Professional Documents
Culture Documents
Vaksinasi
Vaksin Ayam
Program vaksinasi
- Umur
- Jadwal
- Syarat
- Dosis
Learning objectif:
1. Bagaimanakan program vaksinasi pada broiler dan layer
2. Apa saja macam vaksin dan sediaan nya
3. Bagaimana monotoring dan evaluasi pemberian vaksin
4. Apa sajakah pertimbangan rute pemberian vaksin
Kusumaningsih et al. (2001) melaporkan terdapat delapan jenis vaksin yang sering
digunakan pada ayam petelur selama masa produksinya, yaitu vaksin newcastle disease
(ND), infectious bronchitis (IB), infectious bursal disease (IBD), snot (coryza), pox,
infectious laryngotracheitis (ILT), egg drop syndrome (EDS), dan swallon head syndrome
(SHS). Pada peternakan ayam petelur, rata-rata banyaknya vaksinasi (ulangan) untuk setiap
jenis vaksin dalam satu periode pemeliharaan adalah 12 kali untuk ND, 9,80 kali untuk IB,
2,60 kali untuk IBD, 2 kali untuk snot, serta masingmasing satu kali untuk pox, ILT, EDS,
dan SHS.
Untuk peternakan ayam potong, program vaksinasi selama masa pemeliharaan hanya
dilakukan terhadap ND dua kali dan masing-masing satu kali untuk IB dan IBD. Untuk ayam
buras, vaksinasi hanya dilakukan terhadap ND sebanyak 3 kali/ekor/tahun (Partadiredja
1999). Penggunaan vaksin marek tidak dimasukkan dalam perhitungan karena
pelaksanaannya langsung diberikan oleh perusahaan pembibitan
1
Program Vaksinasi Ayam Broiler
Umur Vaksinasi Jenis vaksin Cara
terhadap penyakit pemberian
3 hari Nd dan ib Aktif Tetes mata
7 hari Gumboro Aktif Tetes mata
14 hari Gumboro Aktif Air minum
18 hari Nd Aktif Air minum
(Risinglili, 2010).
Program Vaksinasi Ayam Petelur ( Layer )
Umur Vaksinasi Jenis vaksin Cara
terhadap penyakit pemberian
1 hari Ib Aktif (live) Tetes mata
(tm)
4 hari Nd dan Nd aktif dan Tm atau
gumboro gumboro aktif suntik
7 hari Gumboro Aktif Tm
18 hari Nd Aktif Air minum
21 hari Gumboro Aktif Air minum
30 hari Ib Aktif Air minum
35 hari Nd Aktif Air minum
6 minggu Ilt Aktif Air
minum/tm/th
7 minggu Snot Inaktif Suntik im
FOWL POX Aktif Tusuk sayap
8 minggu Nd Inaktif Suntik im
9 minggu Nd dan ib Aktif Air minum
12 minggu Ilt Aktif Air
minum/th/tm
14 minggu Nd dan ib Aktif Air minum
15 minggu Snot Inaktif Suntik im
16 minggu Nd, ib, eds-76 Inaktif Suntik im
20 minggu Nd dan ib Aktif Air minum
(Risinglili, 2010).
Catatan;
1. vaksinasi Marek’s disease dilakukan di Breeding farm
2. pada fase produksi beri ND aktif setiap 5-7 minggu
3. vaksinasi AI sesuai anjuran pabrik dan menyesuaikan dg vaksin lain.
2
Macam-macam Vaksin
Vaksin Gumoro Vaksinasi Gumoro dilakukan 2 kali melalui air minum dengan selang
10 hari dan pada vaksinasi kedua dilakukan vaksinasi ND-IB Live
melalui air minum pula.
Vaksin Cocci Melalui air minum dan ada juga yang menyemprotkannya ke pakan.
Vaksin ND Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes
mata, metode injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada.
Vaksin ND + IB Dengan tetes mata pada hari pertama diikuti dengan injeksi subcutan
Live pada hari kelima. Pengulangan berikutnya sangat sering terutama
setelah umur 20 minggu, vaksinasi ini dilakukan setiap 5 minggu
melalui air minum.
Vaksinasi triple Cara vaksinasi dilakukan dengan injeksi intramuskuler pada dada ayam
yaitu saat minggu ke 15 sebelum ayam masuk ke kandang baterai.
ND+IB+EDS
Vaksinasi Fowl Metode vaksinasi ini berbeda dengan yang lainnya yaitu dengan
Pox menusuk sayap ayam dengan menggunakan jarum khusus.
Vaksinasi ILT Dengan tetes mata, tetes hidung dan pemberian pada air minum.
(Sauvani, 2009).
Rute vaksinasi
3
1. Metode tetes mata
Metode tetes mata umumnya digunakan untuk vaksinasi ND+IB. Vaksin dengan
metode tetes mata pada anak ayam usia 3 hari. Karton atau doos yang digunakan untuk
pengemasan DOC dari breeder dapat digunakan untuk mengemas anak ayam sebelum
dilakukan vaksinasi dan pada saat vaksinasi, anak ayam tersebut diambil dari karton satu
persatu untuk dilakukan vaksinasi. Dengan demikian tidak ada anak ayam yang terlewati.
Vaksin ini berupa serbuk yang dikemas di dalam vial. Pada saat penggunaan, tutup
ampul dibuka dan dicampur dengan diluent khusus yang dapat dibeli bersamaan dengan
pembelian vaksin. Jangan langsung menuangkan seluruh diluent, cukup sebagian saja hingga
vaksin tersebut larut dan kemudian lakukan pembilasan beberapa kali dengan sisa diluent.
Botol diluent tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat penetes mata.
Anak ayam yang telah disiapkan sebelumnya, kami ambil seekor demi seekor dan kami
lakukan vaksinasi dengan meneteskan vaksin ke salah satu mata anak ayam tersebut. Pada
proses vaksinasi yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai vaksin tersebut habis terbuang
karena vaksin terus menerus menetes akibat cara memegang botol pelarut (yang digunakan
sebagai alat penetes) yang salah.
Kekurangannya yaitu lebih mahal dan memakan waktu lebih lama dari vaksinasi air.
Kelebihan vaksinasi ini adalah ketika vaksinasi air atau cocok dengan bersamaan vaksinasi
lain. Teknik ini dapat memastikan bahwa setiap burung menerima vaksin yang benar, sesuai
dosis.
4
Cara melarutkannya sangat mudah yaitu dengan memasukan vaksin ke aqua destilata
yang telah diukur jumlahnya, kemudian kocok dan bilas ampul vaksin beberapa kali dengan
aqua tersebut. Setelah semua siap, pasang selang pada botol aqua tersebut dengan
menancapkan ujung selang yang mempunyai jarum khusus dan ujung pada belahan yang lain
disambungkan pada stroker. Yang perlu diperhatikan pada pemasangan stroker adalah
penyesuaian dosis pada alat tersebut, jika hanya menginginkan hanya 0,3 ml saja yang kita
suntikan, maka alat tersebut juga harus kita set sehingga vaksin yang akan dikeluarkanpun
0,3 ml. Penyesuaian alat ini sangat mudah hanya dengan menyetel sekrup ulir pada ujung
alat.
Setelah semuanya siap, sekat kandang menjadi 2 bagian dengan menggunakan terpal.
Seluruh ayam dikumpulkan pada salah satu sisi kandang. Pegang 5 ekor ayam sekaligus pada
bagian kakinya dengan menggunakan satu tanggan dan usahakan agar dada ayam menghadap
ke atas untuk memudahkan penyuntikkan. Penyuntikkan dilakukan pada dada ayam dengan
hati-hati jangan sampai terlalu dekat dengan tulang dada dan jangan sampai tembus hingga
mengenai hati. Biasanya kami menyuntikkan stroker dengan jarak ± 0,5-1 cm dari tulang
dada dengan arah suntikkan lebih mendatar.
Kekurangan teknik ini adalah harus dilakukan sevara hati-hati. Bila dilakukan dengan
ceroboh mengakibatkan kegagalan dan akan berakibat fatal. Akibat fatal yang mungkin
terjadi antara lain ayam menjadi stress sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan, leher
terpuntir (tortikolis), terjadinya abses (kebengkakan) pada leher, terjadi infeksi bakteri secara
campuran dan ayam menjadi mengantuk kurang bergairah.
5
Vaksinasi melalui air minum misalnya vaksinasi IB yang dilakuakan pada ayam umur
35 hari dan 13 minggu. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memuasakan air
minum pada ayam yang akan divaksin. Caranya adalah ambil seluruh tempat minum 2 jam
sebelum melakukan vaksinasi.
Setelah 2 jam kemudian, campurkan vaksin pada air minum ayam. Jumlah air minum
yang dicampurkan jangan terlalu banyak, hanya cukup untuk jumlah ayam dalam kandang
tersebut namun harus habis dalam waktu 2 jam setelah pemberian. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kerusakan vaksin akibat hawa panas sehingga tidak akan ada gunanya lagi.
Pemberian vaksin ini dilakukan pada pagi hari. Pencampuran vaksin pada air minum
dilakukan pada tempat yang teduh dan pada saat membawa ke kandang pastikan agar air
minum tersebut tidak terpapar sinar matahari langsung atau suhu yang tinggi karena dapat
merusak vaksin.
4. Vaksinasi La sota
Vaksinasi ND juga dapat diberikan dengan teknik La Sota. Vaksinasi ini dilakukan
pada ayam umur 4 hari, 28 & 29 hari, hari ke 56 & 57, minggu ke 12 dan minggu ke 16.
Metode pemberian vaksinasi ND La Sota ini ada 2 macam yaitu melalui air minum dan
injeksi intramuskuler pada otot dada. Pemilihan hari ke 28 & 29 serta hari ke 56 & 57 hanya
untuk memastikan bahwa kekebalan yang terbentuk dapat sempurna. Namun tidak menutup
kemungkinan jika anda yang ingin mengadopsi program vaksinasi ini tidak memberikan
vaksinasi ND metode air minum namun cukup dengan melakukan injeksi intramuskuler otot
dada saja.
5. Vaksinasi spray
Vaksinasi cocci dilakukan dengan spray meskipun kebanyakan peternak tidak
melakukan vaksinasi ini. Vaksinasi kami lakukan pada anak ayam berumur 5 hari. Metode
pemberian vaksinasi yang kami lakukan adalah penyemprotan pada pakan. Seperti layaknya
memberikan vaksinasi melalui air minum, anak-anak ayam ini juga dipuasakan makan
terlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam sebelumnya.
Untuk persiapan vaksinasi, kami sediakan aqua destilata sebanyak 200 ml pada gelas
ukur dan diberikan stabilizer yang akan mencegah penggumpalan vaksin saat dicampur ke
dalam aqua. Jika stabilizer tersebut sudah tercampur dengan baik dan tidak terdapat
bongkahan yang tersisa, campur vaksin cocci tersebut dan diaduk kembali hingga semuanya
tercampur rata. Kemudian tambahkan aqua destilata hingga 500 ml, diaduk kembali dan
6
larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat penyemprot lalu disemprotkan secara merata ke
seluruh pakan yang terdapat dalam nampan pakan. Ulangi penyemprotan tersebut beberapa
kali pada nampan pakan yang sama hingga yakin benar bahwa seluruh pakan sudah terkena
vaksin cocci.
Nampan-nampan pakan tersebut diletakkan secara merata pada seluruh chickguard
sehingga anak-anak ayam tersebut tidak berebut makanan. Pemberian vaksin cocci pada
pakan ini kami lakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan seperti halnya vaksin
yang lain, vaksin ini juga tidak boleh terpapar oleh sinar matahari secara langsung.
Pada vaksinasi ND dan IB evaluasi yang penting adalah reaksi pernafasan ringan harus
terdeteksi pada 2 sampai 3 hari setelah vaksinasi dan harus berlangsung selama 5 sampai 7
hari. Reaksi ini bersifat self limiting. Jika reaksi tidak dapat dideteksi, ini perlu diselidiki,
sebagai stimulasi sedikit atau tidak ada kemungkinan sistem kekebalan tubuh terjadi. Reaksi
pernafasan ringan setelah vaksinasi adalah normal dan diperlukan untuk vaksin untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh.
Umumnya evaluasi dari pemberian vaksin dilakukan setelah satu periode pemeliharaan
ayam dengan mengukur titer antibodi. Bagain lain yang perlu diperhatikan ada lingkungan,
epidemiologi kelompok
Penyebab kegagalan vaksinasi :
- vaksin tidak disimpan atau dikelola dengan benar, virus akan tidak aktif dan dengan
demikian tidak akan mengulangi dan merangsang sistem kekebalan tubuh. Bila tidak ada
reaksi terdeteksi, disarankan untuk mengevaluasi prosedur vaksinasi dan tanggapan antibodi.
Vaksin aktif harus disimpan dalam suhu 2-8°C. Jaga kebekuannya (dalam kondisi beku
kering). Jangan membuka vial vaksin atau botol kemasan apabila belum siap benar akan
digunakan
- homogenasi vaksin kurang benar
- dosis kurang tepat
- terburu-buru saat vaksinasi
- Air yang digunakan terkontaminasi padahal untuk melarutkan vaksin harus bebas dari
desinfektan
(Butcher, et.,al, 2009).
7
Pertimbangan Rute Pemberian Vaksin
Pada peternakan komersial yang terpenting adalah biaya. Karena itu untuk memilih rute
pemberian vaksin dipilih yang efektifitasnya tinggi.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Program Vaksinasi Ayam Petelur ( Layer ) Dan Broiler. Terhubung Dengan
Http://Yudhiestar.Blogspot.Com/2010/01/Program-Vaksinasi-Ayam-Petelur-
Layer.Html