Professional Documents
Culture Documents
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa.[1] Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya
didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia,
komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.[1]
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu
dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.[2] Di bidang medis, penerapan bioteknologi di
masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.[1] Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju.
Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa
genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.
[3]
Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.[4] Penelitian di
bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain
yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti
sediakala.[4] Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena
mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap
hama maupun tekanan lingkungan.[5] Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai
pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi
yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.[2]
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi
teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme
dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.[2]
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme
baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain[2]:
Gbr. Kegunaan Bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan manusia
Perkembangan bioteknologi :
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
2. Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos
Contoh:
produksi antibiotik dan hormon
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
1.Keju
Mikroba: Propiabacterium (bakteri asam laktat) yang juga berperan memberi rasa dan
tekstur keju.
2.Yoghurt
3.Mentega
1.Roti, asinan, dan alkohol (bir, anggur "wine", rum), oleh ragi
Kelebihan SCP:
Rekayasa Genetika / ADN Rekombian 153
Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
3. Enzim, terdiri dari enzim RESTRIKSI (pemotong plasmid/ADN) dan enzim LIGASE
(penyambung ptongan-potongan ADN)
1. Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel sejenis. Antibodi
ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel Limpa dan
sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan
2. Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3. Antibiotik
4. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5. Vaksin
1. Antibodi Monoklonal
adalah antibodi sejenis yang diproduksi oleh sel plasma klon sel-sel sejenis. Antibodi
ini dibuat oleh sel-sel hibridoma (hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel Limpa dan
sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodi adalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan
2. Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3. Antibiotik
4. Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan
replikasi virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5. Vaksin
2. Baculovirus sp.
Virus disemprotkan ke tanaman. Bila termakan, serangga akan mati dengan
sebelumnya, menyebarkan virus melalui perkawinan.
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan
Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat diterapkan untuk kultur jaringan. Kultur jaringan
(sel) adalah mengkultur/membiakkan jaringan (sel) untuk memperoleh individu baru.
Gambar 1
Skema teknik kultur jaringan sederhana yang dilakukan oleh Steward terhadap tanaman
wortel (Daucus carota)
1. Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yau~g singkat
2. Sifat identik dengan induk
3. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
4. Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
Pengembangan Tanaman Kebal Penyakit Dan Mampu Menambat N2 Dari Udara
Biologi Kelas 3 > Bioteknologi
159
Perkembangan bioteknologi :
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos
Contoh:
produksi antibiotik dan hormon
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoklonal
Kultur jaringan
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 8:00 am
Tags: Bioteknologi, Kultur jaringan, Perbanyakan Tanaman
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel,
protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut
dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik
seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
(lagi…)
Komentar (21)
2.Terapi Gen
adalah pengobatan penyakit atau kelainan genetik dengan menyisipkan gen normal
3.Antibiotik
Dipelopori oleh Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum.
- Penicillium chrysogenum Þ memperbaiki penisilin yang sudah ada.
…………………………………Dilakukan dengan mutasi secara
…………………………………iradiasi ultra violet dan sinar X.
- Cephalospurium ………………Þ penisilin N.
- Cephalosporium ………………Þ sefalospurin C.
- Streptomyces …………………Þ streptomisin, untuk pengobatan TBC
4.Interferon
Adalah antibodi terhadap virus. Secara alami hanya dibuat oleh tubuh manusia. Proses
pembentukan di dalam, tubuh memerlukan waktu cukup lama (dibanding kecepatan replikasi
virus), karena itu dilakukan rekayasa genetika.
5.Vaksin
Contoh: Vaksin Hepatitis B dan malaria.
Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan
kimia.
Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.
Komentar (3)
Januari 9, 2009
Perkembangan bioteknologi dan Penggunaannya di industri serta pangan
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 4:26 am
Tags: Perkembangan bioteknologi, Produksi Pangan, bioteknologi dalam industri
tempe
Perkembangan bioteknologi :
1.Era bioteknologi generasi pertama Þ bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta
pengawetan makanan.
Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
(lagi…)
Komentar (6)
November 4, 2008
Mengenal Bioteknologi
Diarsipkan di bawah: Bioteknologi — gurungeblog @ 7:02 am
Pengertian Bioteknologi
Adalah penggunaan makhluk hidup dan hasil-hasilnya untuk menyediakan barang dan jasa.
Dalam bioteknologi meliputi penggunaan bakteri, jamur serta kultur-kultur tumbuhan dan hewan
( termasuk tekhnik hidroponik dan kultur jaringan ).
Penerapan Bioteknologi
Beberapa jenis mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk produksi makanan dan minuman serta
keperluan lainnya , contoh :
Bioteknologi Tradisional
Salah satu penerapan bioteknologi secara tradisional adalah dalam pembuatan tempe dari kacang
kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus. Secara tradisional tempe dibuat dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Perendaman
Kacang kedelai direndam dalam air mengalir ± 8 jam agar kulitnya mudah lepas
2. Pelepasan Kulit
Tujuannya agar ragi dapat tumbuh dengan baik karena mendapat makanan yang cukup.
3. Perebusan
Tujuannya agar kedelai lebih mudah dicerna, mempermudah pertumbuhan ragi, menghilangkan
bau dan menambah cita rasa.
4. Pengeringan
Setelah direbus, kedelai didinginkan dan ditiriskan sampai permukaan menjadi kering agar
terhindar dari pertumbuhan mikroba yang tidak dikehendaki.
5. Pemberian Ragi
kedelai ditaburi dengan ragi kemudian diaduk-aduk sampai benar-benar rata.
6. Pembungkusan
Campuran kedelai dan ragi dibungkus dengan daun pisang atau plastic yang berlobang-lobang
dalam bentuk dan ukuran tertentu sesuai selera masing-masing.
7. Pemeraman
bungkusan-bungkusan tersebut kemudian disimpan pada suhu 30oC selama 24 jam
Komentar (1)
Tanaman Produk Bioteknologi
Tanaman produk bioteknologi yang telah disetujui untuk pangan merupakan tanaman yang
dimodifikasi untuk memiliki sifat-sifat seperti ketahanan terhadap penyakit, ketahanan terhadap
herbisida, perubahan kandungan nutrisi, dan peningkatan daya simpan.
Kedelai biotek
Kedelai merupakan tanaman penghasil minyak yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Bijinya
mengandung asam amino esensial lebih tinggi dibanding dengan daging, sehingga merupakan
tanaman pangan yang sangat penting saat ini.
Kedelai toleren herbisida, varietas kedelai toleran herbisida mengandung gen yang memberikan
ketahanan terhadap satu atau dua herbisida berspektrum luas, yang ramah lingkungan. Tanaman
kedelai hasil modifikasi genetika ini memberikan pengendalian gulma lebih baik dan
mengurangi kerusakan tanaman. Selain itu juga meningkatkan efisiensi budi daya dengan
optimalisasi hasil melalui pemanfaatan lahan yang efisien, menghemat waktu tanam, dan
peningkatan keleluasaan pergiliran tanaman. Penggunaan tanaman kedelai ini juga mendorong
adopsi sistem tanam tanpa oleh tanah (TOT), yang merupakan bagian penting dari konservasi
lahan.
Varietas kedelai hasil modifikasi genetika tersebut sama seperti varietas kedelai lainnya dalam
hal kandungan nutrisi dan komposisinya maupun cara pemrosesannya menjadi pangan dan
pakan. Kedelai biotek telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara
Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Korea, Meksiko, Belanda, Rusia,
Switzerland, Uruguay, dan Amerika Serikat.
Tanaman hasil modifikasi genetika mengandung asam oleat yang tinggi, yang merupakan asam
lemak tak jenuh tunggal. Menurut ahli gizi, lemak tak jenuh tunggal merupakan lemak yang
lebih baik dibanding lemak jenuh yang terdapat pada sapi, babi, keju dan produk ternak lainnya.
Minyak yang diproses dari tanaman kedelai ini sama seperti minyak kacang tanah dan minyak
zaitun. Kandungan asam oleat pada kedelai umumnya 24 persen. Tetapi, kandungan asam oleat
pada kedelai hasil modifikasi genetika ini melebihi 80 persen. Kedelai yang ditingkatkan
kandungan asam oleatnya telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di Kanada,
Australia, dan Amerika Serikat.
Jagung biotek
Jagung merupakan salah satu dari tiga tanaman pangan utama. Jagung toleran herbisida, varietas
jagung ini sama seperti tanaman kedelai toleran herbisida. Memungkinkan petani mendapatkan
keleluasaan dalam menggunakan herbisida tertentu untuk mengendalikan gulma yang merusak
tanaman.
Jagung yang toleran terhadap herbisida ini telah telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan
pangan di negara Argentina, Australia, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat.
Jagung tahan hama, jagung yang dimodifikasi untuk tahan hama mampu menghasilkan protein
insektisida yang biasa dihasilkan oleh mikroba tanah yang terdapat di alam (Bt), yang
memberikan perlindungan tanaman jagung sepanjang musim dari hama penggerek jagung.
Protein Bt telah lama digunakan secara aman sebagai agensia pengendali hama lebih dari 40
tahun.
Ini berarti petani tidak perlu lagi menyemprotkan insektisida untuk melindungi tanaman jagung
dari hama yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan kehilangan hasil. Jagung Bt juga
mengurangi kontaminasi toksin yang dihasilkan oleh serangan jamur pada biji yang rusak.
Jagung Bt telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Argentina, Australia,
Kanada, Denmark, Eropa, Jepang, Belanda, Afrika Selatan, Switzerland, Inggris, dan Amerika
Serikat.
Kanola biotek
Kanola merupakan variasi genetik dari rapeseed yang dikembangkan oleh pemulia Kanada untuk
kualitas nutrisinya, khususnya kadar lemak rendah. Kanola toleran herbisida berperilaku seperti
tanaman lainnya yang dimodifikasi untuk toleran terhadap herbisida. Untuk keuntungannya sama
seperti halnya kedelai toleran herbisida. Kanol laurat tinggi, kanola ini memiliki kadar laurat
tinggi. Minyak yang diproses dari tanaman ini sama dengan minyak kelapa dan kelapa sawit.
Minyak kanola baru ini dijual pada industri pangan untuk digunakan sebagai pelapis kembang
gula cokelat, pemutih kopi, campuran pelapis kue, dan campuran penutup atas. Bahan ini
digunakan juga dalam industri kosmetik. Kanola toleran herbisida telah disetujui untuk
digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada dan Amerika Serikat. Kanola asam oleat, tipe
baru kanola ini mengandung asam oleat tinggi dan sampai saat ini telah disetujui untuk
digunakan sebagai bahan pangan di Kanada.
Kapas biotek
Kapas tahan hama, tanaman kapas ini bersifat seperti tanaman jagung tahan hama. Kapas ini
menghasilkan suatu protein yang dapat memberikan perlindungan sepanjang musim tanam
terhadap ulat penggerek buah kapas. Dengan demikian, kebutuhan pemberian insektisida
tambahan untuk pemberantasan hama tersebut dapat dikurangi, bahkan ditiadakan. Kapas Bt
telah disetujui untuk digunakan di negara Argentina, Australia, Kanada, Cina, Jepang, Meksiko,
Afrika Selatan, dan Amerika Serikat.
Kapas toleran herbisida, kapas ini bersifat seperti tanaman lain yang dimodifikasi untuk toleran
terhadap herbisida. Untuk keuntungan sama seperti halnya kedelai toleran herbisida. Kapas
toleran herbisida telah disetujui untuk digunakan di negara Australia, Kanada, Jepang, Afrika
Selatan, dan Amerika Serikat.
Kentang biotek
Kentang tahan hama, jenis kentang ini bersifat seperti tanaman jagung tahan hama. Sifat
ketahanan tersebut memberikan perlindungan tanaman terhadap kumbang kentang Colorado.
Dengan demikian, tanaman kentang ini tidak memerlukan tambahan perlindungan terhadap hama
tersebut, yang tentu saja akan menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan. Kentang ini
telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada, Jepang, dan Amerika
Serikat.
Kentang tahan virus, beberapa varietas kentang telah dimodifikasi untuk ketahanan terhadap
virus daun menggulung dan virus Y kentang. Seperti halnya vaksinasi pada manusia, tanaman
kentang mendapat inokulasi mencegah penyakit virus tersebut, sehingga terlindung melalui
bioteknologi terhadap virus tertentu. Selanjutnya ketahanan terhadap virus akan mengurangi
pemakaian insektisida yang diperlukan untuk pemberantasan vektor yang menularkan virus.
Kentang ini telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada dan
Amerika Serikat.
”Squash” biotek
Squash tahan virus, squash kuning berleher panjang hasil modifikasi genetika memiliki
ketahanan terhadap virus mosaik semangka dan virus mosaik kuning zucchini. Varietas baru ini
memiliki protein selubung dari kedua virus tersebut. Pendekatan biotek ini dilakukan tanpa
pemberantasan kutu aphis sehingga dapat mengurangi atau meniadakan pemakaian insektisida.
Squash ini disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di negara Kanada dan Amerika
Serikat.
Pepaya biotek
Pepaya tahan virus, pepaya yang dikembangkan di Hawaii ini memiliki gen virus yang mengode
protein selubung dari virus bercak cincin pepaya. Protein tersebut memberikan perlindungan
tanaman pepaya terhadap virus tersebut. Pepaya ini bersifat seperti tanaman kentang tahan virus
hasil modifikasi genetika. Pepaya ini telah disetujui untuk digunakan sebagai bahan pangan di
Amerika Serikat.
Keuntungan ekonomi
Petani telah mendapatkan bagian besar keuntungan finansial dari tanaman produk bioteknologi.
Keuntungan utama yang telah tercatat di Amerika Serikat untuk musim tanaman 1999-2001
mencakup penggunaan insektisida kimia yang lebih sedikit dan peningkatan hasil.
Di negara maju telah terbukti bahwa penggunaan tanaman produk bioteknologi memberikan
keuntungan yang nyata. Tanaman generasi pertama tersebut telah memberikan keuntungan yang
nyata.
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang
berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European
Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu
pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup,
sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa (Goenadi & Isroi, 2003).
Dengan definisi tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Dimulai dari nenek
moyang kita, pemanfaatkan mikroba telah dilakukan untuk membuat produk-produk berguna
seperti tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco . Hampir semua
antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim yang dipakai untuk membuat sirop
fruktosa hingga pencuci pakaian. Dalam bidang pertanian, mikroba penambat nitrogen telah
dimanfaatkan sejak abad ke 19. Mikroba pelarut fosfat telah dimanfaatkan untuk pertanian di
negara-negara Eropa Timur sejak tahun 1950-an. Mikroba juga telah dimanfaatkan secara
intensif untuk mendekomposisi limbah dan kotoran. Bioteknologi memiliki gradien
perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama
dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus
berevolusi (Gambar 1).
Gambar 1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle & Presley, 1996).
Perkembangan bioteknologi secara drastis terjadi sejak ditemukannya struktur helik ganda DNA
dan teknologi DNA rekombinan di awal tahun 1950-an. Ilmu pengetahuan telah sampai pada
suatu titik yang memungkinkan orang untuk memanipulasi suatu organisme di taraf seluler dan
molekuler. Bioteknologi mampu melakukan perbaikan galur dengan cepat dan dapat diprediksi,
juga dapat merancang galur dengan bahan genetika tambahan yang tidak pernah ada pada galur
asalnya. Memanipulasi organisme hidup untuk kepentingan manusia bukan merupakan hal yang
baru. Bioteknologi molekuler menawarkan cara baru untuk memanipulasi organisme hidup.
Seperti halnya teknologi-teknologi yang lain, aplikasi bioteknologi untuk pertanian selain
menawarkan berbagai keuntungan juga memiliki potensi risiko kerugian. Keuntungan potensial
bioteknologi pertanian antara lain: potensi hasil panen yang lebih tinggi, mengurangi
penggunaan pupuk dan pestisida, toleran terhadap cekaman lingkungan, pemanfaatan lahan
marjinal, identifikasi dan eliminasi penyakit di dalam makanan ternak, kualitas makanan dan gizi
yang lebih baik, dan perbaikan defisiensi mikronutrien (Jones, 2003). Satu pendekatan baru yang
sedang mendapatkan banyak perhatian adalah Bio-farming , seperti antibiotika dalam buah
pisang.
Potensi risiko bioteknologi terhadap pertanian dan lingkungan – walaupun masih dalam
perdebatan - antara lain efek balik terhadap organisme non-target, pembentukan hama resisten,
dan transfer gen yang tidak diinginkan yang meliputi transfer gen ke tanaman liar sejenis,
transfer gen penyandi untuk produksi gen toksik, dan transfer gen resisten antibiotik melalui gen
penanda ( marker ) antibiotik. Beberapa kritikan menyebutkan bahwa modifikasi DNA
rekombinan menyebabkan pangan tidak aman untuk dimakan. Kelompok pecinta lingkungan
mengkritik bahwa organisme trasgenik menyebabkan kerusakan keragaman hayati, karena
membunuh organisme liar yang berguna, atau membuat organisme invasif yang dapat merusak
lingkungan (Conko, 2003).
Terlepas dari perdebatan keuntungan dan kerugian di atas, prinsip ”kehati-hatian” harus
dikedepankan dalam aplikasi bioteknologi untuk agribisnis, khususnya rekayasa genetika.
Pelajaran yang baik dapat kita peroleh dari pengalaman Revolusi Hijau yang semula dianggap
aman, namun intensifikasi penggunaan pupuk dan pestisida terbukti berakibat buruk terhadap
lingkungan dan baru diketahui setelah beberapa puluh tahun kemudian.
Produk biofertilizer merupakan salah satu produk bioteknologi yang banyak beredar di pasaran
Indonesia. Produk-produk tersebut sebagian dikembangkan oleh peneliti di Indonesia maupun di
impor dari negara lain. Salah satu produk biofertilizer bernama Emas ( Enhancing Microbial
Activity in the Soils ) telah dirakit oleh BPBPI (Paten ID 0 000 206 S), dilisensi oleh PT Bio
Industri Nusantara dan digunakan di berbagai perusahaan perkebunan (BUMN dan BUMS)
(Goenadi, 1998). Produk biofertilizer lain yang dikembangkan oleh peneliti di Indonesia antara
lain: Rhizoplus , Rhiphosant , Bio P Z 2000, dan lain-lain. Produk sejenis biofertilizer/
bioconditioner dari luar negeri misalnya: Organic Soil Treatment (OST).
Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi
mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi
maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak
dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga,
Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor
sengon ( Xyxtrocera festiva ), dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular
tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp). Produk-produk biokontrol yang
telah dikomersialisasikan oleh unit kerja lingkup Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI)
antara lain : Meteor, Greemi-G, Triko SP, NirAma , dan Marfu . Keuntungan pemanfaatan
biokontrol untuk pertanian antara lain adalah ramah lingkungan, dan mengurangi konsumsi
pestisida yang tidak ramah lingkungan.
Mikroba juga dimanfaatkan dalam proses pembuatan pupuk anorganik. Peneliti di Balai
Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) mengembangkan teknologi pembuatan
pupuk superfosfat yang disebut dengan Bio-SP dengan menggunakan bantuan mikroba pelarut
fosfat. Kualitas dari Bio-SP menyamai kualitas pupuk superfosfat konvensional (SP 36).
Keunggulan dari teknologi ini adalah penggunaan agensia hayati untuk mengurangi konsumsi
asam anorganik dan lebih aman lingkungan serta mampu mengurangi biaya produksi.
PENDAHULUAN
Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu pesat
perkembangan bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya perkembangan bioteknologi
ini sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dimuka bumi. Hal ini dapat dipahami
mengingat bioteknologi menjanjikan suatu revolusi pada hampir semua aspek
kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian, peternakan dan perikanan hingga
kesehatan dan pengobatan.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan
dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian
mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral, agama, serta kriteria
kebenarannya, tentu akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangn IPTEK
yang sebenarnya.
Bioteknologi adalah suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentah melalui
transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna. Supriatna (1992 ) memberi
batasan tentang arti bioteknologi secara lebih lengkap, yakni: pemanfaatan prinsip–prinsip
ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk menghasilkan
dan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi seperti transgenik dalam bidang pertanian pada dasarnya telah mulai
dikembangkan, namun penolakan-penolakan dari berbagai pihak menyebabkan teknologi ini
tidak pesat perkembangannya. Tanaman-tanaman pertanian yang telah berhasil meningkatkan
produksi dan kualitas melalui transgenik antara lain kapas, jagung, dan lain-lain.
Pro dan kontra penggunaan tanaman transgenik ramai dibicarakan diberbagai media
massa. Salah satu contohnya adalah kapas transgenik. Pihak yang pro, terutama para petinggi
dan wakil petani yang tahu betul hasil uji coba di lapangan memandang kapas transgenik
sebagai mimpi yang dapat membuat kenyataan, sedangkan Pihak yang kontra, sangat ekstrim
mengungkapkan berbagai bahaya hipotetik tanaman transgenik (Tajudin, 2001).
Bagaimana cara kita menyikapinya?, satu-satunya jalan adalah dengan melakukan
beberapa tahapan pengujian, studi kelayakan, serta sistem pengawasan yang ketat oleh instansi
yang berwenang. Disini, pihak peneliti memegang peranan penting dalam mengungkap dan
membuktikan atau menyanggah berbagai kekhawatiran yang timbul.
Bioteknologi dalam Bidang Peternakan dan Perikanan
Teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah a) transfer embrio berupa
teknik Multiple Ovulation and Embrio Transfer (MOET). Teknik ini telah diaplikasikan secara luas
di Eropa, Jepang, Amerika dan Australia dalam dua dasawarsa terakhir untuk menghasilkan
anak (embrio) yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi. b) cloning telah dimulai sejak
1980an pada domba. Saat ini pembelahan embrio secara fisik (spliting) mampu menghasilkan
kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda. c) produksi embrio secara in vitro; teknologi
In vitro Maturation (IVM), In Vitro Fertilisation (IVF), In Vitro Culture (IVC), telah berkembang
dengan pesat. Kelinci, mencit, manusia, sapi, babi dan domba telah berhasil dilahirkan
melalui fertilisasi in vitro (Hafes, 1993).
Di Indonesia, transfer embrio mulai dilakukan pada tahun 1987. Dengan teknik ini
seekor sapi betina, mampu menghasilkan 20-30 ekor anak sapi (pedet) pertahun. Penelitian
terakhir membuktikan bahwa, menciptakan jenis ternak unggul sudah bukan masalah lagi.
Dengan teknologi transgenik, yakni dengan jalan mengisolasi gen unggul, memanipulasi, dan
kemudian memindahkan gen tersebut dari satu organisme ke organisme lain, maka ternak
unggul yang diinginkan dapat diperoleh. Babi transgenik, di Princeton Amerika Serikat kini
sudah berhasil memproduksi hemoglobin manusia sebanyak 10 – 15 % dari total hemoglobin
manusia, bahkan laporan terakhir mencatat adanya peningkatan persentasi hemoglobin
manusia yang dapat dihasilkan oleh babi transgenik ini.
Dalam bidang perikanan, kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat dinantikan,
mengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi lestari (over fishing), banyaknya
terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan konsumsi ikan. Menteri Kelautan
dan Perikanan, Sarwono mengakui adanya kebutuhan penerapan teknologi, tetapi ia juga
mengakui adanya ketakutan pada dampak penerapan teknologi tinggi.
Penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, di utamakan pada tiga kelompok,
yaitu: akuakultur, pemanfaatan produksi alam, dan prosesing bahan makanan yang bernilai
ekonomi tinggi. Pengembangan bioteknologi dibidang akuakultur meliputi seleksi, hibridasi,
rekayasa kromosom, dan pendekatan biologi molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan
untuk menyediakan benih dan induk ikan.
Pada akuakultur, program peningkatan sistem kekebalan ikan telah dilakukan dengan
menggunakan vaksin, imunostimulan, probiotik, dan bioremediasi. Vaksin dapat memacu
produksi antibiotik specifik dan hanya efektif untuk mencegah satu patogen tertentu.
Imunostimulan merupakan teknik meningkatkan kekebalan yang non specifik, misalnya
lipopolysaccharide dan B-glucan yang telah diterapkan untuk ikan dan udang di Indonesia.
Probiotik diaplikasikan pada pakan atau dalam lingkungan perairan budidaya sebagai
penyeimbang mikroba dalam pencernaan dan lingkungan perairan .
Pada tahun 1980 penelitian transgenik pada ikan telah dimulai dengan mengintroduksi
gen tertentu kepada organisme hidup lainnya serta mengamati fungsinya secara in vitro.
Dalam teknik ini, gen asing hasil isolasi di injeksi secara makro ke dalam telur untuk
memproduksi galur ikan yang mengandung gen asing tersebut. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan ikan transgenik, yaitu: 1) isolasi gen (clone DNA) yang akan
diinjeksi pada telur, 2) Identifikasi gen pada anak ikan yang telah mendapatkan injeksi gen
asing tadi, dan 3) keragaman dari turunan ikan yang diinjeksi gen asing tersebut.
Suatu terobosan baru telah dilakukan di Colorado AS. Pasangan Jack dan Lisa
melakukan program bayi tabung bukan semata-mata untuk mendapatkan turunan, tetapi
karena perlu donor bagi putrinya Molly yang berusia 6 tahun dan menderita penyakit fanconi
anemia (Gatra, 2000). Fanconi anemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh tidak
berfungsinya sumsum tulang belakang sebagai penghasil darah. Jika dibiarkan akan
menyebabkan penyakit leukemia. Satu-satunya pengobatan adalah melakukan pencakokkan
sumsum tulang dari saudara sekandung, tetapi masalahnya, Molly adalah anak tunggal.
Teknologi bayi tabung diterapkan untuk mendapatkan anak yang bebas dari penyakit fanconi
anemia. Melalui teknik “Pra Implantasi genetik diagnosis” dapat dideteksi embrio-embrio yang
membawa gen fanconi. Dari 15 embrio yang dihasilkan, ternyata hanya 1 embrio yang terbebas
dari gen fanconi. Embrio ini kemudian ditransfer ke rahim Lisa dan 14 embrio lainnya
dimusnahkan. Bayi tabung ini lahir 29 Agustus 2000 yang lalu, dan beberapa jam setelah lahir,
diambil sampel darah dari umbilical cord (pembuluh darah yang menghubungkan bayi
dengan placenta) untuk ditransfer ke darah Molly. Sel-sel dalam darah tersebut diharapkan
akan merangsang sumsum tulang belakang Molly untuk memproduksi darah.
Hobbelink (1988) menyatakan bahwa bioteknologi sebagai suatu teknologi sebenarnya
bukan barang baru. Ia telah ada sejak beribu tahun yang silam, sejak manusia mengenal cara
membuat anggur, bir, keju ataupun ragi roti. Orang-orang Mesir kuno telah menggunakan
bioteknologi untuk membuat bir pada 2000 tahun sebelum kelahiran Kristus. Prinsip dasar
upaya ini umumnya sama yaitu sejumlah bahan dasar didedahkan (exposure) ke jasad renik
tertentu yang akan mentransformasikan bahan dasar itu (anggur, barley, susu atau gandum) ke
produk yang diinginkan, yakni : minuman anggur, bir, keju dan roti. Kini, bioteknologi
modern dapat menghasilkan produk-produk yang bersumber dari sel (cellular product) dan
dapat dilakukan melalui transformasi biologis (biotransformation). Terlebih lagi bioteknologi
modern dalam prosesnya dapat dipengaruhi serta dikendalikan sepenuhnya oleh manusia
sebagai pelakunya.
Peran manusia seiring dengan kemajuan bioteknologi kiranya tak dapat disangkal lagi.
Sebagai pelaku, manusia dituntut mempunyai kerangka berfikir sistematis serta mempunyai
wawasan luas terhadap ilmunya, mampu melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan
yang lain, dapat mengkaitkan ilmu dengan moral, ilmu dengan agama, serta harus yakin
bahwa ilmu yang dipunyai membawa kebahagian kepada diri dan lingkungannya
(Suriasumantri, 1999).
Profil Puslit
Bioteknologi
Written by Administrator
Tuesday, 30 November 1999 00:00
Pusat penelitian (Puslit) Bioteknologi LIPI, awalnya bernama Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Bioteknologi LIPI. Puslit ini didirikan pada tanggal 13 Januari 1986
berdasarkan Kepres RI No.1 tahun 1986 dan berada di bawah Deputi bidang Ilmu Pengetahuan
Hayati. Puslit Bioteknologi didirikan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan
Bioteknologi di Indonesia.
Pada bulan April 1993, Puslit Bioteknologi LIPI masih berada dalam satu bangunan dengan
Puslitbang Biologi LIPI Bogor, yaitu di Gedung Kusnoto yang terletak pada di Jalan Ir.H.
Djuanda No. 18 Bogor. Kemudian sejak tanggal 1 Oktober 1993, karena beberapa pertimbangan,
semua kegiatan Puslit dipindahkan ke Jalan Raya Bogor Km 46 Cibinong. Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI telah ditetapkan menjadi salah satu pusat unggulan Bioteknologi pertanian II
berdasarkan SK Menteri Riset dan Teknologi. Pada tahun 2001 sesuai SK Kepala LIPI No.
1151/Kep/2001 Puslitbang Bioteknologi LIPI berubah nama menjadi Pusat Penelitian
Bioteknologi LIPI.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 di atas, Puslit Bioteknologi-
LIPI mempunyai tugas :
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Puslit Bioteknologi-LIPI berdasarkan SK tersebut di atas terdiri atas tiga
bidang penelitian yaitu :
c) Bidang Bioproses
VISI
Visi Puslit Bioteknologi-LIPI mengacu pada visi IPTEK 2025 yaitu “Terwujudnya IPTEK
sebagai kekuatan utama untuk kesejahteraan berkelanjutan dan peradaban bangsa” dan visi LIPI
yang berbunyi “Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integratif dan dinamis
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang humanistik”. Berdasarkan dua visi
tersebut disusunlah visi Puslit Bioteknologi-LIPI yaitu : “Menjadi lembaga penelitian
bioteknologi terdepan yang didukung oleh sumber daya profesional.”
MISI
a)Menguasai iptek di bidang bioteknologi agar menjadi penggerak utama dan acuan dalam
meningkatkan kemajuan bangsa dan pembangunan berkelanjutan
b)Pengungkapan, peningkatan nilai tambah dan penyelamatan sumber daya alam hayati melalui
penguasaan biologi molekuler, sel dan jaringan serta bioproses
d)Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemasyarakatan IPTEK bidang
bioteknologi
e)Meningkatkan kinerja dan tata kelola lembaga riset yang baik (good corporate governance)
TUJUAN
a.Memanfaatkan bioteknologi modern untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya hayati
untuk bahan pangan, obat-obatan, kesehatan masyarakat dan perbaikan lingkungan hidup
b.Meningkatkan kemampuan dan jumlah SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler, bioproses
dan ilmu lain yang menunjang
e.Mengembangkan sistem/aturan kemitraan dan kerjasama yang profesional secara internal dan
eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
SASARAN
a.Terciptanya kompetensi inti (core competence) yang handal di bidang bioteknologi yang
didukung dengan kemampuan sumber daya IPTEK yang profesional
b.Terfasilitasinya penegakan kebenaran ilmiah dalam pengelolaan sumber daya alam untuk
mengatasi permasalahan perbedaan kepentingan dan konflik yang mungkin terjadi
c.Terciptanya tata kelola yang profesional, efektif, efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip
good corporate governance (GCG)
a.1. Penajaman program strategis dalam bidang pangan, farmasi dan lingkungan
2. Penguatan ilmu dasar dan terapan dalam bidang biologi sel dan jaringan, biologi molekuler dan
bioproses
b.1. Rekrutmen, pendidikan dan pelatihan SDM di bidang biologi sel, biologi molekuler dan
bioproses dan ilmu lain yang menunjang
2. Meningkatkan keikutsertaan dalam kegiatan riset pembinaan, riset unggulan dan riset strategis
serta kerjasama na sional, regional dan internasional
c.1. Meningkatkan keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan SDM di bidang administrasi
dan manajemen modern
Dalam karya ilmiah ini akan dibahas tentang pengertian bioteknologi fermentasi
tradisional, yaitu : dalam pembuatan tape ketan. Selain itu juga akan dibahas tentang
proses pembuatan tape ketan. Karya ilmiah ini ditujukan untuk salah satu syarat
mengikuti ujian praktek biologi, dan ujian akhir sekolah.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Untuk itu, saran dan sumbangan ide yang bersifat membangundan dapat meningkatkan
mutu karya ilmiah ini di masa yang akan datang.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dan yang telah memberi dorongan khususnya kepada guru pelajaran
bioloogi, dan kepada narasumber yang telah memberikan pengetahuannya kepada
penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan………………………………………………………………1
Bab IV : Pembahasan………………………………………………………………4
Bab V : Penutup…………………………………………………………………….5
5.1. kesimpulan…………………………………………………………………………..5
5.2. saran……………………………………………………………………………………5
Daftar pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita sehari-hari dan
biologi merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang
mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial.
Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah Pengantar bioteknologi.
Dimana bioteknologi disini dibagi ke dalam bioteknologi modern dan bioteknologi
konvensional. Salah satu contoh bioteknologi konvensional adalah pembuatan Tape.
Dimana dalam pembuatan tape beralngsung proses fermentasi. Tape dibuat tidak
hanya sehari langsung jadi, tetapi diperlukan waktu berhari-hari untuk proses
fermentasinya.
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian praktek mata pelajaran
biologi. Selain itu juga, penyusunan karya ilmiah ini untuk melatih siswa-siwi peserta
didik dalam membuat suatu laporan karya ilmiah.
1.2. Tujuan penelitian
Dalam karya ilmiah ini didapat beberapa manfaat, baik bagi penyusun ataupun bagi
pembaca, diantaranya : kita bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan dan proses
fermentasi asam laktat pada tape. Selain itu juga, penelitian ini bermanfaat untuk
melatih siswa kelas XII dalam menyusun karya ilmiah, apalagi siswa yang akan
melanjutkan kejengjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dan kitapun dapat belajar
bagaimana mengembangkan bioteknologi yang bersifat tradisional ataupun modern.
-1 -
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan)
dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan
prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan
potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan
manusia.bisa diartikan juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan
rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia.
Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula, dan oleh ragi gula dirubah
menjadi alcohol, sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis, dan berbau
alcohol.proses fermentasi tersebut adalah:
Amilum/patiamilase matosa
-2-
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan :
1. beras ketan ½ kg
5. air
alat :
1. toples mini
2. cempeh
3. bakul
1. beras ketan dimasukan ke dalam bakul dan dicuci dengan air daun katup
sampai bersih, dan setelah itu tiriskan
5. setelah dingin, nasi ketan tadi taburi dengan serbuk ragi dan gula pasir secara
merata (hindari pemberian ragi dalam keadaan nasi ketan panas)
6. setelah merata, masukan nasi ketan tersebut ke dalam toples atau dibungkus
dengan daun pisang
-3 -
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian selama 3 hari tentang pembuatan tape ketan, kami dapat
membahas bagaimana tape ketan dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat
dalam pembuatan ataupun dalam proses fermentasi tape. Tape ketan ini merupakan
suatau bioteknologi yang dikategorikan ke dalam bioteknologi tradisional /konvensional.
Hasil dari tape yang kami coba ternyata ketan tersebut menjadi terasa manis dan agak
terasa bau alkohol,setelah kami meneliti dan membaca dari berbagai sumber ternyata
pada tape ketan itu terjadi proses fermentasi yang menyebabkan ketan menjadi bau
alkohol dan terasa manis.
Amilum/patiamilase matosa
Bahan baku dari pembuatan tape adalah beras ketan atau bisa digunakan juga umbi
kayu (singkong).Tape ketan dibuat dengan proses fermentasi yang dibantu oleh ragi
atau (bakteri saccharomyces cerivisiae) bakteri ini dapat merubah karbohidrat menjadi
alkohol, dan karbon dioksida.
Dalam fermentasi tape ketan terlibat beberapa mikro organisme yang disebut dengan
mikrobia perombak pati menjdi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi terasa
manis.yang menyebabkan tape ketan berubah menjadi alkohol karena adanya bakteri
actobakter aceti (mengubah alcohol menjadi asam asetat).
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan pembuatan tape ketan ini dapat
berlangsung tidak sempurna salah satu penyebabnya adalah peralatan yang kurang
higienis dan ragi yang sudah lama (sudah kadaluarsa).dan dapat disebabkan juga oleh
pencucian beras atau singkong yang tidak bersih sehingga fermentasi tdak
sempurna.pada penelitian ini pula kelompok kami belum sempurna dikarenakan nasi
ketan yang kami buat masih belum matang.Tapi,tape tersebut masih bisa di konsumsi
dan masih terasa manis.
Pembuatan tape ini berlangsung selama dua sampai tiga hari,dalam kurun tiga hari itu
tape masih bisa masih bisa dimakan karena tape belum berubah menjadi alcohol,tapi
jika tape sudah lebih dari tiga hari tape tidak bisa dimakan(dikonsumsi) karena sudah
berubah menjadi alcohol selain itu juga tape tersebut sudah membusuk.
-4 -
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Keadaan air
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satu pun makhluk hidup di dunia ini yang
tidak memerlukan dan mengandung air. Sel hidup, baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan,
sebagian besar tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuh-tumbuhan terkandung lebih dari
75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67% (Suriawiria,1985).
Masalah yang paling pelik yang harus dihadapi dalam masalah mengolah air adalah karena
semakin meningkat dan tingginya pencemaran yang memasuki badan air. Pencemaran tersebut
berasal dari:
1. Sumber domestik, yang terdir dari rumah tangga.
2. Sumber non-domestik, yang terdiri dari kegiaan pabrik, industry, pertanian dan sebagainya.
Perairan alami memang merupakan habitat atau tempat yang sangat parah dikenai oleh
pencemaran. Sehingga kalau sejak di SLTA dulu kita mengenal rumus kimia air adalah H2O,
ternyata itu adalah rumus kimia air yang hanya berlaku untuk air-air bersih seprti aquades, akua-
demin, dan sebagainya. Sedang untuk air alami yang berada di dalam sungai, kolam, danau laut
dan sumber-sumber lainnya, rumus tersebut menjadi:
H2O + X
Di mana X berbentuk:
a. Faktor yang bersifat hidup (biotik).
b. Faktor yang bersifat tidak hidup (abiotik).
2) Mendatangkan kerugian
a. Yang paling dikhawatirkan adalah kalau di dalam badan air terdapat jasad-jasad mikro
penyebab penyakit, seperti:
a) Salmonella penyebab penyakit tifus
b) Shigella penyebab penyakit disentri-basiler
c) Vibrio penyebab penyakit kolera
d) Entamoeba penyebab penyakit disentri-amuba
e) Ascaris penyebab penyakit cacing,
dan banyak contoh-contoh lainnya.
b. Juga didalam air banyak ditemukan mikroba penghasil toksin (racun) yang sangat berbahaya,
seperti:
a) Yang hidup anaerobic seperti Clostridium
b) Yang hidup aerobic seperti Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus, dan sebagainya.
c) Toksin juga dihasilkan oleh beberapa jenis microalgae seperti Anabaena dan Microcystis.
RINGKASAN
Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif
pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari input
bahan sintetik, baik berupa pupuk, herbisida, maupun pestisida sintetik. Namun, petani sering
mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan
terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan
bioteknologi berbasis mikroba yang diambil dari sumber-sumber kekayaan hayati.
Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi,
protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba
per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut.
Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu
berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis
nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu
penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan
peran-peran penting mikroba tersebut.
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik
unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali
penyakit tanaman. SuperDec dan OrgaDec, biodekomposer yang dikembangkan oleh Balai
Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), dikembangkan berdasarkan filosofi
tersebut. Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderma pseudokoningii ,
Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu mempercepat proses
pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos.
Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan
organisme patogen penyebab penyakit tanaman.
Biofertilizer
Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara
tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman.
Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih :
1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg
Urea, 0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya
200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22 ton
kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan
berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur
hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium
(K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih
74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N
harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba
penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N
simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (
leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp.
Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja,
sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat
(P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh).
Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di
sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan
menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang
berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza yang
bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk
biofertilizer, yaitu: ektomikoriza dan endomikoriza. Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan
membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu tanaman yang bermikoriza umumnya juga
lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus sp
dan Gigaspora sp.
Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang
pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman
sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu
menghasilkan hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.
Agen Biokontrol
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya pertanian organik.
Jenis-jenis tanaman yang terbiasa dilindungi oleh pestisida kimia, umumnya sangat rentan
terhadap serangan hama dan penyakit ketika dibudidayakan dengan sistim organik. Alam
sebenarnya telah menyediakan mekanisme perlindungan alami. Di alam terdapat mikroba yang
dapat mengendalikan organisme patogen tersebut. Organisme patogen akan merugikan tanaman
ketika terjadi ketidakseimbangan populasi antara organisme patogen dengan mikroba
pengendalinya, di mana jumlah organisme patogen lebih banyak daripada jumlah mikroba
pengendalinya. Apabila kita dapat menyeimbangakan populasi kedua jenis organisme ini, maka
hama dan penyakit tanaman dapat dihindari.
Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT),
Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae . Mikroba ini
mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan
penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan penyakit tanaman
yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa
biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan
Hamago.
Petani Indonesia yang menerapkan sistem pertanian organik umumnya hanya mengandalkan
kompos dan cenderung membiarkan serangan hama dan penyakit tanaman. Dengan tersedianya
bioteknologi berbasis mikroba, petani organik tidak perlu kawatir dengan masalah ketersediaan
bahan organik, unsur hara, dan serangan hama dan penyakit tanaman.
Penulis:
Gambar 2. Larva serangga yang mati diserang jamur biokontrol
Gambar 4. Jamur yang unggul dalam melarutkan fosfat
dihasilkan dinamakan protein sel tunggal (PST). Selama ini, walaupun kandungan
protein PST sangat tinggi, tetapi lebih banyak digunakan sebagai makanan tambahan
pada hewan.Hal ini karena system pencernaan manusia tidak mampu mencerna asam
a. Antibiotik
b. Vaksin
3. Bioteknologi dalam Bidang Pertanian
tanaman lain. Selain dengan tanaman transgenic, pengendalian hama juga dapat
Salah satu contoh penerapan rekayasa genetika dalam bidang peternakan
adalah pembuatan hormon pemacu tumbuh (BSH). BSH merupakan salah satu
hormon pemacu tumbuh yang ditemukan oleh Bovin. Hormon ini digunakan untuk
memperbesar ukuran hewan ternak, seperti ikan, kambing, dan sapi.
A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI.
Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam
bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan
enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya
untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan
B. BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN MODERN
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/ tradisional dan modern.
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan
kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme,
misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk
keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masalalu. Ciri khas yang
tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara
langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim
1. Pengolahan Bahan Makanan
a. Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
1) Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak
dibuang. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu
dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri
asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.
2) Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus.
Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses
pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasi,
kemudian didinginkan sampai 30oC. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. Akibat dari
kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat,
kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. Enzim
renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin. Dadih yang terbentuk
selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC – 420oC dan ditambah garam, kemudian ditekan
untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu
digunakan untuk makanan sapi.
3) Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis dan
Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu
diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk
menghasilkan mentega yang siap dimakan.
b. Produk makanan nonsusu
1) Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih
dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada
kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi
karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
2) Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke
bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu
makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak
dicari dan digemari masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat
beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe
kedelai.
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat,
seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan duodenitis,
memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas,
meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu menghambat
resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi
merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan
tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari
kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi
produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai sembilan
kali lipat.
c) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi. Ragi menghasilkan
enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol.
Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan pengalaman.
2. Bioteknologi Bidang Pertanian
a. Penanaman secara hidroponik
Hidroponik berasal dari kata bahasa Yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti
bekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam praktiknya
hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan. Adapun
metode yang digunakan dalam hidroponik, antara lain metode kultur air (menggunakan media
air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir), dan metode porus (menggunakan media
kerikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan
adalah metode pasir. Pada umumnya orang bertanam dengan menggunakan tanah. Namun, dalam
hidroponik tidak lagi digunakan tanah, hanya dibutuhkan air yang ditambah nutrien sebagai
sumber makanan bagi tanaman. Apakah cukup dengan air dan nutrien? Bahan dasar yang
dibutuhkan tanaman adalah air, mineral, cahaya, dan CO2. Cahayatelah terpenuhi oleh cahaya
matahari. Demikian pula CO2 sudah cukup melimpah di udara. Sementara itu kebutuhan air dan
mineral dapat diberikan dengan sistem hidroponik, artinya keberadaan tanah sebenarnya
bukanlah hal yang utama. Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain
tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat; risiko kerusakan tanaman karena banjir, kurang
air, dan erosi tidak ada; tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat;
bebas dari hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya perawatan.
Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara lain
Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang dapat
dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung, dan bayam.
Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain jambu air, melon,
kedondong bangkok, dan belimbing.
b. Penanaman secara aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti daya. Jadi, aeroponik
adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik (memberdayakan
air), karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai
akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian styrofoam diberi lubang-lubang tanam
dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa atau rockwool, anak semai sayuran
ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas ke bawah. Di bawah
helaian styrofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara ke atas
hingga mengenai akar.
3. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi mengembangkan
bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam
bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah
mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber
energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang
akan datang. Beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut.
a. Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau
rekombinasi DNA.
Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu
karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifatsifat makhluk hidup secara
turun-temurun.
Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi
inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.
1) Transplantasi inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan individu
baru dengan sifat sesuai dengan inti yang diterimanya. Transplantasi inti pernah dilakukan
terhadap sel katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti dari sel-sel usus katak yang bersifat
diploid. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti, sehingga terbentuk ovum dengan
inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga
terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula.
Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya.
Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti yang lain. Pada akhirnya
terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang
menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang sama.
2) Fusi sel
Fusi sel adalah peleburan dua sel baik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk
sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh pelebaran membran dua sel serta diikuti oleh
peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel, antara
lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Di
dalam fusi sel diperlukan adanya:
a) sel sumber gen (sumber sifat ideal);
b) sel wadah (sel yang mampu membelah cepat);
c) fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
3) Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri atau ragi di luar
kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
a) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;
b) dapat beraplikasi diri;
c) dapat berpindah ke sel bakteri lain;
d) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke dalam
sel target.
4) Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber yang berbeda.
Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,
rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena
alasan-alasan sebagai berikut.
1) Struktur DNA setiap spesies makhluk hidup sama.
2) DNA dapat disambungkan
b. Bioteknologi bidang kedokteran
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon.
1) Pembuatan antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal. Manfaat
antibodi monoklonal, antara lain:
a) untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil;
b) mengikat racun dan menonaktifkannya;
c) mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain.
2) Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme tersebut.
3) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu.
Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para ahli
dari Amerika Serikat dan Inggris.
4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosteron.
study
Mar 24, '09 11:22 PM
BIOTEKNOLOGI
for everyone
A. Pendahuluan
Apakah bioteknologi itu? Sulit untuk mencari defenisi yang baku tentang bioteknologi. Setiap
negara memiliki definisi sendiri-sendiri tentang bioteknologi. Secara umum dapat didefinisikan
bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Makhlukhidup yang digunakan
berupa mikroorganisme,tumbuhan,hewan,dan manusia. Bayi tabung merupakan salah satu
contoh bioteknologi yang menggunakan objek manusia.
Sebenarnya bioteknologi bukanlah merupakan suatu displin ilmu,melainkan ilmu terapan.
Didalam ilmu bioteknologi dilakukan rekayasa organisme dan komponen organisme untuk
menghasilkan barang dan jasa yang penting bagi kehidupan manusia. Jadi, didalam bioteknologi
terdapat komponen-komponen:
C16H12O6------------------> C2H5OH+CO2+ENERGI
Proses ini biasanya berlangsung secara anawrobik,menghasilkan karbondioksida dalam bentuk
gelembung udara.Proses pembuatan bir sebenarnya juga mengikuti reaksi seperti diatas. Hanya
saja bahan bakunya berupa biji padi-padian,yang dibiarkan baerkecambah terlebih
dahulu,kemudian dikeringkan.setelah kering di buat tepung untuk diberi sel khamir agar terjadi
fermentasi. Jenis sel khamir itulah yang menentukan kualitas atau ciri khas dari suatu minuman.
Selain dampak negatif terhadap manusia bioteknoligi di khawatirkan berdampak negatif tehadap
lingkungan. misalnya dengan munculnya hewan dan tumbuhan transgenik.
organisme transgenik adalah individu baru yang muncul karena gen nya di ubah. proses
pengubahannya disebut rekayasa genetik.Jika organisme di ubah gennya, maka akan muncul
organisme baru yang belum pernah ada sebelumnya.
pencegahanya yaitu dengan menyiapkan sumber daya manusia yang siap dengan kemajuan
bioteknologi.
Peranan Mikroorganisme dalam
Bioteknologi
August 4th, 2010 · Buku Sekolah Gratis · IPA 3 SMP - Puspita dan Rohima No comments -
Tags: Kekurangan PST, Kelebihan PST, Pemisahan Logam dari Bijihnya, Penghasil Protein Sel
Tunggal (PST), Pengolahan limbah secara biologis
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe, oncom, makanan, tuak, cuka, dan
kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan tersebut dikembangkan secara ilmiah dengan
menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan produk yang berkualitas,
seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju, dan nata de coco. Proses pembuatan tempe masih perlu
ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena tempe memiliki kandungan zat gizi tinggi,
terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah.
Beberapa jamur juga dapat digunakan menghasilkan zat warna, misalnya jamur Neurospora
sitophila sebagai penghasil warna merah dan orange, digunakan untuk membuat oncom. Bahan
pewarna yang alami untuk makanan lebih aman dibandingkan pewarna sintetik karena pada
umumnya pewarna sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan produk makanan, antara lain:
Mikroorganisme, seperti ganggang, jamur, maupun bakteri, dapat menghasilkan protein. Protein
ini berada di dalam sel, bukan merupakan bahan yang disekresikan oleh sel.
a. Kelebihan PST
PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai sumber protein. Hal ini disebabkan
karena:
3) Dapat hidup di tempat limbah buangan, seperti selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah
organik yang lain.
1) PST mempunyai dinding sel yang terdiri atas selulosa, khususnya ganggang, sedangkan
manusia tidak dapat mencerna selulosa.
3) Kandungan asam nukleat (DNA dan RNA) dari PST cukup tinggi dan sulit dicerna serta dapat
menimbulkan asam urat.
Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan zat-zat organik, seperti etanol, asam cuka, asam
sitrat, aseton, dan gliserol. Zat-zat organik itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya sebagai bahan minuman.
Untuk menghasilkan etanol (alkohol) dibutuhkan sel-sel ragi dengan bahan baku karbohidrat,
seperti singkong dan beras. Adapun proses pembuatannya sering disebut dengan istilah
fermentasi (proses peragian). Proses ini berlangsung secara anaerobik dan menghasilkan karbon
dioksida dalam bentuk gelembung udara.
4. Penghasil Obat
Berbagai macam mikroorganisme bermanfaat sebagai penghasil obat-
obatan, contohnya Penicillium menghasilkan zat antibiotik yang mematikan mikroorganisme
lain, disebut penisilin. Penisilin sangat penting karena dapat memberantas berbagai penyakit
infeksi. Namun, ada beberapa jenis bakteri yang kebal terhadap penisilin karena dapat
menghasilkan enzim yang dapat menghambat kerja penisilin.
1) Bijih logam tembaga berkualitas rendah yang dikenal sebagai larutan peluluh, ditimbun.
Disinilah banyak ditemukan bakteri.
2) Kemudian, ke dalam larutan itu ditambahkan larutan asam sulfat sehingga terjadi reaksi antara
tembaga dan asam sulfat membentuk tembaga sulfat (CuSO4).
3) Setelah itu, logam besi ditambahkan ke dalam larutan tersebut sehingga besi akan bereaksi
dengan tembaga sulfat untuk melepaskan tembaga tersebut.
4) Melalui proses tersebut diperoleh tembaga murni yang telah terpisah dari bijihnya. Seluruh
proses itu dibantu oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans.
6. Penghasil Energi
Saat ini, persediaan bahan bakar makin menipis. Oleh karena itu, para ahli berusaha mencari
solusi untuk menyelesaikan masalah energi melalui bioteknologi sehingga dapat diperoleh energi
yang aman dan tersedia secara lestari.
Salah satu energi yang dikembangkan melalui bioteknologi saat ini adalah biogas. Biogas
merupakan gas metana yang diproduksi oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak.
Kotoran ternak dicerna oleh mikroorganisme menjadi gas metana yang kemudian dialirkan ke
rumah-rumah sebagai penghasil energi. Sedangkan, limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk.
Cara pembuatannya adalah campuran kotoran ternak dan air dimasukkan pada tangki
pengumpul, kemudian diaduk. Setelah rata, tangki pengumpul dimasukkan ke dalam tangki
pencerna.
7. Pengurai Limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan limbah dengan menggunakan bakteri
untuk mencerna limbah tersebut. Pengolahan limbah dengan cara ini tidak membutuhkan biaya
yang besar dan lebih ramah lingkungan.
Limbah industri harus diolah terlebih dahulu melalui Unit Pengolahan Limbah (UPL) sebelum
dikeluarkan ke lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Dalam UPL biologis, bakteri pencerna
dimasukkan ke dalam bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk
memasukkan oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah akan
terurai dan dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari endapan limbah yang tidak
berbahaya.
Standar Kompetensi
Mengidentifikasi pengembangan bioteknologi dan dampaknya bagi kehidupan
Kompetensi Dasar
13.1. Mengidentifikasi ciri dan sifat mikroorganisme dalam proses bioteknologi.
13.2. Mengidentifikasi dampak pengembangan bioteknologi.
13.3. Mengidentifikasi peranan bioteknologi bagi pertanian sampai kesehatan manusia.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Bioteknologi dan Peranannya Bagi Kehidupan, kalian diharapkan dapat
memahami, menafsirkan, dan mengkomunikasikan pemahaman konsep, penerapan dan
pengembangan bioteknologi dalam kehidupan.
Kata-Kata Kunci
Antiserum Mikoprotein
Bioteknologi Makhluk hidup transgenik
Bioteknologi modern Pencucian mikrobial
Bioteknologi tradisional Penguraian lumpur
Bakteri Mesofil Plasmid
Bakteri Psikrofil Protein Kristal Insektisida
Bakteri Toksoid Protein Sel Tunggal
Eksplan Rekayasa genetik
Enzim ligase Termofil
Enzim restriksi endonuklease Toksitas selektif antibiotik
Fertilisasi invitro Vaksin atenuasi
13.1. Ciri dan sifat mikroorganisme
Bioteknologi secara harafiah berarti ilmu yang menerapkan prinsipprinsip biologi. Pengertian
bioteknologi yang lebih lengkap adalah pemanfaatan teknik rekayasa terhadap makhluk hidup,
sistem, atau proses biologis untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi makhluk hidup
maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Bioteknologi tidak
terlepas dari mikroorganisme sebagai subyek (pelaku). Mikroorganisme yang dimaksud adalah
virus, bakteri, cendawan, alga,protozoa, tanaman maupun hewan. Mikroorganisme menjadi
subyek pada proses bioteknologi karena beberapa hal berikut ini:
memproses bahan-bahan menjadi suatu produk dalam waktu yang singkat.
2. Mudah diperoleh dari lingkungan kita.
3. Memiliki sifat tetap, tidak berubah-ubah.
4. Melalui teknik rekayasa genetik para ahli dapat dengan cepat memodifikasi/ mengubah sifat
mikroorganisme sehingga dapat menghasilkan
13.2.3. Genetika
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari sifat-sifat genetik makhluk hidup dan sistem
pewarisannya dari saru generasi ke generasi berikutnya. Pemahaman mengenai bentuk dan karakteristik
DNA (gen) yang berperan dalam mengontrol suatu sifat akan membantu percepatan kemajuan
bioteknologi. Beberapa penemuan seperti tanaman tomat yang tidak mudah busuk, insulin yang
dihasilkan oleh mamalia dan diperlukan untuk pengobatan diabetes telah dapat disintesis dengan
memasukkan gen yang bertanggung jawab untuk insulin ke dalam bakteri Escherichia coli dan
memproduksinya. Hal ini merupakan salah satu penerapan ilmu genetika dalam bioteknologi.
13.2.4. Biokimia
Biokima merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari makhluk hidup dari aspek kimianya. Biokimia
menganggap hidup adalah menyangkut proses kimia, sehingga dengan pengetahuan biokimia maka ahli
bioteknologi memperlakukan makhluk hidup sebagai bahan kimia yang dapat dipadukan dan
direaksikan. Selain mikrobiologi, biologi sel, dan biokimia, ilmu-ilmu lain juga digunakan dalam
bioteknologi. Contohnya virologi (ilmu mengenal virus), teknologi pangan, biologi pertanian, biologi
kedokteran, biologi kehutanan dan ilmu komputer.
d. Oncom, dibuat dari bungkil kacang tanah menggunakan cendawan Neurospora sithopila.
e. Tapai, dibuat dari ketela pohon dengan menggunakan khamir Saccharomyces cereviceae.
13.2.1.1.2. Bidang pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian ialah:
1. Hidroponik, merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam
tanaman (Gambar 13.5).
2. Seleksi tanaman yang memiliki karakter yang unggul seperti biji besar atau tinggi maupun produksi
yang besar.
13.2.1.1.3. Bidang peternakan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang peternakan misalnya pada:
1. Domba ankon, merupakan domba berkaki pendek dan bengkok, hasil mutasi alami.
2. Sapi “Jersey” yang diseleksi oleh manusia agar menghasilkan susu berkrim banyak (Gambar 13.6).
2. Ternak unggul hasil manipulasi genetik, contohnya unggul pada daging dan susunya
3. Ikan salmon yang disisipkan hormon pertumbuhan menjadi 2 kali lipat besarnya (Gambar
13.12)
13.2.1.2.4. Kesehatan dan pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi modern di bidang kesehatan dan pengobatan antara lain:
1. Hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli (Gambar 13.13)
2. manipulasi produk vaksin dengan menggunakan E. coli agar lebih efisien.
13.3. Bioteknologi dengan menggunakan mikrobiologi
Bioteknologi tradisional maupun modern telah menggunakan mikroorganisme sebagai bagian suatu
proses untuk meningkatkan produk dan jasa. Bioteknologi umumnya menggunakan mikroorganisme
seperti bakteri, khamir (yeast), dan kapang, dengan
alasan:
1. pertumbuhannya cepat.
2. sel-selnya mempunyai kandungan protein yang tinggi.
3. dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya dari limbah
pertanian.
4. menghasilkan produk yang tidak toksik.
5. sebagai makhluk hidup, reaksi biokimianya dikontrol oleh enzim makhluk hidup itu sendiri
sehingga tidak memerlukan tambahan reaktan dari luar.
Bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme antara lain penemuan dan penyelesaian masalah
pangan, obat-obatan, pembasmian hama tanaman, pencemaran, dan pemisahan logam dari bijih logam.
13.3.1. Mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau minuman
Mikroorganisme dapat mengubah nilai gizi makanan atau minuman dalam proses fermentasi. Proses
fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari senyawa organik menjadi produk
organik yang lebih sederhana. Aktivitas mikroorganisme tersebut antara lain dalam fermentasi yang
mengubah ampas tahu atau kacang kedelai menjadi oncom, kacang kedelai menjadi tempe atau putih
menjadi arak hitam atau putih. Mikroorganisme pada proses fermentasi menyebabkan:
a. perubahan senyawa-senyawa kompleks pada makanan atau minumam menjadi senyawa yang lebih
sederhana.
b. peningkatan cita rasa dan aroma makanan atau minuman.
Misalnya oncom dapat dibuat dari ampas tahu, kelapa ataukacang tanah dengan penambahan
mikroorganisme berupa Neuspora. Neuspora mengeluarkan enzim amilase, lipase, dan protease yang
aktif selama proses fermentasi, juga menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai atau
kelapa. Fermentasi pada pembuatan oncom juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan
berbagai ester yang beraroma
sedap. Mikroorganisme dapat dijadikan langsung sebagai sumber pembuatan makanan. Hal ini
disebabkan:
a. massa mikroorganisme tumbuh menjadi dua kali lipat dalam waktu satu jam, sedangkan massa
tumbuhan atau hewan memerlukan waktu
berminggu-minggu.
b. massa mikroba minimal mengandung 40% protein serta mempunyai kandungan vitamin dan
mineral yang tinggi. Pada tabel 15.1 berikut terlihat bahwa protein yang dihasilkan setiap hari
dari 1000 biomassa (kg) bakteri mencapai nilai tertinggi dibandingkan produksi protein oleh
hewan ternak, tanaman kacang kedelai, dan khamir.
Makanan yang berasal dari mikroorganisme disebut protein sel tunggal (PST) atau disebut juga
single-cell (SCP). Tunggal merupakan makanan kaya protein yang berasal dari mokroorganisme.
Awalnya, sekitar tahun 1960-an mikroorganisme protein sel tunggal ditumbuhkan dalam
medium yang mengandung minyak.
Namun, meningkatnya hara minyak pada tahun 1970 menyebabkan produksi protein sel tunggal
ditumbuhkan di dalam sirup glukosa, ampas buah-buahan, dan sisa berbagai produk pertanian.
Contoh mikroorganisme protein sel tunggal yaitu cendawan Fusarium gramineaum yang
mengandung protein 45% dan lemak 13%. Fusarium sangat bergizi, disebut sebagai
mikroprotein. Merek dagang mikroprotein disebut Quorn. Quorn merupakan produk seperti
lembaran adonan kue. Quorn yang ditambah dengan berbagai warna dan aroma dapat
menghaslkan berbagai macam makanan, juga dapat digunakan sebagai pengganti daging sapi dan
ayam. Quorn juga sering digunakan sebagai campuran untuk membuat sosis (Gambar 13.14).
Gambar 13.14. Beberapa produk hasil bioteknologi: a. sosis b. ikan c.daging, d. Mie, e.kultur sel
hewan f. Tape.
13.3.2. Mikroorganisme penghasil obat
Mikroorganisme merupakan agen yang dapat membantu bidang pengobatan. Mikroorgansime
tersebut misal digunakan untuk membuat antibiotik dan vaksin, seperti yang akan dibahas
berikut ini.
13.3.2.1. Antibiotik
Merupakan senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain. Banyak ditemukan mikroorganisme yang mengandung
substansi dengan aktivitas antibiotik.
13.3.2.2. Penisilin
Diproduksi secara komersial dicampurkan dengan berbagai senyawa, namun komponen utama
berupa penisilin. Komponen utama penisilin tersebut merupakan penisilin G yang dapat diubah
menjadi bentuk-bentuk lain dengan aktivitas yang sedikit berbeda. Penisilin G terdegradasi oleh
asam lambung sehingga penisilin ini lebih baik diberikan diberikan melalui suntikan. Contoh lain
adalah penisilin yang tidak dapat dipengaruhi oleh asam lambung sehingga dapat dikonsumsi
dalam bentuk sirup maupun tablet. Adanya kisaran pada penisilin memungkinkan staf kesehatan
untuk memilih jenis pengobatan yang paling sesuai dengan penyakit tertentu. Pilihan-pilihan ini
juga membantu menuntaskan perkembangan resistansi penyakit terhadap obat.
13.3.2.3. Sefalosporin
Dihasilkkan oleh jamur Chepalosporium yang diyemukan pada tahun 1984. Sefalosporin aktif
untuk bakteri yang mempunyai karakter dengan kisaran yang kurang lebih sma dengan penisilin.
Sefalosporin terbaru sangat efektif untuk melawan bakteri yang resisten terhadap penisilin.
13.3.2.4. Tetrasiklin
Dihasilkan oleh bakteri Sterptomycin aureofaciens. Berbagai bentuk tetrasiklin aktif melawan
bakteri yang mempunyai karakter dengan dengan kisaran kurang lebih sama dengan penisilin.
Walau demikian, berkembangnya resistensi telah mengurangi efektivitas antibiotik ini.
Tetrasiklin mengikat kalsium dan diakumulasi dalam tulang dan gigi yang sedang berkembang.
13.3.2.5. Eritromisin
Mempunyai kisaran yang sama dengan penisilin. Eritromisin bermanfaat untuk melawan bakteri
yang resisten terhadap penisilin atau dapat digunakan untuk pasien yang alergi terhadap
penisilin. Pada antibiotik berarti bakteri dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
namun, tidak menyebabkan kerusakan pada sel-sel inang atau sel-sel tubuh manusia. Antibiotik
mempunyai target tertentu yang hanya terdapat pada sel bakteri, misalnya penisilin dan
sefalosporin mampu menghambat biosintesis sel bakteri.
13.3.2.6. Vaksin
Merupakan mikroorganisme atau bagian mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaksin
dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh
manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di
dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius. Vaksin berasal dari sumber-sumber
berikut.
a. Mikroorganisme yang telah mati
Penggunaan mikroorganisme yang telah mati antara lain digunakan untuk menghasilkan vaksin
batuk rejan dari bakteri penyebab batuk rejan. Bakteri tersebut dimatikan dengan pemanasan atau
penggunaan senyawa kimia untuk mendenaturasi enzimnya.
Protein kristal Bt akan berpengaruh efektif terhadap larva, ulat serangga, dan serangga bila Bt
yang dikonsumsi dalam jumlah yang mencukupi dan pH usus serangga berada pada kondisi
alkali (basa).
13.3.4. Mikroorganisme pengelola limbah
Mikroorganisme membantu pengelolaan berbagai jenis limbah, terutama dalam penguraian
limbah organik. Limbah organik dari rumah tangga, pasar atau industri sering dibuang langsung
ke sungai, yang mengakibatkan pencemaran di sungai atau timbulnya limbah cair. Tujuan utama
pengelolaan limbah cair dengan mikroorganisme adalah untuk mengurangi kandungan BOD dan
bahan padat tersuspensi. Pengelolaan limbah cair juga dibutuhkan untuk
menghilangkan pupuk yang masuk saluran air bahan kimia beracun,
dan padatan terlarut. Mikroorganisme mengelola limbah cair melalui proses penguraian secara
aerob dan anaerob. Pada pemrosesan aerob terdapat berbagai mikroorganisme (bakteri, protista
dan cendawan) yang menguraikan materi organik dari limbah menjadi mineral-mineral, gasgas
dan air. Aktivitas ini membutuhkan banyak oksigen. Bioteknologi modern juga memanfaatkan
makhluk hidup dalam tingkat seluler/molekuler, diantaranya kultur jaringan, rekayasa genetik,
dan kloning.
13.4. Kultur sel dan jaringan
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan yang didasarkan
pada sifat totipotensi tumbuhan. Totipotensi adalah kemampuan sel/jaringan makhluk hidup
untuk tumbnuh menjadi individu baru. Totipotensi tumbuhan membuat sel tumbuhan dalam
proses kultur jaringan dapat berkembang menjadi tumbuhan lengkap jika ditumbuhkan pada
kondisi yang memungkinkan. Dengan kultur jaringan, dalam waktu yang bersamaan dapat
diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Kultur jaringan memiliki manfaat berikut ini:
a. Melestarikan sifat tanaman induk.
b. Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat seragam
c. Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar
d. Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus.
e. Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
f. Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika.
Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur sel sehingga menjadi tanaman baru
secara lengkap.
Contoh transfer gen pada hewan adalah domba Tracey. Tracey merupakan domba betina yang sehat
dan normal, namun DNA-nya telah disisispi oleh gen manusia. Gen manusia tersebut mengkode
produksi protein alfa-1-antitripsin (ATT) berkhasiat untuk mengobati penyakit paru-paru pada manusia,
misalnya fibrosistik dan empisema (menggelembungnya membran alveoli hingga pecah yang dapat
menyebabkan bronkitis kronis).
a. Kloning embrio
Kloning embrio telah digunakan untuk produksi hewan ternak, misalnya sapi atau domba yang secara
genetik identik. Pada sapi atau domba, setiap kehamilan hanya mengandung seekor anak saja. Dengan
teknik kloning embrio akan memungkinkan bagi peternak untuk meningkatkan jumlah hewan ternaknya.
b. Transfer nukleus
Transfer nukleus (gen inti) adalah dengan memasukkan donor DNA dari hewan yang
karakternya diinginkan kedalam sel telur hewan yang intinya (DNA-nya) telah dihilangkan
(Gambar 13.18). Setelah terbentuk embrio lalu embrio ditanamkan ke rahim induk hewan yang
akan membesarkannya. Contohnya adalah domba Dolly. Kloning pada hewan merupakan proses
yang mahal dengan kelebihan yang terbatas dibandingkan dengan teknik reproduksi lainnya.
Kloning pada hewan menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan kloning pada manusia.
Banyak negara yang melarang percobaan kloning manusia, selain bertentangan dengan agama,
juga dianggap melanggar estetika dan prinsip ilmu dan hukum kedokteran.
Saat ini kloning pada hewan belum dimanfaatkan secara maksimal karena mahal dan sulit
dikerjakan. Kloning pada mamalia akan dikombinasikan dengan bioteknologi lain untuk
menghasilkan organ-oragan tubuh hasil klon dan jaringan yang digunakan untuk transplantasi.
*) Transgenik pada tanaman
Agrobacterium tumefaciens merupakan bakteri tanah penyebab infeksi tumor crown gall pada
beberapa tanaman dan dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan proses transfer gen pada
tanaman. Tanaman transgenik direkayasa menggunakan bantuan Agrobacterium tumefaciens
untuk memperoleh sifat-sifat berikut:
* Penundaan pematangan pada tanaman tomat. Tomat hasil rekayasa (tomat flavor savor) dapat
bertahan beberapa minggu lebih lama dibandingkan dengan tomat biasa (Gambar 13.19).
Resistensi/ketahanan terhadap insektida yaitu tanaman dapat mensintesis protein kristal
insektisidal (Insectisidal Crystal Protein = ICP) yang berasal dari Bacillus thuringensis. Protein
kristal insektisida mempengaruhi usus hama seperti ulat atau serangga tertentu yang makan
tanaman ini sehingga hama mati.
Rangkuman
Bioteknologi merupakan pemanfatan prinsip-prinsip Biologi dan teknologi rekayasa terhadap
makhluk hidup, sistem, atau proses biologis, untuk menghasilkan atau meningkatkan potensi
makhluk hidup maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.
Bioteknologi berkaitan dan berkembang seiring kemajuan ilmu mikrobiologi, biologi sel,
genetika, dan biokimia. Bioteknologi yang sudah dikenal atau diterapkan sejak dahulu disebut
bioteknologi tradisional, yang memanfatakan mikroba, proses biokimia dan genetik secara alami,
misalnya pada pembuatan tempe, oncom, tape, dan asinan. Sebaliknya bioteknologi modern
berhubungan dengan manipulasi (rekayasa) DNA (gen) dan transfer DNA antar makhluk hidup
dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Misalnya produksi insulin manusia dengan
bantuan bakteri E. coli, yang telah membawa DNA rekombinan yang mengandung gen insulin,
kloning domba Tracey, domba Dolly, dan kapas transgenik tahan pestisida . Aplikasi
bioteknologi tradisional maupun modern dapat mencakup bidang pangan, peternakan, kesehatan,
dan pengobatan. Bioteknologi tradisional dengan menggunakan mikroorganisme mencakup
mikroorganisme pengubah dan penghasil makanan atau minuman, misalnya oncom, tempe,
kecap, minuman anggur, dan protein sel tunggal. Mikroorganisme penghasil obat, misalnya
antibiotik dan vaksin. Mikroorganisme pembasmi hama tanaman, misalnya kristal protein bakteri
Bacillus thuringiensis (Bt). Bioteknologi dengan menggunakan kultur jaringan merupakan teknik
kloning menggunakan sel somatik. Bioteknologi dengan rekayasa genetik mencakup teknik
pembuatan DNA rekombinan yang bermanfaat bagi manusia di bidang: kedokteran dan farmasi,
misalnya pada pembuatan insulin manusia oleh bakteri, terapi gen manusia, dan antibodi
monoklonal. Peternakan dan pertanian, misalnya adanya makhluk hidup transgenik baik hewan
maupun tumbuhan yang bermanfat bagi manusia.
ssss