 3 > Bioteknologi

< Sebelum Sesudah >


1. Vektor, berupa plasmid bakteri atau viral ADN virus.

Gbr. Pembuatan plasmid dan mekanisme penyisipan gen

2. Bakteri, berperan dalam perbanyakan plasmid melalui perbanyakan bakteri.

Gbr. Pemisahan DNA oleh enzim restriksi

3. Enzim, terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE
(penyambung ptongan-potongan ADN)
Gbr. Proses produksi insulin manusia dengan rekayasa genetika

Bioteknologi Dalam Kedokteran Dan Produksi Obat


Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
154
< Sebelum Sesudah >

1. Antibodi Monoklonal

adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel β sejenis.
Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel β
Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan

2. Terapi Gen

adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal

3. Antibiotik

Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium


notatum.
- Penicillium chrysogenum ⇒ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
.......................................Dilakukan dengan mutasi secara
.......................................iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ..................⇒ penisilin N.
- Cephalosporium ..................⇒ sefalospurin C.
- Streptomyces .....................⇒ streptomisin, untuk pengobatan TBC

4. Interferon

Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.

5. Vaksin

Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.


Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian
bahan kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.

Gbr. Tahapan sintesis vaksin yang direkayasa secara genetika

Bioteknologi Dalam Kedokteran Dan Produksi Obat


Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
154
< Sebelum Sesudah >
1. Antibodi Monoklonal

adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel β sejenis.
Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel β
Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan

2. Terapi Gen

adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal

3. Antibiotik

Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium


notatum.
- Penicillium chrysogenum ⇒ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
.......................................Dilakukan dengan mutasi secara
.......................................iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ..................⇒ penisilin N.
- Cephalosporium ..................⇒ sefalospurin C.
- Streptomyces .....................⇒ streptomisin, untuk pengobatan TBC

4. Interferon

Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.

5. Vaksin

Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.


Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian
bahan kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.
Gbr. Tahapan sintesis vaksin yang direkayasa secara genetika

Bioteknologi Dalam Menyelesaikan Masalah Pencemaran


Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
156
< Sebelum Sesudah >

1. Pencemaran oleh minyak.


Strain-strain Pseudomorms ⇒ mengkonsumsi hidrokarbon. Rekayasa genetik
membentuk bakteri super yang
meogandung empat jenis plasmid pembawa gen untuk konsumsi hidrokarbon.
2. Limbah organik dapat diuraikan oleh bakteri aerob atau anaerob.
Gbr. Skema pengolahan air limbah

Bioteknologi Dalam Pemberantasan Hama


Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
157
< Sebelum Sesudah >

Dalam membatasi pemakaian pestisida, dilakukan upaya pemberantasan hama secara


biologi antara lain penggunaan musuh alami dan menciptakan tanaman resisten hama.
1. Bacillus thuringiensis ⇒ menghasilkan bioinsektisida yang toksin terhadap larva
serangga.
-Transplantasi gen penghasil toksin pada tanaman menghasilkan ..tanaman yang
bersifat resisten hama serangga.
- Kristal (racun Bt) diolah menjadi bentuk yang dapat disemprotkan ..ke tanaman.
Racun akan merusak saluran pencernaan serangga.

2. Baculovirus sp.
Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati dengan
sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan

Bioteknologi Dalam Perbanyakan Tanaman / Kultur Jaringan


Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
158
< Sebelum Sesudah >

Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur jaringan
(sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru.
Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan floem akar wortel.
Gambar 1
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward terhadap tanaman
wortel (Daucus carota)

MANFAAT / KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN


1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yau~g singkat
2. Sifat identik dengan induk
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
Pengembangan Tanaman Kebal Penyakit Dan Mampu Menambat N2 Dari Udara
Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
159
< Sebelum Sesudah >

1. Tanaman kebal terhadap penyakit, misalnya tembakau kebal terhadap TMV.


Skema rekayasa genetika untuk membuat tumbuhan kebal virus TMV

2. Tanaman mampu menambat N2.

Pemberian nitrogen dalam bentuk pupuk buatan secara berlebih ternyata


berdampak negatif yaitu:
1. Meningkatkan tekanan osmosis air tanah

2. Meningkatkan keasaman tanah ⇒ akibat lanjut adalah defisiensi Ca, Mg dan K

3. Terjadinya eutrofikasi karena penumpukan NO3 di perairan, jalan keluarnya adalah


dilakukan rekayasa genetika
Pendahuluan
Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
149
< Sebelum Sesudah >

Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara


terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi
genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.
Ciri utama bioteknologi:
1. Adanya aBen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan
2. Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian
Gbr. Kegunaan Bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia

Perkembangan bioteknologi :
1. Era bioteknologi generasi pertama ⇒ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman
serta pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.

2. Era bioteknologi generasi kedua.


Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos

3. Era bioteknologi generasi ketiga.


Proses dalam kondisi steril.
Contoh:
produksi antibiotik dan hormon

4. Era bioteknologi generasi baru ⇒ bioteknologi baru.

Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
Kultur jaringan
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 8:00 am
Tags: Bioteknologi, Kultur jaringan, Perbanyakan Tanaman

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel,
protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut
dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot
karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik
seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
(lagi…)
Komentar (21)

Januari 12, 2009


Bioteknologi Dalam Kedokteran Dan Produksi Obat
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 8:25 am
Tags: Antibiotik, Antibodi Monoklonal, Bioteknologi, Interferon, kedokteran, Produksi
Obat, Terapi Gen, Vaksin
vaksin
Bioteknologi Dalam Kedokteran Dan Produksi Obat
1. Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel b sejenis. Antibodi ini dibuat
oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel b Limpa dan sel mieloma) yang
dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi antara lain
diagnosis penyakit dan kehamilan
2.Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3.Antibiotik
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
- Penicillium chrysogenum Þ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
…………………………………Dilakukan dengan mutasi secara
…………………………………iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ………………Þ penisilin N.
- Cephalosporium ………………Þ sefalospurin C.
- Streptomyces …………………Þ streptomisin, untuk pengobatan TBC
4.Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi
virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5.Vaksin
Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan
kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.
Komentar (3)

Januari 9, 2009
Perkembangan bioteknologi dan Penggunaannya di industri serta pangan
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 4:26 am
Tags: Perkembangan bioteknologi, Produksi Pangan, bioteknologi dalam industri

tempe
Perkembangan bioteknologi :
1.Era bioteknologi generasi pertama Þ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta
pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
(lagi…)
Komentar (6)

November 4, 2008
Mengenal Bioteknologi
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 7:02 am

Pengertian Bioteknologi
Adalah penggunaan makhluk hidup dan hasil-hasilnya untuk menyediakan barang dan jasa.
Dalam bioteknologi meliputi penggunaan bakteri, jamur serta kultur-kultur tumbuhan dan hewan
( termasuk tekhnik hidroponik dan kultur jaringan ).
Penerapan Bioteknologi
Beberapa jenis mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk produksi makanan dan minuman serta
keperluan lainnya , contoh :
Bahan Makanan—->Hasil—>Mikroorganisme yang dipakai
Beras - Sacharomyces (ragi) - Minuman berakohol(anggur, bir
Kedelai - Rhizopus – tempe
kedelai - Aspergilus wenti - oncom
Kacang tanah - Neurospora crassa - oncom
Air kelapa – Acetobacter xylinum - Nata de coco
Bioteknologi Tradisional
Salah satu penerapan bioteknologi secara tradisional adalah dalam pembuatan tempe dari kacang
kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus. Secara tradisional tempe dibuat dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Perendaman
Kacang kedelai direndam dalam air mengalir ± 8 jam agar kulitnya mudah lepas
2. Pelepasan Kulit
Tujuannya agar ragi dapat tumbuh dengan baik karena mendapat makanan yang cukup.
3. Perebusan
Tujuannya agar kedelai lebih mudah dicerna, mempermudah pertumbuhan ragi, menghilangkan
bau dan menambah cita rasa.
4. Pengeringan
Setelah direbus, kedelai didinginkan dan ditiriskan sampai permukaan menjadi kering agar
terhindar dari pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki.
5. Pemberian Ragi
kedelai ditaburi dengan ragi kemudian diaduk-aduk sampai benar-benar rata.
6. Pembungkusan
Campuran kedelai dan ragi dibungkus dengan daun pisang atau plastic yang berlobang-lobang
dalam bentuk dan ukuran tertentu sesuai selera masing-masing.
7. Pemeraman
bungkusan-bungkusan tersebut kemudian disimpan pada suhu 30oC selama 24 jam
Dampak Hasil Bioteknologi
Selain membawa dampak positif bagi ketersediaan makanan, namun dalam proses maupun hasil
bioteknologi membawa dampak negative antara lain :
● Limbah dari kulit kedelai dan air buangan rendaman kedelai dapat mengakibatkan
pencemaran air
● mabuk-mabukan, karena minum bir yang berlebihan
Komentar (1)

Tanaman Produk Bioteknologi


Desember 21, 2007 oleh plantus
tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN – TANPA
SKRIPSI – ABSENSI HADIR BEBAS – BERKUALITAS – IJAZAH & GELAR
DARI DEPDIKNAS – MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima
pindahan dari PTN/PTS lain

MANAJEMEN – AKUNTANSI – ILMU KOMUNIKASI – ILMU


PEMERINTAHAN

utkampus : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net


Siap Menanam atau Mengimpor?

TANAMAN produk bioteknologi telah beberapa diperdagangkan di berbagai negara. Tanaman


hasil rekayasa genetika tersebut menyerupai tanaman asalnya, tetapi memiliki sifat-sifat tertentu
yang menyebabkan tanaman tersebut lebih baik. Tanaman tersebut memberikan keuntungan bagi
petani dan konsumen. Petani memperoleh hasil yang lebih tinggi dan peningkatan keleluasaan
dalam pengelolaan tanaman, sedangkan konsumen memperoleh hasil yang lebih menyehatkan,
antara lain tanaman yang ditanam dengan penggunaan pestisida lebih sedikit dan atau kandungan
nutrisi yang lebih menyehatkan.
Tanaman produk bioteknologi yang telah disetujui untuk pangan merupakan tanaman yang
dimodifikasi untuk memiliki sifat-sifat seperti ketahanan terhadap penyakit, ketahanan terhadap
herbisida, perubahan kandungan nutrisi, dan peningkatan daya simpan.
Kedelai biotek
Kedelai merupakan tanaman penghasil minyak yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Bijinya
mengandung asam amino esensial lebih tinggi dibanding dengan daging, sehingga merupakan
tanaman pangan yang sangat penting saat ini.
Kedelai toleren herbisida, varietas kedelai toleran herbisida mengandung gen yang memberikan
ketahanan terhadap satu atau dua herbisida berspektrum luas, yang ramah lingkungan. Tanaman
kedelai hasil modifikasi genetika ini memberikan pengendalian gulma lebih baik dan
mengurangi kerusakan tanaman. Selain itu juga meningkatkan efisiensi budi daya dengan
optimalisasi hasil melalui pemanfaatan lahan yang efisien, menghemat waktu tanam, dan
peningkatan keleluasaan pergiliran tanaman. Penggunaan tanaman kedelai ini juga mendorong
adopsi sistem tanam tanpa oleh tanah (TOT), yang merupakan bagian penting dari konservasi
lahan.
Varietas kedelai hasil modifikasi genetika tersebut sama seperti varietas kedelai lainnya dalam
hal kandungan nutrisi dan komposisinya maupun cara pemrosesannya menjadi pangan dan
pakan. Kedelai biotek telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara
Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Korea, Meksiko, Belanda, Rusia,
Switzerland, Uruguay, dan Amerika Serikat.
Tanaman hasil modifikasi genetika mengandung asam oleat yang tinggi, yang merupakan asam
lemak tak jenuh tunggal. Menurut ahli gizi, lemak tak jenuh tunggal merupakan lemak yang
lebih baik dibanding lemak jenuh yang terdapat pada sapi, babi, keju dan produk ternak lainnya.
Minyak yang diproses dari tanaman kedelai ini sama seperti minyak kacang tanah dan minyak
zaitun. Kandungan asam oleat pada kedelai umumnya 24 persen. Tetapi, kandungan asam oleat
pada kedelai hasil modifikasi genetika ini melebihi 80 persen. Kedelai yang ditingkatkan
kandungan asam oleatnya telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di Kanada,
Australia, dan Amerika Serikat.
Jagung biotek
Jagung merupakan salah satu dari tiga tanaman pangan utama. Jagung toleran herbisida, varietas
jagung ini sama seperti tanaman kedelai toleran herbisida. Memungkinkan petani mendapatkan
keleluasaan dalam menggunakan herbisida tertentu untuk mengendalikan gulma yang merusak
tanaman.
Jagung yang toleran terhadap herbisida ini telah telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan
pangan di negara Argentina, Australia, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat.
Jagung tahan hama, jagung yang dimodifikasi untuk tahan hama mampu menghasilkan protein
insektisida yang biasa dihasilkan oleh mikroba tanah yang terdapat di alam (Bt), yang
memberikan perlindungan tanaman jagung sepanjang musim dari hama penggerek jagung.
Protein Bt telah lama digunakan secara aman sebagai agensia pengendali hama lebih dari 40
tahun.
Ini berarti petani tidak perlu lagi menyemprotkan insektisida untuk melindungi tanaman jagung
dari hama yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan kehilangan hasil. Jagung Bt juga
mengurangi kontaminasi toksin yang dihasilkan oleh serangan jamur pada biji yang rusak.
Jagung Bt telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Argentina, Australia,
Kanada, Denmark, Eropa, Jepang, Belanda, Afrika Selatan, Switzerland, Inggris, dan Amerika
Serikat.
Kanola biotek
Kanola merupakan variasi genetik dari rapeseed yang dikembangkan oleh pemulia Kanada untuk
kualitas nutrisinya, khususnya kadar lemak rendah. Kanola toleran herbisida berperilaku seperti
tanaman lainnya yang dimodifikasi untuk toleran terhadap herbisida. Untuk keuntungannya sama
seperti halnya kedelai toleran herbisida. Kanol laurat tinggi, kanola ini memiliki kadar laurat
tinggi. Minyak yang diproses dari tanaman ini sama dengan minyak kelapa dan kelapa sawit.
Minyak kanola baru ini dijual pada industri pangan untuk digunakan sebagai pelapis kembang
gula cokelat, pemutih kopi, campuran pelapis kue, dan campuran penutup atas. Bahan ini
digunakan juga dalam industri kosmetik. Kanola toleran herbisida telah disetujui untuk
digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada dan Amerika Serikat. Kanola asam oleat, tipe
baru kanola ini mengandung asam oleat tinggi dan sampai saat ini telah disetujui untuk
digunakan sebagai bahan pangan di Kanada.
Kapas biotek
Kapas tahan hama, tanaman kapas ini bersifat seperti tanaman jagung tahan hama. Kapas ini
menghasilkan suatu protein yang dapat memberikan perlindungan sepanjang musim tanam
terhadap ulat penggerek buah kapas. Dengan demikian, kebutuhan pemberian insektisida
tambahan untuk pemberantasan hama tersebut dapat dikurangi, bahkan ditiadakan. Kapas Bt
telah disetujui untuk digunakan di negara Argentina, Australia, Kanada, Cina, Jepang, Meksiko,
Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.
Kapas toleran herbisida, kapas ini bersifat seperti tanaman lain yang dimodifikasi untuk toleran
terhadap herbisida. Untuk keuntungan sama seperti halnya kedelai toleran herbisida. Kapas
toleran herbisida telah disetujui untuk digunakan di negara Australia, Kanada, Jepang, Afrika
Selatan, dan Amerika Serikat.
Kentang biotek
Kentang tahan hama, jenis kentang ini bersifat seperti tanaman jagung tahan hama. Sifat
ketahanan tersebut memberikan perlindungan tanaman terhadap kumbang kentang Colorado.
Dengan demikian, tanaman kentang ini tidak memerlukan tambahan perlindungan terhadap hama
tersebut, yang tentu saja akan menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan. Kentang ini
telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada, Jepang, dan Amerika
Serikat.
Kentang tahan virus, beberapa varietas kentang telah dimodifikasi untuk ketahanan terhadap
virus daun menggulung dan virus Y kentang. Seperti halnya vaksinasi pada manusia, tanaman
kentang mendapat inokulasi mencegah penyakit virus tersebut, sehingga terlindung melalui
bioteknologi terhadap virus tertentu. Selanjutnya ketahanan terhadap virus akan mengurangi
pemakaian insektisida yang diperlukan untuk pemberantasan vektor yang menularkan virus.
Kentang ini telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada dan
Amerika Serikat.
”Squash” biotek
Squash tahan virus, squash kuning berleher panjang hasil modifikasi genetika memiliki
ketahanan terhadap virus mosaik semangka dan virus mosaik kuning zucchini. Varietas baru ini
memiliki protein selubung dari kedua virus tersebut. Pendekatan biotek ini dilakukan tanpa
pemberantasan kutu aphis sehingga dapat mengurangi atau meniadakan pemakaian insektisida.
Squash ini disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada dan Amerika
Serikat.
Pepaya biotek
Pepaya tahan virus, pepaya yang dikembangkan di Hawaii ini memiliki gen virus yang mengode
protein selubung dari virus bercak cincin pepaya. Protein tersebut memberikan perlindungan
tanaman pepaya terhadap virus tersebut. Pepaya ini bersifat seperti tanaman kentang tahan virus
hasil modifikasi genetika. Pepaya ini telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di
Amerika Serikat.
Keuntungan ekonomi
Petani telah mendapatkan bagian besar keuntungan finansial dari tanaman produk bioteknologi.
Keuntungan utama yang telah tercatat di Amerika Serikat untuk musim tanaman 1999-2001
mencakup penggunaan insektisida kimia yang lebih sedikit dan peningkatan hasil.
Di negara maju telah terbukti bahwa penggunaan tanaman produk bioteknologi memberikan
keuntungan yang nyata. Tanaman generasi pertama tersebut telah memberikan keuntungan yang
nyata.
Tanaman generasi pertama (peningkatan ketahanan terhadap hama) telah membuktikan
kemampuannya dalam meningkatkan hasil, mengurangi biaya budi daya, meningkatkan
keuntungan, serta membantu melindungi lingkungan. Sekarang penelitian dipusatkan pada
generasi kedua (peningkatan kandungan nutrisi atau sifat lain) untuk mendukung standar
industri. Varietas baru ini harus terbukti bermanfaat bagi berjuta-juta rakyat di negara yang
mengalami kekurangan gizi. *** PR-Kamis, 20 Ap
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang
berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European
Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu
pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup,
sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa (Goenadi & Isroi, 2003).
Dengan definisi tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Dimulai dari nenek
moyang kita, pemanfaatkan mikroba telah dilakukan untuk membuat produk-produk berguna
seperti tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco . Hampir semua
antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim yang dipakai untuk membuat sirop
fruktosa hingga pencuci pakaian. Dalam bidang pertanian, mikroba penambat nitrogen telah
dimanfaatkan sejak abad ke 19. Mikroba pelarut fosfat telah dimanfaatkan untuk pertanian di
negara-negara Eropa Timur sejak tahun 1950-an. Mikroba juga telah dimanfaatkan secara
intensif untuk mendekomposisi limbah dan kotoran. Bioteknologi memiliki gradien
perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama
dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus
berevolusi (Gambar 1).

Gambar 1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle & Presley, 1996).


Perkembangan bioteknologi secara drastis terjadi sejak ditemukannya struktur helik ganda DNA
dan teknologi DNA rekombinan di awal tahun 1950-an. Ilmu pengetahuan telah sampai pada
suatu titik yang memungkinkan orang untuk memanipulasi suatu organisme di taraf seluler dan
molekuler. Bioteknologi mampu melakukan perbaikan galur dengan cepat dan dapat diprediksi,
juga dapat merancang galur dengan bahan genetika tambahan yang tidak pernah ada pada galur
asalnya. Memanipulasi organisme hidup untuk kepentingan manusia bukan merupakan hal yang
baru. Bioteknologi molekuler menawarkan cara baru untuk memanipulasi organisme hidup.
Seperti halnya teknologi-teknologi yang lain, aplikasi bioteknologi untuk pertanian selain
menawarkan berbagai keuntungan juga memiliki potensi risiko kerugian. Keuntungan potensial
bioteknologi pertanian antara lain: potensi hasil panen yang lebih tinggi, mengurangi
penggunaan pupuk dan pestisida, toleran terhadap cekaman lingkungan, pemanfaatan lahan
marjinal, identifikasi dan eliminasi penyakit di dalam makanan ternak, kualitas makanan dan gizi
yang lebih baik, dan perbaikan defisiensi mikronutrien (Jones, 2003). Satu pendekatan baru yang
sedang mendapatkan banyak perhatian adalah Bio-farming , seperti antibiotika dalam buah
pisang.
Potensi risiko bioteknologi terhadap pertanian dan lingkungan – walaupun masih dalam
perdebatan - antara lain efek balik terhadap organisme non-target, pembentukan hama resisten,
dan transfer gen yang tidak diinginkan yang meliputi transfer gen ke tanaman liar sejenis,
transfer gen penyandi untuk produksi gen toksik, dan transfer gen resisten antibiotik melalui gen
penanda ( marker ) antibiotik. Beberapa kritikan menyebutkan bahwa modifikasi DNA
rekombinan menyebabkan pangan tidak aman untuk dimakan. Kelompok pecinta lingkungan
mengkritik bahwa organisme trasgenik menyebabkan kerusakan keragaman hayati, karena
membunuh organisme liar yang berguna, atau membuat organisme invasif yang dapat merusak
lingkungan (Conko, 2003).
Terlepas dari perdebatan keuntungan dan kerugian di atas, prinsip ”kehati-hatian” harus
dikedepankan dalam aplikasi bioteknologi untuk agribisnis, khususnya rekayasa genetika.
Pelajaran yang baik dapat kita peroleh dari pengalaman Revolusi Hijau yang semula dianggap
aman, namun intensifikasi penggunaan pupuk dan pestisida terbukti berakibat buruk terhadap
lingkungan dan baru diketahui setelah beberapa puluh tahun kemudian.
PRODUK BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
Produk-produk bioteknologi pertanian di Indonesia berdasarkan gradien bioteknologi antara
lain : (1) bahan tanam unggul, (2) biofertilizer, (3) biodecomposer, dan (4) biocontrol.
Bahan tanam dapat ditingkatkan kualitasnya melalui pendekatan bioteknologi. Peningkatan
kualitas bahan tanam berdasarkan pada empat kategori peningkatan, yaitu peningkatan kualitas
pangan, resistensi terhadap hama atau penyakit, toleransi terhadap cekaman lingkungan, dan
manajemen budidaya (Huttner, 2003). Produk bahan tanam unggul yang saat ini telah berhasil
dipasarkan antara lain adalah bibit kultur jaringan, misalnya: bibit jati dan bibit tanaman
hortikultura. Namun, bahan tanam unggul yang dihasilkan dari rekayasa genetika yang dilakukan
oleh peneliti di Indonesia sampai saat ini belum ada yang dikomersialkan. Produk-produk bahan
tanam rekayasa genetika yang ada di pasaran Indonesia umumnya merupakan produk dari negera
lain, sebagai contoh : Jagung Bt dan Kapas Bt yang dipasarkan oleh Monsanto. Kultur jaringan
merupakan tingkatan umum penguasaan bioteknologi di Indonesia. Bagaimanapun juga,
produksi bibit kelapa kopyor telah berhasil di komersialkan melalui teknik transfer embrio (Paten
ID 0 001 957).
Produk biofertilizer merupakan salah satu produk bioteknologi yang banyak beredar di pasaran
Indonesia. Produk-produk tersebut sebagian dikembangkan oleh peneliti di Indonesia maupun di
impor dari negara lain. Salah satu produk biofertilizer bernama Emas ( Enhancing Microbial
Activity in the Soils ) telah dirakit oleh BPBPI (Paten ID 0 000 206 S), dilisensi oleh PT Bio
Industri Nusantara dan digunakan di berbagai perusahaan perkebunan (BUMN dan BUMS)
(Goenadi, 1998). Produk biofertilizer lain yang dikembangkan oleh peneliti di Indonesia antara
lain: Rhizoplus , Rhiphosant , Bio P Z 2000, dan lain-lain. Produk sejenis biofertilizer/
bioconditioner dari luar negeri misalnya: Organic Soil Treatment (OST).
Produk-produk biodecomposer juga banyak beredar di pasaran Indonesia. Biodecomposer
dipergunakan untuk mempercepat proses penguraian limbah-limbah organik segar pertanian
menjadi kompos yang siap diaplikasikan ke dalam tanah. Contoh produk-produk biodecomposer
antara lain: Orgadec (BPBPI), SuperDec (BPBPI), Degra Simba (ITB), Starbio , EM4 , dan lain
sebagainya. Produk-produk baru terus bermunculan sejalan dengan kebutuhan untuk mengatasi
masalah limbah padat organik.
Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi
mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi
maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak
dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga,
Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor
sengon ( Xyxtrocera festiva ), dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular
tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp). Produk-produk biokontrol yang
telah dikomersialisasikan oleh unit kerja lingkup Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI)
antara lain : Meteor, Greemi-G, Triko SP, NirAma , dan Marfu . Keuntungan pemanfaatan
biokontrol untuk pertanian antara lain adalah ramah lingkungan, dan mengurangi konsumsi
pestisida yang tidak ramah lingkungan.
Mikroba juga dimanfaatkan dalam proses pembuatan pupuk anorganik. Peneliti di Balai
Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) mengembangkan teknologi pembuatan
pupuk superfosfat yang disebut dengan Bio-SP dengan menggunakan bantuan mikroba pelarut
fosfat. Kualitas dari Bio-SP menyamai kualitas pupuk superfosfat konvensional (SP 36).
Keunggulan dari teknologi ini adalah penggunaan agensia hayati untuk mengurangi konsumsi
asam anorganik dan lebih aman lingkungan serta mampu mengurangi biaya produksi.

PENDAHULUAN

Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu


pesat perkembangan bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya
perkembangan bioteknologi ini sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia
dimuka bumi. Hal ini dapat dipahami mengingat bioteknologi menjanjikan
suatu revolusi pada hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari
bidang pertanian, peternakan dan perikanan hingga kesehatan dan
pengobatan.

Produk-produk bioteknologi selalu menimbulkan keterkejutan, keheranan


dan akhirnya memunculkan kekaguman kepada kita, karena tidak pernah
membayangkan sebelumnya produk-produk tersebut dapat dibuat oleh manusia. Di
bidang Pertanian, bioteknologi mampu menciptakan jenis tanaman yang
mempunyai sifat unggul (produksi tinggi, tahan hama dan penyakit), lebih
sensasional lagi bahwa tanaman tersebut dapat menghasilkan pupuk sendiri. Di
bidang peternakan dan perikanan, teknologi transgenik merupakan salah satu
alternatif upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
masyarakat. Di bidang kesehatan dan pengobatan, bioteknologi telah mampu
menyelesaikan masalah infertilitas.

Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi


memasuki milenium ke tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh.
Menurut beberapa informasi, sangat banyak manfaat bioteknologi ini bagi
kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidupnya,
antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya
energi, mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi.

Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus


dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran,
logika, moral, agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat membantu
menuntun kita pada tujuan pengembangn IPTEK yang sebenarnya.

Selaras dengan kemajuan peradaban, bioteknologi dapat dijadikan tolak ukur


perkembangan otak manusia yang luar biasa saat ini. Sehingga sangatlah
mungkin muncul pertanyaan, apakah benar semakin cerdas otak manusia makin
pandai manusia menemukan kebenaran, makin baikkah perbuatan manusia?
maka, penguasaan manusia terhadap teknologi hendaklah menuntut
perkembangan moral manusia itu juga. Tanpa landasan moral maka manusia yang
sudah beranjak menjadi ilmuan akan mudah sekali tergelincir dalam melakukan
prostitusi intelektual (Suriasumantri, 1999).

II. BIOTEKNOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG

Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah


melalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna
(1992 ) memberi batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni:
pemanfaatan prinsip–prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem
atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatkan potensi organisme
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.

Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian


Rifai (2001) mengatakan, penggunaan bioteknologi untuk
menciptakan kultivar unggul seperti tanaman padi dan tanaman semusim
sangat berguna untuk pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia.
Karenanya, pengembangan bioteknologi diberbagai bidang perlu mendapat
perhatian serius. Satu fakta yang tidak dapat dipungkiri akibat
ketertinggalan negara kita mengembangkan bioteknologi adalah
dimanfaatkannya plasma nutfah negara kita oleh negara lain. Durian
bangkok dan mangga berwarna keunguan dari Australia adalah sebagian
kecil contohnya.

Bioteknologi seperti transgenik dalam bidang pertanian pada dasarnya telah


mulai dikembangkan, namun penolakan-penolakan dari berbagai pihak
menyebabkan teknologi ini tidak pesat perkembangannya. Tanaman-tanaman
pertanian yang telah berhasil meningkatkan produksi dan kualitas melalui
transgenik antara lain kapas, jagung, dan lain-lain.

Pro dan kontra penggunaan tanaman transgenik ramai dibicarakan


diberbagai media massa. Salah satu contohnya adalah kapas transgenik. Pihak
yang pro, terutama para petinggi dan wakil petani yang tahu betul hasil uji coba di
lapangan memandang kapas transgenik sebagai mimpi yang dapat membuat
kenyataan, sedangkan Pihak yang kontra, sangat ekstrim mengungkapkan berbagai
bahaya hipotetik tanaman transgenik (Tajudin, 2001).

Selain kapas, Setyarini (2000) memaparkan tentang kontroversi penggunaan


tanaman jagung yang telah direkayasa secara genetik untuk pakan unggas.
Kekhawatiran yang muncul adalah produk akhir unggas Indonesia akan
mengandung genetically modified organism ( GMO ). Masalah lain yang menjadi
kekhawatiran berbagai pihak adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan
lingkungan antara lain serbuk sari jagung dialam bebas dapat mengawini gulma-
gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. Sebaliknya,
kelompok masyarakat yang pro mengatakan bahwa dengan jagung transgenik
selain akan mempercepat swa sembada jagung, manfaat lain adalah jagung yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang hebat, kebal terhadap serangan hama
sehingga petani tidak perlu menyemprot pestisida.

Bagaimana cara kita menyikapinya?, satu-satunya jalan adalah dengan


melakukan beberapa tahapan pengujian, studi kelayakan, serta sistem pengawasan
yang ketat oleh instansi yang berwenang. Disini, pihak peneliti memegang peranan
penting dalam mengungkap dan membuktikan atau menyanggah berbagai
kekhawatiran yang timbul.

Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan Perikanan


Penggunaan bioteknologi guna meningkatkan produksi peternakan meliputi
: 1) teknologi produksi, seperti inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi
embrio, fertilisasi in vitro, sexing sperma maupun embrio, cloning dan spliting. 2)
rekayasa genetika, seperti genome maps, masker asisted selection, transgenik,
identifikasi genetik, konservasi molekuler, 3) peningkatan efisiensi dan kualitas
pakan, seperti manipulasi mikroba rumen, dan 4) bioteknologi yang berkaitan
dengan bidang veteriner (Gordon, 1994; Niemann dan Kues, 2000).

Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah a) transfer


embrio berupa teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini
telah diaplikasikan secara luas di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua
dasawarsa terakhir untuk menghasilkan anak (embrio) yang banyak dalam satu kali
siklus reproduksi. b) cloning telah dimulai sejak 1980an pada domba. Saat ini
pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan kembar identik
pada domba, sapi, babi dan kuda. c) produksi embrio secara in vitro; teknologi In
vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah
berkembang dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah
berhasil dilahirkan melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).

Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan


teknik ini seekor sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet)
pertahun. Penelitian terakhir membuktikan bahwa, menciptakan jenis ternak unggul
sudah bukan masalah lagi. Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan
mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan kemudian memindahkan gen tersebut
dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak unggul yang diinginkan dapat
diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini sudah berhasil
memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10 – 15 % dari total hemoglobin
manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan persentasi
hemoglobin manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.

Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat


dinantikan, mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari
(over fishing), banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya
peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono mengakui
adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga mengakui adanya ketakutan
pada dampak penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga
kelompok, yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam, dan prosesing bahan
makanan yang bernilai ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi dibidang
akuakultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom, dan pendekatan biologi
molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih dan
induk ikan.

Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan


dengan menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik, dan bioremediasi. Vaksin
dapat memacu produksi antibiotik specifik dan hanya efektif untuk mencegah satu
patogen tertentu. Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang
non specifik, misalnya lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan
untuk ikan dan udang di Indonesia. Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam
lingkungan perairan budidaya sebagai penyeimbang mikroba dalam pencernaan
dan lingkungan perairan .

Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan
mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati
fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi di injeksi secara
makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing
tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu:
1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur, 2) Identifikasi gen pada
anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan 3) keragaman dari
turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.

Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan dan Pengobatan


Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan
Lisa melakukan program bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan
turunan, tetapi karena perlu donor bagi putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan
menderita penyakit fanconi anemia (Gatra, 2000). Fanconi anemia adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sumsum tulang belakang
sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan akan menyebabkan penyakit leukemia.
Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan sumsum tulang dari
saudara sekandung, tetapi masalahnya, Molly adalah anak tunggal. Teknologi bayi
tabung diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit fanconi
anemia. Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-
embrio yang membawa gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata
hanya 1 embrio yang terbebas dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke
rahim Lisa dan 14 embrio lainnya dimusnahkan. Bayi tabung ini lahir 29 Agustus
2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir, diambil sampel darah dari
umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi dengan placenta)
untuk ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan akan
merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.

III. PERANAN MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

Hobbelink (1988) menyatakan bahwa bioteknologi sebagai suatu teknologi


sebenarnya bukan barang baru. Ia telah ada sejak beribu tahun yang silam, sejak
manusia mengenal cara membuat anggur, bir, keju ataupun ragi roti. Orang-orang
Mesir kuno telah menggunakan bioteknologi untuk membuat bir pada 2000 tahun
sebelum kelahiran Kristus. Prinsip dasar upaya ini umumnya sama yaitu sejumlah
bahan dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik tertentu yang akan
mentransformasikan bahan dasar itu (anggur, barley, susu atau gandum) ke produk
yang diinginkan, yakni : minuman anggur, bir, keju dan roti. Kini, bioteknologi
modern dapat menghasilkan produk-produk yang bersumber dari sel (cellular
product) dan dapat dilakukan melalui transformasi biologis (biotransformation).
Terlebih lagi bioteknologi modern dalam prosesnya dapat dipengaruhi serta
dikendalikan sepenuhnya oleh manusia sebagai pelakunya.

Peran manusia seiring dengan kemajuan bioteknologi kiranya tak dapat


disangkal lagi. Sebagai pelaku, manusia dituntut mempunyai kerangka berfikir
sistematis serta mempunyai wawasan luas terhadap ilmunya, mampu melihat
hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lain, dapat mengkaitkan ilmu
dengan moral, ilmu dengan agama, serta harus yakin bahwa ilmu yang dipunyai
membawa kebahagian kepada diri dan lingkungannya (Suriasumantri, 1999).

Suatu peringatan bahwa dibidang tertentu sering dijumpai pandangan-


pandangan ilmuwan yang keliru, seorang ahli memadang rendah bidang ilmu
lainnya. kondisi ini tentu tidak dapat dibenarkan karena akan mengancam
kemajuan ilmu. Dalam era bioteknologi pandangan terhadap semua bidang ilmu
adalah sederajad, karena sesungguhnya bioteknologi adalah multidisiplin ilmu.
Tidak ada bioteknolog yang bekerja sendiri. Bioteknologi merupakan kumpulan dari
berbagai bidang keahlian, yakni: biokimia, mikrobiologi, biologi molekuler dan
seluler, genetika, embriologi, immunologi, biologi reproduksi dan ahli komputer.
Semua orang yang menguasai bidang-bidang ilmu tersebut harus dapat bekerja
dalam satu tim. Dengan demikian, aktivitas bioteknologi dapat dilakukan untuk
memberi nilai tambah bagi industri yang telah memanfaat

Profil Puslit
Bioteknologi

Written by Administrator
Tuesday, 30 November 1999 00:00

Pusat penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, awalnya bernama Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Bioteknologi LIPI. Puslit ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1986
berdasarkan Kepres RI No.1 tahun 1986 dan berada di bawah Deputi bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati. Puslit Bioteknologi didirikan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan
Bioteknologi di Indonesia.
Pada bulan April 1993, Puslit Bioteknologi LIPI masih berada dalam satu bangunan dengan
Puslitbang Biologi LIPI Bogor, yaitu di Gedung Kusnoto yang terletak pada di Jalan Ir.H.
Djuanda No. 18 Bogor. Kemudian sejak tanggal 1 Oktober 1993, karena beberapa pertimbangan,
semua kegiatan Puslit dipindahkan ke Jalan Raya Bogor Km 46 Cibinong. Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI telah ditetapkan menjadi salah satu pusat unggulan Bioteknologi pertanian II
berdasarkan SK Menteri Riset dan Teknologi. Pada tahun 2001 sesuai SK Kepala LIPI No.
1151/Kep/2001 Puslitbang Bioteknologi LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI.

TUGAS DAN FUNGSI

Puslit Bioteknologi-LIPI sesuai dengan Keputusan Kepala LIPI Nomor 1151/Kep/M/2001,


tanggal 5 Juni 2001, Pasal 145 mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program,
pelaksanaan penelitian bidang bioteknologi, serta evaluasi dan penyusunan laporan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 di atas, Puslit Bioteknologi-
LIPI mempunyai tugas :
a)Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang bioteknologi
b)Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan teknis bidang bioteknologi
c)Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang bioteknologi
d)Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang bioteknologi
e)Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang bioteknologi
f)Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bioteknologi
g)Pelaksanaan urusan tata usaha

STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan SK tersebut di atas terdiri atas tiga
bidang penelitian yaitu :
a) Bidang Biologi Molekuler
b) Bidang Biologi Sel dan Jaringan
c) Bidang Bioproses
d) Bidang Sarana Penelitian
e) Bagian Tata Usaha (TU)

VISI, MISI DAN STRATEGI

VISI
Visi Puslit Bioteknologi-LIPI mengacu pada visi IPTEK 2025 yaitu “Terwujudnya IPTEK
sebagai kekuatan utama untuk kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa” dan visi LIPI
yang berbunyi “Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik”. Berdasarkan dua visi
tersebut disusunlah visi Puslit Bioteknologi-LIPI yaitu : “Menjadi lembaga penelitian
bioteknologi terdepan yang didukung oleh sumber daya profesional.”

MISI
a)Menguasai iptek di bidang bioteknologi agar menjadi penggerak utama dan acuan dalam
meningkatkan kemajuan bangsa dan pembangunan berkelanjutan
b)Pengungkapan, peningkatan nilai tambah dan penyelamatan sumber daya alam hayati melalui
penguasaan biologi molekuler, sel dan jaringan serta bioproses
c)Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan di bidang bioteknologi
d)Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemasyarakatan IPTEK bidang
bioteknologi
e)Meningkatkan kinerja dan tata kelola lembaga riset yang baik (good corporate governance)
f)Meningkatkan profesionalitas, kesejahteraan pegawai dan karyawan
TUJUAN DAN SASARAN ORGANISASI

TUJUAN
a.Memanfaatkan bioteknologi modern untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya hayati
untuk bahan pangan, obat-obatan, kesehatan masyarakat dan perbaikan lingkungan hidup
b.Meningkatkan kemampuan dan jumlah SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler, bioproses
dan ilmu lain yang menunjang
c.Meningkatkan kemampuan manajerial dan sistem administrasi kelembagaan riset modern
d.Membantu menyiapkan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi
e.Mengembangkan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional secara internal dan
eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

SASARAN
a.Terciptanya kompetensi inti (core competence) yang handal di bidang bioteknologi yang
didukung dengan kemampuan sumber daya IPTEK yang profesional
b.Terfasilitasinya penegakan kebenaran ilmiah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk
mengatasi permasalahan perbedaan kepentingan dan konflik yang mungkin terjadi
c.Terciptanya tata kelola yang profesional, efektif, efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip
good corporate governance (GCG)
d.Terjalinnya komunikasi antara pemegang kebijakan, swasta, masyarakat industri, masyarakat
umum dan peneliti sehingga memahami pentingnya sumber daya alam hayati sebagai aset dan
kunci penggerak pembangunan di bidang pangan, kesehatan dan lingkungan
e.Termanfaatkannya hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan aset-aset yang dimiliki untuk
kemajuan ekonomi, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan
daya saing dalam kerangka pembangunan berkelanjutan yang adil berwajah kemanusiaan.

Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran (Strategi)

a.1. Penajaman program strategis dalam bidang pangan, farmasi dan lingkungan
2. Penguatan ilmu dasar dan terapan dalam bidang biologi sel dan jaringan, biologi molekuler dan
bioproses
b.1. Rekrutmen, pendidikan dan pelatihan SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler dan
bioproses dan ilmu lain yang menunjang
2. Meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan riset pembinaan, riset unggulan dan riset strategis
serta kerjasama na sional, regional dan internasional
3. Menyelenggarakan forum-forum komunikasi ilmiah internal dan eksternal
c.1. Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan SDM di bidang administrasi
dan manajemen modern
2. Membangun sistem informasi manajemen
d. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi
e. Menyusun dan mengimplementasikan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional

kan bioteknologi. KATA PENGANTAR


Alhamdulilah hirobbil alamin,atas rahmat Allah SWTpertama-tama marilah
kita panjatkan puja serta puji kepada-NYA yang telah memperkenankan kami
menyusun makalah ini.Shalawat serta salam semoga allah curah limpahkan
kepada jungjunan kami Baginda tercinta Rosululah SAW.
Dalam karya ilmiah ini akan dibahas tentang pengertian bioteknologi
fermentasi tradisional, yaitu : dalam pembuatan tape ketan. Selain itu juga
akan dibahas tentang proses pembuatan tape ketan. Karya ilmiah ini
ditujukan untuk salah satu syarat mengikuti ujian praktek biologi, dan ujian
akhir sekolah.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya
ilmiah ini. Untuk itu, saran dan sumbangan ide yang bersifat membangundan
dapat meningkatkan mutu karya ilmiah ini di masa yang akan datang.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
banyak membantu dan yang telah memberi dorongan khususnya kepada
guru pelajaran bioloogi, dan kepada narasumber yang telah memberikan
pengetahuannya kepada penyusun.
Singaparna, 29 maret 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………1
1.1. latar
belakang………………………………………………………………………1
1.2. tujuan
penelitian…………………………………………………………………..1
1.3. manfaat
penelitian………………………………………………………………..1
Bab II : Tinjauan pustaka…………………………………………………………2
2.1. pengertian
bioteknologi………………………………………………………….2
2.2. pengertian tape
ketan……………………………………………………………2
Bab III : Metode penelitian……………………………………………………….3
3.1. alat dan
bahan……………………………………………………………………..3
3.2. cara
kerja…………………………………………………………………………….3
Bab IV : Pembahasan………………………………………………………………4
Bab V : Penutup…………………………………………………………………….5
5.1.
kesimpulan………………………………………………………………………
…..5
5.2.
saran………………………………………………………………………………
……5
Daftar pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita
sehari-hari dan biologi merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam
dan juga sebagai ilmu yang mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial.
Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah Pengantar
bioteknologi. Dimana bioteknologi disini dibagi ke dalam bioteknologi
modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh bioteknologi
konvensional adalah pembuatan Tape. Dimana dalam pembuatan tape
beralngsung proses fermentasi. Tape dibuat tidak hanya sehari langsung
jadi, tetapi diperlukan waktu berhari-hari untuk proses fermentasinya.
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian praktek
mata pelajaran biologi. Selain itu juga, penyusunan karya ilmiah ini untuk
melatih siswa-siwi peserta didik dalam membuat suatu laporan karya ilmiah.
1.2. Tujuan penelitian
Adapun tujuan-tujuan dilaksanakannya penelitian bioteknologi fermentasi ini,
diantaranya :
1. untuk mengetahui proses pembuatan tape
2. untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi
3. untuk mengembangkan bioteknologi tradisional
4. untuk memenuhi salah satu syarat ujian praktek
1.3. Manfaat penelitian
Dalam karya ilmiah ini didapat beberapa manfaat, baik bagi penyusun
ataupun bagi pembaca, diantaranya : kita bisa mengetahui bagaimana
proses pembuatan dan proses fermentasi asam laktat pada tape. Selain itu
juga, penelitian ini bermanfaat untuk melatih siswa kelas XII dalam
menyusun karya ilmiah, apalagi siswa yang akan melanjutkan kejengjang
pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dan kitapun dapat belajar bagaimana
mengembangkan bioteknologi yang bersifat tradisional ataupun modern.
-1 -
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang
mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme,
proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme maupun
menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan
juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas
genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional
adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern
adalah rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro
organisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi
dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan
pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba
yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman
ataupun pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe,
tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam
keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan
kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai
contoh produkasi antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi
bioteknologi baru, sebagai contoh produksi insulin.
2.2. Pengertian tape ketan
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara
difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces
cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan oleh ragi
gula dirubah menjadi alcohol, sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis,
dan berbau alcohol.proses fermentasi tersebut adalah:
2(C6H10O5)n + nH2O —-> n C12H22O11
Amilum/patiamilase matosa
C12H22O11 + H2O —-> 2C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 —-> 2C2H5OH + CO2
glukosa alcohol
-2-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan bahan
Bahan :
1. beras ketan ½ kg
2. ragi ½ sendok makan
3. gula pasir 1 sendok
4. daun katuk 10 lembar
5. air
alat :
1. toples mini
2. cempeh
3. bakul
3.2. cara kerja
1. beras ketan dimasukan ke dalam bakul dan dicuci dengan air daun
katup sampai bersih, dan setelah itu tiriskan
2. bersihkan toples, cempeh, sampai bersih kemudian tiriskan
3. setelah ditiriskan, beras ketan dinanak sampai matang, dan
dinginkan di cempeh sampai nasi ketan tersebut benar-benar dingin.
4. bubukan ragi sampai menjadi serbuk
5. setelah dingin, nasi ketan tadi taburi dengan serbuk ragi dan gula
pasir secara merata (hindari pemberian ragi dalam keadaan nasi
ketan panas)
6. setelah merata, masukan nasi ketan tersebut ke dalam toples atau
dibungkus dengan daun pisang
7. simpan selama 2 hari
8. tape ketan siap disajikan
-3 -
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian selama 3 hari tentang pembuatan tape ketan,
kami dapat membahas bagaimana tape ketan dibuat, memaparkan faktor-
faktor yang terlibat dalam pembuatan ataupun dalam proses fermentasi
tape. Tape ketan ini merupakan suatau bioteknologi yang dikategorikan ke
dalam bioteknologi tradisional /konvensional.
Hasil dari tape yang kami coba ternyata ketan tersebut menjadi terasa manis
dan agak terasa bau alkohol,setelah kami meneliti dan membaca dari
berbagai sumber ternyata pada tape ketan itu terjadi proses fermentasi yang
menyebabkan ketan menjadi bau alkohol dan terasa manis.
Adapun reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi tape yaitu :
2(C6H10O5)n + nH2O —-> n C12H22O11
Amilum/patiamilase matosa
C12H22O11 + H2O —-> 2C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 —-> 2C2H5OH + CO2
glukosa alcohol
Bahan baku dari pembuatan tape adalah beras ketan atau bisa digunakan
juga umbi kayu (singkong).Tape ketan dibuat dengan proses fermentasi
yang dibantu oleh ragi atau (bakteri saccharomyces cerivisiae) bakteri ini
dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol, dan karbon dioksida.
Dalam fermentasi tape ketan terlibat beberapa mikro organisme yang
disebut dengan mikrobia perombak pati menjdi gula yang menjadikan tape
pada awal fermentasi terasa manis.yang menyebabkan tape ketan berubah
menjadi alkohol karena adanya bakteri actobakter aceti (mengubah alcohol
menjadi asam asetat).
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan pembuatan tape ketan ini dapat
berlangsung tidak sempurna salah satu penyebabnya adalah peralatan yang
kurang higienis dan ragi yang sudah lama (sudah kadaluarsa).dan dapat
disebabkan juga oleh pencucian beras atau singkong yang tidak bersih
sehingga fermentasi tdak sempurna.pada penelitian ini pula kelompok kami
belum sempurna dikarenakan nasi ketan yang kami buat masih belum
matang.Tapi,tape tersebut masih bisa di konsumsi dan masih terasa manis.
Pembuatan tape ini berlangsung selama dua sampai tiga hari,dalam kurun
tiga hari itu tape masih bisa masih bisa dimakan karena tape belum berubah
menjadi alcohol,tapi jika tape sudah lebih dari tiga hari tape tidak bisa
dimakan(dikonsumsi) karena sudah berubah menjadi alcohol selain itu juga
tape tersebut sudah membusuk.
-4 -
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa
fermentasi yang terjadi pada tape ketan ataupun tape singkong terjadi
selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-
hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung
secara sempurna. Hal tersebut adalah harus bersihnya peralatan yang
digunakan. Selain itu juga, harus menggunakan ragi yang berkualitas.
5.2. Saran
Saran yang dapat penyusun sampaikan untuk praktikum-praktikum
selanjutnya yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih
memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan
tape tersebut berlangsung sempurna. Dan yang ke dua para siswa
diharapkan agar dapat mengetahui proses pembuatan tape dan dapat
mengaplikasikannya dalam lingkungan masyarakat sekitar.

PERANAN MIKROORGANISME DALAM EKOLOGI LAUTAN


DAN BIOTEKNOLOGI
MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN AKUATIK
Mikrobiologi akuatik
Mikrobiologi akuatik adalah telaah mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan
tawar, muara, dan marin, termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus,
bakteri, algae, protozoa, dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini
(Pelczar,1988).
Mikroorganisme ini beserta kegiatannya dalam banyak amatlah penting. Mereka dapat
mempengaruhi kesehatan manusia dan kehidupan hewan; mereka menempati posisi kunci di
dalam rantai makanan dengan cara menyediakan makanan bagi kehidupan akuatik berikutnya
yang bertaraf lebih tinggi. Mereka membantu berlangsungnya rantai reaksi biokimia yang
mengatur daur ulang unsur-unsur, seperti yang terjadi di dalam tanah (Pelczar,1988).
Mikrobiologi menjadi makin penting dengan adanya urbanisasi yang disertai meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan air, pentingnya perairan alamiah sebagai reservoir utama,
penyelidikan lepas pantai untuk mendapatkan minyak dan mineral, didirikannya badan
perlindungan keadaan lingkungan, serta perkembangan-perkembangan lainnya (Pelczar,1988).
Keadaan air
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk hidup di dunia ini yang
tidak memerlukan dan mengandung air. Sel hidup, baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan,
sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuh-tumbuhan terkandung lebih dari
75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67% (Suriawiria,1985).
Masalah yang paling pelik yang harus dihadapi dalam masalah mengolah air adalah karena
semakin meningkat dan tingginya pencemaran yang memasuki badan air. Pencemaran tersebut
berasal dari:
1. Sumber domestik, yang terdir dari rumah tangga.
2. Sumber non-domestik, yang terdiri dari kegiaan pabrik, industry, pertanian dan sebagainya.
Perairan alami memang merupakan habitat atau tempat yang sangat parah dikenai oleh
pencemaran. Sehingga kalau sejak di SLTA dulu kita mengenal rumus kimia air adalah H2O,
ternyata itu adalah rumus kimia air yang hanya berlaku untuk air-air bersih seprti aquades, akua-
demin, dan sebagainya. Sedang untuk air alami yang berada di dalam sungai, kolam, danau laut
dan sumber-sumber lainnya, rumus tersebut menjadi:
H2O + X
Di mana X berbentuk:
a. Faktor yang bersifat hidup (biotik).
b. Faktor yang bersifat tidak hidup (abiotik).
1. Kelompok Kehidupan di dalam Air
Faktor-faktor biotis yang yang terdapat di dalam air terdiri dari:
1. Bakteria.
2. Fungi atau jamur.
3. Mikroalgae atau ganggang mikro.
4. Protozoa atau hewan bersel tunggal.
5. Virus.
Serta sekumpulan hewan ataupun tanaman air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba
(Suriawiria,1985).
Penyebaran mikroorganisme dalam lingkungan akuatik
Mikroorganisme dalam suatu lingkungan akuatik mungkin terdapat pada semua kedalaman,
berkisar dari permukaan sampai ke dasar parit-parit yang paling dalam di dasar lautan. Populasi
terbesar mikroorganisme menghuni lapisan teratas dan sedimen dasar, terutama di perairan
dalam (Pelczar,1988).
Plankton (fitoplankton dan zooplankton). Kumpulan organisme hidup yang sebagian besar terdiri
dari mikroorganisme, yang terapung dan hanyut pada permukaan ekosistem akuatik, dinamakan
plankton. Populasi plankton terdiri dari algae (fitoplankton), protozoa, hewan kecil
(zooplankton), dan mikroorganisme lain. Mikroorganisme fototrofik dianggap sebagai plankton
yang paling penting karena merupakan produsen primer bahan organik ; artinya, pelaku
fotosintesis. Sebagian besar organism planktonik dapat bergerak, atau mengandung tetesan
minyak, atau memiliki struktut khusus yang memungkinkan mereka mengapung ; kesemua cirri
ini membantu organism tersebut mempertahankan lokasinya di zona fotosintetik yang berada di
lapisan air bagian atas (Pelczar,1988).
Mikroorganisme bentik. Mikroorganisme yang merupakan penghuni suatu dasar. Perairan
(lumpur tanah) dinamakan organisme bentik. Daerah terkaya akan jumlah dan macam organisme
pada sistem muara-laut ialah daerah bentik, yang terbentang dari pasang naik sampai suatu
kedalaman di tempat tanaman sudah jarang tumbuh. Daerah dasar laut mengandung berjuta-juta
bakteri per gram (Pelczar,1988).
Keadaan fisik dan komponen-komponen kimiawi yang mencirikan daerah perairan di antara
zona planktonik dan bentik sangat bervariasi sehingga tidak ada gunanya untuk mencoba
membuat gambaran umum. Pikirkanlah sejenak mengenai perbedaan antara kolam dan lautan!.
Kolam dan danau juga memiliki zonasi dan stratifikasi yang khas, dan telah tersedia banyak
informasi mengenai populasi mikrobiologis yang menghuninya (Pelczar,1988).
Peranan mikroorganisme
Menurut suriawiria (1985), kehadiran mikroba di dalam air, mungkin akan mendatangkan
keuntungan tetapi juga mungkin mendatangkan kerugian.
1) Mendatangkan keuntungan
a. Banyak plankton, baik yang terdiri dari plankton-tumbuh-tumbuhan (fitoplankton) ataupun
plankton-hewan (zooplankton), merupakan makanan utama ikan-ikan kecil. Sehingga
kehadirannya meupakan tanda kesuburan kolam ikan misalnya, untuk perikanan.
Ini misalnya untuk jenis-jenis microalgae: Chlorella, Scenedesmus, Hydrodiction, Pinnularia,
Sinedra, dan sebagainya.
b. Banyak jenis bakteri atau fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad decomposer. Artinya
jasad tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada
(masuk) ke dalam badan air. Sehingga kehadirannya telah dimanfaatkan di dalam rangka
pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
c. Pada umumnya microalgae mempunyai klorofil, sehingga dapat melakukan proses fotosintesis
dengan menghasilkan oksigen. Di dalam air, kegiatan fotosintesis tersubut akan menambah
jumlah (kadar) oksigen di dalamnya, sehingga nilai kelarutan oksigen (umumnya disebut DO
atau dissolved oxygen) akan naik atau bertambah.
d. Kehadiran hasil uraian senyawa hasil rombakan bakteri atau fungi, ternyata digunakan atau
dimanfaatkan oleh jasad-jasad lain, antara lain oleh microalgae, oleh bakteri atau fungi sendiri.
Sehingga dalam masalah ini jasad-jasad pengguna tersebut dinamakan consumer atau jasad
pemakai. Tanpa adanya jasad pemakai, kemungkinan besar penimbunan (akumulasi) hasil uraian
tersebut dapat mengakibatkan keracunan terhdap jasad lain, khususnya ikan.
2) Mendatangkan kerugian
a. Yang paling dikhawatirkan adalah kalau di dalam badan air terdapat jasad-jasad mikro
penyebab penyakit, seperti:
a) Salmonella penyebab penyakit tifus
b) Shigella penyebab penyakit disentri-basiler
c) Vibrio penyebab penyakit kolera
d) Entamoeba penyebab penyakit disentri-amuba
e) Ascaris penyebab penyakit cacing,
dan banyak contoh-contoh lainnya.
b. Juga didalam air banyak ditemukan mikroba penghasil toksin (racun) yang sangat berbahaya,
seperti:
a) Yang hidup anaerobic seperti Clostridium
b) Yang hidup aerobic seperti Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan sebagainya.
c) Toksin juga dihasilkan oleh beberapa jenis microalgae seperti Anabaena dan Microcystis.
Peranan Mikroorganisme Dalam Ekologi Lautan
Bakteri ada dimana-mana. Dalam tanah, air dan udara. Bahkan dalam perut hewan dan manusia,
di sumber air panas dan di lapisan es yang amat dingin. Awam seringkali menyikapi secara
keliru keberadaan mikro-organisme ini, dengan menilainya secara pukul rata sebagai sumber
penyakit yang merugikan. Ilmuwan Belanda, Antoni van Leeuwenhoek pada 350 tahun lalu,
memang mula-mula meneliti makhluk hidup mikro yang tidak kasat mata itu untuk mencari
biang keladi penyebab penyakit (Anonim,2009).
Sejak penelitian perdana menggunakan mikroskop sederhana hingga zaman modern ini, para
ilmuwan juga masih memfokuskan penelitian pada mikro-organisme yang memicu penyakit.
Baru beberapa tahun terakhir ini, fokusnya beralih pada peranan mikro-organisme bagi ekologi
secara keseluruhan. Dengan metode biologi molekuler terbaru, para peneliti dapat semakin
mengerti sifat-sifat organisme sel tunggal (Anonim,2009).
Bakteri menguraikan secara aktif semua unsur organik, dan mengubahnya menjadi unsur organik
bagi kepentingannya. Lebih lanjut unsur ini menjadi makanan organisme bersel tunggal, yang
kemudian membentuk biomassa yang menjadi makanan ikan dan selanjutnya menjadi makanan
bagi pemangsa lain yang berderajat lebih tinggi. Jadi bakteri adalah makanan bagi pemangsa
berderajat lebih tinggi, tapi pada akhir rantai makanan, bakteri juga yang menguraikan bangkai
paus. Karena itu, sebetulnya mikro-organisme adalah aktor utama dalam system kelautan
(Anonim,2009).
Akan tetapi, sejauh ini para peneliti amat sulit melacak rahasia di balik habitat bakteri. Sebab,
kebanyakan bakteri hidup dalam lingkungan yang amat kompleks, dan saling terkait satu dengan
yang lainnya. Di luar habitatnya, bakteri biasanya langsung mati. Itulah sebabnya, amat sulit
mengembangbiakkan bakteri di laboratorium (Anonim,2009).
saat ini para peneliti berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Menyangkut lokasi,
temperatur, kadar garam, kadar oksigen dan dimana atau dalam kondisi apa kode genetika ini
muncul. Para peneliti hendak mengamati pengaruh faktor lingkungan terhadap habitat bakteri ini
selama tiga tahun. Hasil penelitian dan anilisisnya, akan dijadikan basis bagi penelitian
selanjutnya, serta landasan bagi peramalan kondisi lingkungan di masa depan. Misalnya,
bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap habitat bakteri secara keseluruhan, yang berarti
juga terhadap ekosistem luas di Laut Utara (Anonim,2009).
Bioteknologi Mikroorganisme Laut
Bakteri laut adalah salah satu mikroorganisme yang mampu menjaga kesinambungan kehidupan
di laut karena kemampuannya mendegradasi senyawa organik mulai dari yang sederhana hingga
kompleks, yang masuk ke perairan laut (Kompas,2005).
Bioremediasi adalah usaha perbaikan lingkungan yang telah tercemar dengan menggunakan
biota hidup. Salah satu contoh biota yang sering digunakan dalam uji coba perbaikan lingkungan
laut yang tercemar minyak adalah bakteri laut hidrokarbonoklastik (bakteri pemecah minyak)
yang jumlahnya lebih dari 200 spesies (Kompas,2005).
Bakteri laut juga dapat digunakan dalam industri farmakologi (obat-obatan), keperluan budidaya,
maupun uji toksisitas. Di negara-negara maju, penelitian bakteri laut untuk keperluan
farmakologi berkembang pesat. Pada umumnya bakteri laut penghasil senyawa aktif untuk
keperluan obat-obatan hidup bersimbiosis dengan invertebrata (biota laut). Namun, senyawa
aktif yang dihasilkan jumlahnya sangat sedikit (Kompas,2005).
Dalam bidang budidaya, salah satu masalah yang dihadapi adalah penyakit. Penyakit bakterial
pada biota budidaya dapat menjadi penyebab kerugian karena selain kematian massal, juga
menyebabkan ditolaknya produk budidaya yang diekspor ke luar negeri. Untuk membasmi
penyakit bakterial pada biota budidaya pada umumnya digunakan senyawa kimia (antibiotik).
Namun, penggunaan senyawa kimia tersebut tidaklah efektif karena dapat menimbulkan efek
samping. Kini, upaya membasmi penyakit secara biologi yang tak menimbulkan efek samping
telah banyak dilakukan dengan memanfaatkan sifat antagonisme di antara bakteri. Bakteri
penyebab penyakit pada biota budidaya dapat dilawan atau dihambat oleh bakteri lain
(Kompas,2005).
Mikroorganisme yang digunakan untuk keperluan tersebut disebut biokontrol dan salah satunya
adalah menggunakan bakteri sebagai probiotik. Di dalam bidang budidaya, probiotik adalah
bakteri yang digunakan tidak hanya untuk mengendalikan bakteri patogen, tetapi juga sebagai
suplemen bahan makanan dan meningkatkan kualitas air (Kompas,2005).
Kegunaan lain bakteri laut adalah untuk menguji toksisitas. Di Amerika, semua penemuan
produk bahan kimia baru sebelum diproses oleh pabrik harus sudah diuji coba in-vitro bioassay.
Assay ini untuk memprediksi efeknya terhadap kesehatan dan efek ekologinya. Salah satu tes
untuk menguji toksisitas senyawa kimia adalah uji luminescence (microtox assay) dan bakteri
luminescence (mampu mengeluarkan cahaya) adalah salah satu biota yang digunakan dalam
microtox assay. Assay ini adalah salah satu assay yang sudah sangat luas digunakan untuk uji
produk senyawa kimia baru. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan cepat, relatif tidak mahal,
dan tidak membutuhkan ruangan yang besar daripada tes bioassay menggunakan ikan. Bakteri
luminescence ini banyak ditemukan di perairan laut, dapat hidup secara bebas, dan dapat juga
menempel pada organisme yang lebih besar (Kompas,2005).
Berdasarkan uraian di atas, ternyata bakteri memang mempunyai banyak peranan. Indonesia
yang sudah dikenal sebagai negara kaya akan keanekaan hayatinya, termasuk di dalamnya
bakteri laut, tentu masih banyak lagi yang bisa digali pemanfaatannya untuk berbagai keperluan
melalui bioteknologi (Kompas,2005).
RINGKASAN
Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif
pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari input
bahan sintetik, baik berupa pupuk, herbisida, maupun pestisida sintetik. Namun, petani sering
mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan
terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan
bioteknologi berbasis mikroba yang diambil dari sumber-sumber kekayaan hayati.

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi,
protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba
per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut.
Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu
berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis
nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu
penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan
peran-peran penting mikroba tersebut.

Teknologi Kompos Bioaktif


Salah satu masalah yang sering ditemui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan
bahan organik dan status hara tanah yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut
dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah
organik yang telah mengalami penghacuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Limbah
organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ke
tanaman. Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah
menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengkomposan alami memakan
waktu yang sangat lama, berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organik
tersebut benar-benar tersedia bagi tanaman.
Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer)
yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari
beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk-
produk biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposan, misalnya: SuperDec, OrgaDec,
EM4, EM Lestari, Starbio, Degra Simba, Stardec, dan lain-lain.
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik
unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali
penyakit tanaman. SuperDec dan OrgaDec, biodekomposer yang dikembangkan oleh Balai
Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), dikembangkan berdasarkan filosofi
tersebut. Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderma pseudokoningii ,
Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu mempercepat proses
pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos.
Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan
organisme patogen penyebab penyakit tanaman.
Biofertilizer
Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman.
Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih :
1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg
Urea, 0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya
200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22 ton
kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan
berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur
hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium
(K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih
74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N
harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba
penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N
simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (
leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp.
Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja,
sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat
(P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh).
Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di
sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan
menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang
berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza yang
bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk
biofertilizer, yaitu: ektomikoriza dan endomikoriza. Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan
membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu tanaman yang bermikoriza umumnya juga
lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus sp
dan Gigaspora sp.
Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman
sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu
menghasilkan hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.
Mikroba-mikroba bermanfaat tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan
digunakan sebagai biofertilizer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh BPBPI mendapatkan
bahwa biofertilizer setidaknya dapat mensuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman.
Biofertilizer yang tersedia di pasaran antara lain: Emas, Rhiphosant, Kamizae, OST dan
Simbionriza.
Agen Biokontrol
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya pertanian organik.
Jenis-jenis tanaman yang terbiasa dilindungi oleh pestisida kimia, umumnya sangat rentan
terhadap serangan hama dan penyakit ketika dibudidayakan dengan sistim organik. Alam
sebenarnya telah menyediakan mekanisme perlindungan alami. Di alam terdapat mikroba yang
dapat mengendalikan organisme patogen tersebut. Organisme patogen akan merugikan tanaman
ketika terjadi ketidakseimbangan populasi antara organisme patogen dengan mikroba
pengendalinya, di mana jumlah organisme patogen lebih banyak daripada jumlah mikroba
pengendalinya. Apabila kita dapat menyeimbangakan populasi kedua jenis organisme ini, maka
hama dan penyakit tanaman dapat dihindari.
Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT),
Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae . Mikroba ini
mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan
penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa
biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan
Hamago.
Aplikasi pada Pertanian Organik
Produk-produk bioteknologi mikroba hampir seluruhnya menggunakan bahan-bahan alami.
Produk ini dapat memenuhi kebutuhan petani organik. Kebutuhan bahan organik dan hara
tanaman dapat dipenuhi dengan kompos bioaktif dan aktivator pengomposan. Aplikasi
biofertilizer pada pertanian organik dapat mensuplai kebutuhan hara tanaman yang selama ini
dipenuhi dari pupuk-pupuk kimia. Serangan hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan
dengan memanfaatkan biokotrol.
Petani Indonesia yang menerapkan sistem pertanian organik umumnya hanya mengandalkan
kompos dan cenderung membiarkan serangan hama dan penyakit tanaman. Dengan tersedianya
bioteknologi berbasis mikroba, petani organik tidak perlu kawatir dengan masalah ketersediaan
bahan organik, unsur hara, dan serangan hama dan penyakit tanaman.
Penulis:
Isroi, S.Si, M.Si
Peneliti Mikroba
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia
Jalan Taman Kencana No. 1 Bogor 16151
Telp. 0251 324048/327449
Fax. 0251 328516
Email: ipardboo@indo.net.id ; isroi@ipard.com
Gambar 1. Endomikoriza yang berperan melarutkan P

Gambar 2. Larva serangga yang mati diserang jamur biokontrol


Gambar 3. Bakteri yang unggul dalam melarutkan fosfat

Gambar 4. Jamur yang unggul dalam melarutkan fosfat


1. Bioteknologi dalam Bidang Produksi Bahan Pangan

Beberapa mikroorganisme juga merupakan sumber protein. Protein yang

dihasilkan dinamakan protein sel tunggal (PST). Selama ini, walaupun kandungan

protein PST sangat tinggi, tetapi lebih banyak digunakan sebagai makanan tambahan
pada hewan.Hal ini karena system pencernaan manusia tidak mampu mencerna asam

nukleat yang sangat tinggi pada PST.

2. Bioteknologi dalam Bidang Medis

Mikroorganisme dapat menghasilkan obat untuk menyembuhkan penyakit

yang disebabkan mikroorganisme maupun gangguan fisiologis. Peran

mikroorganisme dalam bidang pengobatan antara lain sebagai berikut:

a. Antibiotik

b. Vaksin

3. Bioteknologi dalam Bidang Pertanian

Tanaman transgenic mempunyai keunggulan bila disbanding dengan

tanaman lain. Selain dengan tanaman transgenic, pengendalian hama juga dapat

dilakukan dengan menggunakan biopestisida. Biopestisida ini mengandung

mikroorganisme yang diperlukan untuk pengendalian hama.

4. Bioteknologi dalam Bidang Peternakan

Salah satu contoh penerapan rekayasa genetika dalam bidang peternakan


adalah pembuatan hormon pemacu tumbuh (BSH). BSH merupakan salah
satu hormon pemacu tumbuh yang ditemukan oleh Bovin. Hormon ini
digunakan untuk memperbesar ukuran hewan ternak, seperti ikan, kambing,
dan sapi.
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI.
Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam
bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan
enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya
untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan
B. BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN MODERN
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/ tradisional dan modern.
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan
kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme,
misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk
keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masalalu. Ciri khas yang
tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara
langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
1. Pengolahan Bahan Makanan
a. Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
1) Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak
dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu
dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri
asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
2) Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus.
Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses
pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi,
kemudian didinginkan sampai 30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari
kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,
kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim
renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan
untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu
digunakan untuk makanan sapi.
3) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu
diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk
menghasilkan mentega yang siap dimakan.
b. Produk makanan nonsusu
1) Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih
dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi
karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
2) Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke
bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu
makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak
dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat
beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe
kedelai.
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat,
seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis,
memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas,
meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu menghambat
resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan
tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari
kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi
produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan
kali lipat.
c) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan
enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.
Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
2. Bioteknologi Bidang Pertanian
a. Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti
bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya
hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan. Adapun
metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media
air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan media
kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan
adalah metode pasir. Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam
hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai
sumber makanan bagi tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang
dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2. Cahayatelah terpenuhi oleh cahaya
matahari. Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan
mineral dapat diberikan dengan sistem hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya
bukanlah hal yang utama. Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain
tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat; risiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang
air, dan erosi tidak ada; tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat;
bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara lain
Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat
dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam.
Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain jambu air, melon,
kedondong bangkok, dan belimbing.
b. Penanaman secara aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik
adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik (memberdayakan
air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai
akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam
dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai sayuran
ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah
helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas
hingga mengenai akar.
3. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah
mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber
energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang
akan datang. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut.
a. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu
karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifatsifat makhluk hidup secara
turun-temurun.
Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi
inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
1) Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu
baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan
terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat
diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan
inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga
terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula.
Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya.
Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya
terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang
menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
2) Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk
sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh
peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara
lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di
dalam fusi sel diperlukan adanya:
a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);
b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat);
c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
3) Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
a) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;
b) dapat beraplikasi diri;
c) dapat berpindah ke sel bakteri lain;
d) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam
sel target.
4) Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena
alasan-alasan sebagai berikut.
1) Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama.
2) DNA dapat disambungkan
b. Bioteknologi bidang kedokteran
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon.
1) Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:
a) untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil;
b) mengikat racun dan menonaktifkannya;
c) mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.

2) Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut.
3) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli
dari Amerika Serikat dan Inggris.
4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosteron.

study
Mar 24, '09 11:22 PM
BIOTEKNOLOGI
for everyone
A. Pendahuluan
Apakah bioteknologi itu? Sulit untuk mencari defenisi yang baku tentang bioteknologi. Setiap
negara memiliki definisi sendiri-sendiri tentang bioteknologi. Secara umum dapat didefinisikan
bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Makhlukhidup yang digunakan
berupa mikroorganisme,tumbuhan,hewan,dan manusia. Bayi tabung merupakan salah satu
contoh bioteknologi yang menggunakan objek manusia.
Sebenarnya bioteknologi bukanlah merupakan suatu displin ilmu,melainkan ilmu terapan.
Didalam ilmu bioteknologi dilakukan rekayasa organisme dan komponen organisme untuk
menghasilkan barang dan jasa yang penting bagi kehidupan manusia. Jadi, didalam bioteknologi
terdapat komponen-komponen:

1. Bahan yang diproses sebagai bahan masukan(input)


2. Makhluk hidup yang menyenglenggarakan
3. Prinsip-prinsip ilmu yang mendasari semua proses
4. Hasil berupa produk atau jas sebagai keluaran(output)
Sebagai contoh didalam bioteknologi tradisional (konvensional) orang menggunakan ketela
pohon untuk diproses menjadi tapai. di dalam proses pengubahan ketela pohon menjadi tapai
digunakan organisme berupa sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah
tepung menjadi produk gula(tapai manis) dan alkohol. jadi,ketela pohon(masukan) diproses oleh
sel-sel rragi dengan menggunakan reaksi-reaksi enzimmatis untuk menghasilkan gula dan
alkohol (keluaran)
bioteknologi tradisional biasanya hanya berdasarkan pengalaman. walaupun sebenarnya
mengandung prinsip-prinsip ilmiah. pembuatan tapai dilakukan masyarakat tanpa memahami
proses reaksi-reaksi kimia yang berlangsung di dalam nya. Sebaliknya dalam bioteknologi
moderen, para pakar meneliti jenis sel-sel ragi,memilih jenis ragi yang paling memenuhi
persyaratan,menyediakan lingkungan hidup bagi sel-sel ragi tersebut afar dapat tumbuh dengan
baik,misalnya mengatu pH dan suhu.Dengan memahami proses –proses yang terjadi,para pakar
dapat memproduksi tapai yang lebih baik, bahkan dapat menghasilkan alkohol dalam jumlah
yang besar.

B. Bioteknologi Modern Dan Tradisional


Telah disinggung diatas bahwa bioteknologi dapat dibedakan menjadi bioteknologi moderen dan
bioteknologi tradisonal atau konvensional. Biasanya dalam bioteknologi konvensional hanya
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol,asam asetat,gula,atau bahan
makanan seperti tuak dan kecap. Mikroorganisme yang dimanfaatkan berupa bakteri dan jamur.
Masyarakat kita telah mengenal bioteknologi tradisonal misalnya dalam pembuatan
Tapai,tuak,dan tempe.
Ciri-ciri bioteknologi tradisional :
1. Dilakukan tanpa prinsip-prinsip ilmiah
2. dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan turun temurun.
3. umumnya belum dapat diproduksi secara masal,sebab produknya hanya digunakan untuk
pemenuan kebutuhan rumah tangga.
Saat ini telah berkembang bioteknologi moderen yang memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah
untuk memperoleh produk dan jasa. Prinsip-prinsip imiah tersebut meliputi pemahaman dalam
proses,peralatan yang digunakan,pemrosesan hasil dengan mesin,pengepakan,dan
pemasaran.dalam bioteknologi moderen digunakan mikroorganisme atau bagian-bagian makhluk
hidup untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan. Misalnya berbagai mikroorganisme
dimanfaatkan sebagai bahan makanan,pengubah bahan makanan,menghasilkan obat,untuk
membasmi hama tanaman,mengendalikan pencemaran,memisahkan logam.
Bioteknologi moderen berkembang pesat berkat bantuan ilmu-ilmu yang lain.ilmu yang
digunakan untuk mendukung perkembangan bioteknologi adalah mikrobiologi,biokimia,biologi
molekuler,genetika, dan fisika.
Jadi ciri-ciri bioteknologi modern adalah
1. Dilakukan dengan prinsip-prinsip ilmiah
2. Dilakukan tidak hanya turun-temurun melainkan berdasarkan pengkajian yang mendalam
3. Dapat diproduksi secara masal, misalnya produk pabrik bir,roti,kecap.

Alasan digunakan makhluk hidup dalam bioteknologi adalah:


1. makhluk hidup dapat berkembang biak ?sehingga dapat dipulihkan
2. dapat di klona ? sehingga sifat konstan
3. dapat diubah sifatnya sesuai keinginan manusia
4. dapat menghasilkan berbagai produk atau jasa.

• Mikroorganisme Penghasil Zat-Zat Organik


Berbagai mikroorganisme dapat dipelihara dalam kondisi tertentu (walau tidak steril) dan dapat
menghasilkan zat-zat organik,misalnya etanol,asam cuka,asam nitrat,aseton dan gliserol.Zat-zat
organik itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Saat ini sedang di upayakan mibil dengan bahan bakar etanol yang bebas polusi dan dihasilkan
dari bahan yang dapat diperbaharui. Untuk memproduksi etanol di perlukan sel-sel khamir
dengan bahan baku berupa karbohidrat.
Proses peragian atau permentasi dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut:

C16H12O6------------------> C2H5OH+CO2+ENERGI
Proses ini biasanya berlangsung secara anawrobik,menghasilkan karbondioksida dalam bentuk
gelembung udara.Proses pembuatan bir sebenarnya juga mengikuti reaksi seperti diatas. Hanya
saja bahan bakunya berupa biji padi-padian,yang dibiarkan baerkecambah terlebih
dahulu,kemudian dikeringkan.setelah kering di buat tepung untuk diberi sel khamir agar terjadi
fermentasi. Jenis sel khamir itulah yang menentukan kualitas atau ciri khas dari suatu minuman.

C. Dampak Bioteknologi Bagi Sains, Lingkungan, Teknologi Dan Masyarakat


Bioteknologi memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. bioteknologi
diharapkan dapat mengatasi permasalahan masyarakat yang akan datang, baik di bidang
pangan,kesehatan,maupun pencemaran lingkungan. Hingga saat ini para pakar terus-menerus
berlomba untuk mengkaji rahasia alam. Jika rahasia alam itu telah terungkap, para pakar
mencoba memanfaatkan prinsip-prinsipnya itu untuk meningkatkan kesejahtraan umat manusia.
dampak positifnya adalah :
a) membantu menghasilkan barang dan jasa yang lebih baik
b) dapat menghasilkan barang dan jasa sesuai keinginan kita
Hingga saat ini bioteknologi telah memberikan sumbangan baik bagi sains,lingkungan,teknologi,
maupun masyarakat. namun dibalik itu, terdapat beberapa dampak negatif antara lain dampak
bagi masyarakat.
a) masyarakat tertentu belum siap menerima akibat keyakinan mereka. Ini disebabkan salah
interpretasi terhadap keyakinan atau terhadap kemajuan bioteknologi itu sendiri. mereka
menggap bahwa para pakar telah melawan kodrat alam. Padahal sebenarnya bioteknologi di
kembangkan berdasar prinsip-prinsip hukum alam itu sendiri. Dengan kata lain, para pakar hanya
“meniru” dan menggunakan hukum alam yang dicptakan oleh penciptanya.
b) hukum dan perangkat hukum belum dapat mengikuti perkembangan bioteknologi. Misalnya
kasus perebutan bayi tabung belum ada hukumnya. demikian pula jika kelak muncul kasus
pengklonaan manusia ,
c) bioteknologi dikhawatirkan mengganggu keseimbangan alam.

Selain dampak negatif terhadap manusia bioteknoligi di khawatirkan berdampak negatif tehadap
lingkungan. misalnya dengan munculnya hewan dan tumbuhan transgenik.
organisme transgenik adalah individu baru yang muncul karena gen nya di ubah. proses
pengubahannya disebut rekayasa genetik.Jika organisme di ubah gennya, maka akan muncul
organisme baru yang belum pernah ada sebelumnya.
pencegahanya yaitu dengan menyiapkan sumber daya manusia yang siap dengan kemajuan
bioteknologi.

Peranan Mikroorganisme dalam


Bioteknologi
August 4th, 2010 · Buku Sekolah Gratis · IPA 3 SMP - Puspita dan Rohima No comments -
Tags: Kekurangan PST, Kelebihan PST, Pemisahan Logam dari Bijihnya, Penghasil Protein Sel
Tunggal (PST), Pengolahan limbah secara biologis
Penerapan bioteknologi dalam kehidupan, biasanya menggunakan mikroorganisme.
Mikroorganisme memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan bioteknologi di
berbagai bidang kehidupan. Peranan mikroorganisme dalam berteknologi adalah sebagai berikut.
1. Penghasil Makanan atau Minuman
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan, tuak, cuka, dan
kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan secara ilmiah dengan
menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan produk yang berkualitas,
seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju, dan nata de coco. Proses pembuatan tempe masih perlu
ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena tempe memiliki kandungan zat gizi tinggi,
terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah.

Beberapa jamur juga dapat digunakan menghasilkan zat warna, misalnya jamur Neurospora
sitophila sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan untuk membuat oncom. Bahan
pewarna yang alami untuk makanan lebih aman dibandingkan pewarna sintetik karena pada
umumnya pewarna sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan produk makanan, antara lain:
a. Rhizopus oligospurus (pembuatan tempe)
b. Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco) c. Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti
dan tapai)
d. Penecilium camemberti dan Penecillium requeforti (keju)
e. Aspergillus wentii (pembuatan kecap)
f. Lactobacillus bulgaricus (keju dan yoghurt)
2. Penghasil Protein Sel Tunggal (PST)
Mikroorganisme, seperti ganggang, jamur, maupun bakteri, dapat menghasilkan protein. Protein
ini berada di dalam sel, bukan merupakan bahan yang disekresikan oleh sel.
a. Kelebihan PST
PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai sumber protein. Hal ini disebabkan
karena:
1) Secara umum, organisme dapat membelah diri dengan cepat.
2) Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3) Dapat hidup di tempat limbah buangan, seperti selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah
organik yang lain.
4) Mikroorganisme fotosintetik seperti ganggang dapat memanfaatkan energi cahaya untuk
digunakan sebagai penghasil PST.
Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.

b. Kekurangan PST
Ada beberapa kekurangan PST, antara lain:
1) PST mempunyai dinding sel yang terdiri atas selulosa, khususnya ganggang, sedangkan
manusia tidak dapat mencerna selulosa.
2) PST yang dihasilkan kurang menarik, seperti jeli.
3) Kandungan asam nukleat (DNA dan RNA) dari PST cukup tinggi dan sulit dicerna serta dapat
menimbulkan asam urat.
3. Penghasil Zat-Zat Organik
Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan zat-zat organik, seperti etanol, asam cuka, asam
sitrat, aseton, dan gliserol. Zat-zat organik itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya sebagai bahan minuman.

Untuk menghasilkan etanol (alkohol) dibutuhkan sel-sel ragi dengan bahan baku karbohidrat,
seperti singkong dan beras. Adapun proses pembuatannya sering disebut dengan istilah
fermentasi (proses peragian). Proses ini berlangsung secara anaerobik dan menghasilkan karbon
dioksida dalam bentuk gelembung udara.
4. Penghasil Obat

Berbagai macam mikroorganisme bermanfaat sebagai penghasil obat-


obatan, contohnya Penicillium menghasilkan zat antibiotik yang mematikan mikroorganisme
lain, disebut penisilin. Penisilin sangat penting karena dapat memberantas berbagai penyakit
infeksi. Namun, ada beberapa jenis bakteri yang kebal terhadap penisilin karena dapat
menghasilkan enzim yang dapat menghambat kerja penisilin.
5. Pemisahan Logam dari Bijihnya
Bakteri kemolitotrof merupakan salah satu bakteri yang mampu
memisahkan logam dari bijihnya. Bakteri ini hidup dari zat-zat anorganik, seperti besi dan
belerang, dan memperoleh energi dari pemecahan bahan kimia tersebut. Energi tersebut
digunakan untuk sintesis karbon dioksida dan air menjadi zat-zat organik. Proses sintesis ini
dikenal dengan sebutan kemosintesis. Salah satu contoh bakteri pemisah logam ini adalah bakteri
Thiobacillus ferooxidans yang digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga.
Bakteri ini tumbuh subur dalam suasana asam dan tanpa zat organik.
Proses pemisahannya sebagai berikut:
1) Bijih logam tembaga berkualitas rendah yang dikenal sebagai larutan peluluh, ditimbun.
Disinilah banyak ditemukan bakteri.
2) Kemudian, ke dalam larutan itu ditambahkan larutan asam sulfat sehingga terjadi reaksi antara
tembaga dan asam sulfat membentuk tembaga sulfat (CuSO4).
3) Setelah itu, logam besi ditambahkan ke dalam larutan tersebut sehingga besi akan bereaksi
dengan tembaga sulfat untuk melepaskan tembaga tersebut.
4) Melalui proses tersebut diperoleh tembaga murni yang telah terpisah dari bijihnya. Seluruh
proses itu dibantu oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans.
6. Penghasil Energi
Saat ini, persediaan bahan bakar makin menipis. Oleh karena itu, para ahli berusaha mencari
solusi untuk menyelesaikan masalah energi melalui bioteknologi sehingga dapat diperoleh energi
yang aman dan tersedia secara lestari.
Salah satu energi yang dikembangkan melalui bioteknologi saat ini adalah biogas. Biogas
merupakan gas metana yang diproduksi oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak.
Kotoran ternak dicerna oleh mikroorganisme menjadi gas metana yang kemudian dialirkan ke
rumah-rumah sebagai penghasil energi. Sedangkan, limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk.
Cara pembuatannya adalah campuran kotoran ternak dan air dimasukkan pada tangki
pengumpul, kemudian diaduk. Setelah rata, tangki pengumpul dimasukkan ke dalam tangki
pencerna.
7. Pengurai Limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan bakteri
untuk mencerna limbah tersebut. Pengolahan limbah dengan cara ini tidak membutuhkan biaya
yang besar dan lebih ramah lingkungan.
Limbah industri harus diolah terlebih dahulu melalui Unit Pengolahan Limbah (UPL) sebelum
dikeluarkan ke lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Dalam UPL biologis, bakteri pencerna
dimasukkan ke dalam bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk
memasukkan oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah akan
terurai dan dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari endapan limbah yang tidak
berbahaya.

BIOTEKNOLOGI DAN PERANANNYA


BAGI KEHIDUPAN
Dari Crayonpedia
Langsung ke: navigasi, cari

Coba kalian lihat foto kelinci dan tanaman yang dapat berpendar seperti hewan ubur-ubur pada
Gambar 13.1. Ahli biologi molekular telah mengembangkan makhluk hidup yang dapat
memancarkan cahaya seperti makhluk hidup laut ubur-ubur. Para peneliti memasukkan DNA
dari makhluk hidup laut yang bertanggung jawab dalam memancarkan cahaya ke dalam zigot
kelinci atau kromosom tanaman. Akibatnya, dihasilkan kelinci ataupun tanaman yang mengalami
perubahan genetik sehingga dapat berpendar hijau pada keadaan tertentu. DNA kelinci ataupun
tanaman yang dapat berpendar hijau ini merupakan hasil hasil rekayasa genetik menggunakan
teknologi DNA rekombinan. Rekayasa genetik merupakan bagian bioteknologi modern yang
belakangan ini berkembang sangat pesat. Praktek bioteknologi sebenarnya telah berlangsung
sejak berabadabad yang lalu, yaitu melalui bioteknologi tradisional. Contohnya penggunaan
mikroba untuk membuat minuman anggur dan keju, serta pemuliaan atau penangkaran hewan
ternak dan tanaman.
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi pengembangan bioteknologi dan dampaknya bagi kehidupan
Kompetensi Dasar
13.1. Mengidentifikasi ciri dan sifat mikroorganisme dalam proses bioteknologi.
13.2. Mengidentifikasi dampak pengembangan bioteknologi.
13.3. Mengidentifikasi peranan bioteknologi bagi pertanian sampai kesehatan manusia.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bioteknologi dan Peranannya Bagi Kehidupan, kalian diharapkan dapat
memahami, menafsirkan, dan mengkomunikasikan pemahaman konsep, penerapan dan
pengembangan bioteknologi dalam kehidupan.
Kata-Kata Kunci
Antiserum Mikoprotein
Bioteknologi Makhluk hidup transgenik
Bioteknologi modern Pencucian mikrobial
Bioteknologi tradisional Penguraian lumpur
Bakteri Mesofil Plasmid
Bakteri Psikrofil Protein Kristal Insektisida
Bakteri Toksoid Protein Sel Tunggal
Eksplan Rekayasa genetik
Enzim ligase Termofil
Enzim restriksi endonuklease Toksitas selektif antibiotik
Fertilisasi invitro Vaksin atenuasi
13.1. Ciri dan sifat mikroorganisme
Bioteknologi secara harafiah berarti ilmu yang menerapkan prinsipprinsip biologi. Pengertian
bioteknologi yang lebih lengkap adalah pemanfaatan teknik rekayasa terhadap makhluk hidup,
sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi makhluk hidup
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Bioteknologi tidak
terlepas dari mikroorganisme sebagai subyek (pelaku). Mikroorganisme yang dimaksud adalah
virus, bakteri, cendawan, alga,protozoa, tanaman maupun hewan. Mikroorganisme menjadi
subyek pada proses bioteknologi karena beberapa hal berikut ini:
1. Reproduksinya sangat cepat.
Dalam hitungan menit telah dapat berkembang biak sehingga merupakan sumber daya hayati
yang sangat potensial. Mikroorganisme dapat
memproses bahan-bahan menjadi suatu produk dalam waktu yang singkat.
2. Mudah diperoleh dari lingkungan kita.
3. Memiliki sifat tetap, tidak berubah-ubah.
4. Melalui teknik rekayasa genetik para ahli dapat dengan cepat memodifikasi/ mengubah sifat
mikroorganisme sehingga dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan yang kita inginkan.
5. Dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dan tidak tergantung
musim/iklim.
Pemanfaatan mikroorganisme untuk bioteknologi sangat membantu manusia untuk mengatasi
berbagai masalah, misalnya di bidang makanan, pertanian, pengobatan, limbah, industri, dan
lainnya. Sejak tahun 6000 SM, orang telah mengenal proses fermentasi pada bahan makanan
misalnya untuk membuat bir. Namun, bukti bahwa mikroorganisme inilah yang melakukan
fermentasi baru diketahui setelah penelitian yang dilakukan oleh Louis Pasteur (1857-1876). Saat
ini, teknologi produksi bahan makanan melalui fermentasi dikategorikan dalam bioteknologi
konvensional/klasik. Coba kalian sebutkan produk/bahan makanan atau minuman yang
diproduksi melalui proses fermentasi. Teknologi yang telah diterapkan untuk menghasilkan
produk dalam skala industri dengan menggunakan makhluk hidup, sistem atau prose
bioteknologi dikategorikan sebagai bioteknologi modern. Bioteknologi modern ini sangat
tergantung pada mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa genetika.
13.2 Ilmu-ilmu yang digunakan dalam bioteknologi
Dewasa ini, setiap perkembangan ilmu yang dihasilkan manusia pasti diikuti dengan
penerapannya dalam kehidupan. Ilmu tersebut dikembangkan dengan metode ilmiah dan
diterapkan dalam bentuk teknologi. Hal ini terjadi juga pada biologi. Biologi telah berkembang
dengan pesat, terutama cabang-cabang mikrobiologi dan genetika, serta cabang kimia yaitu
biokimia. Cabang-cabang biologi dan kimia ini kemudian diterapkan dalam bentuk bioteknologi.
Disamping itu perkembangan ilmu komputer juga mendukung pengembangan bioteknologi
menjadi cabang ilmu bioinformatika.
13.2.1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang mikroba atau jasad renik.
Pengaturan sifat-sifat dan struktur mikroba mendukung kemajuan bioteknologi. Misalnya,
mikroba berupa bakteri dapat tumbuh pada kisaran suhu tertentu. Bakteri dapat digolongkan
sebagai psikrofil yang tumbuh pada suhu 0 0 C hingga 30 0 C, mesofil yang tumbuh pada suhu
250 C hingga 40 0C, dan termofil yang tumbuh pada suhu 50 0 C atau lebih. Pengetahuan
mengenai bakteri ini dapat digunakan saat membuat yogurt. Yogurt dibuat dari susu yang
difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bukgaricus pada suhu 40 0 C selama
2.5 sampai 3.5 jam.
13.2.2. Biologi Sel
Biologi sel merupakan cabang biologi yang mempelajari sel.Pengetahuan mengenai sifat-sifat
dan struktur sel akan mendukung aplikasi bioteknologi. Pengetahuan mengenai sifat protoplasma
suatu sel yang dapat berfusi atau bergabung dengan protoplasma sel lain pada spesies yang sama,
bermanfaat bagi aplikasi fusi sel di bidang pemuliaan tanaman sehingga dapat menghasilkan
tanaman yang lebih unggul karena semua bagian sel bergabung, tidak seperti melakukan
perkawinan antara bunga jantan dan betina. Selain itu pengetahuan mengenai sifat totipotensi
pada sel-sel tanaman sangat bermanfaat untuk pengembangan kultur jaringan. Totipotensi
merupakan kemampuan sel-sel tanaman hidup untuk berdefrisiensiasi menjadi berbagai organ
tanaman yang baru bahkan menjadi tanaman lengkap (Gambar 13.2).
13.2.3. Genetika
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari sifat-sifat genetik makhluk
hidup dan sistem pewarisannya dari saru generasi ke generasi berikutnya.
Pemahaman mengenai bentuk dan karakteristik DNA (gen) yang berperan dalam
mengontrol suatu sifat akan membantu percepatan kemajuan bioteknologi.
Beberapa penemuan seperti tanaman tomat yang tidak mudah busuk, insulin yang
dihasilkan oleh mamalia dan diperlukan untuk pengobatan diabetes telah dapat
disintesis dengan memasukkan gen yang bertanggung jawab untuk insulin ke
dalam bakteri Escherichia coli dan memproduksinya. Hal ini merupakan salah satu
penerapan ilmu genetika dalam bioteknologi.
13.2.4. Biokimia
Biokima merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari aspek
kimianya. Biokimia menganggap hidup adalah menyangkut proses kimia, sehingga
dengan pengetahuan biokimia maka ahli bioteknologi memperlakukan makhluk
hidup sebagai bahan kimia yang dapat dipadukan dan direaksikan. Selain
mikrobiologi, biologi sel, dan biokimia, ilmu-ilmu lain juga digunakan dalam
bioteknologi. Contohnya virologi (ilmu mengenal virus), teknologi pangan, biologi
pertanian, biologi kedokteran, biologi kehutanan dan ilmu komputer.

13.3. Dampak pengembangan bioteknologi


Perkembangan bioteknologi telah melalui sejarah yang panjang sebelum manipulasi genetik
mulai berkembang. Secara tidak langsung masyarakat telah banyak melakukan kegiatan
bioteknologi, walaupun tanpa sebutan bioteknologi, seperti: pemanfaatkan mikroba pada proses
fermentasi untuk membuat minuman, roti, keju. Proses seleksi tanaman yang dilakukan oleh para
petani untuk mendapatkan tanaman unggul maupun melalui persilangan juga merupakan
kegiatan bioteknologi, demikian juga dengan penangkaran hewan. Kegiatan seperti diatas ini
juga disebut sebagai bioteknologi tradisional. Sebaliknya, bioteknologi modern yang
menggunakan proses rekayasa genetika mulai berkembang setelah penemuan struktur DNA
sekitar tahun 1950, yang diikuti dengan penemuan-penemuan lainnya, seperti: enzim pemotong
DNA (enzim restriksi endonuklease), enzim yang dapat menggabungkan DNA (enzim ligase).
Selanjutnya ditunjukkan dengan keberhasilan menciptakan DNA rekombinaan melalui
penggabungan DNA dari dua makhluk hidup yang berbeda. Teknologi DNA rekombinan atau
yang juga dikenal dengan teknik kloning merupakan contoh bioteknologi modern. Bioteknologi
pada saat ini lebih didasarkan kepada teknik manipulasi atau rekayasa DNA. Manipulasi DNA
dimulai dengan mengisolasi DNA yang bertanggung jawab untuk sifat tertentu dengan bantuan
enzim pemotong DNA, selanjutnya digabungkan dengan bantuan enzim ligase dan
memindahkannya pada makhluk hidup yang berbeda seperti bakteri, hewan dan tumbuhan
(Gambar 13.3). Hasil dari teknik tersebut diantaranya adalah insulin manusia yang dihasilkan
dengan bantuan bakteri E. coli, kloning domba Dolly, tanaman kapas tahan insektisida.
13.3.1 Aplikasi bioteknologi
Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu pesatnya perkembangan
bioteknologi tradisional maupun modern diberbagai bidang. Pesatnya perkembangan
bioteknologi ini sejalan dengan tingkat kebutuhan hidup manusia di muka bumi. Hal ini dapat
dipahami, mengingat bioteknologi menjanjikan suatu revolusi pada hampir semua aspek
kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian, peternakan hingga kesehatan dan pengobatan
maupun ketahanan negara (HANKAM).
13.3.1.1. Bioteknologi tradisional
Aplikasi bioteknologi tradisional mencakup berbagai aspek pada kehidupan manusia, seperti
aspek pangan, pertanian, peternakan, hingga kesehatan dan pengobatan.
13.3.1.1.1. Bidang pangan
Mikroorganisme dapat menjadi bahan pangan ataupun mengubah bahan pangan menjadi bentuk
lain. Proses yang dibantu oleh mikroorganisme misalnya melalui fermentasi, seperti keju,
yoghurt, dan berbagai makanan lain termasuk kecap dan tempe. Pada masa mendatang
diharapkan peranan mikroorganisme dalam penciptaan makanan baru seperti mikroprotein dan
protein sel tunggal. Mengenal sifat dan cara hidup mikroorganisme juga akan sangat bermanfaat
dalam perbaikan teknologi pembuatan makanan.
1. Pembuatan roti
Pada pembuatan roti, biji-bijian serelia dipecah dahulu untuk membuat tepung terigu.
Selanjutnya oleh enzim amilase tepung dirubah menjadi glukosa. Selanjutnya khamir
Saccharomyces cerevisiae, yang akan memanfaatkan glukosa sebagai substrat respirasinya
sehingga akhirnya membentuk gelembunggelembung yang akan terperangkap pada adonan roti.
Adanya gelembung ini menyebebkan roti bertekstur ringan dan mengembang. Sedangkan jika
ditambah protease maka roti yang dihasilkan akan bertekstur lebih halus.
2. Pengolahan hasil susu
Susu dapat diolah dengan bioteknologi sehingga menghasilkan produk-produk baru, seperti keju,
mentega dan yogurt.
'a. Keju
Pada pembuatan keju, kelompok bakteri yang dipergunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri
ini berfungsi
memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat menurut reaksi berikut.
C12H22O11 + H2O →4CH3CHOHCOOH
Laktosa Air Asam laktat
Bakteri asam laktat yang bisa digunakan adalah Lactobacillus dan Sterptococcus. Di dalam
proses pembuatan keju, susu terlebih dahulu di panaskan 90°C atau dipesteurisasikan melalui
pemanasan sebelum kultur bakteri asam laktat dinokulasikan (di tanam). Akibat aktivitas bakteri,
pH menjadi turun dan mengakibatkan susu terpisah menjadi dadih padat dan cairan whey; proses
ini disebut pedadihan. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
menggumpalkan dadih. Pada saat ini, enzim rennin dari sapi sudah digantikan dengan enzim
buatan yaitu kimosin. Whey yang terbentuk dimanfaatkan sebagai makanan sapi, sedangkan
dadih yang terbentuk dipanaskan dengan suhu 32- 42°C sehingga menghasilkan keju. Selain itu
pada pembuatan keju juga digunakan cendawan agar kualitas lebih baik. Ada 4 macam jenis
keju, yaitu :
1. keju sangat keras, contoh: keju Romano, keju Permesan.
2. keju keras , contoh: keju Cheddar, keju Swiss.
3. keju setengah lunak, contoh: keju Requefort (keju biru).
4. keju lunak, contoh: keju Camembert.
b. Yoghurt
Pada yoghurt, susu dipasteurisasi dahulu, lalu sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganime
yang digunakan adalah bakteri asam laktat, yaitu Lactobaphillus dan Streptococcus
thermophillus. Kedua bakteri ini ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, lalu
disimpan dalam suhu 45°C selama 5 jam. Dalam penyimpanan ni pH turur jadi 4,0 akibat
didinginkan dan bisa ditambahkan cita rasa buah jika diinginkan. Yoghurt berasal dari bahasa
Turki serta memiliki nama lain seperti mast (Iran), kiselmleka (Balkan), mauzun (Armenia),
cieddu (Italia). Yoghurt yang cukup terbaik adalah tanpa rasa tanpa warna (cukup ditambah gula
saja).
c. Mentega
Pada pembuatan mentega, mikroorganisme yang digunakan adalah Streptococcuslactis dan
Leuconostoc cremoris yang membantu proses pengasaman. Setelah itu, susu ditambah dengan
cita rasa tertentu, kemudian lemak mentega dipisahkan. Pengadukan lemak mentega
menghasilkan mentega yang siap makan.
3. Produk makanan lain
Pengolahan produk makanan lain dapat berupa sayur, buah dan sebagainya. Di antaranya akan
dijelaskan berikut ini:
a. Sauerkraut
Sauerkraut adalah sayuran yang' diasamkan agar dapat awet di simpan. Cara membuatnya,
sayuran seperti kol atau sawi diirisi kemudian dicampur dengan garam lalu di tekan dalam
tempat penyimpanan untuk mengeluarkan udara. Kemudian di tambahkan bakteri asam laktat.
Aktivitas bakteri ini
meurunkan pH menjadi 5.0. pH ini mencegah mikroorganisme lain tumbuh, selain itu dapat
menimbulkan cita rasa unik akibat akumulasi zat organik yang oleh bakteri.
'b. Penyimpanan zaitun dan timun
Zaitun dan timun dapat diawetkan dengan menyimpannya dalam larutan garam yang ditambah
bakteri asam laktat. Dalam kondisi anaerob, bakteri tumbuh dengan subur danmenurukan pH
hingga 4.0. Dengan pH rendah ini aktivitas mikroba lain dapat dicegah.
c. Tahu kuning, tahu putih, dan temp'e dibuat dari kedelai menggunakan cendawan Rhizopus
(Gambar 13.4)

d. Oncom, dibuat dari bungkil kacang tanah menggunakan cendawan Neurospora


sithopila.
e. Tapai, dibuat dari ketela pohon dengan menggunakan khamir Saccharomyces
cereviceae.
13.2.1.1.2. Bidang pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian ialah:
1. Hidroponik, merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
tempat menanam tanaman (Gambar 13.5).
2. Seleksi tanaman yang memiliki karakter yang unggul seperti biji besar atau tinggi
maupun produksi yang besar.
13.2.1.1.3. Bidang peternakan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang peternakan misalnya pada:
1. Domba ankon, merupakan domba berkaki pendek dan bengkok, hasil mutasi
alami.
2. Sapi “Jersey” yang diseleksi oleh manusia agar menghasilkan susu berkrim
banyak (Gambar 13.6).

13.2.1.1.4. Kesehatan dan pengobatan


Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan, misalnya:
1. Antibiotik yang digunakan manusia untuk pengobatan diisolasi dari bakteri dan jamur
(Gambar 13.7)
2. Vaksin merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme
yang sifat virulensinya telah dimatikan, bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
13.2.1.2. Bioteknologi modern
Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya pada
aspek pangan, pertanian, peternakan hingga kesehatan dan pengobatan.
13.2.1.2.1. Pangan
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang pada bidang pangan, misalnya:
1. Kandungan vitamin A pada tanaman padi Golden rice.
2. Kentang yang telah mengalami mutasi genetik sehingga kadar pati kentang meningkat 20%
dari kentang biasa.
13.2.1.2.2. Bidang pertanian
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang pertanian, misalnya:
1. Tanaman jagung, kapas dan tomat yang resisten terhadap serangan penyakit gen tertentu
(setelah gennya dimanipulasi menggunakan teknologi DNA rekombinan) (Gambar 13.8).
13.2.1.2.3. Bidang peternakan
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang peternakan, yaitu:
1. Pembelahan embrio secara fisik (spilitting) (Gambar 13.11) mampu menghasilkan kembar
identik pada domba, sapi, babi, dan kuda.
2. Ternak unggul hasil manipulasi genetik, contohnya unggul pada daging dan susunya
3. Ikan salmon yang disisipkan hormon pertumbuhan menjadi 2 kali lipat besarnya (Gambar
13.12)

13.2.1.2.4. Kesehatan dan pengobatan


Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang kesehatan dan pengobatan antara
lain:
1. Hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli
(Gambar 13.13)
2. manipulasi produk vaksin dengan menggunakan E. coli agar lebih efisien.
13.3. Bioteknologi dengan menggunakan mikrobiologi
Bioteknologi tradisional maupun modern telah menggunakan mikroorganisme
sebagai bagian suatu proses untuk meningkatkan produk dan jasa. Bioteknologi
umumnya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast), dan
kapang, dengan
alasan:
1. pertumbuhannya cepat.
2. sel-selnya mempunyai kandungan protein yang tinggi.
3. dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari
limbah

pertanian.
4. menghasilkan produk yang tidak toksik.
5. sebagai makhluk hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim makhluk hidup itu sendiri
sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan dari luar.

Bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme antara lain penemuan dan


penyelesaian masalah pangan, obat-obatan, pembasmian hama tanaman,
pencemaran, dan pemisahan logam dari bijih logam.
13.3.1. Mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau minuman
Mikroorganisme dapat mengubah nilai gizi makanan atau minuman dalam proses
fermentasi. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari
senyawa organik menjadi produk organik yang lebih sederhana. Aktivitas
mikroorganisme tersebut antara lain dalam fermentasi yang mengubah ampas tahu
atau kacang kedelai menjadi oncom, kacang kedelai menjadi tempe atau putih
menjadi arak hitam atau putih. Mikroorganisme pada proses fermentasi
menyebabkan:
a. perubahan senyawa-senyawa kompleks pada makanan atau minumam menjadi
senyawa yang lebih sederhana.
b. peningkatan cita rasa dan aroma makanan atau minuman.
Misalnya oncom dapat dibuat dari ampas tahu, kelapa ataukacang tanah dengan
penambahan mikroorganisme berupa Neuspora. Neuspora mengeluarkan enzim
amilase, lipase, dan protease yang aktif selama proses fermentasi, juga
menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai atau kelapa.
Fermentasi pada pembuatan oncom juga menyebabkan terbentuknya sedikit
alkohol dan berbagai ester yang beraroma
sedap. Mikroorganisme dapat dijadikan langsung sebagai sumber pembuatan
makanan. Hal ini disebabkan:
a. massa mikroorganisme tumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu satu jam,
sedangkan massa tumbuhan atau hewan memerlukan waktu

berminggu-minggu.
b. massa mikroba minimal mengandung 40% protein serta mempunyai kandungan vitamin dan
mineral yang tinggi. Pada tabel 15.1 berikut terlihat bahwa protein yang dihasilkan setiap hari
dari 1000 biomassa (kg) bakteri mencapai nilai tertinggi dibandingkan produksi protein oleh
hewan ternak, tanaman kacang kedelai, dan khamir.

Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut protein sel tunggal (PST) atau disebut juga
single-cell (SCP). Tunggal merupakan makanan kaya protein yang berasal dari mokroorganisme.
Awalnya, sekitar tahun 1960-an mikroorganisme protein sel tunggal ditumbuhkan dalam
medium yang mengandung minyak.
Namun, meningkatnya hara minyak pada tahun 1970 menyebabkan produksi protein sel tunggal
ditumbuhkan di dalam sirup glukosa, ampas buah-buahan, dan sisa berbagai produk pertanian.
Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu cendawan Fusarium gramineaum yang
mengandung protein 45% dan lemak 13%. Fusarium sangat bergizi, disebut sebagai
mikroprotein. Merek dagang mikroprotein disebut Quorn. Quorn merupakan produk seperti
lembaran adonan kue. Quorn yang ditambah dengan berbagai warna dan aroma dapat
menghaslkan berbagai macam makanan, juga dapat digunakan sebagai pengganti daging sapi dan
ayam. Quorn juga sering digunakan sebagai campuran untuk membuat sosis (Gambar 13.14).
Gambar 13.14. Beberapa produk hasil bioteknologi: a. sosis b. ikan c.daging, d. Mie, e.kultur sel
hewan f. Tape.
13.3.2. Mikroorganisme penghasil obat
Mikroorganisme merupakan agen yang dapat membantu bidang pengobatan. Mikroorgansime
tersebut misal digunakan untuk membuat antibiotik dan vaksin, seperti yang akan dibahas
berikut ini.
13.3.2.1. Antibiotik
Merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain. Banyak ditemukan mikroorganisme yang mengandung
substansi dengan aktivitas antibiotik.
13.3.2.2. Penisilin
Diproduksi secara komersial dicampurkan dengan berbagai senyawa, namun komponen utama
berupa penisilin. Komponen utama penisilin tersebut merupakan penisilin G yang dapat diubah
menjadi bentuk-bentuk lain dengan aktivitas yang sedikit berbeda. Penisilin G terdegradasi oleh
asam lambung sehingga penisilin ini lebih baik diberikan diberikan melalui suntikan. Contoh lain
adalah penisilin yang tidak dapat dipengaruhi oleh asam lambung sehingga dapat dikonsumsi
dalam bentuk sirup maupun tablet. Adanya kisaran pada penisilin memungkinkan staf kesehatan
untuk memilih jenis pengobatan yang paling sesuai dengan penyakit tertentu. Pilihan-pilihan ini
juga membantu menuntaskan perkembangan resistansi penyakit terhadap obat.
13.3.2.3. Sefalosporin
Dihasilkkan oleh jamur Chepalosporium yang diyemukan pada tahun 1984. Sefalosporin aktif
untuk bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran yang kurang lebih sma dengan penisilin.
Sefalosporin terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penisilin.
13.3.2.4. Tetrasiklin
Dihasilkan oleh bakteri Sterptomycin aureofaciens. Berbagai bentuk tetrasiklin aktif melawan
bakteri yang mempunyai karakter dengan dengan kisaran kurang lebih sama dengan penisilin.
Walau demikian, berkembangnya resistensi telah mengurangi efektivitas antibiotik ini.
Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang.
13.3.2.5. Eritromisin
Mempunyai kisaran yang sama dengan penisilin. Eritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri
yang resisten terhadap penisilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap
penisilin. Pada antibiotik berarti bakteri dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
namun, tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel inang atau sel-sel tubuh manusia. Antibiotik
mempunyai target tertentu yang hanya terdapat pada sel bakteri, misalnya penisilin dan
sefalosporin mampu menghambat biosintesis sel bakteri.
13.3.2.6. Vaksin
Merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaksin
dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh
manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di
dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius. Vaksin berasal dari sumber-sumber
berikut.
a. Mikroorganisme yang telah mati
Penggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain digunakan untuk menghasilkan vaksin
batuk rejan dari bakteri penyebab batuk rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau
penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.
b. Mikroorganisme yang telah dilemahkan
Vaksin yang dihasilkan dari mikroorganisme yang sudah dilemahkan disebut sebagai atermsi.
Vaksin yang melawan aktivitas bakteri secara cepat merupakan vaksin atenuasi. Contoh vaksin
yang menggunakan sumber tersebut adalah vaksin difteri dan tetanus yang dihasilkan dari
substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari bakteri. Toksoid bertujuan untuk merangsang
produksi toksin, namun mengurangi resiko terinfeksi oleh bakteri dari jenis tertentu.
13.3.3. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman
Mikroorganisme di alam dapat dijadikan sebagai agen pengendali hayati, yaitu pengendalian
terhadap hama dengan menggunakan musuh alami. Misalnya pengendalian hama serangga pada
tanaman pertanian dengan menggunakan bakteri patogen serangga, yaitu Bacillus thuringiensis
(Bt). Bakteri Bt dapat ditemukan di tanah dan tanaman Bacillus thuringiensis merupakan spesies
bakteri yang dikembangkan menjadiinsektisida mikrobial. Bakteri Bt menghasilkan protein
kristal yang dapat membunuh serangga maupun larva atau ulat serangga. Aktivitas Bt pada
tanaman misalnya membunuh ngengat yang menjadi hama pada buah apel, dan pir, ulat pada kol
(kubis), brokoli, dan kentang. Bt yang telah dikembangkan dalam jumlah besar dicampur dengan
cairan tertentu befungsi sebagai perekat dan langsung dapat disemprot pada tanaman pertanian.
Bacillus thuringiensis yang berbeda akan menghasilkan protein kristal yang toksik untuk
kelompok makhluk hidup yang berbeda. Bt telah dijual di Amerika Utara sebagai insektisida
microbial komersial sejak tahun 1960, dan dijual dengan berbagai nama merk dagang. Bt dapat
digunakan dengan cara penyemprotan konvensional pada tanaman pertanian. Beberapa Bt yang
tersedia secara komersial dengan hama targetnya adalah sebagai berikut.
• Bacillus thuringiensis varietas Tenebrionis menyerang kumbang kentang Colorado dan larva
kumbang daun.
• Bacillus thuringiensis varietas Kurstaki menyerang berbagai jenis ulat tanaman pertanian.
• Bacillus thuringiensis varietas Israelensis menyerang nyamuk dan lalat hitam.
• Bacillus thuringiensis varietas Aizawai menyerang larva ngengat dan berbagai ulat, terutama
ulat ngengat diamondback.
Protein kristal Bt akan berpengaruh efektif terhadap larva, ulat serangga, dan serangga bila Bt
yang dikonsumsi dalam jumlah yang mencukupi dan pH usus serangga berada pada kondisi
alkali (basa).
13.3.4. Mikroorganisme pengelola limbah
Mikroorganisme membantu pengelolaan berbagai jenis limbah, terutama dalam penguraian
limbah organik. Limbah organik dari rumah tangga, pasar atau industri sering dibuang langsung
ke sungai, yang mengakibatkan pencemaran di sungai atau timbulnya limbah cair. Tujuan utama
pengelolaan limbah cair dengan mikroorganisme adalah untuk mengurangi kandungan BOD dan
bahan padat tersuspensi. Pengelolaan limbah cair juga dibutuhkan untuk
menghilangkan pupuk yang masuk saluran air bahan kimia beracun,
dan padatan terlarut. Mikroorganisme mengelola limbah cair melalui proses penguraian secara
aerob dan anaerob. Pada pemrosesan aerob terdapat berbagai mikroorganisme (bakteri, protista
dan cendawan) yang menguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gasgas
dan air. Aktivitas ini membutuhkan banyak oksigen. Bioteknologi modern juga memanfaatkan
makhluk hidup dalam tingkat seluler/molekuler, diantaranya kultur jaringan, rekayasa genetik,
dan kloning.
13.4. Kultur sel dan jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang didasarkan
pada sifat totipotensi tumbuhan. Totipotensi adalah kemampuan sel/jaringan makhluk hidup
untuk tumbnuh menjadi individu baru. Totipotensi tumbuhan membuat sel tumbuhan dalam
proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi tumbuhan lengkap jika ditumbuhkan pada
kondisi yang memungkinkan. Dengan kultur jaringan, dalam waktu yang bersamaan dapat
diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Kultur jaringan memiliki manfaat berikut ini:
a. Melestarikan sifat tanaman induk.
b. Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat seragam
c. Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar
d. Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus.
e. Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
f. Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika.
Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur sel sehingga menjadi tanaman baru
secara lengkap.
13.4.1. Macam-macam kultur jaringan
Berbagai tanaman dapat digunakan sebagai eksplan dalam kultur jaringan, antara lain:
a. Kultur meristem, menggunakan jaringan meristem (akar, batang, daun) yang muda/
merismatik .
b. Kultur antera, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
c. Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang sulit
dikembangbiakkan secara alamiah.
d. Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sebagai eksplan tanpa dinding.
e. Kultur pollen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya
13.4.2. Prosedur kultur jaringan terdiri dari:
1. Persiapan
Medium cair dan padat disiapkan dalam botol Erlenmeyer yang ditutup dengan kain kasa steril
dan aluminium foil. Botol yang bersisi medium disterilkan dengan memanaskannya dalam
autoklaf yang bersuhu 120°C dan tekanan 1.5 kg/m2 selama 20 menit. Setelah disterilkan,
medium kultur disimpan dalam tempat steril atau kulkas. Ruangan dan peralatan harus
disterilkan dengan larutan antiseptik (alkohol atau sodium hipoklorit). Lampu UV dalam ruangan
entkas atau laminar air flow dinyalakan satu jam sebelum digunakan, tujuannya untuk
mensterikan ruangan tersebut.
2. Pengambilan dan perawatan eksplan
Eksplan (bahan tanaman) dapat diambil dari tunas pucuk, ketiak daun, ujung akar, atau daun
muda. Bahan eksplan disterilkan dengan cara merendamnya dalam larutan kalsium hipoklorit 5%
selama 5 menit. Setelah itu eksplan dibilas beberapa kali menggunakan akuades yang steril.
Bahan eksplan yang sudah steril dan botol erlenmeyer berisi medium padat atau cair dimasukkan
ke dalam entkas. Bagian luar eksplan dikupas memakai pisau yang tajam yang steril sampai
eksplan berukuran 1-1.5 mm. Setelah eksplan siap tanam, tutup botol Erlenmeyer di buka dan
eksplan di tanam memakai pinset lalu dimasukkan kedalam medium cair atau padat, tergantung
penggunaan jenis eksplannya. Botol yang sudah ditanami eksplan ditutup kembali menggunakan
kain steril dan aluminium foil.
3. Pengocokan
Botol yang sudah ditanami eksplan diletakkan di atas meja pengocok (shaker) yang sudah
dinyalakan jika menggunakan medium cair, frekuensi pengocokan sekitar 60-70 kali per menit.
Pengocokan dilakukan 6 jam sehari selama 1.5-2 bulan. Tujuan pengocokan adalah sebagai
berikut:
• Menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan medium.
• Memudahkan peresapan larutan nutrisi ke dalam jaringan eksplan.
• Melancarkan sirkulasi udara, sehingga udara bisa masuk ke dalam medium.
• Merangsang terpisahnya PLB yang terbentuk.
Dalam medium cair, dari eksplan akan tumbuh PLB dan lama kelamaan PLB akan lepas dari
eksplan. PLB yang terbentuk dapat dipisah-pisahkan dan daapt dipindahkan ke dalam botol lain
sehingga dihasilkan banyak PLB. PLB yang terbentuk dapat dipindahkan ke dalam medium
padat dan dikulturkan dalam ruangan yang steril. Suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya
ruangan harus diatur. Dalam medium, PLB akan tumbuh menjadi tanaman lengkap (planlet).
Setelah menghasilkan daun atau membentuk tanaman sempurna planlet harus dipindahkan
kedalam botol lain yang berisi media padat. Populasi planlet dikurangi sesuai dengan tingkat
pertumbuhannya. Akhirnya, planlet dipindahkan ke dalam kelompok yang terdiri dari campuran
tanah dan kosmos atau pupuk kandang, dan diletakkan dalam rumah kaca. Setelah
pertumbuhannya sempurna, plantet dipindahkan ke dalam pot, satu pot berisi satu tanaman baru.
4. Medium
Medium tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu medium cairan dan medium padat. Medium cair
untuk menumbuhkan eksplan sampai terbentuk PLB. Medium padat digunakan untuk
menumbuhkan PLB sampai terbentuk planlet. Medium padat dibuat dengan melarutkan nutrisi
dan agar-agar kedalam akuades yang disterilkan. Media kultur harus mengandung nutrisi lengkap
yang terdiri dari unsur makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan ZPT (Zat Pengatur tumbuh
tanaman) seperti auksin, sitokinin, dan giberalin. Zat pengatur tumbuh yang akan digunakan
dapat dipilih dari bahan-bahan di bawah ini:
a. IAA (Indole Asetic Acid/Asam Indol Asetat).
b. IAAId (Indole Acet Aldehyde/Indol Asetat Dehida).
c. IAN (Indole Aceton Nitrile/Indol Aseto Nitril).
d. IAEt (Ethylen Doleacetate/Etilendol Asetat).
e. IpyA (Indolepyruvic Acid/Asam Indol Piruvat).
Ada banyak medium kultur jaringan yang penamaannya diambil dari nama penemunya, antara
lain:
1. Murashige and Skoog (1962) dapat digunakan hampir untuk semua jenis kultur, terutama
untuk tanaman herba.
2. White (1934), sanagt cocok untuk kultur tanaman tomat.
3. Wacin and Went, dapat digunakan untuk kultur jaringan anggrek.
4. Nitch and Nitsch, biasanya digunakan dalam kultur serbuk sari dan kultur sel.
5. Scenk and Herberlandt (1972), cocok untuk kultur jaringan tanaman monokotil.

13.5. Rekayasa Genetik


Rekayasa genetik atau penggunaan teknologi DNA rekombinan sangat bermanfaat pada berbagai
bidang kehidupan manusia. Misalnya bidang kedokteran dan farmasi, peternakan dan pertanian,
serta perindustrian.
13.5.1. Bidang Kedokteran dan farmasi
*) Pembuatan insulin manusia oleh bakteri Insulin merupakan suatu protein yang bertugas
mengatur metabolisme gula di dalam tubuh manusia. Penderita diabetes tidak mampu
membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan. Penderita diabetes akut harus menerima
suntikan insulin setiap hari.Biasanya untuk memperoleh 0.45 kg insulin yang dibutuhkan oleh
750 pasien diabetes selama satu tahun, diperlukan 3600 kg kelenjar pankreas yang berasal dari
23.000 ekor hewan. Dengan teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil menyisipkan DNA
pengendali insulin ke dalam bakteri sehingga bakteri mampu untuk membentuk insulin yang
mirip sekali dengan insulin manusia dan insulin yang dihasilkan dapat diterima lebih baik oleh
tubuh manusia. Biaya pembuatan insulin ini pun jauh lebih murah. Sehingga penderita diabetes
dapat tertolong.
*) Terapi gen manusia
Teknologi DNA rekombinan dapat digunakan untuk membantu kelainan genetik yang
disebabkan oleh alel tunggal melalui penyisipan gen pada sel “stem cell” yang menghasilkan
semua sel darah dan sistem imun. Stem cell merupakan kandidat utama sel yang menerima alela
normal. Sebagian besar percobaan saat ini masih dalam taraf pendahuluan yang didesain untuk
menguji keamanan dan kelayakan prosedur, bukan untuk penyembuhan. *) Antibodi monoklonal
Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas vertebrata sebagai sistem
pertahanan untuk melawan infeksi. Antibodi memiliki keunikan dibandingkan protein lainnya
karena terdapat berjuta-juta antibodi dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Masingmasing
antibodi tersebut mempunyai tempat pengikatan yang spesifik, yang hanya mengenali molekul
target yang juga spesifik (antigen). Antibodi dapat dihasilkan dengan menyuntikkan beberapa
kali suatu sample yang berisi antigen ke dalam seekor hewan kelinci, kambing, atau marmot.
Kemudian serum darah hewan tersebut diambil karena banyak mengandung antibodi (anti
serum). Antiserum tersebut mengandung campuran antibodi yang dihasilkan oleh limfosit-B.
13.5.2. Bidang peternakan, perikanan, dan pertanian
*) Transfer gen pada hewan
Bakteri bukan satu-satunya makhluk hidup yang dapa dimodifikasi dengan teknologi DNA
rekombinan atau yang dikenal rekayasa genetika. Rekayasa genetika juga dapat menstransfer
gen-gen tertentu ke tumbuhan berbunga, jamur, dan mamalia yang mengakibatkan perubahan
genotipe makhluk hidup tersebut atau disebut makhluk hidup transgenik. Makhluk hidup
transgenik merupakan makhluk hidup yang menerima gen-gen dari spesies lain yang sama sekali
berbeda tetapi masih dalam satu kingdom ataupun dapat juga dari kingdom yang berbeda. Hewan
maupun tumbuhan transgenik (Gambar 13.17) dihasilkan dengan berbagai teknik, misalnya
perpindahan gen menggunakan bantuan bakteri Agrobacterium, mikroinjeksi, penembakan gen,
kloning embrio.

Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey merupakan domba
betina yang sehat dan normal, namun DNA-nya telah disisispi oleh gen manusia.
Gen manusia tersebut mengkode produksi protein alfa-1-antitripsin (ATT) berkhasiat
untuk mengobati penyakit paru-paru pada manusia, misalnya fibrosistik dan
empisema (menggelembungnya membran alveoli hingga pecah yang dapat
menyebabkan bronkitis kronis).
a. Kloning embrio
Kloning embrio telah digunakan untuk produksi hewan ternak, misalnya sapi atau
domba yang secara genetik identik. Pada sapi atau domba, setiap kehamilan hanya
mengandung seekor anak saja. Dengan teknik kloning embrio akan memungkinkan
bagi peternak untuk meningkatkan jumlah hewan ternaknya.

b. Transfer nukleus
Transfer nukleus (gen inti) adalah dengan memasukkan donor DNA dari hewan yang
karakternya diinginkan kedalam sel telur hewan yang intinya (DNA-nya) telah dihilangkan
(Gambar 13.18). Setelah terbentuk embrio lalu embrio ditanamkan ke rahim induk hewan yang
akan membesarkannya. Contohnya adalah domba Dolly. Kloning pada hewan merupakan proses
yang mahal dengan kelebihan yang terbatas dibandingkan dengan teknik reproduksi lainnya.
Kloning pada hewan menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kloning pada manusia.
Banyak negara yang melarang percobaan kloning manusia, selain bertentangan dengan agama,
juga dianggap melanggar estetika dan prinsip ilmu dan hukum kedokteran.
Saat ini kloning pada hewan belum dimanfaatkan secara maksimal karena mahal dan sulit
dikerjakan. Kloning pada mamalia akan dikombinasikan dengan bioteknologi lain untuk
menghasilkan organ-oragan tubuh hasil klon dan jaringan yang digunakan untuk transplantasi.
*) Transgenik pada tanaman
Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri tanah penyebab infeksi tumor crown gall pada
beberapa tanaman dan dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan proses transfer gen pada
tanaman. Tanaman transgenik direkayasa menggunakan bantuan Agrobacterium tumefaciens
untuk memperoleh sifat-sifat berikut:
* Penundaan pematangan pada tanaman tomat. Tomat hasil rekayasa (tomat flavor savor) dapat
bertahan beberapa minggu lebih lama dibandingkan dengan tomat biasa (Gambar 13.19).
• Resistensi/ketahanan terhadap insektida yaitu tanaman dapat mensintesis
protein kristal insektisidal (Insectisidal Crystal Protein = ICP) yang berasal
dari Bacillus thuringensis. Protein kristal insektisida mempengaruhi usus
hama seperti ulat atau serangga tertentu yang makan tanaman ini sehingga
hama mati.
• Resistensi terhadap kondisi lingkungan. Misalnya transfer gen dapat
menghasilkan:
1. Tanaman yang tahan kering karena mempunyai lapisan kutikula yang lebih
tebal sehingga tumbuh baik di daerah kering (Gambar 13.20).

3. Tanaman yang tahan terhadap angin.


Contohnya adalah tanaman kedelai yang telah dimanipulasi agar mempunyai batang yang lebih
kuat dengan tingi yang seragam sehingga tahan terhadap angin kencang.
13.6. Penanggulangan dampak negatif bioteknologi
Bioteknologi telah menghasikan produk-produk yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun perlu juga diperhatikan dampak negatif dari perkembangan
bioteknologi tersebut. Beberapa dampak negatif yang mungkin timbul akibat perkembangan
bioteknologi adalah berikut ini:
1. Alergi
Gen asing yang disisipkan pada makhluk hidup yang menjadi makanan manusia dapat
menyebabkan alergi terhadap individu tertentu. Untuk mencegahnya perlu dilakuakn pengujian
dalam jangka waktu yang lama untuk memastikan ada tidaknya efek negatif tersebut terhadap
konsumen. Selain itu, produk yang mengandung makhluk hidup hasil rekayasa genetik
bioteknologi harus diberi label dengan jelas guna memberi informasi kepada konsumen
mengenai produk yang dikonsumsi.
2. Hilangnya plasma nutfah
Akibat budidaya hewan dan tumbuhan unggul atau pertaniann konvensional yang monokultur
dapat mengakibatkan plasma nutfah atau keanekaragaman makhluk hidup dapat musnah.
Kepunahan plasma nutfah dapat diatasi dengan melakukan pemeliharaan berbagai jenis hewan
dan tumbuhan di situs konservasi tertentu. Selain itu penggunaan yang terus menerus dari
tanaman unggul tahan herbisida, insektisida juga ditakutkan dapat menyebabkan munculnya
gulma maupun hama baru.
3. Rusaknya eksosistem
Tanaman kapas Bt selain menyebabkan matinya hama ulat yang memakannya, juga diduga
menyebabkan larva kupu-kupu ikut mati. Akibat gangguan dan perubahan kondisi lingkungan
yang tidak seimbang dapat menyebabkan rusaknya suatu ekosistem.
Rangkuman
Bioteknologi merupakan pemanfatan prinsip-prinsip Biologi dan teknologi rekayasa terhadap
makhluk hidup, sistem, atau proses biologis, untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi
makhluk hidup maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi berkaitan dan berkembang seiring kemajuan ilmu mikrobiologi, biologi sel,
genetika, dan biokimia. Bioteknologi yang sudah dikenal atau diterapkan sejak dahulu disebut
bioteknologi tradisional, yang memanfatakan mikroba, proses biokimia dan genetik secara alami,
misalnya pada pembuatan tempe, oncom, tape, dan asinan. Sebaliknya bioteknologi modern
berhubungan dengan manipulasi (rekayasa) DNA (gen) dan transfer DNA antar makhluk hidup
dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Misalnya produksi insulin manusia dengan
bantuan bakteri E. coli, yang telah membawa DNA rekombinan yang mengandung gen insulin,
kloning domba Tracey, domba Dolly, dan kapas transgenik tahan pestisida . Aplikasi
bioteknologi tradisional maupun modern dapat mencakup bidang pangan, peternakan, kesehatan,
dan pengobatan. Bioteknologi tradisional dengan menggunakan mikroorganisme mencakup
mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau minuman, misalnya oncom, tempe,
kecap, minuman anggur, dan protein sel tunggal. Mikroorganisme penghasil obat, misalnya
antibiotik dan vaksin. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman, misalnya kristal protein bakteri
Bacillus thuringiensis (Bt). Bioteknologi dengan menggunakan kultur jaringan merupakan teknik
kloning menggunakan sel somatik. Bioteknologi dengan rekayasa genetik mencakup teknik
pembuatan DNA rekombinan yang bermanfaat bagi manusia di bidang: kedokteran dan farmasi,
misalnya pada pembuatan insulin manusia oleh bakteri, terapi gen manusia, dan antibodi
monoklonal. Peternakan dan pertanian, misalnya adanya makhluk hidup transgenik baik hewan
maupun tumbuhan yang bermanfat bagi manusia.
ssss

You might also like