Professional Documents
Culture Documents
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1]
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi di
masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
[3]
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di
bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain
yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti
sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena
mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai
pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi
yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme
baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain[2]:
• Jagung resisten hama serangga
• Kapas resisten hama serangga
• Pepaya resisten virus
• Enzim pemacu produksi susu pada sapi
• Padi mengandung vitamin A
• Pisang mengandung vaksin hepatitis
• Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika
secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
• Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi
genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain.
• Ciri utama bioteknologi:
• 1. Adanya aBen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan atau hewan
2. Adanya pendayagunsan secara teknologi dan industri
3. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian
•
• Gbr. Kegunaan Bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia
• Perkembangan bioteknologi :
1. Era bioteknologi generasi pertama ⇒ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman
serta pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
1. MAKANAN BAHAN SUSU
....Prinsipnya adalah memfermentasi susu menghasilkan asam laktat.
1.Keju
Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan
tekstur keju.
2.Yoghurt
3.Mentega
3. Enzim, terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE
(penyambung ptongan-potongan ADN)
Gbr. Proses produksi insulin manusia dengan rekayasa genetika
1. Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel β sejenis.
Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel β
Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan
2. Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3. Antibiotik
4. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5. Vaksin
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel β sejenis.
Antibodi ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel β
Limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan
2. Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3. Antibiotik
4. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5. Vaksin
2. Baculovirus sp.
Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati dengan
sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan
Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur jaringan
(sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru.
Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan floem akar wortel.
Gambar 1
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward terhadap tanaman
wortel (Daucus carota)
Perkembangan bioteknologi :
1. Era bioteknologi generasi pertama ⇒ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman
serta pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
Kultur jaringan
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 8:00 am
Tags: Bioteknologi, Kultur jaringan, Perbanyakan Tanaman
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel,
protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut
dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot
karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik
seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
(lagi…)
Komentar (21)
Januari 9, 2009
Perkembangan bioteknologi dan Penggunaannya di industri serta pangan
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 4:26 am
Tags: Perkembangan bioteknologi, Produksi Pangan, bioteknologi dalam industri
tempe
Perkembangan bioteknologi :
1.Era bioteknologi generasi pertama Þ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta
pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
(lagi…)
Komentar (6)
November 4, 2008
Mengenal Bioteknologi
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 7:02 am
Pengertian Bioteknologi
Adalah penggunaan makhluk hidup dan hasil-hasilnya untuk menyediakan barang dan jasa.
Dalam bioteknologi meliputi penggunaan bakteri, jamur serta kultur-kultur tumbuhan dan hewan
( termasuk tekhnik hidroponik dan kultur jaringan ).
Penerapan Bioteknologi
Beberapa jenis mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk produksi makanan dan minuman serta
keperluan lainnya , contoh :
Bahan Makanan—->Hasil—>Mikroorganisme yang dipakai
Beras - Sacharomyces (ragi) - Minuman berakohol(anggur, bir
Kedelai - Rhizopus – tempe
kedelai - Aspergilus wenti - oncom
Kacang tanah - Neurospora crassa - oncom
Air kelapa – Acetobacter xylinum - Nata de coco
Bioteknologi Tradisional
Salah satu penerapan bioteknologi secara tradisional adalah dalam pembuatan tempe dari kacang
kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus. Secara tradisional tempe dibuat dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Perendaman
Kacang kedelai direndam dalam air mengalir ± 8 jam agar kulitnya mudah lepas
2. Pelepasan Kulit
Tujuannya agar ragi dapat tumbuh dengan baik karena mendapat makanan yang cukup.
3. Perebusan
Tujuannya agar kedelai lebih mudah dicerna, mempermudah pertumbuhan ragi, menghilangkan
bau dan menambah cita rasa.
4. Pengeringan
Setelah direbus, kedelai didinginkan dan ditiriskan sampai permukaan menjadi kering agar
terhindar dari pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki.
5. Pemberian Ragi
kedelai ditaburi dengan ragi kemudian diaduk-aduk sampai benar-benar rata.
6. Pembungkusan
Campuran kedelai dan ragi dibungkus dengan daun pisang atau plastic yang berlobang-lobang
dalam bentuk dan ukuran tertentu sesuai selera masing-masing.
7. Pemeraman
bungkusan-bungkusan tersebut kemudian disimpan pada suhu 30oC selama 24 jam
Dampak Hasil Bioteknologi
Selain membawa dampak positif bagi ketersediaan makanan, namun dalam proses maupun hasil
bioteknologi membawa dampak negative antara lain :
● Limbah dari kulit kedelai dan air buangan rendaman kedelai dapat mengakibatkan
pencemaran air
● mabuk-mabukan, karena minum bir yang berlebihan
Komentar (1)
PENDAHULUAN
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan
mengintroduksi gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati
fungsinya secara in vitro. Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi di injeksi secara
makro ke dalam telur untuk memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing
tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu:
1) isolasi gen (clone DNA) yang akan diinjeksi pada telur, 2) Identifikasi gen pada
anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen asing tadi, dan 3) keragaman dari
turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.
Profil Puslit
Bioteknologi
Written by Administrator
Tuesday, 30 November 1999 00:00
Pusat penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, awalnya bernama Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Bioteknologi LIPI. Puslit ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1986
berdasarkan Kepres RI No.1 tahun 1986 dan berada di bawah Deputi bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati. Puslit Bioteknologi didirikan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan
Bioteknologi di Indonesia.
Pada bulan April 1993, Puslit Bioteknologi LIPI masih berada dalam satu bangunan dengan
Puslitbang Biologi LIPI Bogor, yaitu di Gedung Kusnoto yang terletak pada di Jalan Ir.H.
Djuanda No. 18 Bogor. Kemudian sejak tanggal 1 Oktober 1993, karena beberapa pertimbangan,
semua kegiatan Puslit dipindahkan ke Jalan Raya Bogor Km 46 Cibinong. Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI telah ditetapkan menjadi salah satu pusat unggulan Bioteknologi pertanian II
berdasarkan SK Menteri Riset dan Teknologi. Pada tahun 2001 sesuai SK Kepala LIPI No.
1151/Kep/2001 Puslitbang Bioteknologi LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 di atas, Puslit Bioteknologi-
LIPI mempunyai tugas :
a)Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang bioteknologi
b)Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan teknis bidang bioteknologi
c)Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang bioteknologi
d)Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang bioteknologi
e)Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang bioteknologi
f)Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bioteknologi
g)Pelaksanaan urusan tata usaha
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan SK tersebut di atas terdiri atas tiga
bidang penelitian yaitu :
a) Bidang Biologi Molekuler
b) Bidang Biologi Sel dan Jaringan
c) Bidang Bioproses
d) Bidang Sarana Penelitian
e) Bagian Tata Usaha (TU)
VISI
Visi Puslit Bioteknologi-LIPI mengacu pada visi IPTEK 2025 yaitu “Terwujudnya IPTEK
sebagai kekuatan utama untuk kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa” dan visi LIPI
yang berbunyi “Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik”. Berdasarkan dua visi
tersebut disusunlah visi Puslit Bioteknologi-LIPI yaitu : “Menjadi lembaga penelitian
bioteknologi terdepan yang didukung oleh sumber daya profesional.”
MISI
a)Menguasai iptek di bidang bioteknologi agar menjadi penggerak utama dan acuan dalam
meningkatkan kemajuan bangsa dan pembangunan berkelanjutan
b)Pengungkapan, peningkatan nilai tambah dan penyelamatan sumber daya alam hayati melalui
penguasaan biologi molekuler, sel dan jaringan serta bioproses
c)Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan di bidang bioteknologi
d)Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemasyarakatan IPTEK bidang
bioteknologi
e)Meningkatkan kinerja dan tata kelola lembaga riset yang baik (good corporate governance)
f)Meningkatkan profesionalitas, kesejahteraan pegawai dan karyawan
TUJUAN DAN SASARAN ORGANISASI
TUJUAN
a.Memanfaatkan bioteknologi modern untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya hayati
untuk bahan pangan, obat-obatan, kesehatan masyarakat dan perbaikan lingkungan hidup
b.Meningkatkan kemampuan dan jumlah SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler, bioproses
dan ilmu lain yang menunjang
c.Meningkatkan kemampuan manajerial dan sistem administrasi kelembagaan riset modern
d.Membantu menyiapkan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi
e.Mengembangkan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional secara internal dan
eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
SASARAN
a.Terciptanya kompetensi inti (core competence) yang handal di bidang bioteknologi yang
didukung dengan kemampuan sumber daya IPTEK yang profesional
b.Terfasilitasinya penegakan kebenaran ilmiah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk
mengatasi permasalahan perbedaan kepentingan dan konflik yang mungkin terjadi
c.Terciptanya tata kelola yang profesional, efektif, efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip
good corporate governance (GCG)
d.Terjalinnya komunikasi antara pemegang kebijakan, swasta, masyarakat industri, masyarakat
umum dan peneliti sehingga memahami pentingnya sumber daya alam hayati sebagai aset dan
kunci penggerak pembangunan di bidang pangan, kesehatan dan lingkungan
e.Termanfaatkannya hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan aset-aset yang dimiliki untuk
kemajuan ekonomi, mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan
daya saing dalam kerangka pembangunan berkelanjutan yang adil berwajah kemanusiaan.
a.1. Penajaman program strategis dalam bidang pangan, farmasi dan lingkungan
2. Penguatan ilmu dasar dan terapan dalam bidang biologi sel dan jaringan, biologi molekuler dan
bioproses
b.1. Rekrutmen, pendidikan dan pelatihan SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler dan
bioproses dan ilmu lain yang menunjang
2. Meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan riset pembinaan, riset unggulan dan riset strategis
serta kerjasama na sional, regional dan internasional
3. Menyelenggarakan forum-forum komunikasi ilmiah internal dan eksternal
c.1. Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan SDM di bidang administrasi
dan manajemen modern
2. Membangun sistem informasi manajemen
d. Berpartisipasi aktif dalam penyusunan rumusan kebijakan dalam bidang bioteknologi
e. Menyusun dan mengimplementasikan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi,
protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba
per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut.
Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu
berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis
nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu
penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan
peran-peran penting mikroba tersebut.
dihasilkan dinamakan protein sel tunggal (PST). Selama ini, walaupun kandungan
protein PST sangat tinggi, tetapi lebih banyak digunakan sebagai makanan tambahan
pada hewan.Hal ini karena system pencernaan manusia tidak mampu mencerna asam
a. Antibiotik
b. Vaksin
tanaman lain. Selain dengan tanaman transgenic, pengendalian hama juga dapat
2) Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut.
3) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli
dari Amerika Serikat dan Inggris.
4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosteron.
study
Mar 24, '09 11:22 PM
BIOTEKNOLOGI
for everyone
A. Pendahuluan
Apakah bioteknologi itu? Sulit untuk mencari defenisi yang baku tentang bioteknologi. Setiap
negara memiliki definisi sendiri-sendiri tentang bioteknologi. Secara umum dapat didefinisikan
bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Makhlukhidup yang digunakan
berupa mikroorganisme,tumbuhan,hewan,dan manusia. Bayi tabung merupakan salah satu
contoh bioteknologi yang menggunakan objek manusia.
Sebenarnya bioteknologi bukanlah merupakan suatu displin ilmu,melainkan ilmu terapan.
Didalam ilmu bioteknologi dilakukan rekayasa organisme dan komponen organisme untuk
menghasilkan barang dan jasa yang penting bagi kehidupan manusia. Jadi, didalam bioteknologi
terdapat komponen-komponen:
C16H12O6------------------> C2H5OH+CO2+ENERGI
Proses ini biasanya berlangsung secara anawrobik,menghasilkan karbondioksida dalam bentuk
gelembung udara.Proses pembuatan bir sebenarnya juga mengikuti reaksi seperti diatas. Hanya
saja bahan bakunya berupa biji padi-padian,yang dibiarkan baerkecambah terlebih
dahulu,kemudian dikeringkan.setelah kering di buat tepung untuk diberi sel khamir agar terjadi
fermentasi. Jenis sel khamir itulah yang menentukan kualitas atau ciri khas dari suatu minuman.
Selain dampak negatif terhadap manusia bioteknoligi di khawatirkan berdampak negatif tehadap
lingkungan. misalnya dengan munculnya hewan dan tumbuhan transgenik.
organisme transgenik adalah individu baru yang muncul karena gen nya di ubah. proses
pengubahannya disebut rekayasa genetik.Jika organisme di ubah gennya, maka akan muncul
organisme baru yang belum pernah ada sebelumnya.
pencegahanya yaitu dengan menyiapkan sumber daya manusia yang siap dengan kemajuan
bioteknologi.
Beberapa jamur juga dapat digunakan menghasilkan zat warna, misalnya jamur Neurospora
sitophila sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan untuk membuat oncom. Bahan
pewarna yang alami untuk makanan lebih aman dibandingkan pewarna sintetik karena pada
umumnya pewarna sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan produk makanan, antara lain:
a. Rhizopus oligospurus (pembuatan tempe)
b. Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco) c. Saccharomyces cerevisiae (pembuatan roti
dan tapai)
d. Penecilium camemberti dan Penecillium requeforti (keju)
e. Aspergillus wentii (pembuatan kecap)
f. Lactobacillus bulgaricus (keju dan yoghurt)
2. Penghasil Protein Sel Tunggal (PST)
Mikroorganisme, seperti ganggang, jamur, maupun bakteri, dapat menghasilkan protein. Protein
ini berada di dalam sel, bukan merupakan bahan yang disekresikan oleh sel.
a. Kelebihan PST
PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai sumber protein. Hal ini disebabkan
karena:
1) Secara umum, organisme dapat membelah diri dengan cepat.
2) Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3) Dapat hidup di tempat limbah buangan, seperti selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah
organik yang lain.
4) Mikroorganisme fotosintetik seperti ganggang dapat memanfaatkan energi cahaya untuk
digunakan sebagai penghasil PST.
Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.
b. Kekurangan PST
Ada beberapa kekurangan PST, antara lain:
1) PST mempunyai dinding sel yang terdiri atas selulosa, khususnya ganggang, sedangkan
manusia tidak dapat mencerna selulosa.
2) PST yang dihasilkan kurang menarik, seperti jeli.
3) Kandungan asam nukleat (DNA dan RNA) dari PST cukup tinggi dan sulit dicerna serta dapat
menimbulkan asam urat.
3. Penghasil Zat-Zat Organik
Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan zat-zat organik, seperti etanol, asam cuka, asam
sitrat, aseton, dan gliserol. Zat-zat organik itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya sebagai bahan minuman.
Untuk menghasilkan etanol (alkohol) dibutuhkan sel-sel ragi dengan bahan baku karbohidrat,
seperti singkong dan beras. Adapun proses pembuatannya sering disebut dengan istilah
fermentasi (proses peragian). Proses ini berlangsung secara anaerobik dan menghasilkan karbon
dioksida dalam bentuk gelembung udara.
4. Penghasil Obat
Coba kalian lihat foto kelinci dan tanaman yang dapat berpendar seperti hewan ubur-ubur pada
Gambar 13.1. Ahli biologi molekular telah mengembangkan makhluk hidup yang dapat
memancarkan cahaya seperti makhluk hidup laut ubur-ubur. Para peneliti memasukkan DNA
dari makhluk hidup laut yang bertanggung jawab dalam memancarkan cahaya ke dalam zigot
kelinci atau kromosom tanaman. Akibatnya, dihasilkan kelinci ataupun tanaman yang mengalami
perubahan genetik sehingga dapat berpendar hijau pada keadaan tertentu. DNA kelinci ataupun
tanaman yang dapat berpendar hijau ini merupakan hasil hasil rekayasa genetik menggunakan
teknologi DNA rekombinan. Rekayasa genetik merupakan bagian bioteknologi modern yang
belakangan ini berkembang sangat pesat. Praktek bioteknologi sebenarnya telah berlangsung
sejak berabadabad yang lalu, yaitu melalui bioteknologi tradisional. Contohnya penggunaan
mikroba untuk membuat minuman anggur dan keju, serta pemuliaan atau penangkaran hewan
ternak dan tanaman.
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi pengembangan bioteknologi dan dampaknya bagi kehidupan
Kompetensi Dasar
13.1. Mengidentifikasi ciri dan sifat mikroorganisme dalam proses bioteknologi.
13.2. Mengidentifikasi dampak pengembangan bioteknologi.
13.3. Mengidentifikasi peranan bioteknologi bagi pertanian sampai kesehatan manusia.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bioteknologi dan Peranannya Bagi Kehidupan, kalian diharapkan dapat
memahami, menafsirkan, dan mengkomunikasikan pemahaman konsep, penerapan dan
pengembangan bioteknologi dalam kehidupan.
Kata-Kata Kunci
Antiserum Mikoprotein
Bioteknologi Makhluk hidup transgenik
Bioteknologi modern Pencucian mikrobial
Bioteknologi tradisional Penguraian lumpur
Bakteri Mesofil Plasmid
Bakteri Psikrofil Protein Kristal Insektisida
Bakteri Toksoid Protein Sel Tunggal
Eksplan Rekayasa genetik
Enzim ligase Termofil
Enzim restriksi endonuklease Toksitas selektif antibiotik
Fertilisasi invitro Vaksin atenuasi
13.1. Ciri dan sifat mikroorganisme
Bioteknologi secara harafiah berarti ilmu yang menerapkan prinsipprinsip biologi. Pengertian
bioteknologi yang lebih lengkap adalah pemanfaatan teknik rekayasa terhadap makhluk hidup,
sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi makhluk hidup
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Bioteknologi tidak
terlepas dari mikroorganisme sebagai subyek (pelaku). Mikroorganisme yang dimaksud adalah
virus, bakteri, cendawan, alga,protozoa, tanaman maupun hewan. Mikroorganisme menjadi
subyek pada proses bioteknologi karena beberapa hal berikut ini:
1. Reproduksinya sangat cepat.
Dalam hitungan menit telah dapat berkembang biak sehingga merupakan sumber daya hayati
yang sangat potensial. Mikroorganisme dapat
memproses bahan-bahan menjadi suatu produk dalam waktu yang singkat.
2. Mudah diperoleh dari lingkungan kita.
3. Memiliki sifat tetap, tidak berubah-ubah.
4. Melalui teknik rekayasa genetik para ahli dapat dengan cepat memodifikasi/ mengubah sifat
mikroorganisme sehingga dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan yang kita inginkan.
5. Dapat menghasilkan berbagai produk yang dibutuhkan oleh manusia dan tidak tergantung
musim/iklim.
Pemanfaatan mikroorganisme untuk bioteknologi sangat membantu manusia untuk mengatasi
berbagai masalah, misalnya di bidang makanan, pertanian, pengobatan, limbah, industri, dan
lainnya. Sejak tahun 6000 SM, orang telah mengenal proses fermentasi pada bahan makanan
misalnya untuk membuat bir. Namun, bukti bahwa mikroorganisme inilah yang melakukan
fermentasi baru diketahui setelah penelitian yang dilakukan oleh Louis Pasteur (1857-1876). Saat
ini, teknologi produksi bahan makanan melalui fermentasi dikategorikan dalam bioteknologi
konvensional/klasik. Coba kalian sebutkan produk/bahan makanan atau minuman yang
diproduksi melalui proses fermentasi. Teknologi yang telah diterapkan untuk menghasilkan
produk dalam skala industri dengan menggunakan makhluk hidup, sistem atau prose
bioteknologi dikategorikan sebagai bioteknologi modern. Bioteknologi modern ini sangat
tergantung pada mikrobiologi, biokimia, dan rekayasa genetika.
13.2 Ilmu-ilmu yang digunakan dalam bioteknologi
Dewasa ini, setiap perkembangan ilmu yang dihasilkan manusia pasti diikuti dengan
penerapannya dalam kehidupan. Ilmu tersebut dikembangkan dengan metode ilmiah dan
diterapkan dalam bentuk teknologi. Hal ini terjadi juga pada biologi. Biologi telah berkembang
dengan pesat, terutama cabang-cabang mikrobiologi dan genetika, serta cabang kimia yaitu
biokimia. Cabang-cabang biologi dan kimia ini kemudian diterapkan dalam bentuk bioteknologi.
Disamping itu perkembangan ilmu komputer juga mendukung pengembangan bioteknologi
menjadi cabang ilmu bioinformatika.
13.2.1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang biologi yang mempelajari tentang mikroba atau jasad renik.
Pengaturan sifat-sifat dan struktur mikroba mendukung kemajuan bioteknologi. Misalnya,
mikroba berupa bakteri dapat tumbuh pada kisaran suhu tertentu. Bakteri dapat digolongkan
sebagai psikrofil yang tumbuh pada suhu 0 0 C hingga 30 0 C, mesofil yang tumbuh pada suhu
250 C hingga 40 0C, dan termofil yang tumbuh pada suhu 50 0 C atau lebih. Pengetahuan
mengenai bakteri ini dapat digunakan saat membuat yogurt. Yogurt dibuat dari susu yang
difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bukgaricus pada suhu 40 0 C selama
2.5 sampai 3.5 jam.
13.2.2. Biologi Sel
Biologi sel merupakan cabang biologi yang mempelajari sel.Pengetahuan mengenai sifat-sifat
dan struktur sel akan mendukung aplikasi bioteknologi. Pengetahuan mengenai sifat protoplasma
suatu sel yang dapat berfusi atau bergabung dengan protoplasma sel lain pada spesies yang sama,
bermanfaat bagi aplikasi fusi sel di bidang pemuliaan tanaman sehingga dapat menghasilkan
tanaman yang lebih unggul karena semua bagian sel bergabung, tidak seperti melakukan
perkawinan antara bunga jantan dan betina. Selain itu pengetahuan mengenai sifat totipotensi
pada sel-sel tanaman sangat bermanfaat untuk pengembangan kultur jaringan. Totipotensi
merupakan kemampuan sel-sel tanaman hidup untuk berdefrisiensiasi menjadi berbagai organ
tanaman yang baru bahkan menjadi tanaman lengkap (Gambar 13.2).
13.2.3. Genetika
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari sifat-sifat genetik makhluk
hidup dan sistem pewarisannya dari saru generasi ke generasi berikutnya.
Pemahaman mengenai bentuk dan karakteristik DNA (gen) yang berperan dalam
mengontrol suatu sifat akan membantu percepatan kemajuan bioteknologi.
Beberapa penemuan seperti tanaman tomat yang tidak mudah busuk, insulin yang
dihasilkan oleh mamalia dan diperlukan untuk pengobatan diabetes telah dapat
disintesis dengan memasukkan gen yang bertanggung jawab untuk insulin ke
dalam bakteri Escherichia coli dan memproduksinya. Hal ini merupakan salah satu
penerapan ilmu genetika dalam bioteknologi.
13.2.4. Biokimia
Biokima merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari aspek
kimianya. Biokimia menganggap hidup adalah menyangkut proses kimia, sehingga
dengan pengetahuan biokimia maka ahli bioteknologi memperlakukan makhluk
hidup sebagai bahan kimia yang dapat dipadukan dan direaksikan. Selain
mikrobiologi, biologi sel, dan biokimia, ilmu-ilmu lain juga digunakan dalam
bioteknologi. Contohnya virologi (ilmu mengenal virus), teknologi pangan, biologi
pertanian, biologi kedokteran, biologi kehutanan dan ilmu komputer.
pertanian.
4. menghasilkan produk yang tidak toksik.
5. sebagai makhluk hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim makhluk hidup itu sendiri
sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan dari luar.
berminggu-minggu.
b. massa mikroba minimal mengandung 40% protein serta mempunyai kandungan vitamin dan
mineral yang tinggi. Pada tabel 15.1 berikut terlihat bahwa protein yang dihasilkan setiap hari
dari 1000 biomassa (kg) bakteri mencapai nilai tertinggi dibandingkan produksi protein oleh
hewan ternak, tanaman kacang kedelai, dan khamir.
Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut protein sel tunggal (PST) atau disebut juga
single-cell (SCP). Tunggal merupakan makanan kaya protein yang berasal dari mokroorganisme.
Awalnya, sekitar tahun 1960-an mikroorganisme protein sel tunggal ditumbuhkan dalam
medium yang mengandung minyak.
Namun, meningkatnya hara minyak pada tahun 1970 menyebabkan produksi protein sel tunggal
ditumbuhkan di dalam sirup glukosa, ampas buah-buahan, dan sisa berbagai produk pertanian.
Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu cendawan Fusarium gramineaum yang
mengandung protein 45% dan lemak 13%. Fusarium sangat bergizi, disebut sebagai
mikroprotein. Merek dagang mikroprotein disebut Quorn. Quorn merupakan produk seperti
lembaran adonan kue. Quorn yang ditambah dengan berbagai warna dan aroma dapat
menghaslkan berbagai macam makanan, juga dapat digunakan sebagai pengganti daging sapi dan
ayam. Quorn juga sering digunakan sebagai campuran untuk membuat sosis (Gambar 13.14).
Gambar 13.14. Beberapa produk hasil bioteknologi: a. sosis b. ikan c.daging, d. Mie, e.kultur sel
hewan f. Tape.
13.3.2. Mikroorganisme penghasil obat
Mikroorganisme merupakan agen yang dapat membantu bidang pengobatan. Mikroorgansime
tersebut misal digunakan untuk membuat antibiotik dan vaksin, seperti yang akan dibahas
berikut ini.
13.3.2.1. Antibiotik
Merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain. Banyak ditemukan mikroorganisme yang mengandung
substansi dengan aktivitas antibiotik.
13.3.2.2. Penisilin
Diproduksi secara komersial dicampurkan dengan berbagai senyawa, namun komponen utama
berupa penisilin. Komponen utama penisilin tersebut merupakan penisilin G yang dapat diubah
menjadi bentuk-bentuk lain dengan aktivitas yang sedikit berbeda. Penisilin G terdegradasi oleh
asam lambung sehingga penisilin ini lebih baik diberikan diberikan melalui suntikan. Contoh lain
adalah penisilin yang tidak dapat dipengaruhi oleh asam lambung sehingga dapat dikonsumsi
dalam bentuk sirup maupun tablet. Adanya kisaran pada penisilin memungkinkan staf kesehatan
untuk memilih jenis pengobatan yang paling sesuai dengan penyakit tertentu. Pilihan-pilihan ini
juga membantu menuntaskan perkembangan resistansi penyakit terhadap obat.
13.3.2.3. Sefalosporin
Dihasilkkan oleh jamur Chepalosporium yang diyemukan pada tahun 1984. Sefalosporin aktif
untuk bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran yang kurang lebih sma dengan penisilin.
Sefalosporin terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penisilin.
13.3.2.4. Tetrasiklin
Dihasilkan oleh bakteri Sterptomycin aureofaciens. Berbagai bentuk tetrasiklin aktif melawan
bakteri yang mempunyai karakter dengan dengan kisaran kurang lebih sama dengan penisilin.
Walau demikian, berkembangnya resistensi telah mengurangi efektivitas antibiotik ini.
Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang.
13.3.2.5. Eritromisin
Mempunyai kisaran yang sama dengan penisilin. Eritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri
yang resisten terhadap penisilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap
penisilin. Pada antibiotik berarti bakteri dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
namun, tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel inang atau sel-sel tubuh manusia. Antibiotik
mempunyai target tertentu yang hanya terdapat pada sel bakteri, misalnya penisilin dan
sefalosporin mampu menghambat biosintesis sel bakteri.
13.3.2.6. Vaksin
Merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaksin
dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh
manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di
dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius. Vaksin berasal dari sumber-sumber
berikut.
a. Mikroorganisme yang telah mati
Penggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain digunakan untuk menghasilkan vaksin
batuk rejan dari bakteri penyebab batuk rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau
penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.
b. Mikroorganisme yang telah dilemahkan
Vaksin yang dihasilkan dari mikroorganisme yang sudah dilemahkan disebut sebagai atermsi.
Vaksin yang melawan aktivitas bakteri secara cepat merupakan vaksin atenuasi. Contoh vaksin
yang menggunakan sumber tersebut adalah vaksin difteri dan tetanus yang dihasilkan dari
substansi toksin yang sudah tidak berbahaya dari bakteri. Toksoid bertujuan untuk merangsang
produksi toksin, namun mengurangi resiko terinfeksi oleh bakteri dari jenis tertentu.
13.3.3. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman
Mikroorganisme di alam dapat dijadikan sebagai agen pengendali hayati, yaitu pengendalian
terhadap hama dengan menggunakan musuh alami. Misalnya pengendalian hama serangga pada
tanaman pertanian dengan menggunakan bakteri patogen serangga, yaitu Bacillus thuringiensis
(Bt). Bakteri Bt dapat ditemukan di tanah dan tanaman Bacillus thuringiensis merupakan spesies
bakteri yang dikembangkan menjadiinsektisida mikrobial. Bakteri Bt menghasilkan protein
kristal yang dapat membunuh serangga maupun larva atau ulat serangga. Aktivitas Bt pada
tanaman misalnya membunuh ngengat yang menjadi hama pada buah apel, dan pir, ulat pada kol
(kubis), brokoli, dan kentang. Bt yang telah dikembangkan dalam jumlah besar dicampur dengan
cairan tertentu befungsi sebagai perekat dan langsung dapat disemprot pada tanaman pertanian.
Bacillus thuringiensis yang berbeda akan menghasilkan protein kristal yang toksik untuk
kelompok makhluk hidup yang berbeda. Bt telah dijual di Amerika Utara sebagai insektisida
microbial komersial sejak tahun 1960, dan dijual dengan berbagai nama merk dagang. Bt dapat
digunakan dengan cara penyemprotan konvensional pada tanaman pertanian. Beberapa Bt yang
tersedia secara komersial dengan hama targetnya adalah sebagai berikut.
• Bacillus thuringiensis varietas Tenebrionis menyerang kumbang kentang Colorado dan larva
kumbang daun.
• Bacillus thuringiensis varietas Kurstaki menyerang berbagai jenis ulat tanaman pertanian.
• Bacillus thuringiensis varietas Israelensis menyerang nyamuk dan lalat hitam.
• Bacillus thuringiensis varietas Aizawai menyerang larva ngengat dan berbagai ulat, terutama
ulat ngengat diamondback.
Protein kristal Bt akan berpengaruh efektif terhadap larva, ulat serangga, dan serangga bila Bt
yang dikonsumsi dalam jumlah yang mencukupi dan pH usus serangga berada pada kondisi
alkali (basa).
13.3.4. Mikroorganisme pengelola limbah
Mikroorganisme membantu pengelolaan berbagai jenis limbah, terutama dalam penguraian
limbah organik. Limbah organik dari rumah tangga, pasar atau industri sering dibuang langsung
ke sungai, yang mengakibatkan pencemaran di sungai atau timbulnya limbah cair. Tujuan utama
pengelolaan limbah cair dengan mikroorganisme adalah untuk mengurangi kandungan BOD dan
bahan padat tersuspensi. Pengelolaan limbah cair juga dibutuhkan untuk
menghilangkan pupuk yang masuk saluran air bahan kimia beracun,
dan padatan terlarut. Mikroorganisme mengelola limbah cair melalui proses penguraian secara
aerob dan anaerob. Pada pemrosesan aerob terdapat berbagai mikroorganisme (bakteri, protista
dan cendawan) yang menguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gasgas
dan air. Aktivitas ini membutuhkan banyak oksigen. Bioteknologi modern juga memanfaatkan
makhluk hidup dalam tingkat seluler/molekuler, diantaranya kultur jaringan, rekayasa genetik,
dan kloning.
13.4. Kultur sel dan jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang didasarkan
pada sifat totipotensi tumbuhan. Totipotensi adalah kemampuan sel/jaringan makhluk hidup
untuk tumbnuh menjadi individu baru. Totipotensi tumbuhan membuat sel tumbuhan dalam
proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi tumbuhan lengkap jika ditumbuhkan pada
kondisi yang memungkinkan. Dengan kultur jaringan, dalam waktu yang bersamaan dapat
diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Kultur jaringan memiliki manfaat berikut ini:
a. Melestarikan sifat tanaman induk.
b. Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat seragam
c. Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar
d. Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus.
e. Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
f. Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika.
Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur sel sehingga menjadi tanaman baru
secara lengkap.
13.4.1. Macam-macam kultur jaringan
Berbagai tanaman dapat digunakan sebagai eksplan dalam kultur jaringan, antara lain:
a. Kultur meristem, menggunakan jaringan meristem (akar, batang, daun) yang muda/
merismatik .
b. Kultur antera, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
c. Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang sulit
dikembangbiakkan secara alamiah.
d. Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sebagai eksplan tanpa dinding.
e. Kultur pollen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya
13.4.2. Prosedur kultur jaringan terdiri dari:
1. Persiapan
Medium cair dan padat disiapkan dalam botol Erlenmeyer yang ditutup dengan kain kasa steril
dan aluminium foil. Botol yang bersisi medium disterilkan dengan memanaskannya dalam
autoklaf yang bersuhu 120°C dan tekanan 1.5 kg/m2 selama 20 menit. Setelah disterilkan,
medium kultur disimpan dalam tempat steril atau kulkas. Ruangan dan peralatan harus
disterilkan dengan larutan antiseptik (alkohol atau sodium hipoklorit). Lampu UV dalam ruangan
entkas atau laminar air flow dinyalakan satu jam sebelum digunakan, tujuannya untuk
mensterikan ruangan tersebut.
2. Pengambilan dan perawatan eksplan
Eksplan (bahan tanaman) dapat diambil dari tunas pucuk, ketiak daun, ujung akar, atau daun
muda. Bahan eksplan disterilkan dengan cara merendamnya dalam larutan kalsium hipoklorit 5%
selama 5 menit. Setelah itu eksplan dibilas beberapa kali menggunakan akuades yang steril.
Bahan eksplan yang sudah steril dan botol erlenmeyer berisi medium padat atau cair dimasukkan
ke dalam entkas. Bagian luar eksplan dikupas memakai pisau yang tajam yang steril sampai
eksplan berukuran 1-1.5 mm. Setelah eksplan siap tanam, tutup botol Erlenmeyer di buka dan
eksplan di tanam memakai pinset lalu dimasukkan kedalam medium cair atau padat, tergantung
penggunaan jenis eksplannya. Botol yang sudah ditanami eksplan ditutup kembali menggunakan
kain steril dan aluminium foil.
3. Pengocokan
Botol yang sudah ditanami eksplan diletakkan di atas meja pengocok (shaker) yang sudah
dinyalakan jika menggunakan medium cair, frekuensi pengocokan sekitar 60-70 kali per menit.
Pengocokan dilakukan 6 jam sehari selama 1.5-2 bulan. Tujuan pengocokan adalah sebagai
berikut:
• Menggiatkan kontak antara permukaan eksplan dengan larutan medium.
• Memudahkan peresapan larutan nutrisi ke dalam jaringan eksplan.
• Melancarkan sirkulasi udara, sehingga udara bisa masuk ke dalam medium.
• Merangsang terpisahnya PLB yang terbentuk.
Dalam medium cair, dari eksplan akan tumbuh PLB dan lama kelamaan PLB akan lepas dari
eksplan. PLB yang terbentuk dapat dipisah-pisahkan dan daapt dipindahkan ke dalam botol lain
sehingga dihasilkan banyak PLB. PLB yang terbentuk dapat dipindahkan ke dalam medium
padat dan dikulturkan dalam ruangan yang steril. Suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya
ruangan harus diatur. Dalam medium, PLB akan tumbuh menjadi tanaman lengkap (planlet).
Setelah menghasilkan daun atau membentuk tanaman sempurna planlet harus dipindahkan
kedalam botol lain yang berisi media padat. Populasi planlet dikurangi sesuai dengan tingkat
pertumbuhannya. Akhirnya, planlet dipindahkan ke dalam kelompok yang terdiri dari campuran
tanah dan kosmos atau pupuk kandang, dan diletakkan dalam rumah kaca. Setelah
pertumbuhannya sempurna, plantet dipindahkan ke dalam pot, satu pot berisi satu tanaman baru.
4. Medium
Medium tanaman terdiri dari dua jenis, yaitu medium cairan dan medium padat. Medium cair
untuk menumbuhkan eksplan sampai terbentuk PLB. Medium padat digunakan untuk
menumbuhkan PLB sampai terbentuk planlet. Medium padat dibuat dengan melarutkan nutrisi
dan agar-agar kedalam akuades yang disterilkan. Media kultur harus mengandung nutrisi lengkap
yang terdiri dari unsur makro, unsur mikro, vitamin, gula, dan ZPT (Zat Pengatur tumbuh
tanaman) seperti auksin, sitokinin, dan giberalin. Zat pengatur tumbuh yang akan digunakan
dapat dipilih dari bahan-bahan di bawah ini:
a. IAA (Indole Asetic Acid/Asam Indol Asetat).
b. IAAId (Indole Acet Aldehyde/Indol Asetat Dehida).
c. IAN (Indole Aceton Nitrile/Indol Aseto Nitril).
d. IAEt (Ethylen Doleacetate/Etilendol Asetat).
e. IpyA (Indolepyruvic Acid/Asam Indol Piruvat).
Ada banyak medium kultur jaringan yang penamaannya diambil dari nama penemunya, antara
lain:
1. Murashige and Skoog (1962) dapat digunakan hampir untuk semua jenis kultur, terutama
untuk tanaman herba.
2. White (1934), sanagt cocok untuk kultur tanaman tomat.
3. Wacin and Went, dapat digunakan untuk kultur jaringan anggrek.
4. Nitch and Nitsch, biasanya digunakan dalam kultur serbuk sari dan kultur sel.
5. Scenk and Herberlandt (1972), cocok untuk kultur jaringan tanaman monokotil.
Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey merupakan domba
betina yang sehat dan normal, namun DNA-nya telah disisispi oleh gen manusia.
Gen manusia tersebut mengkode produksi protein alfa-1-antitripsin (ATT) berkhasiat
untuk mengobati penyakit paru-paru pada manusia, misalnya fibrosistik dan
empisema (menggelembungnya membran alveoli hingga pecah yang dapat
menyebabkan bronkitis kronis).
a. Kloning embrio
Kloning embrio telah digunakan untuk produksi hewan ternak, misalnya sapi atau
domba yang secara genetik identik. Pada sapi atau domba, setiap kehamilan hanya
mengandung seekor anak saja. Dengan teknik kloning embrio akan memungkinkan
bagi peternak untuk meningkatkan jumlah hewan ternaknya.
b. Transfer nukleus
Transfer nukleus (gen inti) adalah dengan memasukkan donor DNA dari hewan yang
karakternya diinginkan kedalam sel telur hewan yang intinya (DNA-nya) telah dihilangkan
(Gambar 13.18). Setelah terbentuk embrio lalu embrio ditanamkan ke rahim induk hewan yang
akan membesarkannya. Contohnya adalah domba Dolly. Kloning pada hewan merupakan proses
yang mahal dengan kelebihan yang terbatas dibandingkan dengan teknik reproduksi lainnya.
Kloning pada hewan menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kloning pada manusia.
Banyak negara yang melarang percobaan kloning manusia, selain bertentangan dengan agama,
juga dianggap melanggar estetika dan prinsip ilmu dan hukum kedokteran.
Saat ini kloning pada hewan belum dimanfaatkan secara maksimal karena mahal dan sulit
dikerjakan. Kloning pada mamalia akan dikombinasikan dengan bioteknologi lain untuk
menghasilkan organ-oragan tubuh hasil klon dan jaringan yang digunakan untuk transplantasi.
*) Transgenik pada tanaman
Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri tanah penyebab infeksi tumor crown gall pada
beberapa tanaman dan dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan proses transfer gen pada
tanaman. Tanaman transgenik direkayasa menggunakan bantuan Agrobacterium tumefaciens
untuk memperoleh sifat-sifat berikut:
* Penundaan pematangan pada tanaman tomat. Tomat hasil rekayasa (tomat flavor savor) dapat
bertahan beberapa minggu lebih lama dibandingkan dengan tomat biasa (Gambar 13.19).
• Resistensi/ketahanan terhadap insektida yaitu tanaman dapat mensintesis
protein kristal insektisidal (Insectisidal Crystal Protein = ICP) yang berasal
dari Bacillus thuringensis. Protein kristal insektisida mempengaruhi usus
hama seperti ulat atau serangga tertentu yang makan tanaman ini sehingga
hama mati.
• Resistensi terhadap kondisi lingkungan. Misalnya transfer gen dapat
menghasilkan:
1. Tanaman yang tahan kering karena mempunyai lapisan kutikula yang lebih
tebal sehingga tumbuh baik di daerah kering (Gambar 13.20).