You are on page 1of 4

TESIS KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN THINK-


TALK-WRITE (TTW) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI
||
Kategori : pascasarjana
(KODE : PASCSARJ-0024) : TESIS KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DITINJAU DARI MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS XI (PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber daya alam yang banyak dan melimpah pada suatu negara belum merupakan jaminan bahwa negara
tersebut akan makmur, jika pendidikan sumber daya manusianya terabaikan. Suatu negara yang memiliki sumber
daya alam yang banyak jika tidak ditangani oleh manusia yang berkualitas maka pada suatu saat akan mengalami
kekecewaan.
Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia merupakan tugas besar dan memerlukan waktu yang panjang.
Meningkatkan sumber daya manusia tidak lain harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah. Masa depan
suatu negara sangat ditentukan oleh bagaimana negara tersebut memperlakukan pendidikan.
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena
dengan pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Untuk
membentuk sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan jaman diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pendidikan menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi
yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pendidikan formal yang dilakukan di
sekolah-sekolah sampai sekarang tetap merupakan lembaga pendidikan utama yang merupakan pusat
pengembangan sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan dalam keluarga dan masyarakat.
Pada kenyataannya mutu pendidikan kita saat ini masih rendah. Jika hal ini dibiarkan dan berlanjut terus maka
lulusan kita sebagai generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan lulusan dari negara lain. Lulusan yang
dibutuhkan tidak sekedar mampu mengingat dan memahami informasi saja tetapi harus dapat menerapkan secara
kontekstual melalui beragam kompetisi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan perubahan paradigma
dalam pembelajaran, yaitu dari teacher centered learning beralih ke student centered learning.
Matematika sebagai salah satu sarana berpikir ilmiah adalah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan
kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik. Demikian pula matematika merupakan
pengetahuan dasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan matematika diperlukan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari. Karena
itulah, peserta didik perlu memiliki pengetahuan matematika yang cukup untuk menghadapi masa depan.
Menyadari akan pentingnya peranan matematika, baik dalam penataan nalar dan pembentukan sikap maupun dalam
penggunaan matematika, maka peningkatan prestasi belajar matematika di setiap jenjang pendidikan perlu
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Oleh karena di dalam memasuki era globalisasi dan tinggal landas
pembangunan nasional, semakin terasa adanya tuntutan yang tinggi akan kualitas manusia Indonesia.
Pada saat ini masih banyak dijumpai prestasi matematika di sekolah-sekolah mulai tingkat SD, SLTP, SMA maupun
SMK yang masih rendah. Padahal nilai matematika memegang peranan penting dalam menentukan syarat kelulusan
siswa karena matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang di ujikan pada ujian nasional. Rendahnya
nilai matematika siswa disebabkan oleh sebagian besar siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah
pelajaran yang sulit dan kurang diminati karena banyak memuat konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang sukar
dipelajari. Juga memuat banyak rumus-rumus dan hitungan-hitungan dalam pemecahan masalah yang rumit.
Dengan mengetahui masalah seperti tersebut di atas maka sebagai guru matematika perlu memahami dan
mengembangkan berbagai metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar matematika. Guru hendaknya
dapat menyusun program pengajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga siswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian penghayatan terhadap matematika akan lebih mantap
dan dapat menghilangkan anggapan siswa bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit.
Salah satu penyebab prestasi matematika siswa masih rendah adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep yang terdapat dalam matematika dan masih sulitnya siswa berkomunikasi secara matematik. Hal ini
dikarenakan guru pada waktu mengajar belum menggunakan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa
berpikir dan melibatkan siswa secara aktif. Masih banyak guru dalam mengajar menggunakan metode pembelajaran
secara konvensional, yaitu suatu metode pembelajaran yang berpusat pada guru.
Guru dalam mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara lisan atau ceramah, diselingi
dengan tanya jawab dan pemberian tugas atau pekerjaan rumah. Dalam metode ini lebih banyak menuntut keaktifan
guru dari pada siswa sebagai peserta didik sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa hanya
mendengarkan, memperhatikan dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru, sehingga siswa tidak terlatih untuk
berpikir mengembangkan ide untuk lebih memantapkan pemahaman tentang suatu konsep. Kenyataan lainnya
adalah sering dijumpai sehari-hari di kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang belum
belajar tentang materi yang akan diajarkan oleh guru.
Masih ada guru yang terpaku pada satu metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar
secara terus menerus tanpa pernah memodifikasinya atau menggantikannya dengan metode lain walaupun tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai berbeda. Hal ini dapat mengakibatkan pencapaian tujuan pembelajaran oleh para
siswa tidak optimal. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, guru hendaknya memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif
dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Pada pembelajarn matematika hendaknya disesuaikan
dengan kekhasan pokok bahasan/subpokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa.
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendorong siswa berpikir dan meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran matematika adalah metode pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Metode
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) adalah metode pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan
kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika siswa. Pada metode pembelajaran TTW ini siswa terdorong
untuk berpikir dan terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar. Siswa didorong untuk berpikir dengan
cara menyuruh siswa membaca teks materi pelajaran, kemudian membuat catatan tentang ide yang diperoleh dari
proses membaca. Tahap ini merupakan aktivitas siswa pada think. Catatan yang telah dibuat nantinya akan dibawa
ke forum diskusi kelompok untuk dibacakan, dijelaskan dan dibagikan idenya kepada teman kelompoknya. Tahap ini
merupakan cara komunikasi siswa dalam matematika dan merupakan aktivitas siswa pada talk. Kemudian setelah
diskusi selesai setiap siswa mengungkapkan hasil diskusinya melalui tulisan. Berdasarkan tulisan yang telah dibuat
siswa dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Tahap ini
merupakan aktivitas siswa pada write.
Selain metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Salah satu faktor lain tersebut adalah motivasi belajar siswa.
Motivasi merupakan faktor internal yang dimiliki oleh setiap siswa dan sangat mempengaruhi dalam mencapai
prestasi belajar. Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa agar berperilaku mau mengikuti
pembelajaran untuk mencapai tujuan seperti apa yang kita kehendaki atau dapat diartikan sebagai usaha
memberikan dorongan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya dengan tujuan agar mereka mau belajar dengan
rasa penuh kesadaran, semangat tinggi, keikhlasan untuk mencapai tujuan organisasi sekolahan.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa lebih kreatif. Dengan demikian akan tercipta
pembelajaran yang lebih menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Pembelajaran tidak hanya sekedar
menekankan pada penguasaan pengetahuan (logos), tetapi terlebih pada penekanan internalisasi tentang apa yang
dipelajari, sehingga terbentuk dan terfungsikan sebagai milik nurani siswa yang berguna dalam kehidupannya (etos).
Motivasi belajar seperti ini akan tercipta jika guru mengkondisikan situasi pembelajaran yang tidak membosankan.
Melalui motivasi belajarnya, guru dan siswa mengkondisikan pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang
menyenangkan. Jadi motivasi belajar yang efektif dan efisien adalah memotivasikan para siswa untuk belajar giat
berdasarkan kebutuhan ilmu mereka masing-masing secara memuaskan, yakni kebutuhan akan pengetahuan yang
cukup bagi keperluan siswa, kebahagiaan hidup, kemajuan diri dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang seperti yang dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh
penggunaan metode pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dalam pembelajaran matematika berdasarkan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.

B. Identifikasi Masalah
1. Masih rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang terdapat pada pelajaran matematika sehingga
siswa kesulitan dalam belajar matematika dan berakibat prestasi matematika siswa menjadi rendah.
2. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar matematika sehingga diperlukan metode
pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpikir dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan pemahaman matematika. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep matematika adalah metode Think-Talk-Write.
3. Masih rendahnya prestasi belajar matematika siswa mungkin disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar
matematika siswa.
4. Pada penerapan metode pembelajaran matematika dengan metode TTW diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga prestasi belajar matematika siswa juga akan meningkat.

C. Pembatasan Masalah
1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada metode pembelajaran Think-Talk-Write
(TTW) untuk kelompok eksperimen dan metode pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.
2. Motivasi belajar siswa adalah petunjuk pada tingkah laku belajar yang menggerakkan aktivitas belajar pada siswa.
Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah.
3. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan dan
Pertidaksamaan yang telah dicapai pada akhir penelitian ini.
4. Pada penelitian ini metode pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dan Konvensional diberikan pada siswa SMK
dengan jurusan Mesin, Listrik, Elektro dan Bangunan.

D. Perumusan Masalah
1. Apakah prestasi belajar matematika pada siswa yang mendapatkan metode pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)
lebih baik daripada siswa yang mendapatkan dengan metode pembelajaran Konvensional?
2. Apakah prestasi belajar matematika pada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa
yang mempunyai motivasi sedang dan rendah serta siswa yang mempunyai motivasi belajar sedang lebih baik
daripada siswa yang mempunyai rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi
belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika?

E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan prestasi matematika bagi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think-Talk-
Write (TTW) dengan metode pembelajaran Konvensional.
2. Mengetahui perbedaan prestasi matematika bagi siswa yang mempunyai tingkat motivasi belajar yang berbeda.
3. Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar
matematika.

F. Manfaat Penelitian
1. Memberi masukan pada guru atau calon guru matematika dalam menentukan strategi mengajar yang sesuai
dengan materi ajar, sebagai alternatif untuk memberi variasi dalam pembelajaran.
2. Bahan pertimbangan dalam perbaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru matematika.
3. Bahan masukan bagi guru dan siswa bahwa motivasi belajar siswa memberi pengaruh pada prestasi belajar
siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan bahan masukan serta tambahan referensi bagi guru matematika dan guru mata
pelajaran lainnya guna memperluas wawasan pembelajarannya.

You might also like