Professional Documents
Culture Documents
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan penyusunana
C. Rumusan Masalah
D. Sistematika Penulisan
E. Metode Penyusunan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep dasar
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Pathofisiologi
4. Tanda dan Gejala
5. Komplikasi
6. Evaluasi Diagnostik
7. Penatalaksanaan Medis
B. Pendekatan Askep
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan
3. Implementasi
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penyusunan
1. Untuk mengetahui penyebab ensefalitis
2. Untuk mengetahui perjalanan penyakit ensefalitis.
3. Unrtuk mengetahui tanda dan gejala yang muncul pada pentakit
ensefalitis.
4. Untuk mengetahui intervensi apa saja yang akan diberikan pada
penderita ensefalitis .
C. Rumusan Masalah
1. Apa faktor penyebab ensefalitis?
2. Bagaimana proses perjalanan penyakit pada ensefalitis?
3. Apa saja tanda dan gejala yang mungkin muncul pada ensefalitis?
4. Intervensi apa saja yang diberikan pada anak penderita ensefalitis?
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini :
BAB I: Pendahuluan, meliputi Latar belakang masalah, Tujuan penyusunan,
Rumusan masalah, Sistematika penuyusunan, metode Penyusunan.
BAB II: Pembahasan meliputi Konsep Dasar, pengertian, etiologi, pathofisiologi,
tanda dan gejala, komplikasi, evaluasi diagnostik dan penatalaksanaan
medis.
Pendekatan Askep terdiri dari, pengkajian, Diagnosa keperawatan dan rencana
keperawatan, dan implementasi.
BAB III: Penutup, meliputi kesimpulan dan saran
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu menggunakan studi
kepustakaan dengan mengumpulkan diberbagai referensi buku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Ensefalitis adalah suatu radang otak sebagai hasil salah satu penyakit
karena virus atau CNS infeksi/ peradangan. Ensefalitis juga dapat berarti ada
inflamasi jaringan otak, seringkali sebagai akibat infeksi virus. Ensefalitis adalah
inflamsi pada jaringan otak dan kemungkinan meninges.
Invasi susunan saraf pusat oleh virus dapat menimbulkan syndrome,
berikut ini :
a. Syndrome meningitis → identik dengan meningitis aseptik
b. Syndrome ensefalitis → adanya gejala nyeri kepala, mengantuk sampai koma,
demam delirium, paralisis otot dan gagguan autonom.
Pemulihan bisa terjadi, tetapi biaanya ada gejala sisa
seperti hemiplegia, gangguan tingkah laku dan cacat
mental.
c. Syndrome mielitik → medula spinalis yang lebih dominan diserang oleh
virus, dapat terjadi peresthesia dan kelemahan
ektrimitas, gangguan sphincter vesica urinaria.
d. Syndrome radikular → adanya peningkatan khas protein les tanpa pleositosis,
otot-otot lemah, otot proksimal sering lebih terkena
dari pada distol.
2. Etiologi
Penyebab ensefalitis dapat bekteri, virus, protizoa, atau jamur.
Entertovirus adalah penyebab yang paling sering diikuti dengan arbovirus. Banyak
virus dapat ditularkan melalui nyamuk, ensefalitis juga dapat diakibatkan oleh
invasi langsung cairan serebrospinal selama lumbal pungsi. Beberapa penyebab
ensefalitis lainnya duhubungkan dengan suatu penyakit yang terdahulu. Macam-
macam penyakit karena virus seperti herpes simplex, penykit anjing gila, campak,
chickenpox, penyakit gondong, dan rubella semua telah mencakup. Herpes simplex
adalah yang paling umum pada periode neonatal. Virus RNA dan Virus DNA juga
dapat menjadi penyebab ensefalitis.
3. Pathofisiologi
Toksin atau pathogen masuk dan meyebar ke otak yang menyebabkan
radang, setelah terjadinya peradangan pada otak maka timbul edema serebral,
kerusakan selular, dan kelainan fungsi tubuh. Invasi ini terjadi melalui darah dan
jalan kecil disekeliling saraf.
5. Kompliksi
Komplikasi awal ensefalitis meliputi sistem jantung, pernafasan, neurologik
biasanya mengenai batang otak. Komplikasi lain dapat menyebabkan defek
neurologik sisa setelah pemulihan, pemulihan komplet dapat terjadi namun
kebanyakan kondisi kesehatan dan kemampuan anak mungkin berubah selamanya.
6. Evaluasi Diagnostik
Melaksanakan lumbal fungsi untuk pemeriksaan cairan serebrospinal.
Biopsy otak atau test serum antibody dapat dilakukan jika pembiakan bernilai
negatif. CT atau MRI untuk mendeteksi tumor focal atau adanya lesi pada otak.
EEG dilakukan untuk membantu diagnosa seperti pertumbuhan yang lambat dengan
derajat yang bervariasi.
7. Penatalaksanaan
Pengobatan pada pasien ensefalitis dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan. Ancyclovia atau cephalosporia generasi ketiga masih
digunakan. Anak harus dirawat, dimonitor dan diobati untuk menurunkan tekanan
intrakranial dengan antikonvulsant sebagai pengaturnya.
Pada pengkajian neurologis, yang lebih difokuskan diantaranya seperti
frekuensi, durasi, progressi, penilaian spesifik dan onset.
B. Pendekatan Askep
1. Pengkajian
a. Kaji Tanda-tanda Vital
b. Kaji Pola nafas
c. Suhu tubuh tinggi.
d. Kaji pola nutrisi
e. Pada pemeriksaan elektroensefalogram ditemukan inflamasi otak yang
menyebar.
3. Implementasi
Ensefalitis disebaban oleh infeksi virus yang memproduksi proses inflamasi
di otak respon dari proses tersebut akan menyebabkan perubahan fungsi neurologis.
Untuk keakuratan pengkajian status CNS pada anak, yaitu perubahan deteksi
essensial dan peningkatan manajemen klinik peraat harus mengantisifasi
peningkatan tekanan intrakranial, meminimalkan faktor penularan, mempersiapkan
pengobatan. Anak harus dikaji secara berkala dari perubahan tingkat kesadaran atau
kepribadian, sakit kepala, kaku kuduk, perubahan pada nadi, respirasi, respon pupil
dan penurunan aktivitas.
Temperatur anak harus dijaga pada keadaan normal. Demam meningkatkan
metabolisme cerebral dan menekan metabolik. Antipyeritik, kompres dingin dan
hangat suam-suam kuku mungkin menjadi dasar tindakan pada hypotermi. Gunakan
selimut, jika dengan selimut masih tetap hipotermi maka perawat harus memonitor
temperatur tubuh anak setiap jam untuk mengetahui cepat lambatnya hipotermi
kondisi kulit anak harus sering dikaji karena sirkulasi perifer menurun.
Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah hal yang penting lainnya dalam
pertimbangan keputusan. Hati-hati dalam memperhatikan intake dan output pada
anak, sebagai status indikator hidrasi. Tanda yang menunjukan kelebihan cairan
seperti penambahan BB, elektrolit dan hematokrit abnormal, oedema dan perubahan
tingkat kesadaran.
Anak dengan ensefalitis mungkin terdapat sakit kepala dengn intensitas
berubah-ubah dan pengaturan terhadap nyeri adalah penting. Kombinasi seirus pada
ensefalitis dengn periode penyembuhan yang lama dan kemungkinan terjadi
penurunan neurologis atau stressor utama pada anak dan keluarganya.
Ensefalitis ada dengan disertai symptom-symptom yang timbul, anak
mungkin mengalami penyembuhan atau sebaliknya terjadi deferiorientasi
neurologis dan koma atau (+).
Prognosisnya tergantung jumlah faktor : agen penyebab, status kesehatan
dan kondisi anak dan intervensi mudah dan efektif oleh tim kesehatan.
4. Evaluasi
- Apakah ada peningkatan status neurologis pada anak?
- Apakah tanda-tanda vital ada pada batas normal pada anak?
- Apakah orang tua dapat mengatakan pengertian, proses penyakit secara nyata
dan follow up apakah yang dibutuhkan?
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Ensefalitis adalah inflamasi pada jaringan otak.
2. Penyebab ensefalitis salah satunya adalah Virus RNA dan Virus DNA, bakteri,
protozoa, dan jamur.
3. Pada awalnya kuman pathogen masuk ke pembuluh darah kecil yang ada
disekitar saraf yang dan pembuluh darah kemudian menyebar masuk kedalam otak
sehingga menyebabkan edema serebral, kerusakan serular, dan kealinan fungsi tubuh.
4. intervensi yang diberikan pada anak encephalitis ialah:
Obsarvasi tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial
Biarkan anak mengambil posisi yang nyaman.
Perhatikan intake dan out put pada anak.
Monitor terus menerus pasien kejang/ delirium.
Berikan penjelasan pada keluarga tentang perkembangan kesehatan anak.
2. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami harapkan saran dan kritik yang dapat
membangun agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih sempurna.
Daftar Pustaka
Rendle short, Jhon. Gray, OP. Dodge, J. 1994. ikhtisar Penyakit Anak. Jakarta:
Binarupa Aksara
Jean, Weiler Colvert, Susan. Nursing Care of children 2: Saundrs
Pillittery, adele. 2002. Perwatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC
Catzel, Pincus & Roberts, Ian. 1990. Kapita Selekta Pediatri Edisi 2. Jakarta : EGC
Short, John Renbdle, dkk. 1994. Ikhtisar Penyakit Anak, Edisi Ke-6 Jilid Kedua.
Jakarta : Bina Rupa Aksara