You are on page 1of 23

SAINS SEBAGAI METODE

INKUIRI
INKUIRI
Sains pada dasarnya mencari hubungan
antara gejala-gejala alam yang diamati. Ada
tiga bentuk pertanyaan yang merupakan
landasan dasar sains dan intisari “scientific
inquiry”, yaitu apa, bagaimana, dan mengapa
(Amien, 1987: 12).
Bentuk pertanyaan “apakah” umumnya digunakan
untuk menanyakan deskripsi dan pertanyaan ini
merupakan bentuk pertanyaan yang paling
sederhana. Bentuk pertanyaan “bagaimana”
memerlukan inkuiri lebih luas karena pertanyaan ini
umumnya berhubungan dengan proses.
Pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab adalah
“mengapa”. Pertanyaan ini jarang mempunyai
jawaban akhir.

???
 Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang
dapat diartikan sebagai proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah
yang diajukannya (Muslim Ibrahim, 2007: 1).

 Menurut Collette & Chiapepetta (1994: 86), “ inquiry


is the process of finding out by searching for
knowledge and understanding” (Maryati, 2008: 1)

 David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science


Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang
diberikan oleh Alfred Novak, “inquiry merupakan
tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia
untuk menjelaskan secara rasional fenomena-
fenomena yang memancing rasa ingin tahu”(Joko
Sutrisno, 2008: 2).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas,
dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan
suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan dan pemahaman melalui proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap
pertanyaan ilmiah yang diajukan untuk
menjelaskan secara rasional fenomena-
fenomena yang memancing rasa ingin tahu.
Bonnstetter (2000) membedakan inkuiri
menjadi lima tingkat yaitu praktikum
(tradisional hands-on), pengalaman sains
terstruktur (structured science experiences),
inkuiri terbimbing (guided inqury), inkuiri
siswa mandiri (student directed inquiry), dan
penelitian siswa (student research)
(Muslim Ibrahim, 2007: 3).
Praktikum
(tradisional hands-on)
 Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe
inkuiri sederhana. Dalam praktikum guru
menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik
sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa
dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap.

 Pada tingkat ini, komponen esensial dari inkuiri


yaitu pertanyaan atau masalah tidak muncul.
Karena itu, Martin-Hansen (2002), menyatakan
bahwa praktikum tidak termasuk kegiatan inkuiri
Pengalaman sains yang terstruktur
(structured science experiences)
Pengalaman sains yang terstruktur (structured
science experiences) merupakan kegiatan
inkuiri dimana guru menentukan topik,
pertanyaan, bahan, dan prosedur, sedangkan
analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh
siswa.
Inkuri terbimbing
(guided inqury)

Inkuri terbimbing (guided inqury) yaitu siswa


diberikan kesempatan untuk bekerja
merumuskan prosedur, menganalisis hasil
dan mengambil kesimpulan secara mandiri,
sedangkan dalam hal menentukan topik
pertanyaan dan bahan penunjang, guru
hanya berperan sebagai fasilitator.
Inkuiri siswa mandiri
(student directed inquiry)
Menurut Martin-Hansen (2002), Inkuiri siswa
mandiri (student directed inquiry) dapat
dikatakan sebagi inkuiri penuh karena pada
tingkat ini siswa bertanggung jawab penuh
terhadap proses belajarnya, dan guru hanya
memberikan bimbingan terbatas pada
pemilihan topik dan pengembangan
pertanyaan (Muslim Ibrahim, 2007: 4).
Penelitian siswa
(student research)
Tipe inkuiri yang paling kompleks adalah
penelitian siswa (student research). Dalam
inkuiri ini, guru hanya berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing, sedangkan
penentu atau pemilihan dan pelaksanaan
proses dari seluruh komponen inkuiri
menjadi tanggung jawab siswa.
Proses pembelajaran sains seharusnya
mengembangkan kemampuan bernalar dan berpikir
sistematis selain kemampuan deklaratif yang
selama ini dikembangkan. Salah satu metode
pembelajaran dalam bidang sains yang sampai
sekarang masih tetap dianggap sebagai metode
yang cukup efektif adalah metode inkuiri. Alasan
rasional penggunaan metode inkuiri adalah bahwa
siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih
baik mengenai Sains dan akan lebih tertarik
terhadap sains jika mereka dilibatkan secara aktif
dalam "melakukan" sains.
Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri
menurut National Research Council (2000) adalah:
1. mengembangkan keinginan dan motivasi
siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep
sains;
2. mengembangkan keterampilan ilmiah siswa
sehingga mampu bekerja seperti layaknya
seorang ilmuwan;
3. membiasakan siswa bekerja keras untuk
memperoleh pengetahuan (Muslim Ibrahim,
2007: 5).
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran
yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir
ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar.
Peranan guru dalam pembelajaran dengan
metode inkuiri adalah sebagai pembimbing
dan fasilitator.
Tugas guru adalah memilih masalah yang
perlu disampaikan kepada kelas untuk
dipecahkan.
Namun dimungkinkan juga bahwa masalah
yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa.
Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan
sumber belajar bagi siswa dalam rangka
memecahkan masalah.
Inti dari pembelajaran dengan metode inkuiri
adalah proses yang berpusat pada siswa.
Apa yang ingin diketahui siswa dan apa
yang ingin mereka lakukan dan pelajari
merupakan dasar utama pembelajaran.
Aplikasi metode pembelajaran inquiry
sangat beragam tergantung pada situasi
dan kondisi sekolah. Menurut Garton (2005)
pembelajaran dengan metode inkuiri
memiliki 5 komponen yang umum yaitu:
Question

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah


pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin
tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu
fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke
pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa.
Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti
atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh
siswa. Untuk menjawab pertanyaansiswa dituntut
untuk melakukan beberapa langkah seperti
evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari
pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di
dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau
dikonstruksi.
Student Engangement

Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa


merupakan suatu keharusan, sedangkan peran
guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan
secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada
kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir
bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat
dalam menciptakan sebuah produk yang
menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep
yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah
investigasi.
Cooperative Interaction

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja


berpasangan atau dalam kelompok, dan
mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam
hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi.
Jawaban dari permasalahan yang diajukan
guru dapat muncul dalam berbagai bentuk,
dan mungkin saja semua jawaban benar.
Performance Evaluation

Dalam menjawab permasalahan, biasanya


siswa diminta untuk membuat sebuah
produk yang dapat menggambarkan
pengetahuannya mengenai permasalahan
yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini
dapat berupa slide presentasi, grafik, poster,
karangan, dan lain-lain. Melalui produk-
produk ini guru melakukan evaluasi.
Variety of Resources

Siswa dapat menggunakan bermacam-


macam sumber belajar, misalnya buku teks,
website, televisi, video, poster, wawancara
dengan ahli, dan lain sebagainya. (Joko
Sutrisno, 2008: 3)
TERIMA KASIH

You might also like