Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok: 4 Kelas: 2G
1. Astri Nurmalasari 2109090042
2. Ria Rianti 2109090255
3. Rudi Hadisuwarno 2109090272
DOSEN PEMBIMBING
H. ABDURRACHMAN, M. Pd
NIP.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berisi tenteng penjelasan Demokrasi dan pelaksanaannya di
Indonesia, disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai arti istilah
dan sejarah demokrasi, contoh tindakan yang menentang demokrasi, dan
pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara
tersebut.
4
2.3 Contoh Tindakan yang Menentang Demokrasi
Salah satu contoh tindakan yang menentang demokrasi di Indonesia
adalah korupsi. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan
tata pemerintahan yang baik dengan cara menghancurkan proses formal.
Korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum. Korupsi di
pemerintahan publik menghasilkan ketidakseimbangan dalam pelayanan
masyarakat. Korupsi bisa menyebabkan sulitnya legitimasi pemerintahan dan
nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
Contoh lain tindakan yang menentang demokrasi adalah pemidanaan
salah satu jurnalis Ambon, Juhry Samanery yang dikeroyok oleh pegawai PN
Ambon karena meliput persidangan mantan wakil bupati Maluku Tenggara
Barat, Lukas Uwuratuw dalam kasus korupsi. Padahal proses persidangan
dinyatakan terbuka namun pada saat pengadilan berlangsung, para pekerja
media dihalang-halangi masuk oleh pegawai PN. Sehingga terjadi perdebatan
yang berakhir pemukulan. Pemidanaan juhry bukan sekedar tindakan melawan
hukum, lebih dari itu hal tersebut merupakan tindakan menentang hak
masyarakat atas kebebasan informasi, dan dengan demikian melawan
demokrasi.
5
politik mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Demokrasi
adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan gagasan dinamis yang
terkait erat dengan perubahan. Jika suatu negara mampu menerapkan
kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan dengan sempurna, maka negara
tersebut adalah negara yang sukses menjalankan sistem demokrasi.
Sebaliknya, jika suatu negara itu gagal menggunakan sistem pemerintahan
demokrasi, maka negara itu tidak layak disebut sebagai negara demokrasi.
Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem
pemerintahan yang demokrasi, kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga,
memperbaiki, dan melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada.
Demi tercapainya suatu kesejahteraan, tujuan dari cita-cita demokrasi yang
sesungguhnya akan mengangkat Indonesia kedalam suatu perubahan.
6
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara
absolut, pemerintah melakukan serangkaian kebijakan untuk menciptakan
pemerintahan demokratis. Kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Maklumat Pemerintah No. X Tanggal 16 Oktober 1945 tentang
Perubahan Fungsi KNIP menjadi Fungsi Parlemen.
2. Maklumat Pemerintah Tanggal 03 November 1945 mengenai
pembentukan Partai Politik.
3. Maklumat Pemerintah Tanggal 14 November 1945 mengenai
Perubahan dari Kabinet Presidensial ke Kabinet Parlementer.
7
Namun proses demokrasi masa itu telah dinilai gagal dalam
menjamin stabilitas politik, kelangsungan pemerintahan, dan
penciptaan kesejahteraan rakyat. Kegagalan praktik demokrasi liberal
tersebut disebabkan karena:
1. Dominannya politik aliran, artinya berbagai golongan politik dan
partai politik sangat mementingkan kelompok atau alirannya
sendiri daripada mengutamakan kepentingan bangsa.
2. Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
3. Tidak mempunyai para anggota konstituante bersidang dalam
menetapkan dasar negara sehingga keadaan menjadi berlarut-larut.
Hal ini menjadikan Presiden Soekarno segera mengeluarkan
Dekrit Presiden tanggal 05 Juli 1959 yang isinya:
1. Menetapkan pembubaran konstituante
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali sebagai konstitusi negara
dan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
8
3. Berkembangnya pengaruh PKI dan militer sebagai kekuatan sosial
politik di Indonesia.
Demokrasi terpimpin yang dijalankan oleh Presiden Soekarno
ternyata menyimpang dari prinsip-prinsip negara demokrasi.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian dan lemahnya peranan partai
politik
2. Peranan parlemen yang lemah
3. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih lemah
4. Terjadinya sentralisasi kekuasaan pada hubungan antara pusat dan
daerah
5. Terbatasnya kebebasan pers
Akhir dari demokrasi terpimpin memuncak dengan adanya
pemberontakan G30-S/PKI pada tanggal 30 September 1965.
Demokrasi terpimpin berakhir karena kegagalan Presiden Soekarno
dalam mempertahankan keseimbangan antara kekuatan yang ada
disisinya, yaitu PKI dan militer yang sama-sama berpengaruh. Saat itu
PKI ingin membentuk angkatan kelima, sedangkan militer tidak
menyetujui pembentukan tersebut. Akhir dari demokrasi terpimpin
ditandai dengan keluarnya Surat Perintah tanggal 11 Maret 1966 dari
Presiden Soekarno kepada Jendral Soeharto untuk mengatasi keadaan.
9
Pemerintahan orde baru diawali dengan keluarnya Surat Perintah
11 Maret sampai tahun 1968 dengan pengangkatan Jendral Soeharto
sebagai Presiden RI. Orde baru melanjutkan pembangunan demokrasi
berdasarkan pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. Semua lembaga
negara, seperti MPR dan DPR dibentuk. Orde baru juga berhasil
menyelenggarakan pemilihan umum secara periodik, yaitu pada tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Untuk berjalannya demokrasi,
pemerintah Orde Baru menyusun mekanisme kepemimpinan nasional lima
tahun yang merupakan serangkaian garis besar kegiatan kenegaraan yang
dirancang secara periodik selama masa lima tahun.
Dengan berjalannya mekanisme kepemimpinan nasional lima
tahun, pemerintahan orde baru berhasil menciptakan stabilitas politik dan
menyelenggarakan pembangunan nasional yang dimulai dengan adanya
pembangunan lima tahun (Pelita), yaitu Pelita I tahun 1973-1978 sampai
Pelita VI tahun 1993-1998. Keberhasilan tersabut ditandai dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya tingkat pendidikan
warga negara, pembangunan infrastruktur, berhasil menekan laju
pertumbuhan penduduk.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya pemerintahan Orde Baru
mengarah pada pemerintahan yang sentralistis. Demokrasi masa Orde
Baru bercirikan pada kuatnya kekuasaan Presiden dalam menopang dan
mengatur seluruh proses politik yang terjadi. Lembaga kepresidenan telah
menjadi pusat dari seluruh proses politik dan menjadi pembentuk dan
penentu agenda nasional, mengontrol kegitan politik dan pemberi legacies
bagi seluruh lembaga pemerintah dan negara. Akibatnya, secara subtantif
tidak ada perkembangan demokrasi justru penurunan derajat demokrasi.
Sejumlah indikator yang menyebabkan demokrasi tidak terjadi pada masa
Orde Baru yaitu:
1. Rotasi kekuasan eksekutif hamper dapat dikatakan tidak ada.
2. Rekvutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat Demokrasi
4. Pengakuan terhadap hak-hak dasar yang terbatas.
10
Orde Baru sesungguhnya telah mampu membangun stabilitas
pemerintahan dan kemajuan ekonomi. Namun, makin lama jauh dari
semangat demokrasi dan kontrol rakyat. Akibatnya, pemerintahan menjadi
korup, sewenang-wenang, dan akhirnya jatuh. Sebab-sebab kejatuhan
Orde Baru adalah:
1. Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi)
2. Terjadinya krisis politik
3. Tidak bersatunya lagi pilar-pilar pendukung Orde Baru (Menteri dan
TNI)
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto
untuk mundur dari jabatannya.
Dengan demikian, maka berakhirlah pemerintaha masa Orde Baru
dengan diumumkannya pengunduran diri Presiden Soeharto dari
kekuasaannya pada tanggal 21 Mei 1998.
11
1. Membentuk kabinet reformasi pembangunan
Dibentuk pada tanggal 22 Mei 1998, dengan jumlah menteri 16
orang yang merupakan perwakilan dari GOLKAR, PPP, PDI
2. Mengadakan reformasi pada bidang politik.
Habiebie berusaha menciptakan politik yang transparan,
mengadakan pemilu yang bebas, jujur, dan adil, membebaskan
tahanan politik, dan mencabut larangan berdirinya Serikat Buruh
Independen
3. Kebebasan menyampaikan pendapat
Kebebasan menyampaikan pendapat diberikan asal tetap
berpedoman pada aturan yang ada yaitu UU No. 9 Tahun 1998
tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
4. Reformasi dalam bidang hukum
Target reformasinya yaitu subtansi hukum, aparator penegak
hukum, yang bersih dan berwibawa, dan instansi peradilan yang
independen.
5. Mengatasi masalah dwifungsi ABRI
Keanggotaan ABRI dalam DPR/ MPR dikurangi bahkan pada
akhirnya ditiadakan.
6. Mengadakan sidang istimewa pada tanggal 10-13 November 1998
oleh MPR
7. Mengadakan pemilu tahun 1999
Pelaksanaan pemilu dilakukan dengan asas LUBER (langsung,
umum, bersih) dan JURDIL (jujur dan adil)
2. Abdurrahman Wahid
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh Abdurrahman Wahid
antara lain:
1. Meneruskan kehidupan demokrasi seperti pemerintahan
sebelumnya (memberikan kebebasan berpendapat di kalangan
masyarakat minoritas, kebebasan beragama, memperbolehkan
kembali penyelenggaraan budaya Tionghoa)
12
2. Merestrukturisasi lembaga pemerintahan seperti menghapus
departemen yang dianggapnya tidak efisien (menghilangkan
departemen penerangan dan sosial untuk mengurangi pengeluaran
anggaran, membentuk Dewan Keamanan Ekonomi Nasional).
3. Ingin memanfaatkan jabatan sebagai Panglima tertinggi dalam
militer dengan mencopot Kapolri yang tidak sejalan dengan
keinginan Gusdur.
13
8. Meningkatkan sektor pariwisata “Visit Indonesia 2008”
9. Pemberian bibit unggul pada petani
10. Pemberantasan korupsi melalui dengan dibentuknya KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di
Athena Kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu dan
definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan
perkembangan sistem “demokrasi” dibanyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah
kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Negara Indonesia menunjukkan sebuah Negara yang sukses menuju
demokrasi sebagai bukti yang nyata, dalam pemilihan langsung presiden dan
wakil presiden. Selain itu bebas menyelenggarakan kebebasan pers. Semua
warga negara bebas berbicara, mengeluarkan pendapat, mengkritik bahkan
mengawasi jalannya pemerintahan. Demokrasi memberikan kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat bahkan dalam memilih salah satu keyakinanpun
dibebaskan.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang meliputi: pada masa orde
lama, orde baru, masa reformasi yang terdiri dari: Reformasi pada masa B.J.
Habiebie, Megawati Soekarno Putri, Abdurrahman Wahid/Gusdur, hingga
presiden yang sekarang Susilo Bambang Yudhoyono.
3.2 Saran
Demokrasi adalah sebuah proses yang terus menerus merupakan
gagasan dinamis yang terkait erat dengan perubahan. Oleh karena itu, kita
15
sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem pemerintahan
demokrasi kita sudah sepatutnya untuk terus menjaga, memperbaiki, dan
melengkapi kualitas-kualitas demokrasi yang sudah ada. Demi terbentuknya
suatu sistem demokrasi yang utuh di dalam wadah pemerintahan bangsa
Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/sejarah-dan-perkembangan-
demokrasi.html
http://www.balagu.com/Hakim%20Tengku%20Oyong%20Dilaporkan%20ke%20
Dewan%20Pers
http://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi
17